Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global
selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang
No 7 tahun 1996 tentang Pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan
adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Berdasar definisi tersebut, terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan
di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan ketahanan pangan dapat
dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Namun demikian, disadari bahwa perwujudan ketahanan pangan perlu
memperhatikan sistem hierarki mulai dari tingkat global, nasional,
regional, wilayah, rumah tangga dan individu (Simatupang, 2006). Lebih
jauh, Rachman dan Ariani (2007) menyebutkan bahwa tersedianya pangan
yang cukup secara nasional maupun wilayah merupakan syarat
keharusan dari terwujudnya ketahanan pangan nasional, namun itu saja
tidak cukup, syarat kecukupan yang harus dipenuhi adalah terpenuhinya
kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga/individu.
Berdasar pemikiran tersebut, adalah penting untuk mewujudkan
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Tanpa berpretensi
mengabaikan pentingnya ketahanan pangan di tingkat nasional maupun
wilayah, proposal ini membatasi uraian pada perwujudan ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga melalui diversifikasi pangan. Kesadaran
tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama dilaksanakan
di Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang
diharapkan. Kebijakan diversifikasi pangan diawali dari Instruksi Presiden

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
1
(Inpres) Nomor 14 tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu
Makanan Rakyat (UPMMR), dengan menggalakkan produksi Telo, Kacang
dan Jagung yang dikenal dengan Tekad, sampai yang terakhir adanya
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber
Daya Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
dan berbagai kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat
konsumsi masyarakat masih bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu
diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai
harapan, dan belum optimalnya pemanfaatan sumber bahan pangan
lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan
(BKP, 2010).
Dikaitkan dengan potensi yang ada, Indonesia memiliki sumber daya
hayati yang sangat kaya. Ironisnya, tingkat konsumsi sebagian
penduduk Indonesia masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh
karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan
dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui pemanfaatkan sumberdaya
yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya
tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang
dikelola oleh rumah tangga.
Berdasar latar belakang tersebut, Pemerintah Kota Sibolga melalui
Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Sibolga
merencanakan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
(Model KRPL) dan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis)
untuk optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan skala rumah tangga.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
2
1.2. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, tujuan dari kegiatan ini
adalah Meningkatkan Ketahanan Pangan Yang Bekelanjutan di Kota Sibolga
melalui Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis).

1.3. Sasaran
Sasaran Kegiatan ini adalah Masyarakat Kota Sibolga yang tergabung
dalam Kelompok Dasawisma dan Kelompok Pertanian lainnya.

1.4. Sumber Dana


Mengingat keterbatasan anggaran dalam APBD Kota Sibolga, maka
Kegiatan ini diharapkan dapat direalisasikan melalui anggaran APBN
Tahun 2018.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
3
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

Sibolga merupakan salah satu kota yang berada di Pantai Barat


Sumatera. Wilayahnya berada pada ketinggian 0 - 200 m di atas
permukaan laut. Secara geografis, Kota Sibolga terletak antara
01o 42' - 01o 46' Lintang Utara dan 98o46' - 98o48' Bujur Timur. Kota
Sibolga di sebelah Utara, Timur dan Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah, dan di sebelah Barat berbatasan dengan
Teluk Tapian Nauli. Sibolga memiliki wilayah seluas 10,77 km 2 atau
1.077 Ha yang terdiri dari 889,16 Ha daratan dan 187,84 Ha daratan
berupa kepulauan.
Kota Sibolga termasuk beriklim tropis dengan suhu maksimum
pada tahun 2015 mencapai 32,2 oC. Jumlah hari hujan di Kota Sibolga
pada tahun 2015 adalah sebanyak 247 hari, lebih sedikit dibandingkan
tahun sebelumnya yang mencapai 298 hari. Sejalan dengan jumlah hari
hujan, rata-rata kelembaban udara Kota Sibolga juga mengalami
penurunan menjadi 82,5 persen pada tahun 2015. Sementara itu,
rata-rata kecepatan angin di Kota Sibolga pada tahun 2015 adalah
sebesar 6,36 knot dengan penguapan udara sebesar 4,95 mm.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Sibolga Tahun 2015


No. Kecamatan Luas (km2) Persentase
1 Sibolga Utara 3,33 30,92
2 Sibolga Kota 2,73 25,35
3 Sibolga Selatan 3,14 29,16
4 Sibolga Sambas 1,57 14,58
Jumlah 10,77 100,00

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
4
Gambar 1. Luas Kota Sibolga Menurut Kecamatan (km 2) Tahun 2015

Wilayah Administrasi Pemerintahan Kota Sibolga pada tahun 2015


terdiri atas 4 kecamatan dan 17 kelurahan, yaitu Kecamatan Sibolga
Utara terdiri dari 5 kelurahan, Kecamatan Sibolga Kota 4 kelurahan,
Kecamatan Sibolga Selatan 4 kelurahan, dan Kecamatan Sibolga
Sambas terdiri dari 4 kelurahan.

Tabel 2. Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan


di Kota Sibolga Tahun 2015

No. Kecamatan Kelurahan Lingkungan


1 Sibolga Utara 5 25
2 Sibolga Kota 4 16
3 Sibolga Selatan 4 28
4 Sibolga Sambas 4 17
Jumlah 17 86

Kependudukan

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
5
Penduduk Kota Sibolga berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2015 sebanyak 86.519 jiwa yang terdiri atas 43.394 jiwa penduduk laki-
laki dan 43.125 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan
proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Sibolga mengalami
pertumbuhan sebesar 0,41 persen dengan masing-masing persentase
pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 0,26 persen dan penduduk
perempuan sebesar 0,56 persen.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,62.
Kepadatan penduduk di Kota Sibolga tahun 2015 mencapai 8.033
jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 5 orang.
Kepadatan Penduduk di 4 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Sibolga Sambas dengan
kepadatan sebesar 12.991 jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Sibolga
Kota sebesar 5.158 jiwa/Km 2. Sementara itu jumlah rumah tangga
mengalami pertumbuhan sebesar 0,41 persen dari tahun 2014.

Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut


Kecamatan di Kota Sibolga Tahun 2010, 2014 dan 2015

Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (ribu)
No. Kecamatan Penduduk per Tahun
2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
1 Sibolga Utara 19.970 21.289 21.604 1,59 1,48
2 Sibolga Kota 14.304 14.133 14.080 - 0,32 - 0,38
3 Sibolga Selatan 30.082 30.385 30.439 0,24 0,18
4 Sibolga Sambas 20.125 20.359 20.396 0,27 0,18
Jumlah 84.481 86.166 86.519 0,48 0,41

BAB III
USULAN KEGIATAN

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
6
3.1. Kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL)

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut


dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) yang
merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga
dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan
dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga,
diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman
pangan untuk masa depan serta peningkatan pendapatan yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjaga keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam
konsep Model KRPL dilengkapi dengan kelembagaan Kebun Bibit
Desa, unit pengolahan serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang
melimpah. Berdasar pemikiran tersebut, seperti tertuang Pedoman Umum
Model KRL (Kementerian Pertanian, 2011) tujuan pengembangan Model
KRPL adalah:
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat
melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari;
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam
pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan
untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat
keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta
pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos;
3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan
pemanfatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman
pangan lokal untuk masa depan; dan
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga
mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
7
Berdasar tujuan tersebut, sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL
ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara
ekonomi dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara
lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang sejahtera (Kementerian
Pertanian, 2011).

A. Perencanaan dan Pelaksanaan Model KRPL


Untuk merencanakan dan melaksanakan pengembangan Model
KRPL, dibutuhkan 9 (sembilan) tahapan kegiatan seperti telah
dituangkan dalam Pedoman Umum Model KRPL (Kementerian Pertanian,
2011), yaitu :

a. Persiapan
1. pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan
kelompok sasaran,
2. pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari kesepakatan dalam
penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi,
3. koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di
Kabupaten/Kota,
4. memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

b. Pembentukan Kelompok
Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau kelompok rumah
tangga dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu
dusun/kampung. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif dengan
melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.
Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota
kelompok itu sendiri. Dengan cara berkelompok akan tumbuh kekuatan

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
8
gerak dari para anggota dengan prinsip keserasian, kebersamaan dan
kepemimpinan dari mereka sendiri.

c. Sosialisasi
Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat
kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.
Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka
masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait.

d. Penguatan Kelembagaan Kelompok


Penguatan Kelembagaan Kelompok dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok, yaitu :
1. mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah;
2. mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama;
3. mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi;
4. mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan);
dan
5. mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok
masyarakat lainnya.

3.1.1. Lokasi Kegiatan


Lokasi Kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) adalah Kelompok Dasawisma dalam Wilayah Kota Sibolga dengan
lokasi kegiatan di 4 Kecamatan, yaitu :
 Kecamatan Sibolga Utara
 Kecamatan Sibolga Kota
 Kecamatan Sibolga Selatan
 Kecamatan Sibolga Sambas
3.1.2. Indikator Kinerja

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
9
Indikator Kinerja Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) adalah sebagai berikut :

Hasil Program Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan


Tolak Tolak Tolak
Target Target Target
Ukur Ukur Ukur
Meningkatny 90% Jumlah 50 Meningkatny 50 Kelompok
a Ketahanan Kelompok Kelompok a Dasawisma/
Pangan Dasawism Dasawisma/ Ketersediaan 500 Rumah
a 500 Rumah Pangan Tangga
Tangga Masyarakat

3.2. Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis)


Komoditas jagung mempunyai peran yang sangat strategis, baik
dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak
roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai pangan bagi sebagian
masyarakat Indonesia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan
protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun
perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan
pendorong pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar
pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan
saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya, seperti
bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan jagung
baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya
dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring
dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat. Indonesia mempunyai potensi
sangat besar dalam meningkat kan produksi maupun produktivitas jagung.
Lahan yang tersedia untuk budidaya jagung sangat luas, persyaratan
agroklimat sederhana, teknologi sudah tersedia, sehingga prospek
keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
10
Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan
jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain
melalui:
1. Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik
lokasi);
2. Penggunaan varietas unggul bermutu;
3. Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi;
4. Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT);
5. Pengamanan produksi dari serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI);
6. Penanganan pasca panen;
7. Dukungan penelitian dan penyuluhan, dan
8. Menjalin kemitraan dengan stakeholders untuk penguatan modal,
bantuan sarana produksi, penanganan pasca panen, dan pemasaran
hasil.

A. Tujuan Pembudidayaan
Setiap usaha yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu. Begitupula
dengan budidaya tanaman jagung juga memiliki beberapa tujuan. Adapun
tujuan pembudidayaan tanaman jagung adalah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan Lahan
Lahan atau tanah yang ada di desa-desa umumnya hanya sebagian
kecil saja yang digunakan untuk keperluan pemukiman. Sebagian besar
masih berupa lahan terbuka dan belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk
itulah lahan digunakan untuk sarana pembudidayaan tanaman agar lahan
tersebut terawat dan memberikan manfaat.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
11
2. Menambah Penghasilan
Kegiatan budidaya tanaman jagung yaitu menanam, merawat dan
memanen serta memasarkan hasil panen tersebut. Hasil dari pemasaran
tersebut merupakan sumber penghasilan, khususnya bagi para petani yang
pekerjaannya membudidayakan jagung.

3. Mengurangi Tingkat Pengangguran


Budidaya tanaman jagung dapat mengurangi tingkat pengangguran
karena orang yang tadinya tidak memiliki pekerjaan, dengan adanya
kegiatan pembudidayaan tanaman jagung mereka akhirnya bisa bekerja
yaitu usaha budidaya jagung.

D. Manfaat Jagung
Jagung merupakan tanaman sumber bahan pangan pokok bagi
sebagian masyarakat, selain gandum dan padi atau beras. Jagung kaya
akan karbohidrat. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam jagung
dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji jagung. Karbohidrat itulah
yang dapat menambah atau memberikan asupan kalori pada tubuh manusia,
yang merupakan sumber tenaga sehingga jagung dijadikan sebagai bahan
makanan pokok. Jagung tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tapi juga
bagi hewan ternak seperti sapi.
Berikut merupakan beberapa manfaat jagung :
1. Buahnya merupakan sumber karbohidrat bagi manusia.
2. Sebagai salah satu sumber pangan pokok.
3. Daunnya dapat digunakan untuk pakan ternak kambing, sapi, maupun
kerbau.
4. Batangnya yang sudah kering dapat digunakan untuk kayu bakar.
5. Kulit batang pohon jagung dapat dijadikan kerajinan tangan.
6. Tulang jagung (jenggel) dapat digunakan sebagai kayu bakar.

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
12
7. Kulit dari buah jagung dapat digunakan sebagai pengganti kertas sigaret
pada rokok, serta dapat digunakan sebagai bungkus makanan kecil
seperti dodol dan wingko.
8. Buahnya dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti nasi
jagung, jagung bakar, berondong ( popccorn ), dan juga sebagai pakan
ternak.

C. Keunggulan Jagung Hibrida


Jagung yang banyak dibudidayakan saat ini adalah jagung jenis
hibrida karena jagung jenis ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain
sebagai berikut :
1. Sangat cocok untuk penanaman rapat dengan jarak tanam 75 x 20 cm,
dan dengan populasi 66.667 tanaman/hektar.
2. Sangat peka terhadap pemupukan, sehingga dapat memberikan hasil
yang dapat memberikan hasil yang tinggi pada keadaan pemupukan
yang optimal.
3. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan penyakit bulai.
4. Berbatang kokoh dengan tingkat keseragaman mulai dari seragam
sampai sangat seragam.
5. Umur panen tergolong cepat.
6. Hasil produksi sangat tinggi antara 6,8 - 8,89 ton pipilan kering/hektar.
7. Jagung hibrida juga berpotensi baik untuk dipanen hijauan pakan ternak
(silase) maupun dipanen muda sebagai jagung rebus dan jagung sayur
(baby corn).

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
13
3.2.1. Lokasi Kegiatan
Kelompok Masyarakat dalam Wilayah Kota Sibolga dengan lokasi
Kegiatan di 3 Kecamatan, yaitu :
 Kecamatan Sibolga Utara
 Kecamatan Sibolga Selatan
 Kecamatan Sibolga Sambas

3.2.2. Indikator Kinerja


Indikator Kinerja Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis)
adalah sebagai berikut :

Hasil Program Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan


Tolak Tolak Tolak
Target Target Target
Ukur Ukur Ukur
Meningkatny 90% Luas 15 Ha Meningkatnya 200 Ton
a Ketahanan Lahan Ketersediaan Jagung
Pangan Budidaya Pangan
Jagung Masyarakat

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
14
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Satuan Kerja : Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian


Kegiatan : Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL)
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2018

HARGA JUMLAH
No URAIAN SATUA HARGA
VOLUME SATUAN
. PEKERJAAN N
(Rp.) (Rp.)
50
Pengadaan 6.000.00 300.000.00
1. Kelompo Paket
Infrastruktur 0 0
k
50 2.000.00 100.000.00
2. Demplot KRPL Paket
Kelompok 0 0
Pengembanga 50 7.000.00 350.000.00
3. Paket
n KRPL Kelompok 0 0
750.000.00
JUMLAH
0
Terbilang : Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah

KEPALA DINAS PERIKANAN KETAHANAN


PANGAN DAN PERTANIAN KOTA SIBOLGA,

HENDRA DARMALIUS, A.Pi., M.M.


Pembina Utama Muda
NIP. 19631218 198902 1 002

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
15
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Satuan Kerja : Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian


Kegiatan : Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis)
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2018

HARGA JUMLAH
No URAIAN VOLUM
SATUAN SATUAN HARGA
. PEKERJAAN E
(Rp.) (Rp.)
1. Pengadaan
Saprodi (Benih,
15 Ha Paket 6.000.000 90.000.000
Pupuk dan Obat-
obatan)
2. Tenaga Kerja 15 Ha Paket 7.000.000 105.000.000
a. Pengolahan
Lahan
b. Penanaman
c. Pemupukan
d. Panen
JUMLAH 195.000.000
Terbilang : Seratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah

KEPALA DINAS PERIKANAN KETAHANAN


PANGAN DAN PERTANIAN KOTA SIBOLGA,

HENDRA DARMALIUS, A.Pi., M.M.


Pembina Utama Muda
NIP. 19631218 198902 1 002

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
16
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Satuan Kerja : Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian


Bidang : Ketahanan Pangan
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2018

JUMLAH ANGGARAN
No. KEGIATAN
(Rp.)
1. Pengembangan Kawasan Rumah 750.000.000
Pangan Lestari (KRPL)
Pengembangan Pangan Pokok Lokal
2. 195.000.000
(Jagung Manis)
JUMLAH 945.000.000
Terbilang : Sembilan Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah

KEPALA DINAS PERIKANAN KETAHANAN


PANGAN DAN PERTANIAN KOTA SIBOLGA,

HENDRA DARMALIUS, A.Pi., M.M.


Pembina Utama Muda
NIP. 19631218 198902 1 002

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
17
BAB IV
PENUTUP

Dukungan Anggaran dari Pemerintah Pusat melalui Dana APBN


Tahun 2018 sangat diharapkan oleh Pemerintah Kota Sibolga yang akan
dikelola oleh Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian dengan
harapan terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui kegiatan
Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Pengembangan
Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis) di Kota Sibolga.
Demikian Proposal ini disampaikan dan atas perhatian serta segala
bantuan yang diberikan kami ucapkan terimakasih.

KEPALA DINAS PERIKANAN KETAHANAN


PANGAN DAN PERTANIAN KOTA SIBOLGA,

HENDRA DARMALIUS, A.Pi., M.M.


Pembina Utama Muda
NIP. 19631218 198902 1 002

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
18
Lampiran 1. Dokumentasi Potensi Wilayah Pemerintah Kota Sibolga

Gambar 1. Potensi Lahan Pekarangan Warga Kota Sibolga


Kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
19
Gambar 2. Potensi Lahan Kosong Warga Kota Sibolga
Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (Jagung Manis)

Proposal Bidang Ketahanan Pangan


Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertaian Kota Sibolga
20

Anda mungkin juga menyukai