Anda di halaman 1dari 2

CASE PROBLEM DISPLACEMENT SENSOR : KETINGGIAN AIR SYSTEM

HYDROPHONIK
Abrar Seffa Fernanda (195090807111013), Addifa Taufiqurrahman Afif
(205090800111036), Akhmad Ashabil Yamin (195090801111007), Diah Paluvi
(195090801111023), Muhammad Fatkhul Izza (195090800111015)

Tugas case problem ini bertujuan membuat rancang bangun sebuah sistem
kontrol pengendalian air otomatis untuk tanaman dengan media hidroponik.
Sistem kontrol ini dirancang guna memperoleh efisiensi penggunaan energi listrik.
Dalam analisa tugas ini, rancang bangun sistem kontrol pengendalian air
otomatis kami rancang menggunakan sensor string potentiometer. String
potentiometer adalah transduser yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur
posisi linier dan kecepatan menggunakan kabel fleksibel dan spul bermuatan
pegas. Potensiometer string terdiri dari empat bagian utama: kabel pengukur, spul,
pegas, dan sensor rotasi. Di dalam transduser, kabel baja tahan karat dililitkan
pada kumparan silinder berdiameter konstan yang dikerjakan dengan tepat dan
berputar saat kabel pengukur menggulung dan melepas gulungan. Untuk menjaga
tegangan dari kabel pengukur, diberikan pegas pada spul, lalu spul digabungkan
pada poros sensor rotasi, dan pada ujung kabel pengukur dikaitkan pada sebuah
pelampung. Saat ketinggian air naik, maka pelampung juga akan ikut naik,
sehingga kabel pengukur memanjang. Hal tersebut menyebabkan spul dan poros
sensor rotasi berputar. Poros yang berputar akan menciptakan sinyal listrik yang
besarnya sebanding dengan ekstensi linier atau kecepatan kabel. Sensor string
potentiometer ini dihubungkan pada pompa air dan diatur hambatannya sesuai
dengan kondisi ketinggian air yang diinginkan agar pompa air dapat menyala atau
mati. Digunakan sensor string potensiometer ini karena dapat dikaitkan ke
pelampung, sehingga ketinggian air yang selalu berubah-ubah bisa untuk diukur
dan dapat ditentukan hambatan yang sesuai dengan ketinggian air tersebut.
Untuk bak cadangan (reservoir) air, digunakan bak yang memiliki volume
600.000 cm3 atau 600 liter dengan dimensi 85 × 85 × 85 cm. Dimensi bak
cadangan tersebut ditentukan dengan mengacu pada kapasitas pompa untuk
mengalirkan air yaitu 500 L/jam, sehingga ketika pompa mengalirkan air terus
menerus selama satu jam maka air di dalam reservoir tidak akan terkuras habis.
Selain itu, air yang dialirkan akan diserap oleh tanaman dan air yang kembali ke
bak cadangan (reservoir) akan berkurang setiap waktunya. Ketika air berkurang,
masih akan tersedia air di dalam bak cadangan, sehingga dapat mengurangi
intensitas pengisian ulang bak cadangan (reservoir) air.
Sistem hidroponik yang digunakan pada kasus ini yaitu hydroponic drip
system. Cara kerja dari hydroponic drip system yaitu dengan cara disiapkan air
dan nutrisi yang dicampurkan pada bak cadangan (reservoir), kemudian air dan
nutrisi yang sudah dicampurkan ini disalurkan ke sistem pipa dan selang
menggunakan pompa air. Selang tersebut memiliki lubang untuk setiap tanaman,
sehingga selang dapat meneteskan larutan nutrisi satu persatu ke tanaman. Pada
tiap pot tanaman terdapat media tanam yang lembam seperti tanah liat yang
mengembang atau sabut kelapa yang berfungsi untuk mengisi larutan nutrisi dan
melepaskannya perlahan ke tanaman. Larutan nutrisi berlebih jatuh ke dasar
tangki tanaman yang kemudian akan disalurkan kembali ke bak cadangan
(reservoir) melalui over flow drain. Pada sistem ini diperlukan sensor ketinggian
air yang diletakkan pada bak cadangan (reservoir) guna untuk memantau
ketinggian air agar sistem dapat berjalan dengan baik dan juga berfungsi untuk
memicu sistem kerja dari pompa air. Pada kasus ini, sensor air diatur agar dapat
memicu pompa air menyala apabila dideteksi ketinggian air pada bak cadangan
(reservoir) diatas ketinggian 70 cm, sehingga pompa air dapat menyalurkan
larutan nutrisi ke selang dan pipa. Dan akan memicu pompa air untuk mati apabila
dideteksi ketinggian air pada bak cadangan (reservoir) setinggi 14 cm, sehingga
penyaluran larutan nutrisi ke selang dan pipa berhenti.

Anda mungkin juga menyukai