Ketika menyelesaikan sistem persamaan linear, tentunya kita menggunakan beberapa metode
penyelesaian. Baik itu untuk sistem yang sederhana maupun sistem yang cukup kompleks yaitu sistem
persamaan linear yang cukup besar. Ketika bertemu dengan sistem yang masih sederhana tentunya
masih bisa kita selesaikan secara manual. Sedangkan dalam hal menyelesaikan sistem persamaan linear
yang cukup besar, kemungkinan kita memerlukan bantuan komputer. Akan tetapi hal yang perlu
diperhatikan, metode apapun yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear yang
cukup besar pada dasarnya tetap mengacu pada ide yang akan kita bahas pada bagian ini.
Suatu matriks dikatakan bentuk eselon baris jika memenuhi kriteria 1-3 berikut ini, dan dikatakan
sebagai bentuk eselon baris tereduksi jika memenuhi kriteria 1-4
1. Jika suatu baris tidak seluruhnya terdiri atas nol, maka angka tak nol pertamanya adalah 1.
Selanjutnya disebut leading 1.
2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri atas nol, maka letakkan baris-baris tersebut pada bagian
bawah matriks.
3. Jika sebarang dua baris berurutan tidak seluruhnya terdiri atas nol, maka leading 1 baris yang lebih
bawah terletak di sebelah kanan leading 1 baris yang lebih atas.
4. Setiap kolom yang memuat sebuah leading 1, memiliki angka nol pada tempat lain.
Berikut ini merupakan contoh matriks yang merupakan bentuk eselon baris tereduksi.
1 0 0 1
(0 1 0 2)
0 0 1 3
Selidiki! Perhatikan contoh berikut ini, manakah yang merupakan bentuk baris eselon tereduksi? Berikan
alasan Anda!
0 1 −2 0 1
1 0 0 4 1 0 0 1 4 −3 7
0 0 0 1 3 0 0
(0 1 0 7) (0 1 0) ( ) ( ) (0 1 6 2)
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 −1 0 0 1 0 0 1 −1
0 0 0 0 0
(a) (b) (c) (d) (e)
1 1 0 0 1 2 6 0
(0 1 0) (0 0 1 −1 0)
0 0 1 0 0 0 0 1
(f) (g)
Selanjutnya, perhatikan matriks berikut. Berikut ini juga merupakan matriks bentuk eselon baris
tereduksi.
1 0 0 0
(0 1 2 0)
0 0 0 1
Dari bentuk matriks eselon baris tereduksi di atas diperoleh
0𝑥 + 0𝑦 + 0𝑧 = 1
𝑥 + 3𝑧 = −1 → 𝑥 = −1 − 3𝑧
𝑦 − 4𝑧 = 2 → 𝑦 = 2 + 4𝑧
Artinya nilai 𝑥 dan 𝑦 masih bergantung pada nilai 𝑧. Dengan kata lain, sistem persamaan linear yang
bersesuaian dengan matriks tersebut mempunyai mempunyai tak hingga banyak solusi (consistent).
Definisi
Jika suatu sistem linear memiliki banyak solusi, maka himpunan persamaan parametriknya disebut solusi
umum dari sistem.
Setelah kita dapat menyelidiki eksistensi solusi dari sistem persamaan linear dari matriks bentuk eselon
tereduksi, selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana memperoleh matriks bentuk eselon
baris tereduksi? Langkah-langkah seperti apakah yang harus dilakukan? Kita perhatikan kembali operasi
1 1 2 9
3. (0 2 −7 −17)
1 3
3
(− ) kali baris kedua ditambah baris ketiga
0 0 − − 2
2 2
1
1 1 2 9 (− 2)kali baris pertama ditambah baris kedua
7 17
4. (0 1 −2 − 2 )
0 0 1 3 (−2) kali baris ketiga
1 1 2 9 7
5. (0 1 0 2) 2
kali baris ketiga ditambah baris kedua
0 0 1 3
1 1 0 3
6. (0 1 0 2) (−2) kali baris ketiga ditambah baris pertama
0 0 1 3
1 0 0 1
7. (0 1 0 2) (−2) kali baris kedua ditambah baris pertama
0 0 1 3
Langkah 1 sampai langkah 4 disebut forward phase, sedangkan langkah 5 sampai dengan langkah 7
disebut backward phase. Keseluruhan tahapan untuk mendapatkan matriks bentuk eselon baris
tereduksi ini disebut dengan eliminasi gauss jordan. Sedangkan tahapan untuk memperoleh bentuk
eselon baris saja disebut dengan eliminasi gaussian.
Sistem Persamaan Linear Homogen merupakan sistem persamaan linear yang consistent, sebab sistem
tersebut pasti memiliki solusi sebagai berikut:
1. 𝑥1 = 0, 𝑥2 = 0, … , 𝑥𝑛 = 0 (solusi trivial)
2. Solusi non trivial (selain solusi 0)
Artinya sistem persamaan linear homogen mempunyai dua kemungkinan solusi yaitu:
Selidiki. Selidiki solusi dari sistem persamaan linear homogen berikut dengan menggunakan eliminasi
gauss jordan.
2𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥5 = 0
−𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 − 3𝑥4 + 𝑥5 = 0
𝑥1 + 𝑥2 − 2𝑥3 − 𝑥5 = 0
𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 = 0
Berikut ini merupakan dua hal penting dalam menyelesaikan sistem persamaan linear homogen.
1. Jika sistem persamaan linear homogen mempunyai 𝑛 variabel dan setelah direduksi diperoleh 𝑟
baris tak nol, maka sistem tersebut mempunyai 𝑛 − 𝑟 variabel bebas.
3. Meskipun bentuk eselon baris dari suatu matriks, misal matriks A tidak tunggal, bentuk eselon baris
tereduksi dan semua bentuk baris eselon dari matriks A memiliki jumlah baris nol yang sama dan
leading 1 selalu terletak pada posisi yang sama. Selanjutnya disebut sebagai posisi pivot matriks A
dan kolom yang memuat leading 1 disebut kolom pivot A.