Anda di halaman 1dari 3

OBSERVASI DI DAN SEPUTAR KAMPUS JATINANGOR

Nama : Muhammad Fadhiil Hafidz Alfarisy

NIM : 11421057

1. Lokasi ? (10)

2. Kondisi eksisting ? Deskripsikan kondisi dan keadaan kondisi di lokasi, tataguna


(peruntukan) : kebun, sawah, ladang, kolam, waduk, perumahan, perkantoran), tanaman
apa, kondisi lahan, kondisi irigasi, ketersediaan air, aktivitas dominannya dsb (25)

3. Apa saja yang dapat diotomasikan untuk kegiatan pertanian ? (topik sub sistem, alat dan
mesin atau kegiatan mekaniknya, penggeraknya (power nya), (30)

4. Sistem otomasi apa yang diusulkan untuk diterapkan ? (35)

Jawab

1. Di lahan pertanian ITB jati nangor


2. Peruntukan : lahan pendidikan untuk kegiatan praktikum praktikan
Tanaman : Daun bawang, jahe, kunyit, daun bawang, jagung manis, bunga matahari
kacang tanah, kangkung, bayam, pakcoy, timun.
Kondisi lahan : tanah berwarna 3/6 YR dan dengan tekstur lemmpung liat.
Kondisi irigasi : terdapat air kali pada daerah pinggir lahan, jadi sistem irigasi yang digunakan
masih menggunakan gembor dengan bantuan manusia
Ketersediaan air : tersedia sumber air berupa kali dan sudah ada aliran air berupa pipa dan
ditampung pada bak bak tiap petak lahan.
Aktivitas dominan : aktifitas dominan dari sisitem ini adalah kegiatan akademik berbasis
praktikum budidaya tanaman hortikultura.
Kondisi eksisting yang ada pada lahan pertanian lahan yang digunakan sering
mendapatkan olah tanah yang teratur sehingga tekstur tanah juga memiliki BD yang baik
yaitu kisaran 0.9-1 g/cm^3. Kadar organiknya pun dapat dibilang tinggi. Tekstur tanah pada
lahan ini yaitu lempung liat yang membuat tanah menggenang saat kondisi musim hujan.
Namun pada musim kemarau kondisi tanah cenderung lebih kering dengan kadar air bisa
mencapai 0-5 %. Selain itu tujuan lahan ini di garap adalah untuk tujuan akademik yakni
pengamatan tumbuha dan semacamnya. Jadi penggunaan otomasi sistem irigasi tetes pada
lahan ini sangat tepat dilakukan untuk menjegah kesalahan perlakuan yang diakibatkan
kelupaan penyiraman yang dilakukan oleh praktikan.
3. Sub sistem yang dapat dioptimalkan dalam dalam sistem pertanian ini adalah sistem
pengairan atau irigasi. Hal ini dikarenakan pada lahan pertanian bertujuan untuk pendidikan
dan penilitian, sehingga fenomena kelupaan siram yang membuat tanah kering dan tanaman
mati dapat mengganggu hasil data dari tiap perlakuan yang seharusnya dapat dihindari.
Sub sistem : on farm berupa sistem penyiraman yaitu sistem irigasi drip tetes
Mesin dan alat yang digunakan :
Pengendali ( controler)
Mikrokontroler: Mikrokontroler seperti Arduino atau Raspberry Pi dapat digunakan untuk
mengatur logika otomasi dan pengendalian sistem
Sensor
Sensor Kelembaban Tanah: Sensor ini akan mengukur tingkat kelembaban tanah di sekitar
tanaman. Ketika tingkat kelembaban turun di bawah ambang tertentu, sistem akan
mengaktifkan irigasi tetes.
Sensor Cuaca: Sensor cuaca seperti sensor hujan atau sensor suhu dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kondisi lingkungan dan mengubah jadwal irigasi tetes sesuai dengan
perubahan cuaca.
Sensor Aliran Air: Sensor ini dapat digunakan untuk memonitor aliran air dalam sistem irigasi
tetes dan memastikan bahwa jumlah air yang diberikan sesuai dengan yang diperlukan.
Aktuator
Katup Solenoid: Katup solenoid digunakan untuk mengontrol aliran air ke sistem irigasi tetes.
Mereka dapat dibuka atau ditutup secara otomatis oleh pengendali.
Pompa Air: Pompa air digunakan untuk memompa air dari sumber ke dalam sistem irigasi
tetes.
Untuk power penggeraknya dapat mengambil listrik dari sumber terdekat karena didekat
area terdapat lampu jalan yang seharunya memilki arus listrik untuk dapat menghidupkan
lampu jalan tersebut. Namun di perlukan adanya adaptor untuk menyesuaikan tegangan
listrik dari lampu jalan agar sesuai dengan tegangan yang di perlukan oleh sistem otomasi ini.

4. Sistem otomasi yang diusulkan : sistem irigasi drip tetes

Sistem otomasi irigasi tetes adalah sistem irigasi yang menggunakan teknologi otomatisasi untuk
mengontrol penyiraman air ke tanaman dengan cara mengirimkan air dalam jumlah yang tepat, pada
waktu yang tepat, dan ke tempat yang tepat dalam tanaman. Ini memungkinkan pengendalian yang
lebih cerdas dan efisien dibandingkan dengan irigasi manual atau irigasi tetes yang dilakukan secara
statis. Sistem ini diperlukan untuk mendukung pengairan pada lahan pendidikan guna mencegah
kelebihan pemberian air pada musim hujan dan

Cara Kerjanya adalah sensor kelembaban tanah: ditanam di sekitar akar tanaman dan terhubung ke
sistem kontrol. Sensor ini terus-menerus memantau tingkat kelembaban tanah di sekitar akar.
Mikrokontroler atau komputer mikro mengambil data dari sensor kelembaban tanah. Data ini
digunakan untuk menentukan apakah tanaman memerlukan penyiraman. Mikrokontroler
membandingkan data yang diterima dari sensor dengan ambang batas yang telah ditetapkan. Jika
tingkat kelembaban tanah turun di bawah ambang batas yang ditentukan, mikrokontroler
memutuskan bahwa penyiraman diperlukan. Katup solenoid, jika penyiraman diperlukan,
mikrokontroler mengaktifkan katup solenoid. Katup ini membuka jalur air dari sumber air ke dalam
pipa irigasi tetes. Pompa air diaktifkan untuk memompa air dari sumber air ke dalam sistem irigasi
tetes. Ini memastikan pasokan air yang cukup ke sistem. Penyiraman tetes, air mengalir melalui pipa-
pipa dengan tetesan kecil (emitter) dan diberikan langsung ke akar tanaman melalui titik-titik
penyiraman yang ditentukan. Monitoring selama penyiraman berlangsung, sensor aliran air
memantau jumlah air yang disalurkan ke tanaman. Ini memungkinkan sistem untuk menghentikan
penyiraman saat jumlah air yang diperlukan telah tercapai. Penghentian Otomatis Ketika
mikrokontroler menentukan bahwa tanaman telah menerima air yang cukup atau tingkat
kelembaban tanah telah mencapai ambang tertentu, katup solenoid ditutup dan pompa air
dimatikan.

kelebihan: -Efisiensi air yang tinggi.

-Penghematan tenaga kerja.

- Pertumbuhan tanaman yang sehat.

-Kontrol otomatis yang presisi.

Kelemahan: - Instalasi awal dan perangkat keras yang dibutuhkan dapat maha

-Sistem ini memerlukan pemeliharaan reguler dan pemantauan

-Ketergantungan pada listrikrik.

-Kompleksitas

Anda mungkin juga menyukai