Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESPONSI POSTER MINERAL

ZIRCON DAN THORITE

DISUSUN OLEH:

1. HANNAH ROSELYNNE CHANG (111.200.043)


2. IFFAT DHIYAA ULHAQ (111.200.053)
3. RACHEL PUSPITA SARI (111.200.074)
4. MUHAMMAD DAFFA (111.200.093)
5. VINCENT THEDYONO (111.200.141)
6. GILANG RIZKI PRATAMA (111.200.145)

LABORATORIUM BAHAN GALIAN


SIE KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020/2021
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESPONSI POSTER

Disusun sebagai tugas responsi poster Praktikum Kristalografi dan


Mineralogi 2020, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Yogyakarta, Tahun Akademik
2020/2021.

Disusun Oleh:
1. Hannah Roselynne Chang (111.200.043)
2. Iffat Dhiyaa Ulhaq (111.200.053)
3. Rachel Puspita Sari (111.200.074)
4. Muhammad Daffa (111.200.093)
5. Vincent Thedyono (111.200.141)
6. Gilang Rizki Pratama (111.200.145)
Kelompok : 12

Disahkan Oleh:

Asisten Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi

LABORATORIUM BAHAN GALIAN


SIE KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020/2021

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 i


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu terucap kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sampai saat
ini telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis diberikan anugerah untuk
menyelesaikan laporan responsi praktikum ini dengan baik. Laporan ini adalah
mata kuliah Praktikum Kristalografi dan Mineralogi yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan praktikan dalam mengetahui dan mendeskripsikan
mineral, dalam hal ini mineral yang dimaksud adalah zircon dan thorite. Maksud
dan tujuan kami dalam menulis laporan ini adalah untuk memenuhi tugas responsi
yang diberikan.

Di dalam penyelesaian ini, kami mengucapkan terima kasih banyak pada


pihak-pihak lain yang turut serta membantu. Seperti para pembimbing dan teman-
teman kelompok yang selalu supportif. Seperti kata pepatah ”tiada gading yang tak
retak”, begitu pula laporan ini. Kami menyadari masih ada banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki laporan ini. Akhirnya, kami
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan sekecil
apapun.

Yogyakarta, 11 Januari 2021

Kelompok 12

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 ii


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
I.2 Dasar Teori ................................................................................................. 2
I.3 Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
II.1 Genesa dan Setting Tektonik ...................................................................... 4
II.1.1 Genesa Zircon dan Thorite................................................................... 4
II.1.2 Setting Tektonik Zircon dan Thorite .................................................... 4
II.2 Deskripsi Mineral ...................................................................................... 8
II.2.1 Deskripsi Mineral Zircon ..................................................................... 8
II.2.2 Deskripsi Mineral Thorite .................................................................. 10
II.3 Persebaran di Indonesia............................................................................ 11
II.4 Cara Eksplorasi dan Penambangan ........................................................... 13
II.5 Kegunaan ................................................................................................. 15
II.5.1 Kegunaan Mineral Zircon .................................................................. 15
II.5.2 Kegunaan Mineral Thorite ................................................................. 21
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 22
III.1 Kesimpulan ............................................................................................ 22
III.2 Saran ...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 iii


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genesa Magmatisme ............................................................. 4

Gambar 2.2 Setting Tektonik Subduksi .................................................... 5

Gambar 2.3 Persebaran Zona Subduksi di Indonesia …………………... 6

Gambar 2.4 Sistem Kristal Tetragonal ……………………………….… 8

Gambar 2.5 Mineral Zircon ……………………………………….……. 8

Gambar 2.6 Sistem Kristal Tetragonal ………………………….……… 10

Gambar 2.7 Mineral Thorite …………………………………...……….. 10

Gambar 2.8 Peta Persebaran Eksplorasi Mineral Zircon dan Thorite …... 11

Gambar 2.9 Alluvial Mine …………………………………….………... 13

Gambar 2.10 Deposit Besar Zircon ………………………….…………. 15

Gambar 2.11 Zircon Flour ………………………………………........... 16

Gambar 2.12 Opacifier atau Zirconium Dioksida ………………….….. 17

Gambar 2.13 Zirconium Oxychloride ……………………….......……... 18

Gambar 2.14 Dental Implants……………………………….....……….. 18

Gambar 2.15 Zirconium ………………………………………………... 19

Gambar 2.16 Zirconium Sponge ………………………………………... 20

Gambar 2.17 Bijih Uranium ……………………………………………. 21

Gambar 2.18 Reaktor Nuklir …………………………….……………... 21

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 iv


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persebaran Eksplorasi Mineral Zircon dan Thorite ………...… 12

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 v


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan akan kristal dan mineral
turut berkembang. Banyak sekali mineral yang ditemukan di alam, baik yang
ditemukan secara individu maupun kesatuan. Salah satu contoh dari banyaknya
mineral tersebut adalah zircon dan thorite. Bagi orang awam, mungkin asing
dengan nama mineral tersebut. Padahal mineral tersebut memiliki banyak
kegunaan bagi hidup manusia.
Zircon yang biasanya hanya dimanfaatkan sebagai batu permata ternyata
memiliki banyak kegunaan lain yang cukup banyak. Sedangkan thorite yang
namanya lebih asing dari zircon juga memiliki peran penting dalam dunia
industri. Tetapi hal tersebut kurang diketahui oleh masyarakat sehingga kurang
dalam pemanfaatannya. Selain karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang mineral zircon dan thorite, penulisan laporan ini juga digunakan untuk
memenuhi tugas akhir praktikum.
Dalam dunia geologi, terdapat banyak sekali cabang ilmu yang harus
dipelajari. Salah satu cabang keilmuan dari geologi ialah kristalografi dan
mineralogi. Kristal dan mineral merupakan hal mendasar yang harus dipelajari
agar memiliki pondasi untuk mempelajari hal selanjutnya. Kristalografi dan
mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang kristal dan
mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin ilmu
kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika.
Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri
kristal serta fisis kristal.
Tentunya sebagai cabang keilmuan dari geologi, harus dilakukan praktikum
untuk mendalami materi tersebut. Pengertian praktikum menurut KBBI adalah
bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk
menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.
Dalam laporan responsi praktikum kali ini, kami membahas mengenai mineral
zircon (ZrSiO4) dan thorite ((Th,U)SiO4). Mineral-mineral tersebut memiliki
ciri khasnya masing-masing meskipun masih dalam satu golongan silikat.

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 1


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

I.2 Dasar Teori


Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002). Jadi,
suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara
tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar-X. Kristal secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau
molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang
berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,
struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Terdapat 7 macam sistem
kristal yang dibagi berdasarkan jumlah sumbu kristalografi, perbandingan
panjang sumbu-sumbu kristalografi, letak atau posisi sumbu kristalografi, dan
nilai sumbu C atau sumbu vertikal. Ketujuh sistem tersebut antara lain:
isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal, otrhorombik, monoklin, dan triklin.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam dan
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai susunan atom yang teratur (L. G Berry dan B. Mason,
1959). Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineral sendiri dibagi menjadi
8 golongan, yakni: silikat, oksida, sulfida, sulfat, halida, karbonat, fosfat, dan
native element.
Genesa adalah tempat terbentuknya mineral. Zircon dan thorite memiliki
genesa yang sama, yakni genesa magmatisme. Magmatisme ialah magma yang
banyak mengandung unsur lalu membeku dengan cepat di dalam dapur magma
setelah itu terbentuklah mineral. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar
yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersama
antara 900o-1100oC dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian bawah
hingga selubung atas (F.F Grounts, 1947; Turner & Verhoogen, 1960; H.
Williams, 1962, dalam Endarto. D, 2005).

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 2


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Konsep Tektonik Lempeng menjelaskan bahwa kulit bumi terdiri atas


beberapa bagian lempeng yang rigid, yang bergerak satu terhadap lainnya, di
atas massa liat astenosfer yang kecepatannya rata-rata 10 cm/tahun atau 100
km/10 juta tahun (Morgan, 1968; Hamilton, 1970, dalam Alzwar, et al., 1987).
Dalam konsep tektonik lempeng tersebut, lempeng-lempeng (plate) kulit bumi
bergerak dari punggungan tengah samudera (Mid Oceanic Ridge), dimana
dibentuknya kerak baru, menuju garis busur vulkanik lainnya dan menuju
rantai pegunungan aktif. Lempeng-lempeng tersebut saling bergerak, dengan
cara bertumbukan, berpapasan maupun menjauh.

I.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan laporan responsi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Kristalografi dan Mineralogi pada semester
1 Tahun Ajaran 2020/2021. Tujuan dari penulisan laporan ini antara lain untuk:
a) Menguraikan dan menerangkan mineral zircon dan thorite.
b) Mengetahui genesa dan setting tektonik mineral zircon (ZrSiO4) dan
thorite ((Th,U)SiO4).
c) Mengetahui deskripsi mineral zircon (ZrSiO4) dan thorite
((Th,U)SiO4).
d) Mengetahui peta persebaran mineral zircon (ZrSiO4) dan thorite
((Th,U)SiO4) di Indonesia.
e) Mengetahui cara eksplorasi dan penambangan mineral zircon (ZrSiO4)
dan thorite ((Th,U)SiO4).
f) Mengetahui kegunaan mineral zircon (ZrSiO4) dan thorite
((Th,U)SiO4).
Diharapkan laporan ini dapat membantu menambah pengetahuan praktikan
pada mineral. Dengan ini memudahkan mengingat berbagai jenis mineral,
definisi, deskripsi, genesa, persebaran, kegunaan, dan cara eksplorasinya.

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 3


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Genesa dan Setting Tektonik
II.1.1 Genesa Zircon dan Thorite
Genesa zircon dan thorite adalah magmatisme. Genesa magmatisme
merupakan pembentukan mineral yang berasal dari pembekuan magma
secara langsung tanpa adanya pengaruh luar. Spesimen thorite dan zircon
umumnya berasal dari batuan beku pegmatit dan batuan ekstrusif
(vulkanik). Batuan pegmatite adalah batuan beku dengan silang kristal
biasanya lebih besar dari 2,5 cm (1 inch). Sebagian besar pegmatit
ditemukan di lembaran batuan (tanggul dan urat). Kebanyakan pegmatit
terdiri dari kuarsa, feldspar, dan mika yang memiliki komposisi silikat
mirip granit.

Gambar 2.1. Genesa Magmatisme


Sumber: Dokumen Pribadi

II.1.2 Setting Tektonik Zircon dan Thorite


Setting tektonik zircon dan thorite adalah subduksi. Lempeng
samudra mendekati lempeng benua, maka umumnya lempeng samudra
akan masuk ditekuk ke bawah lempeng benua karena lempeng samudera
memiliki massa jenis yang lebih besar. Tipe ini disebut sebagai
konvergen tipe subduksi (Alzwar et al., 1987).
Zona terdapatnya zircon dan thorite termasuk Active Continental
Margin, yaitu lempeng samudra menunjam pada lempeng benua, batuan

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 4


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

beku yang terbentuk berupa granodiorit, diorit, granit, dan tonalit di mana
terdapat mineral esensialnya berupa Na-Plagioklas, K-Feldspar, kuarsa,
augit, hornblande, biotit dan magnetit. Daerah yang cocok dengan ciri-
ciri diatas adalah Kalimantan, di mana sebagai bagian dari Paparan
Sunda dibentuk oleh batuan granitik (Hamilton, 1979).

Gambar 2.2 Setting Tektonik Subduksi


Sumber: http://havacuppahemlock1.blogspot.com

Zona pembentukan mineral zircon dan thorite ini berkaitan dengan


salah satu evolusi Tektonik Indonesia, yaitu pada bagian Indonesia Barat.
Menurut Katili (1975), sejarah busur kepulauan Indonesia khususnya
bagian barat dimulai pada awal Paleozoik, ketika terdapat dua pergerakan
tektonik yang berlawanan dan dipisahkan oleh satu mikrokontinen.
Pergerakan tektonik tersebut ialah subduksi, dimana zona tunjamannya
terdapat di sebelah timur Semenanjung Malaya yaitu antara lempeng
India-Australia dan Eurasia bertumbukan pada Eosen Tengah (50-45 ma)
yang kemudian menghasilkan busur vulkano-plutonik di sepanjang Pulau
Sumatera, Pulau Jawa, hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta terdapat
subduksi ke arah Benua Asia di bagian barat Sumatera hingga ke bawah
Pulau Kalimantan.
Subduksi atau penunjaman ke arah Asia terjadi di Sumatera bagian
barat pada Karbon Akhir-Permian Awal, menghasilkan kegiatan
vulkanisme dan penempatan batuan granitik. Penunjaman ini

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 5


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

berlangsung ke arah barat daya, ditandai oleh adanya gunung api dan
granit di bagian timur Semenanjung Malaya dan Kalimantan Barat
(Katili, 1975). Pada Kapur Akhir-Eosen Awal (70 ma), penunjaman
bergerak ke Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan, disamping itu,
penunjaman di bawah Kalimantan berlanjut. Kemudian aktifitas ini
berhenti pada akhir Eosen (White & Wing, 1978, dalam Katili, 1989).
Zona subduksi terdapat pada tepian lempeng benua, seperti pada
gambar di bawah ini yang menunjukkan pola persebaran pergerakan
lempeng di Indonesia:

Gambar 2.3 Persebaran Zona Subduksi di Indonesia


Sumber: www.vangorselslist.com
Zircon dan thorite banyak ditemukan di Pulau Kalimantan,
Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur. Terlihat pada gambar jika Pulau
Sumatera dan Nusa Tenggara dilalui oleh zona subduksi. Sedangkan di
Pulau Kalimantan alasan banyaknya ditemukan mineral zircon dan
thorite dapat dilihat dari sejarah terbentuknya pulau tersebut. Pada zaman
Permian hingga Kretaseus, Pulau Kalimantan dilalui oleh zona subduksi
sehingga membentuk Volcanic Arc. Hal tersebut memungkinkan
terbentuknya mineral zircon dan thorite.
Selain itu, Pulau Kalimantan sebagai bagian dari paparan benua
berpeluang besar menyediakan kondisi atau lingkungan pengendapan
placer dengan kandungan zircon karena dibentuk oleh terutama batuan

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 6


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

beku dari seri kalk-alkali hingga alkali (granit, granodiorit, tonalit, dan
monzonit) yang dianggap sebagai sumber utama pemasok mineral
zircon; memiliki stabilitas wilayah untuk periode panjang yang menjadi
persyaratan utama penunjang kesinambungan proses pelapukan,
transportasi dan pembentukan lingkungan pengendapan aluvium dan
terletak di wilayah beriklim tropis dengan kelembaban tinggi (Herman,
D. Z., 2007).

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 7


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.2 Deskripsi Mineral


II.2.1 Deskripsi Mineral Zircon

Gambar 2.4 Sistem Kristal Tetragonal Gambar 2.5 Mineral Zircon


Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: www.mindat.org

Golongan Mineral : Silikat


Warna : Merah kecoklatan
Sistem Kristal & Perawakan : Tetragonal & Mondok/Masif
Kilap : Kaca-Intan
Kekerasan : 7,5 Skala Mohs
Gores : Putih
Belahan/Pecahan : Indistinct-Tidak ada/ Conchoidal-
Uneven
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 4,6–4,7 gr/cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transparan-Opak
Sifat Khas : Fluoresens (memancarkan sinar
setelah menyerap sinar lain/radiasi
elektromagnetik lain), radioaktif,
pleochroic halo (perubahan warna
disebabkan oleh partikel alfa yang
dipancarkan oleh inti atom), relief
tinggi/indeks bias tinggi.
Nama Mineral/Rumus Kimia : Zircon/ZrSiO4
Kegunaan : Opacifier, industri keramik, bahan
kimia, bahan bakar nuklir, sistem

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 8


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

pemurnian air, dan udara,


geokronologi
Genesa/Asosiasi Mineral : Magmatisme/Thorite ((Th,U)SiO4),
Hafnon ((Hf,Zr)SiO4), Quartz (SiO2),
Intan (C), Albite (Na(AlSi3O8))

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 9


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.2.2 Deskripsi Mineral Thorite

Gambar 2.6 Sistem Kristal Tetragonal Gambar 2.7 Mineral Thorite


Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: www.mindat.org

Golongan Mineral : Silikat


Warna : Kuning-Oranye, Kecoklatan
Sistem Kristal & Perawakan : Tetragonal & Masif
Kilap : Kaca-Resin
Kekerasan : 4,5-5 Skala Mohs
Gores : Oranye-coklat
Belahan/Pecahan : Distinct/Conchoidal
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 6,63–7,20 gr/cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Opak
Sifat Khas : Radioaktif, metamiktisasi
(penghancuran struktur kristal
mineral secara bertahap menjadi
amorf)
Nama Mineral/Rumus Kimia : Thorite/(Th,U)SiO4
Kegunaan : Bijih uranium & thorium, spesimen
mineral
Genesa/ Asosiasi Mineral : Magmatisme/Zircon (ZrSiO4),
Hafnon ((Hf,Zr)SiO4), Quartz (SiO2),
Diopside (CaMgSi2O6),
Uranothorite ((Th,U)SiO4)

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 10


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.3 Persebaran di Indonesia


Mineral Zircon dan Thorite memiliki pola persebaran yang serupa, karena
keduanya merupakan mineral radioaktif dan memiliki lingkungan
pembentukan yang serupa juga. Mineral-mineral ini ditemukan sebagai mineral
minor pada batuan beku granitik atau pada endapan aluvial, seperti pada daerah
Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat serta daerah
persebaran mineral radioaktif lainnya.
Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam jurnalnya yang berjudul
Eksplorium, mengenai pengembangan bahan galian nuklir di Indonesia,
mineral zircon dan thorite tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia akibat
dari adanya zona subduksi. Namun tidak seluruh daerah di Indonesia
mengadakan eksplorasi, seperti penambangan akan mineral-mineral ini.
Sebagian besar daerah di Indonesia diketahui memiliki kandungan mineral
zircon dan thorite dari penelitian akan sampel batuannya.
Berikut ini daerah yang mengeksplor atau memiliki potensi untuk
mengadakan eksplorasi mineral zircon dan thorite menurut Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral:

Gambar 2.8 Peta Persebaran Eksplorasi Mineral Zircon dan Thorite


Sumber: Dokumen Pribadi

No. Provinsi Kabupaten/Kota

1. Kalimantan Tengah Seruyan


Katingan
Gunung Mas

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 11


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Kapuas
Kotawaringin Timur
Kotawaringin Barat

2. Kalimantan Barat Ketapang


Sintang
Sekadau
Melawi
Landak
Bengkayang
Sambas

3. Kepulauan Bangka Belitung Bangka Tengah


Bangka Barat
Belitung
Balitung Timur

4. Kepulauan Riau Lingga (Pulau Singkep)

5. Sumatera Utara Tapanuli Utara (Silangkitang)

6. Sulawesi Barat Mamuju

7. Nusa Tenggara Timur Lembata

Tabel 2.1 Persebaran Eksplorasi Mineral Zircon dan


Thorite

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 12


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.4 Cara Eksplorasi dan Penambangan


Batuan beku merupakan sumber utama untuk menemukan mineral zircon
dan thorite, tidak hanya batuan beku, batuan sedimen juga dapat menjadi
sumber ditemukan mineral tersebut. Mineral-mineral tersebut dapat ditemukan
pada berbagai daerah, di antaranya adalah Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Barat.

Gambar 2.9 Alluvial Mine


Sumber: https://www.britannica.com/technology/mining/Placer-mining

Cara eksplorasi dan penambangan, yaitu Alluvial Mine dengan metode


manual (tradisional) dan metode tambang semprot (hydrolika). Alluvial Mine
atau Placer Mining adalah batuan beku yang mengalami pelapukan dan tererosi
sehingga hasil dari pelapukan dan erosi tersebut terbawa oleh air dan
terakumulasi pada tempat-tempat yang lebih rendah dari batuan induknya atau
pada kelokan sungai bagian dalam. Akan tetapi, mineral zircon dan thorite
tidak mengalami pelapukan karena sifat resisten dari silika yang terkandung
dalam mineral tersebut.
Metode manual adalah cara penambangan secara tradisional menggunakan
alat sederhana, seperti dulung/pan. Metode ini dapat dikatakan panning karena
pada umumnya menggunakan pan. Mekanisme metode ini adalah dengan
memisahkan mineral berdasarkan berat jenis dan arah atau putaran air ketika
digoyang-goyangkan. Kelemahan dari metode ini adalah tingkat perolehan
yang masih rendah karena proses ini sangat ditentukan oleh ketrampilan

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 13


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

pendulang dan pada umumnya banyak mineral berbentuk butiran kecil atau
pipih ikut terbuang.
Metode tambang semprot adalah cara pengambilan material dengan
menggunakan tenaga hidrolik semprotan air dan dengan menggunakan
kombinasi pompa dan hydraulic/giant. Selanjutnya, material hasil penggalian
ditampung dalam suatu sumuran/genangan nantinya. Keuntungan dari metode
ini adalah produktivitas tinggi, pertambangan rendah biaya, rendah biaya
modal, dan peralatan sederhana. Namun, metode ini memiliki kekurangan,
yaitu kerusakan lingkungan yang parah khususnya dapat mencemari air dan
menyebabkan daerah bekas pertambangan menjadi gersang dan penuh akan
pasir.

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 14


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.5 Kegunaan
II.5.1 Kegunaan Mineral Zircon
Zircon merupakan mineral nesosilikat yang merupakan sumber
logam Zirconium (40Zr). Zircon, juga disebut sebagai Zirconium Silikat
(ZrSiO4) ysng merupakan produk sampingan dari penambangan dan
pemrosesan endapan pasir mineral berat kuno seperti Alluvial Mine.
Ditambang utamanya di daerah Australia. Dapat digunakan baik dalam
bentuk pasir kasar atau digiling menjadi bubuk halus. Dengan cara
tersebut dapat digunakan dalam banyak produk sehari-hari, seperti ubin
keramik dan implan medis, serta memiliki aplikasi produk untuk sebuah
industri besar.
Zircon dapat diproses untuk membuat zirconia dengan mencairkan
pasir pada suhu yang sangat tinggi untuk membentuk zirconia cair, yang
juga dikenal sebagai bahan kimia, yakni zirconium oksida (ZrO2).
Zirconium, turunan lain dari zircon, adalah unsur kimia Zr dalam
Tabel Periodik dan berbentuk logam abu-abu keperakan. Sebagai unsur
paling melimpah di abad ke-20 di kerak bumi, umumnya terdapat di
mineral zircon dalam bentuk silikat dan dapat lebih jarang, di mineral
baddeleyite dalam bentuk oksida.
Zircon secara teoritis memiliki kandungan 67% zirconia dan 32%
silika dan biasanya mengandung sebagian kecil hafnium dalam kisaran
0,2-4%.
Sejak dahulu ditemukan dan hingga kini, banyak dieksplorasi dan
diolah menjadi produk bermanfaat seperti:
1. Pasir

Gambar 2.10 Deposit Besar Zircon


Sumber: www.Zircon-Association.org

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 15


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Zircon ditemukan pada endapan pasir mineral kuno dalam


bentuk pasir kristal, zircon biasanya berwarna coklat, tetapi bisa
juga bervariasi dari tidak berwarna menjadi kuning keemasan,
merah muda dan merah menjadi biru dan hijau. Endapan pasir
mineral terbentuk di sepanjang garis pantai kuno di mana mineral
yang lebih berat terkonsentrasi oleh gelombang dan angin.
Mayoritas pasir zircon ditambang di Australia dan benua Afrika,
dengan produksi global tahunan saat ini lebih dari satu juta ton.
Penambangan pasir mineral dapat dilakukan dengan metode
penambangan kering dan penambangan basah (pengerukan).
Kegunaan utama pasir zircon adalah dapat dikonversi menjadi
tepung bangunan, opacifier, zirconia leburan, bahan kimia
zirconium, zirconia kimia dan logam zirconium. Pasir zircon secara
langsung digunakan dalam aplikasi pengecoran dan refraktori serta
pengaplikasian kecil lainnya.
2. Tepung Bangunan

Gambar 2.11 Zircon Flour


Sumber: www.indiamart.com
Tepung bangunan zircon diproduksi dengan cara menggiling
pasir zircon, biasanya di pabrik penggilingan, baik dalam keadaan
kering atau dalam bubur. Tepung bangunan zircon dikemas dalam
kantong curah atau karung kertas, atau dikirim dalam tanker
(sebagai bubuk atau bubur/slop). Dapat digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk keramik frit, pelapis cetakan pengecoran,
cangkang keramik untuk investment casting, refraktori, friction
materials, dan serat isolasi dan kaca.
Tepung bangunan zircon juga digunakan dalam industri glasir
keramik, kaca, sifat ketahanan terhadap api, dan plastik. Dapat

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 16


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

digunakan sebagai opacifier untuk glasir frits. Penambahan sedikit


zircon dapat membantu meningkatkan kekuatan mekanik kaca dan
memberikan ketahanan pada serat kaca yang dapat digunakan
dalam bangunan beton diantara komponen kaca. Tepung bangunan
zircon juga dapat digunakan sebagai pencuci tahan api (refractory
wash) untuk glost kiln, sebagai konstituen yang halus dalam bentuk
zircon yang tahan api lalu ditekan dan sebagai pengisi resin epoksi.
Zircon yang digiling halus, 'tepung zircon', juga digunakan dalam
produk refraktori dan gesekan (friction).
3. Opacifier

Gambar 2.12 Opacifier atau Zirconium Dioksida


Sumber: www.ulsterceramicspotterysupplies.co.uk
Produk paling sering dihasilkan dari zircon berdasarkan volume
adalah industri keramik. Pada industri keramik, penggunaan utama
zircon adalah sebagai opacifier atau pemutih dan pengkasar bodi
pada permukaan keramik (Ralph Nielsen, 2000). Sebagai bubuk
halus, zircon dapat digunakan langsung dalam campuran keramik
untuk meningkatkan keputihan pada seluruh bodi keramik atau
digunakan dalam slip untuk menghasilkan lapisan putih dan buram
yang menyembunyikan warna bodi.
Zircon juga digunakan sebagai bahan mentah dalam glasir
keramik untuk meningkatkan opasitasnya dan dalam komposisi
fritsnya yang digunakan untuk menghasilkan glasir (permukaan
keramik) putih mengkilap, buram. Saat digunakan di permukaan
kaca, zircon secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap
abrasi dan reaksi kimia. Sifat-sifat yang membuat zircon menjadi

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 17


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

opacifier yang cocok adalah indeks biasnya yang tinggi. Butir


zircon yang digiling halus mengeluarkan cahaya tampak yang
membuat keramik tampak putih, mengkilap, dan buram. Opacifier
juga merupakan nama lain dari bubuk Zirconium Dioxide.
4. Bahan kimia

Gambar 2.13 Zirconium Oxychloride


pp
Sumber: www.indonesian.alibaba.com
Ada berbagai macam bahan kimia berbasis zirconium, yang
digunakan baik untuk sifat intrinsiknya dalam berbagai aplikasi
maupun sebagai perantara untuk pembuatan turunan zirconium
lainnya. Bahan kimia zirconium meliputi:
 Zirconium oksiklorida (ZOC) - Pewarna TiO2, Tahap Awal
Zirconium Oksida
 Zirconium sulfat dasar (ZBS) - Turunan ZOC, Perantara Bahan
Kimia Zirconium Oksida
 Zircon dasar karbonat (ZBC) - Turunan ZOC, Perantara Bahan
Kimia Zirconium Oksida
 Amonium zircon karbonat (AZC) - Pengikat insolubilizer
untuk kertas dan pelapis kertas karton
 Dan banyak lagi.
5. Zirconia

Gambar 2.14 Dental Implants


Sumber: www.dentvo.co

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 18


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Zirconia, juga dikenal sebagai zirconium dioksida (ZrO2),


ditemukan dalam bentuk paling alami pada mineral baddeleyite.
Namun, bisa juga diturunkan secara kimiawi dari zircon. Zirconia
adalah produk mengandung oksida yang umum diproduksi secara
komersial yang dibentuk dari zircon.
Produk zirconia dicirikan oleh sifat mekanik dan stabilitasnya
yang baik pada suhu tinggi, ketahanan termal, dan ketahanan korosi
yang kuat, kelembaman kimiawi serta, kualitanya yang konsisten.
Ini digunakan dalam beragam aplikasi mulai dari produk tahan api,
warna keramik (seperti yang sudah dijelaskan diatas pada bagian
opacifier), dan aplikasi elektronik, hingga perangkat prostesis
medial (alat medis pengganti) seperti pada sendi pinggul dan
implan gigi.
6. Zirconium

Gambar 2.15 Zirconium


Sumber: www.alchemist-hp
Zirconium, merupakan turunan produk dari zircon, adalah unsur
kimia Zr dalam Tabel Periodik dan berbentuk logam abu-abu
keperakan. Ini adalah elemen abad ke-20 yang paling melimpah di
kerak bumi dan biasanya terdapat di mineral zircon, dalam bentuk
silikat dan lebih jarang di mineral baddeleyite dalam bentuk oksida.
Sekitar 97% senyawa zirconium dan logam zirconium yang
diproduksi di seluruh dunia diperoleh dari zircon yang diperoleh
dari endapan pasir mineral berat, sedangkan sisanya diperoleh dari
endapan beku primer seperti penambangan baddeleyite. Zirconium
biasanya diproduksi dengan mereduksi bahan kimia zirconium
oksiklorida (ZOC), di mana ZOC itu sendiri diproduksi oleh proses
kompleks pelepasan zat kimia dari zircon (zirconium silikat).

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 19


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Digunakan terutama sebagai paduan (alloy) dalam industri


tenaga nuklir atau reaktor nuklir, zirconium juga dapat
ditambahkan ke paduan aluminium dan baja untuk meningkatkan
sifat mekanik dan ketahanan terhadap korosi. Bahan kimia
zirconium digunakan dalam beragam aplikasi mulai dari katalis
hingga pelapis kertas dan kosmetik.
7. Spons

Gambar 2.16 Zirconium Sponge


Sumber: www.zirconiumresearch.com
Spons zirconium diproduksi dengan cara menginjeksikan gas
atau mencampurkan bahan pembusa ke dalam logam cair,
menciptakan buih yang distabilkan oleh bahan pembusa bersuhu
tinggi. Digunakan utamanya dalam industri nuklir dan dapat
menghasilkan paduan zirconium untuk komponen reaktor nuklir,
seperti kelongsong untuk batang bahan bakarnya. Spons zirconium
juga digunakan dalam berbagai macam aplikasi termasuk penukar
panas, penyerapan energi, difusi aliran, dan alat optik ringan.
8. Geokronologi
Zircon merupakan salah satu mineral penting untuk Ilmu
Geokronologi, ilmu untuk mengetahui dan menentukan umur
absolut batuan, fosil, dan sedimen, dalam suatu tingkat
ketidakpastian tertentu yang melekat dengan metode tertentu.
9. Fungsi lain
Zircon juga diketahui selain dengan fungsi yang utama diatas,
dapat juga digunakan untuk fungsi lain, seperti Pemurnian Air dan
Udara, Penentu batuan sedimen yang sangat lapuk dengan ZTR
Index, dll.

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 20


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

II.5.2 Kegunaan Mineral Thorite


Thorite saat ini merupakan salah satu dari sumber bijih uranium
yang cukup penting. Dengan cara mengekstraksi mineral thorite, dapat
digunakan untuk menemukan bijih uranium, selanjutnya bijih uranium
dapat digunakan untuk beragam kegunaan lain seperti Bahan Bakar
Reaktor Nuklir. Berbagai jenis thorite, seperti "uranothorite", sangat
kaya akan uranium dan telah menjadi bijih uranium yang guna pakai di
Bancroft, Ontario, Kanada. Varietas lain dari thorite termasuk
"orangite", varietas oranye, dan "calciothorite", varietas yang tidak
murni dengan tambahan sedikit kalsium. Masing-masing varietas
menyumbangkan kegunaan yang mirip dan utamanya ialah untuk
keperluan perihal nuklir.
`

Gambar 2.17 Bijih Uranium Gambar 2.18 Reaktor Nuklir


Sumber: www.en.wikipedia.org Sumber: www.britnannica.com

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 21


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan
 Zircon dan thorite termasuk ke dalam mineral silikat dan memiliki sistem
kristal yang sama yaitu tetragonal.
 Zircon dan thorite umumnya ada pada batuan pegmatite dan memiliki
genesa magmatisme.
 Zircon dan thorite banyak tersebar di daerah Aceh, Sumatra Utara, Bangka
Belitung, Jawa Barat, NTT, dan Sulawesi Selatan.
 Cara eksplorasi dan penambangan zircon dan thorite ada 2 cara, yaitu
Alluvial Mine dengan metode manual (tradisional) dan metode tambang
semprot (hydrolika).
 Zircon baik sebagai logam atau senyawa banyak digunakan untuk bahan
industri dan produk sehari-hari seperti untuk perhiasan buatan. Sedangkan
Thorite bersifat radioaktif dan bisa digunakan untuk biji uranium yang
penting bagi energi nuklir.

III.2 Saran
Saran bagi praktikan agar mengerjakan laporan dengan lebih rinci lagi dan
mencari daftar pustaka untuk belajar lebih banyak. Bisa mengoreksi jika ada
penulisan atau halaman salah dengan cara mengirimkan koreksi ke penulis.

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 22


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA
Alzwar, M., Samodra, H., & Taringan, J. I. 1987. Pengantar Dasar Ilmu Geologi.
Bandung: Nova
Anonim. 2020. Alluvial Mine.
https://www.britannica.com/technology/mining/Placer-mining (Diakses
pada 11 Januari 2020 19.37 WIB)
Anthony, John W.; Bideaux, Richard A.; Bladh, Kenneth W.; Nichols, Monte C.
1995. Handbook of Mineralogy II (Silica, Silicates). Chantilly:
Mineralogical Society of America.
Baker, David Lewis, Dkk. 2016. Products. www.mineralcommodities.com
(Diakses pada 12 Januari 2021)
Berry, L. G., & Mason, B. 1959. Crystallography In Mineralogy. WH Freeman and
Co San Francisco, CA.
Berzelius, M. 1829. Philosophical Magazine. Series 2. 6 (35): 392–393.
Oxfordshire: Taylor & Francis
Best, Myron G. 2003. Igneous and metamorphic petrology. Oxford Black well sains
Ltd.
Endarto, D. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press
Hamilton, W. B. 1979. Tectonics of the Indonesian region (Vol. 1078). US
Government Printing Office.
Herman, D. Z. 2007. Kemungkinan Sebaran Zirkon pada Endapan Placer di Pulau
Kalimantan. Indonesian Journal on Geoscience, 2(2), 89-97.
Hibbard, M.J. 2002. Mineralogy: A geologist’s point of view. Boston: McGraw-Hill
Katili, J. A. 1975. Volcanism and plate tectonics in the Indonesian island arcs.
Tectonophysics, 26(3-4), 165-188.
Katili, J. A. 1989. Evolution of the Southeast Asian arc complex.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Peta Fasilitas dan Sumber Daya
Sektor ESDM Kategori Mineral dan Batu Bara.
http://geoportal.esdm.go.id/minerba (Diakses pada 11 Januari 2021,
21.00 WIB)

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 23


Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi UPN “Veteran” Yogyakarta

Lilik Subiantoro, Bambang Soetopo, Dwi Haryanto. 2012. Kajian Awal Prospek
Bahan Galian Monasit di Kendawangan Kalimantan Barat. Explorium
33 (2): 97-110.
Nielsen, Ralph. 2000. Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry:
“Zirconium and Zirconium Compounds”. Weinheim: Wiley-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
Said, Adrial. dkk. 2003. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya
Mineral Kabupaten Sintang dan Sekitarnya Provinsi Kalimantan Barat.
Jakarta: Kementerian ESDM.
Wilson, Marjori. 1989. Igneous Petrogenesis. Dodrecth: Springer.
Yantari, Elsa Novia. 2020. Tambang Terbuka Alluvial Mine. Universitas Sriwijaya
Zircon Industry Association. 2021. About Zircon. www.zircon-association.org
(Diakses pada 12 Januari 2021)

Laporan Responsi Poster Mineral Kelompok 12 24

Anda mungkin juga menyukai