Anda di halaman 1dari 8

Christine Magdalena Mandalahi

1805310
UTS Kritik Seni Susulan Tahap 2 (Final UTS)

MENGERAKAN GARIS DAN WARNA

Hedi Soetardja “Bergerak #2” (2018). 120 cm x 120 cm, cat akrilik dan arang pasta akrilik
pada kanvas.

Salah satu karya lukis abstrak ekspresionis yang berjudul “Bergerak #2”, dengan
mengunakan media cat akrilik dan arang pasta akrilik pada kanvas berukuran 120 x
120 cm. Karya lukis Hedi Soetardja pada tahun 2018, merupakan sebuah wujud seni
bercorak abstrak yang dibuatnya. Melihat lebih dekat pada lukisan ”Bergerak #2”,
kita akan menemukan bahwa karyanya merupakan lukisan abstrak yang di padukan
dengan bentuk representasi. Bisa di lihat pada bagian tengah lukisan terdapat
kumpulan warna yang saling bercampuran dan saling menimpa yang di goresi raut
garis yang tampak menyatu. Menjadikan suatu objek yang besar. Bentuk tersebut
tidak terlalu jelas wujudnya, tetapi memiliki beberapa gambaran representasi binatang
yang nampak. Ada bagian mata berupa titik dan lingkaran kecil tak beraturan dan
mulut serta badan dengan kaki tergambarkan pada objek yang berukuran besar. Benda
lain seperti bentuk roda sepeda pada bagian bawah kiri objek besar. Ada pula gambar
berbentuk batu pada objek besar. Gorasan garis berwarna hitam menyerupai angka
satu diatas objek dan beberapa garis yang menyerupai rambut atau bulu pada objek.
Warna kuning sebagai dasar yang di timpa sedikit warna biru, coklat, putih, merah,
ungu, dan orange sebagai bidang warna pada objek besar. Objek yang kecil yang
berada pada kanan si objek besar, raut garisnya menggambarkan binatang berkaki dua
tidak memiliki kepala. Raut badan yang di beri warna kuning sebagai dasar. Warna
biru di bagian atas kiri badan dan sedikit warna ungu dan di bawahnya sedikit sapuan
warna coklat. Warna merah bercampur dengan warna kuning dan hitam yang
melewati batas bentuk di bawah badan dekat kaki kiri dan kaki kanan. Nampak
terlihat sebagai kaki yang pendek, dengan sedikit coretan warna hitam. Bagian kanan
badan terdapat coretan yang di timpa warna coklat. Angka dan huruf tergambar pada
bagian bawah kanan badan objek kecil. Warna putih dan sedikit bercampur dengan
warna coklat pada atas badan objek kecil. Penambahan lingkaran tak simetris pada
objek kecil di sebelah kiri. Melingkari kaki kiri dan badan kiri objek kecil.
Pengaplikasian berbagai warna ini menggunakan teknik tumpukan warna dengan
sapuan brush-stroke yang liar dan tak beraturan oleh kuas di atas kanvas. Hasil bidang
warna tersebut di timpa dengan raut yang di bangun oleh garis-garis tak terkendali.
Kebanyakan garis berwarna hitam dan tambahan warna putih.
Pada bagian bawah objek kecil terdapat goresan asal berbentuk lingkaran kecil
tak simetris dengan tiga garis pendek yang mengecil sampai ke bawah. Bawahnya lagi
di coret menyerupai benang yang berbelit membentuk lingkaran tak simetris berwarna
hitam. Sedikit sapuan cat akrilik tipis warna putih oleh setiap garis. Sampingnya di
beri jarak lalu ada warna coklat menyatu dengan warna background yang memudar.
Tertimpa dengan dua garis pendek menyerupai isi hekter dan kebawahnya di beri tiga
coretan dan penambahan satu garis putih.
Coretan-coretan yang dihasilkan oleh goresan arang di bagian tepi atas dan
wujudnya terlihat seperti untaian benang yang berbeli-belit bergantungan pada sehelai
benang lurus panjang. Bagian pojok kanannya terdapat goresan garis berwarna putih
tertuliskan sebuah simbol angka. Sedikit coretan warna hitam di sapukan tipis dengan
cat akrilik merah.
Tepi bawah pada lukisan “Bergerak #2”, terdapat tiga raut berupa garis berwarna
hitam yang berbeda dan disapukan cat akrilik yang di basahi berwarna putih, hitam,
dan biru. Raut garis tipis sebelah kiri tergoreskan mendatar tak beraturan dan di
sapukan oleh cat akrilik putih. Tambahan tiga cap berwarna hitam dan bawahnya
sapuan cat akrilik yang di basahi. Tengahnya berupa garis yang acak di tumpuk
dengan cat akrilik hitam yang di beri semprotan air. Yang terakhir dua goresan arang
yang yang di timpa kembali dengan cat akrilik biru, membuat raut yang samar.
Sampingnya terdapat dua raut garis pendek dan memanjang di sapukan tipis dengan
cat akrilik biru, menghasilkan warna yang pudar. Subject matter lukisan “Bergerak
#2” dihadirkan di atas latar berwarna abu-abu. Sentuhan akhir pada karya di beri cap
nama pelukis beserta tahun berwarna merah pada pojok kanan bawah kanvas.
Lukisan “Bergerak #2” menunjukkan gaya abstrak yang cenderung tampak
sebagai komposisi garis dan pelapisan bidang-bidang warna yang ekspresif-imajinatif.
Rayi dan Purwanita (2013, hlm. G-31) mengemukakan bahwa:
“ekspresif memiliki arti mampu menyatakan sebuah maksud dan dalam hal ini
yaitu sebuah seni sehingga nantinya obyek rancang dapat menyampaikan ekspresi
dirinya akan sebuah karya seni”.
Mengartikan bahwa komposisi raut garis dan bidang-bidang warna pada lukisan
“Bergerak #2” sebagai simbol ekspresi seniman mewakili imajinasinya. Bukan garis
berbentuk bidang dan warna sebagai imitasi yang menggambarkan objek yang ada di
alam kasat mata, melainkan di alam pikiran seniman. Maka hasil yang di lukiskan
oleh seniman di kerjakan secara bebas dan spontan. Pemogokan garis yang terlihat
agak kacau sebenarnya adalah hasil dari goresan, sapuan, dan pelapisan berbagai jenis
garis (lengkung, lurus, zigzag, tegak, datar, diagonal maupun silang) secara abstrak
yang saling tumpang tindih pada kanvas. Bentuk pada lukisan dihasilkan dari
tangkapan objek nyata dalam imajinasinya yang di distorsi oleh seniman menjadi
sebuah bentuk yang tidak menyerupai wujud alam. Walaupun bentuk sudah distorsi-
kan, gambarannya masih memperlihatkan karakter figur yang samar. Ruang semu
pada lukisan ini terlihat bila pada indera penglihatan menangkap gambar pada kanvas
yang termasuk dalam rupa dua matra (panjang dan lebar) bersifat datar. Tidak
memberikan kesan dalam, hanya berupa blok kombinasi warna dan garis sebagai
subjek lukisan. Karena karya lukis “Bergerak #2” tidak menunjukan kedalaman atau
cenderung berkesan datar. Sehingga nada warna yang terbentuk adalah dari perpaduan
warna-warna kontras yang membentuk sebuah harmoni. Tekstur yang terdapat pada
lukisan “Bergerak #2” adalah tekstur nyata yang terbentuk dari sapuan kuas dengan
ketebalan dan ketipisan lapisan permukaan cat akrilik serta goresan raut garis yang di
hasilkan arang pasta akrilik di permukaan kanvas.
Karya lukis “Bergerak #2” yang telah menampilkan unsur-unsur seni rupa, maka
hasilnya disajikan dengan prinsip-prinsip seni rupa. Merupakan suatu pedoman
bagaimana unsur-unsur seni rupa di susun sedemikan rupa. Menghasilkan bentuk
karya yang dapat membangkitkan pengalaman rupa yang menarik. Irama yang di
gunakan antara lain pengulangan (repetitif) unsur garis, bentuk, ukuran dan warna.
Gerakan mengalun dilakukan secara flowing (pengaturan garis yang kecil ke besar,
pendek ke panjang). Pada karya seni lukis yang akan dibuat Hedi diberikan suatu
penonjolan bagian dengan cara memperhatikan prinsip dominasi. Penerapan dominasi
di lakukan dengan menghadirkan subjek utama yang memiliki dominasi penempatan
bidang-bidang warna yang bercampuran dengan tumpukan coretan. Pemberian warna
kuning yang terang yang mendominasi, berkontras dengan warna latar, memberikan
center of interest tersendiri pada lukis “Bergerak #2”. Bidang-bidang warna dan raut
garis yang besar di jadikan aksentuasi pada ukuran dan penempatan di tengah sebagai
aksentuasi susunan. Mengatur porsi antar bagian dengan keseluruhan bagian karya
lukis “Bergerak #2” melakukan perbandingan dengan berpatokan pada prinsip
keseimbangan asimetri. Memiliki unsur-unsur yang berdinamika dan bervariasi
memberikan hasil yang unik dan harmonis. Prinsip kesatuan (unity) diterapkan di
dalam karya seni lukis dengan menghadirkan beberapa subjek lukisan yang di
dalamnya terdapat lima prinsip sebelumnya yang membentuk satu kesatuan.
Seni abstrak merupakan hal yang tidak mudah di lakukan. Keberhasilan karya
abstrak harus di tekuni secara konsisten berkarya dengan melalui suatu proses
penemuan. Mencari dan mencoba, menggugurkan temuannya sendiri untuk
menemukan hal yang baru lagi, suatu hal yang harus di lakukan terlebih dahulu untuk
mencapai sebuah tujuan itu sendiri. Melakukan sebuah eksperimen perlu di geluti oleh
seniman untuk menciptakan karya abstrak berarti dengan berbagai material yang perlu
di explore pula.
Sama halnya dengan lukisan yang dibuat Hedi Soetardja, bukan hal yang mudah
untuk di bentuk. Pada artikel art space Selasar Sunaryo, mengisahkan tentang Hedi
Soetardjo merupakan seniman kontemporer yang beraliran realis. Menunjukan bahwa
tantangan untuk Hedi dalam melakukan suatu riset dan referensi dalam suatu karya
lukis abstrak. Mencari jalan baru menemukan potensi abstrak dengan bekal
kemampuan teknik lukisan realist yang sudah di gelutinya sejak lama. Bentuk yang di
bangun oleh garis-garis yang kuat bukan lagi persoalan komposisi bidang dalam
pemahaman estetika klasik. Pokok pemikiran aliran estetika klasik ini bersifat
filsafati, yakni deduktif-spekulatif dari hasil pemikiran atau perenungan yang
mendalam atas dasar keyakinan, kepercayaan atau ajaran tertentu mengenai hakikat
keindahan. Keindahan menurut pemikiran aliran ini merupakan sesuatu hal yang
memiliki sifat atau tingkat kesempurnaan yang ideal menurut kriteria-kriteria tertentu
sesuai dengan keyakinan, kepercayaan atau ajaran yang dikembangkan oleh mereka.
Hal tersebut di anggap kuno jika di terapkan pada seni modern. Seni modern tidak
lagi terikat pada paham tersebut. Estetika seni modern mencampakkan keindahan
sebagai faktor ideal dalam seni rupa. Nanang Ganda P. dalam modul seni rupa (t.t.
hlm. 15)
“Dalam estetik modern orang lebih banyak berbicara tentang seni dan
pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian abstrak melainkan gejala sesuatu
yang konkrit yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empiris dan
penguraian yang sistematis.”
Paham aliran ini lebih menegaskan pentingnya penggunaan akal sebagai sarana b
berpikir dalam menjelaskan masalah keindahan. Aliran pemikiran estetika modern
menggunakan pendekatan induktif dalm melihat persoalan keindahan. Pendekatan
induktif menekankan pada pengamatan lalu menarik kesimpulan khusus menjadi
umum. Seniman lebih di arahkan aktif untuk memperoleh perubahan pengetahuan,
keterampilan, teknik, material dan lain-lainya dalam berkarya. Pencarian referensi
merupakan sala satu seniman dalam menambah pengetahuan berkesenian.
Lukisan “Bergerak #2” ini sepertinya terinspirasi dari lukisan Cy Twombly,
seorang seniman seni rupa modern yang karya-karyanya terkenal dengan lukisannya
yang menampilkan tulisan corat-coret atau kaligrafi, yang bergaya “Simbolisme
romantis”. Kekuatan garis ekspresif Cy Twombly menjadi sebuah referensi bagi Hedi
Soetardja untuk mengembangkan teknik abstraksi. Bidang-bidang warna dari Joan
Mitchell sebagai referensi pewarnaan dari lukisan “Bergerak #2”
Edwin Parker Twombly, Jr “Untitled (Murder of Olofernes)” (1964)

Joan Mitchell “Rock Bottom” (1960-1961)

Hasil belajar Hedi dalam membentuk sebuah lukisannya bisa di bilang hasil yang
unik. Bentuk di kaburkan oleh proses kemunculan bidang-bidang warna yang
berlapis-lapis. Ditambahkan garis-garis tersebut berasal dari kepekaannya dalam
menyerap semua informasi, menunjukkan bagaimana emosi dan perasaan dapat di
tuangkan ke dalam area kanvas. Garis-garis yang awalnya bergerak sebagai cerita
dengan ritme dinamis dapat menarik pengunjung untuk mengamati semua nuansa
yang muncul secara samar. Coretan dan pewarnaan di hasilkan sama dengan hasil
lukisan anak-anak pada umumnya yang memiliki ciri ekspresif dan imanjinatif.
Lukisannya merupakan wujud-wujud ekspresif yang memrepresentasikan batin sang
seniman. Keindahan yang dihasilkan lukisan abstrak “Bergerak #2” bersifat subyektif.
Dalam buku Dharsono.S (2017,hlm. 15) menulliskan:
“teori subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada
sesuatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan
dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda”.
Lukisan abstrak itu sendiri sebuah gambaran perasaan sang seniman. Selama
pengalaman Hedi berkarya seni selama 12 tahun. Judul lukisan “Bergerak #2” bisa di
katakan cerminan pengalaman seniman dalam mengerjakan lukisan itu dengan
gerakan tangan yang liar tak terkendali. Membangun lapisan-lapisan makna yang di
balut rasa dan menemukan ruang tanpa batas antara kesadaran dan ketidaksadaran
selama proses melukis. Ruang sadar di mana pengalaman artistiknya sebagai pelukis
realis terkadang di anggap “mengganggu” bahasa artistik yang sedang di bangun.
Ruang tak-sadar itulah yang mendorong Hedi Soetardja untuk melompat ke zona abu-
abu yang akan membawanya pada bidang-bidang warna dan coretan yang melebur.
Hasilnya itu pun menjadikan karya lukis tersebut unik yang abstrak.
Seni abstrak adalah sebuah karya ekspresi/perasaan wujud keindahaan. Seni
abstrak memang sangat sulit di pahami dan apabila di pelajari secara mendalam akan
memunculkan sebuah paham-paham baru. Apalagi jika kita ingin menciptakan karya
seni abstrak, tentu dalam pengerjaannya juga tidak asal-asalan saja, melainkan perlu
di lakukan sebuah pelatihan yang berulang-ulang dan pencaharian konsep dan
material yang akan dituangkan untuk bisa menghasilkan lukisan abstrak yang elegan.
Ibaratkan seni abstrak adalah sebuah instrumen musik, hasil yang dimainkan bisa
menghasilkan nada-nada yang indah tanpa ada makna dan kata-kata.
Referensi :
Sumber Buku
Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
___________________. (2017). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Laksana, Deddy.A. (t.t.).Pengantar Desain Grafis. Buku Ajar: TI-D3 Universitas
Dian Nuswantoro Semarang. Diakses dari
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Materi_I_UNSUR_DESAIN_garis,_raut_
WARNA,_CDR.pdf.
Said, Abdul Aziz. (2006). Dasar Desain Dwimatra. Makassar: UMN Makassar.
Sumber Jurnal
Rayi K. & Purwanita S. (2013). Pengaplikasian Tema Ekspresif pada Pusat Ekspresi
Seni di Surabaya. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520
(2301-928X Print). Doi: https://core.ac.uk/download/pdf/295541134.pdf.
Martono. (2014). Pembelajaran Seni Lukis Anak Berdasarkan Pengalaman Lomba.
Jurnal Cakrawala Pendidikan No.1. Fakultas Bahasa dan Seni UNY.
Doi:https://media.neliti.com/media/publications/85701-ID-pembelajaran-seni-luk
is-anak-berdasarkan.pdf.
Sumber Online
Sunaryo. (2018,23 Mar). GUMAM – Pameran Tunggal Hedi Soetardja.(Online).
Diakses dari: http://www.selasarsunaryo.com/program/gumam-pameran-
tunggal-hedi-soetardj/

Anda mungkin juga menyukai