Krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997, pada tahun 1998 telah
berkembang menjadi krisis multidimensi. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya
tuntutan kuat dari segenap lapisan masyarakat terhadap pemerintah untuk segera
diadakan reformasi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejak itu,
telah terjadi berbagai perubahan penting yang menjadi tonggak dimulainya era
reformasi di bidang politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi, yang dikenal sebagai
reformasi gelombang pertama. Perubahan tersebut dilandasi oleh keinginan sebagian
besar masyarakat untuk mewujudkan pemerintahan demokratis dan mempercepat
terwujudnya kesejahteraan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai dasar sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Melalui Peraturan Presiden Nomor 81 tahun
2010 telah ditetapkan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang memuat
tahapan-tahapan yang menjadi acuan bagi Kementrian/Lembaga, termasuk
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jika berhasil dilaksanakan dengan baik, reformasi birokrasi akan mencapai
tujuan yang diharapkan, di antaranya:
• mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan
publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;
• menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
• meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
• meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;
• meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas
organisasi;
• menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapi
globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
Akan tetapi, jika gagal dilaksanakan, reformasi birokrasi hanya akan
menimbulkan ketidakmampuan birokrasi dalam menghadapi kompleksitas yang
bergerak secara eksponensial di abad ke-21, antipati, trauma, berkurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan ancaman kegagalan pencapaian
pemerintahan yang baik (good governance), bahkan menghambat keberhasilan
pembangunan nasional.
Salah satu prinsip yang harus diterapkan oleh Pemerintah Daerah dalam good
govermen adalah Akuntabilitas dan Transparansi. Akuntabilitas dapat diartikan
sebagai konsep etika dan pertanggungjawaban atar keberhasilan ataupun kegagalan
PENDAHULUAN 1
PENDAHULUAN 2
PENDAHULUAN 3
PENDAHULUAN 4
b. Dinas Daerah
Merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan unsur pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Dinas Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas daerah menyelenggarakan fungsiperumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
sesuai dengan lingkup tugasnya, pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan
lingkup tugasnya, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
e. Kecamatan
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kota yang
dipimpin oleh Camat.Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah.Camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan
PENDAHULUAN 5
Uraian Tata Kerja untuk setiap Perangkat Daerah Pemerintah Kota Makassar di
atur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota tentang Uraian Tugas dan Fungsi
Jabatan Struktural Pada setiap masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Pembinaan dan Pengendalain organisasi perangkat daerah Kota Makassar dilakukan
oleh Gubernur dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, singkronisasi dan
simplifikasi.
PENDAHULUAN 6
SEKRETARIS DAERAH
BAPPEDA ASISTEN BIDANG PEMERINTAHAN ASISTEN BIDANG PEREKONOMIAN, ASISTEN BIDANG KEUANGAN ASISTEN BIDANG ADMINISTRASI
SEKRETARIAT DPRD INSPEKTORAT PEMBANGUNAN DAN SOSIAL DAN PERLENGKAPAN
STAF AHLI
UMUM
1. BAGIAN UMUM 1. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN 1. BAGIAN PEREKONOMIAN DAN 1. BAGIAN KEUANGAN 1. BAGIAN UMUM
2. BAGIAN PERSIDANGAN 2. BAGIAN PERTANAHAN PEMBANGUNAN 2. BAGIAN PERLENGKAPAN 2. BAGIAN PROTOKOL
3. BAGIAN KEUANGAN 3. BAGIAN ORGANISASI DAN TATA 2. BAGIAN KERJASAMA 3. BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT
4. BAGIAN PERLENGKAPAN LAKSANA 3. BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
4. BAGIAN HUKUM DAN HAK AZASI
MANUSIA
LEMBAGA
SATPOL PP BADAN DAN
D I NAS LAIN
RSUD KANTOR
143 KELURAHAN
Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang
tercantum dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.
Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar
diubah menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama menjadi Ujung
Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi
sebagian wilayah kabupaten lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan batas-batas
daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan
Kepulauan, lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangan, nama Kota Makassar dikembalikan lagi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama Kotamadya
Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, hal ini atas keinginan masyarakat yang didukung
DPRD Tk. II Ujung Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan budayawan, seniman,
sejarawan, pemerhati hukum dan pelaku bisnis.
Hingga Tahun 2014 Kota Makassar telah berusia 407 tahun sesuai Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar tanggal 9 Nopember
1607, terus berbenah diri menjadi sebuah Kota Dunia yang berperan tidak hanya sebagai
pusat perdagangan dan jasa tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan pendidikan dan
kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara.
Kota Makassar telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2014 tentang
rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 20114-2019, dimana di dalam
RPJMD tersebut telah memuat target-terget kinerja yang terukur baik terget kinerja
output maupun terget kinerja outcome yang dilaksanakan oleh SKPD. Dalam
perencanaan pembangunan Kota Makassar perlu diperhatikan kondisi atau
dikedepankan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat)
dimasa datang yang merupakan isu strategis (strategic issued)dimanakeadaan yang
apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Isu-isu strategis pembangunan kota
Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan di
Kota Makassar Tahun 2013
Persentase
Kode Wil Kecamatan Luas Area (km2) Terhadap Luas
Kota Makassar (%)
010 Mariso 1,82 1,04
020 Mamajang 2,25 1,28
030 Tamalate 20,21 11,50
031 Rappocini 9,23 5,25
040 Makassar 2,52 1,43
050 Ujung Pandang 2,63 1,50
060 Wajo 1,99 1,13
070 Bontoala 2,10 1,19
080 Ujung Tanah 5,94 3,38
090 Tallo 5,83 3,32
100 Panakukang 17,05 9,70
101 Manggala 24,14 13,73
Biringkanay
110 48,22 27,43
a
111 Tamalanrea 31,84 18,12
7371 Kota Makassar 17.577 100,00
Sumber : RTRW Kota Makassar
Selain memiliki wilayah daratan, Kota Makassar juga memiliki wilayah kepulauan
yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Pulau ini merupakan gugusan
pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau sangkarang, atau
disebut juga pulau-pulau pabbiring, atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan
Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai, Pulau
Lumu-Lumu, Pulau Bonetambung, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Barrang Lompo,
Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Lae-
Lae Kecil (gusung) dan Pulau Kayangan (terdekat). Wilayah Kepulauan Kota Makassar
dapat dilihat pada gambar berikut :
1.3.1.3. Geologi
Wilayah Kota Makassar terbagi dalam berbagai morfologi bentuk lahan. Satuan-
satuan morfologi bentuk lahan yang terdapat di Kota Makassar dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
a. Satuan morfologi dataran aluvial pantai; dan
b. Satuan morfologi perbukitan bergelombang.
1.3.1.4 Hidrologi
Kota Makassar memiliki garis pantai sepanjang 32 km dengan kondisi hidrologi Kota
Makassar dipengaruhi oleh 2 (dua) sungai besar yang bermuara di pantai sebelah barat
kota. Sungai Jene’berang yang bermuara di sebelah selatan dan Sungai Tallo yang
bermuara di sebelah utara. Sungai Je’neberang misalnya, mengalir melintasi wilayah
Kabupaten Gowa dan bermuara di bagian Selatan Kota Makassar merupakan sungai
dengan kapasitas sedang (debit air 1-2 m3/detik). Sedangkan Sungai Tallo dan Pampang
yang bermuara di bagian Utara Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah
berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5 m 3/detik di musim kemarau. Selain itu, dipengaruhi
juga oleh sistem hidrologi saluran perkotaan, yakni kanal-kanal yang hulunya di dalam
kota dan bermuara di laut.
1.3.1.5 Klimatologi
Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim sedang hingga tropis. Suhu udara rata-
rata Kota Makassar dalam 10 tahun terakhir berkisar antara 24,5°C sampai 28,9°C dengan
intensitas curah hujan yang bervariasi. Intensitas curah hujan tertinggi berlangsung
antara bulan November hingga Februari. Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan
timbulnya genangan air di sejumlah wilayah kota ini. Selain itu, kurangnya daerah
resapan dan drainase yang tidak berfungsi dengan baik memicu timbulnya bencana
banjir.
Tabel 2.2
Daerah Resapan Air (Ha) Berdasarkan Jenisnya, 2009
Danau Rawa Sungai
Total Luasan
84,95105999 382,6467371 530,198464
Sumber : RTRW Kota Makassar
Tabel 2.3
Lokasi Resapan Air Di Kota Makassar
No. Kelurahan Luas (km2)
1. Kelurahan Bangkala 0,747427325
2. Kelurahan Batua 0,184961187
3. Kelurahan Manggala 0,488360927
4. Kelurahan Tamangapa 3,464905307
Total Luasan 4,885654745
Sumber : RTRW Kota Makassar
Tabel 2.6
Kondisi Eksisting Ruang Terbuka Hijau Kota Makassar
LUASKECAMATAN LUAS RTH PERSENTASE
NO KECAMATAN
(Ha) (Ha) (%)
1 Biringkanaya 3.163,81 269,14 1,540
2 Bontoala 147,58 6,31 0,036
3 Makassar 251,06 8,67 0,050
4 Mamajang 241,48 6,59 0,038
5 Manggala 2.302,23 60,50 0,346
6 Mariso 228,44 10,14 0,058
7 Panakkukang 1.414,17 67,86 0,388
8 Rappocini 1.207,32 25,04 0,143
9 Tallo 903,40 392,60 2,247
10 Tamalanrea 4.312,68 186,61 1,068
11 Tamalate 2.627,40 204,04 1,168
12 Ujung Pandang 282,64 15,89 0,091
13 Ujung Tanah 189,70 9,26 0,053
14 Wajo 204,11 1,94 0,011
Total 17.476,01 1.264,58 7,236
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah, 2014
Undang-undang penataan ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun
2008 mengamanahkan luasan RTH sebesar 30% dengan alokasi persentase untuk RTH publik 20%
dan RTH privat 10%, maka pengembangan RTH Kota Makassar didorong untuk memenuhi luasan
minimal tersebut.Konsep pengembangan luas Ruang Terbuka Hijau Kota Makassar dilakukan
dengan membagi wilayah kota kedalam 3 kawasan dengan alokasi persentase RTH publik dan
RTH privat pada masing-masing kawasan, yaitu :
a. Kawasan kota yang sudah terbangun, arahan pengembangan RTH publik minimal 10% dari luas
kawasan dan RTH privat minimal 20% dari luas kawasan;
b. Kawasan kota yang belum terbangun arahan pengembangan RTH publik minimal 20% dari luas
kawasan dan RTH privat minimal 20% dari luas kawasan; dan
c. Kawasan reklamasi arahan pengembangan RTH publik minimal 30% dari luas kawasan dan RTH
privat minimal 20% dari luas kawasan.
a) Kawasan Perumahan
Dari rencana pengembangan kawasan permukiman dalam Tata Ruang Kota
Makassar, arahan pengembangannya dikelompokkan dalam kategori pengembangan
kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi, sedang, dan rendah.
Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi meliputi : Kecamatan Bontoala,
Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, Sebagian Kecamatan Mariso, sebagian
Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tallo,
sebagian Kecamatan Tamalate, Kecamatan Ujung Pandang, sebagian Kecamatan Ujung
Tanah, dan Kecamatan Wajo.
Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang meliputi : sebagian Kecamatan
Biringkanaya, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan Mariso, sebagian
Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tallo,
sebagian Kecamatan Tamalanrea, sebagian Kecamatan Tamalate dan sebagian
Kecamatan Ujung Tanah.
Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah meliputi : sebagian Kecamatan
Biringkanaya, sebagian Kecamatan Manggala, sebagian Kecamatan Panakkukang,
sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan Tamalanrea, sebagian Kecamatan
Tamalate, sebagian Kecamatan Ujung Pandang danaebagian Kecamatan Ujung Tanah.
c) Perkantoran
Kawasan perkantoran meliputi:kawasan perkantoran pemerintahan (tingkat provinsi
tingkat kota, tingkat kecamatan dan/atau kelurahan, pemerintahan pusat) dan
perkantoran swasta.
d) Kawasan Industri
f) Kawasan Pariwisata
Kawasan Pariwisata Kota Makassar meliputi : kawasan Pariwisata Budaya (benteng
Fort Rotterdam, benteng Somba Opu, makam Raja-Raja Tallo, makam Pangeran
Diponegoro, Monumen Korban 40.000 Jiwa, Monumen Emmy Saelan, Museum Kota,
Masjid Raya, Gereja Katedral, Klenteng Ibu Agung Bahari, dan kawasan China Town),
Kawasan Pariwisata Alam (pantai Losari, pantai Akkarena, pulau Kayangan, pulau
Samalona, pulau Kodingareng Keke, pulau La’jukang), Kawasan Pariwisata Buatan.
Secara lengkap Pola Ruang Kota Makassar dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.4
Peta Pola Ruang Kota Makassar
Adapun rencana Struktur RuangKota Makassar dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.5
Peta Struktur Ruang Kota Makassar
1.3.1.3. Perumahan
Perumahan dan permukiman yang baik seharusnya memiliki infrastruktur dasar
yang baik agar tercipta lingkungan yang sehat sebagai penunjang dalam aktivitas sosial
dan ekonomi. Infrastruktur tersebut antara lain air bersih, sanitasi, jalan lingkungan,
kelayakan kondisi rumah dan lingkungan permukimannya. Beberapa permasalahan
terkait urusan perumahan yang perlu menjadi perhatian diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Perlunya peningkatan ketersediaan prasarana penunjang permukiman sehat
seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air limbah dan air hujan, ketersediaan
air bersih, dan ketersediaan ruang publik.
2) Masih terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori kumuh
1.3.1.4. Perhubungan
Permasalahan pembangunan urusan perhubungan pada periode tahun 2014 - 2019
yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah .
1) kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh padatnya kendaraan juga prediksi
kemacetan akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
kendaraan Kota Makassar
2) kondisi kuantitas dan kualitas angkutan umum yang memerlukan pembenahan,;
1.3.1.6. Pertanahan
Tertibnya administrasi pertanahan merupakan salah satu indikator kepastian
kepemilihan lahan. Permasalahan yang masih perlu mendapatkan perhatian pada
periode tahun 2014-2019 untuk urusan pertanahan adalah Administrasi kepemilikan
tanah termasuk asset tanah pemerintah Kota Makassar belum tertib.
BAB
II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 VISI DAN MISI
Visiadalahgambarantentangkondisi Kota Makassar yang
akandiwujudkanpadaakhirperiode 2014-2019.
SubstansiutamadarivisiiniadalahrumusanvisiKapala Daerah danWakilKepala Daerah yang
penjelasanvisinyadijabarkansecarateknokratissesuaisistemperencanaanpembangunanda
erah. Selainitu, rumusanvisiinijugamemperhatikanvisi Kota Makassar dalam RPJPD 2005-
2025 danvisiPemerintahProvinsi Sulawesi Selatan 2013-2018.
Visi Kota Makassar 2005-2025 adalah“Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga,
Pendidikan, BudayadanJasa yang Berorientasi Global, BerwawasanLingkungandan
Paling Bersahabat”. VisiPemerintahProvinsi Sulawesi Selatan dalam RPJMD 2013-2018
adalah“Sulawesi Selatan sebagaiPilarUtama Pembangunan
NasionaldanSimpulJejaringAkselerasiKesejahteraanpadaTahun 2018”. Terhadapvisi
Kota Makassar dalam RPJMPD 2005-2025, perhatiandifokuskanpadaprioritaskebijakan
yang menjadiarahan RPJPD untuk RPJMD periode 2014-2019.
TerhadapvisiPemerintahProvinsi Sulawesi Selatan 2013-2018,
perhatiandifokuskanpadaprioritaskebijakan yang relevandenganisustrategis Kota
Makassar.
Berdasarkananalisisterhadappermasalahanpembangunandanisustrategisdaerah
Kota Makassar denganmemperhatikansepenuhnyavisikepaladaerahterpilih,
makaVisiPemerintah Kota Makassar 2014-2019 adalah:
(2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia, yang mencakup
Sub Misi :
a. penyelesaian masalah banjir
b. pembentukan badan pengendali pembangunan kota
c. pembangunan waterfront city
d. penataan transportasi public
e. pengembangan infrastruktur kota
f. pengembangan pinggiran kota
g. pengembangan taman tematik
h. penataan lorong.
(3) Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas
korupsi, yang mencakup Sub Misi :
a. peningkatan pendapatan asli daerah
b. peningkatan etos dan kinerja aparat RT/RW
c. peningkatan pelayanan di kelurahan
d. pelayanan publik langsung ke rumah
e. pengembangan pelayanan publik terpadu di kecamatan
f. modernisasi pelayanan pajak dan distribusi
g. pengembangan akses internet pada ruang public
h. penguatan badan usaha milikdaerah
Tabel 4.1
Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan
No Misi Tujuan Sasaran
1 Merekonstruksi Nasib Mewujudkan peningkatan Terwujudnya pemerataan
Rakyat Menjadi kualitas pendidikan akses layanan pendidikan
Masyarakat Sejahtera masyarakat yang berkualitas dan berdaya
Standar Dunia saing pada semua jalur dan
jenjang pendidikan (1)
Meningkatnya mutu
pendidikan pada seluruh
jenjang pendidikan (2)
Meningkatnya kemampuan
literasi masyarakat (3)
Mewujudkan peningkatkan Terwujudnya pelayanan
derajat kesehatan kesehatan yang bermutu dan
masyarakat terjangkau (4)
Berkurangnya kasus penyakit
menular dan penyakit
endemik (5)
Berkembangnya layanan
kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana (6)
Terwujudnya pola hidup
sehat masyarakat
(7)
Mewujudkan peningkatan Terpenuhinya kebutuhan
pendapatan masyarakat lapangan kerja dan
kesempatan berusaha (8)
Meningkatnya kesejahteraan
keluarga (9)
Suatu prioritas pembangunan daerah tahun 2015 pada dasarnya adalah gambaran
prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program
pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana. Pada tahun 2015, tantangan eksternal
berupa berlakunya pasar bebas AEC sudah mulai operasional. Selain itu, implementasi
kebijakan dari RPJMN 2015-2020 juga sudah mulai berjalan. Secara internal, tahun ini
merupakan tahun awal akselerasi dari pencapaian visi-misi RPJMD, khususnya yang
terkait dengan 24 jalur perubahan yang dicanangkan walikota dan wakil walikota.
Berdasarkan konteks itu, prioritas pembangunan pada tahun 2015 diarahkansebagai
mana pada table berikut :
% Luas 56%
Cakupan Data,
Informasi dan
Kajian dalam
pengurangan
resiko
bencana
8 Pemukiman Meningkatnya Program Rumah Jumlah dan % 20 unit Dinas
sehat bagi kualitas dan Beton Bersubsidi korban Perumahan
masyarakat kelayakan huni kebakaran dan dan Gedung
perumahan bencana Pemerintah
masyarakat (34) lainnya yang
mendapatkan
bantuan
rumah model
knokct down
Program Jumlah dan % 0 Unit Dinas
Pengembangan orang miskin Perumahan
Perumahan yang dan Gedung
terfasilitasi Pemerintah
akses kredit
dan subsidi
perumahan
Jumlah dan % 100 Unit Dinas
rumah orang Perumahan
miskin yang dan Gedung
menjadi layak Pemerintah
huni melalui
bedah rumah
TABEL 2.
INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
AKUNTABILITAS KINERJA
Kota Makassar telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah
(RPJMD) melalui Perturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Daerah Kota Makassar tahun 2014-2019. RPJMD Kota Makassar telah
mempedomani Permendagri Nomro 54 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Tabel 2.1
Sekala Nilai Peringkat Kinerja
INTERVAL NILAI REALISASI KRETERIA PENILAIAN
No
KINERJA REALISASI KINERJA
91% < 100% Sangat Tinggi
76% < 90% Tinggi
66% < 75% Sedang
51% < 65% Rendah
< 50% Sangat Rendah
Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Makasar tahun 2015 diukur dari tingkat
keberhasilan pencapaian Tujuan dan Sasaran RPJMD 2014-2019 yang menuat 12 Tujuan
dan 50 Sasaran.
Tujuan yang termuat dalam RPJMD Kota Makassar adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
2. Mewujudkan peningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat
4. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berdaya saing, berbudaya dan relegius
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tentram dan damai
6. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dasar dengan kapasitas dan
kualitas yang setara dengan standar dunia
7. Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian ling- kungan hidup kota
8. Mewujudkan pemukiman sehat bagi masyarakat
9. Meningkatkan pemanfaatan dan Penataan Ruang Wilayah termasuk pertanahan
secara terpadu dan konsisten
10. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi
Tujuan tersebut di-breakdown lebih lanjut menjadi 50 Sasaran, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Terwujudnya pemerataan akses layanan pendidikan pada semua jalur dan jenjang
pendidikan
2. Meningkatnya mutu pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan
3. Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat
4. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
5. Berkurangnya kasus penyakit menular dan penyakit endemik
6. Berkembangnya layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
7. Terwujudnya pola hidup sehat masyarakat
8. Terpenuhinya kebutuhan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
9. Terwujudnya jaminan sosial keluarga serba guna
10. Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing
11. Berkembangnya K-UMKM dan ekonomi kreatif
12. Meningkatnya produksi perikanan dan kelautan serta kesejahteraan nelayan
13. Meningkatnya usaha pertanian yang mempunyai nilai tambah tinggi dan peluang
pasar
14. Berkembangnya pusat perdagangan dan jasa
15. Berkembangnya pusat industri pengolahan strategis
16. Meningkatnya daya saing pariwisata
17. Meningkatnya kualitas kehidupan pemuda dan olah raga
18. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat
19. Meningkatnya keberdayaan perempuan dan perlindungan anak
20. Meningkatnya pelayanan rehabilitasi sosial
21. Terwujudnya masyarakat yang religius dan berakhlak mulia serta memiliki toleransi
antar umat beragama
22. Terwujudnya masyarakat yang menjunjung tinggi dan mempertahankan nilai-nilai
budaya
23. Meningkatnya ketentraman, ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan
24. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan korban
bencana dan bahaya kebakaran
25. Berkembangnya transportasi publik dan pemenuhan infrastruktur perhubungan
lainnya
26. Meningkatnya keterpenuhan dan kualitas sistem drainase dan penanganan banjir
27. Meningkatnya kapasitas jalan dan jembatan bagi aksesibilitas antar wilayah
28. Meningkatnya sistem dan jaringan utilitas kota
29. Berkembangnya fungsi ekonomi, ekologi, sosial dan estetika pada kanal dan
Sasaran 1 : Terwujudnya pemerataan akses layanan pendidikan pada semua jalur dan
jenjang pendidikan
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
1 Rasio guru/murid SD/MI : SD/MI 103,7
1 : 45,7 1 : 44
SMP/MTs : SMP/MTs 103,4
1 : 41,4 1 : 40
SMA/SMK/MA SMA/SMK/MA 86
1 : 31,6 1 : 36
APM SD sederajat dan SD/MI : SD/MI : 100,3
APM SMP sederajat 99,7% 100%
SMP/MTs : SMP/MTs : 102,1
97,9% 100%
APM SMA sederajat SMA/SMK/M : 88,44% 101
87,5%
APM PAUD PAUD : PAUD : 105
61,70% 62,03
Jumlah peserta didik Belum ada target
yang melanjutkan untuk tahun 2015
jenjang pendidikan
dengan bantuan dana Belum ada target
deposito pendidikan untuk tahun 2015
Indikator kinerja Program adalah penurunan jumlah Kepala Keluarga Miskin, dengan
target menurunan 1,05% yang diukur melalui perbandingan jumlah rumah tangga miskin
tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diolah dari Susenas 2014, Jumlah KK miskin
tahun 2014 adalah sebanyak 57.569 rumah tangga miskin dan tahun 2015 adalah sebanyak
55.672 rumah tangga miskin atau terjadi penurunan sebanyak 3,29%. Sehingga capaian
kinerja Program Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan adalah 313%.
Terget kinerja Program berupa jumlah dan persentase kegiatan jaminan sosial serba
guna bagi keluarga miskin dan penyandang disabilitas yang tertangani sesuai SOP / SPM
sebesar 2 % dengan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah PMKS yang mendapatkan jaminan sosial tahun2015
( x= Jumlah Total PMKS yang seharusnyamendapatkan jaminan sosial )
x 100 % ¿
¿
Jumlah PMKS yang tertangani sesuai SOP/SPM sebanyak 5.040 orang dari 442.108 orang.
5040
( x= x 100 %=1,139 % ¿
442.108
Indikator kinerja program diukur dari jumlah Perempuan Kepala Rumah Tangga (PKRT)
Miskin yang diberdayakan. Realisasi kinerja program sudah tercapai 100 orang PKRT miskin
yang diberdayakan dari target 100 orang, sehingga capaian 100%. Data 100 orang PKRT yang
diberdayakan tersebut ada pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Makassar.
Kedua target kinerja untuk Program Pengembangan Ekonomi Kreatif yaitu Jumlah
dan nilai produksi pelaku ekonomi kreatif, telah melampaui target dimana dapt dilihat
dari data Pelaku Ekonomi Kreatif sebagai berikut:
a. Komunitas Film sebanyak 10 pelaku dengan nilai produksi Rp. 240.000.000,-
b. Desain Baju/Sablon sebanyak 3 pelaku dengan nilai produksi Rp. 48.000.000,-
Sasaran 13 : Meningkatnya usaha pertanian yang mempunyai nilai tambah tinggi dan
peluang pasar
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
13 Jumah/% lorong yang 250 lorong 250 lorong 100
memiliki vertical
garden
Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pengembangan
kebun-kebun hijau produktif termasuk lorong-lorong hijau melalui teknologi vertical
Garden. Indikator kinerja program diukur melalui jumlah Vertical Garden yang dimiliki
lorong-lorong di kota Makassar. Target kinerja Program adalah 250 lorong memiliki
vertical garden dengan realisasi mencapai 250 lorong atau 100%. Dari 250 lorong yang
ditargetkan tersentuh dengan berbagai kegiatan, sebanyak 42 lorong yang merupakan
pilot project percontohan yang tersebar di 14 kecamatan. Setiap kecamatan terpilih 3
lorong dimana titiknya ditentukan oleh kepala kecamatan selaku aparat pemerintah
setempat sekaligus tokoh yang dinilai mengetahui secara detail lokasi masing-masing.
Sementara 208 lorong selebihnya mendapatkan pembinaan dan pendampingan berupa
sosialisasi, pelatihan dan bantuan tanaman/bibit dan juga perlengkapan lainnya yang
berkenaan dengan penataan lorong garden.
Sasaran 21 : Terwujudnya masyarakat yang religius dan berakhlak mulia serta memiliki
toleransi antar umat beragama
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
21. Jumlah kegiatan 100% 100% 100
keagamaan yang
difasilitasi
Persentase organisasi 108 Organisasi 1o8 Organisasi 100
kemasyarakatan
/politik mitra yang
aktif, terdaftar dan
telah mendapatkan
pembinaan dalam
penguatan kesatuan
bangsa
Target kinerja berupa persentase lembaga dan bantuan keagamaan yang terbina
sebesar 100%. Kinerja Program diukur melalui jumlah lembaga keagamaan yang dibina
berbanding target lembaga keagamaan yang dibina. Lembaga keagamaan yang dibina
tahun 2015 sebanyak 75 lembaga dari target 75 lembaga (100%) atau dengan capaian
kinerja Prorgam 100%.
Indikator kinerja Program ini diukur melalui data jumlah Ormas dan Orpol dibagi
dengan jumlah Ormas dan Orpol yang aktif dan terdaftar serta mendapat pembinaan
dimana data tahun 2015 terdapat 108 Ormas/Orpol yang mencapat pembinaan dari 554
Jumlah Kerusakan
Tahun Kecamatan Kerugian (Juta)
KK Jiwa Bangunan
2015 8 669 774 213 3.556
- Marka jalan
Jumlah ruas jalan dikota makassar berjumlah 197.071 m dan jumlah ruas jalan bermarka
atau yang terpasang 185.857 m, telah dilakukan pemeliharaan pada tahun 2015
sebanyak 10.000 m. Tidak ada penambahan volume ruas jalan bermarka tetapi
dilakukan pemeliharaan ruas jalan bermarka yang telah pudar/terhapus sehingga
jumlah ruas jalan yang bermarka akan tetap sama setiap tahun selama tidak ada
penambahan ruas jalan baru, untuk itu hanya dilakukan Pemeliharaan setiap tahun
Sasaran 27 : Meningkatnya kapasitas jalan dan jembatan bagi aksesibilitas antar wilayah
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
27 Panjang jalan dan Jalan = 0 Km,
jembatan yang Jembatan 2 Unit 2 buah jembatan 100
Sasaran 29 : Berkembangnya fungsi ekonomi, ekologi, sosial dan estetika pada kanal dan
pinggiran
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
29 Jumlah unit dan 7 Km - -
panjang kanal dan
pinggiran kanal yang
mencapai perbaikan
fisik lokasi
Jumlah unit usaha 25 Usaha 28 Usaha 112%
mikro/kecil yang
berkembang di
No
Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Pemilik/ P.Jawab Gol Ush Kegiatan Usaha
.
Usaha Menengah
Bahan Bangunan
1 CV. Achmad Ravirah Jl. Andi Tonro No. 35C H. Achmad PM Konstruksi
Pengembang
Jl. Letjen Mappaoudang
2 CV. Adhitya Sakti Ahmad Saleh, SH PM Atk Barang Cetakan
No.41
Bahan
3 PT. Adi Reswara Jl. Korban 40,000 No.126 Irsyad Yacub, SE PM
Bangunan/Konstruksi
Bahan Bangunan
4 Agung Jaya Jl. Abd Dg.Sirua No 119 a Kwong Robert Buce PM
Alat-Alat Musik
5 Alka Jaya Abdullah Dg. Sirua No.95 Albert Tendra PM Bahan Bangunan
6 UD. Anugerah Rappocini Raya No.62 Muh. Junaedy Faisal PM Kendaraan Bermotor
ATK, Suku Cadang
CV. Asri Gityan Jl. Pajjenekang Lr.124-
7 Asri Ovo PM Komputer, Perabot
Kencana E/35
Rumah Tangga
PT. Baderah Rafid Hasil Pertanian
8 Jl. Sibula Dalam no.59 M. Hatta PM
lambau Perkebunan
Jl. Abdullah Dg. Sirua no. Bahan bangunan
9 CV. Batu Besi Indah Elies Z Rusdyaty PM
168 /Konstruksi
PT. Bosowa Berlian
10 Jl. Urip Simuharjo No.128 H. Sadikin Aksa PM Kendaraan Bermotor
Motor
Bosowa Wisata Jl. Urip Sumaharjo IR. H.M. Ridwan Jasa Pariwisata dan
11 PM
International No.163 Abdullah, M.Sc Penyewaan Kamar
Usaha Kecil
12 "88" Jl. Urip Sumaharjo No.17 Jemmy John PK Toko Kaca Mata
13 "41" Kangkung No.41 Hentory Yosry PK Barang Klontong
14 "59" Jl. Butung no.38 Wendy Gosal PK Barang Plastik
15 23 Toko Butung No.23 Jap Le Kiong PK Pakaian Jadi
Bahan Bangunan
16 UD. AGUS Borong Raya no.94 H. Abd Halim S PK
(Kayu)
17 ANDA Bonto Dg. Ngirate No 17 Daud Siampa PK Barang Klontong
Bahan
18 CV. ANYAR Jl. Kamboja No.8 Frans Wijaya PK
bangunan/Konstruksi
Jl. Gusung Toa (GS
19 ARFA Boby Dg. Nangka PK Rental Motor
Jonga) No20
Jasa
20 ASRI Jl. Pajjenekang No.60 M. Anwar Said PK
periklanan/Reklame
21 CV. AYU Jl. Pampang I Lr.I Nur Rahmat PK Wartel
Sasaran 32 : Berkurangnya pencemaran tanah, air, udara dan kerusakan lingkungan karena
dampak pembangunan
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Selama tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar telah
memfasilitasi diterbitkannya 18 Izin Lingkungan dengan rincian sebagai berikut:
a. 4 Izin Lingkungan berupa AMDAl
b. 1 Izin Lingkungan berupa DELH
c. 7 Izin Lingkungan berupa UKL-UPL, dan
d. 6 Izin Lingkungan berupa DPLH
Selain memfasilitasi penerbitan izin lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kota Makassar juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen
lingkungan. Tahun 2015 terdapat 10 kegiatan pengawasanyang dilaksanakan pada tahap
konstruksi pembangunan kegiatan dan/atau usaha. Sehingga dapat dihitung realisasi
kinerja yaitu 55,5%. Pengawasan juga dilakukan terdapat 24 pengaduan masyarakat
terkait pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup. Pos Pengaduan dan
Indiktor kinerja diukru dari unit rumah model knock down yang terbangun dimana
hanya terealisai 1 unit dari 20 unit yang ditargetkan atau dengan capaian kinerja 5%.
Kinerja Program diukur dari bedah rumah oang miskin dengan realisasi 100 unit dari
target 100 unit atau dengan capaian kinerja Program 100%.
Kinerja Program diukur melalui bangunan pemerintah yang dibangun dan direhabilitasi
dengan target 40 unit dan telah terealisasi semua (100%)
Kinerja Program diukur melalui Jumlah pelangaran terhadap RTRW dan RDTR dibagi
dengan jumlah laporan pelanggaran RTRW dan RDTR. Jumlah pelanggaran terhadap RTRW
dan RDTR pada tahun 2015 adalah sebanyak 897 pelanggaran, sedangkan jumlah aduan
Sasaran 39 : Terwujudnya administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif serta dapat
diakses publik
N0 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
39 % SKPD yang difasilitasi 100% 100% 100
laporan kinerjanya
untuk berstatus baik
% laporan kinerja SKPD 10% 9,6 96
yang terpublikasikan
Indikator kinerja diukur melalui laporan kinerjanya bersatatus baik. Adapun laporan
kinerja yang menjadi target Program adalah Rencana Kerja, RKA dan DPA SKPD, Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Evaluasi Renja SKPD, Laporan Monitoring dan
Evaluasi. Untuk semua dokumen dan laporan tersebut semua dilakukan fasilitasi oleh
Bappeda baik melalui Asistensi, pendapingan, Bintek dan Sosialisasi sehingga capaian
kinerja Program 100% sesuai target kinerjanya.
Indikator kinerja Prorgam diukur dengan jumlah SKPD yang laporan kinerjanya
terpublikasi dengan target 10%. SKPD tersebut adalah BAPPEDA, DUKCAPIL, DISNAKER,
PU, dan RSUD yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan website yang terkoneksi
dengan web Kota Makassar www.makassarkota.go.idatau 9,6%. Capaian kinerja Program
adalah 96%.
NILAI UNSUR
No UNSUR PELAYANAN
PELAYANAN
1 Prosedur Pelayanan 3,28
2 Persyaratan Pelayanan 3
3 Kejelasan petugas Pelayan 3,1
4 Kedisiplinan petugas pelayanan 3,1
5 Tanggungjawab petugas Pelayanan 3,1
6 Kemampuan petugas pelayanan 2,9
7 Kecepatan Pelayanan 2,13
8 Keadilan mendapatkan pelayanan 3
9 Kesopanan dan keramahan petugas 3,29
10 Kewajaran biaya pelayanan 2,9
11 Kepastian biaya pelayanan 2,8
12 Kepastian jadwal pelayanan 2,7
13 Kenyamanan Lingkungan 3,2
14 Kenyamanan pelayanan 3,2
Ini berarti dari 75 % yang ditargetkan dalam SOP/SPM, terealisasi sebesar 0,37%.
Sehingga tingkat capaian kinerja yang diperoleh sebesar 166,7 %. Persentase capaian
ini diperoleh dari :
persentase realisasi capaian kinerja 0,37 %
( x= x 100 %) atau ( x= x 100 %=0,49 % ¿
Persentase Target Kinerja 75 %
Sasaran 1 : Terwujudnya pemerataan akses layanan pendidikan pada semua jalur dan jenjang
pendidikan
Sasaran 5 : Berkurangnyakasuspenyakitmenulardanpenyakitendemik
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Berkurangnyak Program 5113053000 4978636200 Dinas
asuspenyakitm Pencegahan dan Kesehatan
enulardanpeny Penanggulangan
97,37
akitendemik Penyakit Menular
(5) 1. Penanggulanga 1353200000 1308861000
nPenyakitDem
amBerdarah 96,72
Dengue
2. PengendalianP 300825000 295600000
enyakit
Tuberculosis 98,26
( TB ) Paru
3. KoordinasiTekn 68396800 68396800
isPengendalian
PenyakitMenul 100,00
ar
4. Pembinaan 105525300 105525300
Program dan
Pengendalian 100,00
Malaria
5. PengendalianP 273922300 269943500
enyakitTidakM 98,55
enular (PPTM)
6. Pembinaan 341500000 316700000 92,74
dan
Pemantauan
Pelayanan
Emergency
Perkotaan dan
Kegawatdarura
tan
Sasaran 6 : Berkembangnyalayanankesehatanreproduksidankeluargaberencana
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Berkembangnya Program 1.570.824.000 1.568.524.000 Badan KB
layanankesehat Pelayanankeluar
anreproduksida gaberencana 99,85
Sasaran 13 : Meningkatnya usaha pertanian yang mempunyai nilai tambah tinggi dan peluang
pasar
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Meningkatnya Program 6.249.489.500,0 6.186.477.700,0 98.99 Dinas
usaha pertanian Pengembangan 0 0 Kelautan,
yang Pertanian Perikanan,
mempunyai Vertical Garden Pertanian
nilai tambah 1. Pelatihan 501.695.600,00 501.695.600,00 dan
tinggi dan Pengembangan 100.00 Peternakan
peluang pasar Tekhnologi
(13) Hortikultura
2. Pengawasan 143.293.600.00 143.290.600,00
dan 100.00
Pemantauan
Benih dan Bibit
Hortikultura
3. Pengembangan 5.101.356.500,0 5.050.688.500,0 99.01
Kebun Lorong 0 0
Hijau Produktif
4. Pekan 66.032.000,00 63.696.200,00 96.46
florikultura
nasional
5. Pameran 65.613.500,00 55.613.500,00 84.76
pembangunan
6. Pengembangan 371.497.300.00 371.493.300,00
laboratorium 100.00
kultur jaringan
dan green
house
Sasaran 21 : Terwujudnya masyarakat yang religius dan berakhlak mulia dan memiliki toleransi
antar umat beragama
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Terwujudnya Program Bagian
masyarakat Peningkatan 10.410.248.500 10.327.610.300 99,21 Kesra
yang religius Mental Spiritual
dan berakhlak 1. Penyelenggara
mulia dan an hari-hari
memiliki besar
toleransi antar Keagamaan
umat beragama Kota Makassar 718.669.600 713.669.550 99,30
(21) Tahun 2015
2. Pelayanan
pemberangkat
an dan
pemulangan 191.008.900 190.852.200 99,92
jamaah haji
3. Peningkatan 3.544.345.700 3.543.444.500 99,97
kesejahteraan
imam rawatib
dan guru
mengaji
7. Safari
Ramadhan &
Amalia 275.778.400 247.778.000 89,85
Ramadhan
8. Pembinaan
Baca Tulis Al- 401.234.500 401.231.900 100,00
Quran
9. Peningkatan
kesejahteraan 327.263.400 315.459.800 96,39
Muballigh
10.Pembinaan
qori/qoriah,
hafidz/hafidza,
mufassir/mufa
ssirah Kota 219.978.500 219.976.000 100,00
Makassar
11.Pengiriman
kafilah STQ 280.785.400 270.372.350 96,29
tingkat provinsi
12.Pembinaan dan
pengembangan
mental spiritual 2.010.900.500 2.000.946.200 99,50
kemasyarakatan
13.Peningkatan
kesejahteraan
penghafal
alquran Kota 364.423.800 358.422.800 98,35
Makassar
Program 3.203.162.900 3.192.002.900 99,65 Badan
Pendidikan Kesatuan
Politik Bangsa dan
Masyarakat Politik
Dalam
Negeri
Sasaran 27 : Meningkatnya kapasitas jalan dan jembatan bagi aksesibilitas antar wilayah
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Meningkatnya Program 78.680.854.500,00 67.533.387.000,00 85.83 Din
kapasitas jalan Pembangunan as
dan jembatan Jalan dan Pek
bagi Jembatan erj
aksesibilitas aan
antar wilayah Um
(27) um
1. Perencanaan 300.192.200,00 6.382.400,00 2,12
Pembangunan
Jalan
2. Pembangunan 4.712.921.100,00 2.752.136.900,00 58,39
jembatan
3. Perencanaan 950.872.800,00 116.280.000,00 12,22
Pembangunan
jembatan
4. Pengukuran 264.515.900,00 104.245.800,00 39,41
dan
pematokan
jalan
5. Penyusunan 111.589.800,00 94.347.000,00 84,54
/Perencanaan
Program Jalan
& Jembatan
Sasaran 29 : Berkembangnya fungsi ekonomi, ekologi, sosial dan estetika pada pinggiran kanal
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Berkembangnya Program 4.543.499.600,00 4.022.048.500,00 88,52 Dinas
fungsi ekonomi, Pengendalian Pekerja
ekologi, sosial Banjir an
dan estetika Umum
pada pinggiran 1. Normalisasi 1.547.140.000,00 1.360.470.500,00 87,93
kanal (29) /Pengerukan
Kanal Kota
Makassar
2. Rehabilitasi Tdk anggaran - -
dan Penataan
Kanal
3. Rehabilitasi 1.324.493.000,00 1.176.979.000,00 88,87
Rumah Pompa
dan Pintu Air
4. Oprasional 100.200.000,00 100.200.000,00 100
Pengelolaan
pintu air
5. Penyusunan 152.616.600,00 140.071.500,00 91,78
/Perencanaan
Program
Drainase
6. Rehabilitasi 4.712.921.100,00 2.752.136.900,00 58,40
Sedang/Berat
dermaga Kayu
Bangkoa
Program 741.036.200,00 740.145.200,00 99,88 Dinas
Pengembangan Pariwisa
Wisata Kuliner ta dan
Ekonom
i Kreatif
1. Penetapan 516.665.800,00 515.991.700,00 99,87
Ikon Kuliner
Kota Makassar
2. Pemberdayaan 189.370.400,00 189.283.500,00 99,96
Masyarakat di
Biringkanal
Sasaran 32 : Berkurangnya pencemaran tanah, air, udara dan kerusakan lingkungan karena
dampak pembangunan
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Berkurangnya Program 2.249.599.100,00 2.150.384.994,00 95,59 BLHD
pencemaran Pengendalian
tanah, air, Pencemaran dan
udara dan Perusakan
kerusakan Lingkungan
lingkungan Hidup
karena dampak 1. Pemantauan 168.460.600,00 162.007.520,00 96,17
pembangunan Kualitas
(32) Lingkungan
2. Pengawasan 163.393.300,00 160.668.200,00 98,33
Pelaksanaan
Kebijakan
Bidang
Lingkungan
Hidup
3. Pengelolaan B3 253.041.800,00 246.750.674,00 97,51
dan Limbah B3
Sasaran 39 : Terwujudnya administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif serta dapat diakses
publik
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
10 Terwujudnya Program 2.127.996.500 1.939.592.300 91,15 Bapped
administrasi Peningkatan a
pemerintahan Kapasitas
yang efisien dan Kelembagaan
efektif serta Perencanaan
dapat diakses Pembangunan
publik (39) Daerah
1. Peningkatan 1.421.400.000 1.249.450.000 87,90
Kapasitas
Perencanaan
2. Bimbingan 333.628.000 319.575.300 95,79
Teknis
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
3. Sosialisasi 372.968.500 370.567.000 99,36
Kebijakan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Program 3.103.450.400 1.025.770.000 33,05 Dinas
Optimalisasi Kominf
Pemanfaatan o
Teknologi
Informasi
1. Pengelolaan 52.679.700 49.400.000
perangkat
multimedia
dan telematika
2. Kajian dan 55.069.400 51.269.400 93,77
penelitian
terkait
tehnologi
informasi dan
komunikasi di
kota makassar
3. Sosialisasi 100.095.600 98.450.600 93,10
Manfaat Smart
City Bagi
Kelompok
Kepemudaan
Sasaran 46 : Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil serta
pengendalian kependudukan
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Sasaran 46 : Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil serta
pengendalian kependudukan
No Sasaran Program/Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi %
Meningkatnya Program 3.146.567.300,- 3.056.133.200,- 97,12 Dinas
kualitas Penataan Kependuduk
pelayanan Administasi an dan
administrasi Kepandudukan Catatan Sipil
kependudukan 7. Penyediaan 52.690.000,- 52.690.000,- 100
dan catatan sipil Buku Induk
serta penduduk (BIP)
pengendalian 8. Pelayanan 233.947.400,- 228.331.400,- 97,59
kependuduk-an mobile
(46) Dukcapil
9. Peningkatan 374.215.500,- 331.971.300,- 88,71
kualitas
pelayanan
DUKCAPIL
10.Pengelolaan 2.154.775.000,- 2.112.201.100,- 98,02
penerbitan
dokumen
kependudukan
11.Pengawasan 304.834.400,- 304.834.400,- 100
dan penertiban
Dokumen
Kependudukan
12.Pendaftaran 26.105.000,- 26.105.000,- 100
penduduk
rentan
administrasi
kependudukan
BAB
IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.1. SARAN