Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.

2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN


RAYA DITINJAU DARI TINGKAT BAKU MUTU KEBISINGAN
YANG DIIZINKAN
Meylinda Balirante
Lucia. I. R. Lefrandt, Meike Kumaat
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : meylindabalirante97@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan yang ditimbulkan pada bidang transportasi bukan hanya masalah kemacetan tetapi juga
masalah lingkungan seperti polusi suara atau kebisingan. Kebisingan dari jalan raya berasal dari
kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV) dan sepeda motor (MC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada ruas Jalan Sam
Ratulangi 6 dimana diruas jalan tersebut terdapat Sekolah Menengah Atas Rex Mundi, dengan
pengambilan data langsung di lapangan berupa data kebisingan serta beberapa variabel lalu lintas
lainnya seperti volume dan kecepatan kendaraan.
Dalam penelitian ini data di analisis dengan menggunakan rumus hitung leq serta dengan perhitungan
menggunakan metode CoRTN (Calculation of Road Traffic Noise). Pengukuran tingkat kebisingan
dilakukan selama 9 jam dari pukul 06.00 WITA sampai dengan pukul 15.00 WITA.
Hasil tingkat kebisingan yang diperoleh dengan menggunakan alat Sound Level Meter nilai leq yang
diperoleh paling tinggi sebesar 81.89 dB(A) pada hari Rabu 11 September 2019 pukul 13.00-14.00
WITA. Tingkat kebisingan dengan Metode CoRTN yang paling tinggi sebesar 66.39 dB(A) pada hari
Selasa 10 September 2019 pukul 14.00-15.00 WITA. Dengan nilai kebisingan tersebut hasil penelitian
menunjukkan bahwa ruas Jalan Sam Ratulangi 6 telah melebihi batas standar kebisingan yang diizinkan
menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan
yaitu hanya 55 dB(A) untuk kawasan persekolahan. Dari hasil penelitian ini perlu diadakan upaya
pengendalian tingkat kebisingan dengan melakukan penanaman tanaman-tanaman kecil diantara pohon-
pohon besar di pinggir jalan.
Kata Kunci: Kebisingan, Lalu lintas, Jalan Raya, CoRTN, SLM.

PENDAHULUAN manusia, yang dapat merusak pendengaran atau


kenyamanan manusia.
Latar Belakang Salah satu sektor lingkungan yang ikut
Perkembangan suatu kota dan pertumbuhan terkena dampak kebisingan yakni sekolah.
penduduk yang semakin cepat, telah membawa Masalah kebisingan karena lalu lintas yang
perubahan yang signifikan dalam berbagai padat di daerah perkotaan menyebabkan sulitnya
sistem aktifitas penduduk dalam daerah di untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang.
perkotaan. Salah satu sistem yang memiliki Akibatnya bangunan pendidikan yang
perubahan yang begitu cepat adalah sistem berdekatan dengan jalan raya yang sangat rawan
transportasi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh bising dapat mempengaruhi kegiatan belajar
semakin berkembangnya kegiatan sosial siswa di dalam ruang kelas. Dalam proses
ekonomi masyarakat (Kumaat, 2013). pembelajaran tentu dibutuhkan kondisi
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor lingkungan yang kondusif agar pembelajaran
menyebabkan bertambahnya tingkat kebisingan dapat berjalan dengan baik.
di jalan raya. Permasalahan yang ditimbulkan Berdasarkan uraian tersebut, maka
pada bidang transportasi bukan hanya masalah dipandang perlu untuk melakukan penghitungan
kemacetan tetapi juga masalah lingkungan tingkat kebisingan di Sekolah Menengah Atas
seperti polusi suara atau kebisingan. Kebisingan Rex Mundi yang terletak di Jalan Sam Ratulangi
adalah bentuk suara yang tidak diinginkan atau 6 sebuah jalan yang cukup padat dan berada di
bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat pusat Kota Manado, guna mengetahui apakah
dan waktunya. Suara tersebut tidak diinginkan tingkat kebisingan yang terjadi masih dapat
karena mengganggu pembicaraan dan telinga ditolerir atau sudah melampaui ambang batas.

249
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Rumusan Masalah 2. Memberikan gambaran besarnya volume


dan kecepatan lalu lintas yang melewati
Berdasarkan latar belakang yang telah jalan tesebut.
dipaparkan, maka pokok permasalahan pada 3. Sebagai sumber informasi bagi instansi
penelitian ini dapat dirumuskan: terkait dalam mengembangkan pencegahan
1. Berapa besar tingkat kebisingan yang dan penanggulangan dampak akibat
dihasilkan oleh lalu lintas di lokasi yang kebisingan transportasi.
diteliti?
LANDASAN TEORI
2. Bagaimanakah hasil analisa tingkat
kebisingan menggunakan alat dan dengan Bunyi
menggunakan Metode CoRTN jika ditinjau
dari Baku Mutu Tingkat kebisingan Perlu diketahui bahwa bunyi serupa dengan
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan suara. Dalam bahasa Inggris bunyi disebut
Hidup No. 48 tahun 1996? sound, sedangkan suara disebut voice. Dari
sudut bahasa, bunyi tidak sama dengan suara
Batasan Masalah oleh karena bunyi merupakan getaran yang
dihasilkan oleh benda mati sedangkan suara
1. Lokasi Penelitian berada pada Jalan Sam merupakan getaran (bunyi) yang keluar dari
Ratulangi 6, khususnya segmen jalan yang mulut atau yang dihasilkan oleh makhluk hidup.
berdekatan dengan Sekolah Rex Mundi Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang
Manado. merambat melalui medium. Medium
2. Variabel yang di gunakan: perambatan bunyi dapat melalui zat padat, cair
 Volume lalu lintas dan gas.
 Kecepatan arus lalu lintas
 Intensitas Kebisingan Satuan yang digunakan untuk menentukan
3. Pengambilan data dilakukan selama lima taraf intensitas bunyi adalah decibel dB(A) yang
hari yaitu hari Senin sampai dengan hari merupakan ukuran energi bunyi. Dimana
Jumat. decibel A merupakan ukuran tingkat tekanan
4. Pengambilan data dilakukan pada pukul suara yang dapat diterima oleh telinga manusia.
06.00-15.00 WITA mengacu pada saat jam Satuan decibel A merupakan bilangan
sekolah karena hanya pada waktu tersebut perbandingan bunyi yang paling rendah yang
suara bising dapat mengganggu siswa saat dapat didengar oleh rata-rata manusia.
belajar.
Karakteristik Kendaraan Bermotor
5. Metode yang digunakan adalah model
prediksi Calculation of Road Traffic Noise Menurut MKJI 1997, jenis kendaraan dibagi
(CoRTN). menjadi 3 golongan. Penggolongan jenis
6. Tidak memperhitungkan suara klakson dari kendaraan sebagai berikut:
kendaraan bermotor. 1. Kendaraan berat (HV)
Kendaraan berat adalah kendaraan bermotor
Tujuan Penelitian dengan lebih dari 4 roda meliputi bis, truk 2 as,
truk 3 as, dan truk kombinasi.
1. Menganalisa tingkat kebisingan dari suara 2. Kendaraan ringan (LV)
kendaraan yang melintasi Jalan Sam Kendaraan ringan adalah kendaraan bermotor
Ratulangi 6. ber as dua dengan empat roda dan dengan jarak
2. Meninjau hasil analisa tingkat kebisingan as 2,0-3,0 m. Kendaraan ini meliputi mobil
berdasarkan karakteristik tata guna lahan penumpang, microbus, pick up, dan truk kecil.
untuk Kawasan Persekolahan berdasarkan 3. Sepeda motor (MC)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda,
48 Tahun 1996. meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3.
4. Kendaraan tak bermotor (UM)
Manfaat Penelitian
Kendaraan dengan roda yang digerakkan
1. Mengetahui tingkat kebisingan lalu lintas oleh manusia atau hewan, meliputi sepeda,
kendaraan bermotor pada ruas jalan yang becak, kereta kuda, dan kereta dorong.
diteliti.

250
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Kebisingan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan


Kebisingan adalah bunyi yang dapat lingkungan (Kep.Men LH No.48 Tahun 1996).
mengganggu pendengaran manusia. Menurut Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi
Salter (dalam Fadilah T.,2016) jumlah sumber yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat
bunyi bertambah secara teratur di lingkungan dB. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
sekitar, dan ketika bunyi menjadi tidak Lingkungan Hidup Nomor
diinginkan maka bunyi ini disebut kebisingan. KEP.48/MENLH/11/1996, tanggal 25
Menurut Keputusan Menteri Negara November 1996 tentang baku tingkat kebisingan
Lingkungan Hidup no 48 tahun 1996 tentang Peruntukan Kawasan atau Lingkungan Kegiatan
Baku Tingkat Kebisingan yang terdapat dalam dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
pasal 1 ayat 1, 2, dan 3.
1.Kebisingan adalah bunyi yang tidak Tabel 1. Baku Mutu Kebisingan
diinginkan dari usaha atau kegiatandalam Peruntukan Tingkat
No Kawasan/Lingkungan Kebisingan
tingkat waktu tertentu yang dapat Kegiatan dB(A)
menimbulkan gangguan kesehatan manusia Perumahan dan
dan kenyamanan lingkungan. 1 55
Pemukiman
2.Tingkat kebisingan adalah ukuran energy 2 Perdagangan dan Jasa 70
bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel Perkantoran dan
yang disingkat dB. 3 65
Perdagangan
3.Baku Tingkat Kebisingan adalah batas 4 Ruang Terbuka Hijau 50
maksimal tingkat kebisingan yang 5 Industri 70
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari 6 Bandar Udara 75
usaha atau kegiatan sehingga tidak Pemerintahan dan Fasilitas
7 60
menimbulkan gangguan kesehatan manusia Umum
dan kenyamanan lingkungan. 8 Rekreasi 70
Rumah Sakit atau
9 55
Dampak Akibat dari Kebisingan Sejenisnya
Kebisingan adalah suara yang berlebihan 10 Sekolah atau Sejenisnya 55
yang tidak diinginkan dan sering disebut sebagai Tempat Ibadah atau
11 55
Sejenisnya
polusi tidak terlihat yang menyebabkan efek
fisik dan fisiologis pada manusia. Menurut
American Academy of Ophtalologis and Zona Kebisingan
Otolaryngology (dalam Arlan, 2011) Bunyi Menurut Peraturan menteri kesehatan
dengan intensitas berkisar antara 50-55 dB(A) No. 718 tahun 1987 dalam Sam F (2012)
disebut sebagai bunyi keributan yang dapat tentang kebisingan pada kesehatan dibagi
mengakibatkan gangguan pada tidur sehingga menjadi empat zona wilayah yaitu:
ketika bangun badan menjadi Lelah dan letih, 1.Zona A merupakan zona tempat
sedangkan bunyi dengan intensitas 90 dB(A) penelitian, rumah sakit, tempat perawatan
dapat mengganggu system saraf otonom. Bising kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingan
dengan intensitas 140 dB(A) dapat
yang dianjurkan berkisar 35-45 dB (A).
menyebabkan getaran-getaran di dalam kepala,
rasa sakit yang hebat pada telinga, gangguan 2.Zona B merupakan zona untuk
keseimbangan dan muntah-muntah. perumahan, tempat pendidikan, dan
Selain berdampak pada faktor kesehatan, rekreasi. Intensitas kebisingannya antara
kebisingan juga memberikan dampak secara 45-55 dB (A).
psikologis bagi individu yang terpapar. Dampak 3.Zona C antara lain zona untuk kegiatan
yang ditimbulkan antara lain berupa gangguan perkantoran, perdagangan, pasar. Dengan
emosional seperti kejengkelan dan kebingungan, kebisingan sekitar 50-60 dB (A).
kehilangan konsentrasi bekerja dan sebgainya. 4.Zona D untuk lingkungan industri, pabrik,
stasiun kereta api dan terminal bus.
Baku Mutu Tingkat Kebisingan Tingkat kebisingan berkisar 60-70 dB (A).
Baku mutu kebisingan adalah batas
maksimal tingkat Baku mutu kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha
atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan

251
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Penentuan Tingkat Kebisingan Dimana:


Pada penelitian ini perhitungan Leq = Equivalent Continuous Noise
kebisingan dapat dianalisis dengan distribusi Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung
frekuensi. Adapun komponen pada Setara ialah nilai tingkat kebisingan dari
distribusi frekuensi yaitu: kebisingan yang berubah ubah.
 Range n = Banyaknya data
Range (r) adalah jangkauan data yang Tn = Nilai Frekuensi
diperoleh untuk membatasi data-data yang Ln = Nilai Tengah
akan diolah. Adapun rumus range adalah
sebagai berikut: Model Perhitungan Calculation of Road
r = Max – Min (1) Traffic Noise
Dimana: Dalam Pedoman Konstruksi dan
r = Range Max = Nilai Maksimal Bangunan (Departemen Permukiman dan
Min = Nilai Minimal Prasarana Wilayah, 2004). Perhitungan
 Kelas tingkat kebisingan dasar sebagai berikut:
Menentukan banyaknya jumlah kelas dalam  Tingkat Kebisingan Dasar (Basic Noise
suatu distribusi data dapatditentukan dengan Level):
menggunakan persamaan: L10 = 42,2 + 10 log Q dB(A) (6)
k = 1 + 3,3 log (n) (2) Dimana:
Dimana: L10 = Tingkat kebisingan dasar untuk
k = Kelas n = Banyaknya data tiap 1 jam (dBA)
 Interval Kelas Q = volume lalu lintas (kendaraan/jam)
Interval kelas adalah interval yang diberikan
untuk menetapkan kelas-kelas dalam Berikut Persamaan yang digunakan untuk
distribusi, Banyaknya interval kelas dapat di koreksi yang dilakukan terhadap tingkat
analisis dengan menggunakan persamaan: kebisingan dasar:
i = r/k (3)  Koreksi Kecepatan Rata-Rata (V) dan
Dimana: Persentase Kendaraan Berat
i = Interval Kelas r = Range C1= 33 log(V+40+500/V) + 10
k = Kelas log(1+5p/V)-68,8 dB(A) (7)
 Nilai Tengah Kelas Dimana:
Nilai tengah kelas adalah nilai yang terdapat V = kecepatan rata – rata (km/jam)
di tengah interval kelas. Nilai tengah dapat P = persentase kendaraan berat (%)
dianalisis dengan menggunakan persamaan:
( ) ( ) ( )
(BB+BA)/2 (4) (8)
Dimana:
BB = Batas bawah kelas Dimana:
BA = Btasa atas kelas V=Kecepatan kendaraan
 Frekuensi gabungan(km/jam)
Dalam statistik, “frekuensi” mengandung VMc, VLv, VHv = Kecepatan rata- rata
pengertian: angka (bilangan) yang sepeda motor (MC), kendaraan ringan
menunjukkan seberapa kali suatu variable (LV) dankendaraan berat (HV)
(yang dilambangkan dengan angka-angka nMC, nLV, nHV = Jumlah sampel
itu) muncul dalam deretan angka tersebut. untuk sepeda motor (MC), kendaraan
Kemudian data tersebut diolah untuk ringan (LV) dankendaraan berat (HV)
mendapatkan data tingkat kebisingan PHV % = (QHV/Qtotal) x 100% (9)
equivalen dengan menggunakan rumus
berikut: Dimana:
Leq = 10 log 1/n∑Tn.100,1 Ln dB(A) (5) QHV = volume kendaraan berat
(kend/jam).

252
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

PHV = Persentase kendaraan berat  Koreksi Efek Pemantulan


Qtotal = volume total kendaraan (kend/jam) Faktor koreksi tingkat kebisingan
 Koreksi Gradien berdasarkan efek pemantulan disajikan
C2 = 0,3 G dB(A) (10) dalam Tabel 3
Dimana:
G = gradien jalan (%) Tabel 3. Faktor Koreksi Efek Pemantulan
 Koreksi permukaan jalan/perkerasan No Uraian
Koreksi
Faktor koreksi tingkat kebisingan dB(A)
berdasarkan jenis-jenis permukaan 1 Lapangan Terbang 0
perkerasan disajikan dalam Tabel 2. 1 Meter di depan
2 2.5
Gedung
Tabel 2. Koreksi Permukaan Perkerasan Terdapat dinding
Koreksi menerus
No Uraian 3 1
dB(A) disamping kiri dan
1 Chip Seal 3 kanan
Sumber: Departemen Pemukiman Dan
Beton Semen
2 1 Prasarana Wilayah,2004
Portlan
Beton Aspal Gradasi  Prediksi Kebisingan Dasar (Predicted
3 -1
Padat Noise Level):
Beton Aspal Gradasi PNL= BNL + C1 + C2 + C3 +C4 + C5 (13)
4 -5
Terbuka
Sumber: Departemen Pemukiman Dan
METODOLOGI PENELITIAN
Prasarana Wilayah,2004
Tahapan proses yang akan dilakukan dalam
 Koreksi Oleh Jarak dan Tinggi penelitian ini digambarkan dalam bagan alir
Penerimaan sebagai berikut:
C4 = -10 Log (d’/13.5) dB(A) (11)

Jarak atau d’ dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut:

Gambar 1. Cara Pengukuran Jarak (Lefrandt, n.d)


Gambar 2. Alur Kegiatan Pelaksanaan Metode
Penelitian
d  h 2  (d  3,5)2  2
1
(12)
Dimana:
HASIL DAN PEMBAHASAN
d’= panjang garis pandangan dari sumber
bunyi ke penerima (m) Karakteristik Jalan
h = tinggi penerimaan dari permukaan tanah Karakteristik jalan terdiri terdiri dari
(m) geometrik jalan dan tipe ruas jalan. Secara
d = Jarak yang diukur dari tepi luar jalan, umum karakteristik ruas jalan Sam Ratulangi 6
tergak lurus terhadap R (m). dapat dilihat pada Tabel.

253
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Karakteristik Jalan Sam Ratulangi 6 Hasil Survey volume kendaraan disajikan
pada Grafik 2. Dari grafik tersebut dapat dilihat
Lebar Panjang Tipe volume jam puncak (peak hour volume) terjadi
Nama Lebar
Trotoar Ruas Ruas
Jalan
Kiri Kanan
Jalan
Jalan Jalan
pada jam 13.00-14.00 WITA.
Sam
1.15 1
Ratulangi 2m 4.4 m 180 m
m lajur
6
Sumber: Penelitian 2019

Intensitas Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan
selama 9 jam menggunakan alat SLM mulai
pukul 06.00 WITA sampai pukul 15.00 WITA
dengan interval waktu 10 menit per jam dengan
waktu sampling tiap 5 detik, sehingga data
kebisingan yang didapatkan sebanyak 120 data Grafik 2. Volume Lalu Lintas
per jam. Grafik tingkat kebisingan dapat dilihat
pada Grafik 1.
Perhitungan Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan dihitung dengan cara
diambil satu sampel kendaraan di setiap interval
1 menit dengan jarak tempuh 50 meter. Hasil
perhitungan kecepatan rata–rata kendaraan
selama 9 jam pada Jl. Sam Ratulangi 6 dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 6. Data Kecepatan Rata-Rata Per Jam Pada Jl.


Sam Ratulangi 6
Grafik 1. Leq Kebisingan (Selasa 10 September 2019)
(Selasa 10 September 2019) Jarak Kecepatan Rata-Rata
Waktu
(m) (km/jam)
Perhitungan Volume Lalu Lintas 06.00-07.00 50 13.19
Data volume lalu lintas diperoleh dari 07.00-08.00 50 26.20
08.00-09.00 50 38.07
survey jumlah volume kendaraan yang melewati 09.00-10.00 50 26.09
titik pengamatan setiap periode 15 menit pada 10.00-11.00 50 28.91
pukul 06.00–15.00 WITA. Survey dilakukan 11.00-12.00 50 21.49
12.00-13.00 50 11.53
selama 5 hari di Jalan Sam Ratulangi 6. Dari 13.00-14.00 50 13.26
hasil perhitungan selama 9 jam diperoleh jenis 14.00-15.00 50 12.67
kendaraan sepeda motor yang paling banyak
melewati Jl. Sam Ratulangi 6 dengan jumlah Hasil perhitungan kecepatan rata-rata
3856 kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5. kendaraan per jam pada Jl. Sam Ratulangi 6
dapat dilihat pada Grafik 3.
Tabel 5. Volume Lalu Lintas Per Jam Pada Jl. Sam Ratulangi 6
(Selasa 10 September 2019)

Grafik 3. Kecepatan Kendaraan

254
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Analisa Tingkat Kebisingan dengan Metode Perbedaan tingkat kebisingan hasil


CoRTN pengukuran langsung dengan tingkat kebisingan
Model analisa tingkat kebisingan hasil prediksi dengan menggunakan metode
menggunakan metode Calculation of Road CoRTN dikarenakan oleh kemungkinan faktor
Traffic Noise (CoRTN) mempertimbangkan meteorologi yaitu kecepatan angin dan arah
beberapa faktor berpengaruh seperti volume angin yang dapat mempengaruhi faktor
kendaraan, kecepatan, gradien, jenis perkerasan, perambatan serta kemungkinan lain yang dapat
jarak dan tinggi penerima, dan kehadiran mempengaruhi proses pengambilan data dengan
bangunan. Selengkapnya dapat dilihat pada perhitungan langsung menggunakan Sound
lampiran Berikut merupakan tabel rekapitulasi Level Meter (SLM).
hasil analisa data pada Jl. Sam Ratulangi 6 Suara yang ditangkap oleh SLM bukan
berdasarkan metode CoRTN yang dapat dilihat hanya suara yang berasal dari kendaraan
pada tabel 7. bermotor, namun semua suara yang dapat
ditangkap oleh sensor pada SLM. Hal ini tentu
Tabel 7. Hasil Analisa Tingkat Kebisingan saja berbeda dengan model perhitungan CoRTN
dengan metode CoRTN yang hanya memprediksi suara yang berasal dari
(Selasa 10 September 2019) kendaraan bermotor, sehingga perbedaan tingkat
kebisingan dengan model perhitungan CoRTN
akan berbeda dengan hasil pengukuran langsung
dengan menggunakan SLM dikarenakan faktor
lapangan. Hasil perhitungan tingkat kebisingan
menggunakan sound level meter (SLM) dan
menggunakan metode CoRTN ditinjau
berdasarkan karakteristik tata guna lahan untuk
kawasan Persekolahan yang batas nilai tingkat
kebisingannya 55 dB(A) dapat dilihat pada
grafik 5.

Melihat tingkat kebisingan yang telah


terkoreksi dari baku mutu tingkat kebisingan
yang berlaku, tingkat kebisingan yang diperoleh
telah melebihi baku mutu. Adapun grafik
Predicted Noise Level dapat dilihat pada grafik
4.

Grafik 5. Perbandingan PNL dan leq Kebisingan


Terhadap Standar Baku Mutu (Selasa 10
September 2019)

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil analisis tingkat kebisingan di Jl.
Grafik 4. Predicted Noise Level Sam Ratulangi 6, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tingkat kebisingan dalam leq paling tinggi
Perbandingan Hasil Analisa Tingkat yang diperoleh sebesar 81.89 dB(A) pada
Kebisingan dan Analisa Tingkat Kebisingan hari Rabu 11 September 2019 pukul 13.00-
Metode CoRTN ditinjau berdasarkan Baku 14.00 WITA, sedangkan tingkat kebisingan
Mutu dengan Metode CoRTN yang diperoleh
paling tinggi sebesar 65.43 dB(A) pada hari

255
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.2 Februari 2020 (249-256) ISSN: 2337-6732

Selasa 10 September 2019 pukul 14.00-15.00


WITA dengan kecepatan rata-rata kendaraan DAFTAR PUSTAKA
12.67 km/jam. Dari penelitian ini dapat
diambil kesimpulan semakin besar volume Bang, K.L. 1997. Highway Capacity Manual
kendaraan, maka kecepatan kendaraan akan Project. Sweroad, Jakarta.
semakin rendah, sehingga menghasilkan
tingkat kebisingan yang tinggi. Departemen Permukiman dan Prasarana
2. Berdasarkan nilai kebisingan yang diperoleh, Wilayah. 2004. Prediksi Kebisingan
maka tingkat kebisingan lalu lintas Akibat Lalu Lintas.
kendaaraan pada Jalan Sam Ratulangi 6 telah Fadilah, T.N. 2016. Analisis Tingkat Kebisingan
melampaui standar baku mutu yang Simpang Empat Bersinyal Jalan Veteran
ditetapkan Menurut Keputusan Menteri Utara Makassar [Skripsi]. Universitas
Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun Hasanuddin, Makassar.
1996 yaitu sebesar 55 dB(A) untuk Kawasan
Persekolahan. Kumaat, M. 2013. Analisis Bangkitan dan
Tarikan Pergerakan Penduduk
Saran Berdasarkan Data Matriks Asal Tujuan
1. Kepada Pihak Sekolah Kota Manado. Tekno Sipil. 11(58): 9-13.
Agar Pihak Sekolah menutup jendela ruang
kelas yang berhadapan dengan jalan raya Lefrandt, L.I.R. (n.d). Analisis Tingkat
untuk mengurangi kebisingan dan Kebisingan Lalu Lintas Jalan.
memasang tanda larangan membunyikan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996.
klakson. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
2. Kepada Pemerintah Hidup Nomor: Kep-48/Menlh/11/1996
Pemerintah Kota Manado dapat menanam Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
pohon kecil diantara pohon besar, dengan
pola penanaman yang cukup rapat dan tinggi Sam, F. 2012. Studi Model Hubungan
akan efektif untuk mengurangi kebisingan. Karakteristik Lalu Lintas Dengan
3. Kepada Peneliti Selanjutnya Tingkat Kebisingan Kendaraan Pada
Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat Ruas Jalan Tol Ir. Sutami Makassar
menambah faktor-faktor yang dapat [Skripsi]. Universitas Hasanuddin
mempengaruhi tingkat kebisingan seperti Makassar.
penggunaan klakson mobil, dan hal-hal yang
dianggap mempengaruhi tingkat kebisingan.

256

Anda mungkin juga menyukai