Anda di halaman 1dari 53

SEJARAH SENI RUPA

INDONESIA
SENI RUPA
PRASEJARAH
Ahmad Abdul Hanif
Annola Izzati Ilma
Dwian Ciptanto
Eva Kusumawati
Risa Arizki
Sutadi Nugroho
SEJARAH
• Kata sejarah secara harafiah berasal
dari kata Arab (‫شجرة‬, šajaratun) yang
artinya pohon. Dalam bahasa Arab
sendiri, sejarah disebut tarikh (‫)تاريخ‬.
Adapun kata tarikh dalam bahasa
Indonesia artinya kurang lebih adalah
waktu atau penanggalan.
SENI RUPA
• Seni rupa adalah cabang seni yang
membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan
rabaan.
3 faktor yang
melatarbelakangi seni rupa
di Indonesia, yaitu
kepercayaan, kondisi
geografis dan pengaruh
dari luar.
CIRI-CIRI SENI RUPA
PRASEJARAH DI INDONESIA
• Media atau simbolis dari kegiatan-
kegiatan keagamaan & kepercayaan.
• Seniman berkedudukan sebagai
pemimpin agama .
• Ungkapan yang berbeda-beda antara
daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya.
• Menggunakan media batu, perunggu dan
kayu , serta bersifat ornamentik-dekoratif
ZAMAN BATU
Seni Rupa Pra Sejarah Indonesia
ZAMAN BATU
• Hidup tidak menetap (gua)
• Ditemukan alat perkakas dan sisa
makanan disekitar tempat menetap
• Dipimpin oleh Kepala Suku
• Berburu bintang
LUKISAN CAP TANGAN
LUKISAN BERBURU
LUKISAN BINTANG BURUAN
3 CORAK SENI RUPA
PRASEJARAH INDONESIA
a.Corak Monumental
• •Tokoh nenek moyang diujudkan dalam bentuk
tiga dimensional secara frontal
• •Motif simbolik; kedok, pohon hayat, tanduk
kerbau
• •Irama garis bersudut-sudut, sederhana, kaku
sehingga menimbulkan kesan monumental
Patung leluhur/nenek
moyang “Adu Zatna”,
Nias.
b.Corak Dongson
• Pengaruh dari daerah Tonkin China
• Dekoratif
• Kurang Simbolik
• Flora dan Fauna
• Motif Hias: tumpal, spiral terdapat pada
moko dan nekara
Ragam Hias Banji, ragam hias yang menunjukkan
suatu perpaduan antara kebudayaan setempat
dengan kebudayaan Cina.
• c.Corak Chow Akhir
• Tidak Simetris
• Garis irama (melengkung-
lengkung memenuhi semua
permukaan)
• Hanya terdapat di Kalimantan
Corak Chow Akhir
JENIS PENINGGALAN
• SENI LUKIS

Dibuat dengan cara menempelkan tangan ke dinding


gua, lalu disemprotkan dengan cairan berwarna
merah. Sat pewarna ini mungkin dari mineral merah
(hematite) yang banyak terdapat di sekitar gua (di
batu-batuan dan di dasar sungai di sekitar gua), ada
pula yang mengatakan dengan batu-batuan dari getah
pohon yang dikunyah seperti sirih.
Lukisan ini terletak di gua leang-leang, lukisan cap-cap
tangan diperkirakan berumur 4.000 tahun
Ada tradisi purba masyarakat setempat
yang menyebutkan, gambar tangan dengan
jari lengkap bermakna sebagai penolak
bala, sementara tangan dengan empat jari
saja berarti ungkapan berdukacita.
Karena kepercayaan yang variatif, maka
timbulah:
• Animisme (pemujaan batu/gunung sebagai
simbol roh nenek moyang)
• Dynamisme (kekuatan benda (lukisan/patung )
dan tumbuhan tertentu dianggap mempunyai
kekuatan gaib)
• Totemisme (binatang dianggap masih erat
hubungannya dengan bangsa tertentu)
• Manisme(arwah nenek moyang yang dipuja
dengan upacara tertentu) . contoh: selamatan
atau kenduri dengan saji-sajian tertentu.
• Seni Hias
Pada zaman prasejarah seni hias banyak
digunakan pada perabot rumah tangga,
jimat dan sebagai alat upacara adat. Motif-
motifnya diyakini mempunyai kekuatan
magis.

Pola hias geometris (garis, titik, bidang ke


ilmu ukuran) adalah pola yang paling
banyak digunakan. Pola yang lain adalah
tumpal, meader, pilin berganda, swastika,
pola-pola ini dinggap mengandung arti
social, religious dan geografis. Pola hias lain
aalah polygon, animal, vegetal, dan vigural.
Bentuk pola hias gerabah
(Soekmono, 1975 : 50 )

Pola hias ilmu ukur pada


gerabah
( Van der Hoop, 1975 : 21 )
• Seni Bangun
Dibangun agar dapat berkomunikasi
dengan roh nenek moyang yang
dipujanya.Pada zaman Neolitikum
kebudayaan masyarakatnya mulai
berkembang dengan dibuatnya rumah
selain dari bahan batu yaitu kayu dan
bambu yang sampai sekarang masih
tersisa di beberapa daerah di wilayah
Indonesia.
MENHIR
• Adalah tugu atau tiang batu yang
didirikan sebagai tanda peringatan
dan melambangkan roh nenek moyang
sehingga menjadi benda pujaan
(animisme).
DOLMEN
• Adalah meja batu berkaki menhir
sebagai meja saji untuk memuja
roh nenek moyang dan sebagai
tanda makam.
SARKOFAH

• Berbentuk seperti
palung/lesung bertutup
berfungsi untuk mengubur
mayat(peti kubur).
Punden berunda- undak
• Bangunan pemujaan yang disusun
bertingkat dengan menhir atau
patung yang diletakkan diatas
guna memuja roh nenek moyang.
Seni Patung atau Arca
• Zaman megalithicum akhir contohnya
adalah batu gajah. Von hene Geldern :
patung tersebut digolongkan pada
hasil kebudayaan Megalithikum Akhir,
dengan ciri dinamis, sedangkan gaya
monumentall seperti menhir, dolmen,
sarkofah merupakan gaya yang tua.
Arca Tadulako
Kabupaten
Poso, Sulawesi
tengah
Arca menhir di Pura Arca Menhir di Sulawesi
Penataran Jero Agung Bali Tengah
(I Made Sutaba, 1980 : 70 ) (Kusnadi dkk, 1979 :25 )
Arca Prasejarah di Bali
KAPAK PERSEGI DAN KAPAK GENGGAM
ZAMAN
PERUNGGU
Seni Rupa Pra Sejarah Indonesia
ZAMAN PERUNGGU
• Waktunya diperkirakan kurang lebih 300 S.M.
• Merupakan pengaruh dari kebudayaan
Dongson. Kebudayaan perunggu Dongson
yang berasal dari Yunan Indochina masuk ke
Indonesia bersama datangnya bangsa Melayu-
Muda, merekalah yang memperkenalkan
teknik pengecoran dan penuangan perunggu
untuk membuat benda-benda seni dan benda-
benda pakai sehari-hari.
Teknik Pembuatan Karya Seni
A CIRE PERDUE BIVALVE
CETAKAN TERDIRI DARI
SEKALI PAKAI. 2 CETAKAN.
MEMBUAT JUMLAH YANG
BENTUK YANG BANYAK DAN
RUMIT DAN BENTUK
SULIT. SAMA.
TEKNIK A CIRE PERDUE
TEKNIK BIVALVE
• Pengaruh kebudayan Dongson juga
terlihat dari segi hiasan yang diterapkan
pada benda-benda perunggu, seperti
motif-motif hias yang berbentuk pilin,
meander, tumpal, kunci, lingkaran, belah
ketupat, swastika dan berbagai motif
geometri lainnya. Di samping motif
tersebut terdapat juga motif hias yang
berhubungan dengan kultus nenek
moyang antara lain berupa motif kapal
jenazah, motif burung (lambang nenek
moyang) serta motif pohon hayat
(lambang kesuburan).
Karya-karya seni yang terkenal
yang terbuat dari perunggu
1.GENDERANG PERUNGGU
Nekara yang digunakan sebagai
genderang dalam upacara
keagamaan.
Moko digunakan sebagai bekal
kuburan dan mas kawin.
NEKARA
MOKO
2.Kapak Perunggu
Sering disebut dengan kapak sepatu, hal ini
karena tempat pegangannya yang khas seperti
sepatu.Kapak perunggu juga dikerjakan
dengan teknik A Cire Perdue.Hiasan yang
terdapat pada kapak sama seperti halnya hiasan
pada Genderang Perunggu yaitu motif
perlambangan dan motif geometri.
KAPAK CANDRASA
KAPAK PERUNGGU
3. Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk seperti
tempat air minum tentara, yang
digunakan untuk menyimpan abu sisa
pembakaran jenazah atau benda
keramat lainnya,bejana inipun
menampakan bentuk hiasan dengan
motif perlambangan dan motif
geometri.
BEJANA PERUNGGU
4.Perhiasan Perunggu

Yang termasuk ke dalam perhiasan adalah


gelang-gelang, cincin, kalung, dan sebagainya.
Selain digunakan untuk perhiasan benda-benda
ini juga dianggap sebagai benda bertuah yang
memiliki kekuatan magis.
PERHIASAN PERUNGGU
KESIMPULAN
• Ada tiga faktor yang melatarbelakangi seni rupa di
Indonesia, yaitu kepercayaan, kondisi geografis
dan pengaruh dari luar.

• Berdasarkan bahan baku yang digunakan untuk


membuat karya-karya seni rupa maka dikenal 2
pengelompokan karya, yaitu karya seni rupa zaman
batu dan karya seni rupa zaman perunggu

Anda mungkin juga menyukai