Anda di halaman 1dari 6

Farmaka

Volume 16 Nomor 1 48

ARTIKEL TINJAUAN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN


RISIKO PENGOBATAN SWAMEDIKASI
Muhammad Jajuli, Rano K. Sinuraya
Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran
Email: Jajulimuhammad@gmail.com

ABSTRAK
Swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan diri sendiri tanpa melalui resep dokter.
Dalam pengobatan risiko seperti kesalahan diagnosis, penggunaan dosis obat yang berlebihan,
serta penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek buruk pada pasien. Penulisan artikel
tinjauan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan dan berperan
untuk mencegah risiko yang ditimbulkan dari pengobatan swamedikasi. Artikel disusun dari
artikel yang telah terbit pada Jurnal yang terindeks pada Sciencedirect, Pubmed-NCBI, dan
Google Scholar. Berdasarkan beberapa artikel menyebutkan bahwa iklan, riwayat pengobatan,
kondisi ekonomi, dan edukasi yang diterima pasien menjadi faktor pendorong pilihan
swamedikasi. Faktor edukasi mengenai obat seperti efek samping sangat berperan dalam
mencegah efek samping dari pengobatan swamedikasi.
Kata Kunci: Swamedikasi, risiko swamedikasi, edukasi.

ABSTRACT

Swamedikasi is a self-administered treatment without a prescription. In its treatment such as


misdiagnosis, excessive dosage of drugs, and prolonged use can cause adverse effects on the
patient. Writing this article aims to determine the factors that influence the choice and seek the
risks arising from swamedikasi treatment. Articles are compiled from articles published in
Indexed Journals on Sciencedirect, NCBI, and Google Scholar. Based on some articles
mentioned that advertising, medical history, economic condition, and education are raised to
be the driving factor of swadaikasi choice. Factors affecting the effects of swedicine treatment.

Keywords: Swamedikasi, swamedikasi measurement, education.

Diserahkan: 15 Mei 2018, Diterima 22 Juni 2018

Pendahuluan gejala kronis [1]. Pengobatan sendiri


Swamedikasi merupakan upaya dilakukan apabila memperoleh obat-obatan
pengobatan sendiri tanpa didasari resep tanpa resep, membeli obat berdasarkan
Dokter. Menurut WHO, pengobatan resep lama, pemberian dari teman atau obat
swamedikasi ditujukan untuk menangani keluarga, ataupun penggunaan obat sisa [2].
gejala dan penyakit yang mampu Pemilihan masyarakat dalam menentukan
didiagnosis oleh pasien sendiri atau pengobatan swamedikasi dipengaruhi oleh
penggunaan obat yang telah digunakan beberapa faktor. Periklanan produk,
secara terus-menerus untuk penanganan pengalaman pengobatan, kondisi ekonomi
dan kondisi psikologi [3], edukasi dan
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 49

riwayat pendidikan [4] dapat menjadi faktor kepercayaan konsumen. Konsumen sudah
dalam menentukan pemilihan pengobatan tidak asing dengan khasiat dari suatu
swamedikasi. Walaupun, swamedikasi produk farmasi dikarenakan informasi yang
menggunakan obat dengan efek buruk yang didapat dari iklan dari media seperti, iklan
minimal pada pasien, namun tetap memiliki televisi maupun internet.
risiko seperti kesalahan diagnosis,
Iklan di televisi berpengaruh
penggunaan dosis obat yang berlebihan,
terhadap pemilihan suatu obat oleh
serta penggunaan jangka panjang dapat
masyarakat. Iklan televisi sangat berperan
menimbulkan efek buruk pada pasien [5].
dalam membentuk persepsi masyarakat
Oleh karena itu, penulisan artikel tinjauan
dibandingkan dengan media lain [6].
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
Munculnya persepsi dapat memicu perilaku
faktor yang mempengaruhi pilihan dan
seseorang [7]. Namun iklan yang beredar di
berperan untuk mencegah risiko yang
televisi pada umumnya tidak
ditimbulkan dari pengobatan swamedikasi.
menyampaikan informasi secara lengkap
Metode mengenai suatu obat. Berdasarkan data
Badan Pengawas Obat dan Makanan, iklan
Penyusunan artikel tinjauan ini
obat yang terdapat di televisi media cetak
dilakukan dengan metode tinjauan pustaka
dan radio tidak mematuhi peraturan
yang didapat dari literatur primer maupun
periklanan obat [7]. Hal ini dapat
literatur sekunder. Literatur primer berupa
menimbulkan persepsi yang salah pada
artikel dari jurnal yang didapat secara
masyarakat mengenai obat untuk
online. Digunakan website pencarian jurnal
swamedikasi.
Pubmed-NCBI, Sciencedirect, dan Google
Scholar, dengan menggunakan kata kunci Suatu penelitian di Jerman
“Self mecication”, “Self-medication trigger menunjukkan perilaku penelusuran terkait
factor” dan “Risk Benefits and Risks of Self topik kesehatan rata-rata setiap bulan pada
Medication”. tahun 2013 berjumlah 400 berdasarkan
gejala dan 1.115 berdasarkan penyakit [8].
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pada data suatu penelitian 41.2% dari 400
Pilihan Pengobatan Swamedikasi
responden konsumen mengetahui obat
Banyaknya produk yang beredar di bebas dari iklan, persentase yang kurang
pasaran membuat persaingan bagi Industri dari 50% menunjukkan bahwa iklan kurang
Farmasi untuk memperkenalkan produk efektif [9].
hasil produksinya. Informasi dan kesadaran
Pengaruh dari pengalaman masa
memiliki peran penting dalam pemasaran
lalu pada pemilihan swamedikasi terkait
produk farmasi untuk mendapatkan
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 50

dengan sikap, biaya, dan penyakit. Biaya penggunaan swamedikasi pada keluarga.
relatif tinggi, komplikasi, serta waktu yang Dari 597 responden anak yang memiliki
diperlukan apabila melakukan perawatan di ayah yang dengan pendidikan hanya sampai
Rumah Sakit ataupun klinik menjadi sekolah dasar dan menengah, anaknya
penghalang. Dengan demikian, pasien melakukan swamedikasi 1.6 kali lebih
mencoba untuk meneruskan pengobatan tinggi dibandingkan Ayah yang memiliki
yang disarankan dari Rumah Sakit ataupun riwayat pendidikan lebih tinggi [12].
klinik dengan pengobatan swamedikasi. Kemudian penelitian dilakukan pada 258
responden, responden dengan riwayat
Penelitian yang dilakukan di Kota
pendidikan rendah cenderung tidak
Wuhan Central China. Sebanyak 258
memperhatikan instruksi pengobatan
partisipan mengungkapkan tidak
dibandingkan dengan responden dengan
melakukan pemeriksaan penyakitnya
riwayat pendidikan yang tinggi, hal ini
kepada dokter dikarenakan gejala penyakit
menyebabkan 17,8% responden mengalami
yang dialami masih ringan (46,4%),
Adverse Drug Reaction (ADR) [10].
kesulitan menemui dokter (22,5%), tidak
Penelitian lain menunjukkan pada 342
ada waktu (11,6 %), biaya medis terlalu
responden dengan mayoritas tingkat
tinggi (11,6%). Sehingga sebagai alternatif
pendidikan menengah, hanya 26%
melakukan pengobatan swamedikasi yang
responden yang mengetahui maksud dai
dapat didorong oleh berasal dari
logo obat dan 28,4% mengetahui definisi
pengalaman pengobatan sendiri (51,2 %),
swamedikasi [13].
saran teman (27,7%), dan majalah atau
iklan (2%) [10]. Dari penelitian lain yang Risiko Swamedikasi pada Kondisi Hamil
dilakukan dengan subjek 213 mahasiswa
Swamedikasi pada kondisi hamil
farmasi menyatakan bahwan sumber
dan menyusui perlu perhatian lebih
informasi pemilihan obat dipengaruhi oleh
mengenai efek dari pengobatan terhadap
pengalaman pribadi (43,2%), Perkuliahan
janin dan bayi. Pengobatan ditujukan untuk
(22,5%), Petugas kesehatan (18,8%),
mengatasi mual, konstipasi, dan migrain
Rekomendasi orang lain (10,3%), serta
[14]. Pengobatan sendiri dipengaruhi
iklan (5,2%) [11].
terutama oleh kerabat atau teman, yang
Hal lain yang dapat mempengaruhi merekomendasikan penggunaan obat herbal
pilihan swamedikasi yaitu faktor riwayat atau obat sintesis. Namun dilaporkan
pendidikan. Riwayat pendidikan memiliki terdapat dua tanaman obat yang paling
peran untuk pasien lebih selektif dalam umum (Arnica montana dan Ruta
menggunakan obat swamedikasi. Riwayat chalepensis) dilaporkan menyebabkan
pendidikan orang tua dapat mempengaruhi aborsi atau toksisitas selama kehamilan
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 51

[14]. Sebuah survei yang dilakukan di Penggunaan swamedikasi golongan


wilayah Midi-Pyrenees di antara pasien obat Analgesik, NSAIDs dan
hamil di ruang tunggu bersalin benzodiazepin mengakibatkan ADR berupa
mengungkapkan bahwa lebih dari 1 dari 10 gastroistestinal [17], bleeding, dan
orang tidak menyadari bahaya aspirin dan kerussakan ginjal atau prankeas [20].
ibuprofen selama kehamilan [15]. Paparan Simpulan dan Saran
NSAID dapat meningkatkan risiko
Pengobatan swamedikasi didorong
prematur atau penyempitan duktus
oleh banyaknya akses informasi melalui
arteriosus, hipertensi pulmonal janin
iklan ataupun internet serta cara
persisten, perdarahan intrakranial dan
mendapatkan obat dengan biaya yang
toksisitas ginjal di janin [15].
murah dan cepat dibandingkan melalui
Pada umumnya wanita hamil
resep Dokter. Selain faktor tersebut, faktor
beranggapan kalau pengobatan
pengetahuan mengenai obat seperti efek
swamedikasi selama masa kehamilan tidak
samping sangat berperan dapat mencegah
berbahaya asalkan dengan menggunakan
efek samping dari pengobatan tersebut.
obat secara hati-hati [16].
Pengetahuan pasien mengenai pengobatan
Risiko Adverse Drug Reaction (ADR)
swamedikasi menuntut peran tenaga medis
Pengobatan swamedikasi dapat
profesional (Dokter atau Apoteker atau staf
menimbulkan efek yang bermanfaat apabila
medis lainnya) untuk memberikan edukasi
penggunaannya secara teratur. Namun
mengenai pengobatan swamedikasi yang
tanpa mengetahui informasi pengobatan
dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko
bisa memicu timbulnya ADR. Sebuah
ADR terlebih kepada pasien dengan kondisi
penelitian menyebutkan bahwa 1.72% dari
tertentu, seperti hamil, penurunan atau
9.78% pasien membutuhkan perawatan di
kerusakan fungsi ginjal dan hati.
Unit Gawat Darurat dikarenakan
pengguanaan oabt swamedikasi, Hal ter Daftar Pustaka

[17]. Penelitian lain menyebutkan yang [1] WHO (2000) Guidelines for the
Regulatory Assessment of Medicinal
dilakukan di Jerman bahwa 7000 pasien Products for Use in Self-Medication.,
yang dirawat di Rumah Sakit menunjukkan Geneva. Terdapat pada:
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s
ADR 3,9% diakibatkan oleh penggunaan
2218e/s2218e.pdf. Diakses: 4 April
swamedikasi [18]. Timbulnya efek ADR 2018.
disebabkan kurangnya kewaspadaan dalam [2] Adhikary, M., Tiwari, P., Singh, S., &
penggunaan obat swamedikasi mengenai Karoo, C. (2014). Study of self-
medication practices and its
potensi efek samping, interaksi obat, dan
determinant among college students of
kapan harus berkonsultasi ke Dokter [19]. Delhi University North Campus, New
Delhi, India. International Journal of
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 52

Medical Science and Public Health, International Journal of


3(4), 406-409. Environmental Research and Public
Health, 15(1), 68.
[3] Hofmeister EH, Muilenburg JL, Kogan
L, Elrod SM. (2010). Over-the-counter [11] Wulandari, A., & Permata, M. (2016).
stimulant, depressant, and nootropic Hubungan Tingkat Pengetahuan
use by veterinary students. J Vet Med Mahasiswa Farmasi ISTN Terhadap
Educ, 37(4):403-16. Tindakan Swamedikasi Demam.
Sainstech Farma, 9(2).
[4] James H, Handu SS, Al Khaja KA,
Otoom S, Sequeira RP. (2006). [12] Lukovic, J. A., Miletic, V.,
Evaluation of the knowledge, attitude Pekmezovic, T., Trajkovic, G.,
and practice of self-medication among Ratkovic, N., Aleksic, D., & Grgurevic,
first-year medical students. Med Princ A. (2014). Self-Medication Practices
Pract, 15(4):270-5. and Risk Factors for Self-Medication
among Medical Students in Belgrade,
[5] M. Hughes, Carmel & C. McElnay,
Serbia. PLoS ONE, 9(12).
James & Fleming, Glenda. (2001).
Benefits and Risks of Self Medication. [13] Harahap, Nur Aini, Khairunnisa,
Drug safety : an international journal Tanuwijaya, Juanita. Pengetahuan
of medical toxicology and drug Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi
experience. di Tiga Apotek Kota Panyabungan.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2017,
[6] Durianto, D. dan Liana, C. 2004.
3.2: 186-192.
Analisis efektivitas iklan televisi
softener soft & fresh di Jakarta dan [14] Angel Josabad Alonso-Castro, Alan
sekitarnya dengan menggunakan Joel Ruiz-Padilla, Yeniley Ruiz-Noa,
consumer decision model. Jurnal Clara Alba-Betancourt, Fabiola
Ekonomi Perusahaan, 11(1):35-55. Domínguez, Lorena Del Rocío Ibarra-
Reynoso, Juan José Maldonado-
[7] Cahaya, N., Adawiyah, S., & Intannia, Miranda, Candy Carranza-Álvarez,
D. (2018). Hubungan Persepsi terhadap Christian Blanco-Sandate, Marco
Iklan Obat Laksatif di Televisi dengan Antonio Ramírez-Morales, Juan
Perilaku Swamedikasi Masyarakat di Ramón Zapata-Morales, Martha Alicia
Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Deveze-Álvarez, Claudia Leticia
Banjarbaru Selatan. Pharmacy: Jurnal Mendoza-Macías, Cesar Rogelio
Farmasi Indonesia. 14(1), 108-126. Solorio-Alvarado, Joceline Estefanía
[8] Lazareva, A. A., & Ogadyarova, O. L. Rangel-Velázquez. (2018). Self-
(2015). The influence of advertising of medication practice in pregnant women
drugs on the level of self–medication. from central Mexico. Saudi
International Student’s Journal of Pharmaceutical Journal,
Medicine, 1(1). [15] Damase-Michel C, Christaud J,
[9] Schweim, H., & Ullmann, M. (2015). Berrebi A, Lacroix I, Montas-truc JL.
Media influence on risk competence in (2009). What do pregnant women
self-medication and self-treatment. know about non-steroidalanti-
GMS German Medical Science, 13. inflammatory drugs?.
Pharmacoepidemiol Drug , 18:1034—
[10] Lei, X., Jiang, H., Liu, C., Ferrier, A., 8.
& Mugavin, J. (2018). Self-Medication
Practice and Associated Factors among [16] Zaki NM, Albarraq AA. (2014). Use,
Residents in Wuhan, China. attitudes and knowledge of medications
Farmaka
Volume 16 Nomor 1 53

among pregnant women: a Saudi study. International Journal of Basic &


Saudi pharmaceutical journal, 22(5): Clinical Pharmacology, 5(1), 196-201.
419-28.
[19] Schmiedl S, Rottenkolber M, Hasford
[17] Asseray N, Ballereau F, Trombert- J, Rottenkolber D, FarkerK, Drewelow
Paviot B, Bouget J, Foucher N, Renaud B, et al. Self-medication with over-the-
B et al. Frequency and severity of counterand prescribed drugs causing
adverse drug reactions due to adverse drug-reaction-relatedhospital
selfmedication: a cross-sectional admissions: results of a prospective,
multicenter survey in emergency long-term mul-ticentre study. Drug Saf
departments. Drug Saf. 2013;36:1159- 2014;37:225—35.
68.
[20] Montastruc, J. L., Bondon-Guitton, E.,
[18] Burute, S. R., Burute, R. B., Murthy, Abadie, D., Lacroix, I., Berreni, A.,
M. B., Karande, V. B., Pore, S. M., & Pugnet, G., & Montastruc, F. (2016).
Ramanand, S. J. (2016). Awareness of Pharmacovigilance, risks and adverse
adverse drug reactions in third MBBS effects of self-medication. Thérapie,
students practicing self-medication. 71(2), 257-262.

Anda mungkin juga menyukai