Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REEVIEW

MK : PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PRODI S1 PGSD-FIP

SkorNilai

NAMA MAHASISWA : PUTRI UTARI SIREGAR

NIM : 1191111051

DOSEN PENGAMPU : Dra. Katrina Samosir M.Pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya , sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadijudul tugas “Cri tical Book Report”. Tugas critical book report ini disusun
dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam
penginderaan jauh.

Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya, maka kepada pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-
koreksi yang telah dilakukan. Mudah-mudahan dengan adanya tugas ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Kotapinang, September 2020

Penulis

Putri Utari Siregar


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR……….…………..………………………………...


B. Tujuan CBR...……..……..……………………………………………….………...
C. Manfaat CBR…….……………………………………...…….……………………
D. Identitas Buku………..……….………………………….…………………………

BAB 2: RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama….………………………………...……………………………..….…
B. Buku Pembanding…..………………………………………………………………

BAB 3: PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku…………………………………..……………...

BAB 4: PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Dari segi analisis
bahas, pembahasan tentang kepemimpina. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus
pada pokok bahasan tentang Tematik kelas dua.
B. Tujuan CBR
Agar menyelesaikan tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan
menambah pengetahuan, meningkatkan pemahaman tentang materi ajar dan menguatkan
wawasan untuk menunjang bahan ajar.
C. Manfaat CBR
1. Untuk menambah pengetahuan tentang materi sekolah dasar kelas rendah.
2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isibuku, serta kekurangan dan
kelebihan dari buku tersebut.
D. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul buku : Pendidikan Kewarganegaraan
2. Penulis : Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
3. Tahun Terbit : 2016
4. .Kota Terbit : Jakarta
5. Tebal Buku : 318 Halaman
6. ISBN : 978-602647002-7

Buku Pembanding
1. Judul buku : Pendidikan Kewarganegaraan
2. Penulis : Wahyu Widodo
3. Tahun Terbit : 2015
4. .Kota Terbit : Andi, IKAPI, Yogyakarta
5. Tebal Buku : 255 Halaman
6. ISBN : 979-295-440-6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Integrasi Nasional


1. Makna Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasi berarti memberi
tempat dalam suatu keseluruhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti
pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.kata nasional berasal dari kata
nation (Inggris) yang berarti bangsa sebagai persekutuan hidup manusia. Pengertian
integrasi nasional menurut para ahli. Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah
kesadaran identitas bersama diantara warga Negara. Ini berarti bahwa walaupun kita
berbeda suku ras dan budaya namun kita tetap satu.
2. Jenis Integrasi
a. Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
social dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional.
b. Integrasi Wilayah
Integrasi Wilayah menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat diatas unit-unit social yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-
kelompok social budaya masyarakat tertenu.
c. Integrasi Nilai
Integrasi Nilai menunjuk pada adanya consensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib social.
d. Integrasi Elit Massa
Integrasi Elit Massa menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan
yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada
kelompok elit dan massa.
e. Integrasi Tingkah Laku (perilaku integratif)
Integrasi Tingkah Laku menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
yang diterima demi mencapai tujuan bersama.
Dimensi integrasi mencakup integrasi vertical dan horizontal sedang aspek integrasi
meliputi aspek politik, ekonomi dan social budaya.
3. Pentingnya Integrasi Nasional
Integrasi Nasional sangat penting bagi suatu Negara guna menciptakan kesetiaan baru
terhadap identitas-identitas baru yang diciptakan (identitas nasional), missal, bahasa
nasional, symbol Negara, semboyan nasional, dsb.
4. Integrasi versus Disintegrasi
Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti penyatuan, keterpaduan
antar elemen atau unsur yang ada didalamnya. Jika integrasi terjadi consensus maka
disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseteruan dan pertentangan. Disintegrasi
bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam
suatu bangsa yang bersangkutan.
B. Menggali sumber historis, sosiologis, politik tentang Integrasi Nasional
Mengintegrasikan bangsa umumnya menjadi tugas utama bagi Negara yang baru
merdeka. Hal ini dikarenakan Negara baru tersebut tetap mengiginkan agar semua warga
yang ada didalam wilayah Negara bersatu untuk Negara yang bersangkutan.
1. Perkembangan sejarah integrasi Di Indonesia
Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami
pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya ada
3 model integrasi diindonesia, yakni:
a. Model Integrasi imperlum Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (impremium) Majapahit.
Stuktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris.
b. Model integrasi colonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah
Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah
yang terentang dari sabang sampai merauke.
c. Model integrasi nasional belanda
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia
sejak bernegara tahun 1945.

Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan


tahapan-tahapan sbb:
a. Masa perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui
pembentukan organisasi-organisasi pergerakan.
b. Masa penegas
Masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa Indonesia
yang ditandai dengan peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober
1928.
c. Masa percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerkan mencoba meminta
kemerdekaan dari Blanda.
d. Masa pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
menobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan.
2. Pengembangan integrasi di Indonesia
Howard Wriggins dalam Muhaimin dan Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada
lima pendekatan sebagai factor yang menentukan tingkat integrasi suatu Negara
adalah:
a. Adanya ancaman dari luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat.
b. Gaya politik kepemimpinan
Dapat menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut.

c. Kekuatan lembaga-lembaga politik


Lembaga ppolitik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu
masyarakat bangsa.
d. Ideologi Nasional
Merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideologi juga
memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan
itu.
e. Kesempatan pembangunan ekonomi
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka masyarakat
bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan.
3. Tantangan dalam membangun integrasi
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi
dating dari dimensi horizontal dan vertical. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang
ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku.,
agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang ada
adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung
berpandangan tradisional.
C. Mendeskripsikan esensi dan urgensi integrasi nasional
Masyarakat yang terintergrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap Negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi Negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharpkan. Integrasi
masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena
stiap masyarakat disamping membawa potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik
atau pertentangan.
B. Buku Pembanding
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang
ada pada suatu Negara sehingga tercipta keserasian dan keselarasan secara nasional.
A. Integrasi Nasional Di Indonesia
Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
social ke dalam kestuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Secara antropologis integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.
Berangakat dari pengertian-pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa integrasi
nasional bangsa Indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa,
yakni bangsa Indonesia. Hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu kesatuan bangsa
itu resminya direalissasikan dalam satu kesepakatan atau consensus nasional melalui
Sumpah Pemuda Pada tanggal 28 Oktober 1928. Adapun perwujudan integrasi nasional
masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang heterogen itu diungkapkan dalam
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
B. Factor-faktor Pendorong Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada
suatu Negara sehingga tercipta keserasian dan keselarasan secara nasional.
Factor-faktor pendorong integrasi nasional adalah:
1. Factor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinayatakan
dalam sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air dikalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebutmenegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau consensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan
pancasila, dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
C. Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional
1. Masyarakat indoensia yang heterogen (beraneka ragam0 dalam factor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya., bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah Negara yang begitu luas terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan, dan persatuan bangsa, baik yang berasaldari
dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pemabngunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan, masalah
SARA(suku,agama,ras dan antargolongan), gerakan separatism dan kedaerahan,
domonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme’ sianatar beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa
lain.
D. Proses Integrasi Nasional Indonesia
Proses integrasi nasional Indonesia sesungguhnya masih terus berlangsung. Proses
integrasi nasional ini masih dalam proses penyelesaian sehingga bentuk bakuna masihla
dicari. Seluruh pendekatan yang tersedia kemudian dapat dipertimbangkkan
signifikannya sebagai metode integrasi nasional Indonesia.
Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sarton Kartodirjo (1993) dapat dibagi
dalam dua jenis. Pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak zaman prasejarah
sampai awal abad 20, dan kedua proses integrasii politi kaum elite sejak awal abad 20
sampai zaman hindia belanda berakhir. Proses terjadinya integrasi nasional tidak terjadi
begitu saja. Tetapi merupakan suatu proses yang panjang dalam waktu yang cukup lama.
Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang mengalami proses panjang dalam melakukan
integrasi nasional, dan integrasi nasional bangsa Indonesia akan terus menerus diuji.
 Proses terjadinya integrasi nasional diindonesia sebagai berikut:
a. Model awal integrasi nasional adalah adanya rasa senasib dan
sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu
b. Memasuki abad 20, gejala semangat kebangsaan semakn membara dan
terlihat dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang
menjadi salah satu titik awwal kenangkitan nasional. Perjuangan
melalui berbagai organisai seperti contohnya Budi Utomo, serikat
dagang islam yang kemudian akhirnya menjadi serikat islam,
perhimpunan Indonesia, dan lain sebagainya mencitrakan adanya
integrasi social dan cultural.
c. Pada decade 1920 an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah
indoensia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk
menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa sumpah pemuda
pada 28 oktober 1928. Para pemuda menunjukkan segara peran serta
dalam pembentukan integrasi nasional.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
 Dari segi tampilan sampul buku, tampilan buku matematika yang utama (yang
direview) ini cukup baik dan menarik dari pada kedua buku pembandingnya.
 Dari segi tata letak dan ukuran font hurufnya rapi.
 Dan dari segi bahasa buku utama yang gunakan ini cukup bisa dimengerti
terutama kepada orang yang pintar berbahasa inggris.
 Dan dari sisi lainnya, buku ini menggunakan contoh pembahasan yang pernah
langsung secara nyata yang terdapat pada keprofesian guru hal ini membuat
buku ini lebih menarik.
B. Kekurangan Buku

 Dilihat dari segi isi pembahasan materi, buku utama masih ada pembahasan
materi yang tidak dibahas yang terdapat pada kedua buku pembanding.
Contonya pada materi merancang pembelajaran. Pada buku utama hanya
menjelaskan secara umumnya saja namun pada kedua buku pembanding lebih
menjelaskan secara detail dan khusus.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Buku ini sudah disusun oleh penulis sedemikian rupa dengan baik
sehingga penulis dapat menarik minat membaca .Hal-hal atau pembahasan yang
tidak ada dari buku ini dapat dilengkapi dan diperoleh dari buku pembanding
yang saya gunakan. Menurut saya buku yang di review dengan buku pembanding
yang saya gunakan memiliki hubungan saling melengkapi satu sama lain.
Critical book ini hanya untuk mempermudah pembaca dan melatih
kemampuan serta mengasah pengetahuan dan keterampilan reviewer untuk
mengkritisi sebuah buku baik itu dengan membandingkan buku maupun
menghubungkan buku utama dan buku pembanding yang dipaparkan pada bagian
kelebihan dan kekurangan buku. Hasil dari review ini menjadi literure baru bagi
pembaca dalam memahami isi dari buku. Selain itu reviewer juga menyajikan
pembahasan setiap bab dari kedua buku itu dan menyajikan ringkasan buku yang
di review. Buku yang di review menurut saya dapat digunakan diidunia
pendidikan sebagai buku pegangan dan dapat dijadikan referensi baru.
B. Saran
Buku utama dan pembanding yang digunakan sangatlah baik untuk dibaca
oleh guru bahkan calon guru serta murid. Hal itu dikarenakan buku ini cukup
bagus dan mudah dipahami dikarenakan pembahasannya yang mudah dipahami,
serta buku utama dan pembanding juga sangat nelengkapi satu sama lain. Namun
pada buku ini perlu di perbaiki dan perlunya untuk menambahkan materi bahkan
pembahasannya secara khusus yang tidak ada dibahas dalam kedua buku tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiwaan. 2016, Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta

Widodo wahyu. 2015. Pendidikan kewarganegaraan Yogyakarta: Andi I


LAMPIRAN

Buku Utama
Buku Pembanding

Anda mungkin juga menyukai