Anda di halaman 1dari 29

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER SEBAGAI GAGASAN

BERKARYA SENI LUKIS

Christine Magdalena Mandalahi

Departemen Pendidikan Seni Rupa


Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Perbedaan gender memunculkan berbagai ketidakdilan yang seringkali digambarkan


melalui bentuk-bentuk ketidaadilan yaitu; marginasilasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan
beban kerja ganda terhadap perempuan. Banyak berita yang lebih didominasikan dari keresahan
yang lebih banyak dialami oleh perempuan dalam hal peran gender. Pengalaman-pengalaman
maupun kejadian-kejadian (fenomena) yang dirasakan oleh seniman bisa menjadi sebuah
rangsangan dalam melakukan suatu penciptaan, selain itu juga bisa memunculkan perasaan empati
terhadap banyak orang. Hal itu kemudian tema gender ini direpresentasikan melalui karya seni
lukis. Penulis merumuskan masalah (1) Bagaimana menginterpretasikan bentuk-bentuk
ketidakadilan gender sebagai gagasan berkarya seni lukis? (2) Bagaimana visualisasi dan deskripsi
karya lukisan dalam bentuk-bentuk ketidakadilan gender sebagai gagasan berkarya seni lukis?
Metode penciptaan yang digunakan yaitu proses kreatif Wallas yang dimodifikasi oleh penulis
yakni; tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap pencerahan, dan tahap pelaksanaan. Lukisan yang
penulis buat berjumlah 4 buah dengan berbagai ukuran, yang secara keseluruhannya menampilkan
figur-figur surreal yang menampakan bentuk ketidakadilan gender terhadap perempuan.
Visualisasi karya-karya ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menginspirasi pada penciptaan
karya seni rupa. Karya-karya yang dihasilkan dapat membuat para apresiator bisa menikmati dan
meresapi dari makna dari lukisan, juga bisa menyalurkan hasil imajinasi penulis.

Kata Kunci: Gender, bentuk-bentuk ketidakadilan gender, Seni Lukis

ABSTRACT
The gender view in a patriarchal society shows that the role of men is superior to that of
women. Gender differences give rise to various injustices which are often described through other
forms of injustice, namely; marginalization, subordination, stereotypes, violence, and double
workload against women. Much of the news is dominated by the anxiety that is more experienced
by women in terms of gender roles. Experiences and events (phenomena) that are felt by artists
can be a stimulus in carrying out a creation, but it can also create feelings of empathy for many
people. It is then that this gender theme is represented through paintings. The author formulates
problems (1) How to interpret forms of gender inequality as ideas for painting? (2) How is the
visualization and description of painting works in the form of gender injustice as ideas for
painting? The manufacturing method used is the Wallas creative process used by the author,
namely; preparation stage, preparation stage, enlightenment stage, and implementation stage. The
author remade 4 paintings with various sizes, women as a whole display surreal figures that show
forms of gender injustice against. The visualization of these works can be used as a means to
inspire the creation of works of art. The resulting works can make the appreciator able to enjoy
and absorb the meaning of the painting, also can flow the results of the author's imagination.

Keywords: Gender, forms of gender inequity, Painting

PENDAHULUAN yang layak untuk disebut seni dapat masuk


Seni dalam beberapa disiplin ilmu kedalamnya.
memberikan beragam pengertian. Pengertian Seni dari pengertian diatas, dapat
dari seni tersebut bisa saja berbeda makna penulis simpulkan merupakan suatu yang
dan persepsi di masing-masing orang sifatnya mengandung nilai-nilai dari
sehingga seni merupakan hal yang universal. pengalaman pribadi terhadap kehidupan serta
Salah satu definisi seni yang penulis kutip kejadian yang orang rasakan dan alami.
berasal dari Soedarso (dalam Widyabakti, Dengan daya kreatifitas, imajinasi, kemauan,
2006, hlm.241) yang menyatakan bahwa; dan kemampuan (skill) yang dimiliki
Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya seniman itulah yang membuat terciptanya
manusia yang mengutarakan pengalaman sebuah karya seni. Seniman
batinnya yang karena disajikan secara unik memvisualisasikan ide-ide, pikiran-pikiran,
dan menarik memungkinkan timbulnya gagasan, dan pengalaman-pengalaman yang
pengalaman atau kegiatan batin pula pada telah terkonsep baik, dapat menghasilkan
diri orang lain yang menghayatinya. Hasil karya seni yang menarik dan layak disebut
karya ini lahirnya bukan karena didorong sebagai karya seni.
oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup Pengalaman-pengalaman maupun
manusia yang paling pokok, melainkan oleh kejadian-kejadian (fenomena) yang
kebutuhan spritualnya, untuk melengkapi dan dirasakan oleh seniman bisa menjadi sebuah
menyempurnakan derajat kemanusiaanya. rangsangan dalam melakukan suatu
Dengan batasan seperti ini kiranya apa saja penciptaan, selain itu juga bisa memunculkan
perasaan empati terhadap banyak orang. gender yang mempengaruhi hingga ke
Seperti yang diungkapkan Jakob (2000, berbagai aspek kegiatan manusia. Laki-laki
hlm.66), Memang pengalaman perasaan memiliki peran sebagai kontrol utama di
subjektif itu perlu dan penting peranannya dalam masyarakat, sedangkan perempuan
dalam mengekspresikan perasaan, tetapi hanya memiliki sedikit pengaruh atau bisa
tugas seniman adalah mengobjektifkan dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-
pengalaman pribadinya. Seni adalah ekspresi wilayah umum dalam masyarakat, baik
perasaan (dalam arti luas tadi) yang secara ekonomi, sosial, politik, dan psikologi,
diketahuinya sebagai perasaan seluruh umat bahkan termasuk di dalamnya institusi
manusia, dan bukan perasaan dirinya sendiri. pernikahan. Hal ini menyebabkan perempuan
Kebenaran perasaan manusia umumnya diletakkan pada posisi subordinat atau
inilah yang harus dicapai dan ditemukan oleh inferior.
seniman, meskipun ia dapat mendasarkannya Partiriaki ini membentuk sebuah
pada pengalaman perasaan pribadinya. penentu peran gender yang memberikan
Penulis sebagai bagian dari kaum pembagian perannya masing-masing sesuai
perempuan memiliki pengalaman yang tidak dengan gender yang sudah menjadi budaya
menyenangkan selama ideologi patriarki yang dianut oleh sistem partriarki. Contoh
yang memberikan keterbatasan bagi kaum bahwa laki-laki harus kuat, tahan banting,
perempuan untuk memberikan kontribusinya dan tidak boleh lemah seperti perempuan
dalam kemasyarakatan, apalagi hal yang yang sukanya menangis. Tuntutan laki-laki
berbau seksisme dan diskriminatif karena harus selalu terlihat kuat dan punya banyak
segala sesuatu didominasikan oleh kaum tanggung jawab yang besar dipikul oleh laki-
laki-laki. Menurut Rokhmansyah (2013) di laki. Hal tersebut yang membanjiri laki-laki
bukunya yang berjudul Pengantar Gender dengan banyaknya tuntutan, memberikan
dan Feminisme; Patriarki berasal dari kata anggapan perempuan sebagai manusia kelas
patriarkat, berarti struktur yang dua yang tidak boleh lebih dari laki-laki.
menempatkan peran laki-laki sebagai Pada dasarnya, laki-laki dan perempuan
penguasa tunggal, sentral, dan segala- diciptakan sama-sama merupakan mahkluk
galanya. Sistem patriarki yang mendominasi ciptaan manusia yang saling bergotong
kebudayaan masyarakat menyebabkan royong membagi tugas yang adil untuk dapat
adanya kesenjangan dan ketidakadilan
menciptakaan kehidupan yang seimbang dan maka rejekinya akan “seret” atau malah
tidak ada yang berat sebelah. “cupar”. Kebanyakan mitos-mitos yang
Dalam buku “Konsep dan Teknik muncul di masyarakat akan menguntungkan
Penilitian Gender” yang dituliskan oleh kaum lekaki dan mendeskritkan kaum
Handayani dan Sugiarti (2002, hlm.11) perempuan. Semua contoh-contoh di atas
menyebutkan mitos-mitos bagaimana sebenarnya disebabkan karena negara
patriarki dianut oleh negara Indonesia. Sejak Indonesia menganut hukum hegemoni
dulu banyak mitos-mitos yang menjadi patriarki, yaitu yang berkuasa dalam keluarga
penyebab ketidakadilan gender, misalnya adalah bapak (Sugiarti. 2002, hlm.11)
laki-laki selalu dianggap bertindak Pembatasan seperti itu memberikan ruang
berdasarkan rasional, sedangkan kaum sempit bagi kaum perempuan untuk bisa turut
perempuan selalu mendahulukan perasaan. serta berperan dalam pembangunan untuk
Misalnya perempuan itu sebagai suargo memajukan negara. Beberapa faktor lainnya
nunut neraka katut, perempuan itu sebagai yang bisa dilakukan perempuan ketika bisa
konco wingking (teman di belakang) ikut berpartisipasi serta berkesempatan
berfungsi 3 M (masak, macak, manak), mengasah potensi yang dimilikinya untuk
meskipun M (manak) masih harus dapat saling bekerja sama mewujudkan
dipertahankan. sistem-sistem lainnya, misalnya dalam
Mitos-mitos yang terus menerus parlementer, ekonomi, serta ranah teknisi
dilestarikan menjadi sebuah budaya dan bisa dilakukan oleh perempuan apabila diberi
menghasilkan sebuah konstruksi sosial antara ruang untuk para perempuan untuk mengasah
laki-laki dan perempuan. Laki-laki kemampuannya dibidang tersebut.
diunggulkan peran dan statusnya Kasus-kasus kekerasan yang muncul
dikarenakan nilai-nilai patriarki sehingga dalam pemberitaan lebih banyak memakan
peran dan status perempuan bersifat korban perempuan dan juga menyudutkan
sekunder. kaum perempuan. Banyaknya kasus
Disamping itu juga, ada anggapan kekerasan perempuan ditemukan dan tercatat
bahwa pantangan bagi laki-laki untuk bekerja oleh Komnas Perempuan (Komnas
di dapur untuk memasak, mencuci, maupun Perempuan, 2021, hlm.122), terdapat
melakukan kegiatan rumah tangga. 295.150 kekerasan terhadap perempuan
Dikatakannya jika laki-laki berada di dapur, sepanjang 2016. Hingga saat masa pandemik
melonjaknya kasus kekerasan seksual, Indonesia pun belum optimal dibandingkan
kekerasan siber (cyber crime), perkawinan negara-negara di dunia dan Asia Timur dan
anak, dan keterbatasan penanganan di tengah Pasifik. Ketimpangan gender Indonesia pada
covid-19. Komnas Perempuan pada tanggal 5 2019 berada pada peringkat ke 121 dari 162
maret 2021 dalam temuan dalam catatan negara.
tahun 2021 pada bagian pertama menuliskan
bahwa jumlah kasus kekerasan terhadap
perempuan (KtP) sepanjang tahun 2020
sebesar 299.911 kasus.

Gambar 2. Data grafik Gender Inequality


Index Negara ASEAN (2019)
(Sumber: Katadata.com)

Dapat disimpulkan dari uraian

Gambar 1. Data grafik jumlah KtP tahun 2008-2020 mengenai keterhubungan seni dan beberapa
(Sumber: Catatan Tahunan Tentang Kekerasan
data-data yang diambil, hal itu menjadikan
terhadap Perempuan Tahun 2020)
stimulus bagi penulis dan timbul rasa empati
Selain data grafik yang telah diteliti
terhadap ketidakadilan yang dirasakan juga
oleh Komnas Perempuan, dari data statistika
bagi penulis. Maka fenomena sosial tentang
yang diolah oleh United Nations
ketidakadilan gender menjadi gagasan
Development Programme (UNDP) yang
penulis untuk dijadikan karya seni lukis.
telah dipublikasikan oleh Badan Pusat
Bentuk-bentuk ketidakadilan yang
Statistik (BPS), dalam artikel berita
memberikan dampak negatif yang ditulis
katadata.co.id (2021); Adapun, Indonesia
oleh Faqih (dalam jurnal Afandi, 2019, hlm.
mempunyai skor GII tertinggi di ASEAN,
4): marginalisasi, subordinasi, stereotipe,
yakni 0,48 poin. Hal itu menunjukkan,
violence, dan beban kerja double. Terjadinya
Indonesia merupakan negara dengan
ketidakadilan gender laki-laki maupun
pencapaian pembangunan gender yang
perempuan menjadi korban dalam sistem
belum optimal dibandingkan negara ASEAN
tersebut. Pembatasan peran ini dalam
lainnya. Tak hanya di wilayah ASEAN,
mengakibatkan kesenjangan hingga terjadi
pencapaian pembangunan gender di
diskriminasi. Hal ini bisa berdampak pada dari seorang penulis untuk menciptakan suatu
psikologi manusia. karya. Pra ide yang ada pada diri seorang
Gagasan tersebut menjadi unsur kemudian dikembangkan dalam benak sang
ekstrinsik dalam pembuatan seni sebelum penulis menyangkut berbagai hal teknis yang
masuk tahap unsur intrinsik seni. Mengambil perlu ia lakukan dalam mewujudkan ide
ide isu gender ini penulis bisa banyak belajar tersebut menjadi karya seni. Pra ide
mengenai permasalan gender itu sendiri. didapatkan penulis dari rangsangan
Selain itu dapat menvisualisasikan bentuk- (stimulus), Mamannoor (2002, hlm.167)
bentuk ketidakadilan gender menjadi sebuah mengartikan stimulus yaitu rangsangan yang
karya seni lukis. Seniman dan masyarakat diterima dan dicerna seniman sehingga bisa
sangat berkaitan karena sejatinya seniman menggugah lahirnya gagasan dan menyulut
merupakan mahkluk sosial dan memiliki rasa proses kreasi. Gagasan mempunyai eleman
simpati juga empati dari kejadian yang seni rupa yang dapat memberikan bentuk dan
tengah dihadapi, terutama penulis sebagai teknis dari keindahan (Wiratno, 2018,
perempuan merasakan dan peka dengan isu hlm.39).
tersebut. Seperti dituliskan dalam buku “Seni Pra ide muncul dari dua faktor, yaitu
Lukis, Konsep dan Metode” oleh Tri Aru faktor internal dan eksternal. Faktor internal
Wirantno (2018, hlm.28) bahwa ada yang merupakan latar belakang personal penulis
tidak kalah pentingnya adalah kepekaan dan yaitu perempuan. Pengalaman pribadi
berempati yang dimunculkan oleh perasaan penulis memicu ide berkarya. Penulis merasa
yang mendalam sehingga membuka resah selama melakukan aktivitas diluar
perspektif dari terciptanya karya seni lukis. rumah seperti berjalan kaki, penulis selalu
Maka dari uraian latar belakang diatas mengalami ketidaknyaman dijalanan
penulis tertarik untuk membuat skripsi disebabkan mendapatkan catcalling yang
penciptaan dengan judul “BENTUK- merupakan pelecehan verbal. Penulis juga
BENTUK KETIDAKADILAN GENDER pernah mengalami kekerasan fisik dan
SEBAGAI GAGASAN BERKARYA kekerasan verbal dari anak-anak laki-laki saat
SENI LUKIS” masih tahap sekolah dasar. Tuntutan penulis
yang diharuskan menjadi ibu rumah tangga
METODE PENCIPTAAN
dari sanak keluarga menjadi keresahan bagi
Diciptakan sebuah karya seni lukis ini
penulis juga. Penulis memiliki penyakit
bermula dari adanya pra ide atau keinginan
dermatitis kontak yang tidak bisa melakukan Proses kreatif berada di dalam benak,
aktivitas rumah tangga pada umumnya pada awalnya banyak melibatkan intuisi dan
seperti memasak dan mencuci. bawah sadar, imajinasi, dan emosi,
selanjutnya melibatkan logika dan tindakan
untuk solusi dan realisasinya. Hal ini sesuai
dengan temuan para ahli neuropsikologi,
Bagan 1. Skema muncul ide bahwa kemampuan intusi, kreativitas dan
(Sumber: Dokumentasi penulis)
emosi yang berada pada hemisphere otak
Faktor eksternal yang menjadi sebelah kanan berinteraksi dengan
pemicu yang menjadikan ide berkarya adalah kemampuan logika, analitis, yang berada
berita-berita yang didominasi oleh kaum pada belahan hemisphere otak sebelah kiri.
perempuan yaitu kasus pelecehan dan Oleh karena itu kemampuan kreatif tidak
diskriminasi serta hal-hal yang menyangkut dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan
personal kaum perempuan. Selain itu, kemampuan logika analitis dan tindakan
beberapa ketidakadilan yang menimpa nyata untuk merealisasikannya. Dari temuan
perempuan dalam pembuat keputusan yang para ahli neuropsikologi setiap orang
masih saja ada pengkotak-kotakan. Dalam memiliki kapasitas kreatif hanya kadarnya
hal tersebut penulis memiliki rasa empati yang berbeda, oleh karenanya dapat
terhadap kasus-kasus yang dialami para dikembangkan atau dimaksimalkan melalui
perempuan. Faktor eksternal ini dapat berbagai cara, salah satunya adalah melalui
menguatkan gagasan dalam penciptaan. latihan yang terstruktur (A. Agung
Suryahadi, 2008, hlm.369)
Proses Penciptaan Karya
1. Ide Berkarya Penciptaan karya yang dibuat oleh
Setelah mendapatkan stimulasi awal dari penulis dilakukan dengan melalui tahapan
tahap pra-ide yang telah diuraikan, maka proses kreatif Graham Wallas. Dalam tahap-
penulis mengangkat tema gender yang akan tahap proses kreatif, penulis juga
dijadikan gagasan berkarya. Untuk memodifikasi sesuai dengan perjalanan nyata
memperkuat ide penulis melakukan model saat pembuat karya. Berikut empat
proses kreatif Wallas dalam bukunya yang tahapannya;
berjudul The Art of Thought. a) Preparation (Persiapan), tahapan awal
dalam pencarian dan penyelidikan
memunculkan pemikiran tiba-tiba
secara tidak sadar.
c) Ilmunination (Pencerahan), tahapan
ini merupakan pemunculan ide
tambahan yang muncul pada tahap
inkubasi. Tahap ini pula mulai
menuju pematangan gagasan serta
konsep. Setelah itu data-data diolah
menjadi konsep berkarya.
d) Verification (Pelaksanaan), dalam
tahap ini mulai memproses dan
menguji hasil-hasil temuan dan data
serta menetapkan konsep menjadi
karya seni lukis
2. Persiapan

Penulis mempelajari latar belakang


permasalahan yang akan dijadikan konsep
dan gagasan berkarya. Dengan
mempersiapkan diri awal melakukan
Bagan 2. Tahap-tahap Proses Kreasi kegiatan yang dapat mendorong kinerja
(Sumber: Dokumentasi penulis)
berpikir penulis dengan makan dan

masalah untuk mencari gagasan dan mendengarkan musik. Penulis mendatangi

konsep berkarya secara obyektif perpustakaan dan melakukan pencarian

dengan mengumpulkan informasi informasi dengan buku-buku, jurnal-jurnal,

yang relevan dengan permasalahan. serta skripsi-skripsi yang sudah tersedia.

b) Incubation (Inkubasi), tahap rehat Perpustakaan merupakan tempat yang tepat

sejenak dari memikirkan segala untuk membantu otak fokus mengerjakan

persoalan dengan sadar dengan kajian dari hasil pengumpulan data-data

melakukan aktivitas biasa tanpa karena kondisi perpustakaan yang tenang dan

memikirkan suatu masalah untuk sunyi. Mendengarkan musik memberikan

menjernihkan pikiran dan bisa


mood bagi penulis untuk melakukan analisis semuanya itu memberikan informasi bagi
data-data temuan. proses penelitian (Natalina Nilamsari, 2014,
hlm. 178).
Pengumpulan data dan informasi
Penulis melakukan pencarian bukti-
yang digunakan penulis memakai teknik
bukti di berbagai media digital, yaitu di
pengumpulan data, yaitu:
berita, artikel, platform media sosial, dan
a. Studi Literatur cuplikan scene yang dapat memicu bentuk
Studi Pustaka adalah serangkaian visual. Pengambilan objek-objek yang dapat
kegiatan yang berkenaan dengan metode merepresentasikan arti karya.
pengumpulan data Pustaka, membaca dan 3. Inkubasi
mencatat serta mengolah bahan penelitian
Penulis melakukan kegiatan dengan tidak
(Mestika Zed, 2008, hlm.3). Dalam
memikirkan masalah dan berhenti melakukan
pembentukan konsep pengkaryaan penulis
kegiatan pengkajian dalam membentuk
mengumpulkan data-data dan fakta-fakta
konsep. Memanfaatkan kegiatan yang
berkaitan dengan tema gender yang
memberikan rasa rileks otak. Tahap ini
memfokuskan ketidakadilan gender yang
penulis melakukan aktivitas seperti jalan-
menjadi isu permasalah yang diangkat oleh
jalan, pergi mengunjungi keluarga,
penulis. Pengumpulan bahan gagasan
berbincang-bincang dengan teman, nonton
dilakukan dengan menggunakan studi
film, dan berolahraga. Kegiatan yang
literatur, yang merupakan pengumpulan
terpentingnya penulis mengunjungi beberapa
bahan dari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel
pameran yang dapat memicu ide tambahan.
serta berita faktual yang dapat menguatkan
Dengan harapan kegiatan yang dilakukan
konsep yang akan dibuat menjadi karya seni
bisa menimbulkan ide tanpa memikirkannya
lukis. Hasil dari Teknik pengumpulan
dengan sadar.
literatur tesebut lalu dikaji, dihayati lalu
diinterpretasikan. 4. Pencerahan
b. Studi Dokumentasi
Ketika penulis mendapatkan ide atau hal-
Dokumen merupakan sumber data yang
hal baru yang dapat menambah
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik
terbentuknya konsep dengan baik, maka
berupa sumber tertulis, film, gambar (foto),
ide-ide baru tersebut mulai diperdalam
dan karya-karya monumental, yang
dan dielaborasi dengan gagasan yang
sudah dibentuk ditahap persiapan. a. Konsep
Gagasan itu pun mulai dimatangkan. Pembuatan karya diawali dengan
Pada tahapan ini penulis mulai pembentukan konsep yang sudah dirancang
merancang mind mapping untuk pada tahap pencerahan. Penulis
mengolah konsep. Mind mapping sebagai menggunakan mind mapping dalam proses
metode kreatif dalam pemetaan ide dan berkarya, upaya memudahkan penulis untuk
menyimpan informasi yang inti dalam menempatkan berbagai informasi dalam
bentuk catatan yang kreatif dan efektif. ingatannya untuk kemudian mengambil
informasi tersebut kapan pun dibutuhkan
serta sebagai alat berpikir organisasional.
b. Alat dan Bahan

Persiapan alat dan bahan diperlukan


untuk memulai studi-studi sampai tahapan
perwujudan karya, terdapat; kanvas, cat
minyak, kuas, pisau palet, medium/minyak
Gambar 3. Mind mapping konsep berkarya
(Sumber: Dokumentasi penulis) cat, pensil, kertas, palet, kain lap, masking
5. Pelaksanaan tape, cutter, laptop, proyektor, Adobe
Photoshop 2022.
Pelaksanaan yang akan dilakukan
oleh penulis adalah memproduksi karya c. Pra-Perencanaan
seni lukis. Berbagai studi yang dilakukan
sebagai berikut:

Kanvas sebagai medium untuk


lukisan cat yang memiliki jenis dan kualitas.
Permukaan pada kanvas yang penulis
temukan memiliki 2 jenis, yaitu kanvas bahan
cotton atau marsoto dengan jenis permukaan
bertekstur kasar dan halus. Penulis
menetapkan bahwa kanvas halus diperlukan
Bagan 3. Proses Berkarya dalam pembuatan karya lukis yang akan
(Sumber: Dokumntasi Penulis)
dibuat.
Tabel 3.3. Keterangan Kanvas Cat minyak memiliki kekurangan dan
(Sumber: Dokumentasi Penulis)
kelebihan dalam pemakaiannya. Kelebihan
dari cat minyak seperti; Waktu pengeringan
yang lebih lama yang berarti dalam melukis
lebih fleksibel dalam penggunaannya saat
Gambar 4. Hasil studi Gambar 5. Hasil Studi
kanvas dengan jenis kanvas dengan jenis membaurkan warna yang diinginkan, Warna-
permukaan halus permukaan kasar
(Sumber: Dokumentasi (Sumber: Dokumentasi warna dari cat minyak dapat menyatu dengan
Penulis,2022) Penulis, 2022)
Keterangan Kanvas Keterangan Kanvas Kasar
lancar, Dapat digunakan dalam lapisan lebih
Halus tebal untuk membangun tekstur.
• Permukaan yang • Permukaan kanvas
halus memiliki pori- sedikit kasar yang Untuk kekurangan dari cat minyak
pori kecil atau memiliki pori-pori yaitu; Penggunaan cat minyak mengharuskan
hampir tidak terlihat yang nampak dan
dalam mempersiapkan kanvas yang perlu
pori-pori. agak besar.
• Pengaplikasikan • Pengaplikasian dilapisi gesso sebelum digunakan, Bahan cat
dengan cat mudah dengan cat minyak minyak yang susah dibersihkan saat dipakai
dan merata dengan kurang merata,
dengan kuas. Diperlukan bahan pembersih
baik. harus terus
disapukan. khusus seperti terpentin atau juga minyak
• Tekstur kain tidak • Tekstur kain agak tanah sebagai alternatif, Apabila cat yang
kaku kaku
sudah diaplikasikan ke permukaan akan cepat
• Anyaman rapat • Anyaman rapat
• Kain cukup tebal • Kain tebal dan kuat
kotor karena masih basah dan lebih lama
dan kuat kering,
• Harga cukup murah • Harga cukup mahal
Penulis dalam penggunaan cat

Cat minyak merupakan bahan lukis minyak menempatkan cat minyak bermerek

yang dipakai sejak ribuan tahun yang sampai cat maries yang berisikan 170 ml dalam

sekarang paling popular di pakai. Cat minyak pewarnaan awal dikarenakan harga yang

memiliki warna yang tidak terbatas, memiliki ekonomis dan hasil warna yang lumayan

kualitas bahan yang tebal dan teknik seperti bagus serta banyak dipakai oleh banyak

glazing, impasto, dan layering dapat kalangan pelukis pada umumnya. Lalu

digunakan untuk menghasilkan karya dari setelah pemakaian dengan cat maries,

lukisan abstrak dinamis hingga ditimpa lagi menggunakan cat minyak

penggambaran hiperrealistik. bermerek Winton Winsor & Newton pada


bagian akhir pelukisan. Teknik pencampuran
cat bermerek ini dapat menghemat dalam
pengeluaran uang.

Penulis membuat visual dengan


komposisi objek yang telah ditetapkan.
Penyatuan objek dilakukan menggunakan
perangkat lunak Adobe Photoshop yang
Gambar 7. Hasil Editan Karya II
secara digital dapat mengkolasekan objek- (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
objek dengan teknologi digital. Berikut
merupakan hasil penyatuan objek-objek atau Visual dan Komposisi Karya III:

foto-foto temuan dari internet:

Visual dan Komposisi Karya I:

Gambar 6. Hasil Editan Karya I


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Visual dan Komposisi Karya II:

Gambar 8. Hasil Editan Karya III


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Visual dan Komposisi Karya IV: e. Perwujudan Karya
Pemindahan Sketsa

Gambar 10. Hasil Sketsa Setiap Karya


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Pewarnaan Bentuk dan Finishing

Gambar 9. Hasil Editan Karya IV Gambar 11. Hasil Proses Pewarnaan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

d. Perencanaan
VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA
Sketsa
1. Ide dan Konsep Penciptaan
a. Ide dan Konsep Penciptaan Karya 1
Karya yang berjudul “Aku, Rumah,
dan Sangkar” memiliki ukuran 150 cm x 155
cm dengan menggunakan cat minyak pada
permukaan kanvas yang dibuat pada tahun
2022. Menampilkan sesosok perempuan dan
manusia setengah berkepala burung. Manusia
Gambar 10. Hasil Sketsa Setiap Karya
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
disangkar burung memegang rumah lalu di
sebelah kanannya manusia setengah burung
memegang sangkar. Kepala manusia
berukuran tidak sewajarnya dengan ukuran Namun, ia tidak bisa terbang bebas
kepala manusia. Warna hijau pada baju kedua menggapai cita-cita yang diinginkanya.
figur serta warna putih pada kepala burung Permasalah gender pada karya I
lalu rambut perempuan berwarna cokelat. digambarkan penulis dalam berbentuk
Sangkar yang dipegang manusia setengah simbol sangkar dan burung. Sangkar besi
burung dan sangkar yang memenjarakan yang diibaratkan sebagai pembatasan ruang
sosok manusia berwarna putih bergradasi gerak. Maksud dari sangkar tersebut
dengan warna abu-abu hingga ke hitam. berhubungan dengan bentuk gender yang
Manusia berkepala besar sedang duduk dialami perempuan yaitu marjinalisasi serta
dibangku sedangkan manusia berkepala stereotip mengenai perempuan. Rumah yang
burung sedang berdiri disebelah kiri dipegang oleh perempuan mengibaratkan
perempuan. Ruangan yang gelap dengan pandangan bahwa perempuan diharuskan
adanya jendela yang memberikan sedikit untuk tetap berada di rumah, dalam urusan
penerangan pada ruangan. Lantai berwarna pekerjaan rumah seperti membersihkan
cokelat dan dinding yang kusam dengan rumah, mengurus keluarga, memasak, dan
suasana gelap pencahayaan yang minim. pekerjaan rumah lainnya. Warna bernuansa
gelap hitam dimaknai sebagai kegelapan dan
Pengambaran dengan sangkar burung
kesedihan yang dirasakan oleh kaum
dan perwujudan burung terinspirasi dari film
perempuan yang diwakili oleh dua objek.
yang berjudul “Kartini” dari rekaman
Background dengan warna yang gelap
kejadian pada menit ke 09.43 yang
merupakan warna yang melambangkan sifat
mengambarkan scene dimana Kartini
negative, kehancuran, ketidakadilan,
dikurung dalam kamar dalam menjalani
keresahaan, dan kesedihan.
pingitan, lalu Kartini memandang seekor
burung yang tersangkar pula. Dalam analisis b. Ide dan Konsep Penciptaan Karya 2
semiotika film kartini dari skripsi Rahmawati Karya “Marrionate” ini menampilkan
(2018, hlm. 65) menyebutkan adengan film visualisasi dengan menggunakan cat minyak
“Kartini” dalam scene tersebut berukuran 120 cm x 155 cm yang dibuat pada
berkonotasikan nasib Kartini yang tidak ada tahun 2022. Secara keseluruhan terdapat
bedanya dengan burung dara tersebut, yaitu beberapa objek yang dilukis penulis.
dikurung didalam kamar. Kartini yang Dibagian belakang diblok warna hitam penuh
dirawat merupakan seorang Raden Ayu. yang memiliki kesan yang gelap dan
menyedihkan. Terdapat dua figure sebuah rasa kesedihan, kemuraman,
perempuan yang duduk teriikat dengan tali ketidakadilan, dan penderitaan.
pada bagian tangan dan perut serta bagian
c. Ide dan Konsep Penciptaan Karya 3
mulut. Dua tangan besar yang melayang
Posisi laki-laki memakai pakaian kerja
memengang kendali dalam menggerakan
berada pada atas podium dengan bagian
figure perempuan. Figure perempuan
kepala yang hanya otak. Disebelah kanannya
memakai baju berwarna biru, memakai kaos
terdapat figur perempuan hamil memengang
kaki putih dan sepatu berwarna hitam. Figure
makanan sajian dengan memakai pakaian
itu duduk menghadap ke depan dengan
rumahan. Perempuan dengan kepala diganti
tatapan kosong mengarah ke depan. Lantai
dengan jantung serta memakai pakaian
digambarkan warna cokelat tua. Kepala
rumahan berada pada posisi podium bawah.
figure yang lebih besar dari pada badan.
Disebelah kirinya terdapat figure perempuan
Lukisan karya II ini menggambarkan yang sedang menyajikan makanan dengan
tentang sebuah imajinasi sebagai bentuk memakai pakaian rumahan. Terdapat dua
pengontrolan perempuan dalam bentuk- jendela pada sebelah kanan dan kiri dengan
bentuk ketidakadilan gender pada warna dinding berwarna biru pudar. Pada
perempuan. Objek-objek yang menjadikan lantai diwarnai warna cokelat.
simbolik seperti tangan besar yang sedang
Stereotip sebagai konsep terkait peran
menggerakan dua perempuan yang dijadikan
gender dapat digambarkan sebagai gambaran
boneka tali. Marrionate merupakan sebuah
bahwa perempuan adalah makhluk yang
permainan yang menggerakan benda mati
lemah, emosional, dan pasif yang terlukiskan
dengan jari-jari tangan dengan tali yang
dari karya berupa simbol jantung. Sedangkan
dipasangnya pada bagian tangan dan badan.
pada laki-laki adalah makhluk yang kuat,
Berhubungan dengan bentuk karya yang
garang, jantan, dan rasional. Hal itu
menggambarkan bentuk-bentuk
digambarkan dari figur laki-laki yang
ketidakadilan gender terhadap perempuan.
berkepala otak.
Perempuan diibaratkan sebagai marrionate
yang mengartikan bahwa perempuan ada di Marginalisasi yang tampak jelas

bawah kuasa laki-laki. Warna yang merugikan perempuan dalam bidang

background dipakai warna gelap yang pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki.

merupakan warna yang menyimbolkan Subordinasi muncul dengan anggapan bahwa


perempuan tidak penting dan tidak bisa d. Ide dan Konsep Penciptaan Karya 4
berada di puncak kariernya. Adanya sterotipe Karya yang berukuran 150 cm x 155
bahwa tugas utama perempuan adalah ibu cm dengan menggunakan bahan cat minyak
rumah tangga dan laki-laki adalah pencari yang diaplikasikan dengan kuas pada
nafkah yang menimbulkan anggapan bahwa permukaan kanvas dibuat pada tahun 2022.
penghasilan perempuan bersifat perlengkap Figur utama berada di tengah dengan kepala
dan cenderung tidak dihitung. Penulis besar memakai pakaian rumahan dengan
melukiskan figur laki-laki berada pada celemek yang memiliki enam tangan yang
podium atas sedangkan perempuan dibagian sedang memegang banyak peralatan rumah.
podium bawah yang menginterpretasikan Sebelah kanannya terdapat anak gadis yang
bawah segala kekuasaan berada atas laki- sedang memegang botol berisikan air dan
laki. sebelah kirinya sebuah figur dengan
memakai pakaian rumahan dengan
Pandangan gender dalam masyarakat
celemeknya dan sarung tangan plastik sedang
patriarki yang menunjukan peran laki-laki
menompang kepala yang berbentuk panci.
lebih superior daripada perempuan.
Berlatakan dapur dengan warna-warna yang
Perbedaan gender memunculkan berbagai
gelap dan kusam. Terdapat banyak
ketidakdilan yang seringkali digambarkan
perlengkapan dan peralatan dapur.
melalui konsep marginasilasi dan subordinasi
Karya IV merepresentasikan beban
perempuan. Marginalisasi perempuan dilihat
kerja ganda dimana perempuan melakakuan
dari lingkungan keluarga, khususnya jumlah
pekerjaan yang berhubungan dengan rumah
pekerjaan dalam keluarga dan hak untuk
seperti mencuci, memasak, merawat dan
menuntut pendidikan (pekerjaan).
menjaga anak, membersihkan dan mejaga
Ketundukan atau subordinasi terhadap
kerapihan rumah hingga sebagainya
perempuan dipersepsikan dengan
dilakukan oleh perempuan. Apalagi bila jika
menempatkan perempuan pada posisi yang
perempuan memiliki pekerjaan diluar rumah
tidak penting dan terjadi karena adanya label
seperti bekerja kantoran, perempuan masih
budaya stereotipe yang menganggap
saja harus bertanggung jawab dalam
perempuan tidak rasional dan emosional,
membersihkan dan menjaga rumah agar tetap
sehingga tidak pantas untuk berkarir tinggi
bersih. Berbeda hal dengan laki-laki yang
karena akan berakhir di dapur.
tidak pernah dituntun untuk mengerjakan
pekerjaan rumah yang bisa meringgankan tuntuan jaman yang sudah berubah. Beban
pekerjaan perempuan dalam urusan rumah ganda perempuan merupakan masalah yang
tangga. Pelukisan latar dapur, pakaian sering dihadapi perempuan bekerja.
dengan celemek, dan peralatan dapur dalam
Visualisasi karya
halnya memasak sebagai identifikasi pada
a. Visualisasi Penciptaan Karya 1
perempuan berada pada pekerjaan domestik.
Enam tangan yang digambarkan pada satu
figur yang ditengah bermaknakan segala
perekejaan rumah dilakukan oleh perempuan.
Beban ganda adalah beban kerja yang
diterima salah satu jenis kelamin lebih
banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Bebadn ganda meliputi pekerjaan domestic
(mencuci, memasak, mengasuh anak dan
lain-lainnya) dan pekerjaan public (mencari
Gambar 12. Visualisasi Karya I
nafkah). Beban ganda ini merupakan bentuk (Sumber: Dokumen Pribadi)
ketidakadilan gender sebagai korbannya
b. Visualisasi Penciptaan Karya 2
adalah perempuan yang dalam konteks ini
adalah perempuan pekerjan (Hidayati, 2015,
hlm.118-119).
Perempuan saat ini tidak hanya
terkurung di rumah dan melakukan pekerjaan
rumah tangga, tetapi juga bekerja di luar
rumah (public) untuk bekerja dan
mendapatkan penghasilan. Masuknya
perempuan ke sector public didorong oleh
sejumlah faktor, antara lain: Pendidikan
tinggi, yang meningkatkan kemampuan
mereka bersaing di sekotor public dan
keinginan berkembang dan meningkatkan
kemampuan. Hal tersebut dikarenakan dalam Gambar 13. Visualisasi Karya II
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Analisis Karya
c. Visualisasi Penciptaan Karya 3 a. Unsur Karya
a. Unsur Karya Lukis pertama
Karya pertama ini, Bagian bola mata
terdapat titik-titik yang memberikan efek
sinar pada mata. Titik ini memberikan
binaran pada mata agar mata terkesan hidup
dan mengetahui arah pandangan mata tertuju.
Mata menjadi terkesan berkilauan karena ada
efek cahaya masuk ke mata. Garis memiliki
peran dalam mewujudkan sebuah bentuk.
Garis yang dipakai dalam mengambar
menggunakan garis lengkung dan garis lurus
yang dibentuk oleh goresan kuas tipis untuk
membuat batasan. Garis tersebut
memberikan pola bentuk menjadi sebuah
objek. Bentuk hasil dari goresan kuas yang
Gambar 14. Visualisasi Karya III
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022) dibaluti dengan cat minyak menciptakan

d. Visualisasi Penciptaan Karya 4 bentuk figur manusia, manusia berkepala


burung, jendela, sangkar besi. Ada bentuk
yang dilakukan beberapa proses perubahan
bentuk, yaitu deformasi bentuk kepala
manusia menjadi kepala burung dan distorsi
pada kepala manusia menjadi besar. Tekstur
halus yang semu yang terlihat terdapat pada
baju, tangan, muka manusia, kursi, lipatan
baju, dan bulu burung. Tekstur kasar semu
pada bagian kaca jendela yang kusam. Warna
yang dihasilkan menggunakan warna
kromatik dan warna akromatik. Warna
Gambar 11 Visualisasi Karya IV kromatik yang digoresan yaitu warna hijau
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
yang dihasilkan dari warna primer
Ultramarine blue dan Cadium Yellow Pemberian titik pada mata memberikan
Medium terdapat pada warna baju. Selain itu tatapan hidup. Garis yang dibentuk oleh
warna kromatik terdapat pada kulit dengan pensil lalu membentuk objek. Terdapat
pencampuran warna burnt umber, cadium red banyak garis lengkung yang membentuk jadi
medium, cadium yellow medium, yellow dua manusia, dua tangan yang besar, serta
ochre, dan zinc titanium white. Warna kursi pada bagian kursi. Bagian garis lurus terdapat
terbentuk dari warna burnt umber, yellow pada pembatas antara tembok dan lantai,
ochre, dan zinc titanium white. Warna pada pengikat pada baju, tali pengikat, dan kaki-
dinding diperbanyak dengan warna lamb kaki kursi. Garis lengkung juga terdapat pada
black dan lantai pencampuran warna burnt lipatan lapisan kain atau drapery. Bentuk
umber dan vandyke brown. Terdapat yang dihasilkan oleh pewarnaan dari cat
bayangan yang dilapisi sapuan tipis dengan minyak serta ada efek pencahayaan sehingga
warna lamb black. Warna kromatik tersebut menciptakan suatu wujud yang ditampilkan
diberi value dengan menambahkan warna yaitu sosok dua gadis yang tenggah duduk
putih untuk memberikan terkena cahaya dan dikursi dan terdapat bentuk kedua tangan
memberikan gradisi warna. Serta pemberian besar. Kepala manusia di deformasi menjadi
value warna hitam untuk memberikan kesan besar juga tangan yang besar dan melayang.
gelap, gradasi, dan membentuk bayangan. Kepala anak kecil ditransformasikan ke
Warna akromatik terdapat pada tubuh orang dewasa dan anak kecil. Warna
bentuk sangkar yang diberi warna hitam, abu- yang ditampilkan terlihat banyak warna-
abu (lamb black dan titanium white), dan warna yang dipakai oleh cat minyak.
putih. Warna pada dinding ruangan Perpaduan warna burnt umber, cadmium red
berintensitas murni warna dari lamb black medium, chrome yellow medium, dan
lalu dibagian arah datangnya cahaya titanium white menghasilkan warna kulit.
diterangkan dengan perpaduan warna Mata menggunakan perpaduan warna lamp
titanium white dan diberi kesan berlumutan black, burnt umber, vandyke brown,
dengan warna hijau (ultramarine blue dan cadmium red medium, ultramarine, chrome
cadium red medium). yellow medium, dan titanium white. Warna
b. Unsur Karya Lukis 2 yang digunakan pada lantai adalah burnt
Mata pada karya terdapat titik putih umber serta pada garis lantai menggunakan
yang merupakan kilauan cahaya mata. warna lamb black. Pada dua tangan besar
didasarkan dengan warna burnt umber dan kain pada pakaian baju, bagian kepala, tubuh,
titanium white, lalu dilakukan percampuran jantung, otak. Garis terjadi karena dihasilkan
warna burnt umber, cadium red medium, oleh goresan yang dibuat secara sengaja
chrome yellow medium, ultramarine, dan ataupun tidak disengaja.atau drapery.
zink titanium white. Warna pada baju Unsur bentuk yang terdapat pada
menggunakan percampuran warna karya ketiga ini adalah bentuk semifiguratif
ultramarine, titanium white, dan burnt serupa distorsi yang terdapat pada bagian
umber. Terakhir warna yang digunakan pada objek utama figur manusia yang menjadi
dinding yaitu warna lamb black yang subject matter pada karya ini yang
digradasikan dengan vandyke brown. mengalami perubahan dari bentuk asal
Nuansa warna yang bernilai lebih menjadi lebih estetis sesuai cita rasa penulis
gelap. Warna yang digunakan lebih terasa dan juga terdapat bentuk organ dalam tubuh
hangat dan mendalam dari warna burnt manusia yaitu jantung dan juga otak. Bentuk
umber, chrome yellow medium, cadium red bisa terjadi karena adanya pencapaian wujud
medium, dan vandyke brown. Warna dingin yang dihasilkan secara imajinatif. Berupa
yang dipake menggunakan warna bentuk gempal pada podium. Figure laki-laki
ultramarine. Value pada warna kulit manusia ditransformasi kepala dengan otak dan kepala
ditambahkan putih yang memberikan efek perempuan berbaju merah ditransformasikan
terkena pantulan cahaya dan terdapat gradasi menjadi jantung.
warna
Unsur tekstur dalam karya ketiga
c. Unsur Karya Lukis 3
terdapat tekstur maya yang dapat dirasakan
Pada karya ke tiga ini terdapat beberapa melalui indra pengelihatan saja yang terjadi
unsur seni rupa yang berupa titik, yakni karena kesengajaan maupun karena sifat dari
terdapat pada bagian kancing baju atau jas media yang dipakai penulis. Yaitu terdapat
serta pada bagian binar mata. Unsur seni rupa pada bagian lipatan pakaian baju yang
yang berikutnya berupa garis, pada karya memperlihatkan kesan drapery. Selain itu
ketiga ini terdapat garis lurus pada bagian terdapat juga teksur yang terlihat kasar agar
pembatas antara tembok dan lantai, serta terlihat seperti aslinya pada bagian lantai.
jendela dan juga terdapat garis lurus pada pada umumnya tekstur digunakan untuk
bagian base podium. Terdapat juga garis keperluan substansi atau ekspresi seniman.
lengkung pada bagian drapery atau lipatan
Serta tekstur semu pada organ dalam yaitu ruang gelap. Bagian baju diberi tingkatan
jantung dan otak dilukiskan. warna kuning yang lebih terang dan menjadi
warna yang muda.
Warna yang dipakai beragam. Pada
figur laki-laki berpakaian warna hitam dan Warna baju putih kusam yang dipakai
sepatunya dari perpaduan warna lamb black oleh perempuan memegang wadah makanan
dengan sedikit campuran warna titanium menggunakan pencampuran warna titanium
white sehinga menciptakan hitam dengan white dengan warna sedikit warna burnt
value gelap terang dari baju. Pada otak dan umber untuk menurunkan kadar putihnya.
jantung merupakan pencampuran warna Pemberian warna lamb black pada bagian
cadium red medium dengan warna burnt lipatan kain sebagai area gelap. Warna pada
umber yang membentuk warna kedalaman dinding diberi warna biru muda yang
pada otak dan gelap terang serta merupakan pencampuran warna ultramarine
pencampuran warna titanium white blue dengan warna titanium white.
digunakan untuk menciptakan ruang terang
Lalu warna pada jendela dan podium
yang bergradasi dengan warna cadium red
merupakan perpaduan warna titanium white
medium untuk menaikan warna menjadi lebih
yang diturunkan warnanya dengan burnt
muda.
umber lalu diberi warna sedikit lamb black
Warna pakaian pada perempuan dan raw siena. Setelah itu pada podium beri
berkepala jantung merupakan percampuran efek bayangan dengan warna lamb black
warna cadium red medium dengan sedikit yang diberi campuran warna titanium white
warna lamb black untuk menurunkan warna (untuk menaikan kadar warna dari hitam)
merah menjadi lebih gelap yang akan sehingga menjadi bervolume. Bagian lantai
memberikan gradasi pada warna dan efek diberi warna coklat bergaris hitam. Warna
gelap terang pada baju yang tidak terkena kulit merupakan percampuran warna burnt
cahaya dan terkena cahaya. Warna pakaian umber, cadium red medium, cadium yellow
pada perempuan hamil berwarna hijau yang medium, yellow ochke dan titanium white.
merupakan percampuran warna ultramarine Warna pada mata diberi warna lamb black,
blue dan cadium yellow medium menjadi vandyke brown, burnt umber, titanium white,
warna hijau. Lalu dilakukan pencampuran ultramarine blue, dan cadium red medium.
warna burnt umber dan lamb black sebagai
Pada karya ketiga ini terdapat ruang didistorsikan menjadi besar. Figure kepala
semu atau khayalan yang hanya dapat sebelah kiri figure utama berubah menjadi
dirasakan melalui pengelihatan saja biasanya alat masak berupa panci.
terjadi pada karya-karya dua dimensi, karena Unsur tekstur dalam karya keempat
adanya prespektif, adanya sisi gelap terang terdapat tekstur maya yang dapat dirasakan
serta perbedaan intensitas warna yang melalui indra pengelihatan saja yang terjadi
menghasilkan ruang semu. karena kesengajaan maupun karena sifat dari
d. Unsur Karya Lukis 4 media yang dipakai penulis. Yaitu terdapat
Titik merupakan unsur paling dasar teksur pada bagian lipatan pakaian baju yang
dalam sebuah karya, karena semua karya memperlihatkan kesan drapery. Selain itu
akan dimulai dengan titik sehingga terdapat juga teksur yang terlihat kasar agar
membentuk garis serta bidang. Pada karya ke terlihat seperti aslinya pada bagian lantai.
empat ini terdapat beberapa unsur seni rupa Tekstur semu halus pada bagian kulit, pada
yang berupa titik, yakni terdapat pada bagian ruangan, benda-benda peralatan dapur dan
kancing baju atau jas serta pada bagian binar pakaian.
mata. Garis memiliki sifat Panjang, pendek, Unsur ruang dibuat dari perspektik
tipis, tebal, lurus, melengkung, vertikal, atau ruangan dapur yang terbentuk. Ruang maya
horizontal. Unsur seni rupa yang berikutnya tiga dimensi yang memuat objek-objek pada
berupa garis, pada karya keempat ini terdapat posisi dan jarak yang ditentukan oleh penulis
beberapa garis yaitu: lurus, melengkung, ditengahnya.
vertikal, horizontal. Garis horizontal terdapat Warna yang ditampilkan terlihat
pada bagian pembatas antara tembok dan banyak warna-warna yang dipakai oleh cat
lantai, juga terdapat garis lurus vertikal pada minyak. Perpaduan warna burnt umber,
bagian lemari serta kulkas, terdapat juga garis cadmium red medium, chrome yellow
lengkung pada bagian drapery atau lipatan medium, dan titanium white menghasilkan
kain pada pakaian baju, rambut serta pada warna kulit pada. Mata menggunakan
objek bando. perpaduan warna lamp black, burnt umber,
Bentuk yang dibuat dirancangan vandyke brown, cadmium red medium,
menjadi bentuk representasi yang memiliki ultramarine, chrome yellow medium, dan
symbol tertentu. Figure perempuan ditengah titanium white. Warna yang digunakan pada
memiliki enam tangan dan pada kepala yang
lantai adalah burnt umber serta pada garis motif, buku berwarna biru muda dengan
lantai menggunakan warna lamb black. tulisan dan alat terakhir adalah setrika dengan
Bagian baju figure tengah merupakan besi berwarna abu-abu dengan pegangan
perpaduan warna Ultramarine Blue, berwarna putih tua.
Titanium White. Pada warna garis berwarna Value pada warna kulit manusia
merah muda menggunakan pencampuran ditambahkan putih yang memberikan efek
warna cadium red medium dan titanium terkena pantulan cahaya dan terdapat gradasi
white. Warna pencampuran dari Ultramarine warna.
blue dan cadium red medium menjadikan
Prinsip Karya
warna ungu pada bagian garis celemek.
a. Prinsip Karya Lukis 1
Figure kanan memakai pakaian putih dari
Memakai keseimbangan formal yang
campuran warna titanium white dan sedikit
sederajat yang diwujudkan dari dua objek
warna cadium red medium. Warna pada rok
yang ada disebelah kanan dan kiri. Adanya
merupakan percampuran warna cadium red
proporsi kepala manusia besar yang tidak
medium yang dinaikan meja warna yang
wajar sesuai dengan realita kepala manusia
lebih muda warna titanium white. Baju pada
biasanya. Memiliki jarak pandang pada
figure kiri berpakaian garis belang-belang
kedua objek manusia tersebut agak berjauh.
hitam putih dan celemek berlingkar warna-
Proporsi ruang dibuat vertical sesuai dengan
warni serta sarung tangan karet berwarna
letak objek sesungguhnya. Penempatan objek
merah.
yang sesuai dengan pandangan mata, posisi
Nuansa warna yang bernilai lebih
objek berada pada kanan dan kiri dan kedua
gelap. Warna yang digunakan lebih terasa
objek sejajar. Adanya harmoni terdapat pada
hangat dan mendalam dari warna burnt
adanya sedikit ruang cahaya yang menembus
umber, chrome yellow medium, cadium red
pada ruangan gelap. Warna kontras dari
medium, dan vandyke brown. Warna dingin
kedua objek yang diberi warna lebih terang
yang dipake menggunakan warna
dari pada ruangannya yang gelap.
ultramarine. Alat dapur pada tangan terdapat
Keseluruhannya memberikan suatu kesatuan
alat sapu berwarna hijau, mesin pengocok
pada karya.
telur berwarna putih dan abu-abu pada bagian
Adanya irama pada lukisan yaitu pada
penggiling. Kain benang rajut berwarna biru
kedua objek memakai pakaian dengan warna
muda, tempat minum berwarna hijau dengan
yang sama. Mengartikan kesamaan nasib
pada kedua objek tersebut. Lalu pengulangan Adanya irama pada lukisan yaitu pada
pada garis lantai dan garis yang membentuk kedua objek memakai pakaian dengan warna
sangkar serta bentuk kotak pada jendela. yang sama. Lalu pengulangan pada garis
Karya di dominasi dengan dua objek yang lantai, garis yang membentuk sangkar.
memegang benda dengan warna yang lebih Dominasi dengan dua figure dan dua tangan
menonjol daripada bagian warna dinding dan dengan warna yang lebih menonjol daripada
lantai. Serta bagian jendela yang berwarna bagian warna dinding dan lantai.
putih kusam berlumut dan berkerak. Penempatan objek berkomposisikan simetris
Komposisi objek yang dibentuk berbentuk pola kotak. Figur manusia serta
merupakan komposisi simetris vertikal yang tangan diberi warna yang lebih terang dari
posisi yang seimbang kanan kiri terdapat pada warna dinding dibelakang yang
objek. Warna hijau pada baju diberikan pada memberikan kontras.
dua figure sebagai kontras antara warna
Prinsip Karya Lukis 3
dinding dan objek. Serta kepala burung
Keseimbangan hadir dalam karya
kontras dengan warna dinding yang hitam.
lukisan ini adalah keseimbangan sederajat
b. Prinsip Karya Lukis 2
(obvious balance) karena memiliki bentuk
Memakai keseimbangan formal yang
objek yang berbeda, tetapi besarnya
simetris yang diwujudkan dari dua objek
sederajat, keseimbangan sederajat lebih
yang ada disebelah kanan dan kiri serta pada
terasa dinamis, tidak kaku dan tidak statis.
objek bawah dan objek atas juga sama.
Adanya proporsi kepala manusia
Adanya proporsi kepala manusia besar yang
besar yang tidak wajar sesuai dengan kepala
tidak wajar sesuai dengan realita kepala
manusia biasanya. Memiliki jarak pandang
manusia biasanya dan proporsi tangan yang
pada kedua objek manusia tersebut agak
besar. Proporsi ruang dibuat vertical sesuai
berjauh. Proporsi ruang dibuat vertical sesuai
dengan objek sesungguhnya. Penempatan
dengan objek sesungguhnya. Figure-figure
objek yang sesuai dengan pandangan mata,
yang diletakan memakai komposisi
posisi objek berada pada kanan dan kiri dan
geometris dengan menempatkan figure laki-
kedua objek sejajar. Adanya harmoni pada
laki berada pada atas dan diberi figure
warna kontras dari kedua objek yang diberi
lainnya untuk memberikan proporsi yang
warna lebih terang dari pada ruangannya
harmonis.
yang gelap.
Pada karya ketiga ini memiliki kesatuan pemberian warna biru muda pada dinding
(unity) karena adanya hubungan antara objek memberikan kontras terhadap figure yang
human figure dan benda atau property dalam memakai pakaian yang gelap.
karya seni lukis sehingga menciptakan Prinsip Karya Lukis 4
kesatuan. Repetisi atau irama pada karya Keseimbangan yang didapat
ketiga ini terdapat pada bagian ukuran serta pada karya keempat dengan menyatukan dua
warna pada objek lukisan, irama yang hal yang berbeda baik bentuk, ukuran
terdapat pada karya ketiga ini merupakan maupun warnanya, untuk menghindari kesan
jenis irama repetitip yaitu adanya monoton. Namun, penyatuan tersebut
pengulangan pada bentuk, ukuran dan warna menyusupkan unsur pengalih agar tidak
yang sama baik disengaja ataupun ketidak terlalu kontradiktif. Adanya proporsi kepala
sengajaan. Pada karya terdapat pengulangan manusia besar yang tidak wajar sesuai
bentuk jendela dan garis pada lantai. dengan realita kepala manusia biasanya.
Karya di dominasi dengan dua figure Memiliki jarak pandang pada kedua objek
yang diubah bentuk kepalanya dengan organ manusia tersebut agak berjauh. Proporsi
dalam yaitu jantung dan otak. Penempatan ruang dibuat vertical sesuai dengan objek
objek berkomposisikan simetris berbentuk sesungguhnya. Posisi figure utama ditengah
pola segitiga (geometris). Komposisi pada berjarak antara figure sebelah kanan dan
karya ini diatur dan disusun sehingga figure sebelah kiri. Pada karya keempat ini
menjadi teratur dan serasi, karena prinsip seni memiliki kesatuan (unity) karena adanya
rupa ini sangat penting upaya menghadirkan hubungan antara objek human figure dan
estetika. Kontras pada karya ketiga ini benda atau property dalam karya seni lukis
terdapat pada warna yang digunakan oleh sehingga menciptakan kesatuan. Repetisi
penulis yaitu warna komplementer yang atau irama pada karya keempat ini terdapat
terkesan berlawanan. Contoh warna yang pada bagian ukuran serta warna pada objek
berlawanan pada karya ini adalah merah lukisan, irama yang terdapat pada karya
dengan hijau, hitam dengan putih. Kontras keempat ini merupakan jenis irama repetitip
warna dalam karya seni sangat berperan yaitu adanya pengulangan pada bentuk,
untuk dimanfaatkan sebagai penarik ukuran dan warna yang sama baik disengaja
perhatian khalayak atau masyarakat. dinding ataupun ketidak sengajaan yang terdapat
dibelakang yang memberikan kontras. Juga pada bagian tangan dan kaki. Irama yang
diulang berupa tangan figure utama. Motif atau supernatural, untuk menafsirkan tema
garis-garis belang hitam putih pada pakaian naratif, atau untuk menciptakan hubungan
figure sebelah kiri dan lingkaran pada visual yang sepenuhnya abstrak. Karya lukis
celemek. Karya di dominasi dengan figure menjadi bagian penulis untuk meunjukan
utama yang memiliki enam tangan. imajinasi yang ekspresif sehingga diolah
Komposisi pada karya ini diatur dan menjadi karya pop-surealisme.
disusun sehingga menjadi teratur dan serasi, Segala proses penciptaan karya yang
karena prinsip seni rupa ini sangat penting telah dilalui dari awal penulis mendapatkan
upaya menghadirkan estetika. Komposisi ide, kontemplasi, merancang konsep,
yang terdapat pada karya ini berupa bentuk beberapa studi, pengarapan karya, sampai
geometris segitiga. Kontras pada karya tahap akir. Maka penulis dapat
keempat ini terdapat pada warna yang menyimpulkan hasil akhir sebagai berikut:
digunakan oleh penulis yaitu yang terkesan 1. Konsep gender yang diangkat oleh
berlawanan. Warna yang berlawanan pada penulis menjadi karya lukis. Berawal
karya ini adalah coklat dengan putih, biru dari pengalaman pribadi penulis
dongker dengan putih. Kontras warna dalam hingga fenomena-fenomena sosial
karya seni sangat berperan untuk yang memberikan rasa empati yang
dimanfaatkan sebagai penarik perhatian memberikan rasa ingin mengangkat
khalayak atau masyarakat. isu permasalahan gender terutama
bagi para perempuan. Penulis lalu
KESIMPULAN
mengobservasi dari data-data dan
Seni lukis sebagai bagian dari seni
informasi dengan metode kajian
rupa dalam wujudnya berupa visual yang
literatur sehingga mendapatkan
sebelumnya diawali dari proses ekspresi
bahan untuk memperkuat analisis.
kreatif. Mewujudkan seni perlu adanya
Kemudian penulis membuat
segala kesadaran yang dihayati oleh seniman
pemetaan dalam memikir dengan
untuk memunculkan suatu emosi hingga
menggunakan mind mapping dalam
menjadi empati yang dijadikan suatu ide
membantu mengorganisir segala
dalam menghasikan suatu konsep sampai
konsep. Penulis mengumpulkan alat
terwujudnya produk karya. Penggunaan
dan bahan untuk selanjutnya
elemen-elemen digabungkan menjadi pola
melakukan studi-studi. Akhirnya
ekspresif untuk mewakili fenomena nyata
mewujudkan sebuah karya seni lukis berjudul “Tuan Rumah” yang
yang bergagasan bentuk-bentuk diinterpretasikan oleh penulis dalam
ketidakadilan gender peran gender laki-laki memeliki tahta
2. Bentuk bentuk ketidakadilan gender tertingi dan yang paling superior.
sendiri yaitu ada subordinasi yang Terakhir pada karya ke empat
dimana perempuan dinomorduakan berjudul “Siap 24 Jam” yang
dalam peran gender. Majinalisasi melukiskan peran perempuan dalam
peminggiran kaum minoritas yang masyarakat jaman sekarang dituntun
dimaksudkan kaum yang dianggap melakukan pekerjaan domestic
lemah dari peran yang kuat. Stereotip walaupun sudah bekerja di ranah
yang merupakan pelabelan negative publik.
pada perempuan. Kekerasan terhadap
DAFTAR PUSTAKA
yang lemah karena kekuasaan.
Sumber Buku
Terakhir beban kerja ganda dimana
Agung, Lingga. (2017). Pengantar Sejarah
pihak perempuan memiliki pekerjaan dan Konsep Estetika. Yogyakarta:
Kanisius.
yang berlebihan. Semua itu menjadi
Alfianika, Ninit. (2018). Buku Ajar Metode
satu konsep karya dengan membagi Penelitian Pengajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish
menjadi 4 karya dengan berbagai
Anggaraini, Lia & Nathalia, Kirana. (2020).
ukuran dan media yang digunakan Desain Komunikasi Visual: Dasar-
dasar Panduan Untuk Pemula.
yaitu cat minyak. Karya pertama
Bandung: Nuansa Cendekia.
berjudul “Aku, Rumah, dan Sangkar” Handayani, Trisakti & Sugiarti. (2002).
Konsep dan Teknik Penelitian
yang melukiskan keberadaan
Gender. Malang: Penerbitan UMM.
perempuan yang terkurung akibat Hasan, Sandi Suwardi. (2011). Pengatar
Cultural Studies: Sejarah,
aturan kolot yang menuntu
Pendekatan Konseptual, & Isu
perempuan untuk tetap berada Menuju Studi Budaya Kapitalisme
Lanjut. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
dirumah untuk mengurus semua
Hendriyana, Husen. (2019). Rupa Dasar
pekerjaan rumah. Karya ke dua (Nirmana): Asas dan Prinsip Dasar
Seni Visual. Yogyakarta: Andi.
berjudul “Marionette” yang
Kartika, Dharono Sony. (2017). Seni Rupa
diinterpretasikan bentuk kendali Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Kartika, Dharono Sony. (2007). Kritik Seni.
terhadap perempuan dalam tatanan
Bandung: Rekayasa Sains.
budaya patriarki. Karya ke tiga yang Rokhmansyah, Alfian. (2016). Pengantar
Gender dan Feminisme: Pemahaman dan Feminisme dalam Islam,2(2),
Awal Sastra Feminisme. Yogyakarta: 245-256.
Garudhawaca. [Online]https://media.neliti.com/med
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. ia/publications/153164-ID-gender-
Bandung: Penerbit ITB. dan- feminisme-dalam-islam.pdf
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Elemen- Khermarinah. (2021). Posisi Perempuan
Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: dalam Masyarakat Menurut Status
Jalasutra. Kekeluargaan Patrilinial. Jurnal
Suryahadi, A. Agung. (2008). Seni Rupa Hawa: Studi Pengarus Utamaan
Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif Gender dan Anak, 3(1), 12-24.
dan Produktif Jilid 2 untuk SMK. Nasri, Daratullaila. (2016). Ketidakadilan
Jakarta: Direktorat Pembinaan Gender Terhadap Perempuan dalam
Sekolah Menengah Kejuruan, Novel Padusi Karya Ka’Bati, 7(2),
Direktorat Jenderal Manajemen 225-236.
Pendidikan Dasar dan Menengah, Rajudin, dkk. (2020). Metode Penciptaan
Departemen Pendidikan Nasional Bentuk Representasional, Simbolik,
Sovitriana, Rilla. (2020). Kajian Gender Dan Abstrak (Studi Penciptaan Karya
Dalam Tinjauan Psikologi. Surabaya: Seni Murni di Sumatera Barat,
Uwais Inspirasi Indonesia Indonesia). Gorga: Jurnal Seni Rupa,
Wiratno, Tri Aru. (2018). Seni Lukis, Konsep 10(2), 261-272. doi:
dan Metode. Surabaya: Jakad https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.199
Publishing. 50
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Rokhimah, Siti. (2014). Patriarkhisme dan
Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Ketidakadilan Gender. Muwazah:
Indonesia Jurnal Kajian Gender, 6(1).
Sabatari, Widyabakti. (2006). Imaji: Seni:
Antara Bentuk dan Isi, 4(2), 238-
Sumber Jurnal 250.[Online]https://journal.uny.ac.id/
A, Ibrahim Nur. (2020). Problem Gender index.php/imaji/article/download/67
dalam Perspektif Psikologi. Az- 16/5772
Zahra: Journal of Gender and Family Sungkar, Anna. (2021). Surealisme Dalam
Studies, 1(1), 46-54. doi: Seni Lukis Indonesia. Dekonstruksi,
https://doi.org/10.15575/azzahra.v1i 4(1), 107-123. Doi:
1.9253 https://doi.org/10.54154/dekonstruks
Afandi, Agus. (2019). Bentuk-Bentuk i.v4i01.66
Perilaku Bias Gender. LENTERA: Wisandi. (2019). Journal Ilmiah Rinjani:
Journal of Gender and Children Wanita Dalam Pendekatan
Studies, 1(1), 1-18. Feminisisme, 7, 47-58.
[Online]https://journal.unesa.ac.id/in
dex.php/JOFC/article/view/6819 Sumber Publikasi Lembaga Pemerinta
Hasan, Bahrudin. (2019). Gender dan
Ketidakadilan. Jurnal Signal, 7(1), Komnas Perempuan. (2021). Catatan
63-86.Hidayati, Nurul. (2015). Beban Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap
Ganda Perempuan Bekerja (Antara Perempuan 2020: Perempuan dalam
Domestik dan Publik).MUWAZAH, Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan
7(2), 108-119. Seksual, Kekerasan Siber, Perkawinan Anak
Junaidi, Heri & Hadi, Abdul. (2010). Gender
dan Keterbatasan Penanganan di Tengah Gender Indonesia Tertinggi di
Covid-19. Jakarta: Komnas Perempuan.
ASEAN, Singapura Terendah.
Sumber Skripsi Databoks.katadata, hlm.1.
Agustian, Carla. (2020). Interpretasi
Kematian Berdasarkan Al-Qur’an
Sebagai Gagasan Berkarya Seni Sumber Internet
Lukis. (Skripsi). Departemen
Pendidikan Seni Rupa, Fakultas (https://serupa.id/teknik-melukis/)
Pendidikan Seni dan Desain,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Anindya, Benedicta. (2019). MEMOAR
SEPATU Cetakan Realitas di Antara
Sumur, Dapur, dan Kasur. (Skripsi).
Program Penciptaan dan Pengkajian
Pascasarjana Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Manullang, Devals Nimrod. (2019). Refleksi
Masa Kelam Perempuan Sebagai
Penciptaan Seni Lukis. (Skripsi).
Program Seni Rupa Murni, Jurusan
Seni Murni, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Ningrum, Wahidta Pangestu. (2020). Ibu
Sebagai Gagasan Berkarya Seni
Kontemporer Melalui Eksplorasi
Media Kertas. (Skripsi). Departemen
Pendidikan Seni Rupa, Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Putra, Ryo Prastyawan Laksamana. (2018).
Persoalan Gender Sebagai Ide
Penciptaan Sen Lukis. (Skripsi).
Program Studi Seni Rupa, Jurusan
Seni Murni, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Umanah, Suciati. (2011). Perempuan dalam
Perspektif Gender Sebagai Ide
Penciptaan Karya Seni Lukis.
(Skripsi). Program Studi Seni Rupa,
Jurusan Seni Murni, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.

Sumber Artikel Surat Kabar


Dihni, Vika Azkiya. (2021). Ketimpangan

Anda mungkin juga menyukai