Anda di halaman 1dari 9

Analisis Kritis Teknologi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.

Piempin Maeindra, Hari Wahyono

DOI: 10.17977 um013v4il2020p001

1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang Indonesia

Sejarah artikel

Diterima 5 Januari 2020

Diterima 11 Februari 2020

Diterbitkan 7 Maret 2020

Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu hal yang memiliki peran penting untuk
menciptakan generasi penerus bangsa. Karena itu dibutuhkan persiapan yang matang
seperti pembelajaran yang menggambarkan kondisi dunia saat ini. Penelitian ini memilki
tujuan untuk mengetahui peran guru, pemanfaatan sumber dan media pembelajaran dalam
pembelajaran ekonomi, serta peran sekolah dalam memfasilitasi pembelajaran ekonomi,
sistem pendidikan yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi, dan dampaknya pada
siswa. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan
penelitian partisipatif aktif. Narasumber penelitian ini adalah para guru SMA Negeri 8
Malang, kelas X dan XI, empat siswa dengan dua siswa dari kelas X dan dua siswa dari
kelas XI, Kurikulum Waka, dan Sarana dan Prasarana Waka. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Lembar Hasil Observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat tugas guru yang meliputi tugas pedagogik dan administrasi
guru serta pelaksanaan dalam pembelajaran, sumber dan media pembelajaran guru, peran
lembaga sekolah yang telah memberikan fasilitas berupa webmaster dan bandwidth
internet yang dimiliki. Semakin membesar, sistem pendidikan yang telah mengacu pada
sistem pendidikan terkini, dan pengaruhnya terhadap peserta didik berbeda-beda
tergantung gaya belajar yang dilaksanakan oleh guru.

Kata Kunci: Revolusi Industri 4.0, Teknologi Pendidikan, Pembelajan Ekonomi


PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang teknologi sudah banyak mengalami perkembangan dimana


sekarang sudah masuk ke generasi ke empat yang paa awalna teknologi sebelumnya telah
terintegrasi dengan baik dengan teknologi lain dalam jaringan atau disebut juga dengan
revolusi industri 4.0. Menurut Hamdan (2018 : 1), Revolusi industry 4.0 merupakan sebuah
kemajuan teknologi yang mengandalkan dunia fisik, digital, dan biologis, dimana pada hal
ini selalu terjadi perubahan yang mendasar dalam cara hidup dan manusia bekerja.
Sedagkan menurut Prasetyo dan Soetopo (2018 : 19), era ini merupakan era dimana semua
entitas dapat berkomunikasi satu sama lain secara real-time setiap saat berdasarkan
penggunaan teknologi internet dan CPS (Cyber-Physical System) untuk mencapai tujuan
untuk mencapai penciptaan nilai baru atau pengoptimalan nilai yang sudah ada sebelumnya
dari setiap proses dalam industry.

Pendidikan merupakan sangat penting untuk menghadapi perkembangan masa


depan yang semakin pesat. Oleh karena itu, pendidikan yang baik harus diimbangi dengan
teknologi pendidikan yang berkualitas mengikuti perkembangan saat ini. Menurut
Association for Educational Communication and Technology (AECT, 1997), teknologi
pendidikan adalah proses yang kompleks dan terintegrasi yang melibatkan peralatan, ide,
prosedur, orang, dan organisasi untuk menganalisis masalah, menemukan pemecahan
masalah, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah terkait. untuk semua aspek
pembelajaran manusia. Miarso (2007: 6), menjelaskan teknologi pendidikan terdiri dari
lima rumusan sebagai berikut: (1) proses yang kompleks dan terintegrasi yang meliputi
manusia, alat, dan sistem, (2) dilakukan secara sistematis untuk menganalisis dan
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, ( 3) bidang yang mempunyai
kepentingan dalam pengembangan, pengelolaan, dan penggunaan sumber belajar secara
sistematis, (4) profesi yang terbentuk karena upaya pengembangan teori, penelitian dan
aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari, serta peningkatan sumber belajar, dan (5)
beroperasi secara integral. Teknologi pendidikan tidak hanya mencakup media
pembelajaran yang telah berkembang luas. Hasibuan (2015) menjelaskan bahwa
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan guru untuk
menggunakan media pembelajaran lanjutan yang mendorong proses pembelajaran yang
lebih baik. Teknologi pendidikan bukan hanya sebagai media pembelajaran, tetapi juga
mencakup guru, sumber belajar, sistem pendidikan, dan sekolah sebagai institusi. Guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran.
Menurut Suryosubroto (2009).

Siswa memilki peran sebagai pembelajar di kelas dan selalu berkaitan langsung
dengan proses pembelajaran harus betul-betul diperhatikan. Selama kegiatan
pembelajaran di kelas, siswalah memiliki hak menilai baik atau tidaknya media
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penilaian siswa terhadap haltersebut harus
diperhatikan karena hal ini untuk menciptakan media pembelajaran yang sesuai dan
relevan dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sekolah merupakan tempat atau lembaga yang memberikan kesempatan kepada


siswa untuk belajar dan memperoleh ilmu. Oleh karena itu, sekolah harus mampu
memberikan proses pembelajaran yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Untuk memberikan proses pembelajaran yang lebih baik, sekolah dapat menawarkan
fasilitas yang sesuai dengan proses pembelajaran. Abdullah (2018) menegaskan bahwa
fasilitas yang terkait dengan proses pembelajaran yang disediakan sekolah berpengaruh
signifikan terhadap keefektifan proses belajar mengajar yaitu sebesar 96,6 persen. Selain
itu, sekolah memiliki kewenangan dan kapasitas untuk merancang model pembelajaran
(yang masih mengacu pada kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah pusat).

Menurut Hudson (2001: 283), pendidikan berbasis kehidupan / suasana saat ini
merupakan komponen vital dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
relevan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta dapat beradaptasi dengan
perubahan sosial dan perkembangan teknologi. Disamping itu dampak teknologi
pendidikan yang semakin berkembang juga akan berdampak pada perkembangan
pembelajaranMenurut teks publikasi yang ditulis oleh Saputra (2017), dalam penelitian
siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan jumlah sampel 30 siswa
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan perangkat
dengan aktivitas belajar siswa dengan Asumsi bahwa semakin tinggi intensitas
penggunaan perangkat maka semakin besar pula dampak negatifnya terhadap aktivitas
belajar siswa.
METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan


jenis penelitian partisipatif aktif. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara. Pengamatan dilakukan kepada dua guru ekonomi yakni dikelas
X dan kelas XI sedangkan wawancara dilakukan dengan guru ekonomi, setiap kelas
diwakili oleh dua siswa. Analisis data pada penelitian ini mengunakan triagulasi metode
dan triagulasi sumber, dimana triangulasi metode dilakukan untuk menganalisis data yang
bersumber dari data yang sama, yaitu wawancara dengan sumber data yang berasal dari
guru, siswa, waka kurikulum, dan waka sarana dan prasarana, serta Sumber populasi
dilakukan untuk menganalisis sumber yang sama melalui metode yang berbeda diterapkan
pada analisis data yang berasal dari guru dengan berbagai metode.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tugas dan Peran Guru

Seorang Guru harus memiliki skill yang professional untuk melaksanakan


pembelajaran dimana seorang guru harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1)
Kemampuan Profesional, (2) Upaya Profesional, (3) Waktu yang dicurahkan untuk
kegiatan profesional, (4) Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan (Djojonegoro, 1996;
Hariyanto 2004). Oleh karena itu, kebutuhan profesionalisme guru sangat penting untuk
dilaksanakan dengan menjalankan tugas dan peran guru secara maksimal. Namun, guru
ekonomi pertama tidak dapat menerapkan ini. Selain itu,ruang kelas yang kondusif.

Dalam tugas administrasi, sejumlah guru telah didukung dengan adanya RPP satu
lembar, serta digitalisasi pada penilaian saat ini yang menggunakan sistem paperless
(menggunakan webmaster sekolah) sehingga pekerjaan guru lebih tertata dengan baik.
Namun, terkadang apa yang direncanakan guru tidak memenuhi apa yang telah dilakukan.
Situasi ini dianggap biasa karena kondisi lingkungan yang tidak menentu. Salah satu solusi
yang tersedia adalah guru juga harus mempunyai rencana cadangan selain rencana tertulis
oleh karena itu guru tetap terencana dalam melaksanakan pembelajaran.
Profesionalitas yang baik tentunya akan berdampak pada peningkatan perolehan
pengetahuan mahasiswa. Oleh karena itu salah satu cara untuk menjalankan peran guru
sebagai teladan di kelas adalah dengan bersikap profesional, seperti datang tepat waktu dan
apa pemahaman guru di bidang ekonomi harus dilaksanakan mengikuti pemahaman
tersebut meskipun orang tua siswa yang lebih berpengaruh. karakter siswa dibandingkan
dengan guru ekonomi, apalagi jika guru tersebut adalah guru favorit di sekolah.
Profesionalisme yang luar biasa tentunya akan berdampak pada peningkatan perolehan
pengetahuan dan pembinaan perilaku mahasiswa

Sumber dan Media Pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan di Era Revolusi


Industri 4.0

Sumber belajar dan media pembelajaran di era revolusi industri 4.0 telah banyak
membantu guru dalam pembelajaran, seperti halnya sumber belajar. Namun di sisi lain,
guru harus mampu mengintegrasikan pendapat yang ada di kalangan siswa, memberikan
sisi positif dan negatif terkait kebijakan dan keputusan ekonomi, dan juga harus kritis
dengan perkembangan yang kemudian memaksimalkan peran guru sebagai fasilitator,
keduanya menciptakan suasana yang kondusif. suasana belajar dan menciptakan materi
dengan perkembangannya. Hal ini dapat dilakukan jika guru memiliki banyak referensi
untuk satu topik tertentu dan tidak terpaku pada satu sumber pembelajaran saja. Sedangkan
di media pembelajaran, guru diperkenalkan dengan berbagai aplikasi pembelajaran seperti
Quiz, Google Scholar, dan aplikasi lain yang membantu guru dalam pembelajaran.

Dengan banyaknya aplikasi pembelajaran ini memungkinkan guru untuk tidak


terlalu sibuk dalam menyiapkan materi versi cetak, Selain itu, siswa dapat mengirimkan
pekerjaan dan tugasnya melalui aplikasi di mana saja. Guru juga dibantu dengan banyak
media pembelajaran yang membantu guru dalam menjelaskan topik pembelajaran seperti
LCD, proyektor, dan speaker. Selain itu akses internet merupakan salah satu bagian
terpenting dalam pembelajaran berbasis digital yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
guru dan siswa untuk mencari informasi tambahan terkait materi yang akan mereka
pelajari.

Institusi Sekolah Sebagai Fasilitator Pembelajaran Berbasis Digital


Peran institusi sekolah adalah memfasilitasi pembelajaran melalui sarana dan
prasarana seperti perluasan bandwidth Wifi, penyediaan Webmaster khusus SMA Negeri 8
Malang, keberadaan LCD dan proyektor di setiap kelas, sesuai meja dan kursi, serta alat
belajar lainnya seperti papan tulis dan spidol. Selain sarana dan prasarana, lembaga sekolah
juga memberikan kebijakan berupa regulasi yang memperbolehkan siswa membawa
smartphone ke sekolah. Institusi sekolah juga menyediakan bengkel untuk guru, yang
terkadang melibatkan universitas negeri.

Sistem Pendidikan yang Digunakan dalam Pembelajaran Ekonomi Mengikuti Era


Saat Ini

Sistem pendidikan di SMA Negeri 8 Malang terkait pembelajaran mengacu pada


Peraturan Menteri Pendidikan terbaru, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 37
Tahun 2018 yang sebelumnya merupakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Nomor 24 Tahun 2016. Terdapat perbedaan penerapan kedua peraturan
tersebut, dimana terdapat tambahan mata pelajaran baru yaitu Mata Pelajaran Informatika
yang memungkinkan mahasiswa untuk mempelajari teknologi informatika dan juga terkait
ekonomi dan bisnis digital (tertera dalam revisi terbaru versi Kurikulum 2013).

Dampak Terhadap Siswa

Menurut Munandar (1999), guru dan pihak yang terlibat harus percaya bahwa: (1)
Pembelajaran sangat penting dan menyenangkan, (2) Anak harus dihargai dan disayangi
sebagai individu yang unik, (3) Anak harus aktif siswa, (4) Anak perlu merasa nyaman di
kelas, dan dirangsang untuk terus belajar, (5) Anak harus memiliki rasa memiliki dan
bangga di dalam kelas, (8) Anak perlu bebas dalam diskusi terbuka dengan keduanya. guru
dan teman sebaya, (9) Kerjasama lebih berharga dari pada kompetisi, (10) Pengalaman
belajar yang harus diperoleh melalui pengalaman hidupnya di dunia nyata. Kemudian
dampak yang dijelaskan oleh Munandar (1999) harus hadir dalam setiap pembelajaran.
Namun kondisi tersebut tidak semua siswa yang mengikuti pembelajaran ekonomi di SMA
Negeri 8 Malang merasakan pengaruh dari metode yang diajarkan oleh guru yang berbeda
satu sama lain. Siswa kelas X memiliki pemahaman yang kurang terkait dengan ilmu
ekonomi dibandingkan dengan siswa kelas XI. Hal ini disebabkan pembelajaran
konvensional sehingga siswa kurang memahami apa yang dibahas dalam pembelajaran,
sedangkan kelas XI memahami apa yang disampaikan guru karena cara dan contoh yang
lebih variatif yang mudah dipahami dan diambil dari kehidupan di sekitar siswa.
KESIMPULAN

Guru memiliki tugas dalam menereapkan teknologi pendidikan dalam Revolusi


Industri 4.0, perlunya profesionalisme yang tinggi sebagai guru dalam melaksanakan tugas
dan peran guru semakin intensif dari sebelumnya. Akan tetapi masih ada beberapa guru di
SMA Negeri 8 Malang yang belum mencapai profesionalisme dalam melaksanakan
pembelajaran, apalagi dengan kemudahan yang diperoleh guru hendaknya lebih
meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Selain itu terdapat kendala salah
satunya siswa yang bermain smartphone sambil belajar, dan guru telah mengatasi kendala
tersebut melalui regulasi tentang penggunaan smartphone. Keragaman media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran baik melalui power point, LCD, proyektor;
menggunakan aplikasi seperti kuis, google scholar, dan sejenisnya; bahkan menggunakan
aplikasi yang biasa digunakan oleh banyak orang seperti What's App. Sedangkan sumber
belajar guru tidak hanya mengandalkan buku teks tetapi juga buku-buku yang berkaitan
dengan bidang ekonomi lainnya, serta berita atau informasi seputar dan kehidupan sehari-
hari siswa yang berhubungan dengan ekonomi. Peran sekolah dalam memfasilitasi
pembelajaran baik bagi guru maupun siswa sudah sangat terpenuhi. Sistem pendidikan di
SMA Negeri 8 Malang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 37 Tahun
2018 yang merupakan regulasi terbaru mengikuti Teknologi Pendidikan di Era Revolusi
Industri 4.0. Dampak terhadap siswa karena pembelajaran yang dilakukan berkaitan
dengan bagaimana pola guru dalam mengajar siswa. Siswa yang kurang pengetahuan
terkait ekonomi merupakan dampak dari guru yang kurang memiliki metode pengajaran
mengikuti Teknologi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 dan kurang profesional
dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2018). Pengaruh Fasilitas Sekolah Terhadap dan Motivasi Guru Terhadap
Efektivitas Proses Mengajar di Madrasah Aliyah DDI Bontang. Jurnal Promosi:
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro 6(2), 165-175.

Hamdan. (2018). Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri Pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi. Jurnal Nusamba, 3(2), 1-8.
Hariyanto. (2004). Guru adalah Segalanya. Surabaya: LPM Unesa

Hasibuan, N. (2015). Pengembangan Pendidikan Islam dan Implikasi Teknologi


Pendidikan. Fitrah 1(2), 189-206.
Hudson, S. (2001). Tantangan untuk Pendidikan Lingkungan: Isu dan Gagasan untuk 21st
Century. Biosains, 51(4). 283-288.
Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Grup Media
Kencana Prenada.
Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rinneka
Cipta.
Prasetyo ,. & Sutopo. (2018). Industri 4.0: Klasifikasi Telaah Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. J @ ti Undip: Jurnal Teknik Industri 13(1), 17 -26.
Saputra, GEA (2017) Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rinneka Cipta.
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rinneka Cipta.

Suyono, H. (2017). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep.

Anda mungkin juga menyukai