1805310
UAS Kritik Seni
Gambar 2. Rekonstruksi labirin mesir kuno 2200 SM batu dan kayu.
Tanah dimiliki secara komunal dalam masyarakat suku, Roberto tidak percaya
untuk mengkomodifikasi tanah atau sumber daya alam lainnya. Membuat Archetypes
yang dia inginkan hanya untuk "meminjam" dari sumber daya alam. Tidak seperti
Double Negative (1970) dari Michael Heizer sebuah karya yang merupakan
konstruksi yang sangat kokoh, meskipun seniman pada awalnya ingin melihat
kerusakan alaminya. Akhirnya Heizer menjual ke museum pada tahun 198 dan
memasuki domain seni tinggi. Roberto sama sekali menghindari pelembagaan
karyanya. Heizer menggunakan dinamit untuk membuat palung, karena masalah
lingkungan, Roberto menghindari permesinan. Dia dan rekan-rekannya di Ifugao
menghabiskan waktu dua minggu untuk membangun struktur dengan teknik
tradisional dan dengan hati-hati menafsirkan geografi tempat itu.
Referensi
1. Sumber Buku dan Jurnal
Albar, Muhammad Wasith. (2018). Analisis Semiotik Charles Sander Pierce Tentang
Taktik Kehidupan Manusia: Dua Karya Kontemporer Putu Sutawijaya.
(Jurnal Lensa Budaya, Vol. 13, No.2). Depok: FIPB UI.
D.Lee, De-nim. (2019). Eco-Art History in East and Southeast Asia. British:
Cambridge Scholars Publishing.
Edyy, Saiful dkk. (2016). Dampak Aktivitas Antropegenik Terhadap Degradasi
Hutan Mangrove di Indonesia. (Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, Volume
2, No.2). Palembang: Universitas Sriwijaya.
Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
___________________ . (2017). Seni Rupa Modern (Edisi Revisi). Bandung:
Rekayasa Sains.
Mathar, Hasbullah. (2015) Semiotika Visual. (Jurnal Kajian tentang ilmu tanda dalam
kebudayaan kontemporer, Vol.2, No.1). Bandung: UIN Press.
Susetiawan. (1997). Industrialisasi dan Hubungan Perburuhan di Indonesia. (JSP,
Volume 1. No.1). Yogyakarta: FISIP UGM.
2. Artikel Surat Kabar
Utama, Lazuardhi & Adrianjara, Dinia. (2016). “10-06-1991: Evakuasi Selamatkan
Warga Filipina”. Viva, hlm.1.
The Museum of Contemporary Art. (t.t.). “Visit: Double Negative”. Moca, hlm.1.