Nani Apriyani
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
*email: nani.apriyani@umpalangkaraya.ac.id
Proses produksi batik memerlukan air yaitu: Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan
dalam jumlah besar serta menghasilkan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan
limbah yang kaya zat warna, mengandung Procion (Budiyono, 2008).
residu pewarna reaktif dan bahan kimia,
sehingga perlu adanya pengelolaan yang tepat
sebelum dilepaskan ke lingkungan Ramesh
dkk (2007). Beberapa penelitian telah
dilakukan dalam rangka mengelola dan
mengolah limbah yang dihasilkan dari
industri batik, baik secara fisika, kimia dan
biologi. Gambar 1. Struktur kimia indigosol
(Sumber: Timar-Balazsy & Eastop, 2011)
PEMBAHASAN
Bahan Baku Industri Batik Penggunaan pewarna sintetik lebih
Industri batik adalah suatu cara banyak digunakan karena zat warna jenis ini
penerapan corak di atas kain melalui proses mudah diperoleh dengan komposisi yang
celup, rintang warna dengan lilin (malam) tetap, mempunyai aneka warna yang banyak,
sebagai medium perintangnya. Tahap-tahap mudah cara pemakaiannya dan harganya
pembuatan batik dimulai dengan persiapan, relatif tidak tinggi. Namun penggunaan zat
pemolaan, pemalaman, pewarnaan celup, warna ini seringkali menghasilkan limbah
pelorodan (penghilangan lilin batik) dan yang lebih berpotensi menceri lingkungan.
pekerjaan akhir (finishing).
Bahan baku yang digunakan adalah Karakteristik Limbah Cair Industri Batik
malam dan pewarna, baik pewarna alami dan Limbah cair merupakan gabungan atau
buatan (sintetik). Malam batik terbuat dari campuran air dan bahan pencemar yang
campuran bahan organik sintetis maupun terbawa oleh air baik dalam keadaan terlarut
bukan sintetis, sebagai bahan perintang warna maupun suspensi yang terbuang dari
pada proses pembatikan (Susanto (1980) sumber domestik (perkantoran, perumahan,
dalam Atika dan Haerudin (2013)). Bahan dan perdagangan), sumber industri
baku pembuatan malam batik terdiri dari (Soeparman dan Suparmin, 2001). Pada
tujuh macam, yaitu damar mata kucing, industri batik dihasilkan limbah berupa
gondorukem/resina colophonium, kote (lilin limbah cair, padat dan gas yang ditunjukkan
lebah), parafin, microwax, kendal dan lilin pada gambar 2.
bekas (residu dari proses pembatikan) Dalam skema yang ditunjukkan pada
(Susanto, 1980). Gambar 2, dapat diketahui bahwa limbah cair
Pewarna alami berasal dari alam baik industri batik berasal dari kegiatan
yang dari tanaman, hewan, maupun bahan pengolahan kain, pewarnaan, dan pelorodan.
metal. Zat warna dari tumbuhan yang Proses pengolahan kain dan pewarnaan,
biasanya digunakan antara lain: indigofera menghasilkan limbah cair yang mengandung
(warna biru), Sp Bixa orrellana (warna zat-zat kimia yang berpotensi
orange purple), Morinda citrifolia (warna meningkatkan nilai Chemical Oxygen
kuning). Zat warna yang berasal dari Demand (COD) dan warna air limbah.
hewan adalah Kerang (Tyran purple), Sedangkan pada kegiatan pelorotan, limbah
Insekta (Ceochikal), dan Insekta warna merah cair yang dihasilkan memberikan
(Loe). kontribusi meningkatnya Biological Oxygen
Pewarna sintesis adalah zat warna Demand (BOD) air limbah (Sembiring,
buatan dengan bahan dasar buatan yaitu 2008, Rashidi dkk, 2012, Kurniawan dkk.,
hirokarbon, aromatik dan naftalena yang 2013).
berasal dari batubara (Isminingsih, 1978). Zat
pewarna kimia tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna
Pembuatan pola
Metode Pengolahan Limbah Industri Batik fisika, kimia dan biologi seperti sistem
Berbagai metode telah dikembangkan lumpur aktif, adsorbsi, proses oksidasi
sebagai upaya mengatasi permasalahan yang lanjutan, elektrodegradasi, fotodegradasi,
diakibatkan oleh industri batik, baik secara elektrokoagulasi, phytotreatment. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk mengolah Nurcahyati, 2008; Kobaya dkk., 2003).
limbah batik, di antaranya reaksi fotokalitik Metode-metode tersebut dalam dilihat pada
(Rashed & El-Amin, 2007), adsorpsi Tabel 2.
(Jannantin dkk., 2003), koagulasi (Sianita &
Ningsih, 2017
Scirpus grossus dan Iris pseudacorus dalam
reaktor mixed dengan sistem pemaparan
intermittent F/D 2:1 mampu menyisihkan
COD sebesar 89%, BOD sebesar 97%
dan warna sebesar 99%.
Kapti Riyani, K., Setyaningtyas, T., dan Puspita, U. R., Siregar, S.S., Hidayati, N. V.,
Dwiasih, D. W., 2012, Pengolahan Kemampuan Tumbuhan Air Sebagai
Limbah Cair Batik menggunakan Agen Fitoremediator Logam Berat
Fotokatalis TiO2-Dopan-N dengan Kromium (Cr) Yang Terdapat Pada
Bantuan Sinar Matahari, Valensi, 2 (5), Limbah Cair Industri Batik.
581-587. Putra, D. E., Astuti, F. J., dan Suharyadi, E.,
Kobaya, M., Tan, O. C., dan Bayramoglu, 2014, Studi Penurunan Kadar Logam
M., 2003, Treatment Of Textile Besi (Fe) pada Limbah Batik dengan
Wastewaters By Electrocoagulation Sistem Purifikasi Menggunakan
Using Iron And Aluminum Absorben Nanopartikel Magnetic
Electrodes, Journal of hazardous (Fe3O4), Yogyakarta, Prosiding
Materials, B (100), 163–178. Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng &
Lestari, N. D., dan Agung, T., Penurunan Tss DIY, 250-252.
Dan Warna Limbah Industri Batik Rahmawati, N. I., Suhartana, dan Gunawan,
Secara Elektrokoagulasi, Jurnal Ilmiah 2011, Pengolahan Limbah Cair Industri
Teknik Lingkungan, 6 (1), 37-44. Batik dengan Metoda Elektrokoagulasi
Ningsih, D. A., 2017, Uji Penurunan Menggunakan Seng Bekas sebagai
Kandungan Bod,Cod, Dan Warna Pada Elektroda, Berkala Perikanan Terubuk,
Limbah Cair Pewarnaan Batik 39 (1), 58-64.
Menggunakan Scirpus Grossus Dan Iris Rajkumar, D., dan Kim, J. G., 2006,
Pseudacorus Dengan Sistem Pemaparan Oxidation Of Various Reactive Dyes
Intermittent, Skripsi, Surabaya, Jurusan With In Situ Electro-Generated Active
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Chlorine For Textile Dyeing Industry
Sipil dan Perencanaan Institut Wastewater Treatment, Journal of
Teknologi Sepuluh Nopember. Hazardous Materials, B(136), 203–212.
Nugroho, R., dan Ikbal, 2005, Pengolahan Air Rashed, M.N., dan El-Amin, A.A., 2007,
Limbah Berwarna Industri Tekstil Photocatalytic Degradation of Methyl
Dengan Proses AOPs, BPPT JAI, 1 (2), Orange in Aqueous TiO2 Under
163-172. Different Solar Irradiation Source,
Nugroho, S., 2013, Elektrodegradasi Int.j.Phys.Sci, 2 (3), 73-81.
Indigosol Golden Yellow Irk Dalam Sianita, D., dan Nurcahyati, I. S., 2003,
Limbah Batik Dengan Elektroda Grafit, Kajian Pengolahan Limbah Cair
Skripsi, Semarang, Jurusan Kimia Industri Batik, Kombinasi Aerob-
Fakultas Matematika Dan Ilmu Anaerob Dan Penggunaan Koagulan
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Tawas, Laporan Penelitian, Semarang,
Semarang. Fakultas Teknik Universitas
Octarina, E., 2015, Uji Penurunan kandungan Diponegoro.
BOD dan COD pada Limbah Cair Suprihatin dan Indrasti, N. S., 2010,
Industri Batik menggunakan Scirpus Penyisihan Logam Berat dari Limbah
grossus dan Egeria densa, Skripsi, Cair Laboratorium dengan Metode
Surabaya, Jurusan Teknik Lingkungan Presipitasi dan Adsorpsi, Makara
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Sains, 14 ( 1), 44-50.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Panizza, M., Barbucci, A., Ricotti, R., dan
Cerisola, G., 2006, Electrochemical
Degradation Of Methylene Blue,
Laporan penelitian, Genoa, Department
of Chemical and Process Engineering
University of Genoa.