ABSTRAK
Kebisingan merupakan polusi suara yang didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan dari jalan
raya berasal dari kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV) dan sepeda motor (MC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada ruas Jalan
Ahmad Yani dengan pengambilan data langsung di lapangan berupa data kebisingan serta
beberapa variabel lalu lintas lainnya seperti volume dan kecepatan kendaraan. Data di
analisis dengan menggunakan rumus hitung Leq serta dengan perhitungan secara empiric
dengan pendekatan rumus BNL untuk mendapatkan nilai kebisingan pada dua titik lokasi
yang ditinjau. Pengambilan data dilakukan siang dan malam sehingga diketahui tingkat
kebisingan pada malam hari yaitu 41,67%. kurang signifikan dibanding siang hari sebesar
58,33% dengan Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai kebisingan dalam Leq hitung
paling tinggi sebesar 68,12 dBA sedangkan dalam pendekatan rumus BNL nilai kebisingan
tertinggi yaitu 69,36 dBA. Dengan nilai kebisingan tersebut Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ruas Jalan Ahmad Yani dengan dua titik lokasi yang berbeda telah melebihi batas
standar kebisingan yang diijinkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No.48 tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan. Sehingga perlu di upayakan peredam
kebisingan (noise barrier) baik peredam kebisingan alami berupa penanaman pohon
maupun peredam kebisingan buatan.
Kata Kunci : Kebisingan, Decibel, Sound Level Meter, Noise Barrier, Lalu Lintas.
I. PENDAHULUAN 1. Mengukur tingkat kebisingan yang
1.1. Latar Belakang berasal dari suara kendaraan di Jalan
Ahmad Yani
Kecenderungan peningkatan jumlah 2. Dalam pembahasan penulis
kendaraan bermotor yang beroperasi, akan menggunakan Standar baku Mutu
menambah beban lalu lintas dan berdasarkan Keputusan Menteri Negara
menimbulkan berbagai permasalahan yang Lingkungan Hidup Kep-
dapat mengganggu sebagian besar 48/MENLH/11/1996,tanggal 25
masyarakat perkotaan. Sebagai salah satu Nopember 1996.
contohnya yaitu meningkatnya intensitas
polusi suara berupa kebisingan bagi 1.3. Tujuan Penelitian
lingkungan di sekitar jalan tersebut. Sumber Adapun tujuan dari penelitian ini
bising lalu lintas jalan diantaranya berasal adalah :
dari kendaraan bermotor baik roda dua, roda 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat
empat maupun kendaraan berat yang sumber kebisingan dari suara kendaraan yang
penyebab bisingnya antara lain dari bunyi melintasi Jalan Ahmad Yani Kota
klakson kendaraan, suara knalpot akibat Sorong
penekanan pedal gas secara berlebihan dan 2. Untuk mengetahui apakah tingkat
penggunaan knalpot racing, Tiap-tiap kebisingan pada ruas yang di tinjau telah
kendaraan menghasilkan kebisingan, namun memenuhi standar baku mutu
sumber dan besarnya dari kebisingan dapat berdasarkan Keputusan Menteri Negara
sangat bervariasi tergantung jenis kendaraan. Lingkungan Hidup Kep-
Sepanjang Jalan Ahmad Yani yang 48/MENLH/11/1996
menjadi objek penelitian merupakan ruas 3. Untuk mengetahui sumber kebisingan
jalan yang berdekatan dengan banyak sarana lalu lintas dari Jalan Ahmad Yani
umum, pemukiman penduduk, sarana
pendidikan dan kesehatan serta tempat II. LANDASAN TEORI
ibadah yang berhadapan langsung dengan
jalan. Jalan Ahmad Yani merupakan jalan Tentang Kebisingan
yang volume lalu lintasnya cukup padat juga
kecepatan kendaraan yang lumayan tinggi, Semua bunyi yang mengalihkan
terutama bila masuk saat-saat jam sibuk yang perhatian, menganggu, atau berbahaya bagi
memungkinkan terjadinya kenaikan kesehatan sehari-hari ( kerja, istirahat,
intensitas polusi suara. hiburan, atau belajar ) di anggap sebagai
Untuk itu berdasarkan latar belakang bising. ( Doelle L.L.,1993 )
masalah yang telah dijabarkan diatas maka Menurut Bridger, (dalam Yadat T.,2014)
penulis melakukan penelitian sebagai bahan kebisingan biasanya didefinisikan sebagai
Skripsi dengan Judul “Analisa Kebisingan suara atau suara pada amplitudo tertentu
Akibat Aktivitas Transportasi Di Jalan yang dapat menyebabkan kejengkelan atau
Ahmad Yani Kota Sorong”. mengganggu komunikasi. Suara dapat diukur
secara objektif sedangkan kebisingan
1.2. Batasan Masalah merupakan fenomena yang subjektif.
Dalam penyusunan Skripsi ini, terdapat Menurut Keputusan Menteri Negara
batasan ruang lingkup pembahasan agar tidak Lingkungan Hidup No. KEP-
menyimpang dari permasalahan dan mudah 48/MENLH/11/1996 definisi bising adalah
dimengerti. Sesuai judul yang di kemukakan, bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
maka pembahasan dalam studi analisa ini kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu
adalah sebagai berikut : yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan lingkungan. 1. Bising interior, sumber bising yang
Menurut menteri kesehatan Republik paling sering dibuat oleh manusia, alat-
Indonesia bahwa bising adalah semua suara alat rumah tangga atau mesin-mesin
yang tidak dikehen daki yang bersumber dari gedung.
alat-alat produksi dan atau alat-alat kerja 2. Bising luar (outdoor),berasal dari lalu
yang pada tingkat tertentu dapat lintas, transportasi, industri, alat-alat
menimbulkan gangguan pendengaran. mekanis yang terlihat dalam gedung,
Kebisingan adalah semua bunyi atau suara tempat pembangunan gedung-gedung,
yang tidak dikehendaki yang dapat perbaikan jalan, kegiatan olahraga dan
mengganggu kesehatan dan keselamatan. lain-lan di luar gedung. Bising
Satuan dari kebisingan adalah decibell (dB). transportasi termasuk kendaraan
Tabel 1. Kriteria Batas Kebisingan menurut transportasi darat seperti truk, bus,
KEP.48/MENLH/II/1996 mobil dan sepeda motor.
Tingkat
No Peruntukan Kebisingan Zona Kebisingan
(dB)
1. Perumahan dan 55 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
2. Pemukiman 70 Republik Indonesia No.
3. Perdagangan 65
718/Men/Kes/Per/XI/1987, tentang
4. Perkantoran 50
5. Ruang terbuka hijau 70
kebisingan yang berhubungan dengan
6. Industri 60 kesehatan dibagi dalam 4 zona sebagai
7. Pemerintahan 70 berikut :
8. Rekreasi 55 Tabel 2. Pembagian Zona Bising Oleh
9. Rumah Sakit 55 Menteri Kesehatan
10. Sekolah 55 Tingkat
Tempat Ibadah No Zona Kebisingan yang
Sumber : Kep. Menteri Negara Lingkungan dianjurkan
Hidup,1996 1 A 35 – 45 dB
Nilai Leq yang dihitung dibandingkan 2 B 45 – 55 dB
dengan nilai baku tingkat kebisingan yang 3 C 50 – 60 dB
ditetapkan dengan toleransi + 3 dB (A). 4 D 60 – 70 dB
Sumber : (Sam F.,2012)
Sifat dan Sumber Kebisingan
Keterangan :
A. Sifat Bising
Zona A : Tempat penelitian, rumah sakit,
Menurut Goembira, (dalam
tempat perawatan kesehatan ,dsb;
Yadat T.,2014) Sifat dari kebisingan
Zona B : Perumahan, tempat pendidikan,
antara lain :
rekreasi, dan sejenisnya;
1. Kadarnya berbeda.
Zona C : Perkantoran, Perdagangan, Pasar,
2. Jumlah tingkat bising bertambah, maka
dan sejenisnya;
gangguan akan bertambah pula.
Zona D : Industri, Pabrik, Stasiun Kereta
3. Bising perlu dikendalikan karena
Api, Terminal Bis, dan
sifatnya mengganggu.
sejenisnya;
B. Sumber Bising
Kebisingan Kendaraan Bermotor
Menurut Doelle, (2013) sumber bising
Menurut White dan Walker, (dalam
utama dalam pengendalian bising
Leonard F.,2014) kebisingan oleh kendaraan
lingkungan dapat di klasifikasikan
bermotor berasal dari beberapa sumber, yaitu
dalam 2 kelompok,yaitu :
mesin, transmisi, rem, klakson, knalpot dan Volume dihitung dengan menggunakan
gesekan roda dengan jalan. rumus sebagai berikut : (Yusniar W. O.,
Kebisingan akibat gesekan roda dengan 2014)
jalan tergantung pada beberapa faktor, jenis Q total kendaraan = nLV + nHV + nMC ...(1)
ban, kecepatan kendaraan, kondisi
permukaan jalan, dan kemiringan jalan. PJenis Kendaraan
Kecepatan kendaraan mempengaruhi 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
( LV,HV,MC) = x 100% ...(2)
kebisingan yang dimunculkan akibat gesekan 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑛𝑑 /𝐽𝑎𝑚