Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“KEHILANGAN DAN BERDUKA”

DI SUSUN OLEH :

NI MADE RATNA SARI


020021086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEHILANGAN DAN BERDUKA

Topik : Kehilangan dan Berduka


Sub Topik : Cara Mengatasi Kehilangan dan Berduka
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Waktu : 08.00-08.30 WITA
Tanggal : 22 Oktober 2020
Tempat : Rumah Pasien Ny.T
Nama penyuluh : Ni Made Ratna Sari

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit
diharapkan klien dengan kehilangan dan berduka dan keluarga
dapat memahami cara mengatasi kehilangan dan berduka.

B. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit
diharapkan klien dengan berduka dan kehilangan dan keluarga
mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian kehilangan dan berduka
2. Menyebutkan penyebab kehilangan dan berduka
3. Menyebutkan tahapan kehilangan dan berduka
4. Menyebutkan tanda dan gejala kehilangan dan berduka
5. Menyebutkan Cara mengatasi kehilangan dan berduka
6. Menyebutkan Peran keluarga dalam merawat pasien

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Tahapan berduka
4. Tanda dan gejala
5. Cara mengatasi kehilangan dan berduka
6. Peran keluarga dalam merawat pasien
D. Metode Penyuluhan
1.Ceramah
2.Tanya jawab
3.Diskusi

E. Media Penyuluhan
1.Leaflet
F. Strategi Penyuluhan

N Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon


o Sasaran/Audiens
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
salam 2. Antusias
2. Memperkenalkan mendengarkan
diri perkenalan
3. Menjelaskan perawat,
maksud dan penyampaian
tujuan maksud dan
4. Memeberikan pre tujuan
test pada pasien penyuluhan
dan keluarga 3. Aktif
5. Membagikan menyampaikan
leaflet apa yang
diketahui
pasien dan
keluarga
sebelum
penyuluhan yang
akan
disampaikan
4. Menerima
leaflet yang
dibagikan
2 Isi 15 1. Menjelaskan 1. Menyimak
menit materi tentang penjelasan
kehilangan tentang
berduka kehilangan dan
2. Memberikan berduka yang
kesempatan disampaikan
kepada pasien oleh Perawat
dan keluarga 2. Aktif bertanya
untuk bertanya mengenai
3. Menjawab kehilangan dan
pertanyaan pasie berduka
n dan keluarga 3. Menyimak
yang telah jawaban yang
ditanyakan disampaikan
berkaitan dengan oleh Perawat
materi yang
belum jelas.
3 Penutup 10 1. Perawat 1. Menyimak
menit memberikan evaluasi dan
evaluasi kesimpulan yang
2. Perawat disampaikan
menyimpulkan oleh Perawat
materi yang 2. Menjawab apa
telah saja yang telah
disampaikan diketahui
3. Perawat setelah
memberikan post penyuluhan
test pada pasien disampaikan
dan keluarga oleh Perawat
4. Perawat 3. Menjawab salam
memberikan salam
penutup

G. Evaluasi

1. Diharapkan pasien dan keluarga mengerti dengan jelas


mengenai informasi yang telah diberikan oleh perawat.
2. Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang diberikan oleh perawat.
3. Prosedur : Pre test dan post test
4. Jenis Test : Lisan
5. Butir Soal : 5 Soal
a. Jelaskan pengertian dari kehilangan dan berduka?
b. Jelaskan penyebab kehilangan dan berduka?
c. Sebutkan tahapan kehilangan dan berduka?
d. Sebutkan tanda dan gejala kehilangan dan berduka?
e. Jelaskan cara mengatasi kehilangan dan berduka?
f. Sebutkan peran serta keluarga dalam merawat pasien
dengan kehilangan dan berduka?

H. Sumber
Patricia A. Potter. 2005. Fudamental of Nursing: Concept,
Proses, and Practice. Jakarta: EGC
Rando TA. (1986). Loss and Anticipatory Grief. Lexington
Mass

I. Lampiran
1. Materi Kehilangan dan Berduka
Materi Pendidikan Kesehatan

A. Pengertian
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari
kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus
atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti
sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara
bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,
diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau
total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert, 1985;
hal. 35).
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh
setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir
individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang
dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan
merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

B. Penyebab
Perasaan kehilangan dan berduka pada seseorang dapat muncul
dikarenakan berbagai alasan diantaranya:
1. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat
bermakna atau orang yang berarti adalah salah satu yang
paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tioe
kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.
Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang
yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan
ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada,
kematian pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa
dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat
ditutupi.

2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)


Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri
atau anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini
meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri,
kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan
dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara
atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain
yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan
pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.
3. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik
sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau
pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan
kegunaan benda tersebut.
4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari
lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan
latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara permanen. Misalnya pindah kekota lain,
maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses
penyesuaian baru.

C. Tahapan berduka
1. Fase Denial

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai


kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya
itu terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis,
gelisah.
2. Fase anger/marah

a. Mulai sadar akan kenyataan


b. Marah diproyeksikan pada orang lalin
c. Reaksi fisik: muka merah, nadi cepat, gelisah, susah
tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif
3. Fase bargaining/tawar-menawar
Verbalisasi: “kenapa herus terjadi pada saya?, “kalau
saja yang sakit bukan saya”, “seandainya saya hati-hati”.
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau
putus asa
b. Gejala: menolak makan, susah tidur, letih, dorongan
libido menurun
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang
b. Verbalisasi: “apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh”, “yah, akhirnya saya harus operasi”

D. Tanda dan gejala


1. Ungkapan kehilangan
2. Menangis
3. Gangguan tidur
4. Kehilangan nafsu makan
5. Sulit berkonsentrasi
6. Karakteristik berduka yang berkepanjangan,yaitu:
a. Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu
yang lama
b. Sedih berkepanjangan
c. Adanya gejala fisik yang berat
d. Keinginan untuk bunuh diri

E. Cara mengatasi kehilangan dan berduka


Untuk mengatasi kehilangan dan berduka tidak ada caranya.
Namun setiap manusia yang berduka dan kehilangan memiliki
tugas yang herus lewati agar tetap dalam berduka dan
kehilangan secara normal. Tugas tersebut yaitu :

Tugas 1: Menerima kenyataan akan merasa kehilangan ,tugas 1


melibatkan proses penerimaan bahwa individu atau objek
tersebut telah pergi dan tidak akan kembali.

Tugas 2: Melewati rasa nyeri akan berduka , individu


memberikan reaksi berupa kesedihan ,kesendiriaan
,keputusasaan, atau penyesalan dan akan bekerja melalui
perasaan nyeri dengan mengguna kan mekanisme adaptasi 
paling di kenal dan nyaman bagi mereka.

Tugas 3: Beradaptasi dengan lingkungan , dimana orang


tersebut meninggal . seorang individu tidak menyadari
sepenuhnya dampak dari rasa kehilangan selama minimal 3
bulan . anggota keluarga atau teman memberikan sedikit
perhatian kepada individu yang  merasa kehilangngan dalam
jangka waktu  yang sama., sebagaimana akhir dari rasa
kehilangan menjadi kenyataan.

Tahap 4: Melanjutkan jalannya roda kehidupan. Bilamana


terjadi hambatan dalam masa dukacita ini maka dapat terjadi
griefing yang abnormal atau complicated mourning dalam
bentuk sebagai berikut :
a.Chronic grief reactions (reaksi kehilangan)
b.Delayed grief reactions
c.Exaggerated grief reactions
d.Masked grief reactions

F. Peran keluarga dalam merawat pasien

1. Berharap akan perawatan yang terbaik sudah


diberikan.serta keyakinan bahwa mati adalah akhir
penderitaan dan kesakitan.

2. Berpartisipasi dalam memberi perawatan dan sharing dengan


staf perawatan.

3. Memberi support kepada klien. Dengan support klien bisa


melewati kemarahan, kesedihan, denial. Support bisa
digunakan sebagai koping dengan perubahan yang terjadi.

4. Berdoa sesuai kepercayaan agar mendapatkan kekuatan dari


Tuhan

Anda mungkin juga menyukai