Zulfarida Arini
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas negeri Surabaya, e-mail: zulfaridaarini@mhs.unesa.ac.id
Abstrak
Penalaran merupakan salah satu aktivitas berpikir yang penting dalam menyelesaikan masalah. Penalaran
berkaitan erat dengan tipe kepribadian, karena penalaran merupakan aktiv itas berpikir dalam pengamb ilan keputusan
sedangkan tipe kepribadian berkenaan dengan sikap yang dilakukan dalam pengambilan seb uah keputusan.
Penelit ian in i bertujuan mendeskripsikan profil kemampuan penalaran siswa SMP dalam menyelesaikan
masalah matematika dit injau dari t ipe kepribadian extrovert dan introvert. penelitian in i merupakan penelit ian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan metode wawancara berbasis tes. Subjek pada penelit ian ini yaitu satu siswa
berkepribadian ext rovert dan satu siswa berkepribadian introvert dengan kemampuan matematika setara dan berjenis
kelamin sama. Kemampuan penalaran dianalisis berdasarkan indikator yang digunakan peneliti yaitu (1) kemampuan
menghubungkan keterkaitan antar unsur-unsur dalam permasalahan; (2) kemampuan mengaju kan dugaan (conjectures);
(3) kemampuan mengembangkan dan mengevaluasi argumen atau pernyataan yang diberikan dalam per masalahan
dengan sub indikator (a) kemampuan mengembangkan argu men, (b) kemampuan mengevaluasi argumen; (4)
kemampuan menarik kesimpulan dengan sub indikator (a) kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan, (b)
kemampuan memeriksa kesahihan suatu pernyataan.
Hasil penelit ian menunjukkan bahwa baik subjek extrovert maupun subjek introvert mampu menemukan
informasi-informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan. tetapi subjek extrovert belu m mampu menggunakan
keterkaitan informasi-informasi tersebut. Subjek extrovert dan subjek introvert membuat dugaan dengan alasan logis.
Subjek extrovert tidak telit i dalam mengolah informasi sehingga dugaan yang dibuat kurang tepat. Dalam
mengembangkan sebuah argumen subjek extrovert dan introvert membuat contoh terkait masalah dan menyelid iki
kesesuaiannya. Namun, perhitungan yang dilakukan o leh subjek extrovert ku rang tepat. Subjek introvert mampu
mengevaluasi argu men dengan memeriksa secara teliti pada setiap langkah penyelesaian yang tersedia. Subjek extrovert
mengevaluasi argu men dengan konsep yang tidak jelas. Dengan menggunakan modus ponens subjek introvert tepat
dalam menarik sebuah kesimpulan. Tetapi tidak untuk subjek extrovert. Baik subjek extrovert maupun subjek introvert
belum mampu memeriksa kesahihan suatu pernyataan. subjek extrovert kurang berhati-hati dalam mengamb il sebuah
keputusan lain dengan subjek introvert. Kesalahan yang dilaku kan subjek extrovert cenderung akibat adanya informasi
yang diabaikan.
Kata Kunci: Penalaran, Masalah Matematika, Kepribadian Extrovert-Introvert
Abstract
Reasoning is one of important thinking activity in problem solving. Reasoning has close relation to someone
personality type because it is a mental activity in making decision meanwhile personality type related to person attitude
in making adecision.
The purpose of this research is to describe reasoning skill profile o f junior high school students in solving
mathematics problem based on extrovert and introvert personality. It is a descriptive qualitative research using
quisionaire and interview based on a test. Subject in this research a student have ext rovert personality type and a student
have introvert personality type with equivalent in mathematics ability and have same sex. Reasoning ability were
analysed based on research indicator, which are (1) an ability to connect interrelation among elements in the problem;
(2) an ability to propose the conjecture; (3) an ability to develop and evaluate the argumen or the proposition given in
the problem, wh ich has the sub indicators as follo w, (a) an ability to develop the argumen, (b) an ability to evaluate the
argumen; (4) an ability to make a conclusion which the indicators are (a) an ability to make a conclusion based on the
proposition, (b) an ability to avaluate the validity of the proposition.
127
Volume 2 No. 5 Tahun 2016
The result of this research showed that both the subject able to find the informat ion that exists in the problem
given. When proposed the conjecture, these two subjects used logic for the argumen. Ext rovert subject ignore one
informat ion so that he proposed uncorrect conjecture. Then, in developing the argumen, the subjects give one example
related to the problem given and investigate the conformity. But the ext rovert subject calculation is less appropriate . But
the extrovert subject calculation is less appropriate. Furthermore, introvert subject can evaluated the argumen with
checked every step of the solution. Different fro m the introvert subject, the extrovert subject evaluated the argumen by
calculated it without appropriate concepts. Using modus ponens, introvert subject gave precise conclusion from the
statement given. It is absolutely different with extrovert subject who gave unappropriate conclusion. Ext rovert subject
less caution in taking decision. It is absolutely different w ith introvert subject. Mistakes made ext rovert subject tend to
be there is information that ignored.
Key Word: Reasoning, Mathematics Problem, Extrovert-Introvert Personality
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa sikap lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan,
di sekolah adalah matemat ika. Matemat ika merupakan rajin, tenang. Sementara itu, Pervin (2004: 243) juga
mata pelajaran yang abstrak sehingga dibutuhkan berpendapat bahwa orang dengan kepribadian introvert
kemampuan untuk memahaminya. Dalam kurikulu m cenderung lebih berhati-hati tetapi kurang cepat
2013 menalar merupakan salah satu komponen dalam dibandingkan extrovert.
pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan
terlihat pada tahapan pembelajaran yang d itetapkan oleh penelitian in i yaitu bagaimanakah profil kemampuan
Kementrian Pendid ikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) penalaran siswa SMP dalam menyelesaikan masalah
(2013) yaitu salah satu langkah pembelajarannya matemat ika dit injau dari tipe kepribadian extrovert dan
men itikberatkan pada kegiatan menalar. Tanpa penalaran, introvert?
matemat ika hanya akan men jadi materi yang mengikuti
serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa Penalaran
mengetahui maknanya. Penalaran adalah topik yang sangat erat
Menurut Rohana (2015) penalaran matematis berhubungan dengan aspek-aspek yang secara umu m
merupakan proses pengambilan kesimpulan tentang disebut berpikir. Soedjadi (2007:21) men jelaskan bahwa
sejumlah ide berdasarkan fakta-fakta yang ada melalui berpikir dibedakan dengan menggunakan istilah “berp ikir
pemikiran yang logis dan kritis dalam menyelesaikan biasa” (thinking), “berpikir kritis” (critical thinking),
masalah matematika. Kemampuan penalaran yang “berpikir reflekt if” (reflective thinking), dan “berpikir
dimiliki siswa d iharapkan mampu menyelesaikan kreatif” (creative thinking). Tiga istilah terakhir
masalah yang disajikan dalam berbagai situasi. Hasil digolongkan khusus dengan istilah bernalar (reasoning),
studi PISA tahun 2012 menempatkan Indonesia pada yang juga disebut dengan berpikir t ingkat tinggi. Hudojo
peringkat 64 dari 65 negara. Berdasarkan hasil PISA (1988) mengungkapkan bahwa seseorang dikatakan
tersebut dapat dikatakan bahwa satu diantara faktor berpikir apabila orang tersebut melakukan kegiatan
penyebab hasil PISA yang buruk adalah kemampuan mental. Proses berpikir merupakan serangkaian gerak
bernalar siswa sangat kurang. Hal in i dikarenakan studi pemikiran yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan
PISA meru juk pada kemampuan penalaran kemampuan yang berupa pengetahuan (Suriasumantri, 2006).
penalaran matematis. Penalaran mempunyai peran yang sangat penting
Sadar atau t idak bahwa setiap orang berperilaku, dalam p roses berpikir seseorang. Dalam NCTM (2000)
bertindak, berbuat, berbicara, dan berp ikir secara berbeda penalaran matemat is men jadi salah satu kemampuan
dimana oleh ahli psikologi disebut dengan kepribadian. yang diharapkan untuk dimiliki pebelajar dalam
Carl G. Jung mengelo mpokkan tipe kepribadian menjadi mempelajari mate matika dan merupakan fondasi dalam
dua dua kelo mpok besar yaitu t ipe kepribadian extrovert memahami serta doing matematika. Penalaran matematis
dan tipe kepribadian introvert. Kepribadian extrovert terjadi ket ika pebelajar ; 1) mengamati pola atau
yaitu indiv idu yang mempunyai ciri-ciri tidak suka keteraturan, 2) meru muskan generalisasi dan konjektur
belajar sendiri, suka mengambil tantangan, tidak banyak berkenaan dengan keteraturan yang diamati, 3)
pertimbangan (easy going) dan memerlu kan u mpan balik men ilai/ menguji konjektur, 4) mengkonstruk dan menilai
dari guru pada saat proses pembelajaran. Sedangkan argumen matemat ika, dan 5) menggambarkan
kepribadian introvert adalah indiv idu yang mempunyai (memvalidasi konklusi logis tentang sejumlah ide dan
ciri-ciri suka belajar sendiri, berhati-hati dalam keterkaitannya (NCTM, 2000). Terkait hal tersebut,
mengambil keputusan, tenang dan rajin. Kepribadian Rohana (2015: 109) berpendapat bahwa penalaran
dimungkinkan juga mempengaruhi kemampuan bernalar matemat is merupakan proses pengambilan kesimpulan
siswa. Hal in i d ikarenakan penalaran merupakan aktiv itas tentang sejumlah ide berdasarkan fakta-fakta yang ada
berpikir dalam pengambilan sebuah keputusan. Berkaitan melalui pemikiran yang logis dan krit is dalam
dengan hal tersebut, Djaali (2008: 11) menjelaskan menyelesaikan masalah matematika.
bahwa orang yang berkepribadian introvert menunjukkan
128
Volume 2 No 5 Tahun 2016
Perkembangan definisi penalaran dijelaskan o leh suatu argumenasi; dan (3) kemampuan untuk melihat
Turner (2013: 98) sebagai berikut: hubungan-hubungan, tidak hanya hubungan antara
Tabel 1 Perkembangan Definisi Penalaran benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, dan
dan Argumen kemudian mempergunakan hubungan itu untuk
Reasoning and argumen memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.
Lebih lanjut Ontario Ministry Education (2005:
Logically rooted thought processes that explore 14) menyatakan bahwa “the reasoning process supports
and connect problem elements to work towards a a deeper understanding of mathematics by enabling
2005 conclusion, and activities related to justifying, and students to make sense of the mathematics they are
explaining conclusion; can be part of problem learning. The process involves exploring phenomena,
solving process.
developing ideas, making mathematical conjectures, and
Logically rooted thought processes that explore justifying results”.
and link problem elements so as to make Diamb il dari definisi penalaran yang merupakan
2007 inferences from them, or to check a justification penarikan kesimpu lan melalui kegiatan, proses atau
that is given or provide a justification of aktivitas berpikir berdasarkan pada beberapa pernyataan
statements. yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar,
Drawing inferences by using logically rooted sehingga kemampuan penalaran dalam penelit ian ini
2013 thought processes that explore and connect adalah kesanggupan siswa dalam menarik sebuah
problem elements to form, scrutinize or justify kesimpulan melalui keg iatan, proses atau aktivitas
argumens and conclusions. berpikir berdasarkan pada beberapa pernyataan yang
Tabel tersebut menjelaskan bahwa hingga tahun diketahui benar ataupun yang dianggap benar.
2007 penalaran diartikan sebagai proses berpikir yang Berdasarkan uraian indikator kemampuan
didasarkan pada logika sedangkan pada tahun 2013 penalaran, maka indikator kemampuan penalaran dalam
berkembang menjadi penarikan kesimpulan yang penelitian ini adalah sebagai berikut:
didasarkan pada proses berpikir secara logika. Proses ini 1. Kemampuan menghubungkan keterkaitan antar unsur-
mengeksplorasi dan menghubungkan elemen-elemen unsur dalam permasalahan
dalam permasalahan untuk menerima atau membenarkan Kemampuan menghubungkan keterkaitan
pendapat dan kesimpulan. antara unsur-unsur dalam permasalahan dalam
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penelitian ini yaitu kemampuan menentukan dan
bahwa penalaran adalah penarikan kesimpulan melalui menggunakan keterkaitan antar unsur yang ada dalam
kegiatan, proses atau aktivitas berpikir berdasarkan pada permasalahan yang diberikan.
beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang 2. Kemampuan mengajukan dugaan (conjectures).
dianggap benar. “A conjecture is a guess or prediction on
limited evident (Ontario Ministry of Education,
Kemampuan Penalaran 2005)”. Dugaan adalah perkiraan atau prediksi
Kemampuan bernalar (reasoning competency) dengan bukti yang terbatas. Lebih lan jut Magiera
difokuskan pada cara yang digunakan dalam memvalidasi (2012) menyatakan bahwa “Conjecturing was
dan menjustifikasi jawaban dan penyelesaian recognizable by one’s ability to observe and express
permasalahan matematika. Menurut OECD (2009: 32) information about regularities that characterize
“A fundamental mathematical competency is the explored cases and identify unknown cases”.
capacity to think and reason mathematically. This Kemampuan mengaju kan dugaan (conjectures) dalam
involves asking probing and exploratory questions about penelitian in i yaitu kemampuan membuat dugaan -
what is possible, what could happen under certain dugaan yang mungkin dari suatu permasalahan
conditions, how one might go about investigating a dengan melihat keteraturan dari sifat matemat is yang
certain situation, and analysing logically the connections ada dalam permasalahan yang diberikan.
among problem elements”. 3. Kemampuan mengembangkan dan mengevaluasi
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa argumen atau pernyataan yang diberikan dalam
sebuah kompetensi dasar matemat ika adalah kemampuan permasalahan.
untuk berpikir dan bernalar secara matemat is. Hal ini Sub indikator dari Kemampuan mengembangkan dan
meliputi mengajukan, menyelediki dan mengeksplorasi mengevaluasi argumen atau pernyataan yang
pertanyaan apa yang mungkin, apa yang bisa terjadi diberikan dalam permasalahan yaitu:
dalam kondisi tertentu, bagaimana seseorang dapat a.Kemampuan mengembangkan argumen.
menyelidiki situasi tertentu dan menganalisis secara logis b. Kemampuan mengevaluasi argumen.
hubungan antara unsur-unsur masalah. 4. Kemampuan menarik kesimpulan.
Selanjutnya Sudjadi (2011) mengungkapkan Ada tiga macam penarikan kesimpulan, yaitu:
bahwa kemampuan penalaran meliputi: (1) penalaran 1) Modus ponens
umu m yang berhubungan dengan kemampuan untuk Premis 1: p → q (benar)
menemu kan penyelesaian atau pemecahan masalah; (2) Premis 2: p (benar)
kemampuan berhubunggan dengan penarikan -----------------------------------------
kesimpulan, seperti pada silogisme, dan yang Konklusi: q (benar)
berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari 2) Modus tollens
129
Volume 2 No 5 Tahun 2016
130
Volume 2 No 5 Tahun 2016
maka anak dengan berkepribadian introvert cukup baik berkemampuan tinggi. Berdasarkan angket EPI dan TKM
jika diajak bernalar. Dimana penalaran merupakan diamb il 2 siswa berkepribadian berbeda (extrovert dan
penarikan kesimpulan berdasarkan kegiatan, proses atau introvert), berjenis kelamin sama dan memiliki
aktivitas berpikir berdasarkan pada beberapa pernyataan kemampuan matematika setara sebagai subjek penelit ian.
yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar. Kedua subjek diberikan TKP dan wawancara dengan soal
Melalui suatu kepribadian tertentu dapat memperkuat sebagai berikut.
penalaran siswa. 1. Sebuah toko “ALMEERA” menyewakan DVD
Dengan demikian dapat dikatakan kepribadian dengan mengenakan biaya tahunan sebesar
memiliki hubungan dengan penalaran dalam Rp10.000,00 untuk anggotanya. Haidar merupakan
menyelesaikan masalah. Kebiasaan atau perilaku salah satu anggota toko tersebut. Biaya sewa DVD
seseorang akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini.
dalam bersikap dan dalam mengambil keputusan.
Biaya sewa non anggota Biaya sewa anggota
METODE untuk satu DVD untuk satu DVD
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif Rp3.200,00 Rp2.500,00
untuk mendeskripsikan profil kemampuan penalaran
Tahun lalu Haidar menghabiskan biaya sebesar
siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika
Rp52.500 termasuk biaya untuk menjadi anggota.
ditinjau dari tipe kepribadian extrovert dan introvert. A. Berapa banyak DVD yang dipinjam Haidar pada
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016 tahun lalu?
dan 01 April 2016 di SM P Negeri 3 Gresik pada kelas B. Salah satu teman Haidar yaitu Mita keb ingungan
VIII-A. subjek penelit ian terdiri dari dua siswa (satu siswa apakah dia harus menjadi anggota dari toko
berkepribadian extrovert dan satu siswa berkepribadian “ALM EERA” atau tidak. Apakah yang harus
introvert) dengan jenis kelamin sama dan kemampuan dipertimbangkannya (tanpa melakukan
matematika setara. Tingkat kemampuan matematika perhitungan) untuk memutuskan men jadi anggota
dilihat dari hasil Tes Kemampuan Matematika (TKM) dari toko tersebut atau tidak?
yang diberikan penelit. C. Tunjukkan bahwa pernyataan dibawah in i adalah
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrument utama. benar atau salah!
Instrument pendukungnya yaitu tes kemampuan “Dimungkinkan seseorang yang memiliki uang
matematika, angket tipe kepribadian, tes kemampuan lebih sedikit dapat meminjam DVD lebih banyak”
penalaran dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan Berikan penjelasanmu!
data dalam penelitian in i yaitu dengan pemberian angket D. Satu tahun ke depan, Haidar berencana untuk
tipe kepribadian dan wawancara berbasis tes. Tes memin jam DVD t idak lebih dari 13 buah DVD.
Kemampuan Penalaran (TKP) d ikerjakan dengan durasi Manakah yang lebih menguntungkan menjad i
waktu selama 75 men it dan wawancara dilakukan 10 anggota dari toko tersebut atau tidak? Berikan
menit setelah mengerjakan TKP. Wawancara dilakukan penjelasanmu!
secara bergantian. E. Berapa banyak DVD min imu m yang harus
Teknik analisis data yang dilaku kan untuk TKP dipinjam o leh Haidar sehingga menguntungkan
berdasarkan indkator yang digunakan peneliti yaitu (1) baginya ketika menjad i anggota dari toko
kemampuan menghubungkan keterkaitan antar unsur- “ALMEERA”?
unsur dalam permasalahan; (2) kemampuan mengajukan Berikut adalah penyelesaiannya.
dugaan (conjectures); (3) kemampuan mengembangkan
dan mengevaluasi argu men atau pernyataan yang Selisih biaya sewa anggota dan non anggota:
diberikan dalam permasalahan dengan sub indikator (a) (langkah 1)
kemampuan mengembangkan argu men, (b) kemampuan M isal: adalah banyaknya DVD yang
mengevaluasi argu men; (4) kemampuan menarik dipinjam Haidar
kesimpulan dengan sub indikator (a) kemampuan (langkah 2)
menarik kesimpulan dari pernyataan, (b) kemampuan
(langkah 3)
memeriksa kesahihan suatu pernyataan. sedangkan untuk
menganalisis wawancara dilakukan dengan tahap reduksi (langkah 4)
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Jadi, banyaknya DVD minimum yang harus
dipinjam oleh anggota untuk menutupi biaya
keanggotaannya adalah sebanyak 14 DVD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
(langkah 5)
Angket tipe kepribadian yang digunakan dlaam
penelitian ini yaitu Eysenck Personality Inventory (EPI).
Angket EPI d iberikan kepada siswa kelas VIII-A SMP
Negeri 3 Gresik dan didapatkan 9 siswa berkepribadian Dari penyelesaian di atas, adakah langkah-langkah
extrovert dan 23 siswa berkepribadian introvert. selain itu yang kurang tepat? Jika ada, pada langkah berapa
berdasarkan TKM didapatkan 25 siswa berkemampuan dan tunjukkan perbaikannya!
rendah, 6 siswa berkemampuan sedang dan 1 siswa
131
Volume 2 No 5 Tahun 2016
132
Volume 2 No 5 Tahun 2016
133
Volume 2 No 5 Tahun 2016
134
Volume 2 No 5 Tahun 2016
pertanyaan peneliti dalam menyelesaikan soal E, indikator kemampuan penalaran yang keempat
SI mampu mengevaluasi setiap argumen yang ada yaitu kemampuan menarik kesimpulan dengan sub
dalam permasalahan yang diberikan. Jadi, dapat indikator kemampuan menarik kesimpulan dari
disimpulkan bahwa SI telah memenuhi indikator sebuah pernyataan.
kemampuan penalaran yang ketiga yaitu 2) Kemampuan memeriksa kesahihan suatu
kemampuan mengemabangkan dan mengevaluasi pernyataan.
argumen atau pernyataan yang diberikan dalam Berikut merupakan cuplikan wawancara penelit i
permasalahan dengan sub indikatornya yaitu dengan subjek introvert.
kemampuan mengevaluasi argumen. SI : Seumpama gini ada seorang anak yang
4. Kemampuan menarik kesimpulan. mau pinjam DVD mempunyai uang 47.500
1) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. yang satunya 48.500 karena yang satu sudah
anggota kan jadi kepotong 10.000 jadinya
Berikut merupakan cuplikan wawancara penelit i
kan sama-sama dapat meminjam 15 DVD.
dengan subjek introvert. Bayangkan jika itu ada lebih banyak lagi,
SI : Ketika ingin mengetahui untung atau uangnya lebih banyak lagi dan selisihnya
tidaknya menjadi anggota dihitung juga lebih banyak lagi pasti yang lebih
keseluruhan jumlah total yang dikeluarkan sedikit pasti juga dapat meminjam yang
jika menjadi anggota dan total keseluruhan lebih banyak juga. Kalau semakin banyak
biaya yang dikeluarkan jika tidak menjadi
lebih sedikit dan kasusnya sama dengan
anggota. Sehingga untuk soal yang D yang tadi. Jadi tergantung selisih dari uang
untung jika tidak menjadi anggota karena yang lebih sedikit dan lebih banyak itu tadi.
biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
Berdasarkan cuplikan wawancara d i atas
Berdasarkan cuplikan wawancara d i atas
terlihat bahwa dalam memeriksa kebenaran suatu
penarikan kesimpulan yang dibuat o leh SI
penyataan subjek tidak mampu menunjukkan
menggunakan modus ponen. Berikut adalah
bukti kebenaran dari pernyataan tersebut. Subjek
penjelasannya.
menyebutkan bahwa pernyataan tersebut benar,
Proses dalam pengambilan keputusan
tetapi kebenaran pernyataan yang dibuat oleh
terlebih dahulu SI menghitung masing-masing
subjek berdasarkan atas argumen yang salah
biaya yang dikeluarkan jika memin jam DVD
sehingga dimungkin kan bahwa kebenaran itu
sebanyak 13 buah DVD baik men jadi anggota
bersifat “kebetulan”. Leb ih lanjut karena jawaban
maupun tidak menjadi anggota.
yang dibuat SI benar tetapi berdasarkan argumen
Misal:
yang salah, maka dapat disimpu lkan bahwa subjek
p : Haidar menjad i anggota dari toko
belum memenuhi indikator kemampuan penalaran
“ALMEERA”
yang keempat yaitu kemampuan menarik
q : Haidar harus membayar Rp42.500,00
kesimpulan dengan sub indikatornya yaitu
r : Haidar tidak menjadi anggota dari toko
kemampuan memeriksa kesahihan suatu
“ALMEERA”
pernyataan.
s : Haidar harus membayar Rp41.600,00
Berdasarkan proses berpikir subjek dalam
dari pernyataan tersebut dapat dibuat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan , terlihat
sebuah premis sebagai berikut.
bahwa subjek extrovert kurang teliti dalam mengolah
Premis 1: jika Haidar menjad i anggota dari toko
informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan .
“ALM EERA” maka Haidar harus membayar
Selain itu, dalam membuat sebuah keputusan subjek
Rp42.500,00.
extrovert cenderung tidak banyak pertimbangan. Hal ini
Premis 2: jika Haidar tidak menjad i anggota dari
tidak untuk subjek introvert. namun di sisi lain, subjek
toko “ALM EERA” maka Haidar harus membayar
extrovert lebih cepat dibandingkan subjek introvert
Rp41.600,00.
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Dari premis-premis tersebut dapat
dikembangkan sebagai berikut. PENUTUP
Misal:
k : Haidar membayar Rp41.600,00 Simpulan
l : Haidar untung Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat
Premis 1: jika Haidar membayar Rp41.600,00 disimpulkan deskripsi profil kemampuan penalaran siswa
maka Haidar untung SMP dalam menyelesaikan masalah matematika d itinjau
Premis 2: Haidar membayar Rp41.600,00 dari tipe kepribadian extrovert dan introvert sebagai
Konklusi: Haidar untung
berikut.
Dengan menggunakan modus ponens dapat
dikatakan bahwa penarikan kesimpulan yang 1. Kemampuan penalaran subjek extrovert
dibuat SI sudah benar. Berdasarkan penjelasan di Siswa berkepribadian extrovert mampu
atas diketahui bahwa dalam menarik kesimpulan SI menemu kan info rmasi-informasi yang ada dalam
melihat hubungan informasi-informasi yang ada permasalahan tetapi tidak mampu menggunakan
dalam permasalahan yang diberikan sehingga keterkaitan antar informasi-informasi tersebut.
dapat disimpulkan bahwa SI telah memenuhi Dugaan yang dibuat oleh subjek extrovert berpandu
pada alasan yang logis namun dugaan yang dibuat
135
Volume 2 No 5 Tahun 2016
kurang tepat akibat dari adanya informasi yang 2. Pada saat subjek penelitian mengerjakan TKP
diabaikan. Selain itu, subjek extrovert juga belu m sebaiknya di dokumentasikan secara audiovisual.
mampu mengembangkan argumen. Dalam
mengembangkan argu men subjek memberikan satu DAFTAR PUSTAKA
contoh yang berkaitan dengan permasalahan yang
diberikan, tetapi perhitungan pada contoh yang dibuat Aiken. 1993. Dinamika Kepribadian. Rineka Cipta:
kurang tepat dikarenakan adanya informasi yang Jakarta
diabaikan. Subjek extrovert menarik kesimpulan Azmi, Ulu l. 2013. Profil Kema mpuan Penalaran
dengan modus ponens tetapi kurang tepat dalam Matematik a dalam Menyelesaikan masalah
melakukan perhitungan. Setelah itu, subjek extrovert Matematika Ditinjau dari Kemampuan Matematika
belum mampu memeriksa kesahihan suatu pada Materi Persamaan Garis Lurus kelas VIII SMP
pernyataan. dalam memeriksa kesahihan suatu YPM 4 Bohar Sidoarjo. (online),
pernyataan subjek extrovert menggunakan konsep (http://digilib.u insby.ac.id/10940/5/bab%202.pdf,
yang tidak jelas. Dalam menyelesaikan permasalahan diakses 5 januari 2016)
yang diberikan subjek extrovert lebih cepat Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:
dibandingkan dengan subjek introvert. Secara Depdikbud.
keseluruhan kesalahan yang dilakukan o leh subjek Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan
extrovert adalah adanya informasi yang diabaikan. Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri
Berkaitan dengan hal di atas terlihat bahwa subjek Malang: Malang.
extrovert kurang teliti dalam menyelidiki Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bu mi
permasalahan yang diberikan. Pada saat menjawab Aksara.
pertanyaan peneliti, subjek dengan spontan menjawab NCTM. 2000. Principle and Standards for School
dan butuh pertanyaan ulang untuk memikirkan lebih Mathematics Reston. VA.
lanjut. OECD. 2009. Learning Mathematics for Live A View
perspective from PISA.
2. Kemampuan penalaran subjek introvert Ontario M inistry Resource. 2005. The Ontario
Siswa berkepribadian introvert mampu Curriculum Grades 1-8 “Revised”, ON: Queen’s
menemukan dan menggunakan keterkaitan antar Printer for Ontario.
informasi-informasi yang ada dalam permasalahan Pervin, Laurence.A, dkk. 2004. Psikologi Kepribadian
yang diberikan. Dugaan yang dibuat berpandu pada Teori & Penelitian Edisi Kesembilan. Jakarta:
alasan yang logis yaitu dengan melihat keteraturan Kencana.
yang menggambarkan ciri dari masalah yang Rohana. 2015. Kemampuan Penalaran Matematis
diselidiki. Selain itu, subjek introvert juga mampu Mahasiswa Calon Guru Melalui Pembelajaran
mengembangkan argumen yang ada dalam Reflektif. (online), Vo l 4 No 1, (http://e-
permasalahan yang diberikan dengan mengembangkan journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/
informasi-informasi yang ada dan memberikan satu view/76, diakses 12 Oktober 2015).
contoh yang berkaitan dengan permasalahan yang Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan
diberikan kemudian menyelidiki kesesuaiannya. Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Dalam mengevaluasi argumen, dengan hati-hati subjek Soedjadi R. 2007. Masalah Kontekstual Sebagai Batu
introvert memeriksa setiap langkah penyelesaian yang Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan
tersedia dan melakukan pengecekan kebenarannya Matematika Sekolah (PSMS) Unesa.
dengan melakukan perhitungan lebih dari satu cara. Sudjadi, Dede. 2011. Kemampuan Penalaran dan
Subjek introvert mampu menarik kesimpulan dari pemecahan Masalah Matematis Siswa. [online],
pernyataan yang diberikan menggunakan modus (http://dedesudjadimath.blogspot.co.id/2011/11/kema
ponens. Dalam memeriksa kesahihan suatu mpuan-penalaran-dan-pemecahan.html, diakses 27
pernyataan, subjek introvert belum mampu Desember 2015).
menunjukkan bukti kebenaran dari pernyataan yang Suriasumantri. 2006. Il mu dalam Perspektif. Jakarta:
diberikan. Baik dalam menyelesaikan permasalahan yayasan Obor Indonesia.
yang diberikan maupun menjawab pertanyaan peneliti Turner, Ross dan Kaye Stacey. 2013. Assesing
subjek introvert kurang cepat dibandingkan dengan mathematical Literacy The PISA Experience.
subjek extrovert. Subjek introvert tenang dan Australia: Springer.
memikirkan terleb ih dahulu sebelum membuat sebuah
kesimpulan.
Saran
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk merancang
pembelajaran yang meningkatkan kemampuan
penalaran siswa dengan melihat kepribadian siswa.
Karena pada daarnya siswa memiliki cara sendiri
dalam bernalar.
136