Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

HASIL KUNJUNGAN KEGIATAN MMD 1


BANJAR BATUR DESA PEGUYANGAN KAJA

Oleh:
SGD 2

Dewa Ayu Diah Budi Utami (1402105033)


Luh Putu Saskarawati Oktaviana (1502105001)
Komang Trisna Putri Juliantini (1502105008)
 Ni Kadek Diah Widiastiti Kusumayanti (1502105017)
Rika Septiani (1502105020)
 Ni Kadek Dwi Yanti Anggreni (1502105033)
 Nyoman Adiarta (1502105038)
Gek Diah Aprillia (1502105045)
 Ni Wayan Kuslinda Sari (1502105048)
Dewa Gede Agus Sutawan (1502105051)

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
 berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
 perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
 perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan
 peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai
upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
(Efendi, 2009)
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek

dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam


menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan


masyarakat (Mubarak, 2005).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat


dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya
 pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah dengan membentuk desa siaga.
Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya
masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan
di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
 berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
 perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
 perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan
 peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai
upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
(Efendi, 2009)
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek

dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam


menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan


masyarakat (Mubarak, 2005).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat


dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya
 pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah dengan membentuk desa siaga.
Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya
masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan
di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat untuk mencapai tujuan desa siaga adalah melibatkan masyarakat dalam
kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang bertempat dibalai desa.
MMD merupakan sebuah musyawarah yang diajukan oleh mahasiswa bersama
dengan perwakilan warga desa, bidan desa, petugas promkes puskesmas, kader, kepala
desa, pkk desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk membahas hasil observasi atau
hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan (Depkes RI, 2010). Frekuensi
 pertemuan MMD minimal dilakukan 3 kali per tahun (Kemenkes RI, 2010). Tujuan
 penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa ini adalah untuk menganalisis masalah-
masalah kesehatan yang ditemukan dari hasil SMD untuk kemudian dicarikan alternatif
 penyelesaian masalah hasil SMD tersebut dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa
dan disetujui bersama baik mahasiswa dan masyarakat desa (Yohanik, 2012). Hal   –    hal
atau data  data utama yang ditampilkan dan dibahas dalam kegiatan MMD adalah data
  – 

hasil SMD, daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Masalah
yang dibahas terkait dengan masalah bayi, batita, balita, remaja, dewasa, lansia serta
  –

lingkungan fisik yang ada di suatu desa tersebut. Data d ata tersebut dimusyawarahkan
d  

untuk penentuan prioritas masalah, dukungan dan kontribusi apa yang dapat
disumbangkan oleh masing-masing individu/institusi yang diwakilnya, serta langkah-
langkah solusi untuk pengembangan desa.
Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan di Banjar Batur Sari diketahui bahwa
terdapat empat (4) poin pokok masalah kesehatan yang terdiri dari masalah kesehatan
 pada kelompok ibu dan balita, kelompok dewasa-lansia, kelompok remaja dan lingkungan
fisik. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa ingin mengetahui proses kegiatan Musyawarah
Masyarakat desa (MMD) meliputi hasil Survei Mawas Diri (SMD), masalah   masalah
  – 

kesehatan yang ditemukan serta solusi pemecahan prioritas masalah kesehatan yang
terdapat di Banjar Batur Sari, Desa Peguyangan Kaja.

1.2 Tujuan penulisan

1.2.1 Untuk menganalisis masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi


oleh masyarakat di Banjar Batur Sari.
1.2.2 Untuk mengajak masyarakat Banjar Batur Sari berpartisipasi dalam kegiatan
 penanggulangan masalah kesehatan di wilayahnya.
1.2.3 Agar masyarakat di Banjar Batur Sari dapat mengetahui cara memenuhi
kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai
dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Musyarawah masyarakat desa adalah pertemuan perwakilan warga desa atau
kelurahan, Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan Pokjanal Kecamatan membahas
hasil SMD (Survey Mawas Diri) yang dilakukan sebelumnya. MMD bertujuan untuk
mendapatkan prioritas masalah yang akan diatasi bersama masyarakat desa, menggali
 potensi sumber daya yang dimiliki dan penyusunan rencana intervensi. Frekuensi
 pertemuan MMD minimal dilakukan 3 kali per tahun (Kemenkes RI, 2010).
2.2 Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilaksanakan setelah dilakukan persiapan
dan pengolahan data melalui Survey Mawas Diri (SMD) yang dilaksanakan oleh
masyarakat, kader, dan tenaga kesehatan di Desa. Pembinaan oleh petugas Puskesmas
dilakukan untuk memberikan dukungan teknis dalam pengembangan desa dan kelurahan
dimulai dari kegiatan Survey Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat Desa, Rencana dan
Pelaksanaan Intervensi, minimal 3 kali setahun.
Masalah yang ditemukan pada Survey Mawas Diri disampaikan, kemudian
dilanjutkan dengan pemecahan masalah bersama masyarakat dan puskesmas dalam
kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa). Prioritas masalah yang akan diambil,
 berdasarkan keputusan dan hasil diskusi dari warga yang hadir guna meningkatkan
keaktifan masyarakat desa terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Langkah-langkah yang
ditempuh tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan di desa
tersebut. Musyawarah Masyarakah Desa (MMD) melibatkan tenaga kesehatan yang ada
di desa, petugas promosi kesehatan dari pihak puskesmas, kader, kepala desa, PKK desa,
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan anggota masyarakat yang dirasa perlu untuk turut
hadir. (Kemenkes RI, 2010).
2.3 Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat
Desa
Hak dan kewajiban masyarakat dalam penyelengaraan Musyarawah Masyarakat
Desa (MMD) dijabarkan melalui pembahasan di bawah ini (Peraturan Menteri Desa,
2015) :
2.3.1 Hak Masyarakat
Adapun hak masyarakat dalam penyelenggaraan musyawarah masyarakat
desa, antara lain sebagai berikut :
1. Mendapatkan informasi secara lengkap dan benar perihal hal-hal yang
 bersifat strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).
2. Mengawasi kegiatan penyelenggaraan maupun tindaklanjut hasil keputusan
Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).
3. Mendapatkan perlakuan sama dan adil bagi unsur masyarakat yang hadir
sebagai peserta Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).
4. Mendapatkan kesempatan secara sama dan adil dalam menyampaikan
aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggungjawab
 perihal hal-hal yang bersifat strategis selama berlangsungnya Musyarawah
Masyarakat Desa (MMD).
5. Menerima pengayoman dan perlindungan dari gangguan, ancaman, dan
tekanan selama berlangsungnya Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).
2.3.2 Kewajiban Masyarakat
1. Mendorong gerakan swadaya gotong royong dalam penyusunan kebijakan
 publik melalui Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).
2. Mempersiapkan diri untuk berdaya dalam menyampaikan aspirasi,
 pandangan, dan kepentingan berkaitan hal-hal yang bersifat strategis.
3. Mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Musyarawah Masyarakat
Desa (MMD) secara partisipatif, demokratis, transparan, dan akuntabel.
4. Mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram selama
 proses berlangsungnya Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).
5. Melaksanakan nilai-nilai permusyawaratan, permufakatan proses
kekeluargaan, dan kegotong-royongan dalam pengambilan keputusan perihal
kebijakan publik.
BAB 3

HASIL STUDI LAPANGAN

3.1 Susunan Jadwal Kegiatan

Susunan Acara

Musyawarah Masyarakat Desa 1

Banjar Batur, Desa Peguyangan Kaja, Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara

No. Waktu Kegiatan Penanggung jawab Ket.

1 10.00   10.30Registrasi undangan dan peserta


 –   Sekretaris
WITA

1 10.30   10.50Pembukaan, doa


 –  

WITA
Pembukaan oleh MC MC
Laporan Ketua Panitia MMD Ketua panitia MMD
Sambutan Dosen
Penanggungjawab kegiatan
Sambutan Kepala Dusun

Sambutan Kepala Desa Kepala Dusun

PeguyanganKaja sekaligus Kepala Desa

membuka acara Peguyangan Kaja

2 10.50   11.50MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Moderator


 –   •

WITA Desa)

Penyajian data Penyaji


Feedback masyarakat Masyarakat

Merumuskan Mahasiswa
diagnosa dan

keperawatan masyarakat
Diskusikelompok:prioritas Mahasiswa dan
masalah kesehatan masyarakat

• Perumusan hasil POA • Mahasiswa dan


masyarakat
3 11.50 - 12.30 Penutup
WITA
• Pengesahan hasil • Kepala Puskesmas,
MMD kepala desa, Dosen
Pembimbing,
Mahasiswa
• Serah terima
• Mahasiswa dan
rencana kerja banjar
kepala Desa

• Kepala Puskesmas
• Pengarahan: Kepala
Puskesmas III
• Kepala Desa
Denpasar Utara

• Pengarahan: Kepala
• MC
Desa Peguyangan
• MC
Kaja sekaligus
menutup secara
resmi MMD
• Memanjatkan doa

• Penutupan MMD

3.2 TAHAP PERSIAPAN

Sebelum diadakannya Musyawarah Masyarakat Desa 1 (MMD 1), adapun persiapan-


 persiapan yang dilakukan oleh panitia adalah :

 Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

 Pukul : 10.00 WITA - selesai

 Tempat : Kantor Desa Peguyangan Kaja Wilayah Kerja

Puskesmas III Denpasar Utara

 Metode : Ceramah dan diskusi

 Media dan Alat : Perangkat sound system, laptop, LCD, Layar LCD,

 printer, kertas dan alat-alat tulis, kabel rol


 Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas III Denpasar Utara

Kepala Desa Peguyangan Kaja

 Peserta : Peserta dalam Musyawarah Masyarakat Desa 1 yaitu :

- Kader Posyandu Banjar Batur


- Kader Jumatik Banjar Batur
- Kader Posyandu Lansia Banjar Batur
- Mahasiswa Keperawatan (Program A 2015)
Universitas Udayana

 Kepanitiaan : Panitia berjumlah 15 orang dari Profesi Ners angkatan

2013 Universitas Udayana dengan susunan kepanitiaan


dengan tugasnya sebagai berikut :

Jabatan Nama Tugas


Ketua Panitia Ni Komang Trisna 1. Memberikan sambutan di awal MMD
Maha Natalya 2. Memimpin dan bertanggung jawab atas

 pelaksanaan kegiatan
3. Membagi, mengkoordinasikan, dan
mengawasi pelaksanaan tugas
kepanitiaan MMD.
4. Menerima laporan kerja setiap sie dan

membantu mencapai solusi yang terbaik


 pada setiap hambatan yang ditemui.
Pembawa Acara Made Karisma 1. Memnadu jalannya acara MMD
Wijayanti 2. Memastikan pelaksanaan acara MMD
 berlangsung tertib
Moderator Made Wedaswari 1. Memandu jalannya musyawarah.
Widya 2. Memantau waktu pelaksanaan
musyawarah dan penyajian materi oleh
 penyaji.
3. Memastikan pelaksanaan musyawarah
 berlangsung tertib.
4. Mengarahkan masyarakat untuk turut
aktif dalam menentukan dan
menyepakati prioritas masalah dan
POA.
5. Menjelaskan kriteria penilaian sesuai
metode yang digunakan kepada
masyarakat Banjar Tangguntiti.
6. Memberikan motivasi kepada
masyarakat selama penentuan prioritas
masalah dan POA.
7. Menjelaskan hasil prioritas masalah dan
POA yang telah disepakati kepada
masyarakat.

Penyaji 1 Kadek Verlyanita 1. Menyajikan pemaparan data pengkajian

Septiarini yang diperoleh di Banjar Batur


2. Melakukan analisa data dengan
menampilkan data yang diperoleh
 berdasarkan pengkajian.

Penyaji 2 Putu Citra Anjasmara 1. Menyajikan rumusan masalah/diagnosis


Dewi keperawatan komunitas berdasarkan
hasil pengkajian data di Banjar Batur.
2. Memotivasi minat masyarakat terhadap
data yang ditampilkan

Pembaca Doa Ni Luh Putu Listiana 1. Membaca doa pada awal acara MMD

Yanti
Fasilitator Putu Maya 1. Memfasilitasi masyarakat selama
Prihatnawati diskusi kelompok dalam menentukan

 Ni Luh Made Dwi  prioritas masalah dan POA

Purmanti
 Ni Putu Satriasih
Kadek Putra Sanchaya
Dewa Ayu Lydia Citra
Dewi

Opearator I Gusti Ayu Angga 1. Menyiapkan dan memeriksa


Sukmaniti kelengkapan media elektronik yang
akan digunakan selama rangkaian acara
MMD.
2. Menjadi slider selama penyampaian

materi.
3. Mencatat hasil musyawarah yang
disepakati masyarakat di slide
 presentasi.
Dokumentasi Putu Pebri Widiasih 1. Mendokumentasikan kegiatan MMD 1
 Notulen Ni Kadek Amara Dewi 1. Mencatat rincian kegiatan dari awal
Wayan Sri Utami Dewi hingga akhir acara
2. Mencatat pertanyaan serta kesimpulan
musyawarah
3. Membuat dokumentasi tertulis
mengenai keseluruhan kegiatan
musyawarah

3.3 TAHAP PROSES


Pertama-tama dipaparkan hasil Survey Mawas Diri yang telah dilakukan di Banjar
Batur. Survey Mawas Diri ini dilakukan dengan 4 cara yaitu dengan : (1) Windshield
Survey, (2) Observasi langsung, (3) Wawancara dengan pihak terkait, (4)
Angket/Kuisioner yang disebarkan pada warga di Banjar Batur. Hasil Survey Mawas
Diri sebagai berikut :
A. Data Umum Karakteristik Penduduk Banjar Batur, Peguyangan Kaja, Denpasar
Utara Januari 2018
1) Populasi penduduk berdasarkan kelompok usia
Populasi penduduk berdasarkan kelompok usia di Banjar Batur, dapat dilihat
 pada gambar 3.1

18.0%
Usia
Interpretasi :
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar
Batur yang terdata, sebagian besar penduduk berada pada rentang usia dewasa
akhir yaitu sebanyak 79 orang (16,0 %) dan yang paling sedikit berada pada
rentang usia remaja awal yaitu sebanyak 37 orang (7,5%)
2) Populasi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Populasi penduduk di Banjar Batur, Kelurahan Peguyangan Kaja berdasarkan
 jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.2

Jenis Kelamin %;perempuan;


50.2%

%;laki-laki; 49.8%
Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar
Batur yang terdata terdapat 246 (49,8%) yang berjenis kelamin laki-laki dan
248 (50,2%) yang berjenis kelamin perempuan, dari hasi data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar warga Banjar Batur berjenis kelamin
 perempuan.
3) Populasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Populasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Banjar Batur dapat
dilihat pada gambar 3.3

29.6%

12.6%   13.2%   13.0%


10.9%
9.1% 8.7%
3.0%

TidakBelum Tidak Tamat Tamat TamatTamatTamat PT


pernahsekolah sekolahtamat SD/MI SD/MI SLTP/MTS SLTA/MA D1/D2/D3

Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar
Batur yang terdata, sebagian besar warga berpendidikan SLTA/MA yaitu
sebanyak 146 orang (29,6 %).
4) Populasi penduduk berdasarkan pekerjaan
Populasi penduduk berdasarkan tingkat pekerjaan di Banjar Batur dapat dilihat
 pada gambar 3.4
Pekerjaan
25.0% 23.7%
22.9%
20.4%
20.0%

15.0% 13.8%

10.0%
7.5%
4.7% 4.0%
5.0% 3.0%

0.0%

Interpretasi :
Dari 494 warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang didata, menunjukkan
 bahwa pekerjaan warga k terbanyak adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 117
orang (23.7%) tidak bekerja yang dimaksudkan adalah sebagai Ibu Rumah
Tangga, kemudian belum bekerja sebanyak 101 orang (20.4%),
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD sebanyak 37 orang (7.5%), Pegawai Swasta
sebanyak 113 orang (22.8%), Wiraswasta sebanyak 68 orang (13.7%), Petani
sebanyak 23 orang (4.6%), Buruh sebanyak 15 orang (3.0%), dan lainnya
sebanyak 20 orang (4.0%)

5) Populasi penduduk berdasarkan pernikahan


Populasi penduduk berdasarkan pernikahan di Banjar Batur dapat dilihat pada
gambar 3.5
Series1,menikah,
57.1%
STATUS PERNIKAHAN

Series1,belum
menikah, 40.7%

Series1, Cerai Hidup, Series1, Cerai Mati,


1.0% 1.2%

Interpretasi :
Dari hasil survei warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang berusia lebih
dari 15 tahun, status pernikahannya terbanyak adalah menikah yaitu sebanyak
282 orang (57.1%), warga yang berstatus belum menikah sebanyak 201 orang
(40.7%), warga yang berstatus cerai hidup sebanyak 5 orang (1.0%), dan
warga yang berstatus cerai mati sebanyak 6 orang (1.2%)
6) Populasi penduduk berdasarkan agama
Populasi penduduk berdasarkan agama di Banjar Batur dapat dilihat pada
gambar 3.6

Agama
100.0% 92.9%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%

10.0% 5.9%
0.2% 0.8% 0.2% 0.0%
0.0%
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu

Interpretasi :
Dari 494 warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang disurvei, agama
terbanyak yang dianut oleh warga yaitu Agama Hindu sebanyak 459 orang
(92.9%), warga yang beragama Islam sebanyak 29 orang (5.9%), warga yang
 beragama Katolik sebanyak 4 orang (0.8%), warga yang beragama Budha
sebanyak 1 orang (0.2%) dan tidak ada warga yang beragama Konghucu
(0.0%)

B. Lingkungan Fisik
1) Tersedianya Sarana Air Bersih
Tersedianya sarana air bersih di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat
 pada gambar 3.7

120.0%

100.0%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Int.e0 0r%pretasi :
Sumber air terlindungi (PDAM, Sumur pompa, Sumber air tidak terlindungi (Sumur terbuka,
Dari 494 jumMlaahta Awira, Srugma uBr Aainr Tjaerrl inBduantugir), sudah semua tearirs seudnigaa i,s daarnaanua) air bersih
dengan presentase 100%. Air bersih yang digunakan bersumber dari sumber
air terlindungi seperti PDAM, Sumur Pompa, Mata Air terlindungi, dan Sumur
Air Terlindungi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, seluruh warga Banjar Batur
sudah tersedia saran air bersih dengan sumber air yang terlindungi.
2) Presentase Jenis Air Minum
Persentase Jenis Air Minum di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat
 pada gambar 3.8
Jenis Air Minum
45.0%
39.3%
40.0%

35.0%
29.9%
30.0%

25.0% 21.4%
20.0%

15.0%

10.0% 6.8%

5.0% 2.6%

0.0%
Air yang di masak Air isi ulang Mata air Air kemasanLainnya (Biorit dan
Filter)

Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 494 penduduk didapatkan bahwa sebagian besar
warga mengkonsumsi air minum kemasan yaitu sebesar 46 orang dengan
 presentase 39,3% sedangkan terendah yaitu sebesar 3 orang dengan presentase
2,6% jenis air konsumsi yaitu lainnya ( biorit dan filter). Dapat disimpulkan
 bahwa warga Banjar Batur sebagian besar mengkonsumsi air minum kemasan.
3) Frekuensi Membersihkan Bak Penampungan Air 
Frekuensi membersihkan bak penampungan air di Banjar Batur, Peguyangan
Kaja dapat dilihat pada gambar 3.9

90.0% 82.9%
80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%
20.0%17.1%
10.0%

0.0%
≤ 1 x d alam s eminggu≤ 1 x d alam s eminggu
Interpretasi :
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 97 orang warga membersihkan
 bak penampungan air lebih dari 1 kali dalam seminggu dengan presentase
82.9% sisanya kurang dari 1 minggu sekali membersihkan bak penampungan
air 17,1%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Banjar Batur
membersihkan bak penampungan air lebih dari sama dengan 1 kali dalam
seminggu
4) Jenis Tempat Sampah
Jenis tempat sampah di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat pada
gambar 3.10

JENIS TEMPAT SA MPAH


%, Terbuka, 70.1%

%, Tertutup, 29.9%

TERBUKA TERTUTUP

Interpretasi :
Dari data diatas dapat dilihat sebanyak 82 orang memiliki jenis tempat sampah
terbuka dengan presentase 70,1% dan sebanyak 35 orang memiliki jenis
tempat sampah tertutup dengan presentase 39,9%. Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar warga Banjar Batur memiliki jenis tempat sampah terbuka.
5) Cara Pengelolaan Sampah
Cara pengelolaan sampah warga di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar
3.11
60.0%

50.0% 47.9%
45.3%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0% 6.0%

0.9%
0.0%
%

Ditimbun Dibuang ke Sungai Diangkut Petugas Dibakar

Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 117 KK warga Banjar
Batur yang terdata 7 KK (6,0%) membuang sampah dengan cara ditimbun, 56
KK (47,9%) membuang sampah dengan cara dibakar, 1 KK (0,9%)
membuang sampah dengan cara di buang ke sungai dan 53 KK (45,3%)
membuang sampah dengan cara diangkut petugas, sehingga dapat disimpulkan
sebagian besar sampah warga dibuang dengan cara dibakar
6) Presentase Ketersediaan jamban Keluarga
Ketersediaan jamban keluarga di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.12

120.0%

100.0%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
0.0%
Ya Tidak
Interpretasi :
Dari 117 KK di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang di survey semua KK
(100%) memiliki jamban keluarga
7) BAB di Jamban
Warga BAB di jamban dapat dilihat pada gambar 3.13

120.0%

100.0%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
0.0%
Ya Tidak

Interpretasi :
Berdasarkan gambar di atas, dari 117 KK (100%) yang terdapat di Banjar
Batur, semua keluarga memanfaatkan jamban dengan baik.
8) Presentase Cara Membuang Limbah Air Dapur
Presentase cara membuang limbah air dapur dapat dilihat pada gambar 3.14
60.0%
51.3%
50.0%

40.0%

30.0% 27.4%

21.4%
20.0%

10.0%

0.0%
Di buang keselokan Di Buang ke halaman Dibuatkan lubang
khusus atau septik tank

Interpretasi :
Dari 117 KK di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang di survey sebanyak 60
KK (51,3%) yang membuang limbah air dapur ke selokan, sebanyak 25 KK
(21,4%) membuang limbah air dapur ke halaman, sebanyak 32 KK (27.4%)
membuang limbah air ke lubang khusus atau septic tank, dapat disimpulkan
 bahwa sebagian besar warga meprrmbuang limbah air dapur ke selokan.
9) Presentase Cara Membuang Limbah Air Kamar Mandi
Presentase cara membuang limbah air kamar mandi pada warga Banjar Batur
dapat dilihat pada gambar 3.15

70.0%
58.1%
60.0%

50.0%

40.0% 35.9%

30.0%

20.0%

10.0% 6.0%

0.0%
Dibuang ke selokan Dibuang ke halamanDibuatkan lubang
khusus

Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 117 KK warga Banjar
Batur membuang limbah dengan cara dibuang keselokan 42 KK (35,9%),
membuang limbah dengan dibuang kehalaman 7 KK (6,0%), mengolah limbah
dengan cara dibuatkan septictank 68 KK (58,1%) sehingga dapat disimpulkan
sebagian besar warga mengolah limbah kamar mandi dengan cara dibuatkan
septictank
10) Presentase Warga Merokok
Presentase warga merokok dapat dilihat pada gambar3 3.16

90.0% Tidak, %, 85.6%


Merokok 
80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

Ya, %, 14.4%

10.0%

0.0%
%

YaTidak

Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa warga di Banjar sebagian
 besar masyarakat tidak merokok yaitu 423 orang (85,6%) dan merokok
sebesar 71 orag 14,4%.
11) Kebiasaan Merokok 
Keiasaan merokok pada warga Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.17
%, Merokok Terbuka,
63.2% KEBIASAAN MEROKOK

%, Merokok Tertutup,
36.8%

MEROKOK T ERBUKA MEROKOK T ERTUTUP

Interpretasi :
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa warga di Banjar Batur,
Kelurahan Peguyangan Kaja, Denpasar Utara bulan Februari 2018 dari 71
masyarakat yang merokok terdapat merokok tempat terbuka sebanyak 48
orang (63,2%) dan merokok di tempat tertutup sebanyak 28 orang (36,8%)

C. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


1) Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan
Presentasi pemanfaatan fasilitas kesehatan pada ibu saat bersalin di Br. Batur
dapat dilihat pada gambar 3.18

Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan


120.0%

100.0%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
0.0%
Ya Tidak
Intepretasi :
Berdasarkan diaaram pemanfaatan fasilitas kesehatan pada ibu saat bersalin di
Banjar Batur, sebanyak 40 orang (100 %) memanfaatkan fasilitras kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas dan bidan swasta untuk bersalin
2) Jaminan Kesehatan
Jaminan kesehatan yang dimiliki warga Banjar Batur dapat dilihat pada
gambar 3.19

%, Tidak, 14.4%,
14%

Ya

Tidak

%, Ya, 85.6%, 86%

Intepretasi :
Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa
422 KK (85,6%) memiliki jaminan kesehatan berupa JKN/KIS/Asuransi
Swasta dan sebanyak 71 KK (14,4%) tidak memiliki jaminan kesehatan.
3) Tempat Pemanfaatan Kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi oleh warga Banjar Batur
dapat dilihat pada gambar 3.20
45.0%

%, Puskesmas,
40.0% 38.5%

35.0%

30.0%
%, Dokter Swasta,
24.8%
25.0% %, Rumah Sakit,
21.4%

20.0%
%, Bidan Praktek
Swasta, 14.5%
15.0%

10.0%

5.0% %, Tidak Berobat,


0.9%

0.0%
Puskesmas Dokter Swasta Rumah Sakit Tidak Berobat Bidan Praktek
Swasta

Interpretasi :
Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa
sebagian besar warga memanfaatkan puskesmas apabila sakit yaitu sebanyak
45 orang (38.5%),sebanyak 29 orang (24.%) memanfaatkan dokter swasta, 25
orang (21,4%) memanfaatkan rumah sakit, 17 orang (14.5%) yang
memanfaatkan bidan praktek swasta dan 1 orang (0.9%) tidak berobat karena
memanfaatkan obat tradisional sebagai cara pengobatan ketika sakit.
4) Program Keluarga Berencana
Penggunaan alat kontrasepsi di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.21
90.0%

80.0% 76.6%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

23.4%

20.0%

10.0%

0.0%

Mengikuti P rogram K B Tidak Mengikuti P rogram K B

Interpretasi :
Berdasarkan diagram pemanfaatan program KB pada pasangan usia subur (15-
49 tahun) di Banjar Batur, didapatkan bahwa sebanyak 98 Pasangan Usia
Subur (76.6%) mengikuti program KB namun sisanya sebanyak 45 Pasangan
Usia Subur (23,4%) tidak mengikuti program KB dikarenakan berbagai alasan
seperti istri sedang hamil, kurangnya pengetahuan terkait KB, istri sudah
mengikuti program dokter (steril) dan ingin memiliki anak lagi

D. Transportasi dan Reakreasi


1) Transportasi
Alat transportasi yang sering digunakan oleh penduduk Banjar Batur dapat
dilihat pada gambar 3.22
90.0%

80.0% 77.3% Jenis Alat Transportasi


70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%
10.9% 10.9%
10.0%
0.9%
0.0%
Sepeda G ayung Sepeda M otor Mobil P ribadi Lainnya

Interpretasi :
Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa
sebagian besar warga menggunakan jenis transportasi sepeda motor sebanyak
85 orang (77,3%), menggunakan sepeda gayung sebanyak 12 orang (10,9%),
dan menggunakan mobil pribadi sebanyak 12 orang (10,9%). Dapat
disimpulkan sebagian besar warga Banjar Batur menggunakan sepeda motor
sebagai alat transportasi
2) Rekreasi
Bentuk rekreasi atau hiburan yang dilakukan oleh keluarga di Banjar Batur,
dapat dilihat pada gambar 3.23
50.0%
46.2%
44.4%
45.0%

40.0%

35.0%

30.0%

25.0%

20.0%

15.0%

9.4%
10.0%

5.0%

0.0%

Taman/Kebun R aya Pantai Lainnya

Interpretasi:
Berdasarkan gambar diatas jenis rekreasi atau hiburan yang dilakukan oleh
keluarga Banjar Batur sebanyak 54 orang (46,2%) melakukan rekreasi ke
Taman/Kebun Raya, sebanyak 52 orang (44,4%) melakukan rekreasi ke
Pantai, dan sebanyak 11 orang (9,4%) rekreasi ke tempat lain seperti jalan-
 jalan disekitar rumah dan kesawah. Hal ini menunjukkan jenis rekreasi yang
 banyak dilakukan oleh warga Banjar Batur adalah ke Taman/Kebun Raya

E. Ekonomi
1) Penghasilan Rata-Rata Warga
Penghasilan Rata-rata perbulan warga di Banjar Batur dapat dilihat pada
gambar 3.24
80.0%

69.2%
70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.8%
30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
≤ Rp 2 .173.000 ≥ Rp 2 .173.000

Interpretasi:
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa, dari 494 warga yang sudah bekerja
di Banjar Batur, memiliki pendapatan rata-rata perbulan lebih dari UMR
(>2.173.000,00) yaitu sebanyak 81 warga (69.2%) dan yang memiliki
 pendapatan kurang dari UMR (<2.173.000,00) yaitu sebanyak 36 warga
(30,8%). Hal ini menunjukkan sebagian besar warga di Banjar Batur memiliki
 penghasilan rata-rata perbulan lebih dari UMR (>2.173.000,00).
2) Pengeluaran Rata-Rata Warga
Pengeluaran Rata-rata perbulan Masyarakat di Banjar Batur, dapat dilihat pada
gambar 3.25

70.0%
Pengeluaran Rata-rata
60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
< Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp Rp 1.000.000 - Rp > Rp 1.500.000
1.000.000 1.500.000
Interpretasi:
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa, dari 494 warga yang sudah bekerja
di Banjar Batur memiliki pengeluaran rata-rata perbulan > Rp. 1.500.000
sebanyak (62,4%), rata-rata pengeluaran rentang Rp. 500.000-1.000.000
sebanyak (21,4%), rata-rata pengeluaran Rp. 1.000.000-1.500.000 sebanyak
(14,5%) dan rata-rata pengeluaran <Rp. 500.000 sebanyak (1,7%). Hal ini
menunjukkan sebagian besar warga di Banjar Batur memiliki pengeluaran rata-
rata perbulan > Rp.1.500.000

F. Bayi, Batita, dan Balita


1) Bayi Mendapatkan Imunisasi Lengkap
Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di Banjar Batur, dapat dilihat pada
gambar 3.26

Bayi Mendapatkan Imunisasi Lengkap


120.0%

94,7%
100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

5,3%
0.0%
Ya Tidak

Interpretasi:
Berdasarkan anggota keluarga yang berusia 12-23 bulan sebagian besar telah
mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 19 bayi (94,7%), dan sebanyak 1
 bayi (5,3%) tidak mendapatkan imunisasi lengkap dikarenakan warga
 pendatang yang datanya belum ada di puskesmas. Hal ini menunjukkan
sebagian besar bayi di Banjar Batur mendapatkan imunisasi lengkap.
2) Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif  di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar
3.27
80.0%
%, Ya, 73.3%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0% %, Tidak, 26.7%

20.0%

10.0%

0.0%
Ya Tidak

Interpretasi:
Berdasarkan usia bayi 0-6 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif
sebanyak 14 orang (73,3%) sudah mendapatkan ASI eksklusif, dan sebanyak 4
orang (26,7%) tidak mendapatkan ASI eksklusif karena produksi ASI ibu yang
kurang optimal. Hal ini menunjukkan sebagian besar bayi yang berusia 0-6
 bulan di Banjar Batur sudah mendapatkan ASI eksklusif.
3) Presentase Anak Melakukan Pemantauan Kesehatan Tumbuh Kembang
Pemantauan kesehatan tumbuh kembang anak  di Banjar Batur dapat dilihat
 pada gambar 3. 28

 Anak Melakukan Pemantauan Tumbuh


Kembang dalam 1 Bulan Terakhir
100.0% %, Ya, 94.9%

90.0%

80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

%, Tidak, 5.1%

0.0%
Ya Tidak

Interpretasi :
Berdasarkan gambar di atas, dari 39 orang balita yang terdapat di Banjar
Batur, persentase balita yang mendapatkan pemantauan tumbuh kembang
dalam 1 bulan terakhir sebanyak 37 balita (94,9%), sedangkan yang tidak
mendapatkan pemantauan pertumbuhan balita sebanyak 2 balita (5,1%), hal
ini disebabkan tidak datang ke posyandu dikarenakan kesibukan orang tua
G. Kesehatan Remaja
1) Data Remaja yang Mendapat Penyuluhan Kesehatan
Remaja yang mendapatkan penyuluhan kesehatan dapat dilihat pada gambar
3.29

53.0%
%, Tidak, 52.1%
52.0%

51.0%

50.0%

49.0%

%, Ya, 47.9%
48.0%

47.0%

46.0%

45.0%
Ya Tidak

Interprestasi:
Berdasarkan gambar di atas, terdapat 46 remaja (47,9 %) telah mendapatkan
 penyuluhan kesehatan, sedangkan 50 remaja (52,1%) tidak mendapatkan
 penyuluhan. Penyuluhan kesehatan pernah didapatkan dari pihak sekolah,
organisasi kesehatan dan dari puskesmas. Sebagian besar penyuluhan kesehatan
diadakan di sekolah masing-masing dan khusus untuk di Banjar Batur
 penyuluhan kesehatan jarang di diadakan.
2) Remaja yang Terlibat Dalam Organisasi
Remaja yang terlibat dalam organisasi di Banjar Batur dapat dilihat pada
gambar 3.30
70.0%

%, Ya, 62.2%

60.0%

50.0%

40.0% %, Tidak, 37.8%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
Ya Tidak

Interprestasi:
Berdasarkan gambar di atas, terdapat 29 remaja (62,2 %) mengikuti organisasi
di banjar batur, sedangkan 17 remaja (37,8 %) tidak mengikuti organisasi di
 banjar batur. Remaja yang mengikuti organisasi di banjar batur sudah cukup
aktif mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan di banjar batur seperti
menjadi pengurus organisasi (STT), mengikuti porsenides, gotong royong dan
rapat bulanan
H. Dewasa
1) Data Warga Pernah Melakukan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan
Penyakit
Warga yang melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
dapat dilihat pada gambar 3.31
54.0%
%, Ya, 52.7%
53.0%
52.0%

51.0%

50.0%

49.0%
%, Tidak, 47.3%
48.0%
47.0%

46.0%

45.0%

44.0%
Ya Tidak

Interprestasi:
Berdasarkan gambar di atas dari 117 warga yang didata menunjukkan bahwa
terdapat warga di Banjar Batur pernah melakukan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit sebanyak 58 orang (52,7%), sedangkan yang tidak
 pernah pemeliharaan dan pencegahan penyakit sebanyak 52 orang (47,3%).
Warga yang melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
seperti pap smear, sadari, hipertensi, imunisasi kanker serviks dan hepatitis
dalam setahun
2) Data Keikutsertaan dalam Senam Lansia
Keikutsertaan dalam senam lansia dapat dilihat pada gambar 3.32

Keikutsertaan dalam Senam Lansia %, Tidak, 72.1%

%, Ya, 27.9%
Interprestasi:
Berdasarkan gambar diatas, jumlah lansia sebanyak 154 lansia. Terdapat 12
lansia (27,9%) telah mengikuti senam lansia dan 31 lansia (72,1%) tidak
mengikuti senam lansia di Banjar Batur. Kader lansia sudah berperan aktif
dalam kegiatan posyandu lansia. Lansia yang tidak mengikuti senam lansia
karena di Banjar Batur kegiatan senam lansia belum aktif sedangkan lansia
yang pernah mengikuti mengikuti kegiatan tersebut di kantor tempat bekerja
dan perlombaan senam lansia
3) Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Lansia
Data cara mengatasi masalah kesehatan lansia dapat dilihat pada gambar 3.33

Cara Mengatasi Masalah Kesehatanpelayanan


%, Dibawa ke
kesehatan, 76.7%
Lansia

%, Dirawat di
rumah, 18.6%

%, Dibawa ke
%, Dibiarkan, 4.7% balian/pengobatan tradisional, 0.0%

Interprestasi:
Berdasarkan gambar diatas, jumlah lansia sebanyak 154 lansia. Terdapat 3
lansia (4,7%) yang mengatasi masalah kesehatannya hanya membiarkan
masalah kesehatanya tanpa memeriksakan ke pelayanan kesehatan, kemudian
12 lansia (18,6%) memeriksakan masalah kesehatannya dengan merawat
dirumah, 50 lansia (76,7%) memeriksakan masalah kesehatannya ke
 pelayanan kesehatan dan tidak ada lansia yang memeriksakan masalah
kesehatannya ke pengobatan tradisional/bali
I. Masalah Kesehatan Setiap Agregat
1) Agregat Bayi, Batita, Balita, dan Anak-Anak (Usia 0-11 tahun)
Masalah kesehatan pada agregat bayi, batita, balita, dan anak-anak (Usia 0-11
tahun) dapat dilihat pada gambar 3.34

60.0%
51.8%
50.0%

40.0%
31.5%
30.0%

20.0%

9.0%
10.0% 5.6%
1.1%1.1%
0.0%
Asma Gangguan Diare DBD ISPA Tidak a da
Syaraf  Masalah

Interpretasi :
Berdasarkan data diatas di dapatkan bahwa masalah kesehatan bayi, batita,
 balita dan anak-anak adalah ISPA sebanyak 46 orang (51,8%), Diare 8 orang
(9,0%), DBD 5 orang (5,6%), Gangguan Syaraf 1 orang (1,1%) dan tidak ada
masalah 27 orang (31,5%). Kesimpulannya adalah pada agregat bayi, batita,
 balita, dan anak-anak masalah terbesar ialah pada penyakit ISPA
2) Agregat Remaja (Usia 12-25 Tahun)
Masalah kesehatan pada agregat remaja (usia 12-25 tahun) dapat dilihat pada
gambar 3.35
%, Tidak ada
50.0% maslaah kesehatan, 43.8%

45.0%
40.0%
%, Merokok, 34.4%
35.0%

30.0%
%, Nyeri Disminore,
20.8%
25.0%
20.0%

15.0%

10.0%
%, Gangguan
5.0%Reproduksi, 1.0%
0.0%
MerokokNyeri DisminoreGangguan ReproduksiTidak ada maslaah
kesehatan

Interpretasi :
Dari data diatas didapatkan bahwa tidak ada masalah kesehatan pada remaja di
Banjar Batur sebanyak 42 orang dengan presentase 43,8%. Kesimpulannya
 bahwa pada agregat remaja tidak ditemukan masalah kesehatan.
3) Agregat Dewasa (Usia 26-59 Tahun)
Masalah kesehatan pada agregat dewasa dapat dilihat pada gambar 3.36

60.0%

51.6%
50.0%

41.9%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%
3.2%
0.6% 1.3% 0.6% 0.6%
0.0%
HipertensiKISTA Gangguan DBD Gangguan Nyeri Sendi Tidak ada
Jiwa Saraf  masalah
kesehatan
Interpretasi :
Dari data diatas didapatkan bahwa masalah kesehatan dewasa meliputi
hipertensi sebanyak 5 orang (3,2%), kista 1 orang (0,6%), gangguang jiwa 2
orang (1,3%), DBD 80 orang(51,6%), Gangguan saraf 1 orang (0,6%), nyeri
sendi 1 orang (0,6%) dan tidak ada masalah kesehatan 65 orang (41,9%).
Dapat disimpulkan bahwa pada agregat dewasa sebagian besar mengalami
masalah DBD pada 3 bulan terakhir.
4) Agregat Lansia (<60 tahun)
Masalah kesehatan pada agregat lansia dapat dilihat pada gambar 3.37

45% 43%
40%
40%

35%

30%

25%

20%

15%

10%
3% ; 4% 3%
5% 3%
1% 1% % 1% 1% 1%
0%

Interpretasi :
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa masalah kesehatan lansia meliputi
Asam urat sebanyak 2 orang (1%), Batuk 5 orang (3%), DM6 orang (4%),
Kolesterol 1 orang (1%), Hipertensi5 orang (3%), Penyakit Jantung 1 orang
(1%), Sesak 1 orang (1%), TBC 4 orang (3%), Katarak 1 orang (1%), Nyeri
sendi 66 orang (43%)dan tidak ada masalah 62 orang (40%). Dapat
disimpulkan pada agregat lansia sebagian besar mengalami nyeri sendi pada 3
 bulan terakhir.
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Analisis SWOT terkait Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1 di Banjar Batur
Desa Peguyangan Kaja
Setelah melakukan kunjungan dan mengikuti MMD 1 pada 5 Maret 2018 di Kantor
Desa Peguyangan Kaja, kemudian dilakukan analisis SWOT terhadap pelaksanaan
MMD 1. Hasil analisis didapat sebagai berikut:

 STRE NG TH

No Faktor Kekuatan
1.Media penyampaian Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan
Kaja menggunakan layar proyektor,  power point,  dan pengeras suara sehingga
memudahkan dalam penyampaian hasil data Survei Mawas Diri (SMD) yang telah
dilakukan sebelumnya.
2.Peserta Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja
diberikan  print out power point  sehingga memudahkan peserta untuk memahami
hasil data SMD yang disampaikan.
3.Power point yang ditampilkan pada Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur
Desa Peguyangan Kaja terlihat jelas dan cukup mudah dimengerti oleh peserta
Musyawarah Masyarakat Desa 1.
4.Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja
 berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5.Tempat kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan
Kaja cukup nyaman dan dapat menampung semua peserta Musyawarah Masyarakat
Desa 1.
6.Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja ini memberikan
informasi kepada peserta terkait masalah kesehatan yang terjadi di Br. Batur.
WEAKNESS

No Faktor Kelemahan

h Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja


enin pagi sehingga hanya mengundang stakeholder dan kader untukmengikuti kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa ini.
alam Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja kurang aktif dalam menyampaikan pendapat terkait prioritas masalah
ender bali yang dapat memudahkan dalam penentuan waktu
a rencana kegiatan yang telah dibuat.

OPPORTUNITI E S

No Faktor Peluang

kung terlaksananya kegiatan Musyawarah Masyarakat


yangan Kaja.
ta, kader lansia, ibu-ibu PKK, dan kader jumantik yang dapat membantu dalam pengimplementasian hasil Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br
puskesmas III Denpasar dalam pelaksanaan kegiatan
a 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja.

THREAT 

No Faktor Ancaman

an implementasi Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa


n Kaja ini tergantung dari kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam implementasi ini.
nentuan waktu penerapan rencana kegiatan karena berbarengan dengan hari raya sehingga perlu koordinasi kepada kepala kelian adat di Br.
n Kaja.
4.2 Perbandingan hasil kunjungan dengan teori dan jurnal
Berdasarkan hasil kunjungan pada MMD 1 di Kantor Desa Peguyangan Kaja pada
tanggal 5 Maret 2018, berikut beberapa teori yang relevan.
4.2.1 Topik dan proses kegiatan MMD 1
Kegiatan MMD 1 dibuka dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD 1 itu
sendiri. Selanjutnya adalah penyajian hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang
dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga di Banjar Batur Peguyangan
Kaja. Dalam pengambilan data, metode yang digunakan adalah metode
windshield survey, observasi dan wawancara yang berpedoman pada kuesioner.
Hasil data tersebut bertujuan pula untul mengklarifikasi jika terdapat kesalahan
dalam mendapatkan informasi. (Efendi & Makhfudli, 2009)
Pengenalan masalah keperawatan oleh mahasiswa kepada masyarakat ini
 bertujuan masyarakat dapat berpendapat dan menentukan prioritas masalah
yang lebih dahulu ditangani. Kegiatan berlanjut dengan menentukan prioritas
masalah berupa diskusi dan saling memberikan pendapat. Menentukan
 prioritas masalah menggunakan skala Bailo dan Maglaya (1978) terdiri dari
kriteria sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah
untuk dicegah dan menonjolnya masalah. Berikut skoring dalam penentuan
 prioritas masalah:

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah 1
Tidak/kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan 1

sejahtera
2. Kemungkinan Masalah 2
Dapat diubah
 Dengan mudah 2

 Hanya sebagian 1

 Tidak dapat 0

3. Potensi Masalah Dapat 1


Dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2

Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah 1
Masalah berat,
harus segera
2
ditangani
Ada masalah, tetapi
1

tidak perlu segera


ditangani
Masalah tidak dirasakan

(Dian, Proses Skoring)

Setelah prioritas masalah sudah ditentukan, selanjutnya penyusunan rencana


kegiatan penanggulangan masalah. Kegiatan ini memerlukan diskusi dari
masyarakat yang hadir untuk bisa menentukan waktu pelaksanaan dari kegiatan
yang sudah dirancang. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan jadwal
kegiatan masyarakat. Diharapkan saat kegiatan berlangsung masyarakat Banjar
Batur dapat menghadiri kegiatan tersebut. Terakhir yaitu pengesahan rencana
kegiatan oleh stakeholder antara lain Kepala Desa, Kepala Puskesmas dan
Penanggung jawab Kepala Dusun.
4.2.2 Media pelaksanaan MMD 1
Media yang digunakan dalam pelaksanaan MMD adalah media  Powerpoint.
Setiap peserta juga diberikan  print out materi yang akan didiskusikan.
Penggunaan media tersebut diharapkan proses penyampaian hasil data dan
masalah kesehatan di Banjar Batur dapat dipahami oleh peserta. Apabila
peserta melewati atau kurang memperhatikan data yang ditampilkan pada
proyektor,
 peserta dapat membaca pada print out yang telah diberikan. Hasil data yang
ditampilkan pada proyektor sudah baik. Ukuran tulisan sudah cukup besar
sehingga dapat terbaca oleh para peserta. media presentasi berfungsisebagai
alat
 bantu mengajar, bukan merupakan media pembelajaran yang akan dipelajari
secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi kurang cocok digunakan sebagai
 bahan belajar yang bersifat pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia
interaktif. Oleh karena itu pesan-pesan yang disajikan dalam media presentasi
sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak detail. beberapa tips yang perlu
diperhatikan pada saat membuat atau memproduksi laporan menjadi media
 presentasi dengan menggunakan  Power point seperti memilih jeni  font  yang
tingkat keterbacaannya tinggi contohnya Arial, Verdana, atau Tahoma.
Gunakan ukuran  font 17-20 untuk isi teks. Bisa ditambahkan variasi gambar
dan berikan judul pada masing-masing slide. (Kentut, 2010)
4.2.3 Teknik komunikasi
Presentasi merupakan sebuah komunikasi. Komunikasi sebagai sebuah proses
seorang individu mengirimkan rangsangan untuk mengubah perilaku individu
lain. Berdasarkan pengertian di atas, terdapat 3 komponen dasar dari sebuah
komunikasi yakni pemberi pesan (komunikator), media yang digunakan dan
 penerima pesan (audiens).
Presentasi yang baik terjadi apabila audiens  memahami pesan yang
disampaikan oleh komunikator melalui pemilihan media yang tepat, sehingga
audiens  terinspirasi untuk menentukan/memilih langkah terbaik. Presentasi
yang baik pula terjadi jika audiens dapat merubah keyakinannya atas pengaruh
komunikator melalui media yang ditampilkan. Presentasi yang buruk, terjadi
apabila komunikator tidak mampu menjelaskan pesan (hanya dimengerti diri
sendiri) dan tidak mengoptimalkan media yang dipergunakan, sehingga
audiens tidak paham terhadap pesan yang diterimanya.
Pondasi dalam presentasi meliputi topik presentasi, tujuan presentasi dan
 pengenalan audiens. Tiga pondasi ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan untuk membangun sebuah
 bangunan presentasi yang hebat. (Pusbindiklat Peneliti, 2017)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat kegiatan MMD 1, pembawa
acara, moderator dan penyaji sudah baik dalam berkomunikasi. Penyaji sudah
 baik menggunakan Bahasa verbal maupun non verbal. Bila dibandingkan
dengan teori, moderator telah mampu mengajak interaksi peserta untuk mau
memberikan pendapat walaupun tidak mudah sebab pada diskusi awal peserta
hamper tidak ada yang mau memberikan pendapat. Sementara penyaji dalam
kegiatan MMD 1 beberapa kali salah menyebutkan kata yang dapat merubah
makna kata tersebut. Walaupun demikian, peserta tetap dapat mengerti setelah
diklarifikasi oleh penyaji.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Musyarawah masyarakat desa adalah pertemuan perwakilan warga desa atau kelurahan,
Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan Kecamatan membahas hasil SMD (Survey
Mawas Diri) yang dilakukan sebelumnya.MMD bertujuan untuk mendapatkan prioritas
masalah yang akan diatasi bersama masyarakat desa, menggali potensi sumber daya yang
dimiliki dan penyusunan rencana intervensi.MMD dilakukan di banjar batur desa
 peguyangan kaja pada hari senin 5 maret 2018.Pembahasan MMD dilakukan berdasarkan
hasil survei yang dilakukan dengan wawancara,observasi dan memberikan angket atau
kuisioner kepada warga mengenai beberapa item seperti umur,jenis pekerjaan,masalah
 jaminan kesehatan,masalah kesehatan berdasarkan umur dan lain sebagainya sehingga
didapatkan 4 masalah prioritas yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan pada agregat
lansia berhubungan dengan kurang efektifnya penyelenggaraan senam lansia,
ketidakefektifan manajemen kesehatan agregrat dewasa di banjar batur, desa peguyangan
kaja, kecamatan denpasar utara berhubungan dengan masalah kesehatan dewasa meliputi
hipertensi,  perilaku kesehatan cenderung beresiko terjadi penyakit dbd dan diare,serta
ketidakefektifan manajemen kesehatan pada agregat bayi, batita, balita di banjar batur, desa
 peguyangan kaja, kecamatan denpasar utara berhubungan dengan masalah kesehatan bayi,
 batita, balita dan anak-anak adalah ISPA.Setiap masalah prioritas yang dipilih akan
diadakan rencana dan kegiatan untuk mengatasi masalah prioritas yang sudah ditetapkan
dengan Plan Of Action (POA).

5.2. SARAN

Saran kepada mahasiswa

Mahasiswa dalam menyampaikan materi dan membimbing masyarakat untuk menentukan


masalah prioritas harus jelas dan tepat agar masyarakat mampu mengerti dan bisa
 berargumen dan menentukan masalah prioritas yang akan ditangani,serta mahasiswa
mampu mengarahkan apabila masyarakat kurang aktif dalam penentuan masalah.

Saran kepada masyarakat

Masyarakat diharapkan aktif dan mau mengikuti MMD ini agar permasalahan yang ada di
desa tersebut bisa ditangani berdasarkan keputusan bersama yang dirasakan menjadi
masalah kesehatan di desa tersebut.

Saran kepada pemerintah

Pemerintah diharapkan mendukung kegiatan-kegiatan komunitas salah satunya SMD dan


MMD untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat serta meningkatkan ilmu
 pengetahuan dari masyarakatnya langsung tentang suatu penyakit apabila kegiatan seperti
ini bisa terlaksanan dengan baik dan mendapat dukungan dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai