Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN PHOTOTRANSISTOR UNTUK LAMPU

OTOMATIS

Oleh :
Jihan Febryan Damayanti
(171810201003)
Laela Nur Janah
(171810201004)
Widhi Ari Yudha
(171810201012)
Muhammad Taukhid
(171810201034)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Phototransistor merupakan suatu jenis transistor yang sangat peka terhadap
cahaya yang ada disekitarnya. Ketika basis menangkap cahaya maka collector akan
terhubung dengan emitter dalam hal ini transistor bekerja. Prinsip kerja
phototransistor sama seperti transistor pada umumnya dengan kata lain
phototransistor akan bekerja seperti saklar dengan parameter cahaya untuk
mendapatkan kondisi on dan off.
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan perubahan
besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima
oleh sensor cahaya tersebut. Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
temui pada penerima remote televisi dan pada lampu penerangan jalan otomatis.
Sensor cahaya tipe fotokonduktif akan memberikan perubahan resistansi pada
terminal outputnya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang diterimanya.
Phototransistor adalah suatu transistor yang memiliki resistansi antara kaki kolektor
dan emitor dapat berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Phototransistor
memiliki 2 terminal output dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai resistansi
emitor dan kolektor tersebut akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang
diterima phototransistor semakin tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum penggunaan phototransistor untuk lampu
otomatis adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui karakteristik sensor cahaya phototransistor ?
2. Bagaimana membuat rangkaian dari sensor cahaya (phototransistor) untuk
penerapan lampu otomatis?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik sensor cahaya phototransistor.
2. Mengetahui cara membuat rangkaian dari sensor cahaya (phototransistor) untuk
penerapan lampu otomatis.
BAB 2. DASAR TEORI

Phototransistor merupakan jenis transistor yang basisnya berupa cahaya infra


merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan
intensitas cahaya yang diterima phototransistor tersebut. Simbol dari phototransistor
ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Phototransistor


Phototransistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra
merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) dari
phototransistor tersebut. Prisip kerja phototransistor untuk menjadi saklar yaitu saat
pada basis menerima cahaya infra merah maka phototransistor akan berada pada
keadaan jenuh (saturasi dan saat tidak menerima cahaya infra merah phototransistor
berada dalam kondisi mati (cut off).
Stuktur phototransistor mirip dengan transistor bipolar (bipolar junction
transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar dari luar melalui suatu celah
transparan dari luar kamasan taransistor. Celah ini biasanya dilindungi oleh suatu
lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi sambungan basis emitor. Sambungan
antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik dan berfungsi sebagai
fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila tak ada sinar yang masuk,
arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi
photon cukup dan mengenai sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan
elektron akan terjadi dalam depletion region, menyebabkan sambungan menghantar.
Jumlah pasangan hole dan elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan
sebanding dengan intensitas sinar yang mengenainya
Phototransistor merupakan suatu jenis transistor yang sangat peka terhadap
cahaya yang ada disekitarnya. Ketika basis menangkap cahaya maka collector akan
terhubung dengan emitter dalam hal ini transistor bekerja. Prinsip kerja
phototransistor sama seperti transistor pada umumnya dengan kata lain
phototransistor akan bekerja seperti saklar dengan parameter cahaya untuk
mendapatkan kondisi on dan off. Ketika cahaya dengan frekuensi diatas frekuensi
ambang suatu bahan semikonduktor transistor pada daerah basisnya, maka
terbentuklah pasangan elektron dan hole (lubang) sehingga menyebabkan arus seolah-
olah mengalir masuk kedalam basis. Besarnya arus ini bergantung kepada besarnya
intensitas cahaya yang diberikan kepadanya. Daerah utama dari terbentuknya arus ini
adalah daerah persambungan kolektor dan basis.

Gambar 2.2 Struktur phototransistor


Bahan dasar phototransistor pada awalnya terbuat dari bahan semikonduktor
seperti Silikon dan Germanium yang membentuk struktur homo-junction.
Phototransistor saat ini lebih banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti
Galium Arsenide yang tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga
membentuk struktur hetero-junction. Hetero-junction atau heterostructure adalah
struktur yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN.
Phototransistor dapat dioperasikan secara langsung untuk mendapatkan logika output
dari perubahan cahaya yang diterima oleh phototransistor tersebut atau dengan
menambahkan penguat transistor untuk meningkatkan performa dan kecepatan respon
phototransistor.
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Phototransistor, merupakan sensor cahaya yang dapat dioperasikan secara
langsung untuk mendapatkan logika output dari perubahan cahaya.
2. Dioda, merupakan komponen elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi
arus listrik.
3. Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki fungsi sebagai
penguat dan pengendali.
4. Resistor, merupakan komponen elektronika yang berguna untuk menghambat
aliran arus listrik sehingga tidak terjadi short circuit.
5. Sumber tegangan, sebagai sumber tegangan pada rangkaian.
6. Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang
dioperasikan menggunakan listrik.
7. LED adalah komponen yang digunakan untuk diamati adanya arus yang mengalir.

Gambar 3.1 Rangkaian prototipe lampu otomatis dengan phototransistor


BAB 4. PEMBAHASAN

Phototransistor merupakan transistor yang dapat mengubah energi cahaya


menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) internal. Penguat internal yang
terintegrasi ini menjadikan sensitivitas atau kepekaan phototransistor terhadap
cahaya jauh lebih baik dari komponen pendeteksi cahaya lainnya. Cahaya yang
diterima oleh phototransistor akan menimbulkan arus pada daerah basisnya dan
menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan beberapa ribu kali. 
Phototransistor juga merupakan komponen elektronika yang digolongkan sebagai
transduser. Phototransistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya
sehingga memiliki wilayah basis dan kolektor yang lebih besar dibanding dengan
transistor normal umumnya.
Phototransistor pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang
menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya. Percobaan
yang dilakukan menggunakan Livewire. Livewire merupakan sebuah software
simulasi rangkaian elektronik yang menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan
prinsip-prinsip dari sebuah rangkaian elektronika. Rangkaian tersebut merupakan
rangkaian lampu otomatis menggunakan phototransistor. Saat sumber mengalirkan
arus dan phototransistor menerima cahaya maka ada arus yang mengalir ke base
phototransistor sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitter dan akan
mengalir ke LED sehingga LED hidup, dan akan mempengaruhi nilai resistansi. Saat
phototransistor tidak menerima cahaya maka tidak ada arus yang mengalir melalui
base phototransistor sehingga sehingga arus dari VCC tidak terhubung ke emitter
sehingga LED tidak menyala dan tidak akan mempengaruhi nilai resistansi.
KESIMPULAN

Phototransistor merupakan suatu transistor yang sangat peka terhadap cahaya


yang ada disekitarnya. Saat sumber mengalirkan arus dan phototransistor menerima
cahaya maka ada arus yang mengalir ke base phototransistor sehingga arus dapat
mengalir dari kolektor ke emitter dan akan mengalir ke LED sehingga LED hidup.
Saat phototransistor tidak menerima cahaya maka tidak ada arus yang mengalir
melalui base phototransistor sehingga sehingga arus dari VCC tidak terhubung ke
emitter sehingga LED tidak menyala.

Anda mungkin juga menyukai