Anda di halaman 1dari 2

LEAF SAMPLING UNIT (LSU)

 Analisis daun dilakukan untuk mengetahui jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
 Hasil analisis jaringan daun mencerminkan status hara kedalam tiga kategori, yaitu : kurang,
cukup atau berlebihan.
 Aplikasi pupuk HANYA diperlukan apabila status hara termasuk kedalam kategori kurang.

Pengambilan contoh daun untuk kelapa sawit.

 Dapatkan nomor pelepah daun yang akan dijadikan sebagai contoh. Untuk TBM pelepah no. 9,
untuk TM pelepah no. 17, untuk keperluan analisis hara mikro pelepah no. 3.
 Pelepah tersebut dipotong. Apabila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong
melainkan cukup dikait saja.
 Sebanyak 4 anak daun diambil pada posisi tengah pelepah yang biasanya ditandai dengan
adanya duri atau ekor kadal. Jumlah anak daun yang diambil pada posisi tersebut adalah 2 helai
sebelah kiri dan 2 helai sebelah kanan.
 Pangkal dan ujung anak daun dipotong/dibuang masing-masing 1/3 bagian, sedangkan 1/3
bagian tengah dengan panjang sekitar 20 cm yang diambil sebagai contoh.
 Lidi yang terdapat pada contoh tersebut dilepas dan posisi helai anak daun di kiri diletakkan di
kiri dan yang kanan di kanan. Dengan demikian akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang
berjumlah sama dalam setiap bagian.
Soil sampling unit (SSU)

 Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada blok-blok LSU


 Hasil analisis tanah tersebut akan digunakan sebagai pendukung dalam merekomendasikan
pemupukan.
 Tujuan: untuk mengetahui status hara di dalam tanah secara detail pada setiap blok dari waktu
ke waktu.

Pengambilan contoh tanah:

 Lokasi pengambilan sampel tanah sama dengan lokasi pengambilan contoh LSU,

akan tetapi contoh tanah cukup diambil pada pohon nomor ganjil saja.

 Tanah dibor dengan kedalaman masing-masing 0 – 15 cm dan 15 – 30 cm.


 Contoh tanah hasil boring masing-masing sekitar 0,5 kg dikumpulkan secara

terpisah di dalam ember plastik sesuai kedalaman.

 Sejumlah contoh tanah yang sudah terkumpul untuk setiap kedalaman diaduk

sampai homogen, kemudian sebanyak 2 kg diambil dan dijadikan sebagai sebagai

contoh.

 Contoh tanah dimasukan ke dalam plastik dan diberi label berisi: lokasi, no. blok

sesuai blok LSU, kedalaman contoh, tanggal pengambilan contoh

 Contoh tanah selanjutnya dikering-anginkan (bukan dijemur di bawah terik

matahari). Setelah kering angin, tanah dihaluskan menggunakan mortir porselin.

 Lakukan pengayakan dengan ayakan standar 2 mm dan 0,5 mm.


 Ambil contoh tanah yang lolos ayakan 2 mm sebagai fraksi kasar dan sebagai fraksi

halus yang lolos ayakan 0,5 mm masing-masing sebanyak 250 g. Selanjutnya

dianalisis laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai