Anda di halaman 1dari 4

Nama : Trisnania Ambarwati

NRP : 1910211013
Kelompok :B–2

TUGAS PATOLOGI ANATOMI


POLIP HIDUNG
Hidung merupakan alat sekaligus organ luar dari setiap manusia untuk
bernapas, untuk mengharum sesuatu. Tentunya hidung tersumbat sangat dan pasti
tidak nyaman bagi yang merasakan. Bagaimana jika terdapat sesuatu yang
menghalangi jalan napas ataupun pintu dari hidung kita ? tentu akan terganggu
fungsinya.
Jadi ada tidak ya penyakit terkait ?, ada tentunya namanya polip hidung.

Polip berarti sebuah jaringan yang tidak normal, yang muncul membesar
hingga menutup hidung seseorang atau penderitanya. Dan polip hidung itu
merupakan massa lunak yang mengandung cairan didalam rongga hidung,
berwarna putih keabu – abuan, yang disebabkan karena terjadi peradangan
mukosa. Baik pria maupun wanita tidak memandang umur dapat mengidapnya.

Pada umumnya pengidap Polip Hidung mempunyai keluhan tersumbat ,


adanya lendir, serta tidak dapat membau. Secara khusus keluhan diikuti dengan
bersin – bersin, rasa nyeri pada hidung sampai sakit kepala daerah frontal. Selain
itu, pasien akan berusaha bernapas menggunakan mulut, adanya suara sengau, dan
tentunya kesusahan dalam tidur. Polip hidung pun dapat menyebabkan gangguan
pada saluran napas bawah ; berupa batuk kronik, mengi (terutama pasien dengan
Riwayat asma).
Secara makroskopis, polip hidung memiliki permukaan yang licin,
berbentuk bulat maupun lonjong (sesuai dengan tempat polip itu berkembang),
berwarna putih keabu-abuan, tampak sedikit bening, dapat tunggal atau multiple,
bila ditekan/ditusuk tidak terasa sakit. Warna yang terlihat pada polip memiliki
penyebab yang berbeda-beda, warna pucat disebabkan karena mengandung
banyak cairan dan sedikitnya aliran darah ke polip, warna kemerah-merahan
akibat iritasi kronis, dan warna kekuning-kuningan akibat polip yang sudah
menahun dan banyak mengandung jaringan ikat.
Secara mikroskopis, epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung
normal yaitu epitel bertingkat semua bersilia dengan mukosa yang sembab. Sel-
selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinophil, neutrophil dan makrofag.
Tampak berongga dan banyak ditemukan serbukan-serbukan sel radang. Bila
sering terkena aliran udara, akan mengalami metaplasia epitel menjadi epitel
transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Menurut Mygind, polip
dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan jenis sel peradangannya, yaitu polip tipe
eosinofilik dan tipe neutrofilik.

Tujuan utama pengobatan pada polip hidung ialah menghilangkan


keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip.

1. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip hidung dapat disebut
polipektomi medikamentosa. Dapat diberikan secara topical atau sistemik.
Polip tipe eosinofilik memberikan respons yang lebih baik terhadap
pengobatan kortikosteroid intranasal. Contoh obat kortikosteroid antara
lain Fluticasone, Prednisone, Mometason, atau Budesonide.
2. Antihistamin
Untuk mengobati alergi, misalnya cetirizine atau loratadine
3. Antibiotic
Untuk mengobati infeksi pada hidung dan sinus.
4. Terapi bedah

 Polipektomi
 Etmoidektomi intranasal atau etmoidektomi ekstranasal untuk
polip etmoid
 Operasi Caldwell-Luc untuk sinus maksila
 Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF)

Reference

FKUI. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala &
Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai