Mineral
Simpangan % + Simpangan
No. Ringan/ Frekuensi %
baku baku
Partikel Lain
1 Kuarsa 97 38,8 6,5 45,3
2 Plagioklas 69 27,6 5,5 33,1
3 Lithic 84 33,6 6 39,6
4
5
6
7
8
Jumlah 250 100 18 118
Tabel Hasil Pengamatan Komposisi Mineral Berat (STA: 8 LP: 2)
Mineral
Simpangan % + Simpangan
No. Ringan/ Frekuensi %
baku baku
Partikel Lain
1 Kuarsa 94 37,6 6,2 43,8
2 Plagioklas 78 31,2 5,8 37
3 Lithic 78 31,2 5,8 37
4
5
6
7
8
Jumlah 250 100 17,8 117,8
Tabel Hasil Pengamatan Komposisi Mineral Berat (STA: 8 LP: 3)
Mineral
Simpangan % + Simpangan
No. Ringan/ Frekuensi %
baku baku
Partikel Lain
1 Kuarsa 96 38,4 6,3 44,7
2 Plagioklas 52 20,8 5,1 25,9
3 Lithic 102 40,8 6,5 47,3
4
5
6
7
8
Jumlah 250 100 17,9 117,9
Histogram Mineral Ringan LP 1
45
40
35
30
Frekuensi %
25
Kuarsa
20
Plagioklas
15
Feldspar
10
5
0
45,3 33,1 39,6
% + Simpangan Baku
35
30
25
Frekuensi %
20 Kuarsa
15 Plagioklas
Feldspar
10
0
43,8 37 37
% + Simpangan Baku
Histogram Mineral Ringan LP 3
45
40
35
30
Frekuensi %
25
Kuarsa
20
Plagioklas
15
Feldspar
10
5
0
46,16 26,75 48,67
% + Simpangan Baku
Olivin
25
Zircon
20
Magnetit
15
Ilmenit
10
Hematit
5
Apatit
0
1,4 2,5 45,1 29,1 7,9 27,7 8,9
% + Simpangan Baku
Histogram Mineral Berat LP 2
45
40
35
30
Frekuensi %
Hornblende
25
Olivin
20
Zircon
15
Magnetit
10
Hematit
5
0
24,6 5,2 45,5 25 12,9
% + Simpangan Baku
20
Hornblende
Frekuensi %
15 Olivin
Zircon
10 Magnetit
Ilmenit
5 Hematit
Pyroxene
0
26,7 18,1 13,5 27,9 11,1 24,2 8,5
% + Simpangan Baku
HASIL PENGEPLOTAN MINERAL RINGAN PADA DIAGRAM QFL
Keterangan :
LP 2 : Q = 37,6 % ; F = 50 % ; L = 50 %
Pengamatan kandungan mineral berat dan mineral ringan pada batuan merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan provenance batuan tersebut.
Kandungan mineral tertentu akan memberikan gambaran kesamaan ataupun perbedaan
batuan sumbernya. Selain itu, sejarah transportasi, pelapukan, studi korelasi, dan
paleogeomorfologi juga dapat diketahui melalui pengamatan komposisi partikel. Studi-
studi tersebut dilakukan dengan pengamatan terhadap jenis mineral berat dan mineral
ringan, beserta bentuk dan ukurannya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan komposisi partikel sedimen yang
diperoleh dari Sungai Opak dengan ukuran mesh 60, didapatkan bahwa pada LP 1
diperoleh beberapa komposisi mineral ringan seperti kuarsa, feldspar, dan litik. Jumlah
litik paling banyak di antara mineral lainnya. Hal tersebut disebabkan sifat kuarsa yang
sangat stabil dan resisten terhadap pelapukan.
Sedangkan untuk mineral berat yang dijumpai pada sampel pasir Sungai Opak antara
lain hornblend, olivin, zircon, magnetit, hematit. Dari keseluruhan mineral berat tersebut,
hornblend dan magnetit merupakan mineral yang paling melimpah. Hal tersebut juga
disebabkan karena resistensi mineral yang lebih tinggi daripada mineral yang lain.
Dari komposisi mineral berat dan mineral ringan tersebut, maka dapat
diinterpretasikan bahwa batuan asal adalah batuan beku andesit. Sedangkan kelimpahan
magnetit diduga berasal dari material hasil erupsi Gunung Merapi yang sifat magmanya
intermediet. Mineral berat lain seperti olivin yang merupakan penciri batuan mafik
dianggap tidak memberi signifikansi dalam analisa provenance dikarenakan
kelimpahannya yang sedikit. Sehingga kehadirannya dapat diinterpretasikan dari hasil
transportasi wilayah lain seperti endapan Merapi Tua yang mana terdapat batuan yang
bersifat mafik. Kemudian asal sumber sedimen (provenance) berdasarkan hasil plotting
mineral kuarsa, feldspar, dan litik pada triangular diagram dari Dickinson (1985),
didapatkan bahwa provenance LP 2 merupakan daerah dissected arc, sedangkan LP 1
dan LP 3 merupakan daerah transitional arc. Daerah-daerah tersebut mewakili zona
busur magmatik dimana asal sedimen adalah dari hasil aktivitas vulkanik. Dissected arc
mencerminkan daerah yang telah mengalami pengangkatan kemudian terserosi,
sedangkan transitional arc merupakan daerah yang mengalami sedikit pengangkatan.
Daftar Pustaka :
Boggs Jr., Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. New Jersey: Pearson
Prentice Hall. (h51-61).
Surjono, S. S, D. H. Amijaya, S. Winardi. 2010. Analisis Sedimentologi.
Yogyakarta: Pustaka Geo.