Anda di halaman 1dari 9

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI

DI JALAN AHMAD YANI


KOTA SORONG

Rudini1) Hendrik Pristianto2)


1) Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
2) Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

ABSTRAK

Kebisingan merupakan polusi suara yang didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan dari jalan
raya berasal dari kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV) dan sepeda motor (MC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada ruas Jalan
Ahmad Yani dengan pengambilan data langsung di lapangan berupa data kebisingan serta
beberapa variabel lalu lintas lainnya seperti volume dan kecepatan kendaraan. Data di
analisis dengan menggunakan rumus hitung Leq serta dengan perhitungan secara empiric
dengan pendekatan rumus BNL untuk mendapatkan nilai kebisingan pada dua titik lokasi
yang ditinjau. Pengambilan data dilakukan siang dan malam sehingga diketahui tingkat
kebisingan pada malam hari yaitu 41,67%. kurang signifikan dibanding siang hari sebesar
58,33% dengan Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai kebisingan dalam Leq hitung
paling tinggi sebesar 68,12 dBA sedangkan dalam pendekatan rumus BNL nilai kebisingan
tertinggi yaitu 69,36 dBA. Dengan nilai kebisingan tersebut Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ruas Jalan Ahmad Yani dengan dua titik lokasi yang berbeda telah melebihi batas
standar kebisingan yang diijinkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No.48 tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan. Sehingga perlu di upayakan peredam
kebisingan (noise barrier) baik peredam kebisingan alami berupa penanaman pohon
maupun peredam kebisingan buatan.

Kata Kunci : Kebisingan, Decibel, Sound Level Meter, Noise Barrier, Lalu Lintas.
I. PENDAHULUAN 1. Mengukur tingkat kebisingan yang
1.1. Latar Belakang berasal dari suara kendaraan di Jalan
Ahmad Yani
Kecenderungan peningkatan jumlah 2. Dalam pembahasan penulis
kendaraan bermotor yang beroperasi, akan menggunakan Standar baku Mutu
menambah beban lalu lintas dan berdasarkan Keputusan Menteri Negara
menimbulkan berbagai permasalahan yang Lingkungan Hidup Kep-
dapat mengganggu sebagian besar 48/MENLH/11/1996,tanggal 25
masyarakat perkotaan. Sebagai salah satu Nopember 1996.
contohnya yaitu meningkatnya intensitas
polusi suara berupa kebisingan bagi 1.3. Tujuan Penelitian
lingkungan di sekitar jalan tersebut. Sumber Adapun tujuan dari penelitian ini
bising lalu lintas jalan diantaranya berasal adalah :
dari kendaraan bermotor baik roda dua, roda 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat
empat maupun kendaraan berat yang sumber kebisingan dari suara kendaraan yang
penyebab bisingnya antara lain dari bunyi melintasi Jalan Ahmad Yani Kota
klakson kendaraan, suara knalpot akibat Sorong
penekanan pedal gas secara berlebihan dan 2. Untuk mengetahui apakah tingkat
penggunaan knalpot racing, Tiap-tiap kebisingan pada ruas yang di tinjau telah
kendaraan menghasilkan kebisingan, namun memenuhi standar baku mutu
sumber dan besarnya dari kebisingan dapat berdasarkan Keputusan Menteri Negara
sangat bervariasi tergantung jenis kendaraan. Lingkungan Hidup Kep-
Sepanjang Jalan Ahmad Yani yang 48/MENLH/11/1996
menjadi objek penelitian merupakan ruas 3. Untuk mengetahui sumber kebisingan
jalan yang berdekatan dengan banyak sarana lalu lintas dari Jalan Ahmad Yani
umum, pemukiman penduduk, sarana
pendidikan dan kesehatan serta tempat II. LANDASAN TEORI
ibadah yang berhadapan langsung dengan
jalan. Jalan Ahmad Yani merupakan jalan Tentang Kebisingan
yang volume lalu lintasnya cukup padat juga
kecepatan kendaraan yang lumayan tinggi, Semua bunyi yang mengalihkan
terutama bila masuk saat-saat jam sibuk yang perhatian, menganggu, atau berbahaya bagi
memungkinkan terjadinya kenaikan kesehatan sehari-hari ( kerja, istirahat,
intensitas polusi suara. hiburan, atau belajar ) di anggap sebagai
Untuk itu berdasarkan latar belakang bising. ( Doelle L.L.,1993 )
masalah yang telah dijabarkan diatas maka Menurut Bridger, (dalam Yadat T.,2014)
penulis melakukan penelitian sebagai bahan kebisingan biasanya didefinisikan sebagai
Skripsi dengan Judul “Analisa Kebisingan suara atau suara pada amplitudo tertentu
Akibat Aktivitas Transportasi Di Jalan yang dapat menyebabkan kejengkelan atau
Ahmad Yani Kota Sorong”. mengganggu komunikasi. Suara dapat diukur
secara objektif sedangkan kebisingan
1.2. Batasan Masalah merupakan fenomena yang subjektif.
Dalam penyusunan Skripsi ini, terdapat Menurut Keputusan Menteri Negara
batasan ruang lingkup pembahasan agar tidak Lingkungan Hidup No. KEP-
menyimpang dari permasalahan dan mudah 48/MENLH/11/1996 definisi bising adalah
dimengerti. Sesuai judul yang di kemukakan, bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
maka pembahasan dalam studi analisa ini kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu
adalah sebagai berikut : yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan lingkungan. 1. Bising interior, sumber bising yang
Menurut menteri kesehatan Republik paling sering dibuat oleh manusia, alat-
Indonesia bahwa bising adalah semua suara alat rumah tangga atau mesin-mesin
yang tidak dikehen daki yang bersumber dari gedung.
alat-alat produksi dan atau alat-alat kerja 2. Bising luar (outdoor),berasal dari lalu
yang pada tingkat tertentu dapat lintas, transportasi, industri, alat-alat
menimbulkan gangguan pendengaran. mekanis yang terlihat dalam gedung,
Kebisingan adalah semua bunyi atau suara tempat pembangunan gedung-gedung,
yang tidak dikehendaki yang dapat perbaikan jalan, kegiatan olahraga dan
mengganggu kesehatan dan keselamatan. lain-lan di luar gedung. Bising
Satuan dari kebisingan adalah decibell (dB). transportasi termasuk kendaraan
Tabel 1. Kriteria Batas Kebisingan menurut transportasi darat seperti truk, bus,
KEP.48/MENLH/II/1996 mobil dan sepeda motor.
Tingkat
No Peruntukan Kebisingan Zona Kebisingan
(dB)
1. Perumahan dan 55 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
2. Pemukiman 70 Republik Indonesia No.
3. Perdagangan 65
718/Men/Kes/Per/XI/1987, tentang
4. Perkantoran 50
5. Ruang terbuka hijau 70
kebisingan yang berhubungan dengan
6. Industri 60 kesehatan dibagi dalam 4 zona sebagai
7. Pemerintahan 70 berikut :
8. Rekreasi 55 Tabel 2. Pembagian Zona Bising Oleh
9. Rumah Sakit 55 Menteri Kesehatan
10. Sekolah 55 Tingkat
Tempat Ibadah No Zona Kebisingan yang
Sumber : Kep. Menteri Negara Lingkungan dianjurkan
Hidup,1996 1 A 35 – 45 dB
Nilai Leq yang dihitung dibandingkan 2 B 45 – 55 dB
dengan nilai baku tingkat kebisingan yang 3 C 50 – 60 dB
ditetapkan dengan toleransi + 3 dB (A). 4 D 60 – 70 dB
Sumber : (Sam F.,2012)
Sifat dan Sumber Kebisingan
Keterangan :
A. Sifat Bising
Zona A : Tempat penelitian, rumah sakit,
Menurut Goembira, (dalam
tempat perawatan kesehatan ,dsb;
Yadat T.,2014) Sifat dari kebisingan
Zona B : Perumahan, tempat pendidikan,
antara lain :
rekreasi, dan sejenisnya;
1. Kadarnya berbeda.
Zona C : Perkantoran, Perdagangan, Pasar,
2. Jumlah tingkat bising bertambah, maka
dan sejenisnya;
gangguan akan bertambah pula.
Zona D : Industri, Pabrik, Stasiun Kereta
3. Bising perlu dikendalikan karena
Api, Terminal Bis, dan
sifatnya mengganggu.
sejenisnya;
B. Sumber Bising
Kebisingan Kendaraan Bermotor
Menurut Doelle, (2013) sumber bising
Menurut White dan Walker, (dalam
utama dalam pengendalian bising
Leonard F.,2014) kebisingan oleh kendaraan
lingkungan dapat di klasifikasikan
bermotor berasal dari beberapa sumber, yaitu
dalam 2 kelompok,yaitu :
mesin, transmisi, rem, klakson, knalpot dan Volume dihitung dengan menggunakan
gesekan roda dengan jalan. rumus sebagai berikut : (Yusniar W. O.,
Kebisingan akibat gesekan roda dengan 2014)
jalan tergantung pada beberapa faktor, jenis Q total kendaraan = nLV + nHV + nMC ...(1)
ban, kecepatan kendaraan, kondisi
permukaan jalan, dan kemiringan jalan. PJenis Kendaraan
Kecepatan kendaraan mempengaruhi 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
( LV,HV,MC) = x 100% ...(2)
kebisingan yang dimunculkan akibat gesekan 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑛𝑑 /𝐽𝑎𝑚

ban kendaraan dengan permukaan jalan,


seperti jalan yang tidak halus dan basah, akan Kecepatan dihitung menggunakan dengan
menimbulkan kebisingan yang lebih tinggi menggunakan rumus sebagai berikut :
akibat terjadinya gesekan yang lebih hebat 𝜇 3.6 𝑥 𝑛 𝑥 𝑑
(3)
antara ban dengan permukaan jalan. 𝑠= 𝑛 𝑡
𝑙=1 𝑖

Karakteristik Kendaraan Bermotor V


V LV  nLV  V HV  nHV  V MC  nMC 
(4)
a) Kendaraan berat (HV) nLV  nHV  nMC
Kendaraan berat adalah kendaraan Dimana :
bermotor dengan lebih dari 4 roda Q = Volume Lalu Lintas
meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk P = Persentasi (%)
kombinasi µs = Kecepatan ruang tiap jenis
b) Kendaraan ringan (LV) kendaraan (km/jam)
Kendaraan ringan adalah kendaraan n = Jumlah Kendaraan (kend/jam)
bermotor ber as dua dengan empat roda d = Jarak (m)
dan dengan jarak as 2,0-3,0 m. 3.6 = Konversi satuan ( jarak/waktu)
Kendaraan ini meliputi mobil (km/jam)
penumpang, microbus, pick up, dan truk 𝑡𝑖 = Jarak Tempuh (detik)
kecil. V = Kecepatan rata-rata kendaraan
c) Sepeda motor (MC) (km/jam)
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3
roda, meliputi sepeda motor dan
kendaraan roda 3. Perhitungan Leq Kebisingan
d) Kendaraan tak bermotor (UM) Pengambilan data kebisingan pada cara
Kendaraan dengan roda yang digerakkan sederhana dilakukan oleh 2 orang dengan
oleh manusia atau hewan, meliputi sebuah Sound Level Meter biasa diukur
sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta tingkat tekanan bunyi sesaat dB (A) selama
dorong. 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan
dilakukan setiap 5 detik Leq (10 menit) yang
Hubungan Volume Lalu Lintas – mewakili interval waktu tertentu, sehingga
Kebisingan didapat 120 data. Kemudian data tersebut
Volume lalu lintas (Q) terhadap diolah untuk mendapatkan data tingkat
kebisingan sangat berpengaruh, hal ini bisa di kebisingan equivalen dengan menggunakan
pahami karena tingkat kebisingan lalu lintas rumus berikut :
merupakan harga total dari beberapa tingkat 1 n  Li

kebisingan dimana masing-masing jenis Leq 10 log  i 1  t i 10  (5)
10

kendaraan mempunyai tingkat kebisingan T  


yang berbeda-beda. Dimana :
Leq = Nilai kebisingan equivalen
T = Total periode waktu pencatatan Yohan. Seksi jalan yang dipakai survai
(600 detik) adalah sepanjang ±600 meter.
n = Banyaknya pencatatan data
(120 data)
ti = Periode waktu pencatatan (5 detik)
Li = Nilai hasil pembacaan
Rumus di atas dapat disederhanakan menjadi:
 1 n  Li 
Leq 10 loq  i 1 10 10  (6)
 N  
Dimana :
N = Banyaknya data (600 detik/ 5 detik)

Leq adalah tingkat kebisingan equivalen


yang menunjukan suatu nilai yang
memperhitungkan intensitas suara total
selama periode waktu tertentu dari tingkat
suara yang berbeda-beda dari waktu ke
waktu, tingkat kebisingan equivalen atau Leq
adalah skala logaritmik yang nilai-nilainya
dalam satuan desibel (dB) yang tidak dapat
ditambahkan langsung. Gambar 1. Peta Lokasi Jalan Ahmad Yani
Basic Noise Level (BNL) adalah Sumber : (google maps)
mengukur tingkat kebisingan puncak pada
suatu lokasi yang penjumlahan dan besaran b. Waktu Penelitian
nilai kebisingan di pengaruhi oleh volume Waktu penelitian dilakukan selama 2
total kendaraan (Q). minggu. Pelaksanaan survei untuk
Menurut Murwono, (dalam Yusniar W. pengumpulan data adalah pada hari Senin-
O.,2014) Perhitungan tingkat kebisingan Sabtu. Penelitian dilakukan pada jam-jam
secara empirical adalah sebagai berikut : sibuk dimulai dari pukul 07.00- 20.00 WIT.
Kebisingan Basic Noise Level (BNL) :
L10 = 42,2 + 10 log Q (7) Tahapan Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Keterangan : Jenis data yang digunakan dalam
L10 = Tingkat kebisingan dasar untuk penelitian ini adalah data primer.
tiap 1 jam (dBA) Adapun data primer yang didapat dalam
Q = Arus lalu lintas (kend/jam) penelitian ini berupa observasi dan
dokumentasi.
b. Metode Pengambilan Data
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan
pengamatan langsung dilapangan
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian menggunakan alat pengukur kebisingan
Sound Level Meter (SLM). Proses
a. Lokasi Penelitian
pengukuran dapat dilihat di bawah ini :
Dalam penelitian ini dipilih ruas jalan
sesuai fungsi jalan yakni jalan arteri. Lokasi
1) Meletakkan alat yang telah dipasangkan
penelitian terletak sepanjang Jalan Ahmad
pada tripod dengan jarak 5m dari tepi
Yani dari arah Kantor Telkom sampai Depan
jalan.
2) Alat di pasangkan pada tripod dan di IV. PEMBAHASAN
tempatkan pada posisi 1,2 meter dari atas Analisa Data Kebisingan
permukaan tanah.
3) Pengukuran dilakukan selama 10 Pengambilan data dilakukan selama 8
(sepuluh) menit pada masing-masing jam pada jam-jam sibuk mulai dari pukul
interval dan pembacaan di lakukan setiap 07.00 WIT sampai 20.00 WIT. Pengambilan
5 (lima) detik. data dilakukan selama 2 (dua) minggu yaitu
4) Obyek penelitian di ambil dari dua titik pada tanggal 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19
yang menjadi sampel,sebagai berikut : ,20, 21, 22, dan 23 Januari 2016. Dalam 1
a. Depan Kantor Telkom, lokasi titik jam didapatkan 120 data kebisingan dan
penelitian L1. dalam 1 hari (hitungan 8 jam pengambilan
b. Jalan Sekitar Supermarket Yohan, lokasi data) didapatkan 960 data kebisingan.
titik penelitian L2. Pengambilan data dilakukan pada sisi kiri
dan kanan jalan dengan hasil rata-rata di
Data Volume Lalu Lintas masukkan kedalam rumus untuk mencari
Pengumpulan data volume lalu lintas nilai kebisingan ekuivalen dan rumus Basic
atau banyaknya kendaraan yang lewat pada Noise Level (BNL) untuk mengukur tingkat
suatu garis pengamatan dilakukan dengan kebisingan puncak yang dipengaruhi oleh
cara manual yaitu dengan alat hitung manual volume kendaraan pada ruas Jalan Ahmad
(counter). Setiap kendaraan yang lewat pada Yani.
garis pengamatan di hitung dengan alat ini.
Perhitungan Volume Kendaraan
Hitungan di ambil untuk setiap interval
Dari hasil penelitian data volume
waktu 10 menit. Di gunakan tiga buah alat
kendaraan, puncak jumlah kendaraan
hitung manual per arah masing-masing untuk
tertinggi yang melintas di area Jalan Ahmad
menghitung tiap jenis kendaraan yang di
Yani dapat dilihat pada tabel berikut.
amati yaitu kendaraan sepeda motor atau
Tabel 3. Puncak Hasil
roda dua (MC), kendaraan ringan (LV), dan
PerhitunganVolume KendaraanTertinggi
kendaraan berat (HV).
Waktu Q Total
Perhitungan Kecepatan Rata-Rata
Kendaraan LV(%) HV(%) MC(%)
Pelaksanaan survei dilakukan secara Tgl Jam
manual, yaitu kecepatan dihitung (per-jam)
berdasarkan waktu tempuh pada jarak 11-Jan 12.00-12.10 480 25,21 3,75 71,04
tertentu. Alat yang di gunakan adalah 12-Jan 16.00-16.10 462 33,55 3,46 62,99
stopwach dan radio HT. Pengambilan data 13-Jan 13.00-13.10 452 28,32 4,42 67,26
kecepatan dilakukan oleh 2 orang yang 14-Jan 20.00-20.10 520 25,96 0,77 73,27
masing-masing akan berada pada kedua titik 15-Jan 12.00-12.10 521 24,57 3,07 72,36
sampel. Orang pertama memegang stopwach
16-Jan 07.00-07.10 478 24,69 2,51 72,80
untuk mengukur waktu tempuh kendaraan
18-Jan 16.00-16.10 478 22,18 3,77 74,06
yang melintas dari titik 0 sampai titik 50
meter . 19-Jan 17.00-17.10 444 25,45 2,70 71,85
Orang pertama memberi aba-aba saat 20-Jan 20.00-20.10 457 26,04 1,09 72,87
kendaraan mulai melintas berjalan dari titik 0 21-Jan 19.00-19.10 466 26,39 0,86 72,75
, dan orang kedua pada titik 50 m memberi 22-Jan 20.00-20.10 470 23,40 0,85 75,74
aba-aba saat kendaraan telah melewati titik 23-Jan 20.00-20.10 514 25,68 1,75 72,57
50 meter. Kemudian data tersebut di konversi Sumber : Data Lapangan
ke satuan km/jam. Hasil perhitungan Volume kendaraan
berdasarkan waktu dilakukan di 2 lokasi
berbeda selama 12 hari,dilihat pada Tabel.3. 19-Jan 19.00-19.10 50 38,14
bahwa tingkat Volume Kendaraan yang 20-Jan 16.00-16.10 50 34,97
paling tinggi terjadi pada hari Jumat tanggal 21-Jan 08.00-08.10 50 39,71
15 Januari 2016 pukul 12.00-12.10. 22-Jan 19.00-19.10 50 38,27
23-Jan 12.00-12.10 50 37,30
Hitungan volume kendaraan pada Tabel 3.
Kolom 5: 6-Feb 12.00-12.10 50 53.51
Sumber : Data Lapangan
Qtotal kendaraan per-jam = 𝐿𝑉 + 𝐻𝑉 + 𝑀𝐶= 521 kend/ jam Hasil perhitungan kecepatan kendaraan
𝐿𝑉
berdasarkan waktu dilakukan di 2 lokasi
PLV = 𝑥 100% = 24,56 %
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑘𝑒𝑛𝑑 /𝑗𝑎𝑚 berbeda selama 12 hari,dilihat pada Tabel.4.
𝐻𝑉
bahwa tingkat kecepatan Kendaraan yang
PHV = 𝑥 100% = 3,07 %
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑘𝑒𝑛𝑑 /𝑗𝑎𝑚 paling tinggi terjadi pada hari Kamis tanggal
𝑀𝐶
14 Januari 2016 pukul 19.00-19.10.
PMC = 𝑥 100% = 72,36 %
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑘𝑒𝑛𝑑 /𝑗𝑎𝑚

- Hitungan kecepatan ruang tiap jenis pada


Tabel 4 kolom 4:
Perhitungan Kecepatan Rata-Rata Interval Waktu 19.00-19.10 (persamaan 3)
Kendaraan Kendaraan Ringan ( LV )
3,6 𝑥 𝑛 𝑥 𝑑 3,6 𝑥 10 𝑥 50
Data kecepatan yang didapatkan 𝜇s = 𝑛 𝑡 = = 42,76 km/jam
𝑙=1 𝑖 10 𝑥 5,29
dilapangan setelah pengamatan selama Kendaraan Berat ( HV )
periode waktu 10 menit di analisis sehingga 3,6 𝑥 𝑛 𝑥 𝑑 3,6 𝑥 5 𝑥 50
didapat kecepatan dari masing-masing 𝜇s = 𝑛 = = 42,06 km/jam
𝑙=1 𝑡 𝑖 5 𝑥 5,56
kendaraan bermotor serta kecepatan rata-rata Sepeda Motor (MC)
kendaraan yang melintas pada ruas Jalan 𝜇s =
3,6 𝑥 𝑛 𝑥 𝑑
=
3,6 𝑥 20 𝑥 50
= 63,72 km/jam
𝑛 𝑡 20 𝑥 3,51
Ahmad Yani. Perhitungan kecepatan ruang 𝑙=1 𝑖

tiap jenis dilakukan dengan catatan bahwa


angka 50 m adalah jarak tempuh kendaraan - Hitungan kecepatan rata-rata kendaraan
(d) yang di survei,(ti) adalah waktu yang di pada Tabel.4 kolom 4:
butuhkan untuk melintasi jarak 50 m dalam
Interval Waktu 19.00-19.10 (persamaan 4)
detik, sedangkan nilai (n) adalah jumlah dari
V
VLV . nLV   VHV. nHV   VMC. nMC
banyaknya kendaraan dalam perhitungan
nLV  nHV  nMC
volume kendaraan. Dari data yang
didapatkan kemudian di konversi nilai satuan 𝑉=
42,76 𝑥 10 + 42,06 𝑥 5 + (63,72 𝑥 20)
= 58,43 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 + 5 + 20
m/dtk menjadi km/jam.

Tabel 4. Puncak Hasil Perhitungan


Kecepatan KendaraanTertinggi Perhitungan Tingkat Kebisingan
Waktu Jarak V Rata-Rata Dari hasil penelitian tingkat kebisingan
Tgl Jam (m) (km/jam) kendaraan, puncak tingkat kebisingan
11-Jan 13.00-13.10 50 40,35 kendaraan tertinggi yang melintas di area
12-Jan 08.00-08.10 50 49,47 Jalan Ahmad Yani dapat dilihat pada tabel
13-Jan 20.00-20.10 50 52,03 berikut.
14-Jan 19.00-19.10 50 58,43
15-Jan 08.00-08.10 50 49,40
16-Jan 07.00-07.10 50 50,23
18-Jan 19.00-19.10 50 39,04
Tabel 5. Puncak Hasil Perhitungan Tingkat dan 41,67% terjadi pada malam hari.Tingkat
Kebisingan KendaraanTertinggi kebisingan dalam Leq hitung paling tinggi
Waktu Leq Hitung yang terjadi di ruas Jalan Ahmad Yani
Tgl Jam (dbA) sebesar 68,12 dBA yang terjadi pada Lokasi
2 (dua) pada hari Sabtu 16 Januari 2016
11-Jan 13.00-13.10 68,36
pukul 17.00-17.10. Sedangkan yang paling
12-Jan 12.00-12.10 65,28 rendah yaitu sebesar 62,43 dBA yang terjadi
13-Jan 19.00-19.10 64,78 pada Lokasi 1 (satu) pada hari Jumat 22
14-Jan 19.00-19.10 65,22 Januari 2016 pada pukul 08.00-08.10.Tingkat
15-Jan 20.00-20.10 65,23 kebisingan dalam perhitunngan dengan
16-Jan 17.00-17.10 68,13
pendekatan rumus BNL yang paling tinggi
terjadi di ruas Jalan Ahmad Yani sebesar
18-Jan 13.00-13.10 66,50
69,36 dBA yang terjadi pada Lokasi 1 (satu)
19-Jan 20.00-20.10 64,93 pada hari Jumat 15 Januari 2016 pukul
20-Jan 19.00-19.10 64,68 12.00-12.10. Sedangkan yang paling rendah
21-Jan 07.00-07.10 65,82 yaitu sebesar 66,77 dBA yang terjadi pada
22-Jan 17.00-17.10 65,77 lokasi 2 (dua) pada hari kamis 14 Januari
23-Jan 2016 pukul 08.00-08.10.Dari hasil penelitian
20.00-20.10 65,37
Sumber : Data Lapangan
menyeluruh menunjukkan bahwa tingkat
Hasil perhitungan tingkat kebisingan kebisingan pada ruas Jalan Ahmad Yani
kendaraan berdasarkan dilakukan di 2 lokasi dengan 2 (dua) titik lokasi yang berbeda telah
berbeda selama 12 hari,dilihat pada Tabel.5. melampaui baku mutu tingkat kebisingan
bahwa tingkat kebisingan Kendaraan yang dengan rentang tingkat kebisingan di
paling tinggi terjadi pada hari senin tanggal lapangan antara 60-80 dBA.
11 Januari 2016 pukul 13.00-13.10. Menurut Keputusan Menteri Negara
- Hitungan nilai Leq pada Tabel.5. kolom 1 : Lingkungan Hidup No. KEP-
48/MENLH/11/1996 tingkat kebisingan
1 70 .36 1 80 .81 1 79.83 untuk kawasan untuk pemukiman dan
𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 𝑥10 10 + 𝑥10 10 + 𝑥10 10
120
1
120
80.39 1
120
81.96
perumahan, rumah sakit, tempat ibadah dan
+ 𝑥10 10 + 𝑥10 10 sarana pendidikan yaitu sebesar 58 dBA ( 55
120 120
1 79.28 1 80.60
+ 𝑥10 10 + 𝑥10 10 dBA + toleransi 3 dBA).
120 120
1 74.69 1 77.67
+ 𝑥10 10 + 𝑥10 10
120 120
+
1 75.48
𝑥10 10 = 68,36 𝑑𝐵𝐴
V. PENUTUP
120 Kesimpulan
- Hitungan BNL pada Tabel.4. Kolom 7: Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini
𝐿𝑒𝑞 = 42.2 + 10 log Qtotal kendaraan diantaranya :
= 42.2 + 10 log (432) 1. Tingkat kebisingan dalam Leq hitung
= 68,55 dBA paling tinggi yang terjadi di ruas Jalan
Ahmad Yani sebesar 68,12 dBA yang
Hasil Penelitian Tingkat Kebisinngan dan terjadi pada Lokasi 2 (dua) pada hari
perbandingannya dengan Standar Baku Mutu Sabtu 16 Januari 2016 pukul 17.00-
menurut KepMen No.48/MENLH/11/1996 17.10.Tingkat kebisingan dalam
Penelitian dilakukan selama 12 hari, perhitunngan dengan pendekatan rumus
dengan nilai tertinggi selama 7 hari untuk BNL yang paling tinggi terjadi di ruas
waktu siang dan tertinggi 5 hari untuk waktu Jalan Ahmad Yani sebesar 69,36 dBA
malam. Hal ini menunjukkan bahwa 58,33 % yang terjadi pada Lokasi 1 (satu) pada hari
polusi suara yang dihasilkan pada ruas Jalan Jumat 15 Januari 2016 pukul 12.00-12.10
Ahmad Yani terjadi pada waktu siang hari Dengan nilai kebisingan yang demikian
maka ruas Jalan Ahmad Yani termasuk Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di
dalam Zona D yaitu zona untuk Tempat Kerja.
lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta
Doelle L.L. (1993). Akustik Lingkungan (Lea
api dan terminal bus yang tingkat Prasetio). Jakarta : Penerbit
kebisingannya berkisar 60-70 dB. Erlangga.
2. Berdasarkan nilai kebisingan yang
diperoleh ,maka tingkat kebisingan lalu Leonard F., (2014). Analisa Tingkat Kekuatan
lintas kendaaraan pada Jalan Ahmad Yani Bunyi Klakson Kendaraan Ringan
dengan 2 (dua) titik lokasi berbeda telah (Angkutan Umum Pete-Pete) di Kota
melampaui standar baku mutu yang di Makassar, Universitas Hasanuddin
tetapkan Menurut Keputusan Menteri Makassar, Makassar
Negara Lingkungan Hidup No. KEP- Ramli M.I., Hustim M., Ariani U.,(n.d) Analisis
48/MENLH/11/1996 untuk kawasan Tingkat Kebisingan Pada Kawasan
perumahan, rumah sakit, tempat ibadah Perbelanjaan (Mall) di Kota
dan sarana pendidikan. Makassar dan Dampaknya
3. Faktor penyebab kebisingan lalu lintas Terhadap Lingkungan. Jurnal,
dari Jalan Ahmad Yani bersumber dari Universitas Hasanuddin : Makassar.
kondisi jalan yang terdapat tanjakan, suara
Sam F. (2012). Studi Model Hubungan
klakson angkutan umum, laju kendaraan, Karakteristik Lalu Lintaas Dengan
serta komposisi kendaraan seperti knalpot Tingkat Kebisingan Kendaraan
racing , pembakaran mesin, pergesekan Pada Ruas Jalan Tol Ir.Sutami
ban, dan suara rem angin. Makassar. Universitas Hasanuddin
Makassar
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, perlu Syaiful (n.d.) Studi Kasus Tentang Lalu Lintas
adanya perhitungan tentang peredam Kendaraan Bermotor Hubungannya
dengan Geometri Jalan Akibat
bunyi (noise barrier) terhadap tingkat
Suara yang Ditimbulkannya di Kota
kebisingan yang terjadi pada lingkungan Besar Pulau Jawa, Universitas
ruas jalan yang akan di tinjau. Brawijaya Malang, Malang
2. Perlu adanya sosialisasi terhadap
masyarakat yang tinggal disekitar jalan Yadat T., (2014) Studi Power Level Kebisingan
raya yang tingkat kebisingannya tinggi Kendaraan Ringan di Kota
mengenai bahaya kebisingan sehingga Makassar. Universitas Hasanuddin
dapat dilakukan tindakan mitigasi sebagai Makassar, Makassar
solusi untuk penanganan masalah
kebisingan seperti penanaman pohon atau
pembuatan peredam kebisingan (noise Yusniar W. O. (2014) Analisa Kebisingan Lalu
barrier). Lintas Kendaraan di Jalan Jendral
Sudirman Kota Sorong, Universitas
Muhammadiyah Sorong , Kota
DAFTAR PUSTAKA Sorong
Anonim. 1996. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : KEP-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan.

Anonim. 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja


Nomor : Kep-51/MEN/1999 tentang

Anda mungkin juga menyukai