Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH ASEAN FREE TRADE AREA TERHADAP

PEREKONOMIAN INDONESIA

MUHAMMAD SATRIO ADITAMA


CB201220210

STRATEGI PEMASARAN DAN EKSPOR/IMPOR

ADMINISTRASI BISNIS INTERNATIONAL

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Liberalisasi perdagangan sudah menjadi fenomena yang nyaris tidak dapat


dihindari oleh semua negara sebagai anggota masyarakat internasional dimana
fenomena ini ditengarai oleh terbentuknya blok blok perdagangan bebas, salah
satunya blok perdagangan bebas yang dibentuk secara regional seperti ASEAN
Free Trade Area (AFTA). Ancaman dari pembentukan kerja sama ekonomi
regional pada berbagai wilayah didunia mendorong ASEAN untuk maju pada
langkah pembentukan AFTA, dimana dalam hal ini ASEAN sebagai sebuah
kelompok Negara berupaya memperkuat posisinya dalam system perdagangan
global melalui kerja sama yang baik dengan tujuan untuk menjadikan kawasan
ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN
memiliki daya saing yang kuat di pasar global.

Bagi Indonesia, AFTA merupakan peluang pasar yang besar dan luas
dengan penduduk yang beragam. Hal ini membuat para pelaku usaha tersebut
berupaya mendapatkan pasar untuk mempromosikan produk-produknya selain di
pasar dalam negeri. Selain itu,AFTA diharapkan juga dapat meningkatkan daya
saing melalui produk-produk yang dihasilkanyang akan mendorong perekonomian
Indonesia untuk semakin berkembang. Sebagai suatu system perdagangan bebas
di kawasan Asia Tenggara, AFTA tentunyaakan menimbulkan hubungan
interdependensi dan akan membawa pengaruh terhadap perekonomian Negara
anggota khususnya Indonesia, dimana lalu lintas perdagangan akan bebas tanpa
hambatan tarif bea masuk maupun nontarif. Berkaitan dengan hal tersebut maka
menjadi menarik untuk dibahas mengenai pengaruh AFTA terhadap
perekonomian Indonesia yang tentunya dengan perekonomian yang bersifat
terbuka dan prinsip liberalisasi perdagangan maka menjadi suatu tantangan bagi
Indonesia untuk dapat meningkatkan perekonomiannya melalui AFTA.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan AFTA?
2. Apa tujuan dan manfaat AFTA?
3. Apa tantangan Indonesia dalam menghadapi AFTA?
4. Apa dampak AFTA bagi Indonesia?
5. Bagaimana solusi unruk menyelesaikan masalah AFTA di Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dituliskan makalah ini bertujuan
untuk:

1. Mengetahui definisi dari AFTA


2. Mengetahui tujuan dan manfaat AFTA
3. Mengetahui tantangan Indonesia dalam menghadapi AFTA
4. Mengetahui dampak AFTA bagi Indonesia
5. Mengetahui solusi unruk menyelesaikan masalah AFTA di Indonesia
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Asean Free Trade Area (AFTA)

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-
negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam
rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar
regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah
kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk
0- 5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada


penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan
perdagangan lainnya.Perdagangan bebas juga dapat didefinisikan sebagai tidak
adanya hambatan buatan (hambatan yang dibuat pemerintah) dalam perdagangan
antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara
yang berbeda.

2.2. Tujuan dan Manfaat AFTA

Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara negara ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik
investasi dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN. Menurut
Douglas irwin, seorang ekonomi terkemuka menyatakan bahwa manfaat
perdagangangan bebas ada tiga yaitu :

1. Manfaat langsung,
Manfaat langsung lain dari perdagangan bebas adalah tersedianya barang
yang lebih beragam. Kesejahteraan sebuah masyarakat akan meningkat
bila mereka memiliki beragam jenis barang untuk dipilih. Selain itu,
keragaman jenis barang juga menguntungkan produsen karena ia
membuka kesempatan bagi tumbuhnya produksi barang-barang yang
dibutuhkan untuk memproduksi jenis barang yang lebih beragam dan lebih
murah ongkos produksinya.
2. Manfaat tidak langsung,
Manfaat tak langsung dari perdagangan bebas adalah memperbesar dan
memperluas cakupan bebas pasar, dan karena itu produktivitas pun
meningkat. Dengan meningkatnya produktivitas, meningkat pula standar
hidup warga sebuah negara.Inilah manfaat tak langsung dari perdagangan.
3. Manfaat moral dan intelektual
Sejumlah manfaat tersebut, diantaranya potensi perdagangan bebas untuk
membawa perdamaian dengan menciptakan kesalingtergantungan antar
negara, dan juga kesalingpemahaman dan kerjasama. Bagi negara
berkembang, perdagangan internasional nampaknya bisa mendorong
tumbuhnya rezim dan lembaga negara yang demokratis.Meski manfaat-
manfaat ini sulit untuk diukur secara kuantitatif, semakin banyak kajian
kreatif yang menunjukkan manfaat non-materil dari perdagangan bebas.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Dampak AFTA bagi Indonesia

Dalam hubungan Indonesia dan ASEAN mengenai AFTA bersama negara-negara


besar dunia seperti China, Korea, India, Australia dan Jepang. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwasannya yang dimaksud perdagangan bebas adalah proses
masuknya barang ke wilayah suatu negara yang telah melakukan kesepakatan
perdangan bebas tanpa dikenakan biaya masuk/ pajak/ biaya tambahan yang dulu
dikenakan sebelum adanya kesepakatan perdagangan bebas. Dengan
ditiadakannya biaya masuk untuk setiap barang yang di ekspor oleh negara yang
yang menyepakati perjanjian ke indonesia maupun setiap barang yang di ekspor
oleh indonesia ke negara yang menyepakati perjanjian perdagangan bebas
menimbulkan dampak yang positif serta negatif bagi indonesia.

Dampak positif dari AFTA ini bagi indonesia ialah kini produk-produk Indonesia
dapat dengan mudah berada di kawasan ASEAN dan negara peserta AFTA, hal
ini tentu tidak hanya memberikan keuntungan dengan kemudahan perdagangan
internasional dalam regional ASEAN tetapi juga akan memacu kreativitas dalam
pengusaha-pengusaha indonesia sebab produk-produk negara lain di kawasan
ASEAN dan negara peserta AFTA pun akan marak membanjiri pasar Indonesia,
sehingga jika para pelaku bisnis indonesia meningkatkan kreativitasnya. Selain itu
dampak positif lainnya:

1. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan


masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
2. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor
dan impor.
3. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,
terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru
dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu
yang singkat.
4. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
5. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
6. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

Dampak Negatif dari perdagangan bebas terhadap ekonomi politik Indonesia


antara lain perusahaan-perusahaan transnasional dan pasar modal dunia
membebaskan bisnis dari kekuasaan politik tanpa distorsi oleh intervensi negara.
Dikonklusikan bahwa aktivitas bisnis yang primer dan kekuasaan politik tidak
mempunyai peran lain kecuali perlindungan sistem terhadap perdagangan bebas
dunia. Akibatnya, peran negara sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat
semakin tereduksi oleh kekuatan pasar yang tidak mempunyai agenda sosial dan
usaha pengentasan kemiskinan. Kondisi ini berimplikasi terhadap relasi sosial
yang selalu diukur dari pendekatan dan solusi pasar, serta prinsip ekonomi pasar
yang juga dijadikan tolok ukur untuk mengevaluasi berbagai kebijakan, yang
selanjutnya akan melahirkan arogansi kekuatan kapital dan negara berperan
sebagai ‘tukang stempel’ bagi mereka. Yang mana dalam hal ini akumulasi modal
menjadi prasyarat isi material kelembagaan negara.

3.2.Tantangan yang Dihadapi Indonesia dalam AFTA

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam AFTA diantaranya:


(a) laju inflasi, dimana laju inflasi Indonesia masih tinggi dibandingkan negara
ASEAN lainnya; (b)laju peningkatan kkspor dan impor, dimana perdagangan
Indonesia defisit terhadap beberapa negara ASEAN. Selain itu, juga terdapat
ancaman lain dari China yang mempunyai daya saing dalam sektor industri
petrokimia hulu, baja, tekstil dan produk tekstil, alas kaki serta elektronik yang
harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan produk Indonesia; (c)
kesamaan produk, dimana Indonesia harus meningkatkan nilai tambah bagi
produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan
negara ASEAN lainnya; (d) daya saing SDM, dimana Hard skill dan soft skill
tenaga kerja Indonesia yang masih kurang dibandingkan negara ASEAN yang
lain; (e) dampak negatif arus modal yang lebih bebas, dimana dampak negatif dari
arus modal yang lebih bebas dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran
modal ke negara tertentu yang dianggap memberikan potensi keuntungan lebih
menarik. Hal ini dapat menimbulkan resiko tersendiri bagi stabilitas
makroekonomi Indonesia; (f) kedaulatan negara, dimana kewenangan suatu
negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk
mendorong kinerja ekonomi dalam negeri akan dibatasi dengan adanya integrasi
ekonomi ASEAN. Hal ini merupakan pengorbanan yang besar bagi bangsa
Indonesia khususnya, karena bagaimana mungkin tidak menggunakan kebijakan
fiskal padahal Indonesia menargetkan pendapatan terbesar bangsa Indonesia yaitu
dari sektor perpajakan.

3.3. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah AFTA di Indonesia

Melihat dampak yang lebih banyak merugikan tersebut, kiranya perlu dilakukan
antisipasi yang cepat dan menyeluruh. Dalam mengantisi dampak-dampak
perdagangan bebas yang cenderung kurang menguntungkan bagi Indonesia
tersebut, ada beberapa upaya yang telah ditempuh maupun belum ditempuh oleh
pemerintah. Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belum maupun sudah
ditempuh Indonesia antara lain:

1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk


dalam negeri dengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam
negeri agar lebih berkualitas. Misalnya dengan menggiatkan program Aku
Cinta Produk Indonesia (ACI ).
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau
minimal menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3. Seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah,
agar industri lokal menjadi lebih kompetitif.
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga,
karena negara lain juga melakukan hal yang sama.
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit
usaha dengan bunga yang rendah.
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya
terkait dengan pengamanan pasar dalam negeri.
8. Memperbaikiberbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan
bebas.

Strategi menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China, antara lain:

1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta


penguatan ekspor.”Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan
melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif,
membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses
pembiayaan dan pengurangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik,
pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan
kapasitas kerja,”
2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan
tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal. Namun
pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi dalam
negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian
Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN
sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha
mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum
internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan
kesejahteraan masyarakat dan lainnya,” Kementerian Perdagangan telah
menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam
negeri.
BAB 4

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN salah satunya di bidang


perdagangan yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area) yaitu dimana negara-negara
yang berada di kawasan ASEAN dapat melakukan perdagangan bebas untuk
melakukan ekspor impor tanpa dikenakan bea cukai dimana terdapat penurunan
tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-
hambatan non tarif lainnya. Di Indonesia dampak perdagangan bebas memiliki
dampak positif dan dampak negatif khususnya bagi negara-negara di kawasan
ASEAN. Perlu dilakukan antisipasi yang cepat dan menyeluruh akibat dari
banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perdagangan bebas. Terutama
perdagangan bebas antara Indonesia dengan China, dengan beberapa teknik antara
lain :

1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta


penguatan ekspor.”Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan
melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif,
membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses
pembiayaan dan pengu-rangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik,
pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan
kapasitas kerja.
2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan
tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal. Namun
pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi dalam
negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian
Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN
sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha
mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum
internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan
kesejahteraan masyarakat dan lainnya,” Kementerian Perdagangan telah
menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam
negeri.

Dari kedua teknik tersebut yang dihasilkan adalah dimana kita bisa melihat suatu
perkembangan dimana perekonomian kesejahteraan masyarakat akan meningkat
dan output yang dihasilkan indonesia mampu bersaing dengan negara-negara luar
dan daya ekspor negara akan semakin kuat karena adanya suatu perubahan-
perubahan infrastruktur, energi dan penjagaan pertumbuhan ekonomi negara.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, B. (2003). Implikasi AFTA Terhadap Kegiatan Investasi dan Hukum


Investasi Indonesia dalam Jurnal Hukum Bisnis Volume 22, Jakarta.
Dwisaputra, R. (2007). Kerjasama Perdagangan Internasional: Kerjasama
Perdagangan Regional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Prabowo, D. et al. (2005). AFTA Suatu Pengantar. Jakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai