Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan protozoa.
2. Observasi morfologi dan struktur hewan-hewan protozoa.
3. Mengelompokan hewan-hewan protozoa ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri khas setiap classis.

I.II Dasar Teori


Protozoa berasal dari kata proto yang berarti pertama, dan zoon berarti hewan. Protozoa adalah
hewan pertama yang hidup di permukaan bumi, yang selanjutnya disebut hewan bersel satu karena
seluruh tubuhnya hanya terdiri dari satu sel saja. Filum protozoa ada yang hidup soliter dan atau
berkoloni, bentuk tubuhya bermacam-macam, bulat, memanjang, oval atau tidak beraturan. Inti sudah
dapat dibedakan, berjumlah satu atau lebih. Alat gerak berupa silia, flagel atau pseupodium. Beberapa
memiliki cangkang/cangkok sebagai pelindung tubuh, dengan menggunakan mikroskop ukuran sedang
dapat kita amati bagian-bagian tubuhya, antara lain nucleus, makro dan mikro nucleus, sitoplasma,
vakuola berdenyut, vakuola makanan, bintik mata, kloroplas, sitostom dan alat gerak.
Karakteristik Protozoa diantaranya sebagi berikut :
 Bersel satu, berkoloni, simetris tubuh tidak ada, bilateral, radial atau spherical
 Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda
 Inti jelas, satu atau lebih, tidak memiliki organ atau jaringan
 Pergerakan dengan flagella, cilia, atau pseudopodia atau dengan sel itu sendiri
 Beberapa species memiliki pelindung/cangkok, banyak diantaranya yang membentuk kista
 Hidup bebas, komensalisme, atau parasitisme
 Nutrisi : holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik (memakan organism yang sudah
mati), holofitik atau autotrof (dapat mebentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik
(menyerap zat yang terlarut di sekitarnya)
 Reproduksi vegetative dengan binary fission atau multiple fission sedangkan generatifnya
melalui persatuan gamet, konyugasi atau autogami.
Struktur tubuh

Tubuh Protozoa yang hanya satu sel itu, bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan
ada yang tetap. Bentuk tetap ini disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai
cangkang kapur.
Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa species yang kecil
berwarna. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang ektoplasma dan bagian
sentral yang lebih padat dan bergranula disebut endoplasma..
Nukleus Protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga lebih. Bentuk nucleus bulat, oval,
ginjal dan menasbih. Struktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada nucleus
vasikuler, kromatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir, sedang yang granula berkhromatin
tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nucleus.
Vakuola yang terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuolla kontraktil, vakuola
makanan dan vakuola stasionari. Vakuola yang terakhir itu mengandung cairan yang terdapat dalam
tubuh protozoa. Vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar, tetapi tidak
terdapat pada sebagian besar Protozoa yang hidup parasit dan hidup dalam air laut. Fungsi vakuola
kontraktil kecuali sebagai alat ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis tubuh.
Mitokondria terdapat dalam Protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara aerobik.
Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat
hubungannya dengan penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola kontraktil.
Pada umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit
granula seluas permukaannya. Membran memegang peranan dalam sistem pengangkutan enzim,
sehingga menimbulkan metabolisme yang efisien. Pada sebagian spesies, membran itu telah dilapisi
oleh lapisan lain, sehingga terbentuk atau kulit (pelliculus) yang tegar, sehingga protozoa yang
bersangkutan mempunyai bentuk yang tetap.

Klasifikasi
Klasifikasi hewan-hewan bersel satu inipun beraneka macam , masing-masing ahli memiliki
pendapat yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Barnes (1974) mengklasifikasi Filum Protozoa
berdasarkan alat gerak perbedaan-perbedaan organela lainnya. Klasifikasinya sebagai berikut
Subfilum : Sarcomastigophora
 Superkelas : Mastigophora/ Flagellata
Superkelas Mastigophora mencakup protozoa yang menggunakan flagel (bulu cambuk) dan
dianggap sebagai protozoa yang paling sedrehana (primitif). Superkelas ini di bedakan menjadi
dua yaitu, Phytomastigophorea (mempunyai 1 atau 2 flagel , ada kromoplas, holofitik)dan
Zoomastigophora(mempunyai flagel 1 atau lebih, tidak ada kromoplas, holozoic atau saprozoic).
 Superkelas : Sarcodina/ Rhizopoda
Protozoa ini menggunakan psedopodia (kaki semu) sebagai organela gerak dan makan. Sarcodina
dibagi menjadi 4 group : amoeba, foraminifera, heliozoa dan radiolaria.
Subfilum : Sporozoa dan Cnidospora (Group Sporozoa)
Subfilum ini memiliki tahap menyerupai spora yang injektif pada beberapa anggota kedua
kelompok tersebut. Namun, pembagian yang sekarang menjadi dua subfilum merupakan usaha untuk
menentukan kedudukan yang lebih tua dari kedua kelompok tersebut, meskipun nama sporozoa tetap
digunakan bagi kedua kelompok tersebut.
Subfilum : Sporozoa, Kelas Telosporea, Sub kelas Gregarina
Hewan ini hidup di dalam tubuh cacing tanah baik secara intraselular maupun ekstraseluler.
Sporanya berbentuk seperti gelendong yang didalamnya mengandung 8 buah sporozoit.
Subfilum : Ciliphora, Kelas: Ciliatea/ Ciliata
Subfilum Cilliphora hanya memiliki satu kelas Ciliatea, semua anggotanya memililki silia (bulu
bergetar) sebagai alat gerak atau untuk menangkap makanan dan sebagian besar memiliki sitosome.
Ciri khas memiliki dua inti (makronukleus=vegetatif, mikronukleus=generatif). Reproduksi aseksualnya
dengan pembelahan transversal, sedangkan reproduksi seksual tanpa pembentukan gamet bebas. Hidup
di air laut dan air tawar , beberapa sifat ekto dan endokomensial dan parasit.
Perbandingan Kelas pada Filum Protozoa

Flagellata Psedopoda Cilliata Sporozoa


Dinding tubuh berupa Dinding tubuh
Dinding tubuh berupa pellicile, bentuk relative
pellicile, bentuk relative plasmolemma, bentuk
tetap.
tetap. tubuh berubah-ubah.
Tidak memiliki alat
Bergerak dengan Bergerak dengan
Bergerak dengan Cillia. gerak, atau bergerak
Flaggelum. Pseudopodium.
dengan sel itu sendiri.
Memiliki inti dan pada Memiliki inti jelas, tak Memiliki inti dan pada Memiliki inti dan pada
beberapa spesies ada klorofil. beberapa species waktu melakukan
memiliki kloroplas yang memiliki inti lebih dari pembelahan ganda, inti
membuat beberapa satu. membelah berulang-
organismenya dapat ulang, setiap inti
menghasilkan makanan membentuk
sendiri. pembungkusnya dan
akhirnya dihasilkan
individu anak yang
cukup banyak.
Tidak memiliki vakuola
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit
kontraktil, karena
tidak ada.
hidupnya parasit.
Respirasi melalui permukaan tubuh.
Eksresi melalui permukaan tubuh.
Bagi yang memiliki
kloroplas dapat
Merupakan hewan
membentuk
saprofitik (menyerap
makanannya sendiri. Pernernaan makanan pada vakuola makanan.
zat terlarut di
Pencernaan makanan
sekitarnya).
secara internal pada
vakuola makanan.
Reproduksi Vegetatif Reproduksi Vegetatif Reproduksi Vegetatif Reproduksi Vegetatif
dengan pembelahan dengan pembelahan dengan pembelahan dengan pembelahan
biner secara biner secara Orthodox. biner secara berganda sehingga
Longitudinal. Transversal. dihasilkan banyak
individu anak.
I.III Rancangan Penelitian
Alat dan bahan :
1. Mikroskop a. Air rendaman jerami
2. Objek dan cover glass b. Air Sawah
3. Pipet c. Air Kolam
4. Kapas d. Air Selokan
e. Air Sungai
f. Cacing Tanah

Cara Kerja :
1. Air dari berbagai sumber yang telah dikumpulkan, diteteskan pada objek glass dengan
menggunakan pipet.
2. Sebelum objek glass ditutup dengan cover glass, tambahkan sedikit kapas untuk meminimalisir
pergerakan protozoa yang akan diamati.
3. Objek yang sudah siap, diletakkan dibawah mikroskop dan diamati dengan seksama.
4. Protozoa yang didapatkan diamati alat gerak dan cara pergerakan untuk mempermudah
klasifikasi.
BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

II.I Tabel Hasil Pengamatan

No Nama spesies Alat Cara Vakuola Vakuola Inti Kloroplas Bintik Cytostom Cangkang
Gerak Gerak Makanan Berdenyut mata
1 Amoeba proteus Kaki Amoe - - - -
semu boid
2 Paramaecium Cilia Maju - - -
caudatum rotasi
3 Nasula gracillis Cilia - - - -

4 Dipletus anser Cilia - - - -

5 Euglena viridis Flagel Maju -

6 Euglena desses Flagel Maju -

7 Euglena rubra Flagel Maju -

8 Euglena acus Flagel Maju -

9 Glaucoma sp. Cilia Maju


10 Arcella sp. Kaki Amoe - - - -
semu boid

II.II Tabel Klasifikasi


Gambar
No Klasifikasi
Literature Manual
1 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastighopora
Classis : Sarcodina/Rhizopoda
Sub Classis : Rhizopoda
Ordo : Amoebida (Lobosa)
Genus : Amoeba
Species : Amoeba proteus http://www1.fccj.cc.fl.us

2 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Cilliophora
Classis : Cilliata
Sub Classis : Holotricha
Ordo : Gymnoestomatida
Genus : Paramecium
http://www.animalpicturesarchive.com
Species : Paramaecium caudatum
3 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Cilliophora
Classis : Cilliata
Sub Classis : Holotricha
Ordo : Holotrichida
Genus : Nassula
Species : Nassula gracillis http://protist.i.hosei.ac.jp

4 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Cilliophora
Classis : Cilliata
Sub Classis : Holotricha
Ordo : Holotrichida
Genus : Dileptus
Species : Dileptus anser http://www.eol.org
5 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastogophora
Classis : Mastigophora
Sub Classis : Phytomastigina
Ordo : Euglenida
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis

http://www.dr-ralf-wagner.de

6 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastogophora
Classis : Mastigophora
Sub Classis : Phytomastigina
Ordo : Euglenida
Genus : Euglena
Species : Euglena desses
http://sites.google.com

7 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastogophora
Classis : Mastigophora
Sub Classis : Phytomastigina
Ordo : Euglenida
Genus : Euglena
Species : Euglena rubra
http://www.daviddarling.info

8 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastogophora
Classis : Mastigophora
Sub Classis : Phytomastigina
Ordo : Euglenida
Genus : Euglena
Species : Euglena acus
http://www.photomacrography.net
9 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Cilliophora
Classis : Cilliata
Sub Classis : Holotricha
Ordo : Holotrichida
Genus : Glaucoma
Species : Glaucoma sp.
http://www.orgs.muohio.edu

10 Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Sarcomastighopora
Classis : Sarcodina/Rhizopoda
Sub Classis : Rhizopoda
Ordo : Amoebida (Lobosa)
Genus : Arcella
Species : Arcella sp.
http://en.wikipedia.org/wiki/Arcella

II.III Pembahasan Species

Amoeba proteus
Amoeba hanya dapat hidup aktif di dalam air atau di lingkungan yang lembab. Di dalam lingkungan
yang kering mereka akan mati. Tetapi beberapa macam spesies dapat hidup terus dengan cara
membungkus diri dengan selimut tebal dan membentuk siste. Dalam bentuk ini mereka dapat bertahan
terhadap keadaan kering dan tampa makanan. Kalau bertemu air mereka akan hidup normal kembali.
Amoeba bergerak menggunakan kaki-palsu atau pseudopodia. Beberapa jenis Amoeba hanya dapat
menonjolkan satu kaki sajapada waktu bersamaansedangkan jenis lain beberapa kaki palsu
sekaligus.Makanan Amoeba berupa hewan bersel satu lainnya atau tumbuhan renik.
Amoeba adalah hewan yang seluruh tubuhnya hanya dibangun oleh satu sel saja. Seperti pada
hewan bersel satu lainnya sel inipun tidak berdinding sel. Sebelah luarnya hanya diliputi oleh selaput sel
yang tipis. Dengan demikian udara pernafasan masuk kr dalam tubuh cukup dengan cara difusi saja.
Disamping udara, air lingkungan tempat Amoeba hidup, masuk ke dalam tubuh secara bebas. Hal itu
dipermudah juga dengan konsentrasi garamdi dalam tubuh lebih tinggi daripada di dalam air
lingkungannya. Kalau tidak ada mekanisme lain yang mengatur konsentrasi garam di dalam tubuh, dapat
dibayangkan tubuh akan terisi air dan akhirnya pecah. Tapi dalam tubuh Amoeba tterdapat suatu alt
yang berfungsi membuang air yang berlebihandan sisa bahan metabolism yang sudah tidak diperlukan
lagi. Alat tersebut berupa rongga yang selalu hilang timbulpada selang waktu yang teratur seperti selang
denyut jantung pada manusia. Karena itu rongga tersebut dinamai rongga berdenyut. Inti dalam sel
Amoeba merupakan bagian terpenting karena mengatur kegiatan sel dan pembiakan.

Paramecium caudatum
Paramecium tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar. Jika dilihat dibawah mikroskop
bentuknya terlihat seperti sandal, karena itu sering dinamakan hewan sandal. Seluruh permukaan
tubuhnya dipenuhi dengan rambut getar (cilia), yang merupakan ciri utama untuk kelas Ciliata dan ordo
Holotrichida. Rambut getar tersebut sebenarnya merupakan tonjolan permukaan selaput sel.
Paramecium merupakan hewan yang tubuhnya tetap. Dekat bagian ujung tubuh yang lancip
terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut-sel yang disebelah dalamnya berhubungan
dengan suatu corong, berakhir pada rongga makanan. Makanannya berupa makhluk bersel satu, mislnya
bakteri, Protozoa kecil, ganggang dan ragi. Sisa makanan yang tidak tercernakan dibuang melalui suatu
lubang yang bekerja sebagai anus hewan tinggi yang terletak tidak jauh dari dasar mulut sel. Rongga
berdenyut ada dua masing-masing terletak pada ujung depan dan belakang tubuh dan berfungsi
mengeluarkan sisa ampas metabolism dan air yang berlebihan dari dalam tubuh ke luar. Paramecium
mempunyai dua inti, yaitu inti makro dan inti mikro. Inti makro mengatur segala kegiatan hidup
sedangkan inti mikro berperan dalam hal pembiakan. Paramecium berkembang biak dengan jalan
pembelahan diri dan konyugasi.

Nassula gracilis
Nassula gracilis tergolong kedalan kelas Cilliata dan ordo Holotrichida yang bergerak menggunakan
rambut getar.
Dipletus anser
Dileptus memiliki morfologi tubuh yang unik, bagian tubuh belakangnya membentuk struktur seperti
paramecium, namun bagian depan tubuhnya memngecil, mengingatkan pada belalai gajah dalam
bentuk maupun pergerakannya, struktur ini dikenal dengan istilah proboscis. Tubuh dileptus umumnya
memiliki dua atau lebih vakuola pada bagian bawah tubuh. Dalam tubuh itu pula terdapat sejumlah
makronukleotida dan banyak mikronukleotida.
Dileptus anser memakan mahluk uniseluler lainnya atau bakteri. Biasanya mereka melakukan
aktivitas makan pada pagi hari antara jam 4- jam 9 pagi. Mereka makan dengan cara memasukkan
makananan ke dalam sitoplasma sel melalui proboscis. Saat terdapat rangsangan adanya makanan
proboscis akan menghampirinya dan cytosom yang berfungsi sebagai mulut akan memasukkan makanan
ke dalam sel untuk dilanjutkan denga pencernaan intraseluler. Seperti ciliate umumnya, Dileptus anser
dapat bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual.

Arcella sp.
Arcella tergolong dalam kelas Sarcodina (Rhizopoda) yang bergerak menggunakan kaki semu. Tubuh
Arcella berbentuk seperti piring, satu permukaan cembung dan permukaan yang lainnya cekung atau
datar. Di tengah-tengah permukaan yang cekung terdapat lubang kecil tempat keluarnya kaki
palsuuntuk bergerak. Arcella mempunyai selaput sel yang kuat dan permukaan yang licin berwarna
kuning atau coklat.

Glaucoma scintillans
Di sekeliling tubuh Glaucoma terdapat cilia yang merupakan alat geraknya. Glaucoma memiliki dua
inti, yakni inti makro dan mikro. Inti makro mengatur segala kegiatan hidup sedangkan inti mikro
berperan dalam hal pembiakan. Vakuola kontraktil ada dua masing-masing terletak pada ujung depan
dan belakang tubuh dan berfungsi mengeluarkan sisa ampas metabolism dan air yang berlebihan dari
dalam tubuh ke luar.

Euglena ( Euglena viridis, Euglena desses, Euglena rubra, Euglena acus)


Hewan ini banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam.
Hal ini disebabkan hewan tersebu memiliki kloroplas di dalam tubuhnya. Pada lapisan entoplasma
terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesi dengan
menghasilkan zat tepung (amilum)
Euglena dapat bergerak maju ke depan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya
atau merayap pada suatu dasar tabpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid
artinya bergerak dengan cara mengkerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang
lagi seperti posisi semula.
Sebagian besar hewan ini mendapatkan makanannya dari hasil fotosintesis (holophytic). Namun
bisa juga secara saprofic, berarti menyerap makanan melalui seluruh permukaannya dan makanan ini
berupa partikel-partikel hancuran makhluk yang telah mati.
Euglena berkembangbiakan dengan membelah secara binair longitudinal (membelah ke arah
memanjang), dimulai inti membelah menjadi dua kemudian diikuti oleh bagian tubuhnya dari arah
depan ke belakang. Di dalam kista hewan ini juga bisa membelah longitudinal dan sering dijumpai 2
samping 32 individu baru di dalam satu kista.
BAB III
KESIMPULAN

Hewan bersel satu (protozoa) sangat beraneka ragam, umumnya mikroskopis, hidup di tempat-
tempat yang lembab (berair) bahakan di dalam tubuh organisme lain. Ada yang hidup bebas, komensal
dan ada pula yang parasit pada hewan lain. Klasifikasi menurut para ahli berbeda-beda, namun pada
umumnya klasifikasi hewan ini didasarkan pada alat gerak seperti yang diklasifikasikan oleh seorang ahli
zoologi, Barnes.
DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Common Text Book Zoologi Avertebrata. Malang: IMSTEP.

Sutarno, Nono dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Zoologi Invertebrata. Bandung. FPMIPA UPI.

Djuhanda, Tatang. 1980. Kehidupan Dalam Setetes Air. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai