Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER

TUGAS STUDY KASUS WATER PUMPING SYSTEM

DOSEN :
IMAM HARYADI WIBOWO, ST.

NAMA :
AZEL GAVRA BHADARIKA HUTAURUK
15051910004

DIPLOMA III TEKNIK MEKANIKAL BANDARA 12


POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG
2021
ABSTRAK
Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang
bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Energi mekanik
yang diberikan alat tersebut digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi
(ketinggian). Sedangkan sistem pemipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan
transportasi fluida kerja antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik (plant) atau dari suatu
tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi berlangsung. Sistem perpipaan (piping
system) dilengkapi dengan komponen-komponen seperti katup, flens, belokan (ellbow),
percabangan, zozzle, reducer, tumpuan, isolasi dan lain-lain.Sistem pemipaan merupakan bagian
yang sangat penting dalam pemasangan pompa, sistem pompa yang dihitung adalah sistem
pemipaan dari sumber air di dasar menuju tangki air diatas rumah. Dan juga tentunya dalam
pemasangan pompa diameter pipa, kapasitas tangki, head total harus sangat diperhatikan.
Berdasarkan hasil perhitungan, spesifikasi pompa yang diperlukan adalah 40 x 32C4 – 50,75.
Dengan menggunakan metode studi lapangan serta penerapan rumus-rumus yang
berhubungan dengan sistem pemipaan dan mencakup perhitungan pompa. Sistem pemipaan yang
dihitung adalah sistem pemipaan dari sumber air di dasar menuju ke tangki air yang di atas
rumah. Dalam menentukan jenis dan spesifikasi pompa yang akan digunakan pada rumah
tersebut meliputi debit air yang dibutuhkan, menentukan kapasitas komponen–komponen yang
akan digunakan seperti diameter pipa, kapasitas tangki di atap rumah dan head total pada sistem
pemipaan.
Kata kunci: sistem pemipaan, pompa sentrifugal, aliran fluida, head pompa, spesifikasi pompa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SISTEM PEMIPAAN
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi
fluida antar peralatan dalam suatu pabrik atau dari suatu tempat ke tempat yang
lain sehingga proses produksi dapat berlangsung. Sistem perpipaan secara
umum terdiri dari komponen-komponen seperti pipa, katup, fitting, flange,
nozzle, instrumentasi, peralatan atau equipment , penyangga pipa dan
komponen khusus. Piping ini tidak akan keluar dari satu wilayah plant.
Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk mengantarkan atau
mengalirkan fluida antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati
beberapa daerah.
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks.
Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan
lokasi tujuan, yaitu saringan , katup , sambungan , nozzle dan lain sebagainya.
Untuk sistem perpipaan yang menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi
awal fluida dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat
aliran fluida.

1.2 POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat
lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi kinetik. Energi mekanik yang diberikan alat tersebut digunakan untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian). Pada umumnya
pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Banyak faktor yang
menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatnya berbeda, antara
lain jenis dan jumlah bahan cairan tinggi dan jarak pengangkutan serta tekanan
yang diperlukan dan sebagainya.
Dalam suatu pabrik atau industri, selalu dijumpai keadaan dimana
bahanbahanyang diolah dipindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain atau
dari suatu tempat penyimpanan ketempat pengolahan maupun sebaliknya.
Pemindahan ini dapat juga dimaksudkan unuk membawa bahan yang akan
diolah dari sumber dimana bahan itu diperoleh. Kita tahu bahwa cairan dari
tempat yang lebih tinggi akan sendirinya mengalir ketempat yang lebih rendah,
tetapi jika sebaliknya maka perlu dilakukan usaha untuk memindahkan atau
menaikkan fluida, alat yang lazim digunakan adalah pompa.

1.3 KLASIFIKASI POMPA


1.4 JENIS POMPA (POMPA SENTRIFUNGAL)
Pompa Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai
elemen utama yakni berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang
berbutar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yakni mengubah energi
mekanis alat penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian
fluida di arahkan ke saluran buang dengan memakai tekanan (energi kinetis
sebagian fluida diubah menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller
yang berputar di dalam casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran
hisap (suction) dan saluran tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam
casing selalu terisi dengan cairan sehingga saluran hisap harus dilengkapi
dengan katup kaki (foot valve).

Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros
pompa untuk memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair
yang ada didalam impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu-sudu.
Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impelerakan
keluar melalui saluran diantara sudu – sudu dan meninggalkan impeller dengan
kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini
kemudian akan keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar
(volute/difuser) sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head
tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari flens pompa memiliki head
total yang lebih besar.

1.5 SIFAT ALIRAN FLUIDA PADA PIPA


1. Aliran Laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-
partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan
lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang
bersebelahan. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap.
«Tetap» menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau
kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Fase antara laminer menjadi turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar
mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan tegangan
geser dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah
dan kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi
aliran turbulen.

Dimana
ρ = Density fluida (kg / m3 ¿
V = Kecepatan aliran fluida (m⁄s)
D = Diameter dalam pipa (m)
μ = Viskositas dinamik (kg /ms3 )
v = Viskositas kinematic (m2 /s)

2. Aliran Turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak
laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara
satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak
adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur,
kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah.
Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran
dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel
partikel cairan di seluruh penampang aliran
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini
dihitung dengan persamaan reaksi tersebut.

Re = (4 v R)/ϑ
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)

1.6 KAVITASI
Kavitasi merupakan fenomena ketidaknormalan operasi pada pompa sentrifugal dimana
terjadi perubahan fase uap pada fluida yang mengalir. Perubahan tersebut diakibatkan oleh
penurunan tekanan pada sisi isap pompa. Kavitasi merupakan salah satu masalah yang serius
pada pompa dan dapat berpotensi menyebabkan serangkaian kegagalan dalam hal mekanis,
misalnya; impeller, bantalan, poros dan motor. Pada pompa sentrifugal kavitasi dapat terjadi
pada sisi isap pompa dan sudu pompa. Indikasi kavitasi adalah timbulnya gelembung-
gelembung uap, disertai naiknya tingkat getaran dan suara bising. Dampak kavitasi pada
pompa adalah turunnya unjuk kerja dan bahkan kerusakan pada impeller pompa.

1.7 NPSH ( Net Positive Suction Head)


Jumlah yang digunakan untuk menentukan tekanan cairan yang dipompa untuk
menghindari kavitasi disebut net positive suction head (NPSH). Net positive suction head
(NPSH) adalah perbedaan antara tekanan pada pipa hisap pompa dan tekanan saturasi pada
cairan yang sedang dipompa. Net positive suction head (NPSH) adalah nilai minimum dari
net positive suction head (NPSH) yang cukup untuk menghindari kaviotasi.
Kondisi yang harus ada untuk menghindari kavitasi adalah bahwa net positive suction head
(NPSH) yang tersedia harus lebih besar daripada atau sama dengan net positive suction
head (NPSH) yang dibutuhkan. Kebutuhan ini dapat dinyatakan secara matematis ebagai
berikut:
NPSHA ≥ NPSHR
Formula untuk NPSHA dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut:

NPSHA = P suction – P saturation


Ketika pompa centrifugal menghisap dari tangki atau reservoir lainnya, maka tekanan dari
pipa hisap pompa adalah penjumlahan tekanan absolute pada permukaan cairan pada
tangki dan tekanan karena perbedaan ketinggian antara permukaan cairan pada tangki dan
pipa hisap pompa dikurang head loss karena gesekan pada garis hisap dari tangki ke
pompa.
NPSHA = Pa + Pst – hf – Psat
Dimana:
NPSHA = NPSH yang tersedia
Pa = tekan absolute pada permukaan cairan
Pst = tekanan karena perbedaan ketinggian antara permukaan cairan dan pipa hisap.
hf = head losses pada pipa hisap pompa
Psat = tekanan saturasi dari cairan yang dipompa

1.8 KAPASITAS AIR


Besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m³/s). Dalam penggunaan
setiap hari, konsumsi standr perjam untuk perencanaan dapat dihitung dari konsumsi harian
maksimum perorang dibagi 24 (jam/hari) dan ditambah 50%.
Tujuan dari Penelitian ini yaitu memilih spesifikasi pompa yang effisien untuk suplai
air bersih dan untuk mengetahui kapasitas pompa yang sesuai dan dapat merancang sistem
pemipaan sesuai dengan kebutuhan

BAB II

METODE PENELITIAN
Awal dalam melaksanakan penelitian yaitu menentukan judul kemudian meninjau tempat
yang akan dilakukan penelitian dan memperkirakan kebutuhan air bersih di tempat yang telah
kita tentukan. Dan pada akhirnya tahap perhitungan (resevoir, desain instalasi, diameter pipa dan
perhitungan spesifikasi pompa) dan kemudian saran sekaligus kesimpulan

2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


• Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Mempelajari berbagai buku yang menjadi referensi khususnya dalam sistem pemipaan dan
analisa pemilihan pompa, baik yang ada dalam perusahaan maupun mata kuliah sehingga
diperoleh teori-teori pendukung yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akir ini.
• Penelitian Lapangan (Field Research)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya perencanaan instalasi serta
peralatan yang akan digunakan. Dengan didampingi pembimbing lapangan, diharapkan ada
komunikasi dua arah yang dapat memberikan gambaran secara jelas dan terperinci dalam
memperoleh data-data yang diperlukan untuk melakukan analisa perhitungan

2.2 TEMPAT PENGAMBILAN DATA


Pengambilan data dilakukan di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

2.3 ANALISA DATA


Analisa data dilakukan dengan metode perhitungan teoritis.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 PERHITUNGAN KAPASITAS ALIRAN AIR


Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun
2010 dan Permen Kesehatan RI No.: 986/Menkes/Per/XI/1992, maka cara perhitungan total
kapasitas aliran dapat dihitung berdasarkan standar tabel kebutuhan air per orang per hari:
Perencanaan sistem pemipaan ini ditujukan pada Rumah dengan jumlah penghuni 4 orang.
Sesuai dengan buku acuan maka untuk perhitungan kebutuhan air per jam harus dibagi 24 dan
kemudian ditambah 50%, sehingga didapat debit air sebagai berikut:

Q=
(
4 ( ORANG ) x 120 LITER
PENGHUNI
PERHARI ) x 1,5
24
Q=30 (LITER/JAM )
Q=8,33 x 10−6 (m 3 / s)

3.2 PERHITUNGAN RESERVOIR


Perhitungan reservoir disini hanya menggunakan perhitungan reservoir atas. Karena pada
instalasi di lapangan hanya menggunakan reservoir atas. Hasil perhitungan sebagai berikut :
Va=Qx 86.400 s x 1,25
−6
Va=8,33 x 10 x 86.400 x 1,25
3
Va=0,89964 m =899,64 liter

Pada instalasi di lapangan terpasang satu buah tendon air berukuran 1000 liter. Reservoir atas
mencukupi untuk system tersebut

3.3 PERHITUNGAN DESAIN INSTALASI SISTEM PEMIPAAN


Desain pipa ini adalah desain system pemipaan dari sumber air dibawah tanah sampai
tendon air atas atau reservoir atas

Gambar layout system pemipaan


Table total panjang pipa

NO. PANJANG PIPA (m) UKURAN (Ø) inch


1. 6 1/2
2. 0,5 1/2
3. 0,5 1/2
4. 0,5 1/2
5. 0,2 1/2
6. 0,3 1/2
7. 0,4 1/2
8. 5 1/2
13,4

3.4 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DIAMETER PIPA


Karena pada instalasi di lapangan yang terpasang hanya pipa berdiameter ½ inch. Maka
perhitungan di lanjutkan dengan menghitung kecepatan aliran dalam pipa.
Dengan menyesuaikan pipa yang terpasang, maka diameter nominal (DN) pipa yang
digunakan = 15 dan ukuran nominal pipa (NPS) = ½ inch dengan inside diameter (ID) = 15,8
mm = 0,0158 m. Maka kecepatan aliran dalam pipa sebenarnya adalah:

4 Q 4 x 8,33 x 10−6
V= = =0,0425071 m/ s
πD
2
3,14 x 0,0158

TABEL PERHITUNGAN HEAD LOSS PIPA HISAP (SUCTION PIPE)

No. Head Loss Panjang(m)/ Rumus f (koefisien gesek) Hf(m) Hf Total (m)
Jumlah(pcs)

Pipa Hisap (Suction Pipe)


1 Gesekan Pada 7,7m L V2 f =0,0322 0,0187628 0,1444736
Pipa (Ø ½ Hf =f . .
D 2. g
inch)
2 Gate Valve 1 pcs V
2
f =0,19 0,0000175 0,0000175
Hf =f
2. g
3 Katup Hisap 1 pcs (V 1)
2
f =2,04 0.0001884 0,0001884
Dengan Hf =f
2. g
Saringan
4 Belokan Pipa 4 pcs V2 f =0,15 0,0000138 0,0000552
(Elbow 90°) Hf =f
2. g
TOTAL 0,1447347

TABEL PERHITUNGAN HEAD LOSS PIPA BUANG (DISCHARGE PIPE)

No. Head Loss Panjang(m)/ Rumus f (koefisien gesek) Hf(m) Hf Total (m)
Jumlah(pcs)

Pipa Hisap (Suction Pipe)


1 Gesekan Pada 5,7m L V
2
f =0,0322 0,0187628 0,1069479
Pipa (Ø ½ Hf =f . .
D 2. g
inch)
2 Gate Valve 1 pcs V2 f =0,19 0,0000175 0,0000175
Hf =f
2. g
3 Check Valve 1 pcs V2 f =2,5 0.0001884 0,0002302
Hf =f
2. g
4 Belokan Pipa 2 pcs V2 f =0,15 0,0000138 0,0000276
(Elbow 90°) Hf =f
2. g
TOTAL 0,1073132
TOTAL HEAD LOSS (HI) 0,2520479

3.5 PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN POMPA

a) Head Total
Untuk menghitung head total pompa digunakan rumus sebagai berikut ;
2
v
H tot =ha +∆ h p + hl +
2g
b) Head Statis Total (Suction Head)
h a=hd +hs
h a=5+6
h a=11 m
∆hp = 0 (Reservoir bawah dan Reservoir atas tekanan air-nya sama)

c) Head Loss
Pada sistem pemipaan di Gedung Kantin berlantai 3 Head Loss yang diukur sebagai
berikut:
1. Head Kerugian Dalam Pipa
2. Head Kerugian Pada Belokan
4. Head Kerugian Pada Valve (Gate, Check)
5. Head Kerugian Pada Strainer
Berrdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan maka Head Total yang terjadi:
2
0,0425071
H tot =11+0+ 0,2520479+
2 x 9,81
H tot =11,25214 m

d) Pemilihan Pompa
Diketahui :

( )
3
m
Q=8,33 x 10−6 =0,0004998(m3 /min)
s
H tot =11,25214 m

Tipe Pompa yang


dibutuhkan

Berdasarkan Diagram Pemilihan Pompa Standard maka didapat Pompa dengan


spesifikasi seperti ditunjukkan pada diagram di atas. Pompa yang dipilih adalah: 40 x
32C4 – 5 0,75. Arti dari kode tersebut adalah:
• 40 = Diameter isap (40 mm)
• 32 = Diameter buang (32 mm)
• C = Type rumah
• Jumlah katub = 4, katubnya 4 dan 1500rpm
• 5 = Frekuensi (50 Hz)
• Daya motor = 0,75 kW (= 1,0058 HP)

Pompa yang terpasang pada sistem pemipaan rumah tersebut adalah Pompa
Sentrifugal:
• Merk: SAN-EI
• Kapasitas: 100 Ltr/min
• Power: 0,17HP / 50Hz / 3Phase / 1500Rpm / 220 V
• Head: 100 m
Jumlah pompa yang terpasang pada sistem total ada 1 unit.

e) Perhitungan NPSH
NPSH dihitung untuk mengetahui kinerja pompa untuk problem kavitasi. Syarat kerja
Pompa tidak mengalami kavitasi adalah NPSH yang tersedia > NPSH yang
diperlukan.
H sv (NPSH yang tersedia)
Pa Pv
H sv = + −hs−hls
Y Y

Dimana :

Hsv ; NPSH yang tersedia (m)


Pa : Tekanan pada permukaan cairan (1 atm = 10332,274 kgf /m2)
Pv ; Tekanan uap jenus (25oC = 322,85 kgf/m2)
Y : Berat jenis air (1000kgf/m3)
Hs : Head isap statis (6m)
Hsl : Kerugian head dalam pipa isap (0,1447347 m)
10332,274 322,85
H SV = + −6−0,1447347
1000 1000
H SV =4,5103893 m

Hsvn ( NPSH yang diperlukan)


H SVN =σ x Hn
Q=8,33 x 10−6 ( m3 /s )=0,0004998 ¿

0,5
Q
n s=n x 0,75
Hn

0,5
0,0004998
ns=1500 x 0,75
11,25214
ns = 5,45837
Nilai besaran σ (koefisien kavitasi) Karena ns = 5,45837 < 100, maka σ =
0,03

Hsvn = 0,03 x 11,25214 m = 0,3375642 m


NPSHa (4,5103893 m ) > NPSHr ( 0,3375642 m)
Sehingga pompa tersebut dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, debit air yang di dapat yaitu
Q=4,17 x 10 ( m / s ) dengan reservoirVa=0,432 m =432liter . Kemudian
−6 3 3

spesifikasi pompa yang sesuai untuk sistem pemipaan pada rumah tersebut
adalah 40 x 32C4 – 5 0,75. Yang berarti sebagai berikut:
- 40 = Diameter isap (40 mm)
- 32 = Diameter buang (32 mm)
- C = Type rumah
- Jumlah katub = 4, katubnya 4 dan 1500rpm
- 5 = Frekuensi (50 Hz)
- Daya motor = 0,75 kW (= 1,0058 HP)
4.2 SARAN
Memperhitungkan kapasitas dan kebutuhan air sangat penting untuk
memilih spesifikasi pompa yang tepat, dan tentunya sistem pemipaan harus
perlu diperhatikan sebelum memasang pompa. Dengan study kasus ini
semoga semua mengerti dan memperhatikan spesifikasi apa yang tepaat bagi
rumah masing masing dengan mengacuu pada perhitungan dan pembahasan
diatas

DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/177037-ID-analisa-
kebutuhan-jenis-dan-spesifikasi.pdf
Tahara, Haruo., dan Sularso. 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT.
Pradaya Paramita.
https://www.etsworlds.id/2020/03/apa-yang-dimaksud-kavitasi-pada-
pompa.html
https://sinergi.mercubuana.ac.id/media/165473-analisa-jenis-dan-
spesifikasi-pompa-air-62f29bce.pdf
Mengacu pada Refrensi jurnal yang telah diberikan oleh Mas Imam
melalui Google Classroom

Anda mungkin juga menyukai