Laporan Responsi Baru
Laporan Responsi Baru
DISUSUN OLEH:
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESPONSI POSTER
Disusun Oleh:
1. Hannah Roselynne Chang (111.200.043)
2. Iffat Dhiyaa Ulhaq (111.200.053)
3. Rachel Puspita Sari (111.200.074)
4. Muhammad Daffa (111.200.093)
5. Vincent Thedyono (111.200.141)
6. Gilang Rizki Pratama (111.200.145)
Kelompok : 12
Disahkan Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu terucap kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sampai saat
ini telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis diberikan anugerah untuk
menyelesaikan laporan responsi praktikum ini dengan baik. Laporan ini adalah
mata kuliah Praktikum Kristalografi dan Mineralogi yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan praktikan dalam mengetahui dan mendeskripsikan
mineral, dalam hal ini mineral yang dimaksud adalah zircon dan thorite. Maksud
dan tujuan kami dalam menulis laporan ini adalah untuk memenuhi tugas responsi
yang diberikan.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.8 Peta Persebaran Eksplorasi Mineral Zircon dan Thorite …... 11
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan akan kristal dan mineral
turut berkembang. Banyak sekali mineral yang ditemukan di alam, baik yang
ditemukan secara individu maupun kesatuan. Salah satu contoh dari banyaknya
mineral tersebut adalah zircon dan thorite. Bagi orang awam, mungkin asing
dengan nama mineral tersebut. Padahal mineral tersebut memiliki banyak
kegunaan bagi hidup manusia.
Zircon yang biasanya hanya dimanfaatkan sebagai batu permata ternyata
memiliki banyak kegunaan lain yang cukup banyak. Sedangkan thorite yang
namanya lebih asing dari zircon juga memiliki peran penting dalam dunia
industri. Tetapi hal tersebut kurang diketahui oleh masyarakat sehingga kurang
dalam pemanfaatannya. Selain karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang mineral zircon dan thorite, penulisan laporan ini juga digunakan untuk
memenuhi tugas akhir praktikum.
Dalam dunia geologi, terdapat banyak sekali cabang ilmu yang harus
dipelajari. Salah satu cabang keilmuan dari geologi ialah kristalografi dan
mineralogi. Kristal dan mineral merupakan hal mendasar yang harus dipelajari
agar memiliki pondasi untuk mempelajari hal selanjutnya. Kristalografi dan
mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang kristal dan
mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin ilmu
kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika.
Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri
kristal serta fisis kristal.
Tentunya sebagai cabang keilmuan dari geologi, harus dilakukan praktikum
untuk mendalami materi tersebut. Pengertian praktikum menurut KBBI adalah
bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk
menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.
Dalam laporan responsi praktikum kali ini, kami membahas mengenai mineral
zircon (ZrSiO4) dan thorite ((Th,U)SiO4). Mineral-mineral tersebut memiliki
ciri khasnya masing-masing meskipun masih dalam satu golongan silikat.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Genesa dan Setting Tektonik
II.1.1 Genesa Zircon dan Thorite
Genesa zircon dan thorite adalah magmatisme. Genesa magmatisme
merupakan pembentukan mineral yang berasal dari pembekuan magma
secara langsung tanpa adanya pengaruh luar. Spesimen thorite dan zircon
umumnya berasal dari batuan beku pegmatit dan batuan ekstrusif
(vulkanik). Batuan pegmatite adalah batuan beku dengan silang kristal
biasanya lebih besar dari 2,5 cm (1 inch). Sebagian besar pegmatit
ditemukan di lembaran batuan (tanggul dan urat). Kebanyakan pegmatit
terdiri dari kuarsa, feldspar, dan mika yang memiliki komposisi silikat
mirip granit.
beku yang terbentuk berupa granodiorit, diorit, granit, dan tonalit di mana
terdapat mineral esensialnya berupa Na-Plagioklas, K-Feldspar, kuarsa,
augit, hornblande, biotit dan magnetit. Daerah yang cocok dengan ciri-
ciri diatas adalah Kalimantan, di mana sebagai bagian dari Paparan
Sunda dibentuk oleh batuan granitik (Hamilton, 1979).
berlangsung ke arah barat daya, ditandai oleh adanya gunung api dan
granit di bagian timur Semenanjung Malaya dan Kalimantan Barat
(Katili, 1975). Pada Kapur Akhir-Eosen Awal (70 ma), penunjaman
bergerak ke Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan, disamping itu,
penunjaman di bawah Kalimantan berlanjut. Kemudian aktifitas ini
berhenti pada akhir Eosen (White & Wing, 1978, dalam Katili, 1989).
Zona subduksi terdapat pada tepian lempeng benua, seperti pada
gambar di bawah ini yang menunjukkan pola persebaran pergerakan
lempeng di Indonesia:
beku dari seri kalk-alkali hingga alkali (granit, granodiorit, tonalit, dan
monzonit) yang dianggap sebagai sumber utama pemasok mineral
zircon; memiliki stabilitas wilayah untuk periode panjang yang menjadi
persyaratan utama penunjang kesinambungan proses pelapukan,
transportasi dan pembentukan lingkungan pengendapan aluvium dan
terletak di wilayah beriklim tropis dengan kelembaban tinggi (Herman,
D. Z., 2007).
Kapuas
Kotawaringin Timur
Kotawaringin Barat
pendulang dan pada umumnya banyak mineral berbentuk butiran kecil atau
pipih ikut terbuang.
Metode tambang semprot adalah cara pengambilan material dengan
menggunakan tenaga hidrolik semprotan air dan dengan menggunakan
kombinasi pompa dan hydraulic/giant. Selanjutnya, material hasil penggalian
ditampung dalam suatu sumuran/genangan nantinya. Keuntungan dari metode
ini adalah produktivitas tinggi, pertambangan rendah biaya, rendah biaya
modal, dan peralatan sederhana. Namun, metode ini memiliki kekurangan,
yaitu kerusakan lingkungan yang parah khususnya dapat mencemari air dan
menyebabkan daerah bekas pertambangan menjadi gersang dan penuh akan
pasir.
II.5 Kegunaan
II.5.1 Kegunaan Mineral Zircon
Zircon merupakan mineral nesosilikat yang merupakan sumber
logam Zirconium (40Zr). Zircon, juga disebut sebagai Zirconium Silikat
(ZrSiO4) ysng merupakan produk sampingan dari penambangan dan
pemrosesan endapan pasir mineral berat kuno seperti Alluvial Mine.
Ditambang utamanya di daerah Australia. Dapat digunakan baik dalam
bentuk pasir kasar atau digiling menjadi bubuk halus. Dengan cara
tersebut dapat digunakan dalam banyak produk sehari-hari, seperti ubin
keramik dan implan medis, serta memiliki aplikasi produk untuk sebuah
industri besar.
Zircon dapat diproses untuk membuat zirconia dengan mencairkan
pasir pada suhu yang sangat tinggi untuk membentuk zirconia cair, yang
juga dikenal sebagai bahan kimia, yakni zirconium oksida (ZrO2).
Zirconium, turunan lain dari zircon, adalah unsur kimia Zr dalam
Tabel Periodik dan berbentuk logam abu-abu keperakan. Sebagai unsur
paling melimpah di abad ke-20 di kerak bumi, umumnya terdapat di
mineral zircon dalam bentuk silikat dan dapat lebih jarang, di mineral
baddeleyite dalam bentuk oksida.
Zircon secara teoritis memiliki kandungan 67% zirconia dan 32%
silika dan biasanya mengandung sebagian kecil hafnium dalam kisaran
0,2-4%.
Sejak dahulu ditemukan dan hingga kini, banyak dieksplorasi dan
diolah menjadi produk bermanfaat seperti:
1. Pasir
III.2 Saran
Saran bagi praktikan agar mengerjakan laporan dengan lebih rinci lagi dan
mencari daftar pustaka untuk belajar lebih banyak. Bisa mengoreksi jika ada
penulisan atau halaman salah dengan cara mengirimkan koreksi ke penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Alzwar, M., Samodra, H., & Taringan, J. I. 1987. Pengantar Dasar Ilmu Geologi.
Bandung: Nova
Anonim. 2020. Alluvial Mine.
https://www.britannica.com/technology/mining/Placer-mining (Diakses
pada 11 Januari 2020 19.37 WIB)
Anthony, John W.; Bideaux, Richard A.; Bladh, Kenneth W.; Nichols, Monte C.
1995. Handbook of Mineralogy II (Silica, Silicates). Chantilly:
Mineralogical Society of America.
Baker, David Lewis, Dkk. 2016. Products. www.mineralcommodities.com
(Diakses pada 12 Januari 2021)
Berry, L. G., & Mason, B. 1959. Crystallography In Mineralogy. WH Freeman and
Co San Francisco, CA.
Berzelius, M. 1829. Philosophical Magazine. Series 2. 6 (35): 392–393.
Oxfordshire: Taylor & Francis
Best, Myron G. 2003. Igneous and metamorphic petrology. Oxford Black well sains
Ltd.
Endarto, D. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press
Hamilton, W. B. 1979. Tectonics of the Indonesian region (Vol. 1078). US
Government Printing Office.
Herman, D. Z. 2007. Kemungkinan Sebaran Zirkon pada Endapan Placer di Pulau
Kalimantan. Indonesian Journal on Geoscience, 2(2), 89-97.
Hibbard, M.J. 2002. Mineralogy: A geologist’s point of view. Boston: McGraw-Hill
Katili, J. A. 1975. Volcanism and plate tectonics in the Indonesian island arcs.
Tectonophysics, 26(3-4), 165-188.
Katili, J. A. 1989. Evolution of the Southeast Asian arc complex.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Peta Fasilitas dan Sumber Daya
Sektor ESDM Kategori Mineral dan Batu Bara.
http://geoportal.esdm.go.id/minerba (Diakses pada 11 Januari 2021,
21.00 WIB)
Lilik Subiantoro, Bambang Soetopo, Dwi Haryanto. 2012. Kajian Awal Prospek
Bahan Galian Monasit di Kendawangan Kalimantan Barat. Explorium
33 (2): 97-110.
Nielsen, Ralph. 2000. Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry:
“Zirconium and Zirconium Compounds”. Weinheim: Wiley-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
Said, Adrial. dkk. 2003. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya
Mineral Kabupaten Sintang dan Sekitarnya Provinsi Kalimantan Barat.
Jakarta: Kementerian ESDM.
Wilson, Marjori. 1989. Igneous Petrogenesis. Dodrecth: Springer.
Yantari, Elsa Novia. 2020. Tambang Terbuka Alluvial Mine. Universitas Sriwijaya
Zircon Industry Association. 2021. About Zircon. www.zircon-association.org
(Diakses pada 12 Januari 2021)