Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Prapartisipasi

A. Tujuan pemeriksaan prapartisipasi


Pemeriksaan prapartisipasi adalah serangkaian pemeriksaan
fisis yang dilakukan secara sistematis dan menyeluruh melalui proses
anamnesis, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada orang yang
akan mengikuti kegiatan olahraga/ latihan. Tujuan Pemeriksaan
prapartisipasi adalah untuk mengetahui kondisi keseluruhan masalah
kesehatan yang mungkin dialami. Selain itu dilakukan untuk
kepentingan medikolegal serta jaminan asuransi kesehatan.
Pemeriksaan prapartisipasi perlu dilakukan, terutama untuk orang
yang memulai kegiatan olahraga untuk pertama kalinya
B. Pemeriksaan umum dan penilaianya
Pemeriksaan prapartisipasi adalah pemeriksaan yang bersifat
subjective yang diambil dari hasil pengisian quisioner yang berisi
instrument-intrument pertanyaan untuk mengetahui adanya resiko
penyakit seperti yang tersebut diatas tadi. Harusnya itu tidak cukup
sampai disitu saja, tetapi harus ditindak lanjuti dengan pemeriksaan
kesehatan fisik secara menyeluruh mulai dari pemeriksaan Inspeksi,
palpasi, perkusi dan auscultasi sebagai hasil pemeriksaan objektive
yang dilakukan oleh tenaga medis, bahkan jika dianggap perlu dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, EKG dan
Radiologi.
Setelah dilakukan analisa tingkat resiko dalam pemeriksaan
prapartisipasi ini, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah meminta informed concent dari orang yang akan di ukur
kebugarannya yang tentunya dimulai dengan memberikan
pemahaman terkait pentingnya test kebugaran fisik , kondisi
kesehatan orang yang akan dilakukan pengukuran kebugaran,
tatacara melakukan test kebugaran yang akan dilakukan ( protokol
test) dan termasuk segala kemungkinan yang mungkin akan terjadi
dalam pengukuran kebugaran tersebut. Setelah mereka paham
barulah mereka diminta untuk menanda tangani persetujuan tindakan
untuk melakukan pengukuran kebugaran yang dimaksud.

Oleh sebab itu, maka sangat dianjurkan mereka yang terlibat


dalam pengukuran kebugaran fisik haruslah orang yang kompeten
atau yang setidaknya pernah mengikuti pelatihan pengukuran
kebugaran fisik. Dalam hal ini tentunya diutamakan tenaga medis
terutama dokter dan perawat terlatih yang dapat dibantu dengan
instruktur non medis yang telah berpengalaman. Bahwa jika terjadi
accident dan semua prosedur telah dilakukan dengan baik dan benar
maka tentunya para tiem yang terlibat dalam pengukuran kebugaran
tersebut dapat terhindar dari aspek-aspek hukum yang mungkin saja
terjadi oleh gugatan ataupun tuntutan yang akan dilakukan oleh orang
yang diukur kebugarannya ataupun dari keluarga dan pihak-pihak
yang berkepentingan. Namun jika dilakukan secara out of procedure,
maka tentunya resiko akan dibebankan pada pihak yang melakukan
ataupun pada anggota tiem yang terlibat dalam pengukuran
kebugaran tersebut. Jadi sebaiknya harus lebih hati-hati dan mawas
diri dalam melakukan praktek pengukuran kebugaran fisik.

C. Pemeriksaan kebugaran jasmani

Tes kebugaran jasmani adalah pemeriksaan medis yang


dilakukan untuk menentukan apakah seseorang cukup bugar untuk
melakukan suatu kegiatan atau berolahraga. Tes ini merupakan
bagian penting bagi atlet maupun calon atlet, terutama sebelum
mengikuti kompetisi olahraga besar. Di beberapa negara, tes ini
bahkan selalu dilakukan sebelum melakukan olahraga. Tes kebugaran
jasmani melibatkan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik. Tes ini dirancang untuk mengetahui apakah atlet memiliki resiko
olahraga, sehingga dokter dapat memberikan saran dan obat yang
tepat untuk memastikan atlet tetap bugar meskipun melakukan
kegiatan olahraga yang berat.

Anda mungkin juga menyukai