Kunci Determinasi
Kunci Determinasi
OLEH:
KELOMPOK III
Pernahkah kamu melihat seekor kuda di televisi? Mengapa kamu langsung dapat
menyebutkan bahwa hewan tersebut adalah kuda? Tentu karena kamu telah mengetahui
ciri-ciri kuda sebelumnya bukan? Nah, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa kamu telah
melakukan proses identifikasi dalam otak. Hal ini dapat terjadi karena sebelumnya kamu
telah memiliki memori tentang ciri-ciri kuda di dalam otak. Jadi ketika kamu melihat kuda
di televisi dapat langsung menyebutkan nama hewan tersebut.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat
pembanding berupa gambar, spesimen/ awetan hewan dan tumbuhan, hewan atau
tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi
disebut juga kunci determinasi.
A. PENGERTIAN
Kunci determinasi atau kunci dikotom adalah cara atau langkah untuk mengenali
organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci dikotomis terdiri dari
sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris untuk mengelompokkan atau
menggolongkan makhluk hidup, dan berisi deskripsi dari ciri-ciri organisme yang disajikan
dengan ciri yang berlawanan.
1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk
hidup yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada
pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a tidak
sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme
yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai
dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati,
alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan:
a. tumbuhan berupa herba, atau
b. tumbuhan berkayu.
Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur.
6. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk
hidup yang diamati.
1. a. Tumbuhan dengan ciri batangnya termasuk dalam batang tidak sejati atau tidak memiliki
alat tubuh yang menyerupai batang .................................................................................... Lumut
hati
b. Tumbuhan dengan batang sejati atau memiliki alat tubuh yang menyerupai batang ..... (2)
2. a. Pada batang tidak diketemukan pembuluh ........................................................ Lumut daun
b. Pada batang terdapat jaringan pembuluh ............................................................................... (3)
3. a. Tumbuhan tidak berbunga ...................................................................................................... (4)
b. Tumbuhan berbunga atau memiliki organ yang berfungsi seperti bunga ................... (4)
4. a. Pada daun terdapat bintik kuning atau coklat, jika ditekan akan keluar serbuk kecil
........... Tumbuhan paku
b. Pada daun tidak diketemukan adanya bintik kuning atau coklat ........................................ (5)
5. a. Tumbuhan tidak dengan bunga sejati, pada ujung ranting atau ketiak daun terdapat
badan berbentuk kerucut yang menghasilkan bakal biji
........................................................ Gymnospermae
b. Tumbuhan dengan bunga sejati dan tidak mempunyai organ berbentuk kerucut pada
ujung atau ketiak daunnya ......................................................................... (6)
6. a. Berakar serabut ..................................................................................................................... (7)
b. Berakar tunggang ............................................................................................................... (8)
7. a. Batang berongga .............................................................................................................. Padi
b. Batang tidak berongga ............................................................................................... Jagung
8. a. Bunga berbentuk kupu-kupu ................................................................................... Kacang
b. Bunga berbentuk terompet .................................................................................. Terong
1. a. Homoiotermis.................................................................................................................... (2)
b. Poikilotermis ............................................................................................................................ (8)
2. a. Hidup di darat ........................................................................................................... ..... (3)
b. Hidup di air ............................................................................................................................ (5)
3. a. Memiliki rambut atau bulu ......................................................................................... (4)
b. Memiliki zat tanduk ............................................................................................................ (8)
4. a. Ada kelenjar susu ............................................................................................. Mamalia
b. Tidak ada kelenjar susu ................................................................................................. Aves
5. a. Alat gerak sirip .............................................................................................................. (6)
b. Alat gerak bukan sirip ........................................................................................................ (7)
6. 6. a. Bernapas dengan paru-paru ................................................................................. (9)
b. Bernapas dengan insang ............................................................................................. Pisces
7. a. Jantung 3 ruang .............................................................................................. Amphibia
b. Jantung 4 ruang ........................................................................................................... Reptil
c. Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama
atau hampir sama.
d. Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan
hurup besar
e. Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan
kata kedua merupakan petunjuk spesies. Contoh nama ilmiah padi:
Aturan penulisan
Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama
("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies
mengikutinya.
Contoh:
Panthera tigris; Panthera adalah nama genus, sedangkan tigris adalah nama
spesiesnya.
Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase)
dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil,
lowercase).
Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya,
suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya
pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi
huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
o Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis
dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh:
Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara
penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad
ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus
Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika
diambil dari nama orang atau tempat.
o Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang
terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari
autoritas boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan
huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu
spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku
sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max
Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula
dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung
(parentesis).
Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah
biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "Pengujian Daya Tahan Kedelai (Glycine max
Merr.) Terhadap Beberapa Tingkat Salinitas". (Penjelasan: Merr. adalah
singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil
karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max
diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga
disebut kedelai.).
Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa
ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun
perkembangan, melainkan tetap.
Secara berurutan kita mulai dari klasifikasi makhluk hidup menurut Sistem
Artifisial atau buatan.
Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis
makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin,
sesuai dengan kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama
ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh
dunia. Walaupun kadang-kadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan
suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar. Upaya memberi
nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan, akhirnya
melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur (tata nama biner) yang
meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis. Di samping itu akan
dibahas juga tata nama untuk takson Marga dan Suku.
a. Nama Jenis
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata
tunggal (mufrad) yang sudah dilatinkan. Misalnya, tanaman jagung nama
spesiesnya (jenis) Zea Mays. Burung merpati nama spesiesnya Columbia
livia. Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata
kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis. Dalam penulisan
nama marga, huruf pertama dimulai dengan huruf besar, sedangkan
nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan huruf kecil. Selanjutnya
setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak
miring atau digaris-bawahi agar dapat dibedakan dengan nama atau
istilah lain.
b. Nama Marga (Genus)
Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang
merupakan kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya
ditulis dengan huruf besar. Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-
terongan), marga hewan Felis (kucing), dan sebagainya.
c. Nama Suku (Familia)
Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata sifat yang
dijadikan sebagai kata benda berbentuk jamak. Biasanya berasal dari
nama marga makhluk hidup yang bersangkutan. Bila tumbuhan, maka
ditambahkan akhiran aceae. Contoh, nama suku Solanaceae, berasal dari
kata Solanum + aceae. Tetapi bila hewan ditambahkan dengan idea.
Contoh, nama suku Felidae, berasal dari kata Felis + idea. Demikian uraian
tentang tata nama makhluk hidup. Untuk melatih penulisan nama
jenis/spesies yang benar menurut tata nama biner, cobalah Anda kerjakan
latihan berikut ini.
Keterangan :
Kingdom untuk hewan
Regnum untuk tumbuhan
Filum untuk hewan
Divisio untuk
tumbuhan
Kingdom/Regnum dunia/kerajaan
Filum/Divisio bagian/keluarga besar
Jika kita perhatikan
Klassis kelas
klasifikasi Ordo bangsa tersebut terdiri
atas Familia suku beberapa
tingkatan, Genus marga mulai dari
kelompok Species jenis besar,
kemudian dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-
kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis
makhluk hidup.
Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari
tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki
oleh suatu makhluk hidup.
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup.
Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua
tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae. Bagaimana dengan
manusia, masuk dalam tingkatan klasifikasi apakah kita? Coba pikirkan
mengapa manusia dikelompokkan dalam salah satu kingdom itu?
c. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio,
artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki
ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. Contoh kelas pada
hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci,
dan lain-lain.
Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping
satu dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio:
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada
tumbuhan, nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan
pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo
Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan
tumbuht-umbuhan).
f. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama
genus terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama
hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya
diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak
dengan digaris bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing),
Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing). Adapun contoh pada
tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya),
dan Solanum (marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau
satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang
dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan
keturunan yang subur (fertil).
Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada
species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan
nama marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya.
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf
kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita),
Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Pada umumnya suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap
daerah, misalnya kota, negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa
Tengah sering menyebutnya “gedang”. Apakah orang Sumatra mengerti
bahwa yang disebut “gedang” berarti pisang? Sedangkan orang Jawa Barat
menyebut “gedang” untuk buah pepaya.
Agar tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan
pihak lain, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di
seluruh dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang
sederhana, mudah dipahami, dan berlaku secara internasional.
1) Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan
nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2) Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan
huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3) Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4) Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf
yang berbeda dengan teks lain.
5) Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6) Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan
nama species melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson
di bawah tingkat species maka ditulis terpisah,
contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
7) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species
tersebut,
contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).
Coba Anda berikan nama dalam tingkatan klasifikasi mulai dari yang
paling tinggi sampai tingkatan paling rendah untuk tumbuhan rumput-
rumputan, misalnya padi (Oryza sativa) dan untuk hewan, misalnya
kucing (Felis catus).