20 43 1 SM
20 43 1 SM
ABSTRACT
This paper entitled “The meaning of art carving on custom home gorga Batak”. Gorga carving
is a form of art carvings typical of indigenous Batak culture. This paper aims to determine the
various forms of carving on custom home gorga Batak. Gorga carving shape manifold, so that on any
form of carving gorga have different meanings. Therefore, this paper also aims to understand the
meanings that exist in gorga carving. Within the meaning of carving gorga using semiotics approach.
Semiotics is to approach the study of signs. In the traditional house of Batak carving gorga meaning
of life, which it is drawn through the forms on each carving.
ABSTRAK
Tulisan ini berjudul “Makna seni ukiran gorga pada rumah adat batak”. Ukiran gorga
merupakan salah satu bentuk kesenian ukiran khas kebudayaan adat batak. Tulisan ini
bertujuan untuk mengetahui berbagai bentuk dari ukiran gorga pada rumah adat batak.
Bentuk ukiran gorga bermacam-macam, sehingga pada setiap bentuk ukiran gorga memiliki
makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tulisan ini juga bertujuan untuk memahami
makna yang ada pada ukiran gorga. Dalam pemaknaan ukiran gorga menggunakan
pendekatan semiotika. Semiotika ialah pendekatan ilmu yang mempelajari tentang tanda.
Pada ukiran gorga rumah adat batak memiliki makna kehidupan, yang mana hal ini
tergambar melalui bentuk-bentuk pada setiap ukiran.
jabu batak memberikan kesan estetika yang menyatakan Tanda terdiri dari dua konsep
tinggi dan memberikan makna-makna yaitu penanda dan petanda, dan keduanya
filosofi yang menarik untuk diamati lebih tidak dapat dipisahkan. Penanda dan
lanjut. petanda membentuk tanda. Teori semiotika
Ukiran Gorga memiliki ciri khas ter- digunakan untuk mengetahui makna
sendiri terutama dalam bentuk lekukan melalui relasi tanda-tanda yang ada dalam
ukirannya. Bagi masyarakat Batak ukiran sebuah ukiran gorga.
sendiri memiliki nilai-nilai simbolis dan Melalui teori semiotika, maka kita akan
magis. Ukiran tradisional lahir dan ber- melihat makna apa yang terkandung dalam
kembang seiring dengan peradaban masya- sebuah ukiran gorga. Pemahaman menge-
rakat. Pada masyarakat tradisional batak nai makna ukiran gorga menarik untuk
kental dengan unsur-unsur magis. Oleh diketahui. Ukiran gorga menjadi ciri khas
karena itu, beberapa masyarakat batak sebagai bentuk seni budaya adat batak yang
masih menanggap bahwa dalam ukiran saat ini masih ada.
gorga terdapat unsur magis didalamnya
(diakses melalui http://www.anneahira.- PEMBAHASAN
com/tanggal 16 Juni 2014,jam 15.48). Ukiran gorga merupakan kesenian
Pada penggunaan hiasan ukiran gorga, ukiran yang biasanya terdapat pada setiap
pemakaian ornamen tidak dapat dipakai bagian luar eksterior rumah Batak. Ukiran
sembarangan. Masyarakat Batak harus gorga memiliki nilai estetika yang tinggi
melakukan musyawarah untuk menentu- karena memiliki makna didalamnya. Pada
kan jenis gorga yang pantas dipakai ukiran gorga terdapat bentuk-bentuk yang
menurut kedudukan pada satu kampung bermacam-macam. Gorga diklasifikasi
itu. Keindahan akan ukiran gorga pada dalam berbagai jenis yang berkaitan dengan
ruma jabu batak membuat munculnya bentuk. Adapun jenis-jenisnya ialah gorga
pertanyaan bagaimana jenis bentuk ukiran sompi, gorga ipon-ipon, gorga desa na ualu (mata
gorga di rumah tradisional adat batak. angin), gorga simataniari (matahari), gorga
Berbagai jenis bentuk ukiran gorga mem- simarogung-ogung, gorga singa-singa, gorga
berikan arti satu sama lain. jenggar dan jorngom, gorga boras pati (cecak),
gorga adop-adop (susu), gorga gaja dompak, gorga
METODE dalihan na toru, gorga simeol-eol, gorga sitagang,
Ukiran gorga memiliki makna filosofi, gorga sijonggi, gorga silintong, gorga iran-iran,
sehingga untuk mengetahui hal tersebut gorga hariara sudung di langit, gorga hoda-hoda,
dibutuhkan teori semiotika. Semiotika dan gorga ulu paung.
merupakan sebuah teori yang mempelajari Berbagai macam bentuk ukiran gorga,
tentang sebuah tanda. Dalam hal ini sehingga jenis ukiran gorga memiliki
penulis akan menggunakan teori semiotika makna yang berbeda-beda. Dalam hal ini
dari Ferdinand de Saussure. Tanda ialah dibutuhkan pisau bedah untuk mengetahui
sebuah konsep yang sangat mendasar. makna tersebut. Semiotika adalah ilmu
Tanda adalah segala sesuatu yang memiliki yang mempelajari tentang tanda. Semiotika
makna relasi antara sesuatu yang abstrak adalah cabang ilmu yang berurusan dengan
dan sesuatu yang konkrit. Ferdinand de peengkajian tanda dan segala sesuatu yang
Saussure, dalam Berger (2010: 14) berhubungan dengan tanda, seperti sistem
Sianipar, dkk: Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak 229
tanda dan proses berlaku bagi penggunaan Bentuk dan Makna Ukiran Gorga
tanda (Semiotika Aart van Zoest, dalam Ukiran gorga memiliki makna yang
Soekowati, 1993: 1). berbeda pada setiap bentuknya. Menurut
Sistem tanda ialah kombinasi antara Sitanggang (2008) bahwa ada beberapa jenis
sintagm dan paradigm, yang mana meng- ukiran gorga, yaitu:
gabungkan tanda dengan tujuan tertentu.
Sintagm merupakan serangkaian tanda 1. Gorga Sompi
yang tersusun sesuai aturan untuk meng- Gorga sompi berasal dari kata Tompi,
hasilkan makna tertentu. Oleh karena itu, artinya alat yang digunakan untuk
ketika seseorang mengatakan ukiran gorga, mengikat leher kerbau pada gagang bajak
terdapat sebuah elemen-elemen tanda yang sewaktu membajak di sawah. Gorga sompi
membentuk ukiran gorga tersebut, yaitu dimaknai sebagai lambang ikatan kebu-
warna, bentuk, nama dan lainnya. dayaan. Pada masyarakat Batak Toba yang
Sedangkan paradigm ialah seperangkat hidupnya selalu bekerja bergotong royong
elemen tanda yang satu dan lainnya terjalin sebuah ikatan kekeluargaan. Oleh
dipertukarkan dalam konteks tertentu. karena itu untuk melakukan suatu peker-
Misalnya elemen warna pada gorga ada jaan, tidak baik mengabaikan golongan
merah, hitam, putih. Oleh karena itu, sistem lemah. Golongan lemah tidak boleh dipan-
paradigm ialah seperangakat tanda yang dang rendah. Fungsi dari ukiran ini
memiliki pilihan-pilihan yang sama dalam dianggap sebagai peringatan bahwa tidak
konteks tertentu. baik menyisihkan golongan-golongan
Menurut Roland Barthes, dalam tertentu dalam masyarakat supaya terdapat
semiotika terdapat makna denotasi dan kehidupan sosial yang saling mencintai
makna konotasi yang memberikan arti (Sitanggang, 2008: 146).
penting. Makna denotasi bersifat langsung,
dan dapat disebut sebagai gambaran dari
suatu petanda (Berger, 2010: 65). Sedangkan
makna konotatif ialah makna yang dihu-
bungkan dengan kebudayaan yang tersirat
dalam pembungkusnya, tentang makna
yang terkandung didalamnya (Berger, 2000:
Gambar 1. Ukiran Gorga Sompi
55). Makna denotasi dalam warna gorga Sumber : http://akubatak.blogspot.com/
misalnya, gorga memiliki tiga jenis warna (diakses 18 Juni 2014)
yang dihiasi oleh cat, yaitu merah (narara),
putih (nabontar), dan hitam (nabirong).
Sedangakan makna konotasi pada warna
gorga tersebut ialah warna merah (narara) 2. Gorga ipon-ipon
sebagai ilmu pengetahuan dan kecerdasan Gorga Ipon-ipon merupakan gorga yang
yang berbuah kebijaksanaan. Kemudian disebut sebagai hiasa tepi, berfungsi
warna putih (nabontar) bermakna ketulusan sebagai keindahan yang memperkuat
dan kejujuran yang berbuah kesucian. komposisi. Beberapa gorga Ipon-ipon memi-
Terakhir warna hitam (nabirong) yang liki bentuk yang sama yaitu geometris, dan
berarti kerajaan dan kewibawaan yang salah satu bentuk geometrisnya berlapis
berbuah kepemimpinan. menyerupai empun, sehingga disebut
Panggung Vol. 25 No. 3, September 2015 230
6. Gorga Singa-singa