Anda di halaman 1dari 401

Fb.

me/overebook

KISAH CINTA

by
Sherls Astrella

1
Fb.me/overebook

Chapter 1

“Ya, Norbert, aku mengerti.”

Sarita meremas lembut tangan keriput Duke tua yang berbaring lemah itu.
Matanya menatap sendu Duke yang mulai uzur oleh usia sementara itu otaknya
terus berputar dengan sedih. Sarita tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada
Duke of Cookelt. Ia tidak ingin menyakitinya.

Semua ini berawal dari kejadian beberapa minggu lalu sebelum Duke jatuh
sakit. Tepatnya ketika sang Putra Mahkota Kerjaan Helsnivia berlibur ke
Trottanilla.

Helsnivia memang hanya sebuah kerajaan kecil yang dikelilingi pegunungan


dan diapit Negara-negara besar seperti Perancis dan Jerman. Namun kekayaan
alam kerajaan itu serta kedudukan sang Putra Mahkota yang menjanjikan, lebih
dari cukup untuk membuat para bangsawan berebut menjodohkan putri mereka
dengan sang Putra Mahkota yang tampan dan gagah perkasa itu, termasuk
keluarga Riddick.

Jauh sebelum sang Putra mahkota tiba, para ibu sibuk mendandani putri mereka
dan para ayah mulai mengatur pertemuan dengan sang putra tunggal keluarga
Severinghaus itu.

Duke Cookelt pun tidak ketinggalan.

Sejak mendengar rencana berlibur Pangeran Halbert, tiada hari dilalui Duke
tanpa memikirkan cara untuk menjodohkan Sarita dengan Pangeran Halbert

2
Fb.me/overebook

serta mencegah istrinya menjodohkan putri kandung mereka dengan sang


Pangeran.

Ya, ia bukan anak kandung keluarga Riddick. Ia tidak sedarah dengan mereka.
Ia hanyalah anak angkat keluarga ini. Namun Duke mencintainya jauh melebihi
cintanya pada putra putrinya sendiri. Sikapnya inilah yang membuat Duchess of
Cookelt beserta putra-putrinya tidak menyukai Sarita.

Mungkin ini adalah salahnya dan Duke pula. Duchess Belle membuat semua
orang percaya ia adalah anak haram Duke. Dan Duke serta Sarita tidak pernah
mempedulikannya. Mereka bahkan tidak pernah berusaha membantah tuduhan
itu.

Bagi Sarita sendiri, sikap Duke bisa dimengerti. Ia juga dapat memahami
kebencian keluarga Riddick padanya. Ayahnya adalah sahabat dekat Duke.
Keduanya berasal dari derajat yang berbeda. Namun persahabatan mereka
melampaui jurang di antara mereka.

Duke terus menyalahkan dirinya ketika ia terlambat menyelamatkan sahabat


sehidup sematinya itu. Untuk menebusnya, ia mengambil anak putri tunggal
sahabatnya dan mencurahkan semua cintanya padanya. Ia memberi segala yang
terbaru untuknya, memanjakannya, mengagungkannya. Walau demikian, Sarita
tetap tidak mengerti mengapa Duke bersikeras menjodohkannya dengan sang
Pangeran yang tidak dikenal apalagi dicintainya itu.

“Hanya ini satu-satunya jalan bagimu untuk memasuki Helsnivia,” jelas Duke
waktu itu.

Lalu mengapa? Mengapa harus dia? Mengapa harus Helsnivia?

3
Fb.me/overebook

Sarita tahu ibu yang tidak pernah dilihatnya berasal dari Helsnivia. Namun ia
tidak pernah merasa ia berasal dari sana. Semenjak kematian ibunya saat
melahirkannya, Sarita ikut ayahnya berpetualangan dari satu tempat ke tempat
lain. Ayahnya yang seorang petualang itu tidak pernah menetap di satu tempat
daalam waktu lama. Sarita pun merasa ia adalah seorang petualang yang tidak
bertempat tinggal.

Itu adalah dulu. Semenjak Duke mengambilnya sebagai anak angkat, Sarita
perlahan-lahan terbiasa unuk menetap. Enam tahun sudah ia tinggal di
Trottanilla. Ia pun sudah merasa ia adalah bagian dari tempat ini.

Mengapa sekarang Duke bersikeras menyuruhnya pergi ke Helsnivia? Sarita


tidak pernah merasa Helsnivia adalah tanah airnya. Mengapa pula ia hanya bisa
memasuki Helsnivia melalui pernikahan dengan sang Putra Mahkota kerajaan
itu?

Karena Helsnivia adlah satu-satunya negara di daratan ini yang belum pernah
dikunjunginya?

Itu mustahil. Di usia sebelas tahun, Sarita sudah mengunjungi hampir setiap
negara di daratan ini. Ia juga tidak pernah berambisi mengunjungi setiap negara
di dunia ini.

Karena Duke ingin memastikan ia mempunyai masa depan yang mantap? Kalau
memang itu alasannya, mengapa harus sang Putra Mahkota? Ia tidak pantas
untuknya. Ia juga tidak menginginkan seorang bangsawan. Ia sadar ia tidak
memiliki setetes darah biru pun dalam tubuhnya. Namun karena Duke Norbert
adalah orang yang berjasa besar padanya, ia harus menurutinya, bukan?

4
Fb.me/overebook

Atas dasar itulah ia menuruti keinginan Duke untuk diperkenalkan pada sang
Putra Mahkota setelah antrian panjang dalam pesta yang diselenggarakan Earl
of Striktar.

Pertemuan itu berlangsung lancar bahkan sang Pangeran sempat mengajaknya


keluar dalam beberapa kesempatan. Ketika Duke of Cookelt melihatnya sebagai
hal bagus, Sarita melihatnya sebagai hal biasa.

Pangeran Halbert adalah pemuda seperti itu, bukan? Tertarik pada satu wanita
dan beberapa saat kemudian menghempaskannya untuk wanita yang lebih baik.

Sarita sudah banyak mendengar cerita senada. Di dunia ini hanya satu pria setia
yang diketahui dan diakuinya yaitu ayahnya.

Sarita tahu ayahnya sangat mencintai ibunya. Karena cintanya yang besar itulah,
ia selalu menangis tiap kali Sarita mengungkit tentang ibunya. Sarita sudah
terbiasa dengan ketidaktahuannya akan ibu kandungnya, latar belakangnya,
serta tanah air ibunya. Sejujurnya, Sarita tidak peduli akan hal itu. Ketika
ayahnya masih hidup, Sarita merasa ayahnya lebih dari cukup. Ayahnya
memberinya cinta dan kenangan yang tak terlupakan. Setelah ayahnya tiada pun
Sarita tidak pernah merasa kesepuan. Duke Norbert telah memberinya cinta
yang tidak akan pernah didapatkannya dari orang lain.

Sekarang ketika sang Duke terbaring sakit, ia ingin melakukan sesuatu untuk
menyenangkannya. Sarita tahu ini mungkin permintaan terakhirnya karenanya
ia ingin mengabulkannya. Sayangnya, ini tidaklah semudah ucapan.

5
Fb.me/overebook

Sang Putra Mahkota memang tertarik padanya tapi ia tidak akan pernah
bersedia untuk menikah dengannya apalagi bertunangan.

Apakah yang harus dilakukan Sarita untuk menangkap hati sang Pangeran?
Bagaimana ia harus mejelaskan hal ini pada Duke Norbert?

Sarita tidak tahu. Ia benar-benar pusing. Menyenangkan Duke adalah segala


yang ia ingin lakukan saat ini. Dan menaklukan Halbert adalah hal yang paling
tidak menarik perhatiannya.

“Aku telah berjanji pada Ithnan suatu hari nanti aku akan memulangkanmu ke
Helsnivia.”

“Aku mengerti, Norbert,” Sarita tidak ingin membantah.

“Sebelum aku mati, aku ingin melihatmu…”

“Norbert,” Sarita memotong, “Aku mengerti. Aku tidak akan


mengecewakanmu. Kau juga tidak boleh mengecewakanku. Sekarang aku ingin
kau tidur.” Sarita membenahi selimut Duke. “Aku akan meninggalkanmu. Aku
yakin tak lama lagi Danya akan tiba.” Sarita membungkuk untuk mencium
kening Duke. “Jadilah anak baik.” Sarita tersenyum penuh kasih padanya.

“Senyum itulah yang memberi kehangatan padaku,” Duke tersenyum dan


memejamkan mata.

Sarita pun dengan tenang mengambil nampan berisi sarapan Duke dan keluar.

6
Fb.me/overebook

Sarita bersandar di pintu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Pikirannya
kacau balau.

“Ternyata hanya Tuan Puteri yang bisa membujuk Duke.”

“Hanya kesabaran yang dibutuhkan untuk menghadapinya,” Sarita


menyerahkan kembali nampan itu pada pelayan.

“Yang Mulia Duchess mencari Anda,” katanya kemudian.

“Chris membuat ulah apa lagi?” tanya Sarita. Hanya satu alasan Duchess Belle
memanggilnya yaitu mengurus Chris, putra terkecil mereka. Sarita tidak tahu
Duchess selalu mencarinya dalam urusan ini karena ia lebih dapat dipercayai
daripada Dorothy, putrinya atau karena kewajibannya sebagai anak angkat
keluarga Riddick. Sarita pun tidak terlalu mempedulikannya.

“Sekarang Duchess ada di mana?” tanya Sarita.

“Beliau menanti Anda di kamarnya.”

“Aku akan menemuinya,” kata Sarita, “Bila Danya datang, minta ia untuk
menungguku. Aku ingin bicara dengannya.”

“Baik, Tuan Puteri.”

Sarita pun melangkah ke kamar Duchess yang terpisah beberapa kamar dari
kamar Duke.

“Siapa?” tanya Duchess lantang – menjawab ketukan pintu Sarita.

7
Fb.me/overebook

“Sarita,” jawab Sarita.

“Masuk!”

Barulah Sarita membuka pintu.

“Aku akan pergi,” Duchess Belle memoleskan bedak di wajah cantiknya yang
belum pudar oleh usia.

“Pergi lagi?”

Duchess langsung melotot. “Kau tidak punya hak untuk mengaturku, anak
haram!”

Sarita langsung menutup mulut rapat-rapat.

Inilah uniknya sang Duchess. Ia tidak percaya Sarita bukan putri kandung Duke
dengan wanita rendahan. Duchess membenci Sarita dan terus menyalahkan
Duke atas dosanya ini. Namun setiap orang tahu Duchess juga membuat dosa
yang sama. Dengan melihat Dorothy dan Chris, tiap orang sudah dapat
mengatakan mana anak kandung Duke. Hanya saja tidak ada yang pernah
membicarakan hal itu.

Duchess menyebut dirinya wanita terhormat yang setia. Namun di manakah ia


ketika Duke terbaring sakit?

“Satu jam lagi bangunkan Dorothy. Ingatkan ia untuk pergi merapikan


rambutnya. Sore ini ia mempunyai janji dengan Pangeran Halbert,” tangan

8
Fb.me/overebook

Duchess terus sibuk dengan dandanannya, “Pastikan Chris tidak kabur dari
pelajarannya.”

Ya, inilah Duchess.

“Kalau ada yang mencariku, katakan aku mengurus urusan penting.”

“Saya mengerti, Duchess.”

“Kau bisa pergi sekarang. Aku tidak membutuhkanmu.”

Sarita meninggalkan Duchess yang sibuk memberi sentuhan terakhir pada


dandanannya sebelum ia pergi untuk urusan pentingnya.

“Dia pergi lagi?” Duke menyambut kedatangannya.

“Kau masih belum tidur?” Sarita balik bertanya dengan heran.

“Dia akan pergi menemui pria itu lagi, bukan?”

“Aku tidak tahu,” Sarita duduk di sisi Duke, “Dengar, Norbert,” ia meraih
tangan Duke, “Sekarang bukan waktunya kau memikirkan hal ini.”

“Kalau sudah tahu akhirnya akan begini, dulu aku tidak akan melepaskan
ibumu.”

“Percuma, Norbert,” sahut Sarita, “Kau tahu pada akhirnya kau tetap akan kalah
dari Papa.”

9
Fb.me/overebook

Duke tertawa namun beberapa saat kemudian tawanya berubah menjadi batuk.

Sarita cepat-cepat mengambil kain dalam ember di sisinya. “Kau batuk darah
lagi,” katanya cemas.

“Aku sadar tidak lama lagi aku,” ia memegang tangan Sarita.

“Cukup, Norbert,” Sarita tidak suka mendengarnya.

“Sebelum aku mati, aku ingin melihatmu pulang ke Helsnivia.”

Sarita termenung. Lagi-lagi Norbert mengungkit keinginannya menjodohkannya


dengan sang Putra Mahkota Kerajaan Helsnivia.

“Kau tahu, Norbert,” kata Sarita lembut, “Kalau hanya pergi ke Helsnivia, aku
bisa melakukannya kapan saja.”

“Kau tidak mengerti, Sarita. Hanya Pangeran Halbert yang bisa membawamu
pulang.”

Sarita menutup bibirnya rapat-rapat. Ia tidak ingin berdebat dengan Norbert.

“Aku ingin bisa berkata pada Ithnan di alam sana, „Aku telah memulangkan
putrimu.‟,” lalu ia melanjutkan dengan lebih serius, “Dengar Sarita, setelah aku
mati, aku ingin kau mengurus harta warisanku. Aku tidak akan memberikan
sepersenpun pada Belle. Aku ingin Chris mengantikanku.”

Sarita tidak menyukai arah pembicaraan ini. Sarita tidak mau kehilangan orang
yang dicintainya. Otak Sarita berputar untuk menemukan topik yang bisa

10
Fb.me/overebook

menghentikan Norbert memberikan wasiatnya. Namun Sarita merasa otaknya


tersendat semenjak Duke jatuh sakit dan Pangeran Halbert tidak tertarik lagi
padanya sejak Duke mengutarakan keinginannya.

Suara kuda yang sayup-sayup mendekat melegakan Sarita.

“Aku akan menyambut Danya,” Sarita langsung melompat.

Sarita bersandar di pintu kamar Duke dan membiarkan tubuhnya jatuh lemas di
lantai.

“Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?”

Sarita tidak tahu haruskah ia putus asa atau belajar menjadi wanita cerdik.
Pikiran ini hanya membuatnya kian frustasi dan sedih.

“Anda tidak apa-apa?”

Sarita terkejut. Ia melihat pelayan itu membungkuk ke arahnya dengan cemas.

“Tidak, aku tidak apa-apa,” Sarita menyeka air matanya dan berdiri.

“Menjaga orang sakit memang bukan pekerjaan mudah sekalipun untuk Anda.”

“Aku tidak mengeluh untuknya, Dokter Danya,” kata Sarita, “Aku senang
melakukannya.” Sarita membuka pintu. “Norbert menantimu di dalam.” Sarita
tidak ingin memperpanjang basa-basi dengan dokter tua ini.

11
Fb.me/overebook

“Apakah Dorothy sudah bangun?” tanya Sarita pada pelayan yang mengawal
kedatangan dokter keluarga ini.

“Tolong pastikan ia bangun setengah jam lagi,” pinta Sarita, “Dan tolong
katakan pada Chris tak lama lagi Owen akan datang. Minta ia bersiap-siap di
Study Room.”

“Ya… ya…,” kata pelayan itu sambil lalu.

Sarita tahu ia harus berhati-hati dengan kata-katanya dalam memberi perintah


pada pelayan di rumah ini karena statusnya. Namun, tetap saja ada yang tidak
suka padanya. Ada pula yang mulai menunjukkan rasa tidak suka mereka
semenjak Duke jatuh sakit. Pelayan itu adalah salah satunya.

Sarita tidak peduli. Ia tidak terlalu memikirkan sikap mereka karena satu-
satunya alasan ia menetap di rumah ini adalah Duke Norbert.

Sarita masuk ke dalam kamar Duke.

Dokter Danya langung menoleh padanya.

“Beberapa saat lalu ia kembali batuk darah,” Sarita memberitahu.

“Ya, aku dapat melihatnya,” Dokter menyimpan kembali teleskopnya. “Bisakah


kita berbicara, Tuan Puteri?”

“Tentu.” Sarita membuka pintu dan membiarkan Dokter Danya keluar


kemudian mengikutinya.

12
Fb.me/overebook

“Apakah rencana Anda setelah Duke meninggal?”

Sarita tidak menyukai pertanyaan ini tapi ia tetap menjawab dengan sopan.
“Saat ini saya tidak mau memikirkannya.”

“Duke sudah tidak lama lagi,” Dokter Danya mengingatkan, “Sudah tidak ada
obat yang dapat menyembuhkannya. Penyakitnya sudah mulai menggerogoti
paru-parunya. Itulah sebabnya ia batuk darah. Anda tahu Anda tidak bisa
tinggal di sini setelah kepergian Duke. Duchess Belle tidak menyukai Anda.
Anda hanyalah anak haram Duke,” dan ia menambahkan dengan penuh arti,
“Anda bisa tinggal di tempat saya kalau Anda berkenan.”

Inilah salah satu hal baru yang tidak disukainya semenjak Duke jatuh sakit.
Orang-orang seperti Danya mulai mengungkit-ungkit soal kedudukannya. Dan
yang paling tidak disukainya dari perkataan Dokter Danya adalah vonisnya atas
nasib Duke!

Dokter Danya bukanlah orang pertama yang mengatakannya dan bukan satu-
satunya orang yang mengatakannya. Sarita tahu ada maksud tersembunyi di
balik undangan baik hati mereka, yaitu menjadi gundik mereka! Entah apa yang
membuat mereka berpikir Sarita mau menjadi gundik mereka. Tentu saja
jawabannya adalah TIDAK! Namun Sarita tetap berkata sopan,

“Terima kasih, Dokter. Saya akan mempertimbangkannya.”

“Anda harus mempertimbangkannya baik-baik,” tekan Dokter Danya, “Hanya


keajaiban yang bisa memperpanjang nyawa Duke hingga hari ini. Tapi kita
harus ingat sewaktu-waktu ia bisa meninggalkan kita. Tentunya Anda tidak
ingin mensia-siakan masa depan Anda, bukan?”

13
Fb.me/overebook

“Saya akan mempertimbangkannya baik-baik,” Sarita mengulang dengan


menahan perasaan muaknya.

“Pastikan hal itu,” Dokter Danya meraih tangan Sarita.

“Tentu,” Sarita menarik tangannya, “Terima kasih atas perhatian Anda.”

Semua pria sama saja. Mereka lebih tertarik pada membawanya pulang ke
rumah mereka sebagai wanita simpanan daripada mengkhawatirkan Duke.
Kalaupun ada yang memperhatikan Duke melebihi dirinya, itu adalah karena
kekayaan dan kekuasaan keluarga Riddick semata.

Halbert adalah salah satu dari mereka. Sarita dapat memastikan Halbert
mengunjungi Duke hanya karena kesopanan semata. Andai ia benar-benar
khawatir akan Duke, tentunya ia sering mengunjungi Duke. Namun nyatanya ia
hanya sekali melihat Duke walau selama beberapa hari terakhir ini ia tidak
pernah absent dari Sternberg.

Sarita tidak membuang waktu berbasa-basi dengan Dokter tua itu. Ia tidak
merasa pentingnya menanyakan tindakan apa yang harus dilakukannya untuk
Duke of Cookelt. Apa perlunya Sarita bertanya pada sang dokter sudah
menjatuhkan vonis mati itu? Maka Sarita langsung berkata,

“Saya akan mengantar kepulangan Anda. Saya tidak ingin membuat pasien-
pasien Anda yang lain menanti.”

Usiran halus itupun tidak dapat ditolak Dokter Danya.

14
Fb.me/overebook

“Jangar repot-repot, Tuan Puteri. Duke lebih membutuhkan Anda dari saya.”

“Maka, selamat jalan, Dokter Danya,” kata Sarita sopan, “Terima kasih atas
segalanya.”

“Besok saya akan datang lagi.”

Sarita tersenyum. Dalam hati ia berpikir apa perlunya memanggil Danya setiap
hari. Tidak ada satu tindakan berarti pun yang diambil Danya sejak ia
memvonis umur Duke Norbert. Setiap hari ia datang hanya untuk mengulang-
ulang kalimat yang sama. Sarita sama sekali tidak mengerti jalan pikiran orang
kaya.

Duchess Sarita memanggil Danya setiap hari dan ia bertindak seakan-akan ia


sangat mencemaskan Duke. Bangsawan-bangsawan yang lain mengirim bunga
untuk Duke tapi mereka tidak pernah muncul. Yang terparah adalah putra
kandung sang Duke!

Sarita dapat memaklumi sikap Dorothy karena ia memang bukan putri kandung
Norbert. Tapi Chris!?

Sarita tidak tahu. Mungkin inilah yang disebut salah didikan. Salah siapakah
itu? Sarita juga tidak jelas.

Menilik dari umur pernikahan Duke dan Duchess of Cookelt dan usia Dorothy,
satu hal sudah jelas. Pernikahan mereka didahului oleh kehamilan Duchess
Belle.

15
Fb.me/overebook

Yang tidak jelas bagi Sarita adalah mengapa Duke Norbert mau bertanggung
jawab atas dosa yang tidak dilakukannya. Karena Duchess Belle adalah wanita
yang cantik? Sarita rasa bukan karena itu. Sarita sering mendapati Duke Norbert
bermain api dengan wanita-wanita lain.

Jelas sudah pernikahan mereka bukan juga karena cinta.

Kedudukan, kekuasaan, atau kekayaan adalah satu-satunya sebab yang


terpikirkan oleh Sarita. Tiga hal inilah yang sering didengarnya dari pernikahan
orang lain. Rasanya cinta sejati sudah menjadi alasan yang langka.

Sarita sering berharap ia dapat menemukan pria seperti ayahnya. Namun dengan
wasiat Duke ini, rasanya itu tidak mungkin. Tapi… mungkin juga ia salah.
Halbert tidak mengatakan persetujuannya dan tidak menolak keinginan Duke,
namun sikapnya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan jawabannya.

Sarita benar-benar tidak tahu ia harus bersenang untuk dirinya sendiri atau
pusing memenuhi keinginan terakhir ayah angkatnya selama enam tahun
terakhir ini.

“Apa yang sedang Anda lamunkan, Tuan Puteri?”

Sarita kaget.

Owen tersenyum pada Sarita.

“Rupanya Anda,” ujar Sarita pada pria yang usianya dua kali usianya itu.

16
Fb.me/overebook

“Anda menunggu seseorang?” tanya Owen, “Apakah Anda menunggu saya


untuk menyampaikan jawaban Anda?”

“Tidak,” Sarita langsung menjawab. Apa yang membuat Owen berpikir ia akan
menerima ajakannya? Owen sudah berkeluarga dan yang terutama, Sarita tidak
mencintainya! “Chris sudah berada di Study Room.” Sarita memberitahu
kemudian menambahkan dengan tegas, “Sekarang saya harus menemui
Dorothy.”

Tanpa basa-basi lagi Sarita meninggalkan Owen seorang diri.

Owenlah sang pria beruntung itu. Ia bisa mengundang Sarita sebelum yang lain
karena ia adalah satu-satunya orang yang setiap hari keluar masuk Sternberg.

Sarita tidak mau memikirkan para pria itu terlalu lama. Sekarang yang harus ia
lakukan adalah membangunkan Dorothy atau wanita itu akan murka besar
padanya seperti yang pernah terjadi hanya karena Sarita disibukkan oleh kondisi
Duke Norbert yang tiba-tiba memburuk.

“Dorothy, kau sudah bangun?”

Karena ia tidak mendapat jawaban, Sarita mengijinkan dirinya sendiri untuk


masuk.

“Dorothy,” Sarita berdiri di sisi wanita itu, “Kau harus menemui penata
rambutmu siang ini.”

Dorothy membalik badannya memunggungi Sarita dan menutupi telinganya


dengan bantal.

17
Fb.me/overebook

“Aku tidak mau bertanggung jawab kalau Pangeran Halbert tidak melihatmu
menarik.”

Dorothy langsung membalik badannya – memeloti Sarita. “Kenapa kau tidak


membangunkan aku lebih awal!?” Dorothy meloncat berdiri. “Berhenti
memanggilku Dorothy!”

“Maafkan saya, Lady Dorothy,” kata Sarita sopan.

“Apalagi yang kautunggu!? Cepat panggil pelayan! Aku butuh air mandi! Aku
butuh kereta! Aku tidak punya waktu!”

“Baik, Lady Dorothy,” kata Sarita lagi dan ia mengundurkan diri.

“Sama akar, sama buah,” gumam Sarita ketika menutup kembali pintu kamar
Norbert.

®RatuBuku

18
Fb.me/overebook

Chapter 2

Halbert menatap bayangan dirinya di cermin untuk terakhir kalinya. Setelah


yakin penampilannya rapi dan meyakinkan, ia berangkat.

Seperti yang telah direncanakannya untuk liburan ini, hari-harinya dipenuhi


oleh petualangan-petualangan alanya dan satu-satunya petualangan yang hanya
dapat dimengerti olehnya. Ini adalah perjuangan yang panjang untuk
mendapatkan ijin libur panjang dari orang tuanya, dan ia tidak ingin mensia-
siakannya. Sepanjang hari ia mempunyai janji dengan paling sedikit tujuh
wanita cantik. Jika ada yang bertanya padanya mengapa ia menikmatinya?
Jawabannya adalah ini adalah hobinya. Apa ia tidak pernah bosan? Ini adalah
petualangan. Kapan ia akan berhenti? Seorang petualang tidak pernah
terpuaskan.

Ya, ini adalah petualangan modelnya. Ia tidak butuh orang lain mengerti
tentangnya. Ia tidak butuh orang lain memahaminya. Seorang petualang tidak
membutuhkan semua itu.

Sayangnya, ia adalah seorang Putra Mahkota. Sebagai satu-satunya penerus


tahta Kerajaan Helsnivia, ia punya kewajiban meneruskan tahta. Hanya inilah
satu-satunya hal yang membuatnya terikat, tapi tidak menghentikan jiwa
petualangnya.

Saat ini ia masih dua puluh tiga tahun. Ia masih mempunyai beberapa tahun
sebelum orang tuanya mulai mengusiknya dengan urusan pernikahan. Ketika
saat itu tiba, Halbert telah memutuskan, ia akan memilih wanita terbaik yang
pernah ia kencani.

19
Fb.me/overebook

Hingga saat ini ia belum menemukan wanita itu dan ia tidak terlalu pusing
untuk menemukannya. Ia masih mempunyai banyak waktu. Kalau pada saatnya
ia masih belum dapat menemukannya, ia hanya perlu memilih wanita yang
dirasakan pengalamannya akan menjadi Ratu dan ibu yang baik.

Semua orang tahu tentang jiwa petualangannya. Namun tetap saja ada orang tua
yang berusaha menjodohkan putri mereka dengannya.

Halbert pun sudah tahu hal yang semua akan terjadi pada liburannya ke
Trottanilla ini. Namun, siapa peduli? Hal itu justru memperkaya
petualangannya.

Tiada hari yang lebih menyenangkan dari berada di sini. Ini adalah surganya!

Andaikan bisa, Halbert ingin memperpanjang liburannya di sini. Namun


sayangnya, orang tuanya telah mengirim utusan mengingatkan hari Minggu
mendatang ia harus pulang. Ini berarti liburannya hanya tinggal tiga hari! Dan
sebagai seorang Pangeran yang bertanggung jawab, Halbert tidak bisa
mengabaikan perintah itu, bukan?

“Biarlah hari itu tiba,” gumam Halbert melangkah pergi, “Sampai hari itu tiba,
aku tidak akan mensia-siakan waktuku.”

Hari ini Halbert mempunyai banyak janji dan salah satunya adalah putri Duke
of Cookelt. Tentu saja dengan putri sah sang Duke.

Sejujurnya Sarita, sang putri haram Duke jauh lebih cantik dari Dorothy, sang
putri sah Duke. Sayangnya, ia adalah putri yang dilahirkan di luar pernikahan

20
Fb.me/overebook

sah. Dan sebagai seorang Pangeran, Halbert tidak mau mempertaruhkan


reputasinya dengan berhubungan seorang putri haram.

Ia memang pernah menjalin hubungan dengan Sarita tetapi itu demi


menghormati Duke Norbert.

Halbert sempat mengira Sarita adalah putri sah Duke ketika melihat Duke
menggandengnya ke arahnya dalam sebuah pesta dansa yang diselenggarakan
oleh Earl of Striktar. Ia baru tahu gadis itu adalah putri haram Duke of Cookelt
setelah Duchess Belle memberitahunya. Kemudian Halbert membuktikan
sendiri cinta Duke yang lebih besar pada putri haramnya dibanding putri
sahnya. Duke selalu mengajukan putri haramnya itu dibanding putri sahnya.
Duke juga selalu mendesaknya mengajak pergi Sarita dan pada akhirnya
melamarnya untuk putri haramnya itu.

Duke adalah seorang pria yang tampan dan gagah ketika ia masih muda. Ia
terkenal dengan reputasinya sebagai penakluk wanita sebelum ia menikah dan
setelah menikah ia tidak memutuskan hubungannya dengan kekasih-kekasihnya
itu. Bertahun-tahun setelah pernikahannya, Duke tiba-tiba menghentikan
kebiasaannya dan sepuluh tahun setelahnya, ia membawa pulang Sarita.

Halbert menduga di saat Duke bertemu ibu Sarita itulah, petualangannya


berhenti.

Jika Sarita tidak mewarisi kecantikan ibunya, maka tentunya ia masih


membawa warisan kecantikan ibunya. Melihat paras cantik Sarita, Halbert
percaya ibu Sarita adalah wanita yang jelita hingga Duke Norbert mencintainya
dan keturunannya melebihi keluarga sahnya.

21
Fb.me/overebook

Halbert merasa Sarita jauh lebih jelita dari yang diingatnya ketika melihat gadis
itu menuruni tangga ke arahnya sebagai jawaban pelayan yang mengabarkan
kedatangannya. Rambut panjangnya yang kuning pucat melambai lembut
seiring langkah-langkah ringannya yang membuatnya tampak seperti melayang.
Tubuhnya yang kecil ditambah sepasang mata biru mudanya yang sayu,
membuat setiap orang ingin melindunginya. Wajahnya yang kecil tampak
begitu serasi dengan tubuh moleknya yang ramping.

“Dorothy sedang bersiap diri, Yang Mulia,” nada lembut mengalun dari
bibirnya yang menggoda. “Bila Anda berkenan, silakan menanti di Ruang
Tamu. Saya akan meminta pelayan mengantar Anda.”

Bila Sarita berpikir sikap dinginnya akan menarik perhatiannya, ia salah.


Halbert sudah banyak melihat wanita yang tiba-tiba bersikap dingin padanya
setelah hubungan mesra mereka. Namun sikap dingin itu langsung berubah
setelah Halbert membalasnya dengan sikap dingin yang sama. Mungkin Sarita
adalah salah satu di antara wanita yang membencinya setelah tahu hubungan
mereka tidak akan berlanjut ke tingkat yang lebih jauh. Atau mungkin Sarita
adalah salah satu di antara wanita-wanita licik yang tahu bagaimana menjerat
pria. Sayangnya, Halbert bukanlah mangsa yang mudah. Biarlah orang
memandang sebelah mata usianya yang masih muda. Halbert tahu ia sangat
berpengalaman dengan wanita sejak pemuda seusianya masih bermain pedang-
pedangan.

“Tidak perlu repot-repot, Lady Sarita,” jawab Halbert sama sopannya, “Saya
akan menanti di sini.”

“Bila itu keinginan Anda, Yang Mulia, saya tidak akan memaksa,” kata Sarita,
“Bila Anda mengijinkan, saya akan memastikan Dorothy segera muncul.”

22
Fb.me/overebook

“Silakan,” sambut Halbert.

Dalam hatinya, Halbert mencibir Sarita. Gadis itu pasti kecewa besar. Ia pikir
Halbert akan mengikuti undangannya. Halbert dapat memastikan Sarita akan
mengeluarkan segala daya tariknya untuk memikatnya jika ia mengikuti usul
gadis itu ke Ruang Tamu.

Baru saja Sarita menginjakkan kaki di tangga teratas ketika seorang pria muncul
dari dalam koridor di sisi kanan tangga.

“Di sini rupanya anda berada, M‟lady,” Halbert mendengar pria itu berkata pada
Sarita dan ia merasa aneh. Sejauh yang diketahuinya, setiap orang sebisa
mungkin tidak menyebut gadis itu dengan gelar “Lady” apalagi memanggilnya.
Tidak seorang pun suka akan gadis itu. Tidak seorang pun tertarik untuk
membicarakannya.

“Ah, rupanya waktu telah berlalu,” gadis itu berkata ramah, “Maafkan saya,
saya tidak dapat mengantar Anda.”

“M‟lady,” Owen menangkap tangan Sarita, “Pikirkan baik-baik tawaran saya.”

“Tentu,” Sarita memberikan jawabannya sembari tersenyum manis dan di saat


yang bersamaan menarik tangannya. “Terima kasih atas perhatian Anda.
Sungguh menyesal saya tidak bisa mengantar Anda. Selamat siang.”

Tanpa menanti jawaban lawan bicaranya, Halbert melihat gadis itu melangkah
pergi.

23
Fb.me/overebook

Dalam hatinya, Halbert memuji cara lembut gadis itu dalam mengusir lawan
bicaranya. Namun pada saat yang bersamaan ia juga mencibir gadis itu akan
kepura-puraannya. Apapun tawaran pria itu, Halbert percaya Sarita tertarik.

“Rupanya Anda di sini, Yang Mulia Pangeran Halbert,” akhirnya Owen


menyadari keberadaan orang lain dan bergegas menuruni tangga, “Maafkan
saya tidak menyapa Anda semestinya. Saya adalah guru privat Tuan Muda
Chris. Anda bisa memanggil saya Owen,” ia mengulurkan tangan. “Sungguh
suatu kehormatan dapat bertemu dengan Anda.”

Tepat seperti reaksi Sarita ketika mereka pertama kali bertemu! Hanya saja saat
itu Sarita tampak seperti seorang peri cantik yang malu-malu menunjukkan
pesonanya.

“Senang berkenalan dengan Anda,” kata Halbert pula.

“Apakah Anda datang untuk menjemput Lady Sarita?”

Apa yang membuat pria ini ia akan mempertaruhkan reputasinya hanya untuk
seorang anak haram?

“Tidak. Saya datang untuk menjemput Lady Dorothy,” Halbert menjawab


sopan.

“Oh,” Owen melihat kesalahannya, “Maafkan kelancangan saya, Yang Mulia.


Saya menduga Anda datang untuk Lady Sarita.”

“Tidak mengapa.”

24
Fb.me/overebook

“Seperti yang Anda lihat, Lady Sarita jauh lebih mempesona dari Lady
Dorothy. Setiap pria di sekitar tempat ini ingin merebut hati Lady Sarita. Setiap
pria ingin menawarkan segala yang terbaik untuk Lady Sarita terutama di saat-
saat seperti ini.”

“Apakah yang Anda maksud kondisi Duke Norbert?”

“Tentu saja. Semua orang tahu Duchess Belle tidak akan membiarkan Lady
Sarita tinggal di Sternberg bila sesuatu terjadi pada Duke. Saat itu Lady Sarita
tidak mempunyai tempat berteduh. Setiap pria di tempat ini ingin
memanfaatkan kesempatan itu.”

Halbert pernah mendengarnya sendiri dari mulut Dorothy tentang rencana


Duchess Belle mengusir Sarita bila Duke Norbert wafat. Baginya, pria yang
benar-benar ingin mendapatkan Sarita pasti hanya pria hidung belang yang tidak
tahu malu. Tentu saja pria ini adalah salah satunya.

“Ingin sekali saya menemani Anda berbincang. Namun saya harus segera
pulang sebelum istri saya curiga.”

Tepat sudah dugaannya.

“Silakan,” kata Halbert.

Halbert tahu masih ada waktu yang cukup panjang sebelum Lady Dorothy
muncul. Walau ia sudah terbiasa olehnya, dalam hati ia tetap berharap Sarita
akan mempercepat Dorothy. Halbert tidak mau waktunya terbuang percuma
oleh penantian yang tidak berguna ini.

25
Fb.me/overebook

Lima belas menit sudah berlalu semenjak kepergian Owen ketika Chris muncul
menyapanya.

“Selamat siang, Yang Mulia Pangeran.”

“Selamat siang, Chris.”

“Apakah Anda melihat Sarita?”

“Kurasa ia pergi memanggil kakakmu.”

Chris tersenyum lebar. “Tolong jangan katakan apapun pada Sarita tentang
perjumpaan kita ini.”

“Baik,” Halbert juga melihat tidak ada gunanya ia memberitahu Sarita.

“Selamat bersenang-senang, Yang Mulia,” Chris melambaikan tangannya dan


pergi meninggalkan Sternberg.

Dua puluh menit berlalu sudah sejak kepergian Chris namun Dorothy belum
juga muncul. Sarita juga tidak menampakkan wajahnya. Halbert mulai dibuat
lelah olehnya.

Apa yang dapat diharapkannya dari perkataan seorang wanita? Ia sudah sangat
berpengalaman dalam hal ini. Ia tahu baik hal ini.

Halbert tidak sabar.

Lima menit berlalu ketika akhirnya Dorothy muncul.

26
Fb.me/overebook

“Selamat siang, Yang Mulia Pangeran Halbert,” kata Dorothy ketika ia muncul
di tangga teratas.

Halbert melihat gadis cantik itu. Ia tampak bersinar di bawah sinar mentari.
Permata berlian yang menghiasi gaunnya menambah kecermelangan rambut
merahnya yang tertata rapi. Penampilannya yang mempesona, membuat Halbert
merasa penantiannya tidak sia-sia. Ia segera menyambut gadis itu.

“Apakah Anda sudah siap, Tuan Puteri?” Halbert mengulurkan tangannya.

Dorothy tersenyum tersipu-sipu. “Dengan segenap jiwa raga saya,” Dorothy


menyambut uluran tangan itu.

Halbertpun tidak membuang waktu membawa Dorothy pergi ke tempat


perjanjian mereka.

Halbert bukanlah seorang pria yang suka membanding-bandingkan. Namun


perbedaan tingkah laku dua kakak adik seayah yang berbeda ini benar-benar
tidak dapat menghentikan Halbert membandingkan mereka.

Tidak perlu menyebut beda lamanya waktu ia menanti dua gadis ini. Halbert
tidak pernah dibuat Sarita menanti. Sebaliknya, Saritalah yang menantinya.

Tentu saja Sarita yang menantinya bersiap diri. Duke Norbert selalu mengantar
Sarita ke villa tempat ia tinggal di Trottanilla. Beginilah cara Duke memaksanya
menemani putri kesayangannya. Begitu Duke tahu ia punya waktu luang, ia
pasti akan langsung mengusulkan ide. Dan seperti takut ia akan ingkar janji,
Duke mengantar Sarita lima belas menit sebelum waktu perjanjian mereka.

27
Fb.me/overebook

Perbedaan yang mencolok di antara mereka adalah sikap diam Sarita dan sikap
manja Dorothy. Perbedaan mencolok lainnya adalah Sarita tidak pernah
menyebut apapun tentang keluarganya dan Dorothy selalu mengobral gosip
keluarganya terutama tentang Sarita.

Sudah rahasia umum kalau Duke Norbert hanya mencintai Sarita dan Duchess
Belle lebih mencintai Dorothy di antara dua anak kandungnya. Perbedaan
dukungan di antara mereka mungkin membuat Dorothy terdesak sehingga ia
selalu menjelek-jelekkan Sarita di depannya.

Halbert tidak peduli akan hal itu karena ia sendiri tahu ia tidak akan memilih
seorang pun di antara mereka betapapun cantiknya mereka. Sekalipun mereka
bisa mentolerir jiwa petualangannya, ia tidak akan mencintai mereka. Mereka
berdua bukanlah wanita terbaik yang pernah dikencaninya. Dorothy terlalu suka
menjelek-jelekkan orang lain dan Sarita, walau tidak diragukan lagi
kecantikannya, adalah anak haram.

Halbert tidak pernah lagi berhubungan dengan Sarita semenjak Duke


melamarnya untuk Sarita!

Sepanjang hidupnya, itulah lelucon terbesar yang pernah dialaminya. Memang


banyak orang tua yang mengajukan putri mereka padanya, tapi tidak ada yang
terang-terangan seperti yang dilakukan Duke of Cookelt.

Suatu sore ketika ia baru pulang dari kencannya, pelayan memberitahunya


bahwa Duke of Cookelt tengah menantinya di Ruang Tamu.

28
Fb.me/overebook

Halbert pun bergegas menyambut tamunya. Di saat itu Halbert hanya berpikir
Duke tengah mencari kesempatan untuk memaksanya pergi dengan Sarita lagi.
Kala itu jadwal kencan Halbert mulai sibuk sehingga ia tidak punya waktu
luang untuk Sarita. Halbert sama sekali tidak memikirkan maksud lain ketika
melihat wajah gembira Duke Norbert melihat kemunculannya.

“Selamat sore, Duke,” sambut Halbert, “Apakah Anda telah lama menanti
saya?”

“Selamat sore, Yang Mulia Pangeran,” jawab Duke, “Saya tidak menanti Anda
untuk waktu yang lama.”

“Keperluan penting apakah yang membuat Anda datang?”

“Saya datang untuk putri saya, Sarita.”

Halbert pun telah menduganya.

“Saya datang untuk mengajukan Sarita sebagai calon mempelai Anda.”

Halbert membelalak. Dari sekian ratus orang tua yang mengajukan putrinya
padanya, tidak seorang pun mengajukan putrinya secara terang-terangan seperti
ini.

“Saya percaya Anda tertarik pada Sarita. Ia adalah gadis tercantik di Trottanilla
dan ia adalah seorang gadis yang berhati lembut. Saya dapat mengatakan Sarita
adalah gadis impian setiap pria di dunia. Anda pasti menyesal kalau Anda tidak
segera menikahinya.” Lalu Duke menambahkan, “Saya yakin Sarita akan

29
Fb.me/overebook

menjadi pasangan yang cocok untuk Anda. Ia akan menjadi seorang ibu yang
lemah lembut dan ratu yang bijaksana.”

Kekagetan Halbert membekukan lidahnya.

“Saya akan memikirkannya,” Halbert akhirnya mendapatkan kembali suaranya.

“Anda tidak akan menemukan gadis lain sesempurna Sarita di dunia ini,” Duke
mendesak Halbert.

Ingin sekali Halbert berseru pada Duke namun tata krama membuatnya berkata
tenang,

“Tentu, Duke Norbert. Putri Anda adalah gadis yang sempurna namun saya
tidak bisa membuat keputusan sepenting ini secara mendadak. Saya akan
memikirkannya baik-baik.”

“Sarita adalah pilihan terbaik yang Anda buat.”

Halbert benar-benar harus menahan emosinya.

“Saa sangat menghargai kepedulian Anda,” Halbert berusaha berkata sesopan


mungkin, “Bagaimanapun juga ini bukan hanya menyangkut saya tapi juga
seluruh rakyat Helsnivia. Berilah saya waktu untuk memikirkannya. Saya yakin
tidak seorangpun yang akan meragukan pilihan saya sebelum saya memberi
jawaban.”

Duke of Cookelt termenung. “Anda benar. Saya tidak bisa memaksa Anda
memberi keputusan secara mendadak.”

30
Fb.me/overebook

Halbert lega. Bila Duke terus mendesaknya, dapat dipastikan ia akan kehilangan
kontrol dirinya. Ia paling tidak suka didesak menikah. Ia lebih membenci orang
lain memaksanya menikahi seseorang. Sekalipun itu adalah orang tuanya,
Halbert tidak akan membiarkan mereka memaksakan calon pengantin mereka
padanya.

“Pastikan Anda memikirkannya baik-baik,” kata Duke dengan penuh harapan.


Kalimat itu terus diucapkannya berulang kali hingga kereta keluarga Riddick
membawanya pergi.

Bagaimana jawaban Halbert?

Tidak perlu diragukan lagi. Jawabannya adalah TIDAK!! Seumur hidup Halbert
tidak akan pernah berpikir untuk menjalin affair dengan anak haram itu apalagi
menikahinya.

Beberapa hari setelah mengajukan lamarannya, Duke Norbert jatuh sakit dan
dari hari ke hari sakitnya kian parah. Dengan terbaringnya Duke di atas tempat
tidur, Halbert tidak pernah lagi bertemu Sarita. Ia juga tidak bertemu gadis itu
ketika ia mengunjungi Duke.

Sarita melesat dengan cepat melewati tempat mereka berdiri.

Halbert merasa ia sudah gila. Baru saja ia memikirkan gadis itu dan sekarang ia
melihat bayangan gadis itu.

“Dasar anak pelacur!” hujat Dorothy.

31
Fb.me/overebook

Halbert bingung.

“Lihatlah itu, Pangeran,” Dorothy menunjuk rumah bordil di ujung jalan.

Halbert melihat Sarita memasuki tempat haram itu dengan tergesa-gesa.

“Anak haram itu memang tidak tahu malu. Papa terbaring sakit dan ia pergi
mencari pria jalang.”

Halbert tidak terlalu memikirkan di mana Sarita berada ketika ayah yang sangat
mencintainya terbaring sakit. Ia juga tidak peduli tapi apa yang dilihatnya
benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Sarita memang benar-benar putri
seorang pelacur!

“Mama sudah berbaik hati mencarikan suami yang pantas untuknya tapi anak
haram itu tidak tahu terima kasih. Ia lebih suka mencari pria jalang daripada
pria terhormat. Benar-benar anak pelacur!”

Mulai sudahlah Dorothy membuka affair-affair keluarganya. Halbert tidak ingin


mendengarnya. Urusan keluarga mereka bukanlah urusannya. Ia berhubungan
dengan Dorothy hanya untuk bersenang-senang bukan untuk menjadi bagian
keluarga itu.

“Papa lebih parah lagi! Earl of Mongar bersedia menjadi suami Sarita sudah
baik tetapi ia menolak. Ia terlalu memanjakan Sarita. Ia memberikan segala
yang terbaik untuk Sarita tapi ia lupa siapa Sarita itu. Putri haram seperti dia
tidak akan pernah diterima di kalangan terhormat seperti kita.”

32
Fb.me/overebook

Halbert tidak tertarik. Biarlah Sarita menikah dengan Earl of Mongar atau pria
jalang atau siapa pun juga. Itu bukan urusannya dan ia tidak ingin tahu!

“Tapi begitu Papa meninggal, Sarita tidak akan bisa menghindar lagi. Mama
sudah menyiapkan segalanya untuk pernikahannya. Sarita pasti berterima kasih
seorang Earl mau menikahinya.”

Kepala Halbert berputar cepat untuk menutup mulut Dorothy.

“Lady Dorothy, bukankah Anda ingin melihat opera?” Halbert bertanya, “Di
rumah opera manakah pertunjukan yang menarik Anda itu?”

Dorothy langsung mencari-cari rumah opera yang menjadi alasannya meminta


Pangeran Halbert menemaninya. Ketika ia menemukannya, ia melingkarkan
tangan di siku Halbert dan dengan bangga berjalan di sisinya.

Sesaat sebelum mereka memasuki gedung itu, Halbert melihat kuda Sarita
masih ada di depan rumah border.

Itu bukan urusannya, Halbert mengingatkan dirinya. Halbert tidak mau tahu tapi
sepanjang hari itu ia tidak dapat menghentikan dirinya sendiri berpikir
bagaimana mungkin seorang anak meninggalkan ayah yang sangat
mencintainya terbaring sakit di tempat tidur dan bersenang-senang dengan pria
jalang di rumah bordir. Inikah yang dinamakan anak durhaka? Halbert tidak
dapat mengerti dan ia tidak habis pikir dibuatnya.

Memang seseorang tidak bisa menilai orang lain hanya dari penampilannya.

33
Fb.me/overebook

Halbert ingat Sarita begitu memukai di saat mereka bertemu. Rambut pirang
pucatnya yang hampir putih, tertata rapi dan berhiaskan pernak-pernik batu
mulia. Gaun biru mudanya senada dengan sepasang mata biru mudanya yang
dalam. Bulu matanya yang lentik memahkotai sepasang matanya yang malu-
malu. Bibirnya yang memerah tersenyum manis – memberi nuansa
menyegarkan pada wajahnya yang manis. Gerakannya yang lemah gemulai
begitu memukau. Suaranya yang lembut menenangkan pikiran. Tutur katanya
lembut dan di atas semua itu, ia pendiam dan tidak banyak menuntut!

Halbert sempat memberinya nilai wanita terbaik yang pernah ditemuinya. Ia


mungkin memantapkan diri untuk memilih Sarita kalau saja ia tidak tahu latar
belakang Sarita. Sekarang setelah melihat sendiri Sarita mengabaikan orang
tuanya yang sakit parah untuk tindakan yang terhina, Halbert bersyukur atas
mulut penggosip Dorothy.

Di luar sana masih banyak wanita terhormat yang lebih pantas untuk
mendampinginya. Halbert tidak terburu-buru untuk menemukannya, ia masih
punya banyak waktu.

®RatuBuku

34
Fb.me/overebook

Chapter 3

“Demi Tuhan, Chris!” pekik Sarita, “Apa kau sadar apa yang kaulakukan!?
Ayahmu terbaring sakit dan kau mempermalukan nama keluarga Riddick. Apa
kau pikir Norbert akan senang mendengarnya!? Kau akan membuatnya mati
saat ini juga!”

“Biar saja ia mati,” balas Chris, “Ia tidak mencintaiku! Ia hanya mencintaimu!”

Tangan Sarita melayang dengan cepat ke wajah Chris.

“Hei!” protes Chris marah.

“Katakan itu lagi,” ancam Sarita, “Dan kali ini aku akan memastikan namamu
tercoret dari daftar ahli waris Norbert.”

“Kau tidak punya hak! Kau bukan kakakku!”

“Ya, aku bukan kakakmu,” balas Sarita dingin, “Tapi jangan lupa ayahmu lebih
mempercayaiku daripada kalian. Satu saja kalimat keluar deriku, kau tidak akan
pernah mewarisi gelar Norbert.”

Chris geram. Ia marah.

“Kau bisa menyingkirkanku saat ini juga,” Sarita mengemukakan pikiran Chris,
“Kau bisa membunuhku. Aku tidak peduli. Tapi kau tahu bila aku tidak ada, kau
tidak akan mewarisi gelar Duke of Cookelt sampai Duchess Belle meninggal

35
Fb.me/overebook

atau…,” Sarita mengancam, “Mungkin tidak akan pernah mewarisinya seumur


hidupmu.”

Chris semakin geram dibuatnya.

Chris boleh lebih tinggi darinya. Ia boleh lebih tegap dan besar dari ia yang
hanya tiga tahun lebih tua. Sarita tidak takut. Sarita sadar Chris tidak dapat
berbuat apa-apa padanya. Chris pun tahu hanya Sarita yang bisa membawanya
ke gelar Duke of Cookelt.

Duchess of Cookelt yang gila harta dan kekuasaan tidak akan melepaskan
begitu saja kuasanya atas harta keluarga Riddick setelah kematian Duke.
Bahkan sudah terlihat tanda-tanda ia rela memberikan gelar itu pada pria lain
yang tak bergelar dan jauh lebih kaya dari keluarga Riddick. Semenjak Duke of
Cookelt jatuh sakit, Duchess Belle mulai mencari pria muda yang berambisi dan
kaya raya.

Sarita memang bukan bagian dari keluarga Riddick tapi Duke mempercayainya
sebagai tangan kanannya. Duke bahkan berniat menunjukkan Sarita sebagai
wali Chris sampai putranya itu cukup usia dan matang.

“Mengapa kau tega mengatakan hal sekejam itu?” air mata Sarita jatuh,
“Tidakkah kau sadari besarnya cinta Norbert padamu? Apa yang akan
dikatakannya kalau ia tahu perbuatanmu? Tidakkah kau pernah berpikir hatinya
akan hancur melihat apa yang telah kau perbuat?”

“Memangnya apa salahku?” Chris tidak terima, “Papa sendiri juga sudah
mempermalukan namanya sendiri,” mata Chris mengejek Sarita.

36
Fb.me/overebook

“Harus berapa kalikah kukatakan padamu, aku bukan putri Norbert.”

“Mana buktinya” tantang Chris, “Aku juga bisa mengatakan aku bukan putra
Duke of Cookelt, tapi mana buktinya!? Mama sendiri yang mengatakan kau
adalah putri Papa dengan seorang pelacur. Apa salahnya aku pergi ke tempat
itu?”

“Kau tahu apa yang dilakukan ayahmu itu tidak benar, lalu mengapa kau
mengikutinya!?” suara Sarita meninggi dengan tidak sabar.

“Siapa yang mengatakannya!?” bantah Chris, “Itu umum. Owen berkata


seorang pria akan terlihat lebih berwibawa dengan mempunyai banyak wanita di
sisinya.”

Sarita putus asa. Kata-katanya sama sekali tidak berguna untuk Chris.

Ia datang ke rumah terkutuk itu dengan wajah tebal. Ia sama sekali tidak
mempedulikan omongan orang lain. Ia bahkan tidak memikirkan nama baiknya
sendiri. Dengan niat bulat, ia datang untuk membawa Chris pulang.

Sang pemilik menduga ia adalah seorang gadis muda yang hendak bergabung.
Para tamu menduga ia adalah salah satu di antara wanita penghibur yang datang
terlambat. Para wanita penghibur melihatnya dengan sorot mata tidak suka.
Namun Sarita tidak peduli semua itu. Ia menahan rasa malu dan jijiknya.
Dengan langkah-langkahnya yang tegas, Sarita mencari Chris di antara para pria
jalang yang menggodanya.

Pemuda yang menjadi penyebab kesialannya ini duduk dengan suka cita di
antara para wanita yang berpakaian tidak sopan.

37
Fb.me/overebook

Sarita harus menahan dirinya untuk tidak berteriak pada putra satu-satunya
Duke of Cookelt itu. Ia tidak peduli kalau ia mempermalukan Chris. Sarita
hanya tidak mau mempermalukan dirinya lebih dalam lagi.

Ia berdiri tegak di depan Chris. Matanya menatap tajam pemuda itu dan
bibirnya mengatup rapat.

Untuk beberapa saat Chris tidak mempedulikan keberadaannnya. Ia terus


menggoda wanita-wanita di sampingnya. Namun tatapan tajam Sarita membuat
mereka tidak nyaman sehingga mereka pergi meninggalkan Chris berdua
dengan Sarita.

“Apa maumu?” itulah kalimat pertama yang diucapkan Chris. Itupun


diucapkannya dengan kasar.

“Pulang saat ini juga sebelum aku bertindak,” kata Sarita tegas dan dingin.

“Memangnya apa yang bisa kaulakukan?” tantang Chris.

“Jangan memaksaku, Chris,” Sarita memperingati dengan tajam.

“Kau kira aku takut padamu?” Chris menyilangkan tangan di dadanya dan
menatap Sarita dengan angkuh.

“Baik,” Sarita berkata dingin, “Lakukan apa yang kausuka. Selamat tinggal.”

38
Fb.me/overebook

Tidak butuh satu menit untuk menyadarkan Chris apa yang bisa dilakukan
Sarita. Sebelum Sarita mencapai pintu, ia telah mengikuti gadis itu dan tanpa
membantah lagi pulang bersama Sarita.

Sarita tak habis pikir rusaknya keluarga Riddick. Di manakah letak kesalahan
dalam keluarga ini sehingga tak satupun yang peduli pada Duke? Di mana salah
salah pendidikan moral keluarga ini sehingga Chris yang masih empat belas
tahun ini suka menghabiskan waktu bersama pelacur-pelacur hina itu.

Sarita frustasi. Tiba-tiba saja ia merasa masa depan keluarga Riddick dan
Cookelt ada di pundaknya. Sarita berusaha melakukan yang terbaik demi Duke
Norbert tapi semua itu tidak berguna. Satu-satunya hal yang membuat Chris
segan padanya adalah posisinya di mata Duke Norbert.

Beberapa tahun terakhir ini ketika kesehatan Duke mulai berkurang, ia berusaha
mengubah kepribadian Chris. Setelah Duke terbaring lemah di tempat tidur, ia
berusaha mempersiapkan Chris menjadi penerus Duke Norbert. Tapi apakah
yang bisa dilakukannya? Putra satu-satunya yang begitu dijaga Duke Norbert itu
sama sekali tidak menghargai cinta ayahnya. Ia bahkan menginginkan kematian
ayahnya secepat mungkin.

Duchess of Cookelt sudah tidak perlu dikatakan. Ia tidak mencintai Duke. Ia


hanya mencintai harta dan kekuasaan keluarga Riddick ini. Ia bahkan tidak
segan-segan merebut kuasa atas harta dan wilayah kekuasaan keluarga Riddick
dari putranya.

Dorothy juga tidak perlu dibicarakan. Tahu ia tidak bisa turun dalam perebutan
antara ibu dan adik setengah darahnya, ia memilih memanfaatkan
kecantikannya untuk merebut hati pria kaya raya.

39
Fb.me/overebook

Entah apa jadinya keluarga ini setelah kepergian Duke.

Sarita putus asa. Ia tidak tahu bagaimana ia harus bertanggung jawab pada
orang yang telah begitu berjasa padanya.

“Tuan Puteri, Anda baik-baik saja?”

Sarita terkejut. Melalui sela-sela air matanya, ia menatap pengacara


kepercayaan Duke of Cookelt, Graham.

Pria tengah baya itu berlutut di depan Sarita. “Kuatkan diri Anda,” Sarita
tersenyum, “Menjaga orang sakit memang tidak mudah. Belum lagi ditambah
tingkah keluarga Riddick.” Graham meletakkan tangan di pundak Sarita dan
berkata, “Saya selalu siap membantu Anda.”

“Oh, Graham,” ingin sekali Sarita mengeluarkan segala unek-uneknya, “Kau


begitu manis,” Sarita tersenyum manis.

“Ini jauh lebih baik,” Graham menghapus air mata Sarita, “Jangan biarkan Duke
melihat wajah sedih Anda.”

Graham membuat Sarita tersadar. “Apa yang membuatmu datang?” tanyanya


ingin tahu.

Graham adalah seorang pria yang baik. Ia adalah satu-satunya pria yang benar-
benar menghargainya. Hanya ia pula yang tidak terpengaruh Duchess Belle. Ia
selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Duke. Namun beberapa hari
belakangan ini ia sangat sibuk.

40
Fb.me/overebook

“Duke memanggil saya.”

Sarita terperanjat. Apakah ini artinya Duke Norbert tidak tidur seperti
dugaannya? Apakah ini artinya Duke mendengar perdebatannya dengan Chris?

“Jangan khawatir, Tuan Puteri,” hibur Graham melihat wajah pucat Sarita,
“Semua tidaklah seburuk pikiran Anda.”

Sarita mencoba tersenyum di atas kekhawatirannya.

“Haruskah kita menemui Duke sekarang?” Graham mengulurkan tangannya.

Sarita menerima uluran tangan itu dan membersihkan gaunnya serta menyeka
sisa-sisa air matanya sebelum membuka pintu tempat ia bersandar dan
menangis.

“Kaukah itu, Sarita?” sambut Duke.

“Ya, Norbert. Ini aku,” Sarita berdiri di ujung tempat tidur. Sarita tidak berani
mendekat. Ia tidak mau Norbert melihat matanya yang masih memerah. “Dan
Graham,” tambah Sarita.

“Mengapa kau menangis, Sarita?”

Sarita kaget.

“Katakan apakah Chris membuat ulah lagi? Aku mendengar teriakan kalian.”

41
Fb.me/overebook

Sarita semakin pucat pasi.

“Biasalah, Duke,” Graham tersenyum, “Chris masih anak-anak. Sudah biasa


pemuda seusianya membuat tingkah.”

“Kuharap ia tidak melakukan sesuatu yang memalukan.”

Sekarang Sarita berharap ia langsung berdebat dengan Chris di tempat terkutuk


itu.

“Jangan khawatir, Norbert,” Sarita segera menjawab, “Ia baik-baik saja. Kau
bisa mempercayaiku.”

“Mendekatlah, Sarita.”

Sarita tidak berani mendekat tapi ia tidak bisa mengabaikan permintaan itu.

“Katakan padaku,” Norbert meraih tangan Sarita, “Apa yang membuatmu


menangis?”

Sebelum Sarita menjawab, Norbert berkata,

“Aku bermimpi bertemu orang tuamu. Mereka menanyakan keadaanmu padaku


dan aku berjanji pada mereka aku tidak aku meninggalkanmu seorang diri
sebelum aku melihatmu pulang ke Helsnivia.”

Pecahlah lagi air mata Sarita. Sarita berlutut di sisi Norbert. “Kaulah, Norbert,”
isaknya, “Kaulah yang membuatku menangis. Hentikan omong kosong ini.
Jangan membuatku semakin bersedih.”

42
Fb.me/overebook

“Sarita, putri cilikku yang cantik,” Norbert membelai kepala Sarita dengan jari
jemarinya yang bergetar, “Aku juga tidak ingin meninggalkanmu namun
nyawaku ini bukanlah milikku. Tuhanlah yang memilikinya dan sekarang Ia
memberitahu waktuku sudah tidak banyak.”

“Jangan mengatakan itu,” isak Sarita, “Jangan pernah mengatakan omong


kosong ini selama kau masih di sini!”

Norbert tersenyum sedih.

“Tuan Puteri,” Graham meletakkan tangan di pundak Sarita. Hatinya ikut pedih
melihat Sarita. “Kuatkan diri Anda.”

“Ah, Graham, rupanya kau sudah ada di sini,” kata Duke dengan suara
lemahnya.

“Ya, Yang Mulia Duke,” Graham tersenyum.

“Apakah kau sudah siap membuat surat wasiatku?” tanyanya.

Sarita mencengkeram tangan Norbert. Matanya terbuka lebar.

“Kapanpun Anda menginginkannya, Yang Mulia,” jawab Graham.

“Hentikan omong kosong ini!” sergah Sarita, “Tidak ada surat wasiat! Norbert
akan sehat kembali.”

“Sarita…,” ujar Duke sedih dan ia terbatuk-batuk – membuat Sarita panik.

43
Fb.me/overebook

Sarita menyeka darah yang keluar dari mulut yang bergetar itu dengan sabar.

Graham dibuat sedih oleh pemandangan itu.

Sarita melihat wajah tua yang pucat itu. Sekalipun ia menyangkalnya, Sarita
tahu Norbert sudah tidak dapat ditolong lagi. Maka ia pun duduk lemas di
lantai.

Norbert menggenggam tangan gadis itu seolah-olah ingin memberinya


kekuatan.

Graham menarik kursi terdekat, duduk dan mengeluarkan secarik kertas dan
pena – mempersiapkan diri mencatat segala yang dicuapkan Duke.

Sarita tidak mau mengetahui isi surat wasiat Duke. Ia pun beranjak bangkit.

“Sarita,” tangan Duke menarik tangan Sarita dan ia kembali terbatuk-batuk,


“Aku ingin kau ada di sini,” pintanya.

Satu-satunya hal yang paling tidak diinginkan Sarita adalah mengabaikan


permintaan orang yang begitu berjasa padanya. Maka, ia pun kembali duduk di
lantai di sisi Duke – menggenggam tangannya.

“Tulislah, Graham,” kata Duke dengan suara lemahnya, “Aku, Norbert Riddick,
Duke of Cookelt ke 27, pada hari ini mewariskan seluruh harta keluarga
Riddick beserta wilayah kekuasaannya pada Chris Riddick, satu-satunya
penerusku. Hingga Chris mencapai usia dua puluh satu tahun, Sarita Yvonne
Lloyd akan menjadi walinya.”

44
Fb.me/overebook

Jari-jemari Graham terhenti.

Sarita membelalak kaget.

“Itu tidak mungkin, aku masih belum…”

“Aku sudah memutuskannya,” Duke of Cookelt berkata tegas seperti saat ia


masih sehat.

“Itu tidak mungkin, bukankah begitu Graham?” Sarita berpaling pada


pertolongan yang lain.

“Bila M‟lord sendiri yang menunjuk,” kata Graham, “Maka tak seorangpun bisa
berbuat apa-apa.”

Sarita terdiam. Ia sudah berkata pada dirinya sendiri. Begitu Norbert meninggal
dunia, ia akan memutuskan segala hubungan dengan keluarga ini. Sarita bahkan
berancang-ancang untuk memulai petualangannya sendiri. Tapi… nampaknya
hal itu tidak mungkin lagi.

“Tidak ada satu keputusan Chris pun yang dibuat tanpa persetujuan Sarita,”
Duke meneruskan.

Sarita merapatkan bibirnya rapat-rapat. Ia tahu ia tidak punya suara. Maka ia


pun membiarkan Graham menulis segala yang dikatakan Duke dan mengantar
Graham ke pintu setelah Duke selesai.

45
Fb.me/overebook

Sarita tidak mau membahas surat wasiat itu. Ia memilih untuk bersikap tidak
tahu apa-apa ketika Duchess bertanya padanya apa keperluan Duke memanggil
Graham pada saat mereka berkumpul di Ruang Makan malam itu.

“Omong kosong!” seru Duchess Belle, “Kau bersama tua bangka itu sepanjang
hari. Tak mungkin kau tidak tahu apa tujuan tua bangka itu memanggil
Graham.”

Sarita benar-benar tidak mengerti keluarga ini. Selamanya ia tidak akan dapat
memahami kesirikan, curiga serta persaingan dalam keluarga ini.

“Bagaimana mungkin ia tahu, Mama,” Dorothy ikut turun suara, “Kalau


sepanjang hari ia menghabiskan waktu di rumah pelacuran.”

Mata Duchess Belle langsung membelalak lebar. Mulutnya menganga.

“Dasar tidak tahu malu!” pekik Duchess setelah ia mencerna kemarahannya.


“Apa kau ingin mempermalukan nama keluarga ini, makhluk haram!?”

Sarita tidak mau berpendapat.

“Katakan apa tujuanmu melacur!?” gunung kemarahan Duchess meletus, “Apa


kau kurang puas dengan Earl of Mongar!? Apalagi yang kaucari!? Kaukira ada
pria yang mau wanita terhina seperti kau!?”

Sarita sama sekali tidak ingin memberi tangggapan. Telinganya sudah kebal
oleh caci maki Duchess.

46
Fb.me/overebook

Duke terbaring tak berdaya di kamarnya. Namun sang Duchess lebih tertarik
mengetahui kepada siapa kuasa atas harta keluarga Riddick diwariskan. Dorothy
lebih tertarik menyudutkan dirinya dan Chris, sang pewaris Duke of Cookelt,
berpura-pura menjadi anak baik.

Tingkah keluarga ini membuat perut Sarita mual. Kondisi Duke sudah
menghilangkan selera makannya belum lagi ditambah ulah tiga orang ini.

Tanpa memberi tanggapan apapun, Sarita berdiri.

“Mau ke mana kau!?” bentak Duchess of Cookelt, “Aku belum selesai


denganmu!”

“Yang Mulia Duchess of Cookelt,” akhirnya Sarita membuka mulut, “Bila Anda
memang ingin tahu, mengapa Anda tidak langsung bertanya pada Graham?”
dengan tenangnya Sarita melanjutkan, “Di antara kita tidak ada hubungan darah.
Saya tidak akan mencampuri urusan Anda. Saya pun berharap Anda
menghormati saya.” Kemudian Sarita tersenyum manis, “Selamat malam,” dan
ia membalik badannya menuju pintu.

“Dasar makhluk hina tidak tahu diri!” seru Duchess.

“Pelacur hina!” timpal Dorothy.

Sarita menutup pintu dengan perlahan – menghentikan laju makian kedua


wanita itu ke dalam telinganya.

47
Fb.me/overebook

Sarita bersandar di pintu. Air matanya menetes lagi untuk Duke. Ia merasa
begitu kasihan pada Duke. Keluarganya lebih mencintai hartanya daripada
dirinya sendiri.

Sarita segera menghapus air matanya. Ia tidak mau terlalu berlarut dalam
kesedihan. Ia lebih tidak mau seorang dari tiga orang itu melihatnya menangis.
Sarita tidak suka membiarkan mereka berpikir ia menangis oleh caci muka
mereka. Pikiran itu hanya akan membuat mereka semakin berkuasa atasnya.
Sesungguhnya Sarita tidak peduli pada caci maki mereka terutama Duchess dan
putrinya.

Sarita menuju kamar Duke.

Duke sudah tidur pulas. Ia tampak begitu tenang. Seulas senyum menghiasi
wajah tuanya.

“Selamat malam, Norbert,” bisik Sarita, “Bermimpilah yang indah dan


segeralah sembuh.” Hati Sarita pedih memikirkan Duke akan meninggalkannya
untuk selama-lamanya.

Sarita merapikan selimut Duke, mencium kedua pipinya, memastikan jendela


kamar Duke tertutup rapat kemudian kembali kekamarnya.

Baru beberapa langkah Sarita meninggalkan kamar Duke ketika Chris


mencegatnya.

“Jadi,” Chris berkata dengan nada mengejeknya, “Sepanjang hari ini kau
melacurkan dirimu.”

48
Fb.me/overebook

Sarita tidak menanggapi. Ia terus berjalan menuju kamarnya.

“Kalau kau begitu ingin menemukan pria kaya untuk menunjang kehidupanmu
setelah Papa meninggal, mengapa kau tidak tinggal saja di sini? Kau bisa
menjadi gundikku.”

Sarita terperanjat. Chris pikir karena siapakah ia pergi ke tempat terkutuk itu?
Beraninya ia berkata seperti itu padanya!?

“Atau mungkin kau lebih tertarik pada tawaran Owen?”

Sarita langsung membalikkan badan. Matanya menatap tajam pemuda itu.

“Jangan berpura-pura suci, Sarita,” ejek Chris, “Aku mengerti kalau kau sudah
lelah menjaga tua bangka itu. Kau tidak perlu berpura-pura menjadi anak
berbakti. Kau pun mengharapkan kematian tua bangka itu bukan?”

“Beraninya kau!” tangan Sarita melayang.

Chris menangkap tangan Sarita. “Aku tidak akan membiarkanmu menamparku


dua kali dalam sehari.”

“Kau anak yang tidak berguna!” maki Sarita, “Bisa-bisanya kau mengharapkan
kematian ayahmu sendiri!” Air mata Sarita jatuh lagi.

“Lihatlah dirimu,” Chris tersenyum mengejek, “Walau kau marah, kau masih
tetap cantik,” Chris menarik Sarita ke dalam pelukannya, “Aku tidak percaya
tidak seorang pria pun yang lolos dari kecantikanmu.”

49
Fb.me/overebook

“Lepaskan aku!” Sarita memberontak.

Chris tertawa geli.

“Apa yang kaulakukan!” Sarita mendorong Chris kuat-kuat. “Lepaskan aku!”

“Jangan berpura-pura lagi, Sarita,” Chris mengejek Sarita. Matanya menatap


Sarita penuh nafsu – membuat Sarita bergidik.

“Kau tertarik pada ide tidur bersamaku, bukan?”

Jantung Sarita melompat kaget. “Kau sudah gila!” makinya.

Chris tertawa dengan suara tawa yang membuat Sarita jijik. “Ya, aku sudah
gila. Aku tertarik pada kakak setengah darahku.”

“Aku bukan kakakmu!”

“Ya, kau bukan kakakku.”

Sarita tidak menyukai nada pemuda ini.

“Kau memang bukan kakakku. Kita hanya saudara seayah beda ibu. Tidak akan
ada yang memprotes kalau kau tinggal bersamaku. Semua pria juga mempunyai
simpanan.”

“Mati pun aku tidak sudi!”

50
Fb.me/overebook

“Sarita… Sarita…,” gumam Chris, “Kata-katamu dengan keinginanmu berbeda


jauh.”

“Apa maksudmu!?” Sarita dibuat tidak nyaman olehnya.

“Kau memang pandai berpura-pura,” Chris membelai wajah Sarita. Sepasang


mata hijaunya menatap lekat-lekat wajah Sarita dengan penuh nafsu.

Cara Chris membelainya, cara Chris menatapnya, membuat Sarita bergidik.


Mau tidak mau Sarita teringat pada mata jalang pria-pria di rumah pelacuran.
Sarita sadar ia harus segera melepaskan diri dari bahaya yang ditebarkan Chris.

Sarita menginjak kaki Chris dengan tumit sepatunya.

Chris merintih kesakitan.

Sarita memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.

“Mau ke mana kau!?” Chris menarik tangan Sarita dan mengurungnya di


dinding. “Kau tidak akan ke mana-mana!”

“Lepaskan aku!” Sarita mendorong Chris.

“Kau benar-benar membuatku bergairah,” tangan Chris menuju dada Sarita.

Sarita panik. Tangannya melayang menampar wajah Chris.

51
Fb.me/overebook

Chris menangkap tangan Sarita. “Sudah kukatakan aku tidak akan


membiarkanmu menamparku dua kali dalam sehari,” Chris menahan kedua
tangan Sarita di tembok dan ia menunduk untuk mencium Sarita.

Otak Sarita berputar cepat. Sebelum ia sendiri menyadarinya, kakinya telah


melayang ke daerah di antara kedua paha Chris.

Chris menjerit kesakitan.

Sarita tidak membuang waktu untuk kabur. Ia berlari secepat mungkin ke dalam
kamar Duke.

Begitu ia menutup pintu kamar, Sarita bersandar di pintu dengan lega. Hanya
tempat inilah yang bisa melindunginya dari nafsu Chris. Hanya keberadaan
Duke Norbertlah yang bisa menghentikan kegilaan Chris.

Sarita tidak tahu dari mana Chris belajar menjadi pria jalang. Siapa yang
mengisi otak pemuda itu dengan nafsu gilanya? Sarita tidak tahu lagi apa yang
harus dilakukannya dengan pemuda ini.

Semua pria sama saja. Mereka begitu bangga bila mereka mempunyai banyak
wanita simpanan. Tak seorang pun merasa hal itu salah dan mereka telah
meracuni pikiran para pemuda. Karena itulah Sarita yakin ia tidak akan pernah
menikah.

Namun Chris bukan hanya diracuni pria-pria itu. ia juga telah diracuni oleh ibu
dan kakaknya. Mereka telah merusak pemuda yang akan menjadi pemimpin
keluarga Riddick! Bahkan ketiganya mendoakan kematian Duke!

52
Fb.me/overebook

“Teganya…,” gumam Sarita, “Teganya mereka…”

“Sarita, kaukah itu?” sebuah suara lirih mengalun dari tempat tidur.

Sarita terperanjat. Ia segera menghapus air matanya. “Ya, Norbert, ini aku,”
Sarita mendekat.

“Apa yang mereka lakukan padamu?”

“Tidak ada,” jawab Sarita, “Mereka tidak melakukan apa pun padaku.”

“Mengapa kau menangis?”

Sarita tidak dapat menjawab.

“Aku bermimpi bertemu orang tuamu,” Duke berkata, “Mereka mengajakku


pergi berlayar namun sebelum aku menjawab, kau yang masih gadis kecil
berlari ke arahku sambil menangis.”

Pecahlah sudah air mata Sarita. Sarita berlutut di sisi Duke dan menangis
tersedu-sedu. Ia tidak perlu diterangkan apa arti mimpi itu.

“Sarita, putriku,” Duke Norbert meletakkan tangan keriputnya di kepala Sarita,


“Aku telah berjanji pada orang tuamu untuk membuatmu selalu tersenyum.
Jangan menangis. Aku tidak ingin melihatmu menangis.”

“Baik, Norbert,” Sarita menghapus air matanya, “Aku tidak akan menangis
lagi.”

53
Fb.me/overebook

“Kau jauh lebih cantik kalau tersenyum.”

Melalui sinar rembulan yang menyelinap melalui jendela, Sarita melihat seulas
senyum di wajah Duke. Sarita pun mencoba tersenyum walau hanya seulas
senyum sedih.

“Aku bahagia. Aku bisa berkata pada Ithnan, aku telah membesarkan putri
tercintanya dengan penuh cinta. Gadis kebanggaannya telah menjadi seorang
wanita cantik. Ithnan akan sangat bangga melihatmu.”

Duke tersenyum bahagia – membuat Sarita pilu.

“Kau begitu mirip ibumu,” kata Duke, “Melihatmu, rasanya seperti melihatnya
lagi. Ibumu adalah seorang gadis cantik yang periang. Ia tidak pernah menangis.
Ia tidak pernah mengeluh bahkan dalam keadaan yang paling sulit.”

Duke terbatuk-batuk.

Sarita segera membasahi kain dengan air di dalam baskom yang selalu tersedia
di sisi pembaringan. Dengan telaten, ia membersihkan wajah Duke Norbert.
Hatinya hancur melihat darah itu.

Duke tersenyum sedih. “Kau mewarisi ketelatenan ibumu dan ketegaran


ayahmu. Kau adalah pusaka mereka. Aku akan begitu sedih meninggalkanmu
seorang diri.” Duke kembali terbatuk-batuk.

“Oh, Norbert,” pinta Sarita, “Jangan berbicara lagi.”

54
Fb.me/overebook

“Satu-satunya penyesalanku,” batuk kembali menghentikan Duke melanjutkan


kalimatnya.

Sarita harus menahan kuat-kuat air mata di pelupuk matanya. “Norbert,”


katanya menahan isak tangis, “Kumohon, beristirahatlah.”

“Ithnan begitu ingin memulangkanmu ke Helsnivia,” Duke Norbert


mengabaikan permintaan Sarita.

Sarita tidak dapat menahan air matanya lagi. Ia menggigit bibirnya rapat-rapat
untuk mencegah isak tangisnya terdengar oleh Duke. Dengan mulut tertutup
rapat, ia mendengarkan Duke sambil menyeka bibir Duke ketika ia kembali
batuk.

Malam ini akan menjadi malam yang melelahkan tapi Sarita tidak akan
mengeluh. Saat ini ia hanya ingin melewatkan setiap detik yang berharga ini
dengan ayah angkat tercintanya.

®RatuBuku

55
Fb.me/overebook

Chapter 4

Sarita menatap Duke yang sudah tertidur nyenyak tanpa suara.

Sepanjang malam Duke terus mengenang masa mudanya bersama Ithnan di


sela-sela batuknya yang kian parah.

Kemarin sore batuk Norbert tidaklah parah. Hanya sesekali ia terbatuk darah
tapi sepanjang malam batuknya hampir tidak pernah berhenti.

Sarita menatap wajah tua itu dengan pilu. Tidak adakah yang bisa dilakukannya
untuk menyenangkan Duke? Tidak adakah yang bisa dilakukannya untuk
memenuhi keinginan terakhir sang Duke?

Sarita tidak bisa memenuhi keinginan ayahnya ketika ia sekarat. Hingga detik
ini ia terus menyesalinya. Walau pada akhirnya keinginan ayahnya terwujud,
Sarita terus berharap ia dapat memenuhi keinginan ayahnya sebelum ia
meninggal. Keinginan terakhir ayahnya adalah bertemu dengan Duke Norbert
dan menyerahkan sendiri putrinya dalam asuhan Duke. Duke memang datang
tapi ia terlambat. Sarita tahu keterlambatan itu telah membuat penyesalan yang
mendalam di hati Duke. Sekarang Sarita tidak ingin membuat penyesalan lagi di
hati Duke. Ia tidak ingin melihat orang yang dicintainya pergi tanpa dapat
mewujudkan keinginan terakhir mereka.

Maka Sarita memutuskan. Selagi ia masih punya waktu, ia akan mewujudkan


keinginan terakhir Duke! Sekalipun ia harus membuang wajah dan harga
dirinya!

56
Fb.me/overebook

Tak sampai setengah jam kemudian Sarita berdiri di depan sepasang mata
menyelidik Halbert.

Berlawanan dengan Sarita, rambut pirang Halbert yang bersinar cemerlang


tersisir rapi. Kemeja putihnya yang licin dipadu dengan celana hitam,
membuatnya tampak begitu gagah. Satu-satunya yang merusak penampilannya
yang menawan adalah sepasang mata biru tuanya yang memandang Sarita
dengan penuh tanda tanya dan jijik.

Penampilan Sarita saat ini jauh dari menawan. Rambut kuning pucatnya
berantakan. Matanya yang sembab masih membengkak setelah menangis
sepanjang malam. Hidungnya memerah. Goresan hitam di bawah matanya
membuatnya kian kelam dan terlebih dari itu, gaunnya acak-acakan bahkan
sebuah kancing di dadanya jatuh terlepas oleh pergumulannya dengan Chris
semalam.

“Apakah tujuan Anda datang pagi-pagi?” Halbert menahan keinginannya untuk


mengusir pemandangan tidak sedap ini.

“Dengan membuang segala harga diri, saya memohon Anda pergi bersama saya
ke Sternberg,” Sarita langsung ke pokok pembicaraan.

“Ke Sternberg.”

“Saya percaya Duke Norbert telah meminta Anda untuk mengambil saya
sebagai istri,” Sarita akhirnya mengutarakan pokok pembicaraan yang paling
tidak ingin dibahasnya. “Saya mohon kembalilah bersama saya ke Sternberg
dan berkata pada Duke bahwa Anda akan mengambil saya sebagai istri.”

57
Fb.me/overebook

Tawa Halbert meledak.

Reaksi Halbert tepat seperti dugaan Sarita.

“Saya tidak meminta Anda untuk bersungguh-sungguh,” Sarita melanjutkan,


“Yang saya minta hanyalah sebuah kalimat persetujuan Anda.”

“Apakah yang membuatmu berpikir aku akan pergi denganmu?” cibir Halbert.

“Ini adalah permintaan terakhir orang yang menjelang ajal,” terang Sarita,
“Anda tentu bersedia membantu saya memenuhi keinginan terakhir orang yang
sekarat.”

Halbert tertawa geli. “Apakah kau pikir aku akan percaya padamu? Sekalipun
aku harus berbohong, aku tidak akan menerima lamaran terkonyol kalian.
Engkau memang cantik tapi kau tidak cukup cantik untuk membuatku ingin
menikahimu.” Dan kau adalah gadis yang melacurkan dirinya ketika ayahnya
terbaring sakit, Halbert menambahkan pada dirinya sendiri.

“Sejujurnya saya pun tidak tertarik untuk menikah dengan Anda apalagi
berhubungan dengan Anda,” Sarita tahu ia telah membuat Halbert kesal namun
demi keberhasilan rencananya, ia harus menekan amarahnya dalam-dalam.
“Saya hanya ingin Anda membantu saya.”

“Aku sudah sering mendengar cerita serupa. Aku tidak akan mempercayaimu.”

“Bagaimana Anda tahu hal itu hanya sebuah karangan sebelum Anda
melihatnya sendiri?”

58
Fb.me/overebook

“Pernyataan itulah yang membuatku semakin meragukan kebenaran


perkataanmu.”

Sarita putus asa melihat kekeraskepalaan pemuda ini. Sebelum datang, ia sudah
tahu sang Pangeran akan menolak. Namun ia tetap memegang harapan rasa
belas kasih sang Putra Mahkota Helsnivia dapat membantunya. Sekarang
harapan itupun terasa telah sirna.

Apakah ia juga tidak dapat memenuhi keinginan terakhir ayah angkatnya?

“Tidakkah Anda bersedia menyenangkan hati orang yang sekarat?”

Halbert tertegun melihat air mata Sarita.

“Sarita…” Sarita terperanjat. Ia merasa mendengar suara Duke. Dadanya


berdegup kencang tanpa dapat ia kendalikan. Sebuah perasaan tidak enak
membuatnya tidak nyaman.

“Anda sungguh mengecewakan saya,” kata Sarita tajam dan ia langsung pergi.

Halbert melihat Sarita dengan kebingungan. Ia tidak menyukai gadis ini. Ia


datang dengan acak-acakan seperti baru bergulat sepanjang malam,
memaksanya menerima lamaran ayahnya, dan pulang tiba-tiba tanpa pamit.

“Benar-benar gadis liar!” maki Halbert.

Mata biru muda yang sembab itu melintas di depan Halbert. Untuk sesaat
sepasang mata yang basah itu tampak begitu hancur dan pilu.

59
Fb.me/overebook

Derap kaki kuda menjauh dengan cepat.

Melalui jendela, Halbert melihat Sarita pergi seperti dikejar setan.

®RatuBuku

“Sarita….. Sarita….. di manakah kau?” Duke mencari-cari.

“Sarita?”

Sarita membuka pintu lebar-lebar.

“Sarita, kaukah itu?” tangan Duke mencari-cari Sarita.

“Ya, Norbert, ini aku,” Sarita menjatuhkan diri di sisi Norbert. Ia menggenggam
erat tangan Duke. Hatinya begitu pilu melihat pria tua yang sudah tidak berdaya
itu.

“Ithnan, lihatlah Sarita. Lihatlah putri kecilmu sudah menjadi wanita tercantik
di dunia.”

“Norbert…,” gumam Sarita tanpa dapat menahan isak tangisnya.

Tindakan Duke benar-benar seperti tindakan ayahnya sesaat sebelum


meninggal. Ia mencari-cari orang-orang yang tidak dikenalnya dan berbicara
dengan orang lain yang tak dilihatnya.

“Sarita, mengapa Pangeran ada di sini?”

60
Fb.me/overebook

„Sekarang ia melihat hal yang tidak-tidak‟, pikir Sarita. Ia telah berusaha


mewujudkan keinginan terakhir Duke tapi ia tidak berhasil.

“Sarita, apakah Pangeran bersedia menikahimu?”

“Ya, Norbert, ia bersedia,” Sarita memutuskan untuk mengikuti khayalan Duke.

Duke tersenyum bahagia. “Lihatlah, Ithnan, Sarita… bisa pulang…,” suaranya


kian menghilang dan matanya terpejam rapat. Tangannya jatuh lemas di sisi
tubuhnya.

Sarita terpaku. Ia tidak dapat menangis lagi. Ia tidak dapat meratap lagi. Hatinya
terasa hampa. Ia merasa seperti dunianya sudah berakhir.

Halbert tertegun. Sesuatu yang tidak diketahuinya, membuatnya mengikuti


Sarita. Sekarang ia telah menjadi saksi kepergian Duke of Cookelt untuk
selama-lamanya.

Halbert memperhatikan Sarita yang sama sekali tidak bergerak. Ia merasa malu
telah mencurigai gadis itu.

Sarita berdiri. Belum sedetik ia berdiri, tubuhnya jatuh lemas.

Halbert bergerak cepat menangkap Sarita.

Sepasang mata biru muda yang dalam itu tampak kosong. Air mata yang belum
kering membasahi wajah pucatnya.

“Kuatkan dirimu.”

61
Fb.me/overebook

Sarita terkejut. Ia segera menjauhkan diri dari Halbert. “S-saya tidak apa-apa,”
kata Sarita gugup tergagap.

Halbert merasakan suatu keinginan yang kuat untuk merengkuh gadis itu dalam
pelukannya. Ia ingin memberikan dadanya untuk gadis itu menangis sepuasnya.
Sarita tampak begitu kacau, pucat, letih, dan tidak berdaya. Ia membuat jiwa
kejantanan Halbert ingin melindunginya.

“Terima kasih, Yang Mulia Pangeran,” ujar Sarita sambil mencoba tersenyum,
“Anda membuat Norbert pergi dengan bahagia.”

Halbert pilu melihat senyum di wajah sedih itu.

“Jangan biarkan saya menyita waktu Anda.”

Halbert tidak mengerti gadis ini. Ia datang memohon padanya, berterima kasih
atas sesuatu yang tidak dilakukannya dan sekarang mengusirnya!

Sarita berjalan ke pintu. Tubuhnya kembali limbung.

Halbert mengulurkan tangan untuk menangkap Sarita.

Sarita menggeleng dan menghindar. “Saya tidak apa-apa,” katanya dan


melangkah ke pintu dengan tubuh limbungnya.

Halbert semakin tidak mengerti gadis ini.

62
Fb.me/overebook

Halbert melihat Sarita berdiri mematung di pintu. Untuk sesaat ia yakin gadis
ini akan jatuh pingsan tapi kemudian gadis itu melangkah tegas untuk
mengabarkan kematian Duke pada seisi Sternberg.

Dalam waktu sekejap semua orang mengetahui kabar kematian Duke. Dalam
waktu sekejap pula upacara penguburan Duke of Cookelt diselenggarakan.
Tepat seminggu setelah kematiannya, peti mati Duke telah siap untuk dikubur.

Sahabat dan kerabat Duke Norbert berdatangan dari berbagai penjuru untuk
mengantar Duke ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Semua orang tampak begitu sedih oleh kepergian Duke of Cookelt yang telah
mereka kenal dengan baik. Sepanjang yang dilihat Halbert, tidak seorangpun
yang sesedih Sarita. Namun anehnya, Halbert tidak melihat gadis itu dalam
kerumunan orang berbaju hitam ini. Tidak di antara barisan terdepan keluarga
Duke Norbert. Tidak juga di antara Duches Belle dan kedua putranya.

Halbert mengakui. Di antara semua wanita yang dikenalnya, Saritalah wanita


yang pandai bersandiwara. Sarita telah berhasil membuatnya percaya ia adalah
putri yang berbakti. Sarita telah berhasil membuatnya terharu. Namun, ternyata
ia tetaplah sorang putri yang melacurkan diri ketika ayahnya sakit parah.

Baru saja Halbert berpikir seperti itu ketika ia melihat sosok yang dikenalnya di
pintu gereja – jauh dari kerumunan.

Wajah gadis itu tertutup kerudung hitam namun Halbert yakin gadis itu adalah
Sarita.

63
Fb.me/overebook

Halbert tidak mengerti mengapa gadis itu berdiri menjauh dari kerumunan.
Mengapa ia tidak berada di antara keluarganya?

Setelah Duke Norbert dikubur dan orang-orang menjauh, Sarita bergerak.

Sarita ingin mengantar Duke tapi Duchess Belle melarangnya. “Anak haram
seperti kau hanya akan mempermalukan kami,” katanya.

Sarita tidak ingin berdebat dengannya. Ia tidak ingin tinggal lebih lama dalam
keluarga durhaka ini.

Begitu mendengar kematian Duke, mereka bukannya bersedih malah bersuka


cita. Duchess dan Chris mulai berebut kuasa atas harta keluarga Riddick. Baik
Duchess Belle maupun Dorothy tidak tertarik membatalkan janji kencan mereka
di saat Sarita memberitahukan kematian Duke.

“Apa hubungannya denganku?” itulah yang dikatakan Duchess ketika Sarita


mencegahnya pergi. “Ia sudah mati.”

“Anda perlu mengurus penguburan Norbert.”

“Itu bukan urusanku. Bukannya kau putri haram kesayangannya? Mengapa kau
tidak mati bersama ayahmu?”

Saat itu Sarita hanya bisa menangis untuk Duke.

“Aku punya janji!” itulah yang dikatakan Dorothy. “Aku tidak punya
kepentingan dengan orang mati.”

64
Fb.me/overebook

Chris juga tidak jauh berbeda. Ia bersorak gembira ketika mengetahui kematian
Duke dan mulai merencanakan tindakannya setelah menjadi Duke of Cookelt
yang baru.

Tidak perlu diragukan lagi keluarga durhaka itu tidak mau tinggal berlama-lama
meratapi kuburan dingin Duke.

“Oh, Norbert,” Sarita jatuh lemas di sisi makam Duke. Air matanya yang belum
kering kembali bercucuran. “Tempat tidurmu masih hangat tapi mereka sudah
berebut warisan.”

Sarita merasa begitu hampa. Sekali lagi ia ditinggalkan seorang diri tanpa sanak
saudara. Kali ini tidak akan ada Duke Norbert kedua yang menerimanya dengan
tangan terbuka. Tidak ada lagi orang yang menerimanya sebagai bagian
keluarga mereka.

Mata basah Sarita menatap lekat-lekat kuburan yang masih segar. Hatinya
hampa. Pikirannya kosong. Hanya isak tangis yang tertahan mengisi kesunyian
dirinya.

Halbert berdiri hanya dua meter di belakang gadis itu tanpa suara. Tangisan
gadis inilah yang benar-benar memilukan suasana penguburan ini.

Bila beberapa saat lalu Sarita menjadi gadis yang paling pandai bersandiwara.
Sekarang ia menjadi gadis yang paling tidak dimengertinya.

Entah berapa lama Sarita duduk termenung seperti itu sebelum akhirnya ia
berdiri.

65
Fb.me/overebook

Sarita belum berdiri tegak ketika tubuhnya kembali limbung.

Halbert segera menangkap gadis itu.

Wajah gadis itu tampak begitu pucat. Matanya terpejam rapat. Garis hitam di
sekitar matanya menandakan keletihannya. Ia tampak jauh lebih pucat dan letih
dari yang dilihat Halbert seminggu lalu.

Halbert terkejut. Ketika tangannya menyentuh kulit gadis itu, tangannya seperti
tersengat sesuatu. Halbert meletakkan tangan di kening gadis itu dan terkejut
merasakan panas membara.

Segera Halbert bertindak dengan membawa Sarita menjauhi panas matahari


musim panas yang menyengat ini.

Ketika Sarita terjaga, ia melihat langit-langit yang berlukiskan para malaikat


yang memahkotai Bunda Maria. Pikirannya yang kosong menatap lukisan itu
dengan bertanya-tanya. Untuk beberapa saat ia menatap lukisan itu.

“Kau merasa lebih baik?”

Barulah Sarita sadar ia tengah berbaring di kursi jemaat gereja dengan


kepalanya di atas pangkuan Halbert dan sebuah kain basah di keningnya.

Sarita mengambil kain basah itu dari keningnya dan berusaha duduk.

Halbert membantu Sarita duduk. “Kau sudah merasa lebih baik?” Halbert
mengulangi pertanyaannya.

66
Fb.me/overebook

“Y-ya…, saya sudah merasa lebih baik,” jawab Sarita sambil menyerahkan kain
putih itu pada Halbert, “Terima kasih banyak.”

Sarita berdiri dengan tubuh limbungnya. Gerakannya yang tiba-tiba membuat


pandangannya kabur dan kepalanya terasa berputar-putar.

“Aku akan mengantarmu pulang,” Halbert menahan tubuh Sarita.

“T-tidak perlu repot-repot, Yang Mulia,” Sarita melepaskan diri, “Saya tidak
akan pulang ke Sternberg.”

Halbert bertanya-tanya.

“Saya bukan bagian dari mereka. Norbert juga sudah tidak ada. Saya tidak
punya alasan lagi untuk kembali.”

Norbert? Halbert bertanya-tanya. Selama ini ia memang tidak terlalu


memperhatikan cara Sarita menyapa Duke of Cookelt. Sekarang ia benar-benar
ingin tahu sedemikian akrabnyakah mereka sehingga Sarita memanggil ayahnya
hanya dengan namanya?

“Terima kasih atas kepedulian Anda, Yang Mulia Pangeran Halbert,” kata
Sarita sekali lagi.

Sarita tampak begitu tidak berdaya, begitu rapuh. Begitu rapuhnya gadis itu
hingga Halbert yakin sebuah sentuhan lembut dapat menjatuhkannya.

67
Fb.me/overebook

Halbert memperhatikan Sarita berjalan dengan limbung ke pintu. Ia telah


menawarkan bantuan tapi gadis itu menolaknya. Ia sudah menawarkan
tumpangan tapi gadis itu tidak mau. Apa lagi yang bisa dilakukannya?

Ia sudah melakukan kewajibannya sebagai seorang pria jantan. Yang lebih


penting lagi adalah bukan urusannya mencampuri urusan Sarita dan ia tidak
punya kewajiban mengurus gadis itu.

Itulah yang dikatakan Halbert pada dirinya sendiri. Namun beberapa saat
kemudian kereta kudanya tengah mengikuti kereta yang disewa Sarita.

Sejam berlalu sudah dan tidak seorang pun dari mereka yang berhenti.

Halbert mulai bingung ketika kereta kian menjauhi keramaian. Ia semakin


curiga ketika mereka mulai memasuki daerah perbukitan.

Halbert ingin tahu ke mana Sarita pergi setelah kematian ayahnya. Tempat ini
terlalu terpencil kalau mau dikatakan Sarita pergi menenangkan diri di rumah
keluarga Riddick yang lain. Tidak mungkin keluarga Riddick mempunyai
kediaman di tempat terpelosok seperti ini.

Dua jam telah berlalu setelah memasuki daerah berhutan lebat ini namun tidak
nampak sebuah rumah pun. Semakin mereka memasuki tempat ini, semakin
tidak nyaman jalan yang mereka tempuh.

Halbert bisa memastikan Sarita tidak pergi menenangkan diri di salah satu
rumah peristirahatan keluarga Riddick. Ia benar-benar tidak punya ide ke mana
gadis ini pergi.

68
Fb.me/overebook

Rasanya sepanjang hari mereka menapaki jalan berbatu-batu itu sebelum


akhirnya Halbert melihat rumah. Menilik dari ukurannya dan jarak antara rumah
yang satu dengan rumah yang lain, Halbert yakin ini adalah desa petani.

Halbert tidak mengerti apa yang dicari Sarita di tempat ini. Tidak mungkin putri
seorang Duke seperti Sarita bisa dan mau tinggal di tempat terpencil seperti ini.

Kereta berhenti dengan perlahan.

“Pangeran,” kata pengawal Halbert memberitahu dari jendela, “Kereta itu sudah
berhenti.”

Halbert langsung melompat keluar dan bersembunyi di balik pohon rindang


terdekat dari kereta yang ditumpangi Sarita.

Halbert melihat Sarita berdiri di depan pagar rumah kecil. Ia tengah membayar
kusir kuda kereta sewaannya. Beberapa saat kemudian ketika kereta itu pergi,
Halbert dapat melihat sebuah koper besar di sisi Sarita.

Halbert bertanya-tanya. Sarita tidak mungkin hendak tinggal di tempat terpencil


seperti ini, di rumah kecil seperti itu, bukan? Gadis bangsawan seperti dia tidak
mungkin mau tinggal di tempat yang jauh berbeda dengan istananya.

Seorang pemuda yang menyandang cangkul atau apapun itu di pundaknya,


berjalan ke arah Sarita.

Sarita tampak tertegun melihat pemuda itu dan sedetik kemudian ia


menjatuhkan diri di pelukan pemuda itu.

69
Fb.me/overebook

Seketika itu juga semuanya menjadi jelas bagi Halbert. Pemuda itu pasti adalah
kekasih Sarita! Sarita tidak membiarkannya menyentuhnya seolah-olah ia jijik
pada setiap pria tapi ia menjatuhkan diri dalam dada pemuda itu. Sarita juga
membiarkan pemuda itu memegang wajahnya dan membopongnya ke dalam
rumah.

Halbert yakin rumah itu adalah rumah pemuda itu.

Sungguh tidak dapat dipahami mengapa Sarita yang jelas-jelas gadis berdarah
biru bisa jatuh cinta pada pemuda pedesaan seperti pria itu. Tidak dapat
dipahami besarnya cinta Sarita sehingga ia mau tinggal di rumah yang tidak
jauuh lebih besar dari kamar Duke Norbert!

Halbert sering mendengar cerita wanita bangsawan yang rela meninggalkan


segalanya demi cinta. Namun baru kali ini ia melihat contoh nyata dan ekstrim!

Beberapa saat kemudian Halbert melihat pemuda itu keluar dengan cemas. Ia
bergegas membawa masuk koper besar Halbert. Belum semenit ia masuk, ia
sudah keluar lagi. Kali ini ia berlari ke rumah di sisi kanan.

Halbert tidak mengerti apa yang dilakukan pemuda itu.

Pemuda itu melaju dengan cepat dari belakang rumah di atas kuda coklat.

Seketika itu juga Halbert tahu apa yang dilakukan pemuda itu. Pemuda itu pasti
pergi mencari dokter! Ia sama sekali sudah lupa akan demam tinggi Sarita!

„Namun,‟ Halbert kembali bertanya-tanya. „Apakah mungkin ada dokter di


tempat terpencil seperti ini?‟

70
Fb.me/overebook

Sepuluh menit berlalu sudah semenjak kepergian pemuda itu tapi tidak nampak
tanda-tanda pemuda itu kembali. Keberadaannya di pohon besar itu juga sudah
mengundang ketertarikan para penghuni desa.

Halbert melihat tidak ada tanda-tanda kehidupan dari rumah tempat Sarita
berada.

Ketika ia mendekati rumah itu, ia melihat pekarangannya yang tertata rapi.


Rumputnya yang pendek tampak seperti baru dipangkas beberapa hari lalu.
Namun ketika ia memegang pintu, ia merasakan debu di pegangannya.

Untuk sesaat Halbert ragu. Haruskah ia masuk tanpa mengetuk pintu? Kalaupun
ia mengetuk pintu, apa yang harus dikatakannya pada Sarita mengenai
keberadaannya di sini?

“Papa.”

Halbert terkejut. Ia melihat sekeliling tapi ia tidak melihat seorang pun.

“Jangan pergi, Papa.”

Kali ini Halbert tahu dari mana suara itu berasal.

“Biarkan aku ikut, Papa,” Halbert mendengar isak tangis Sarita, “Aku tidak mau
ditinggal sendiri.”

Halbert tidak berpikir panjang lagi untuk masuk.

71
Fb.me/overebook

“Papa…”

Halbert langsung menuju asal suara itu.

Sarita tampak begitu kesakitan. Sebuah kain basah berada di keningnya.


Wajahnya basah oleh keringat. Bibirnya terus menerus memanggil Papa dan
mengulangi kalimat: aku tidak mau ditinggal sendiri; jangan pergi.

Halbert melihat sekeliling – mencari sesuatu yang bisa dijadikan tempat


menandah air.

Di meja kecil di sisi tempat tidur, Halbert melihat sebuah baskom penuh berisi
air. Halbertpun segera mengambil kain di kening Sarita yang membara,
menyeka keringat di wajah pucatnya, membasahi kain itu lagi, dan kembali
menyeka wajah Sarita.

“Papa…,” mata Sarita terbuka.

Halbert membalikkan badannya untuk membasahi kain.

“Jangan pergi!” Sarita menangkap tangan Halbert dan mencengkeramnya kuat-


kuat.

Halbert tertegun. Sebulir air mata mengalir dari mata pilu yang tertutup rapat
itu.

“Aku tidak akan pergi. Aku akan selalu berada di sisimu,” bisik Halbert lembut
dan ia duduk di sisi Sarita. “Aku janji,” Halbert menggenggam tangan Sarita.

72
Fb.me/overebook

Sarita tersenyum.

Lagi-lagi Halbert tertegun. Ia tidak pernah melihat senyum manis Sarita yang
seperti ini. Sarita tampak begitu bahagia dan damai sehingga Halbert tidak tega
menarik tangannya dari genggaman Sarita.

Sarita memejamkan matanya namun tangannya masih menuntut bukti


keberadaan Halbert di sisinya.

Dengan tangannya yang terbebas, Halbert terus menyeka keringat Sarita dan
dengan sabar membisikkan kata-kata lembut yang menenangkan gadis itu.
Matanya terus menatap wajah yang menderita itu.

Kematian Duke Norbert pasti merupakan pukulan besar bagi Sarita.

Apakah yang akan dilakukan Sarita setelah ini?

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahuinya, Sarita tidak mau kembali ke
Sternberg. Apakah Sarita akan tinggal di tempat ini? Bersama pemuda itu?

Ingatan akan pemuda yang menyambut Sarita, membuat Halbert mual. Saat ini
ia berada di rumah pemuda itu!

Tiba-tiba Halbert sadar sewaktu-waktu pemuda itu akan muncul.

Halbert beranjak bangkit.

73
Fb.me/overebook

Melalui jendela di seberang tempat tidur, ia tidak melihat tanda-tanda pemuda


itu. Namun Halbert tidak mau mengambil resiko. Ia segera mengompres Sarita
kembali dan beranjak pergi.

Apa yang sedang dilakukannya!? Apa yang akan dikatakan dunia!? Ia tidak
pernah menjaga orang sakit sebelumnya. Ia juga tidak pernah menunggu orang
sakit seperti ini. Sekarang ia menunggui anak haram, pelacur yang tidak tahu
malu, gadis licik yang melamarnya, dan… dan…

Halbert melihat wajah cantik yang pucat itu. Kesedihan gadis ini bukanlah
sebuah sandiwara. Mungkin kesedihannya, penderitaannyalah yang
membuatnya iba dan pada akhirnya membawanya ke tempat ini.

Cukup sudah! Sarita tidak sendiri lagi. Siapa pun pemuda itu, Sarita sudah
mempunyai orang yang akan menjaganya.

Saat itulah ia baru benar-benar menyadari betapa kecilnya rumah ini – kalau
mau disebut rumah. Tempat ini hanya mempunyai satu perapian di seberang
pintu masuk. Dapur kecil di sisi kanan pintu. Sebuah meja kayu persegi berdiri
di depan perapian bersama empat kursi kayu tua yang mengelilingi keempat
sisinya. Singkat kata, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, dan dapur
menjadi satu di tempat ini. Hanya satu pintu di sisi kiri perapian yang
membatasi ruang ini dengan ruang tidur Sarita.

Halbert tidak dapat memahami bagaimana Sarita akan tinggal di tempat ini,
rumah yang pasti tidak lebih besar dari kamar Sarita di Sternberg.

Ketika Halbert memperhatikan perlengkapan dapur yang begitu minim, barulah


ia menyadari betapa kotornya tempat ini.

74
Fb.me/overebook

Debu tebal dapat dijumpai di setiap sudut.

“Betapa malasnya penghuni rumah ini,” gumam Halbert.

Tiba-tiba saja Halbert tersadar. Di mana pemuda itu tidur? Di mana Sarita tidur?
Akankah mereka berdua tidur bersama? Pikiran itu membuatnya kembali mual
dan pada saat yang bersamaan membangkitkan kewaspadaannya.

Halbert segera meninggalkan rumah itu.

Baru saja Halbert mencapai kereta kudanya ketika dua ekor kuda menuju rumah
itu. Seorang adalah pemuda itu dan yang seorang lagi, Halbert yakini, adalah
sang dokter.

Sekarang pemuda itu sudah kembali bersama dokter. Tidak ada alasan lagi bagi
Halbert untuk tinggal lebih lama lagi.

®RatuBuku

75
Fb.me/overebook

Chapter 5

Sarita merapatkan syal di sekeliling bahunya. Matanya menatap kejauhan di


puncak bukit berumput yang luas itu. Pikirannya kosong tapi hatinya begitu
damai. Rasanya sudah lama Sarita tidak merasa setenang ini.

Pagi ini ia terbangun sebelum matahari terbit. Di keningnya ada sebuah kain
kering. Di sisi tempat tidur ada baskom penuh berisi air. Sarita tidak perlu
berpikir lama untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Pasti Marcialah yang
telah menjaganya sepanjang malam dan saat ini pemuda itu pasti sudah berada
di ladangnya. Sarita mengenal Marcia enam tahun lalu ketika ia dan ayahnya
menetap di Hauppauge, desa pertanian ini karena sakit ayahnya. Semenjak itu
mereka menjadi teman baik.

Rumah yang saat ini menjadi milik Sarita adalah dulu adalah bagian dari milik
keluarga Marcia. Ketika mereka datang enam tahun lalu, ayah Sarita
menyewanya. Rumah itu memang kecil dan hanya mempunyai satu tempat
tidur. Namun saat itu hanya inilah yang bisa dilakukan mereka dengan kondisi
keuangan mereka yang terbatas. Mereka membutuhkan tempat untuk merawat
sakit ayah Sarita. Bagi Sarita sendiri, ia tidak membutuhkan tempat tidur karena
ia harus selalu berada di sisi pembaringan ayahnya.

Setelah kematian ayahnya, keluarga Marcia bermaksud baik dengan mengambil


Sarita sebagai putri angkat mereka. Namun beberapa hari setelahnya Duke of
Cookelt datang oleh permintaan Ithnan.

Tampaknya sebelum meninggal Ithnan mengirim surat pada Duke Norbert. Ia


meminta Duke untuk merawat Sarita setelah kematiannya dan atas

76
Fb.me/overebook

keinginannya sendiri, jasadnya dibakar dan abunya ditebar di laut. Ithnan benar-
benar seorang petualang. Matipun ia tidak mau berdiam diri di suatu tempat.

Untuk Sarita, Duke Norbert membeli rumah yang menjadi tempat persinggahan
terakhir Ithnan. Duke Norbert juga membuat nisan ayah Sarita di belakang
pekarangan rumah mungil ini agar Sarita dapat mengunjungi ayahnya sesering
mungkin.

Duke Norbert tidak pernah melarang Sarita pulang ke rumah ini setiap bulannya
selama satu atau dua hari untuk mengunjungi Ithnan. Bahkan dalam beberapa
kesempatan, ia menemani Sarita.

Namun setelah Duke Norbert jatuh sakit, Sarita tidak pernah pulang. Itulah
sebabnya Marcia begitu senang ketika melihatnya kemarin sore – sepulangnya
dari ladang keluarga mereka.

Melihat satu-satunya teman baik dan orang yang terdekat dengannya, Sarita
tidak dapat menahan diri. Ia menjatuhkan diri di pelukan pemuda itu dan
kembali menangis tersedu-sedu.

“Marcia, oh, Marcia…,” isaknya.

“Ada apa, Sarita? Apa yang terjadi” tanya Marcia cemas, terlebih lagi setelah ia
menyadari gaun hitam Sarita dan sebuah koper besar di depan pagar rumah
mungil Sarita.

“Oh, Marcia, Norbert,” isak Sarita, “Norbert…, ia… i-ia sudah pergi.”

77
Fb.me/overebook

Marcia terperanjat. “Katakan padaku, Saritaku yang manis, apa yang terjadi
pada Duke Norbert?” Marcia merangkum wajah Sarita.

Melalui matanya yang basah, Sarita melihat ketegangan di wajah pemuda itu.
Sarita belum menjawab ketika Marcia terpekik kaget.

“Ya, Tuhan! Badanmu panas sekali, Sarita!” serunya kaget. Tangannya


berpindah ke kening Sarita. “Kau demam!” ia mengumumkan dan seketika itu
pula ia membopong Sarita ke dalam rumah.

Segera setelah membaringkan Sarita di tempat tidur, menyelimutinya, dan


mengompresnya dengan kain basah, Marcia berkata,

“Beristirahatlah dengan tenang, aku akan memanggil dokter.”

Sarita sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya karena ia langsung
tertidur nyenyak karena perasaan lelah dan lega. Namun Sarita yakin Marcia
segera kembali karena ia merasa ia mendengar seseorang membisikkan sesuatu
di telinganya sambil terus menyeka wajahnya yang berkeringat.

Pagi ini ketika Sarita terbangun, Sarita merasa segar. Ia tidak lagi merasa lelah
ataupun sakit.

Hal pertama yang dilakukannya adalah mengunjungi makan ayahnya.

“Papa,” katanya, “Apakah kau sudah bertemu Norbert?”

Sarita menatap sedih nisan dingin itu. “Kau pasti senang dapat berkumpul lagi
dengan teman baikmu. Ia telah menjagaku dengan baik. Ia menyayangiku

78
Fb.me/overebook

seperti putrinya sendiri. Karena itu, Papa, berbaiklah padanya. Ia adalah ayah
angkat yang hebat.”

Air mata Sarita menetes jatuh.

“Sekarang aku sebatang kara lagi. Tapi, Papa, aku tidak akan pernah putus asa.
Aku sudah memutuskan akan tinggal di sisimu selamanya.”

Pagi ini Sarita memutuskan untuk tinggal di rumah ini. Ia akan bekerja pada
keluarga Marcia atau pada keluarga petani lain yang membutuhkan bantuannya.
Ia akan menanam sayur-sayuran di pekarangannya yang kecil. Ia akan
melewatkan hari-hari tenang di desa ini – jauh dari keluarga Riddick.

Duke memang menunjuknya sebagai wali Chris. Namun itu tidak berarti ia
harus tinggal bersama mereka.

Sarita tidak ingin lagi bertemu keluarga itu. Ia tidak mau berhubungan dengan
Chris yang hendak memperkosanya lagi di malam kematian Duke Norbert.
Sarita tidak mau berbantah lagi dengan Duchess Belle yang mengundang Earl
of Mongar beberapa saat setelah kematian Duke Norbert untuk membiarkan
Earl of Mongar membawanya pulang sebagai istri barunya. Sarita juga tidak
mau melihat Dorothy, sang putri durhaka. Walaupun Dorothy bukan putri
kandungnya, Duke Norbert mencintai Dorothy dan melimpahinya dengan
segala kekayaannya. Namun Dorothy memilih untuk berkencan daripada
berkabung untuk kematian Duke.

Saat ini di Sternberg pasti terjadi kekacauan.

79
Fb.me/overebook

Graham memberitahu Sarita bahwa kehadirannya diperlukan dalam pembacaan


surat wasiat Duke Norbert. Namun Duchess Belle bersikeras Sarita tidak punya
urusan dengan surat wasiat itu. Malahan ia mengumumkan pernikahan Sarita
dan Earl of Mongar sudah dekat.

Earl of Mongar sendiri tidak henti-hentinya mendekatinya setelah kematian


Duke. Earl bersimpati padanya, namun Sarita percaya Earl tua yang mata
keranjang itu hanya berpura-pura.

“Apa kurangnya Earl Mongar!?” pekik Duchess Belle ketika melihat Sarita
menolak tawaran Earl utunk pergi ke pesta, “Apa kau bodoh!? Tak lama lagi tua
bangka itu akan mati dan setelah itu kau akan menguasai hartanya.”

Sarita saat itu hanya menatap Duchess dan dengan tenang berkata, “Mengapa
Anda sendiri tidak menikah dengannya?”

Jawaban itu membuat Duchess murka.

“Dasar anak tidak tahu diuntung!” ia menampar Sarita dengan keras. Begitu
kerasnya tamparan itu hingga Sarita jatuh terhuyung-huyung.

Sarita hanya berdiam diri setelahnya. Sakit di pipinya tidaklah sesakit di hatinya
oleh kepergian Duke.

Hari itu, di hari penguburan Duke Norbert, Duchess mengunci Sarita di


kamarnya. Menurut rencana Duchess, Earl of Mongar akan datang ketika
mereka semua pergi mengubur Duke. Duchess memberi ijin pada Earl untuk
melakukan apapun pada Sarita demi mendapatkan Sarita sebagai istri barunya.
Namun Duchess tidak tahu Sarita sudah mempunyai rencana sendiri.

80
Fb.me/overebook

Sebelum Duchess menyebutnya sebagai anak haram yang mempermalukan


keluarga Riddick, Sarita sudah yakin Duchess akan melarangnya pergi
mengantar Duke ke tempat peristirahatan terakhirnya. Berkat Duchess Belle
yang mengawasinya dengan ketat setelah kematian Duke itu pula, Sarita
berhasil meloloskan diri dari Chris. Di saat Chris mencoba memperkosanya
kembali, Duchess berteriak-teriak memanggilnya sehingga Chris tidak punya
pilhan lain selain melepaskannya.

Duchess begitu murka ketika Sarita muncul terlambat dengan pakaian yang
acak-acakan.

“Apa yang kaulakukan, anak tidak tahu malu!?” bentaknya, “Ayahmu baru saja
mati dan kau pergi melacur!”

Sarita tidak ingin memberi penjelasan.

“Kau tidak akan ke mana-mana sampai kau menikah!” Duchess menyeret Sarita
ke dalam kamarnya dan mengurung Sarita.

Sarita patut berterima kasih pada Duchess yang menguncinya di kamar. Karena
pengurungan itulah Chris tidak bisa lagi mendekati Sarita. Sarita juga bisa
dengan tenang mempersiapkan kopernya dan dengan aman melompat ke pohon
di sisi serambi kamarnya.

Sekarang Sarita sudah bebas. Ia tidak mau menukar ketenangan ini dengan
apapun. Ia tidak peduli lagi dengan keluarga Riddick yang telah mengusirnya
itu.

81
Fb.me/overebook

“Katakan pada Norbert, Papa, aku menyesal tidak bisa memenuhi


keinginannya,” kata Sarita kemudian ia menutup perjumpaannya, “Masih
banyak yang harus kulakukan, Papa. Sore ini aku akan datang menjengukmu
lagi.”

Saritapun pergi untuk membersihkan rumah mungilnya dan membongkar


kopernya. Sekarang di sinilah ia, di bukit perbatasan Hauppauge – menikmati
keindahan matahari terbit.

Begitu indah, begitu tenangnya tempat ini sehingga Sarita bisa melupakan
segala kesedihannya.

“Di sini rupanya kau.”

Sarita menoleh. Ia tersenyum melihat Marcia mendekat dengan tegang.

“Aku mencarimu ke mana-mana,” katanya.

“Kau begitu manis,” Sarita tersenyum – teringat kepedulian pemuda itu padanya
kemarin. Wajah Marcia langsung memerah.

Sarita tertawa geli. “Kau masih selugu anak kecil.”

“Maafkan saya, Tuan Puteri,” gerutu Marcia tidak senang, “Saya dibesarkan di
desa terpencil bukan di kota besar seperti Anda.”

Tawa Sarita langsung hilang. Mata biru mudanya kembali memandang kejauhan
dengan sedih.

82
Fb.me/overebook

“Sarita…,” Marcia cemas, “Apakah kau…”

“Apa yang membuatmu datang mencariku?” potong Sarita. “Apakah kau datang
membawa susu segar yang baru kau peras dan roti hangat yang masih mengepul
dari dapurmu untukku?” Sarita tersenyum. Inilah yang selalu dilakukan Marcia
setiap pagi ketika ia berada di sini.

“Benar,” jawab Marcia, “Dan aku terkejut setengah mati melihat rumahmu
kosong.” Lalu Marcia berseru, “Ya Tuhan! Mengapa kau ada di sini, Sarita?
Bagaimana panasmu?”

“Jangan khawatir,” Sarita tersenyum geli, “Aku sudah pulih. Lihatlah aku sudah
mendapatkan kembali tenagaku.” Kemudian Sarita mengalihkan pembicaraan.
“Di manakah sarapan pagi yang kausiapkan untukku?”

“Ya Tuhan!” Marcia kembali berseru, “Aku meletakkannya di depan pintu


rumahmu.”

“Tampaknya aku harus segera pulang sebelum rotimu dingin.”

Marcia langsung melompat berdiri.

Saritapun berdiri dan membiarkan pemuda itu memimpinnya pulang ke rumah


mungilnya.

Perjalanan pulang itu tidak dapat dikatakan sebagai perjalanan yang sunyi.
Setiap kali mereka berjumpa dengan seseorang, dapat dipastikan mereka akan
disapa. Mereka yang jauh lebih tua, menyapa Sarita dengan ramah dan
menyampaikan bela sungkawanya atas kematian Duke.

83
Fb.me/overebook

“Sarita, kau sudah kembali?” kata orang pertama yang berpapasan dengan
mereka.

“Sarita, aku turut bersedih,” kata yang kedua.

“Apakah kabar itu benar, Sarita?” kata yang lain, “Aku turut bersedih. Duke
adalah pria yang baik.”

“Selamat datang lagi, Sarita,” sapaan lain yang diterima Sarita.

“Apakah rencanamu setelah ini?” tanya mereka penuh kepedulian.

Dan ketika mereka berjumpa dengan pemuda-pemudi sebaya, mereka akan


mengolok-olok Marcia.

“Marcia, kau sudah mengawal Sarita lagi!” seru mereka.

“Wah… wah… lihatlah Marcia. Sekarang ia menjadi pengawal sang Lady


Sarita.”

“Lihatlah Marcia! Ia tidak mau orang lain mendekati Sarita.”

“Marcia, apa aku boleh berkencan dengan Sarita?”

“Marcia, pagi-pagi ini kau sudah mengajak Sarita berkencan!?”

Marcia, seperti biasa, marah-marah atas olok-olokan itu.

84
Fb.me/overebook

“Kami hanya teman!” gerutunya setiap saat.

Sarita hanya tersenyum. Ia sama sekali tidak tersinggung oleh olok-olokan


mereka. Sarita tahu mereka hanya bercanda dan di balik semua itu, Sarita dapat
merasakan jiwa persaudaraan mereka.

Sarita juga tahu Marcia menyukainya sejak enam tahun lalu. Sarita juga
menyukai Marcia tetapi tidak akan lebih dari seorang teman.

Enam tahun lalu, ketika ayahnya terbaring sakit, Marcia selalu menyempatkan
diri untuk menemaninya. Ia selalu membawa serta makanan untuk Sarita dan
bercanda dengan Sarita untuk mengusir kesedihannya. Ketika ayahnya
meninggal, Marcia adalah orang pertama yang menghiburnya. Kemudian ketika
Sarita dibawa pergi Duke Norbert, ia adalah orang yang paling sedih. Marcia
juga adalah orang selalu merawat kebun mungilnya selama ia tidak ada di
Hauppauge. Setelahnya, setiap kali Sarita datang ke Hauppauge, Marcia selalu
mencuri waktu untuk menemaninya.

Ini adalah hal di antara mereka berdua tapi seisi desa mengetahuinya. Sarita
baru saja datang kemarin sore tapi setiap orang sudah tahu apa yang terjadi.

Sarita mendesah panjang. “Inilah bedanya kota dan desa.”

“Ada apa, Sarita?” tanya Marcia cemas, “Apa kau merasa tidak enak badan?
Biar kulihat!” tangan Marcia terulur ke kening Sarita.

“Aku tidak apa-apa,” Sarita menghindar.

85
Fb.me/overebook

„Marcia tidak akan pernah mengerti,‟ pikir Sarita dan ia membuka pintu
pagarnya.

Sarita tertegun. Sebotol susu terguling di depan pintu rumah mungilnya –


mengotori teras yang baru dibersihkannya pagi ini dan membasahi roti yang
dibawa Marcia pula untuknya.

“Ya Tuhan!” Marcia terpekik kaget, “Aku begitu tergesa-gesa sehingga


membuat kecerobohan!”

“Tidak apa,” Sarita membungkuk mengambil botol yang hampir kosong dan
roti basah itu.

Marcia menyambar botol beserta roti di tangan Sarita. “Aku akan segera
membawa yang baru.” Sebelum Sarita sempat mencegah, Marcia sudah berlari
pulang.

Inilah Marcia. Bila Sarita tidak segera menjawab ketukan pintunya di pagi hari,
ia akan berteriak-teriak membangunkan Sarita. Jika ia masih tidak menemukan
Sarita, ia akan berlari pontang-panting mencarinya ke setiap sudut desa dan
akhirnya menemukan Sarita di bukit padang rumput yang sama.

Marcia benar-benar seorang pemuda yang menarik. Hanya ada satu tempat yang
dituju Sarita seteiap pagi, namun Marcia selalu mencarinya ke mana-mana
sebelum pergi ke bukit itu.

“Sarita!” Marcia mengetuk pintu ketika Sarita mencuci kain yang baru
digunakannya untuk membersihkan teras.

86
Fb.me/overebook

Sarita segera menjemur kain itu di atas perapian.

“Sarita!” seru Marcia lagi, “Kau masih di dalam?”

“Ya, aku masih di sini,” Sarita membuka pintu.

Marcia terlihat begitu lega.

“Kau masih tidak berubah,” Sarita tersenyum – menerima roti dan susu baru
dari Marcia.

Marcia mempersilakan dirinya sendiri masuk ketika Sarita mengambil gelas dan
piring.

“Kau ingat, Marcia,” Sarita terkenang, “Papa selalu marah-marah setiap kali
kau berteriak-teriak memanggilku.” Sarita tersenyum mengingat omelan
ayahnya setiap kali Marcia mulai berteriak-teriak membangunkan Sarita.

“Segera tutup mulut bocah itu!” kata Ithnan setiap kali ia terbangun oleh seruan
Marcia.

Ketika keadaan ayahnya mulai memburuk, Sarita selalu menunggu Marcia di


depan pintu. Ia tidak mau Marcia membangunkan ayahnya yang membutuhkan
banyak istirahat.

“Jangan membicarakan hal itu!” potong Marcia tidak senang, “Kenangan itu
hanya akan membuatmu semakin bersedih. Sebaiknya kau segera
melupakannya.”

87
Fb.me/overebook

Sarita terdiam. Ia membuka lemari lain di dinding untuk mencari sesuatu yang
bisa disajikan bersama roti dan susu itu. Saat itulah Sarita sadar dapurnya
kosong!

Tampaknya inilah saat yang tepat untuk menggunakan uang simpanannya.

“Maafkan aku,” Sarita meletakkan piring berisi roti yang sudah diirisnya dan
segelas susu di depan Marcia. “Aku tidak mempunyai apapun untuk disajikan.”

“Apa yang kauperlukan?” tanya Marcia, “Aku akan mengambilnya di rumah.”

“Tidak perlu,” Sarita mengambil gelas susunya beserta piring dan peralatan
makan untuk mereka. “Siang ini aku akan pergi membelinya. Aku harus
membeli banyak barang untuk hari-hari mendatang.”

“Kau akan tinggal di sini?” Marcia bertanya antusias.

Sarita meletakkan piring-piring itu dan gelasnya kemudian duduk di depan


Marcia. “Ya,” jawabnya singkat.

“Apa saja yang kauperlukan?” Marcia bertanya penuh semangat, “Aku akan
membelinya untukmu.”

“Aku masih belum memikirkannya.”

“Ya Tuhan!” Marcia mengejutkan Sarita, “Aku berjanji pada Ayah untuk
menemaninya ke pasar hewan.”

88
Fb.me/overebook

“Segeralah pulang sebelum ayahmu marah,” Sarita tersenyum. “Aku tidak


terburu-buru. Aku bisa membelinya besok.”

“Apa yang selanjutnya akan kaulakukan?”

Sarita menatap kosong roti dan susu hangatnya. Selera makannya masih belum
pulih. “Aku akan mencari pekerjaan dan menanam sayur-sayuran untuk diriku
sendiri.”‟

“Kau bisa menjadi guru!” usul Marcia.

Sarita melihat pemuda itu.

“Kau bisa membaca, menulis. Kau lebih berpendidikan dari kami,” desak
Marcia. “Penduduk desa pasti senang kalau kau mau menjadi guru.”

Sarita tersenyum. “Ya, itu adalah usul yang bagus. Aku sama sekali tidak
memikirkannya. Namun, Marcia, aku membutuhkan tempat untuk mengajar dan
buku serta peralatan tulis.”

“Kami akan membangunnya untukmu,” Marcia berkata penuh semangat,


“Penduduk desa pasti dengan senang hati membangun tempat mengajar bagimu.
Kami akan berurunan membeli segala yang kauperlukan.”

“Terima kasih, Marcia,” kata Sarita, “Itu adalah ide yang sangat baik. Aku akan
dengan senang hati membagi apa yang kuketahui pada kalian. Namun.”

“Sudah diputuskan!” Marcia berdiri, “Aku akan membicarakannya dengan ayah


ibu sebelum merundingkannya dengan yang lain!”

89
Fb.me/overebook

“Marcia!” Sarita mencoba menghentikan pemuda itu.

Marcia tidak mendengar Sarita. Ia terus berlari pulang.

Sarita menyukai ide mengajar penduduk desa kecil ini. Namun Sarita tidak suka
ide dibayar dan merepotkan mereka untuk kepentingan mengajarnya. Sarita
tidak keberatan bila mereka mau membangun gedung sekolah untuknya. Sarita
keberatan bila mereka harus mengeluarkan uang untuk buku-buku pelajaran
yang ingin digunakannya beserta peralatan belajar mengajar. Sarita ingin
bekerja selama gedung itu dibangun dan setelahnya, ia akan menggunakan uang
hasil kerjanya untuk membeli peralatan belajar mengajar.

“Sarita,” Marcia berseru.

Sarita langsung keluar. Marcia sudah berada dalam pekarangan rumahnya


sendiri.

“Sore ini datanglah untuk makan malam bersama kami. Ayah ibu pasti senang
melihatmu.”

“Terima kasih, Marcia,” kata Sarita, “Hari ini aku ingin menyendiri. Besok sore
aku akan bergabung dalam acara makan malam kalian.”

“Baiklah,” kata Marcia.

“Marcia, tunggu!” cegah Sarita melihat pemuda itu membalikkan badan.

90
Fb.me/overebook

“Aku akan memberi kabar,” pemuda itu berlari ke rumah tepat di sisi kanan
rumah Sarita.

Karena rumah Sarita adalah milik Marcia pada awalnya, rumah mereka adalah
satu-satunya rumah yang bertetangga dekat di desa pertanian ini. Hanya sebaris
pagar setinggi pinggang yang membatasi taman kecil Sarita dengan peternakan
keluarga Marcia. Sarita melihat Marcia masuk ke dalam rumah tanpa bisa
berbuat apa-apa.

Saritapun kembali ke rumahnya untuk meringkas meja. Sarita menyimpan


kembali susu yang tidak tersentuh itu di dalam botolnya dan membiarkan roti
itu di atas meja.

Seperti yang dikatakan Sarita pada Marcia, sepanjang hari itu ia menyendiri di
dalam rumahnya – di dalam dunianya. Ia duduk berjam-jam di depan nisan
ayahnya dengan mata dan pikiran kosong. Ia melamun di dalam rumah
mungilnya. Ia mengenang saat-saat terakhir bersama ayahnya di rumah ini.

Sarita sama sekali tidak terusik oleh kegelapan ketika malam menjelang.
Gelapnya rumahnya yang tanpa penerangan membuat Marcia menduga gadis itu
tidur sehingga ia tidak mengganggunya.

Seseungguhnya, Sarita duduk di sisi tempat tidur seperti yang biasa


dilakukannya enam tahun lalu. Kakinya merapat di dadanya dan kepalanya
merebah di atas kedua lutunya sementara tangannya memeluk rapat-rapat
lututnya.

Sarita merasa begitu kesepian. Ia merindukan saat-saat menjaga ayahnya yang


terbaring sakit, saat-saat Duke Norbert membuatnya panik sepanjang malam.

91
Fb.me/overebook

Sarita tidak menangis. Ia sudah sudah tidak bisa menangis lagi. Ia terlalu sedih
dan kesepian untuk dapat menangis.

Ia tidak merasa begitu kesepian seperti ini ketika ia masih berada di Sternberg
setelah kematian Duke. Sarita juga tidak merasa kesepian seperti ini ketika
ayahnya meninggal enam tahun lalu.

Sarita tahu ia masih terlalu kecil enam tahun lalu untuk mengerti arti kesepian.
Walau tidak diragukan Sarita lebih dewasa dari anak-anak seusianya, ia masih
belum memahami apa arti perpisahan kekal.

Apa yang bisa diharapkan dari gadis yang belum genap sebelas tahun?

Sarita tidak tahu mengapa ia tidak merasa kesepian seperti ini dalam seminggu
terakhir di Sternberg itu. Sarita tidak tahu bagaimana ia harus melewati hari-hari
sepi mendatang. Namun ia tidak akan menyerah. Ayahnya selalu
mengajarkannya untuk tidak mudah putus asa.

Sepanjang malam itu, Sarita hanya meringkuk di sisi tempat tidur tanpa bisa
memejamkan mata. Ketika sinar matahari mulai memasuki kamar, barulah
Sarita sadar bertapa lamanya ia duduk melamun dengan pikiran kosong.

Sarita segera menemui ayahnya untuk mengucapkan selamat pagi.

“Sarita! Sarita!”

Sarita yang baru saja mencapai nisan ayahnya, mau tak mau berbalik.

92
Fb.me/overebook

“Selamat pagi, Sarita,” Marcia tersenyum di depan pagar. “Lihatlah apa yang
kubawa untukmu,” ia mengangkat sebuah keranjang.

“Masuklah,” kata Sarita, “Aku ingin menemui Papa dan setelah itu aku akan
bergabung denganmu.”

“Baiklah,” Marciapun mempersilakan dirinya sendiri sementara Sarita


menyampaikan selamat paginya dengan cepat kepada ayahnya.

Ketika Sarita kembali, Marcia menatap Sarita dengan pandangan tidak


senangnya. “Kau sama sekali tidak makan,” katanya menyalahkan.

“Aku tidak mempunyai apa pun untuk menambah rasa pada roti itu,” Sarita
mencari alasan dengan cepat.

“Hari ini aku membawanya untukmu,” Marcia tersenyum penuh kebanggaan


dan ia segera membongkar isi keranjangnya di atas meja. “Aku membawa roti,
susu, keju, madu,” katanya sambil mengeluarkan barang-barang itu satu per
satu, “Mentega, gula, , garam, dan rempah-rempah.”

Sarita terperangah.

“Ketika aku mengatakan pada ibu kau tidak mempunyai apapun di dapurmu, ia
menyuruhku membawa ini untukmu.”

“Sampaikan terima kasihku padanya.”

“Ayah juga mengijinkan aku untuk menemanimu ke kota hari ini.”

93
Fb.me/overebook

“Tidak perlu, Marcia,” Sarita tidak ingin menyita waktu pemuda itu. Marcia
adalah adalah satu-satunya penerus pertanian keluarganya. Ia sangat dibutuhkan
di ladang mereka. “Aku bisa pergi sendiri.”

“Kau pasti membutuhkan orang untuk membawa barang-barangmu.”

Sarita lepas tangan. Sinar mata pemuda itu sudah mengatakan ia tidak bisa
dicegah.

Segera setelah memaksakan diri untuk menyantap seiris roti dan segelas susu di
hadapan Marcia, Sarita segera membersihkan meja.

Marcia pulang untuk menyiapkan gerobak kudanya ketika Sarita bersiap-siap.

Sarita hanya menyisir rambut dan mengambil uangnya. Sesaat kemudian ia


sudah menanti Marcia di depan rumah.

Seawal mungkin mereka pergi ke kota, semakin cepat pula Sarita dapat
mengembalikan Marcia pada keluarganya.

Sarita tidak perlu khawatir toko-toko di kota terdekat masih tutup. Inilah
bedanya kota besar dan kota kecil. Kota besar adalah kota malam dan kota kecil
adalah kota pagi. Pada pukul delapan pagi dapat dipastikan semua orang sudah
terjaga dan pada sekitar pukul sepuluh malam tiap orang sudah berada di
seluruh rumah mereka masing-masing – bersiap-siap untuk tidur.

Baru saja mereka meninggalkan Hauppauge ketika sebuah kereta menghadang


jalan mereka.

94
Fb.me/overebook

“Hei!” seru Marcia marah pada kereta yang melintang di tengah jalan itu, “Apa
kalian tidak tahu cara menggunakan jalan!?”

“Inikah si gadis kota yang terkenal itu?” sebuah suara terdengar dari dalam
kereta.

Marcia melintangkan tangan di depan Sarita. “Siapa kau!? Tunjukan dirimu!”

Seorang pria menunjukkan kepalanya di jendela. “Ia lebih cantik dari yang
dikabarkan,” pemuda itu tersenyum puas.

“Tuan Jason,” Marcia terperanjat, “Sarita tidak punya hutang pada Anda.
Jangan ganggu dia,” pintanya.

Sarita tertarik mengapa Marcia tampak begitu takut pada pria sombong itu.

“Sarita…” ulang pemuda itu, “Nama yang indah.”

“Siapa dia, Marcia?” tanya Sarita.

“Kau juga punya suara yang indah,” seru Jason gembira, “Sudah diputuskan!
Aku menginginkanmu!”

Marcia terperanjat.

Sarita juga tidak kalah kagetnya. Ternyata pemuda sombong ini tidak lebih dari
seorang pria mata keranjang. Seharusnya ia mengetahuinya ketika ia melihat
cara pemuda itu melihatnya.

95
Fb.me/overebook

“Terima kasih, Tuan Jason,” Sarita menolak sopan, “Saya sungguh tersanjung
namun saya tidak pantas untuk Anda.”

Pria itu tertawa. “Kau bermulut manis. Aku benar-benar menginginkanmu!”

Baru saja pemuda itu berkata ketika dua orang pria kekar muncul dari sisi kereta
yang tidak dapat dilihat mereka.

Sarita tidak tahu apa tujuan dua pria itu sehingga ia tidak siap ketika mereka
menariknya turun dengan paksa. Begitu kerasnya tarikan mereka sehingga
Sarita akan jatuh ke tanah bila mereka tidak menggenggam kuat-kuat
pergelangan tangannya.

“Lepaskan Sarita!” Marcia meloncat turun.

“Jangan menghalangi Tuan Muda Jason!” seorang dari pria itu menghantamkan
tinjunya ke wajah Marcia.

Marcia jatuh terpelanting. Kepalanya membentur roda kereta dengan keras.

“MARCIA!!!” Sarita berusaha melepaskan diri.

Kedua pria itu menyeret Sarita ke pintu kereta Jason di sisi lain.

“Lepaskan!” Sarita memberontak, “Lepaskan aku!” Sarita kian cemas melihat


Marcia tidak juga berdiri, “Apa yang akan kaulakukan kalau ia mati!?” Sarita
menatap tajam pada pria di dalam kereta.

96
Fb.me/overebook

“Nyawa pemuda ingusan itu tidak ada artinya bagiku,” Jason berkata dengan
sombongnya.

“Apa nyawamu tidak berarti!?” serang Sarita, “Apa kau pikir aku akan menutup
mulut? Apa kaupikir mereka tidak akan melepaskanmu!?”

Pemuda itu tertawa tertawa mengejek Sarita. “Mereka tidak mungkin


melakukannya.”

“Mungkin,” Sarita berkata dingin, “Namun aku tidak takut padamu. Kau boleh
membunuhku pula namun setelah itu orang-orang akan bertanya-tanya siapa
pembunuh kami. Seorang yang melihat kejadian ini pasti mengatakan salah
seorang dari bawahanmu yang melakukannya.”

Kalimat Sarita membuat pria yang menghantam Marcia melepaskan


cengkeramannya.

“Dan mereka pasti mengatakan kaulah yang memerintah mereka demi nyawa
mereka sendiri,” Sarita melanjutkan dengan tenang, “Kau tahu apa artinya itu,
bukan?”

“Ah, aku melihat seseorang mendekat. Ia pasti melihat semuanya,” tambah


Sarita pula.

“Lepaskan dia!” Jason berkata panik, “Segera tinggalkan tempat ini.”

Dalam sekejap mereka sudah menjauh – meninggalkan Sarita yang berpuas diri.
Seorang pria kaya dan sombong yang lebih suka menyuruh bawahannya selama
ia bersembunyi di tempat aman, dapat dipastikan adalah pengecut.

97
Fb.me/overebook

Marcia mengenang kesakitan.

Perhatian Sarita langsung teralih. “Marcia, kau tidak apa-apa?” tanyanya cemas.

Marcia memegang kepalanya.

“Kau berdarah!” pekik Sarita melihat tangan Marcia yang memerah. “Kita
pulang saat ini juga,” Sarita membantu Marcia berdiri, “Lukamu harus segera
diobati!”

Sarita membantu Marcia berbaring di dalam gerobak kemudian ia melajukan


kereta kembali ke desa.

Ayah ibu Marcia begitu cemas melihat luka putra satu-satunya mereka. Mereka
segera mengobati luka Marcia.

Ketika Sarita membantu ibu Marcia merawat luka di kepala Marcia itulah, ia
mengetahui siapa pemuda itu. Dari orang tua Marcia, Sarita mendengar bahwa
Jason adalah putra keluarga Burnap, pedagang kaya yang belakangan ini sukses.
Ia adalah satu-satunya pria dalam tiga bersaudaranya dan ia adalah anak bungsu.
Kakak-kakaknya dan orang tuanya sangat mencintainya. Apapun permintaan
Jason, selalu dikabulkan keluarga Burnap. Yang lebih tidak menguntungkan
adalah Jason seorang pemuda sombong yang berwatak buruk. Ia suka memeras
orang lain. Ia juga tidak ragu-ragu merebut milik orang lain.

Selain memberitahu siapa Jason, orang tua Marcia juga memperingatkan Sarita
untuk berhati-hati pada Jason. Bila apa yang dikatakan Jason padanya memang
serius, Jason pasti akan muncul kembali untuk menccarinya.

98
Fb.me/overebook

Yang tidak Sarita pahami adalah bagaimana Jason tahu tentangnya?

Sarita mendesah panjang. “Inilah bedanya kota besar dengan tempat terpencil,”
gumamnya.

Kejadian seremeh apa pun pasti segera menjalar ke seluruh pelosok dengan
cepat. Sarita tidak akan kaget kalau saat ini semua penduduk Hauppauge tahu
mereka diserang Jason dan sekarang Marcia terluka.

Sarita ingin menjaga Marcia, namun orang tua Marcia menyuruhnya pulang.

“Kau juga juga perlu istirahat,” kata mereka, “Kejadian ini pasti
mengagetkanmu.”

Mereka juga berjanji akan memberi kabar pada Sarita bila terjadi sesuatu pada
Marcia entah itu baik atau buruk.

Sarita berharap Marcia tidak apa-apa. Ia tidak mau menjadi penyebab celakanya
pemuda itu. Baru saja ia berharap ketika ia mendengar ketukan di pintu.

Sarita berharap orang tua Marcia tidak datang untuk memberitahu keadaan
Marcia memburuk.

“Selamat siang, manis,” Jason berdiri di depan pintu dengan senyum liciknya.

Sarita terperanjat. “B-bagaimana kau bisa berada di sini?”

“Mengapa tidak?” Jason menerobos masuk diikuti kedua pengawalnya.

99
Fb.me/overebook

“Siapa yang mempersilakanmu masuk!?” tegur Sarita.

“Kaupikir ini rumah siapa?” balas Jason, “Ini adalah rumah ayahku. Kau tidak
berhak tinggal di sini.”

“Apa kau kira aku percaya?” Sarita tidak gentar, “Rumah ini telah resmi
menjadi milikku!”

“Mana buktinya?” tanya Jason. “Ini adalah bukti rumah ini adalah milik
ayahku,” Jason mengeluarkan sebuah kertas yang menyatakan rumah kecil ini
adalah milik keluarga Burnap.

“I-itu tidak mungkin,” kata Sarita, “Norbert membelinya.”

“Kau sudah tinggal di tempat ini selama bertahun-tahun, bagaimana kau akan
membayar hutangmu?” Jason memegang dagu Sarita.

“Lepaskan!” Sarita menampar wajah Jason.

Dua pengawal Jason langsung mencekal Sarita.

“Apa yang kaulakukan padaku, perempuan sial!?” Jason mencengkeram rambut


Sarita.

“Mengajarimu adat,” jawab Sarita tenang – menolak menunjukkan


kesakitannya.

100
Fb.me/overebook

“Akulah yang akan memberimu pelajaran, perempuan,” Jason menarik rambut


Sarita sehingga wajah menengadah ke arahnya. Dengan mulutnya, ia mulai
menjelajahi leher jenjang Sarita.

“Lepaskan!” Sarita memberontak dengan jijik.

Dua pria di sisi Sarita memegang tangan gadis itu kuat-kuat sementara Jason
menjelajahi leher Sarita dan dada gadis itu.

“HENTIKAN!!!” pekik Sarita ketika ciuman Jason semakin turun ke dadanya.


Tubuhnya merinding jijik dan ketakutan.

Jason membuka kancing di sepanjang dada Sarita.

“Apa yang kaulakukan padanya, bajingan!?”

®RatuBuku

101
Fb.me/overebook

Chapter 6

Halbert memegang pundak Jason dan menjatuhkan tinju yang keras di wajah
pemuda itu.

Sarita terbelalak. Mengapa Pangeran Halbert berada di tempat ini?

Halbert sendiri juga tidak tahu mengapa ia masih berada di tempat ini. Hari itu
setelah melihat pemuda itu datang dengan dokter, ia memang memutuskan
untuk pergi. Tapi ia tidak pergi ke villa tempat ia tinggal selama di Trottanilla,
melainkan ke kota terdekat, kota asal dokter itu. Di sana Halbert menyewa
kamar untuknya dan pengawal-pengawalnya di sebuah penginapan.

Tidak hanya itu saja yang Halbert lakukan. Halbert mengirim pelayannya
pulang untuk mengabari Wyatt, pelayan dan pengurus pribadinya. Selain itu,
Halbert meminta dua pengawalnya untuk secara bergantian mengawasi Sarita.
Setiap tiga jam pengawalnya yang mengawasi Sarita akan pulang ke penginapan
untuk melaporkan perkembangan dan di saat yang bersamaan pengawal di
sisinya akan berangkat ke Hauppauge.

Sebagai jawaban kabar yang dikirim Halbert, Wyatt, sang pelayan tengah
bayanya datang.

“Pangeran sampai kapankah Anda akan berada di sini?” protes Wyatt,


“Bukankah ini sudah waktunya kita kembali ke Helsnivia? Paduka Ratu sudah
merindukan Anda. Paduka Raja hanya mengijinkan Anda memperpanjang
liburan Anda sampai penguburan Duke of Cookelt.”

102
Fb.me/overebook

“Kita tidak akan pergi sebelum aku yakin sesuatu,” tegas Halbert.

“Bila Anda berkenan,” kata Wyatt, “Apakah itu, Pangeran?”

Halbert tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Saat inipun ia tidak punya
jawaban.

Dari pengawalnya, ia tahu Sarita tidak tinggal serumah dengan pemuda itu.
Namun ia juga tahu kemarin pagi Sarita berduaan dengan pemuda itu sepanjang
pagi kemudian Sarita mengurung diri di dalam rumah mungilnya. Dari
pengawalnya pulalah, Halbert tahu pagi ini Sarita diserang orang tak dikenal.

“Seseorang menyerang Lady Sarita, Pangeran,” lapor pengawalnya sekitar satu


jam yang lalu, “Pria yang selalu terlihat bersama Lady Sarita menolongnya.”

Halbert lega tapi juga tidak senang.

“Baru saja saya melihat kereta penyerang Lady Sarita menuju kediaman Lady
Sarita.”

“Segera siapkan kuda!” Halbert langsung memerintah.

Sesaat kemudian ia sudah memacu kudanya ke Hauppauge. Jalanan terjal yang


biasa ditempuh dalam satu jam, dapat ditempuh dalam jangka waktu setengah
jam oleh kuda-kuda tangguh Halbert bahkan kurang.

Halbert terus berharap ia datang tepat waktu. Ia sempat menduga ia terlambat


ketika melihat pintu rumah Sarita terbuka lebar. Betapa murkanya ia melihat

103
Fb.me/overebook

seorang pemuda yang tidak jauh lebih tua darinya tengah bertindak tidak sopan
pada Sarita.

“Anda tidak apa-apa, Yang Mulia Pangeran?” pengawal Halbert yang masuk
beberapa saat kemudian, cemas oleh suara benturan keras sesaat lalu.

Dua pria yang mencekal Sarita langsung melepaskan Sarita mendengar sebutan
„Yang Mulia Pangeran‟ itu. Mereka segera membantu Jason berdiri dan kabur
sebelum ditangkap.

“Biarkan pengecut-pengecut itu,” cegah Halbert ketika para pengawalnya


berniat mengejar. Kalau ini adalah Helsnivia, ia pasti sudah menggantung
pemuda kurang ajar itu tetapi ini adalah Trottanilla.

Dua pengawal Halbert pun berdiri tegak.

Halbert mengalihkan perhatiannya pada Sarita yang berdiri mematung. Gadis


itu tidak jauh lebih baik dari yang terakhir dilihatnya. Halbert masih dapat
melihat garis hitam di bawah sepasang mata biru dalam itu. ia masih dapat
melihat jelas guratan-guratan kesedihan gadis itu. Malahan ia merasa Sarita
lebih kurus dari sebelumnya.

“Kau tidak apa-apa?” Halbert menyampirkan jasnya di pundak Sarita.

Saat itulah Sarita mendapatkan kembali kesadarannya. “S-sa…,” tubuh Sarita


jatuh lemas.

Halbert menangkap Sarita.

104
Fb.me/overebook

“Sarita! Sarita!” terdengar teriakan Marcia. “Kau tidak apa-apa? Aku melihat
kereta keluarga Burnap baru saja pergi. Mengapa banyak kuda di,” Marcia
terperangah melihat dua pria berseragam di ruang kecil itu dan seorang pria
berbaju mahal memeluk Sarita.

“Siapa kau?” tanya Marcia waspada.

“Aku tidak apa-apa,” jawab Sarita – benar-benar pulih dari kekagetannya. Sarita
berpegang pada lengan Halbert dan mencoba berdiri tegak namun tubuhnya
masih bergetar.

Halbert membimbing Sarita duduk.

“Apa Jason tidak mencelakaimu!?” Marcia mencengkeram pundak Sarita, “Apa


ia tidak melakukan sesuatu padamu!?”

“Jangan khawatir,” jawab Sarita, “Jason hanya datang menagih hutang atas
rumah ini.”

“Bagaimana mungkin!?” tanya Marcia, “Rumah ini sudah menjadi milikmu


sejak Duke membelinya. Tempat ini tidak pernah menjadi milik mereka!”

“Aku pun tidak tahu,” jawa Sarita. “Ia mempunyai bukti kepemilikan rumah
ini.”

“Tidak mungkin!”

Halbert mulai merasa ia diabaikan.

105
Fb.me/overebook

“Aku akan menghubungi pengacara keluarga Riddick. Ia adalah orang yang


mengurus pembelian rumah ini dari kalian. Aku yakin rumah ini milikku dan
aku tidak punya kewajiban apa-apa pada keluarga Burnap.”

“Percuma, Sarita,” sergah Marcia, “Tujuan mereka bukan rumah ini tapi kau!
Tuan Jason menginginkanmu dan ia pasti melakukan apa saja untuk
mendapatkanmu! Pengacara keluarga Riddick tidak dapat membantumu.
Menikahlah denganku. Hanya itulah satu-satunya cara menghentikan Tuan
Jason.”

Halbert membelalak. Sarita dilamar di hadapannya!

“Terima kasih, Marcia,” Sarita melepaskan tangan tangan Marcia dari


pundaknya. “Aku tidak ingin membuatmu menikahiku hanya untuk
menolongku.”

“Aku serius!” tegas Marcia, “Aku tidak menawarkan pernikahan dengan main-
main. Aku mencintaimu. Aku selalu mencintaimu sejak pertama kita bertemu.
Aku terus mencintaimu ketika kau pergi. Sekarang kau telah kembali. Aku tidak
ingin kehilanganmu lagi.”

„Apa yang sedang dipikirkan pemuda ini?‟ gerutu Halbert, „Ia sama sekali tidak
memandangku. Memangnya hanya ia yang bisa membantu Sarita!?‟

“Kurasa jalan yang terbaik adalah meninggalkan tempat ini,” Halbert memberi
pendapat. “Sesuai dengan kata Anda, Lady Sarita, Jason tidak akan dapat
menguasai tempat ini karena tempat ini secara sah adalah milik Anda.”

Sarita tersenyum. “Saya juga berpikir itu adalah cara yang tercepat dan terbaik.”

106
Fb.me/overebook

Halbert puas oleh kemenangan.

Satu-satunya orang yang tidak senang adalah Marcia. “Siapa dia, Sarita!?”
tuntutnya, “Mengapa ia ada di sini?”

Sarita tidak tahu bagaimana ia harus menjawab pertanyaan itu. Halbert adalah
Putra Mahkota Kerajaan Helsnivia. Apa hubungan Halbert dengannya? Sarita
tidak tahu. Teman? Walau mereka pergi bersama beberapa kali, mereka tidak
pernah bicara seperti teman. Sebaliknya, mereka hanya berdiam diri.

“Perkenalkan, nama saya adalah Halbert Severinghaus,” jawab Halbert sebelum


Sarita menemukan jawaban, “Saya adalah kawan Sarita. Senang berkenalan
dengan Anda,” Halbert mengulurkan tangan.

Marcia melihat Sarita.

Sarita tidak tahu harus berbuat apa.

Marcia menepis uluran tangan Halbert dan pergi dengan kesal.

Halbert kebingungan.

“Biarkan dia,” kata Sarita terkenang kejadian serupa enam tahun lalu.

Enam tahun lalu ketika Duke Norbert datang menjemputnya dengan kereta
kudanya yang mewah, Marcia langsung berlari mencarinya.

“Siapa dia, Sarita?” tuntutnya.

107
Fb.me/overebook

Sama seperti saat ini, Duke mendahului Sarita.

“Perkenalkan saya adalah Norbert Riddick, Duke of Cookelt. Saya adalah teman
ayah Sarita dan saya datang untuk menjemputnya.”

Duke juga mengulurkan tangan pada Marcia namun Marcia menepisnya dan
berlari pergi tanpa berpamitan.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Halbert – melihat Sarita berdiri.

“Saya akan menemui Graham. Saya perlu bukti rumah ini adalah milik saya.
Entah itu bukti pembelian rumah ini atau secoret kertas, saya harus yakin rumah
ini tidak pernah menjadi milik keluarga Burnap!”

Begitu pentingnyakah rumah kecil ini hingga Sarita merasa ia perlu memastikan
bukti kepemilikannya atas bangunan yang lebih cocok dijadikan gudang ini?
“Aku akan mengantarmu,” Halbert memutuskan.

Sarita belum sempat menolak ketika Halbert menurunkan titah.

“Segera siapkan kuda!” dan pada Sarita, ia berkata, “Segera ganti baju! Kita
tidak boleh kehilangan waktu sedetik pun.”

Sarita tidak punya waktu untuk memprotes perintah yang tidak diharapkannya
itu. Ia juga tidak punya niat untuk menolak tawaran yang setengah memaksa itu.
Tanpa banyak bicara, ia kembali ke kamarnya dan berganti baju. Segera setelah
ia menyisir rapi rambutnya dan mengikatnya dengan sehelai sapu tangan, ia
kembali menemui Halbert.

108
Fb.me/overebook

Halbert sudah siap di pintu ketika Sarita keluar.

“Terima kasih,” Sarita mengembalikan kemeja Halbert.

“Kau sudah siap?” Halbert segera mengenakan kemejanya.

“Ya,” jawab Sarita.

Sarita tidak mengerti ketika seorang dari pengawal Halbert sudah menghilang.
Ia lebih kebingungan ketika ia hanya melihat dua ekor kuda di depan pagar
rumahnya.

“Saya akan meminjam kuda,” Sarita berbelok ke arah rumah Marcia.

“Tidak perlu,” Halbert menangkap tangan Sarita, “Kau akan duduk bersamaku,”
dan ia mendudukkan Sarita di belakang pelana kudanya.

Halbert segera naik ke atas kudanya diikuti pengawalnya yang lain.

Saritapun segera melingkarkan tangan di punggung Halbert ketika mereka


mulai melaju dengan cepat. Ia sudah tidak punya waktu memikirkan betapa
beruntungnya ia. Ia juga tidak punya tempat untuk memikirkan betapa
berbedanya Halbert ini dengan Halbert yang dikenalnya. Saat ini segala tenaga
dan pikirannya hanya tertuju pada bukti kepemilikan rumah kecilnya yang
berharga itu.

Begitu terfokusnya pikirannya hingga begitu ia melihat kantor Graham, ia


langsung melompat turun dan berlari ke dalam kantor yang berantakan itu.

109
Fb.me/overebook

“Ah, Tuan Puteri Sarita,” kata sekretaris Graham, “Akhirnya Anda muncul.”

Sarita melalui wanita itu tanpa berkata apa-apa.

“Graham!” Sarita langsung membuka pintu, “Kau harus membantuku!”

Graham langsung menghentikan pekerjaannya.

“Puji Tuhan,” ia langsung menyambut Sarita, “Anda baik-baik saja, Tuan


Puteri,” ia menggenggam jari-jemari Sarita erat-erat.

“Apa yang terjadi?” tanya Sarita curiga, “Apa Chris menjual rumahku pada
keluarga Burnap?”

“Keluarga Burnap?” Graham kebingungan, “Apa yang Anda katakan, Tuan


Puteri? Duke Chris tidak bisa melakukan apa-apa tanpa Anda.”

“Jelaskan apa yang terjadi, Graham,” Halbert maju untuk menjernihkan


suasana, “Sarita, dengarkan penjelasan Graham.” Ia juga ingin tahu apa yang
sedang dibicarakan kedua orang ini. Apa hubungan kuasa Chris sebagai Duke of
Cookelt yang baru dengan Sarita? Mengapa Graham begitu lega melihat Sarita
seakan-akan ia tahu sesuatu tengah mengancam Sarita?

“Sesuai dengan yang diminta almarhum Duke Norbert, saya membacakan surat
wasiatnya setelah pemakamannya. Duchess memaksa saya membacakannya
tanpa kehadiran anda. Menurutnya, Anda sedang mempersiapkan pernikahan
Anda dengan Earl of Mongar.”

110
Fb.me/overebook

Begitu Graham menyebutkan seluruh harta keluarga Riddick jatuh ke tangan


Chris, Duchess Belle menjerit histeris.

“Bagaimana mungkin itu terjadi!?” Duchess yang kehilangan kontrol mencekik


Graham, “Katakan bagaimana mungkin tua bangka itu tidak mewariskan
apapun padaku!?”

Chris tersenyum puas.

“Tenang, Mama. Tenangkan dirimu,” Dorothy menarik tangan Duchess,


“Graham belum selesai membaca surat wasiat Papa. Chris masih empat belas
tahun, ia membutuhkan wali.”

Duchess langsung tenang dibuatnya.

Dorothy membimbing ibunya duduk kembali di Ruang Baca Sternberg.

Grahampun kembali melanjutkan tugasnya.

“Sarita Yvonne Lloyd akan menjadi walinya.”

Mata Duchess langsung membelalak. “SARITA!?” seru Duchess, “Tua bangka


itu menunjuk anak haram itu sebagai wali Chris!??”

Graham ketakutan.

“Di mana dia!? Di mana anak tidak tahu diri itu!?” Duchess Belle langsung
menerjang kamar Sarita.

111
Fb.me/overebook

Graham lega. Sedetik lalu ia merasa yakin Duchess akan membunuhnya.

Chris tidak suka dengan pilihan ayahnya. Ia lebih tidak menyukai kelanjutan
wasiat ayahnya yang menyatakan ia tidak bisa membuat keputusan apapun
tanpa persetujuan Sarita. Itu sama artinya dengan menjadi seorang Duke
boneka!

Tiba-tiba Chris mendapatkan ide bagus. Ia akan membuat Sarita sebagai gundik
dan walinya. Kalau Sarita jatuh dalam tangannya, gadis itu pasti akan menuruti
semua keinginannya dan ia tidak perlu menjadi Duke boneka.

Dorothy langsung mengikuti ibunya disertai Chris.

“Di mana kau, anak haram!?” Duchess membuka pintu kamar Sarita lebar-lebar.

“Tunjukkan wajah sialmu, anak sialan!” seru Duchess – menerjang masuk.

Tidak nampak sedikitpun jejak Sarita di kamar yang rapi itu. Seketika itu juga
Duchess sadar. “Si… siapa yang membantu Sarita melarikan diri!?” serunya
murka, “Siapa yang membiarkan anak haram itu kabur!? Cepat katakan atau
kubunuh kalian semua!”

Sia-sia saja ancaman Duchess Belle karena tidak seorang pun tahu Sarita kabur.
Tak seorangpun melihat kepergian Sarita dari kamar yang terkunci rapat sejak
Duke Norbert meninggal. Terlebih lagi, kunci kamar Sarita ada di tangan
Duchess!

Segera saja kepergian Sarita menjadi berita heboh.

112
Fb.me/overebook

Earl of Mongar marah-marah ketika tahu calon istrinya menghilang. Duchess


Belle setengah gila mencari Sarita untuk membuat perhitungan dengannya.
Chris bersaing dengan waktu untuk menemukan Sarita sebelum penobatannya
sebagai Duke of Cookelt yang baru.

Tak seorangpun dapat menemukan Sarita. Keluarga Riddick pun tidak.

Namun semua itu berubah kemarin pagi ketika Chris memeriksa warisannya.
Ketika ia menghitung warisannya itulah, ia melihat bukti pembelian sebuah
rumah kecil di Hauppauge oleh ayahnya untuk Sarita. Segera saja ia tahu di
mana Sarita berada. Kabar itu pun diketahui Duchess yang juga langsung
bertindak.

“Saya dengar Duchess mengirim orang untuk membunuh Anda,” Graham


menutup ceritanya.

“Membunuh Sarita,” Halbert terkesiap.

“Apabila terjadi sesuatu pada Tuan Puteri Sarita, secara otomatis Duchess Belle
akan menjadi wali Tuan Muda Chris,” terang Graham, “Selain itu saya
mendengar Tuan Muda Chris juga mengirim orang ke Hauppauge,” Graham
menatap Sarita lekat-lekat, “Anda harus segera menemui Tuan Muda Chris.
Saat ini hanya ia yang dapat mencegah Duchess. Hanya ia yang dapat
melindungi Anda.”

“Tidak,” Sarita menggeleng, “Aku tidak akan menemui Chris lagi. Ia sudah
gila! Ia bersenang-senang dengan pelacur ketika ayahnya sakit parah dan…,”
suara Sarita tertahan di tenggorokannya. Mau tidak mau ia teringat tindakan
Jason padanya dan ia jijik olehnya.

113
Fb.me/overebook

Rumah pelacur itu! Halbert teringat wajah murka Sarita ketika ia memasuki
tempat terhina itu. Sekarang mengertilah ia mengapa seorang gadis terhormat
seperti Sarita bisa memasuki tempat itu. Tak heran beberapa saat lalu gadis ini
tampak begitu ketakutan. Di saat yang bersamaan, Halbert juga merasa malu
telah memberi nilai yang begitu buruk pada Sarita.

Halbert memegang pundak Sarita dan meremasnya dengan lembut –


memberinya kekuatan.

“I-ia mencoba memperkosaku,” lanjut Sarita. “Ia sudah gila, Graham. Ia bahkan
mencoba memperkosaku di malam kematian Norbert!” Sarita histeris.

Graham kehilangan kata-katanya.

Halbert terperanjat.

“Untunglah Anda di sini saat ini, Tuan Puteri,” Graham memecahkan kesunyian
suasana. “Saya mendengar Duchess bukan hanya ingin membunuh Anda tapi
juga meratakan rumah Anda.”

“APA!!?” pekik Sarita, “Itu tidak boleh terjadi!” dan ia langsung melesat
keluar.

Graham terkejut oleh reaksi Sarita.

“Sarita, apa yang akan kaulakukan?” Halbert mengejar.

Sarita meloncat ke kuda Halbert dan memacunya dengan cepat.

114
Fb.me/overebook

“SARITA!” seru Halbert.

Sarita semakin menjauh.

Halbert langsung menaiki kuda pengawalnya dan mengejar Sarita –


meninggalkan pengawal malang yang kebingungan itu.

Halbert harus memacu kudanya secepat mungkin untuk mengejar Sarita – jauh
lebih cepat dari ketika ia meninggalkan Hauppauge.

“Sarita, berhenti!” seru Halbert.

Sarita sama sekali tidak mengurangi kecepatannya ketika mereka mulai


memasuki daerah perhutanan.

“Sarita, tenangkan dirimu!”

Teriakan Halbert sama sekali tidak berguna karena saat ini pikiran gadis itu
hanya tertuju pada rumah kecilnya yang berharga. Rumah yang menyimpan
saat-saat terakhir ayah tercintanya. Begitu khawatirnya ia sehingga ia mematung
melihat rumah mungilnya masih berdiri kokoh di tempatnya.

Halbert turun dari kudanya dan berdiri tanpa suara di belakang gadis itu.

Rumah itu masih utuh, masih seindah ketika Sarita meninggalkannya beberapa
jam lalu. Rumah kenangannya masih berdiri di sana!

Sarita jauh lemas.

115
Fb.me/overebook

Lagi-lagi Halbert menangkap Sarita tepat pada waktunya. Mata biru Sarita yang
sekarang terlihat seperti abu-abu, tampak begitu kosong. Wajah Sarita pucat
tidak berekspresi.

Halbert bersimpati pada Sarita.

Hidup sebagai anak haram dalam keluarga yang membencinya memang tidak
mudah. Cinta ayah kandung yang tidak terbatas, tidaklah cukup untuk
melindunginya dari kebencian keluarganya.

Halbert mengangkat Sarita dan membawanya masuk.

“Yang Mulia Pangeran,” pengawal yang ditugasinya menjaga rumah Sarita


menyambut dari belakang rumah Sarita, “Lapor, Pengeran.”

“Tahan laporanmu,” Halbert segera menghentikan. “Tunggu aku di luar.”

Halbert langsung membawa Sarita ke dalam kamarnya dan membaringkannya


di tempat tidur.

“Kau tidak apa-apa?” tanyanya lembut.

Sarita mencoba tersenyum.

“Kau butuh istirahat,” lanjut Halbert, “Terutama setelah hari panjang yang
melelahkan ini. Jangan biarkan dirimu sakit lagi.”

Sarita memandang kosong.

116
Fb.me/overebook

“Aku akan segera kembali,” kata Halbert pula.

Pengawal Halbert masih menanti Halbert di depan rumah.

Halbert mengajak pengawalnya ke belakang rumah Sarita, jauh dari


pendengaran Sarita. “Sekarang katakan apa yang terjadi sejak kami pergi,” kata
Halbert.

“Kurang lebih satu jam setelah Anda pergi, serombongan orang datang mencari
Lady Sarita. Sesuai perintah Anda, saya segera keluar dari persembunyian saya
untuk menghalau mereka.”

“Apakah kau tahu siapa mereka?”

“Tidak, Yang Mulia. Namun saya dapat meyakinkan mereka bukan orang yang
sama.”

Halbert berpikir. Ia tidak dapat menduga apakah orang-orang itu adalah utusan
Duchess Belle atau Chris. siapa pun yang mengutus mereka, tujuan mereka
tidak baik.

“Berjaga-jagalah di luar dan…,” Halbert tertegun. Tiba-tiba saja ia sadar ia telah


meninggalkan pengawalnya di depan kantor Graham!

Halbert merasa pengawalnya pasti tahu apa yang harus dilakukannya dan ia
mengulangi perintahnya.

“Berjaga-jagalah. Aku akan ada di dalam.”

117
Fb.me/overebook

“Baik, Yang Mulia,” pengawal itu memberi hormat.

Ketika Halbert kembali ke dalam rumah, Sarita sedang duduk di meja depan
perapian.

“Mereka datang, bukan?” tanyanya.

“Benar,” Halbert tidak mencoba menutupi. “Namun pengawalku telah


mengusirnya.”

“Mereka akan datang lagi,” gumam Sarita, “Pasti.”

Halbert menatap wajah pucat gadis itu yang hampir sepucat rambutnya. Dalam
keadaan seperti ini, gadis itu benar-benar tampak tidak berdaya.

“Aku tidak mau berpikir sejauh itu,” kata Halbert dan ia menuju dapur kecil
Sarita. “Saat ini aku lapar. Apa kau punya sesuatu untuk dimakan?”

Sarita memperhatikan Halbert membuka almari dapurnya satu per satu tanpa
berhasil menemukan yang dicarinya.

Sarita teringat suatu ketika ayahnya merasa sehat. Pagi-pagi ayahnya bangun
untuk membuat sarapan bagi dirinya sendiri dan Sarita. Ithnan membuka almari
dapur satu per satu dan membongkar isinya dengan suara keras seperti Halbert
sehingga Sarita terbangun.

“Di mana kau menyimpan makananmu!?” tanya Halbert kesal – persis seperti
reaksi ayahnya ketika melihat Sarita terbangun oleh keributan yang dibuatnya.

118
Fb.me/overebook

Sarita tertawa geli. Halbert terperangah.

“Maaf,” Sarita mencoba menghentikan tawanya. “Saya tidak bermaksud


menertawakan Anda. Anda begitu mirip Papa. Suatu hari ia berlagak membuat
sarapan tapi ia berakhir seperti Anda. Baagaimana mungkin ia tahu di mana
saya menyimpan makanan kalau ia tidak pernah,” Sarita terdiam. Ia melihat
Halbert memperhatikannya lekat.

“Mengapa?” tanyanya.

“Mengapa aku tidak menghentikanmu?” Halbert melanjutkan untuk Sarita.

Sarita hanya menatap Halbert.

“Aku tidak akan menghentikanmu. Kenanganlah yang membuat mereka terus


hidup bersamamu.”

Air mata Sarita jatuh. Dengan cepat, Sarita menghapusnya.

“Menangislah,” Halbert menahan tangan Sarita, “Itu akan membuatmu merasa


lebih baik.”

“Terima kasih,” Sarita tersenyum – membuat Halbert tertegun.

Sarita berdiri. “Saya akan menyiapkan makan malam untuk Anda dan pengawal
Anda.”

Halbert tidak menahan Sarita keluar rumah.

119
Fb.me/overebook

Tapi setelah sepuluh menit berlalu, ia mulai cemas. “Ke mana Sarita?” tanya
Halbert begitu membuka pintu.

“Lady Sarita pergi ke halaman belakang,” jawab sang Pengawal.

Halbert tidak membuang waktu.

Di sana, di sudut halaman belakang yang tidak dilihatnya sebelumnya, ia


melihat Sarita duduk termenung.

“Papa, apa yang harus kulakukan?” ia mendengar Sarita bertanya sedih ketika ia
berdiri di belakang gadis itu.

“Apakah aku tidak bisa menjaga satu-satunya peninggalanmu ini?”

Sarita merasa begitu bodoh. Ia telah pergi menemui Graham. Ia telah


meyakinkan rumah ini adalah miliknya. Namun, sekarang bukti itu ada di
tangan Chris. Sewaktu-waktu mereka bisa mengambil rumah ini darinya.
Rumah satu-satunya yang menyimpan kenangan ayahnya.

Halbert tahu ia tidak bisa membiarkan ini. Ia harus bertindak saat ini juga.

Halbert pergi menemui pengawalnya lagi.

®RatuBuku

120
Fb.me/overebook

Chapter 7

Ketika Halbert kembali beberapa saat setelahnya, ia melihat Sarita masih duduk
di sana. Halbert tidak perlu melihat wajah Sarita untuk mengetahui bagaimana
ekspresi gadis itu saat ini. Punggung yang melengkung lemas itu sudah lebih
dari cukup untuk menjelaskan semuanya.

Sesuatu mendorong Halbert untuk merengkuh gadis itu dalam pelukannya dan
membisikkan kata-kata lembut yang menguatkan hati yang hancur itu. Namun
yang dapat dilakukannya hanyalah memegang kedua pundak gadis itu dan
memanggilnya lembut, “Sarita.”

Sarita menoleh. Mata biru mudanya basah oleh air mata.

Untuk sesaat Halbert yakin Sarita akan menjatuhkan diri dalam pelukannya dan
menangis tersedu-sedu. Namun gadis itu segera berdiri, menghapus air matanya,
dan berkata tenang,

“Maafkan saya, Pangeran. Saya akan segera menyiapkan makanan untuk


Anda.”

Sarita segera mengambil sayuran yang menjadi tujuan awalnya ke kebun


belakang.

Halbert melepaskan gadis itu dengan perasaan terluka. Ia merasa Sarita menjaga
jarak dengannya dan ia tidak menyukainya. Ia ingin Sarita jujur pada
perasaannya sendiri. Halbert tidak akan melarangnya menangis untuk orang
yang dicintainya.

121
Fb.me/overebook

Saat itulah Halbert melihat apa yang baru saja di hadapan Sarita.

Halbert tertegun melihat nisan batu yang hanya bertuliskan:

Di sinilah terletak kenangan kita bersama Ithnan Lloyd.

Pandangan Halbert beralih pada Sarita yang sekarang sibuk menimba air di
sumur yang tidak ia sadari keberadaannya beberapa saat lalu.

Halbert bertanya-tanya. Siapakah Ithnan Lloyd ini? Mengapa Sarita


memanggilnya Papa? Terlebih dari semua itu, Halbert ingin tahu mengapa Duke
of Cookelt hanya mewariskan rumah kecil di tempat terpencil seperti ini pada
putri kesayangannya. Mengapa Duke of Cookelt memilih Sarita sebagai wali
putranya, bukan Duchess Belle, istrinya sendiri?

Mata Halbert tidak lepas dari Sarita yang berusaha mengangkat seember penuh
air.

Ia tidak mengenal gadis ini, Halbert berkata pada dirinya sendiri ketika ia
berjalan ke sisi Sarita. Pasti ada sesuatu pada diri Sarita yang membuat Duke
Norbert lebih mempercayakan putranya pada Sarita daripada istrinya sendiri.

Sarita terkejut ketika sebuah tangan terulur dari belakangnya dan mengangkat
ember itu dengan mudahya.

Untuk sesaat ia menduga itu adalah Marcia. Karena itu ia sangat terkejut
melihat Halbert berdiri tepat di depannya dengan ember airnya.

122
Fb.me/overebook

“T-terima kasih,” katanya tergagap.

Sarita tidak pernah mengangkat ember air. Marcia selalu ada di sisinya ketika ia
hendak mengambil air di sumur yang dibuat penduduk desa untuknya dan
ayahnya ini. Malah tidak jarang Marcia mengisi tempat penyimpanan air Sarita
bahkan sebelum Sarita memintanya.

“Ke mana kau akan meletakkannya?” Halbert bertanya dan memimpin jalan ke
dalam rumah.

“Letakkan saja di sini,” Sarita menunjuk meja dapurnya yang kecil di sepanjang
dinding.

Halbert pun meletakkannya di tempat yang diminta Sarita.

Sarita berusaha menghidupkan api perapian.

Tiba-tiba saja Halbert sadar hanya perapian itu satu-satunya tempat untuk
memasak.

“Siapkan sayuranmu, aku akan menghidupkan perapian,” Halbert mengambil


alih pekerjaan Sarita.

Sarita terkejut. Lagi-lagi ia lupa pemuda yang ada bersamanya saat ini bukan
Marcia melainkan Yang Mulia Pangeran Halbert! Marcia tidak pernah
membantunya menghidupkan perapian. Marcia adalah tipe pemuda yang
menganggap urusan rumah adalah tugas wanita. Namun mengapa Pangeran
Halbert membantunya? Sarita tidak punya waktu menjawab pertanyaannya

123
Fb.me/overebook

sendiri karena ia tersadar ia tidak bisa menyajikan jamuan seperti yang biasa
dinikmati sang Putra Mahkota! Yang dimilikinya saat ini hanyalah sebongkah
roti, susu, dan sayur-sayuran dari kebunnya sendiri.

“Yang Mulia,” Sarita berkata dengan nada bersalah, “Saya sungguh menyesal.
Saya tidak dapat menyajikan jamuan yang pantas untuk Anda.”

Halbert melihat Sarita. “Aku hanya memintamu menyiapkan sesuatu yang bisa
dimakan,” kemudian ia bertanya, “Apakah kau ingin menggunakan kuali ini
untuk memasak air?” Halbert mengangkat kuali yang tergantung di atas
perapian.

“Ya,” jawab Sarita.

Sarita membiarkan Halbert menjerang air sementara ia sibuk mencuci dan


memotong sayuran yang akan disajikannya berama roti dan susu yang
dimilikinya.

Ketika Sarita sibuk memasak sup, ia melihat Halbert sibuk memindahkan roti,
susu, madu, keju serta peralatan makan yang telah disiapkannya di atas meja
dapur ke meja makan.

Kemudian ketika Sarita hendak memindahkan kuali supnya yang sudah siap ke
meja makan, Halbert berkata, “Aku akan melakukannya.”

Sarita berpikir, inikah beda ego seorang pemuda desa dan seorang gentleman?

Setelah yakin semua sudah siap, Sarita melangkah ke pintu.

124
Fb.me/overebook

“Kau mau ke mana?” tanya Halbert menghentikan langkah Sarita.

“Saya akan memanggil pengawal Anda.”

“Ia sudah pergi.”

“Oh…,” hanya itulah jawaban Sarita.

“Duduklah. Makanan akan segera dingin.”

“Saya tidak lapar.”

Halbert menatap Sarita. “Kalau kau berpikir aku akan membujukmu, maaf, kau
salah. Aku tidak peduli. Itu adalah perutmu sendiri. Kalau kau sakit, kau sendiri
yang akan merasakannya.” Dan ia mengambil sup untuknya sendiri.

Sesuatu dalam perkataan Halbert membuat Sarita duduk di depan pemuda itu –
menghadap pintu.

Sarita merasa yakin ia melihat seulas senyum puas di wajah Halbert ketika ia
duduk. Namun ketika ia melihat Halbert, pemuda itu sibuk menyantap
makanannya.

Sarita mengulurkan tangan mengambil sup buatannya sendiri.

“Sarita! Sarita!”

Pintu terbuka.

125
Fb.me/overebook

“Sarita, kudengar kau sudah kembali!” Marcia langsung menerjang dan


memegang pundak Sarita sambil membungkuk – menatap gadis itu lekat-lekat.
“Apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa? Serombongan orang berkuda datang
ketika kau tidak ada. Mereka berteriak-teriak memanggilmu. Kami berhasil
mengusir mereka sebelum mereka merusak rumah ini. Siapa mereka? Apa
mereka utusan Tuan Jason lagi?” Marcia tidak memberi Sarita kesempatan
untuk membuka suara.

Halbert kesal. Lagi-lagi ia diabaikan pemuda desa ini.

“Tempat ini sudah tidak aman, Sarita. Mereka bisa datang sewaktu-waktu.
Pergilah dari tempat ini. Kau bisa tinggal bersamaku.”

“Ia tidak akan ke mana-mana,” Halbert berkata dingin.

Saat itulah Marcia menyadari keberadaan Halbert.

“Mengapa ia masih di sini?” Marcia melihat Sarita dengan pandangan menuduh


seolah-olah Sarita telah menyeleweng.

Halbert tahu ia tidak menyukai pemuda ini.

“Karena aku akan tinggal di sini malam ini,” Halbert menjawab.

“Apakah itu benar, Sarita?” Marcia langsung bertanya penuh tuntutan pada
Sarita.

126
Fb.me/overebook

“Engkau tidak mungkin mengusirku,” Halbert menjawab pandangan Sarita,


“Pengawalku sudah pergi dan aku tidak punya tempat lain untuk menginap
malam ini.”

“Seperti yang Anda lihat, saya tidak punya tempat tidur lain untuk Anda.”

“Aku tidak berniat merebut tempat tidurmu. Aku bisa tidur di sini.”

“Bila Anda berkenan,” kata Sarita menyerah, “Jadilah tamu saya.” Pangeran
benar. Ia tidak mungkin menelantarkannya.

Marcia tidak suka mendengarnya. “Kau tidak boleh membiarkannya tinggal di


sini, Sarita!”

“Mengapa?”

“Karena… karena…,” Marcia melihat Halbert kemudian kembali pada Sarita,


“Karena orang kaya seperti dia tidak mungkin bisa tidur di lantai!” Marcia
langsung mengutarakan hal yang terlintas di otaknya dan cepat-cepat
menambahkan, “Ia bisa tidur di rumahku.”

“Terima kasih, Marcia. Aku sungguh senang atas tawaranmu namun besok
pagi-pagi kami akan meninggalkan Hauppauge.”

Marcia tidak menyukai cara Halbert memanggilnya dengan akrab. Ia lebih tidak
menyukai ide pemuda kaya yang tidak dikenalnya ini akan membawa pergi
Sarita.

127
Fb.me/overebook

“Benarkah itu, Sarita?” lagi-lagi Marcia menuntut kebenaran dari Sarita.

Sarita melihat Halbert lagi.

“Kau sudah menyetujuiku pagi ini.”

Benar, ia telah sependapat dengan usul Halbert untuk meninggalkan


Hauppauge. Namun seingat Sarita, ia tidak pernah menyetujui usul untuk pergi
bersama Halbert apalagi mendengarnya.

“Kau tidak ingin melibatkannya, bukan?”

Sarita mengikuti Halbert melihat Marcia yang mulai kebingungan oleh arah
pembicaraan mereka.

Sarita sadar baik Chris maupun Duchess Belle pasti akan melakukan segala cara
untuk mendapatkannya. Mata Sarita beralih pada perban putih di sekeliling
kepala Marcia. Tidak perlu diragukan pula Marcia akan melakukan segalanya
untuk melindunginya. Sarita tidak mau melihat Marcia terluka lagi karenanya.

“Sarita,” Marcia menggenggam kedua tangan Sarita, “Aku memang tidak


sekaya tuan ini tapi aku pasti bisa membahagiakanmu. Tinggallah bersamaku.”

Sarita melihat Marcia dengan sedih. “Aku tidak bisa, Marcia.”

Marcia melihat Halbert dengan kesal. “Terserah padamu,” ia menghentakan


tangan Sarita dan pergi.

128
Fb.me/overebook

Sarita melihat pintu yang dibanting keras tanpa suara. Ia ingin melewatkan hari-
hari tenangnya di Hauppauge tapi sekarang ide itu sudah bukan ide yang
bijaksana lagi.

“Makanan sudah hampir dingin,” kata Halbert sambil menuang sup di piring
Sarita, “Makanlah selagi hangat. Setelah ini aku ingin kau menyiapkan
barangmu dan tidur. Besok pagi-pagi kita akan meninggalkan Hauppauge.
Paling lambat pukul empat pagi kita harus meninggalkan tempat ini.”

Sarita membuka mulut untuk memprotes tapi sepasang mata biru tua yang
menatapnya itu menegaskan ia tidak ingin dibantah. Maka Sarita menahan
protesnya dan menyantap supnya tanpa suara. Ide pergi bersama Halbert ke
Helsnivia bukanlah ide yang buruk. Yang terpenting, ia bisa memenuhi janji
Duke Norbert pada ayahnya: memulangkan Sarita ke Helsnivia!

Setelahnya mereka makan tanpa seorangpun membuka suara.

Sarita hanya sanggup meminum supnya dan segelas susu tapi Halbert tampak
sudah puas melihatnya.

Halbert membantu Sarita merapikan meja setelahnya.

Sarita tengah mencuci piring dan Halbert mematikan api perapian ketika mereka
mendengar suara kuda diiringi roda kereta mendekat.

Sarita melihat Halbert dengan pucat pasi ketika kereta berhenti di depan
rumahnya.

129
Fb.me/overebook

“Jangan khawatir, itu adalah pengawalku dan kereta kuda yang akan membawa
kita ke pelabuhan besok pagi.”

Sarita membelalak. Selama ini rumah ini hanya ditempatinya seorang diri
bersama ayahnya atau Duke Norbert. Sekarang tiga orang lain muncul!
Bagaimana ia harus menempatkan mereka dalam rumah mungilnya ini!?

“Mereka akan berjaga-jaga di luar untuk memastikan tidak ada yang


menganggu kita,” Halbert membaca pikiran Sarita.

Halbert menghampiri rombongan kecil yang baru datang itu dan memberikan
petunjuknya.

Sarita melihat Halbert sudah merencanakan semua ini dan ia tidak melihat
sebuah celah pun untuk membantah. Maka iapun menyelesaikan pekerjaannya.

“Pergilah mempersiapkan kopermu,” Halbert berkata ketika ia kembali dan


melihat Sarita sudah selesai dengan piring-piring kotornya, “Dan segera
beristirahat. Besok akan menjadi hari yang melelahkan bagimu. Kita harus
mencapai Magport sebelum malam.”

Sarita tidak membantah. Ia melangkah ke dalam kamarnya dan menutup pintu


yang membatasinya dengan para pria itu.

Baru saja ia menutup rapat koper besarnya ketika ia mendengar derap kuda
mendekat. Sarita panik. Pikiran utusan Chris atau Duchess Belle datang
menakutkannya.

“Maaf saya datang terlambat, Yang Mulia.”

130
Fb.me/overebook

Sarita langsung lega.

“Kau memang sepandai yang kupercayai. Aku tahu kau akan menemukan cara
untuk kembali.”

“Anda terlalu memuji saya, Yang Mulia.”

Setelahnya Sarita mendengar pintu rumahnya ditutup dan sebuah kesunyian


panjang mengisi rumah mungilnya sebelum ia mendengar kembali pintu dibuka.

Sarita tidak tahu bagaimana sang Pangeran akan tidur di rumahnya yang kecil
ini. Sebenarnya Sarita tidak keberatan memberikan ranjangnya pada Halbert.
Namun Sarita yakin Halbert pasti menolak walau Sarita meyakinkan ia tidak
akan bisa tidur tanpa kasur empuknya. Tetapi, Sarita sadar, Pangeran tetaplah
seorang gentleman.

Sarita berganti gaun tidur dan duduk di tepi ranjang.

Ia tidak mendengar suara apapun di luar. Hanya sinar lilin yang mengintip celah
pintunyalah yang menyatakan keberadaan orang lain di rumahnya.

Sarita membaringkan diri di tempat tidur. Ia ragu ia bisa tidur. Karena itu betapa
herannya Sarita ketika ia terbangun dalam pelukan Halbert di ruang yang
sempit.

“Selamat pagi,” Halbert menyapa.

Mata Sarita hanya menatap Halbert.

131
Fb.me/overebook

“Apakah tidurmu nyenyak?” Halbert bertanya lagi.

Sarita mengangguk. Matanya berkeliling menjelajahi ruangan sempit tempat


mereka berada. Berdasarkan suara derap kaki kuda dan bentuk ruangan kayu
kecil ini, Sarita yakin berada dalam kereta kuda dengan Halbert memangkunya.
Kakinya terjulur sepanjang bangku kereta. Punggungnya tersandar di sisi kereta
yang lain dengan tangan kekar Halbert melingkari pundaknya. Sehelai selimut
tipis menutupi tubuhnya.

“Aku tidak tega membangunkanmu,” Halbert menjawab mata biru muda yang
kebingungan dan malu itu.

Sarita tidur nyenyak ketika ia hendak membangunkannya dini hari ini. Sarita
tampak begitu damai dari yang pernah dilihatnya. Begitu tenangnya gadis ini
tidur sehingga Halbert tidak sampai hati mengusiknya.

Maka tanpa menimbulkan suara, Halbert memeriksa isi lemari – memastikan


Sarita tidak meninggalkan barangnya dan membawa koper Sarita keluar untuk
pengawalnya memasukkannya ke dalam kereta. Halbert mengambil selimut
tipis di bawah bangku kereta untuk menyelimuti Sarita.

Halbert dapat mendengar Sarita bergumam „Papa‟ ketika ia mengangkat tubuh


kecilnya dari tempat tidur.

Halbert percaya Sarita pasti sangat lelah setelah hari-hari yang panjang dan
melelahkan ini.

Sarita berusaha duduk.

132
Fb.me/overebook

Ketika ia sudah benar-benar duduk, ia menyadari hal memalukan lain. Ia duduk


di pangkuan Halbert! Mata biru mudanya berusaha menghindari sepasang mata
biru tua yang sejajar dengan matanya.

Sarita merasa salah tingkah. Ia berdiri. Tepat bersamaan dengan itu, kereta
berhenti. Sarita kehilangan keseimbangan tubuhnya.

“Apa yang sedang kaulakukan!?” Halbert merengkuh Sarita kembali ke


pangkuannya.

Secercah rona merah di wajah cantik Sarita memberi jawaban pada Halbert.

Halbert tersenyum penuh arti. “Kalau kau tidak mau duduk di pangkuanku, kau
tinggal mengatakannya,” ia menyelipkan tangannya yang lain di bawah lutut
Sarita, “Aku bisa memindahkanmu,” ia mengangkat Sarita dan mendudukkan
gadis itu di sisinya seperti menggendong anak kecil.

“T-terima kasih.”

Halbert menyukai rona yang memberi nuansa baru pada kulit pucat Sarita.

“Kita sudah tiba di pelabuhan, Yang Mulia,” seseorang berkata dan setelahnya
pintu terbuka lebar.

Sarita melihat keramaian pagi hari di pelabuhan melalui pintu yang terbuka itu.

“Kenakalah sepatumu,” Halbert membungkuk – membantu Sarita mengenakan


sepatu di kakinya yang telanjang.

133
Fb.me/overebook

Sarita benar-benar dibuat salah tingkah olehnya.

“Dan jangan lupa selimutmu,” Halbert menyampirkan selimut yang terjatuh di


lantai kereta itu di pundak Sarita.

Saat itulah Sarita sadar ia masih mengenakan gaun tidurnya. Dengan cepat ia
menutupi tubuhnya dengan selimut.

Halbert keluar kemudian mengulurkan tangan pada Sarita yang duduk di sisi
lain kereta.

“Kau mau kugendong lagi?” Halbert menikmati rona merah di wajah cantik
yang kebingungan itu.

“T-tidak, terima kasih,” Sarita cepat-cepat melangkah keluar sebellum Halbert


benar-benar menggendongnya.

Tubuh Sarita baru saja terjulur keluar pintu ketika Halbert melingkarkan
tangannya di pinggang Sarita. Sarita masih kaget ketika tangan Halbert yang
lain menyelinap di belakang lututnya dan dalam satu gerakan ringan, ia sudah
berada dalam gendongan Halbert.

“Y-Yang Mulia!” Sarita panik.

“Pegang selimutmu,” Halbert memberikan perintah tegasnya, “Angin laut di


pagi hari tidak menyenangkan.”

134
Fb.me/overebook

Sarita melingkarkan tangan kirinya di leher Halbert dan tangannya yang lain
mencengkeram erat-erat selimut.

Ketika Halbert melangkah ke sebuah kapal besar, barulah Sarita benar-benar


memperhatikan kesibukan pelabuhan. Kerinduan yang mendalam yang
mendalam menyelimutinya. Di suatu saat di masa lalu, ia sering berada di
pelabuhan bersama ayahnya. Suatu ketika ia duduk di pundak kokoh ayahnya,
di saat lain ia duduk di gendongan ayahnya, dan di saat lain ia berjalan di sisi
ayahnya yang dengan sabar menjelaskan kesibukan tiap-tiap pribadi di
pelabuhan.

Sarita merapatkan pegangannya di leher Halbert dan menyembunyikan wajah


sedihnya di pundak pemuda itu.

Halbert tidak berkomentar. Dalam pikirannya gadis ini sedang malu. Namun
Sarita salah kalau ia berpikir Halbert akan menurunkannya.

“Selamat datang, Yang Mulia.”

Sarita mengangkat kepalanya.

Seorang pria tengah baya terkejut.

“Y-Yang Mulia, i…ini…,” Wyatt tidak dapat berkata-kata. Kemarin ketika


pengawal Halbert muncul di penginapan untuk menyampaikan perintah Halbert,
ia begitu gembira. Tanpa membuang waktu, ia langsung menyiapkan kapal yang
telah menanti kepulangan Pangeran Halbert. Ia tidak berpikir banyak ketika
meliht sang Pangeran mendekat dengan seorang wanita dalam gendongannya. Ia
sudah biasa melihat Pangeran kerajaannya bersama wanita. Tapi Sarita? Sampai

135
Fb.me/overebook

matipun Wyatt tidak pernah berpikir Sarita sang gadis haram yang Halbert
sendiri nyatakan tidak akan pernah disentuhnya, berada dalam gendongan
majikannya.

“Kita berangkat!” Halbert memberi perintah dan membawa Sarita ke dalam


salah satu kabin.

Pengawal Halbert mengekor dengan koper Sarita – membuat Wyatt kian tidak
dapat berkata-kata.

Halbert baru menurunkan Sarita setelah pengawalnya meletakkan koper Sarita


di dalam kabin.

Sarita mencengkeram erat selimut yang menutupi pundaknya.

“Bergantilah,” kata Halbert, “Aku akan menjemputmu setengah jam lagi untuk
makan pagi.” Dan Halbert meninggalkan Sarita yang masih berdiri mematung.

“Yang Mulia, apa yang Anda lakukan!?” sambut Wyatt begitu melihat Halbert,
“Apa yang akan dikatakan Paduka Raja dan Ratu!?”

“Gadis itu baru kehilangan ayahnya dan sekarang ia berada dalam bahaya.”

“Anda tidak berniat membawanya pulang, bukan?” selidik Wyatt.

Itulah yang sedang dipikirkan Halbert.

“Ini sudah lebih dari cukup, Pangeran!” protes Wyatt, “Simpati Anda sudah
lebih dari cukup!”

136
Fb.me/overebook

“Wyatt,” potong Halbert tidak senang, “Aku tahu apa yang kulakukan.”

Wyatt langsung terdiam.

Sesungguhnya, Halbert sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.


Komentar terakhir Wyatt terulang lagi di kepalanya.

Ini sudah lebih dari cukup!

Sehari setelah kematian Duke of Cookelt adalah hati terakhirnya di Trottanilla.


Orang tuanya juga telah mengirim kapal untuk menjemputnya. Namun kematian
Duke Norbert membuat orang tuanya memberi kelonggaran hingga pemakanan
Duke. Pemakaman Duke sudah berlalu namun ia masih tetap di Trottanilla, di
sisi Sarita.

Benar. Apa yang dilakukannya sudah melebihi simpati. Mungkinkah jiwanya


sebagai seorang Pangeran terusik melihat kesedihan gadis itu? Seorang
Pangeran seperti dia tidak dapat berdiam diri melihat seorang gadis muda
sebatang kara dalam kesedihan dan bahaya. Namun ia telah bertindak jauh dari
simpati.

Ia tidak mau Sarita berhubungan dengan Chris? Benar. Membawanya pergi dari
Trottanilla sudah cukup untuk membantu gadis itu. Tapi meminta Graham
menjadi penyambung lidah Chris dan walinya? Ini sudah mencampuri urusan
Sarita!

Sekarang apakah ia benar-benar berniat membawa Sarita ke Ririvia?

137
Fb.me/overebook

Halbert tidak mengerti. Beberapa saat lalu ia bahkan menikmati wajah merah
Sarita. Ia bahkan dengan sengaja menggoda gadis yang disumpahinya tidak
akan pernah didekatinya.

Ketika Halbert kembali untuk menjemput Sarita, ia melihat gadis itu berdiri di
dek. Rambut kuning pucatnya melambai-lambai tertiup angin. Mata biru
mudanya menatap laut penuh kerinduan. Begitu sempurnanya lekukan hidung
yang mancung itu dan bibir merah yang terkatup rapat. Begitu cantiknya Sarita
dalam kesunyiannya sehingga ia tampak seperti seorang putri duyung yang
merindukan rumah di bawah lautnya.

Tidak pernah Halbert merasakan keinginan mendesak untuk merengkuh seorang


gadis dalam pelukannya.

Pasti jiwa petualangannya yang menjadi sebab semua ini, Halbert memutuskan.

®RatuBuku

138
Fb.me/overebook

Chapter 8

“Apa-apaan ini!?” pekik Ratu Kathleen.

“Ini sudah di luar batas!” Raja Marshall sependapat.

“Bisa-bisanya anak itu membawa pualng anak haram!” Ratu Kathleen langsung
berdiri, “Di mana dia? Katakan di mana mereka!? Akan kuusir anak haram itu!”

Ratu Kathleen tidak dapat menutupi kemarahannya. Kegembiraannya


mendengar kepulangan putranya langsung berubah menjadi amarah ketika
mendengar Halbert membawa putri haram almarhum Duke of Cookelt
bersamanya. Jamuan yang sedianya akan diselenggarakan untuk menyambut
kepulangan putranya, langsung dibatalkannya. Sekarang ia sudah benar-benar
tidak sabar untuk mengusir gadis hina itu.

Karena itu begitu mendengar prajurit berkata, “Kereta Pangeran Halbert sudah
memasuki gerbang istana,” ia langsung menerjang ke pintu masuk.

Di sana, di depan pintu kayu yang kokoh, Ratu berdiri dengan angkuhnya.
Tidak satu goretan di wajahnya yang tidak menunjukkan kemurkaannya.

Raja Marshall yang menyusul kemudian tidak kalah angkernya.

Seisi istana sudah mendengar apa yang terjadi ketika seorang prajurit datang
mengharap Raja pagi ini. Sekarang mereka mengintip dari tempat mereka
masing-masing – ingin tahu apa yang akan terjadi.

139
Fb.me/overebook

Kereta yang membawa Pangeran dan Sarita akhirnya berhenti di depan Raja dan
Ratu. Ratu sudah hampir menyemprotkan luapan amarahnya ketika Halbert
turun dari kereta.

Halbert mengulurkan tangan untuk membantu Sarita.

Ratu siap menyemburkan amarahnya ketika gadis itu akhirnya keluar dari dalam
kereta.

Dengan anggunnya, Sarita menjejakkan kaki di pelataran istana. Wajah


cantiknya langsung menangkap ekspresi marah Ratu Kathleen. Mata biru
mudanya menatap malu-malu melalui bulu mata lentiknya. Sesaat kemudian
senyum manis merekah di bibir mungilnya yang memerah. Sinar matahari yang
menyinari rambut kuning pucatnya, membuatnya bersinar indah.

Ratu Kathleen menatap gadis itu lekat-lekat.

Raja Marshall terkesima.

“Papa, Mama, aku sudah pulang,” Halbert memeluk ibunya kemudian ayahnya.
Kemudian ia membawa Sarita ke hadapan orang tuanya yang membisu. “Ini
adalah Sarita, putri almarhum Duke of Cookelt. Aku mengundangnya tinggal di
sini untuk beberapa waktu.”

“Selamat siang, Yang Mulia Paduka Raja, Yang Mulia Paduka Ratu,” suara
merdu Sarita melantunkan salamnya.

Ratu Kathleen langsung membuang muka dan melangkah angkuh ke dalam


istana.

140
Fb.me/overebook

Sarita tidak terlalu kaget oleh reaksi Ratu Kathleen. Ia memang tidak
mengharapkan sambutan yang ramah. Terima kasih pada Duchess Belle, seisi
dunia percaya ia adalah anak haram Duke Norbert.

Sebagai orang terhormat sudah pasti Ratu Kathleen tidak senang dengan
keberadaan anak haram dalam rumahnya, bersama satu-satunya putranya.

Halbert juga tidak mengharapkan lebih. Ia sudah tahu membawa pulang Sarita
bukanlah hal yang baik, tapi ia tidak dapat membiarkan Sarita pergi seperti yang
diinginkan gadis itu setelah mereka tiba di Magport kemarin malam. Halbert
tidak berani berharap banyak. Ibunya tidak langsung mengusir Sarita di depan
pintu rumah sudah sangat baik.

“Jangan kauhiraukan ibumu,” Raja Marshall mengagetkan Halbert dengan kata-


katanya yang ramah, “Bawalah Lady Sarita ke kamarnya. Ia tentu sudah lelah.”

„Lady Sarita!!??‟ Halbert membelalak. Apakah ia tidak salah dengar?

“Mari, Lady Sarita,” Raja memberi jalan pada Sarita.

Halbert tidak percaya ayah yang sangat diyakininya akan menyuruh prajurit
mengusir Sarita, menunjukkan jalan dengan ramah pada Sarita! Mata Halbert
beralih pada Sarita yang dengan sopan mengikuti Raja Kathleen.

„Pesona gadis ini memang tidak bisa diremehkan,‟ Halbert berpendapat ketika
Sarita membungkuk hormat sebelum mengikuti pelayan yang diperintahkan
Raja mengantar Sarita ke kamarnya.

141
Fb.me/overebook

“Di mana kau temukan dia, Halbert?” Raja Kathleen bertanya tidak percaya.

Halbert terkejut mendengar nada takjub ayahnya. Ia tidak dapat mempercayai


sepasang mata biru tua itu bersinar kagum.

Beberapa pelayan mulai membongkar muatan kereta.

“Aku perlu bicara,” Halbert memutuskan.

Walaupun ayahnya menyambut Sarita dengan ramah dan ibunya tidak mengusir
Sarita, bukan berarti Sarita aman. Halbert harus menjelaskan alasannya
membawa pulang Sarita.

“Tentu, Halbert,” Raja merangkul pundak putranya, “Kau harus memberitahuku


di mana kau menemukan gadis ini,” dan ia membawa Halbert ke Ruang Duduk.

Ratu Kathleen ada di dalam Ruang Duduk ketika mereka masuk. Mata hijaunya
yang dingin menatap kedatangan mereka.

“Mama, aku perlu bicara tentang Sarita.”

Ratu membuang muka.

“Seperti yang kalian ketahui,” Halbert membuka pembicaraan, “Duke of


Cookelt baru saja meninggal dunia. Sekarang Sarita benar-benar sebatang kara.
Duke Norbert mewariskan semua kekayaannya pada Chris dan menunjuk Sarita
sebagai walinya.”

“Gadis itu!?” Raja terkejut.

142
Fb.me/overebook

Ratu tidak bereaksi.

“Duke menunjuknya,” Halbert mengulangi.

“Ia masih terlalu muda.”

“Kurasa itulah yang membuat Duchess Belle tidak dapat menerimanya,”


Halbert melanjutkan, “Ia mengirim orang untuk menyingkirkan Sarita. Aku
tidak dapat berdiam diri melihatnya dalam bahaya. Keluarga Riddick tidak
menyukainya. Duchess Belle tidak pernah menyukai Sarita dan Chris, adik tiri
Sarita, berusaha memperkosanya.”

“Aku tidak menyangkanya,” gumam Raja, “Ia memang sangat mempesona.


Tapi, Halbert, apakah kau yakin ia adalah putri Duke of Cookelt?”

“Tentu saja. Apa mungkin Duke mencintai anak orang lain melebihi putrinya
sendiri?” tanya Halbert.

Raja Marshall terdiam.

“Aku tidak bisa membiarkannya seorang diri dalam bahaya,” lanjut Halbert,
“Karena itu aku mengundangnya ke sini sebagai tamuku. Aku berharap kalian
tidak keberatan.”

“Tentu saja ia akan diterima di sini dengan tangan terbuka,” sahut Raja.

Halbert melihat ibunya – mengharapkan sepatah dua patah kata darinya.

143
Fb.me/overebook

Ratu Kathleen masih tetap tidak bereaksi.

“Mama, apakah Mama bisa menerima kehadiran Sarita?” Halbert akhirnya


langsung bertanya.

Demi kekagetan Halbert, Ratu Kathleen berdiri sebagai jawabannya. Tanpa


sedikitpun melihat putranya, ia melangkah pergi.

“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan,” Raja memberi kepastian, “Kathleen
hanya tidak dapat menerima kenyataan kau membawa pulang Sarita.”

„Membawa pulang seorang wanita, tepatnya?‟ Halbert berpikir sinis. Tentu saja
Ratu tidak senang. Ia tidak pernah menyukai petualangan Halbert dan gadis-
gadisnya. Ini adalah pertama kalinya ia membawa pulang wanita. Namun Sarita
bukanlah salah satu wanitanya. Bagaimana ia harus meyakinkan Ratu?

“Kenapa kau tidak beristirahat, Halbert,” Raja mengusulkan, “Kau pasti lelah
setelah perjalanan panjang. Apa kau lapar? Aku akan menyuruh pelayan
membawa makanan ke kamarmu.”

“Tidak perlu, Papa. Kami sempat berhenti untuk bersantap siang.”

Raja Marshall tidak memberi komentar.

“Aku akan beristirahat di kamarku, Papa. Selamat siang.”

®RatuBuku

144
Fb.me/overebook

Sarita duduk di beranda – memandang pegunungan tinggi yang membentang di


kejauhan. Ia teringat lagi ketololannya kemarin malam setelah kapal merapat di
Ririvia.

“Malam ini kita akan menginap di dalam kapal,” Halbert memberitahunya,


“Besok pagi-pgi kita akan berangkat ke istana.”

Istana adalah satu-satunya tempat yang tidak ingin dikunjungi Sarita. Halbert
bersedia membawanya ke Helsnivia saja sudah membuat Sarita sangat
berterima kasih.

Duke Norbert hanya berjanji pada Ithnan untuk memulangkan Sarita ke


Helsnivia.

“Terima kasih, Yang Mulia,” kata Sarita, “Saya akan baik-baik saja dari sini.
Saya sangat berterima kasih atas tumpangan yang Anda berikan.”

“Ke mana kau akan pergi?” Halbert bertanya curiga.

“Mungkin saya akan melewatkan beberapa hari di sini,” jawab Sarita, “Setelah
itu saya akan meninggalkan Helsnivia. Entah ke mana.”

Halbert menatapnya lekat-lekat dengan penuh tanda tanya. “Aku tidak mengerti
apa yang kaubicarakan. Sebagai informasimu, kita belum tiba di Helsnivia.”

“Oh,” Sarita terkejut.

“Helsnivia tidak punya laut,” Halbert mengingatkan.

145
Fb.me/overebook

Rona merah mewarnai wajah Sarita. Ia benar-benar lupa Helsnivia adalah


kerajaan kecil di antara pegungungan tinggi!

Halbert menyadari apa yang dipikirkan Sarita dan ia tidak dapat menahan
tawanya.

“Maaf, pengetahuan geografi saya buruk,” Sarita tidak suka perasaan diledek.

Halbert tersenyum geli melihat rona merah yang membuat Sarita kian manis
dan kekanak-kanakan itu. “Satu-satunya alasan orang tuaku mengirim kapal ini
adalah jalan laut lebih cepat untuk mencapai Helsnivia daripada jalan darat.”

Sarita ingat Duke Norbert pernah berkata, „Walau Helsnivia adalah kerajaan
kecil yang kaya, tidak mudah menyerangnya. Pegunungan yang
mengelilinginya bukanlah jalan yang mudah untuk dilalui.‟

“Beristirahatlah,” kata Halbert, “Kulihat sepanjang hari ini kau berdiri di ujung
kapal seperti mau memimpin jalan.”

Sarita tidak membantahnya namun ia juga tidak meninggalkan dek tempat ia


berdiri yang biasa disebut poop oleh para pelaut.

“Atau kau ingin tidur lagi dalam pelukanku?” goda Halbert.

Godaan itu langsung membuat Sarita bergerak. “Selamat malam, Yang Mulia.”

Halbert tertawa geli melihat Sarita kabur. Sarita tidak suka mendengar tawa itu.
Pasti inilah yang biasa dilakukan Halbert untuk menjerat wanita-wanitanya.

146
Fb.me/overebook

Halbert salah besar bila ia mengira Sarita tertarik untuk menjadi satu dari sekian
mantannya.

Tiba-tiba saja Sarita ingin tahu apa yang membuat Halbert menolongnya sampai
sejauh ini. Halbert tidak mungkin serius menjadikannya salah satu wanitanya,
bukan? Halbert sendiri pernah mengatakan ia tidak tertarik padanya.

Sarita benar-benar terkejut ketika pagi ini Halbert bersikeras membawanya ke


Istana Ririvia tanpa peduli penolakan Sarita. Sekarang Sarita lebih terkejut oleh
tangan terbuka Raja Marshall.

Sarita yakin ia melihat ekspresi kemarahan Raja Marshall dan Ratu Kathleen
ketika kereta berhenti di hadapan mereka. Sarita mengharapkan usiran mereka
tapi yang kemudian diterimanya benar-benar di luar dugaan! Kecuali reaksi
Ratu Kathleen, mungkin.

Sarita tidak mengenali mereka. Namun melihat kemiripan Halbert dengan pria
yang penuh wibawa itu, Sarita yakin dua sosok yang berdiri di pintu itu adalah
Raja Marshall dan Ratu Kathleen. Hati Sarita sudah siap menerima usiran
keduanya. Ia juga sudah menyiapkan kata-kata sopan yang akan dijelaskannya
pada mereka. Bahwa ia tidak bersedia dibawa Halbert pulang ke istana. Bahwa
ia punya rencana sendiri yang mulai dipikirkannya ketika kapal meninggalkan
dermaga dan dimantapkannya ketika kapal merapat di Magport.

Sarita hanya dapat terdiam ketika Ratu Kathleen pergi tanpa kata-kata. Ia benar-
benar termangu dalam keterkejutannya ketika Raja Marshall menyambutnya
dengan tangan terbuka bahkan menyebutnya Lady!

Mereka tidak mungkin tidak tahu!

147
Fb.me/overebook

Wyatt, pelayan Halbert terus menjatuhkan pandangan tidak suka padanya sejak
mereka bertemu. Pagi ini ketika Sarita tidak melihatnya di kapal, Sarita yakin
Wyatt telah pulang ke Helsnivia untuk melapor.

Sarita percaya seisi Helsnivia tahu siapa dirinya, sang anak haram almarhum
Duke of Cookelt!

Ia dapat merasakan pandangan ingin tahu orang-orang di Hall istana. Ia dapat


mendengar bisikan-bisikan miring mereka padanya. Ia adalah anak haram
almarhum Duke of Cookelt dan ia juga miskin!

Sarita tidak terlalu mempedulikan hal terakhir itu. Ketika meninggalkan


Sternberg, ia berencana untuk tinggal di Hauppauge, bukan di istana. Ia tidak
butuh gaun-gaun mewahnya yang dapat dipastikan sekarang memenuhi almari
baju Dorothy. Ia tidak membutuhkan perhiasan-perhiasan mewahya yang sudah
direbut Duchess Belle sejak Duke jatuh sakit. Ia juga tidak membutuhkan
benda-benda itu saat ini. Sarita tidak berniat tinggal lama di Istana Ririvia!

„Apakah itu mungkin?‟ Sarita bertanya-tanya.

“Kau tidak akan ke mana-mana,” Halbert menegaskan pagi ini ketika ia


menyatakan keinginannya turun di perbatasan Helsnivia. “Kau akan ikut
denganku ke Ririvia!”

“Tinggallah di sini selama mungkin,” kata Raja Marshall ketika menyambutnya.

Sarita sempat berpikir Raja Marshall adalah salah satu dari sekian pria yang
melihatnya sebagai anak haram yang bisa diajak tidur semalam. Namun dalam

148
Fb.me/overebook

senyum yang ditujukan padanya itu, ia merasakan kehangatan dan di dalam


mata biru tua itu, ia melihat keramahan. Keramahan yang ditunjukkan hanya
padanya seakan-akan ia adalah tamu yang diharap-harapkan kedatangannya
sejak lama. Bahkan, belum lama Sarita memasuki kamar barunya yang megah
ini, pelayan mengantarkan makanan kecil!

Kue-kue yang menggiurkan itu dibiarkan Sarita di atas meja rias. Teh yang
masih mengelup ketika disajikan, dibiarkannya dingin.

Sesungguhnya beberapa saat lagi adalah waktu makan malam. Sarita tidak
terbiasa makan sesuatu sesaat sebelum makan malam. Suasana makan malam
itu sendiri tidaklah jauh berbeda dari dugaan Sarita.

Sarita duduk di depan sepasang mata hijau dingin Ratu Kathleen.

Keberadaan Halbert di sisinya sama sekali tidak membantu.

Raja Marshall yang duduk di ujung meja pun tidak banyak merubah suasana
makan malam yang menegangkan ini.

Sarita dapat merasakan sepasang mata dingin Ratu terus mengawasi tiap gerak-
geriknya dan itu sama sekali tidak membuatnya nyaman!

Andai Sarita boleh memilih, ia lebih suka makan sendiri di kamarnya. Tapi ia
adalah tamu di Ririvia, bukan? Selain itu pelayan menjemputnya ketika waktu
makan malam tiba – membuatnya tidak bisa kabur dari saat ini.

Pelayan itu sendiri tidaklah menyenangkan. Sikapnya memang sopan tapi juga
dingin dan kaku. Sarita tidak menyukai pandangan menyelidiknya. Rasanya,

149
Fb.me/overebook

melalui sepasang matanya yang berpengalaman itu, ia ingin mengorek rencana


Sarita pada sang Putra Mahkota.

“Sarita,” Raja Marshall memanggilnya dan ketika itu pula Ratu mengalihkan
perhatiannya dengan sepasang mata hijau dingin yang membara – membuat
Raja menutup mulut.

Halbert pun tidak bisa berbuat banyak. Baru saja ia menoleh pada Sarita, Ratu
sudah menjatuhkan tatapannya yang tajam. Akhirnya Halbert mencoba
meredakan ketegangan dengan menanyakan suasana Helsnivia selama ia tidak
ada.

Namun itu juga tidak membantu Sarita merasa lebih baik.

Dalam keadaan seperti ini, Sarita lebih menyukai suasana Ruang Makan di
Sternberg. Walau dalam tiap acara makan Duchess Belle tidak pernah
melewatkan kesempatan untuk memarahi Sarita atau mengutuknya, Sarita tidak
kehilangan selera makannya seperti ini. Ia sudah terbiasa dengan suasana
perang di Ruang Makan Sternberg yang ditujukan untuk memojokannya. Ia
sudah biasa menelan kata-kata kemarahan itu bersama makanannya. Ia tidak
biasa menelan makanannya di bawah sepasang mata dingin yang ingin
membekukannya.

Karena itu betapa gembiranya Sarita ketika di akhir makan malam Halbert
berkata,

“Kulihat Sarita sudah lelah,” lalu ia melihat Sarita, “Mengapa kau tidak kembali
ke kamarmu? Kau tahu di mana kamarmu, bukan?”

150
Fb.me/overebook

“Ya,” Sarita mengangguk.

Segera setelah mengucapkan sepatah kata “selamat malam”, Sarita kembali ke


kamarnya.

Istana Ririvia memang luas namun ingatan Sarita tidak terlalu lemah dalam
mengingat jalan menuju kamarnya. Sarita langsung berganti baju setibanya di
kamar tapi ia tidak tidur. Ia duduk di beranda – memandang keindahan taman
Ririvia yang tidak sempat diperhatikannya sore ini dan juga rumah-rumah di
kejauhan.

Sinar matahari musim panas memberi penerangan pada Ririvia untuk


memandang sejauh mungkin. Mulai dari keramaian di taman Ririvia di bawah
kakinya hingga pegunungan tinggi di kejauhan.

“Papa, aku sudah pulang ke tempat yang kau inginkan,” gumam Sarita.

Terima kasih pada Halbert, ia tidak sepenuhnya berbohong pada Duke Norbert.
Terima kasih padanya pula, Sarita dapat memenuhi janji Duke Norbert pada
ayahnya.

“Lihatlah, Norbert,” kata Sarita lagi, “Kau tidak perlu memaksa Pangeran demi
memulangkanku ke Helsnivia. Sekarang kau bisa dengan tenang berkata pada
Papa kau telah memenuhi janjimu.”

Sarita membeku. Berkata tentang janji, apakah yang telah diperbuatnya pada
janji dengan orang yang begitu mencintainya selama enam tahun belakangan
ini?

151
Fb.me/overebook

Duke Norbert telah memintanya menjadi wali Chris, mendidik, menyiapkan


Chris menjadi Duke of Cookelt. Namun apakah yang telah dilakukannya!? Ia
kabur dari Trottanilla!

Darah di otak Sarita langsung membeku. Mengapa ia begitu egois? Mengapa ia


bisa memutuskan untuk pergi tanpa memikirkan permintaan Duke padanya –
satu-satunya permintaannya dan yang terakhir?

Hingga detik-detik terakhir hidupnya, Duke Norbert berusaha memenuhi


janjinya pada Ithnan. apakah yang akan dipertanggungjawabkannya pada Duke
Norbert kelak?

“Aku tidak mengharapkanmu di sini.”

Sarita terperanjat.

“Kau pucat pasi. Apakah kau sakit?” tanya Halbert pula.

“Saya baik-baik saja,” jawab Sarita melihat pemuda itu berdiri di beranda di sisi
kirinya. “Mengapa Anda berada di sini?”

“Ini adalah kamarku,” Halbert menunjuk ruang di belakangnya.

“Oh, saya tidak tahu.”

Halbert pun tidak akan tahu jika ia tidak melihat pelayan ibunya mengetuk
kamar kosong di sebelahnya dan berkata, “Lady Sarita, apakah Anda ada di
dalam?”

152
Fb.me/overebook

Untuk sesaat Halbert menduga ibunya akan memanggil Sarita tapi betapa
leganya ia ketika beberapa saat kemudian pelayan itu berkata, “Saya diperintah
untuk membawa Anda ke Ruang makan. Yang Mulia Paduka Raja dan Ratu
menanti kehadiran Anda.”

“Apakah saya mengusik Anda?”

“Tidak. Aku sama sekali tidak terganggu olehmu.”

Sarita melayangkan senyumannya.

“Apa yang kaulakukan di sini?‟

“Saya sedang berpikir.”

“Apa yang kaupikirkan?”

“Janji saya pada Norbert.”

“Jangan khawatir,” Halbert berusaha menenangkan. “Chris tidak akan bisa


berbuat apa-apa terhadap rumahmu. Ia tidak bisa memutuskan apa pun tanpa
persetujuan kau sebagai walinya.”

“Itulah yang mencemaskan saya. Norbert meminta saya menjadi wali Chris tapi
lihatlah apa yang sudah saya lakukan. Saya kabur dari Trottanilla seperti
seorang penjahat tanpa sedikit pun memikirkan Norbert.”

“Aku telah meminta Graham untuk menjadi perantara kalian.”

153
Fb.me/overebook

Sarita terperangah.

“Maafkan aku. Aku sudah bertindak di luar batas. Kupikir ini adalah satu-
satunya cara baik untuk memenuhi tugasmu sebagai wali Duke of Cookelt yang
baru tanpa berhubungan langsung dengannya.”

“Terima kasih, Yang Mulia Pangeran Halbert,” Sarita tersenyum dengan


segenap hatinya, “Anda sudah membantu saya memecahkan masalah saya
bahkan sebelum saya menyadarinya.”

„Senyum inilah yang bisa menundukkan dunia,‟ Halbert berpikir. Tidak


mungkin Sarita tidak menyadari betapa cantik dan mempesonanya dirinya saat
ini.

Sinar matahari sore panas yang jatuh di atas rambut pucatnya yang tergerai
sampai ke pinggangnya, membuatnya seperti diselimuti cahaya. Namun yang
lebih menakjubkan adalah sepasang mata biru mudanya yang bersinar gembira
juga senyum manisnya yang mempesona. Tidak pernah Halbert melihat seorang
wanita secantik ini.

“Aku memberitahu Graham aku akan membawamu ke sini. Ia akan mengirim


kabar padamu bila terjadi sesuatu di Cookelt. Ia juga berjanji akan mengirim
berkas-berkas penting yang perlu kauurus secepat mungkin. Ia juga akan
mengawasi Chris untukmu.”

Nama itu membuat Sarita pucat pasi. Kalau Graham tahu di mana dirinya,
apakah itu berarti Chris juga tahu?

“Chris mungkin datang ke sini,” Halbert membaca pikiran Sarita.

154
Fb.me/overebook

Sarita langsung menggigil. Matanya memandang nanar Halbert – membuat


Halbert ingin melompati jarak di antara mereka dan memeluknya erat-erat.
Namun ia hanya berkata,

“Kulihat ia tidak akan berani menunjukkan muka di sini. Kalaupun ia datang,


aku tidak akan membiarkannya bertindak kurang ajar padamu. Kau adalah
tamuku. Sebagai tuan rumah, aku berkewajiban menjamin keamananmu.”

Sinar ketakutan di sepasang mata itu masih tidak hilang. Halbert memarahi
dirinya sendiri karenanya.

“P-pangeran, apa yang hendak Anda lakukan!?” Sarita berteriak panik melihat
Halbert berdiri di atas pagar yang mengelilingi berandanya. Halbert merambat
di dinding menyeberangi jarak sekitar lima meter di antara beranda mereka.

Sarita menahan nafasnya seolah-olah takut Halbert akan jatuh bebas dari tingkat
tiga ini bila ia melepaskannya.

“Apa yang Anda lakukan!?” Sarita langsung bertanya ketika Halbert


menjejakkan kaki di lantai berandanya.

„Mengapa sinar ketakutan di mata itu masih tidak berubah?‟ Halbert meraih
Sarita dalam pelukannya.

“P-panggeran,” Sarita terkejut, “Apa yang Anda lakukan?”

“Ssh…,” tangan kiri Halbert melingkari pinggang Sarita dan menariknya


merapat. Tangan kanannya mendekap kepala Sarita di dadanya.

155
Fb.me/overebook

Sarita panik.

Halbert tidak bergerak juga tidak bersuara. Ia hanya memeluk Sarita seperti
yang ingin dilakukannya di detik pertama ia melihat air mata Sarita.

Sarita menemukan kehangatan di dada Halbert. Entah sudah berapa lama ia


tidak dipeluk seperti ini. Duke Norbert tidak pernah memeluknya. Ia juga tidak
memeluknya ketika ia muncul di depan pintu rumahnya di Hauppauge. Duke
hanya berkata, “Hallo. Aku yakin kau adalah Sarita, si putri cilik itu. Apakah
ayahmu ada?” Duke juga tidak memeluknya ketika ia menangisi pembakaran
jasad ayahnya.

Sudah lama sekali Sarita tidak merasakan kehangatan seperti ini. Sudah lama
sekali Sarita tidak menyandarkan kepalanya dalam dada hangat seorang pria.

Ayahnya selalu memeluknya seperti ini ketika ia menangis. Ayahnya selalu


memeluknya sepanjang malam yang dingin di luar sana. Ayahnya selalu
memeluknya dalam setiap kesempatan.

Jari jemari Sarita mencengkeram kemeja Halbert. Matanya yang mulai


membasah menutup rapat. Bibirnya yang tertutup menggumamkan, “Papa…”

Sarita merindukan ayahnya.

Tiba-tiba Halbert melepaskan Sarita.

Sarita merasa hampa.

156
Fb.me/overebook

Sedetik lalu Halbert bertanya pada dirinya apa yang sedang dilakukannya pada
anak haram yang disumpahnya tidak akan pernah disentuhnya!? Namun ketika
melihat sepasang mata penuh kerinduan itu, Halbert sadar tidak mudah
mengabaikan gadis ini.

Halbert mengangkat Sarita.

Sarita terkejut. Ia cepat-cepat melingkarkan tangan di leher Halbert untuk


menopang badannya.

“Aku datang untuk memastikan kau tidur saat ini juga,” Halbert membawanya
masuk melalui pintu yang terbuka lebar itu.

Sarita merasa seperti kembali ke saat-saat ia membandel untuk tidur sehingga


ayahnya memaksa dengan membopongnya ke tempat tidur seperti ini.

Halbert membaringkan Sarita di tempat tidur dan beranjak pergi.

“Pangeran!” Sarita menarik tangan Halbert.

Halbert langsung berbalik.

“Kali ini gunakanlah pintu,” Sarita tersenyum kekanak-kanakan.

“Tentu,” kata Halbert, “Pertama-tama aku akan menutup pintu serambi.”

Sarita melepas tangan Halbert.

157
Fb.me/overebook

“Selamat malam,” ia tidak kuasa menahan keinginannya untuk mencium kening


gadis yang memandangnya dengan kekanak-kanakan ini.

„Apakah yang kaupikirkan, Halbert!?‟ Halbert memarahi dirinya sendiri sambil


berjalan ke pintu serambi kamar Sarita, „Apakah kau ingin Sarita menahanmu di
ranjangnya!?‟ ia mengunci pintu serambi.

Halbert melihat Sarita masih memandangnya dengan mata kekanak-kanakan


dan senyum manis ketika ia menuju pintu.

Sarita masih tersenyum beberapa saat setelah Halbert menghilang di balik pintu.
Sekarang ia yakin Halbert melakukan semua ini karena simpatinya sebagai
seorang gentleman kepada seorang gadis yang sebatang kara.Sarita
membaringkan diri. Malam ini ia pasti dapat memimpikan saat-saat indah
bersama ayahnya.

®RatuBuku

158
Fb.me/overebook

Chapter 9

“Sarita! Sarita!”

Suara berat memanggilnya dari kejauhan.

“Sarita, bangun!”

Sarita melihat sepasang mata cemas itu dengan pikiran kosong.

“Kau tidak apa-apa?”

Sarita melihat Halbert dengan bingung. Sesaat lalu ia bertemu Duke Norbert
yang menagih pertanggungjawabannya kemudian Chris muncul dan berusaha
memperkosanya lagi. Saat itulah ia mendengar suara yang memanggil-
manggilnya dengan panik dan ketika ia tersadar, ia sudah berada di lengan
Halbert.

“Kau tidak sakit lagi, bukan?” tangan Halbert memegang kening Sarita.

Sarita hanya menatap Halbert dengan mata bertanya-tanya.

“Kau pasti terlalu lelah,” Halbert memutuskan.

Mata Sarita tidak beranjak dari wajah tampan yang cemas itu.

“Urusan Cookelt pasti telah menguras tenagamu,” Halbert melepaskan


tangannya yang melingkari punggung Sarita.

159
Fb.me/overebook

Seminggu sudah Sarita tinggal di Ririvia. Selama ini tidak ada yang tidak beres
pada Sarita. Sekarang Sarita terlihat lebih sehat dan lebih segar dari
sebelumnya. Walau terkadang ia masih terlihat sedih, Sarita sudah sering
tersenyum gembira.

Halbert tidak pernah mendengar suara Sarita di malam hari ataupun di pagi hari
ketika ia melewati kamar Sarita. Tapi pagi ini ia mendengar Sarita menjerit-jerit
ketakutan. Ia pun memutuskan untuk melihat Sarita.

Walau Sarita berada jauh dari Trottanilla, tidak berarti Sarita jauh dari masalah
keluarga Riddick. Sesungguhnya, di pagi pertama Sarita berada di Ririvia, ia
telah menerima setumpuk dokumen kiriman Graham. Demi kelancaran tugas
Sarita, Raja Kathleen mengijinkan Sarita menggunakan Ruang Perpustakaan.
Halbert juga telah mengatur orang khusus untuk mengirim kembali dokumen-
dokumen itu beserta perintah tertulis Sarita kepada Graham. Sejak itu pulalah
hari-hari Sarita tidak pernah jauh dari Ruang Perpustakaan dan urusan Cookelt.

Graham bukan saja perantara yang baik tapi juga penasehat yang baik. Tiga hari
setelah Sarita berada di Helsnivia, ia menyarankan Sarita untuk mengganti guru
pribadi Chris. Sesungguhnya Sarita tidak menyukai Owen tapi ia tidak dapat
melihat kesalahan Owen dalam mengajar Chris. Grahamlah yang berkata Owen
akan membentuk Chris menjadi Duke yang buruk. Owen pula yang mulai
mendorong Chris untuk melawan Sarita. Sarita, atas saran Graham, memilih
guru baru untuk Chris dan sekarang guru itu menjadi pengawas
kepercayaannya.

“Apakah kau mau pergi berkuda denganku?”

160
Fb.me/overebook

Sarita melihat Halbert sudah mengenakan pakaian lengkap. Celana hitam yang
membalut kaki panjangnya dipadu dengan kemeja putihnya. Halbert terlihat
jauh lebih santai dari saat ia mengenakan baju dinasnya.

Sarita ingat setiap pagi Halbert selalu pergi berkuda. Sarita selalu melihat
kepergian Halbert di pagi-pagi buta. Sarita juga mengawasi kepulangan Halbert
sesaat sebelum makan pagi. Halbert pasti tidak menyadarinya. Sarita selalu
melihat di saat Halbert mulai mendekati pintu, segerombolan wanita yang entah
dari mana datangnya, mengerumuni Halbert. Dengan ramah dan senyumnya
yang menaklukan hati tiap wanita, Halbert melayani wanita-wanita itu satu per
satu. Benar-benar tipe pria yang tidak kekurangan teman wanita! Yang
diherankan Sarita adalah Halbert tidak se„lincah‟ ketika ia berada di Trottanilla.
Ia melihat wanita di sisi Halbert selalu silih berganti tapi tidak tiap hari dan
sehari lima kali seperti di Trottanilla. Halbert juga tidak selalu menghabiskan
waktunya bersama wanita seperti ketika ia di Trottanilla. Sesungguhnya, ia
lebih banyak menghabiskan waktu untuk urusan Kerajaan Helsnivia. Tapi siapa
tahu ketika ia berada di luar Ririvia.

“Aku akan menunggumu di bawah,” Halbert memberitahu dan ia meninggalkan


Sarita yang masih bergulat dengan pikiran kosongnya.

Saritapun segera bangkit dan bersiap-siap.

Sarita selalu seperti ini beberapa saat setelah ia membuka mata di pagi hari
terutama bila ia dibangunkan dengan paksa. Ayahnya selalu berkata saat yang
paling mudah untuk membujuknya adalah di pagi hari ketika ia baru membuka
mata. Hanya saat inilah pikirannya kosong dan otaknya berputar lambat bahkan
untuk berkata-kata. Bila Halbert tidak mengetahuinya, maka ia pasti
menyadarinya saat ini.

161
Fb.me/overebook

Beberapa saat kemudian Sarita sudah berdiri di depan Halbert yang menantiya
di depan pintu Ririvia dengan dua ekor kuda yang gagah. Penampilan Sarita
jauh dari Halbert yang berwibawa. Sarita hanya mengenakan salah satu gaun
katunnya yang sederhana – jauh dari kesan mewah. Rambutnya hanya terikat
pita coklat muda yang senada dengan gaunnya.

“Kau sudah siap?” Halbert memberi cambuk kuda kepada Sarita.

“Ya,” pikiran Sarita sudah pulih sekarang tapi ini sudah terlalu terlambat untuk
berpaling. Sarita segera menaiki kudanya sebelum Halbert menawarkan bantuan
atau membantunya tanpa ijin.

Halbert menyembunyikan senyum gelinya melihat Sarita yang seperti terburu-


buru kabur.

Berdua, mereka beriringan meninggalkan Istana Ririvia yang megah. Mereka


melewati Travlienne, pusat pemerintahan Helsnivia. Mereka terus melaju ke
daerah perhutanan – jauh dari pemukiman. Mereka terus menanjak di antara
pohon-pohon tinggi hingga pada akhirnya Halbert berhenti di tepi jurang
terbuka.

“Ini adalah tempat yang paling kusukai di Helsnivia,” Halbert mengumumkan.

Sarita memandang kumpulan rumah-rumah kecil jauh di kaki gunung. Halbert


turun dari atas kudanya dan berjalan ke tepi jurang. Sarita mengikuti.

“Dari sini kau bisa melihat seluruh wilayah Helsnivia.”

162
Fb.me/overebook

Sarita melihat lekukan-lekukan kaki pegunungan dan daratan hijau yang


membentang luas hingga di kaki gunung di kaki langit. Beberapa garis meliuk-
liuk di antara hijaunya pepohonan. Di sana sini terlihat danau yang nampak
seperti kolam kecil di tempat tinggi ini. Istana Ririvia yang tinggi menjulangpun
nampak seperti sebuah titik di antara karpet hijau yang membentang sejauh
mata memandang.

“Aku sungguh menyesal aku tidak pernah membawamu keluar.”

Sarita melihat Halbert dan tersenyum. “Saya tidak pernah menyalahkan Anda.
Anda adalah orang yang sibuk.”

“Kadang di kala aku lelah, aku datang ke tempat ini. Tidak seorang pun tahu
tempat ini kecuali aku,” Halbert menatap Sarita, “Dan kau tentunya.” Halbert
memberikan senyumannya yang menawan, “Kau adalah gadis pertama yang
kuajak ke tempat ini.”

Sarita hanya tersenyum. Dalam hati ia bertanya-tanya berapa kalikah Halbert


mengatakan kalimat yang sama. Sarita tidak akan terkejut bila Halbert sudah
menghafal kalimat ini di luar kepalanya.

“Kau juga wanita pertama yang kuajak pulang ke Ririvia.”

Pemuda dengan reputasi seperti Halbert!? Tidak mungkin. Sarita tidak percaya.
Bila Halbert berkata ia adalah anak haram pertama ang dibawanya pulang,
Sarita akan percaya.

“Anda sungguh pandai berbicara, Pangeran,” Sarita tersenyum, “Pasti inilah


cara Anda membuat tiap kekasih Anda merasa spesial.”

163
Fb.me/overebook

“Tidak, Sarita. Aku bersungguh-sungguh,” Halbert berusaha meyakinkan.

Sarita hanya tersenyum simpul dan duduk memandang kejauhan. Ia memang


gadis muda yang lugu dan buta tentang pria tetapi ia tidaklah sebodoh itu.

“Sesungguhnya kau adalah yang pertama dalam banyak hal,” Halbert duduk di
sisi Sarita, “Kau adalah gadis pertama yang kulihat tidak terlalu pusing dengan
penampilanmu.”

“Bila Anda menunjuk pada gaun-gaun saya, Pangeran, sungguh menyesal saya
tidak mempunyai sepotong gaun pun yang sesuai dengan kemewahan Istana
Ririvia. Ketika meninggalkan Sternberg, saya berniat tinggal di desa Hauppauge
yang jauh dari kaya dibandingkan Istana Ririvia yang megah.”

“Kau bisa membeli gaun baru.”

“Untuk apa?” tanya Sarita, “Saya tidak akan selamanya tinggal di Ririvia. Yang
terutama, saya tidak punya uang, uang negara ini.”

Halbert memperhatikan Sarita sama sekali tidak terusik oleh bedanya kualitas
pakaian yang mereka kenakan.

“Kau adalah wanita pertama yang tidak pusing menata rambut.”

“Tatanan rambut yang paling rumit yang saya kenakan adalah mengepang
rambut saya,” Sarita membeberkan fakta, “Saya tidak dibesarkan untuk
memusingkan rambut saya. Saya suka membiarkan rambut saya tergerai.”

164
Fb.me/overebook

Selama Sarita di Ririvia, Halbert juga telah memperhatikannya. Ia beberapa kali


melihat Sarita dengan rambut terkepang rapi. “Kau lebih cocok dengan rambut
tergerai bebas.”

“Apakah Anda sedang mengomentari penampilan saya, Pangeran?” tanya Sarita


menyelidik.

“Tidak. Aku hanya membeberkan hal-hal pertama dari wanita yang kulihat
darimu.”

“Tampaknya petualangan-petualangan Anda belum cukup untuk mengenalkan


sosok wanita pada Anda,” Sarita tertawa geli, “Saya lihat petualangan Anda
tidak akan pernah berhenti. Di dunia ini ada banyak macam wanita. Anda masih
perlu mencoba petualangan baru.”

Halbert terperanjat. “Kau adalah wanita pertama yang mengatakannya.”

“Mengatakan apa?”

“Petualanganku.”

“Apakah ada yang salah dengannya, Pangeran?” tanya Sarita, “Apakah saya
mengatakan sesuatu yang salah?”

“Tidak. Kau adalah wanita pertama yang mengerti petualanganku.”

“Ayah saya adalah seorang petualang. Ia selalu mencoba hal baru untuk
membuatnya tidak pernah bosan dan ia tidak pernah berhenti,” Sarita terkenang,
“Katanya, seorang petualang tidak pernah berlabuh.”

165
Fb.me/overebook

“Namun pada akhirnya ia berlabuh pada ibumu.”

“Tidak,” Sarita menyangkal, “Papa tidak pernah berlabuh. Ia membawa Mama


bersamanya.”

„Duke Norbert membawa ibu Sarita dalam affair cintanya!‟ Halbert tidak dapat
memahami kharakter Duke Norbert. Bagaimana mungkin ia melibatkan
kekasihnya yang satu dengan kekasihnya yang lain?

“Kau sungguh…,” Halbert kehilangan kata-katanya.

Sarita melihat Halbert – menanti kelanjutan kalimatnya.

“Unik,” akhirnya Halbert berkata.

“Terima kasih. Itu adalah komentar pertama yang saya dengar,” Sarita bermain
dalam permainan kata „pertama‟ Halbert.

“Apakah kau tidak mempercayaiku?”

“Saya mempercayai Anda,” Sarita tersenyum dan menambahkan kalimat yang


pernah diutarakan Halbert padanya, “Karena saya tidak cukup cantik untuk
membuat Anda tertarik pada saya.”

“Aku bersungguh-sungguh Sarita. Kau adalah wanita pertama yang membuatku


duduk di samping tempat tidur dan merawatmu. Aku tidak pernah menjaga
orang sakit. Kaulah yang pertama.”

166
Fb.me/overebook

“Menjaga saya?” Sarita bingung. Ia teringat lagi ucapan Halbert pagi ini di
kamarnya. „Apa kau sakit lagi?‟ Lagi? Kapan ia pernah memberitahu Halbert
bahwa ia sakit?

“Kapankah Anda merawat saya?” Sarita pernah jatuh pingsan di tangan Halbert
tapi saat itu Sarita langsung pergi. Marcialah yang menjaganya. Marcialah yang
merawatnya ketika ia sakit. Tapi… butuh satu jam untuk pergi ke kota terdekat
dari Hauppauge. Butuh satu jam lagi untuk kembali. Hari itu Marcia berkata ia
akan memanggil dokter tapi sesaat kemudian ia sudah kembali untuk
merawatnya. “Apakah…?” Sarita melihat Halbert dengan tidak percaya dan
bingung.

“Sudah waktunya kita kembali,” Halbert berdiri, “Wyatt pasti sudah mulai
bingung mencariku.”

Halbert berbohong! Setiap pagi Sarita melihat Wyatt berdiri di pintu menanti
kepulangan Halbert dari olahraga paginya ini. Ia menghindar! Tapi untuk apa?
Mengapa Halbert berada di Hauppauge? Mengapa dia merawatnya ketika ia
sakit? Itu tidak mungkin. Tapi bila dipikir-pikir lagi, Halbert tampak akrab
dengan suasana rumahnya di hari ia menginjakkan kaki di sana. Bila ditelusuri
lagi, hingga Sarita kini tidak tahu mengapa Halbert bisa muncul di Hauppauge.

“Kita harus segera kembali,” Halbert duduk di atas kudanya.

Sarita mengikuti Halbert tanpa bertanya lebih lanjut.

Halbert kaget. Ia tidak menyangka ia akan kelepasan seperti ini. Tapi, ia


mengakui, gadis ini memang punya pesona yang bisa membuat orang lupa diri.

167
Fb.me/overebook

Ini adalah topik yang berbahaya. Halbert tidak dapat menjawab pertanyaan itu
karena ia sendiri juga tidak tahu mengapa. Hingga detik ini ia masih
berpendapat itu adalah karena simpatinya sebagai seorang pria dan karena jiwa
petualangnya yang ingin mencoba affair dengan gadis terlarang.

Sarita tidak kaget ketika mereka mendekati pintu, segerombol wanita muda
mendekat.

“Siapa dia, Pangeran?” beberapa di antara mereka melihat Sarita dengan sinis,
“Mengapa ia ada bersama Anda?”

“Apakah dia adalah tamu Anda yang dibicarakan orang-orang itu?” tanya yang
lain.

“C‟est impossible!” Sarita mendengar seseorang berbicara dalam bahasa


Prancis. “Ia kampungan.”

Siapa pun wanita itu, ia salah jika ia berpikiran Sarita tidak mengerti apa yang
dikatakannya. Sejak lahir Sarita mengelilingi daratan ini. Ia tumbuh besar dalam
berbagai macam bahasa dan budaya. Walau sudah lama Sarita tidak
menggunakan bahasa-bahasa itu, ia masih mengingatnya dengan baik.

“Sie muβt ist eine Prostituierte,” Sarita mendengar yang lain berbicara dalam
bahasa German.

Sarita tidak menyalahkan mereka. Tidak ada satu permata pun di gaun katun
coklatnya. Rambutnya pun tidak berhiaskan mutiara seperti mereka malahan
rambutnya yang diekor kuda berantakan oleh terpaan angin sepanjang
perjalanan.

168
Fb.me/overebook

Halbert tampak kebingungan oleh serbuan mereka.

Sarita tersenyum geli.

“Ia…,” Halbert melirik Sarita lalu beralih pada wanita-wanita cantik di


sekelilingnya.

Setan dalam diri Sarita ingin tahu apa yang akan dilakukan Halbert. Halbert
adalah seorang petualang cinta tapi ia juga seorang pemilih. Ia sangat berhati-
hati untuk tidak berhubungan dengan gadis desa sepertinya yang tidak sederajat
dengannya. Melihat pemuda itu benar-benar kebingungan, Sarita memutuskan
untuk mengundurkan diri.

“Terima kasih atas pagi yang menyenangkan ini,” setan dalam diri Sarita
mengambil alih total, “Halbert.”

“Siapa dia, Pangeran!? Mengapa ia memanggil Anda dengan akrab? Ke mana


kalian pergi pagi ini!?” Sarita mendengar mereka mendesak Halbert ketika ia
melajukan kuda ke Wyatt yang tengah menanti Halbert di pintu.

“Selamat pagi, Lady Sarita,” sapa Wyatt sopan.

“Selamat pagi, Wyatt,” Sarita turun dari kudanya.

Sikap Wyatt berubah total sejak Sarita tiba di Ririvia. Mungkin kenyataan Raja
dan Ratu tidak mengusir Sarita telah memaksanya bersikap hormat pada sang
anak haram ini.

169
Fb.me/overebook

Wyatt mengulurkan tangan untuk mengambil alih tali kekang kuda dan cambuk
kuda seperti yang biasa dilakukannya tiap pagi ketika ia menyambut Halbert.

Sarita memberikan cambuk kudanya kemudian tali kekang kuda.

“Duke of Cookelt datang mencari Anda.”

Sarita membeku.

“Ia telah menunggu Anda di Ruang Tamu.”

®RatuBuku

Halbert menjauhi kerumunan wanita yang dikecewakannya itu dengan lelah.


Sarita benar-benar membuatnya kehabisan cara untuk membungkam
keingintahuan wanita-wanita itu.

Ia tidak percaya Sarita tersenyum geli melihatnya diserbu sekompi wanita yang
ingin tahu! Halbert bersumpah ia mendengar Sarita tertawa ketika ia pergi
meninggalkannya dalam kekacauan yang sengaja dibuatnya!

Halbert tidak percaya Sarita benar-benar dapat menerima petualangannya. Ia


tidak membencinya. Ia tidak juga tergila-gila padanya. Apakah ia benar-benar
memahami petualangannya ini?

Sarita benar-benar unik.

Ketika Sarita bergerak di antara kerumunan wanita-wanita bangsawan itu,


Halbert melihat sesuatu yang baru dari Sarita. Tanpa gaun mewah yang

170
Fb.me/overebook

berkilauan, tanpa dandanan yang mempercantik penampilannya, Sarita tampak


sangat mempesona bahkan jauh lebih cantik dari wanita-wanita cantik itu. Di
antara kemilauan sinar para gadis bangsawan, sinar Sarita tampak lebih terang
dan mempesona.

Inikah yang disebut kecantikan murni itu? Halbert bertanya-tanya.

“Selamat pagi, Yang Mulia Pangeran Halbert,” sambut Wyatt.

“Selamat pagi, Wyatt,” Halbert melompat dari kudanya dan menyerahkan tali
kekangnya beserta cambuk kudanya. “Di mana Sarita?” Halbert berniat
membuat perhitungan dengan Sarita. Butuh waktu lama untuk membungkam
mulut penggosip-penggosip itu. Bahkan Halbert meninggalkan mereka tanpa
menjawab sepatah kata pun pada pertanyaan-pertanyaan yang memburu itu.

“Lady Sarita menemui tamunya.”

“Tamu?”

Sarita tidak pernah mendapat tamu. Tidak seorang pun tahu Sarita ada di
Ririvia. Sarita juga tidak pernah meninggalkan Ririvia. Walau kabar keberadaan
Sarita di Ririvia sudah beredar di Helsnivia, tidak seorang pun yang pernah
melihat gadis itu. Dari manakah orang itu mengetahui tentang Sarita?

“Duke of Cookelt datang pagi ini untuk memohon bertemu Lady Sarita.”

Halbert terperanjat. Ia tahu Chris mungkin akan datang tapi ia tidak menyangka
Chris benar-benar punya nyali untuk menemui Sarita di Istana Ririvia.

171
Fb.me/overebook

“Di mana mereka?”

®RatuBuku

Chris berdiri di depan perapian – memperhatikan lukisan pemandangan yang


tergantung di atasnya.

Sarita menghela nafas dalam-dalam dan melangkah ke tengah Ruang Tamu


dengan dada membusung. “Apa maumu?” ia bertanya tegas.

Chris langsung membalik badan. “Ah, Sarita. Lama tidak bertemu.”

“Apa maumu datang ke sini?” Sarita mengulangi pertanyaannya.

“Tampaknya Pangeran Halbert tidak memeliharamu dengan baik,” Chris


memperhatikan gaun katun Sarita hingga ke tatanan rambutnya yang
berantakan.

“Apa maumu, Chris!?” Sarita bertanya untuk yang ketiga kalinya. Ia tidak
menyukai cara pemuda ini menyebut kata „memelihara‟ itu.

“Seharusnya akulah yang bertanya padamu,” Chris berkata sinis, “Apa maumu
datang ke tempat ini? Kau adalah waliku tapi apa yang kaulakukan?”

Sarita merasa kenyataan menghantam dirinya. Inilah pertanyaan yang


ditanyakan almarhum Duke Norbert dalam mimpinya pagi ini. Sarita pucat pasi.

172
Fb.me/overebook

“Kau kabur dengan Pangeran Halbert,” Chris membeberkan fakta, “Tapi


lihatlah apa yang ia lakukan padamu. Bahkan Earl of Mongar tidak akan
menyia-nyiakanmu seperti ini.”

Nama itu membuat Sarita mual.

“Merasa bersalah?” suara sinis Chris berkuasa di atas wajah pucat Sarita, “Apa
kau sudah menyesali pilihanmu?” Chris sudah berdiri di depan Sarita. “Apa kau
sudah berpikir untuk kembali padaku?” Chris memegang dagu Sarita.

Senyum licik itu langsung menyadarkan Sarita. “Aku tidak pernah menyesali
keputusanku,” ia melepaskan diri, “Aku juga tidak pernah lari dari tugasku. Aku
tetap membantumu mengurus Cookelt. Aku tetap mengawasimu walau aku
tidak berada di sekitarmu.”

“Graham, katamu, dan guru privat pilihanmu yang gila itu??” ia mengejek.
Mata Chris berkilat oleh kemarahan. “Ya, kau telah melakukan tugasmu tapi
apakah kau pernah meminta pendapatku!? Kau memecat Owen tanpa
sepengetahuanku. Kau membuat keputusan tanpa seijinku! Kau melarangku
berbuat ini! Kau memaksaku berbuat itu! Tapi apa kau pernah bertanya
pendapatku!? Akulah Duke of Cookelt, bukan kau!!”

“Kau masih kecil, Chris,” Sarita tetap berkepala dingin, “Kau belum dapat
sepenuhnya menjadi Duke of Cookelt.”

“Bagaimana dengan kau!? Kau juga tidak lebih dewasa dari aku. Kau hanya tiga
tahun lebih tua dariku – tiga tahun!!”

173
Fb.me/overebook

“Bulan depan empat tahun,” Sarita membenarkan, “Yang terpenting, Norbert


mempercayaiku. Ia menunjukku sebagai walimu.”

“Ya, kau pasti telah meracuni Papa. Katakan, Sarita, apa kau pernah tidur
dengan Papa?” ejeknya.

“Demi Tuhan, Chris, apa yang kaupikirkan!?” Sarita terperanjat.

“Punya kau sebagai waliku jauh lebih baik dari Mama,” tiba-tiba Chris
melingkarkan tangan di pinggang Sarita dan menariknya mendekat, “Akan jauh
lebih baik lagi kalau kau mau menjadi gundikku.”

Sarita membelalak kaget.

“Tidakkah itu lebih baik daripada menjadi waliku, Sarita?” senyum Chris
menantang Sarita. “Kau tidak bisa terus-terusan menjadi waliku yang
menguasai kekayaan Cookelt. Bukankah lebih baik kau menjadi gundikku? Aku
akan melimpahimu dengan kekayaan Riddick.”

“Kau sudah gila!” Sarita memberontak.

Chris tertawa. “Ya, aku gila karenamu,” ia mempererat pelukannya.

“Lepaskan aku!” Sarita mendorong dada Chris sekuat tenaganya.

“Ah, Sarita, kau begitu cantik,” tangan kanan Chris melepaskan pinggang Sarita
dan menelusuri wajah panik Sarita. “Kau benar-benar membuatku gila,” tangan
Chris berhenti di dagu Sarita dan mendekatkan bibirnya.

174
Fb.me/overebook

“Lepaskan!” Sarita memberontak. Tangannya mendorong Chris menjauh dan


badannya menjauhi sentuhan dengan tubuh tegap Chris.

Tangan kiri Chris yang masih di pinggang Sarita, merapatkan tubuh Sarita pada
tubuhnya dan ia tertawa sinis. “Berusaha kabur, Sarita?”

Sarita benci mengapa seorang pria bisa sekuat ini walau jelas-jelas ia lebih tua!
Untuk pertama kalinya ia tidak menyukai kenyataan Chris mewarisi tubuh tegap
Duke Norbert.

Chris menundukkan kepala – berusaha mencium Sarita lagi. Sarita menggeleng-


gelengkan kepala – berusaha menghindari bibir Chris.

“Kau benar-benar membuatku gila,” Chris mendorong Sarita ke sofa dan


menindihnya. Dengan tangan kirinya, ia menahan pundak Sarita.

“Tidak!” Sarita memberontak ketika tangan Chris yang lain menuruni lehernya
yang jenjang. “Hentikan!” Sarita berteriak panik.

Chris mendaratkan ciuman di leher Sarita sementara tangannya turun ke dada


Sarita.

“TIDAK!! Berhenti!” air mata Sarita jatuh. Matanya tertutup rapat oleh rasa
jijik dan takut.

Chris tertawa puas.

“Apa kau tidak mendengarnya, Chris!?” tangan Halbert mencengkeram pundak


Chris dan dalam satu hempasan, menjauhkan Chris dari Sarita.

175
Fb.me/overebook

Sarita membuka matanya.

Mata biru tua Halbert membara oleh kemurkaan. Wajah tampannya mengeras
oleh rasa jijik. Tubuhnya yang tinggi tegap menekan Chris dengan aura
kekuatan dan kekuasaan ang dipancarkannya.

Sarita langsung memeluk Halbert. Tubuhnya bergetar oleh ketakutan. Air


matanya mengalir oleh kelegaan.

Halbert terperanjat. Tangannya memeluk pundak yang melekat di perutnya


dengan penuh perlindungan. Matanya yang membara tidak melepaskan Chris.
“Pergi sebelum aku memanggil prajurit,” katanya tegas.

Chris pucat pasi. “Aku akan datang lagi, Sarita. Aku tidak akan
melepaskanmu,” ancamnya dan ia langsung pergi.

Sarita menggigil hebat.

“Sudah tidak apa-apa,” Halbert menarik Sarita berdiri dan memeluknya erat-
erat. “Sudah tidak apa-apa,” ia membelai Sarita dengan lembut.

Sarita mempererat pelukannya di dada Halbert. Kehangatan tubuh Halbert


melelehkan ketakutannya dalam air mata. Kenyamanan pelukan Halbert
mengeluarkan semua rasa jijiknya dalam getaran.

“Ia sudah pergi,” Halbert mendekap kepala Sarita di dadanya dan berbisik
lembut. “Jangan takut. Aku ada di sini.”

176
Fb.me/overebook

Halbert bersumpah ia tidak akan membiarkan Chris menemui Sarita lagi. Ketika
ia mendengar jeritan Sarita, ia sudah merasa sesuatu yang tidak beres tengah
terjadi. Ia langsung mendidih melihat Chris tengah memperkosa Sarita. Halbert
sudah akan menghajar Chris ketika Sarita memeluknya.

Entah mengapa Sarita mudah jatuh dalam keadaan seperti ini. Pertama Jason
dan sekarang Chris. Halbert tidak bisa melepaskan mata dari Sarita.

Halbert melepaskan Sarita ketika ia merasa getaran tubuh gadis itu sudah
mereda. Tubuh Sarita jatuh lemas.

Halbert menangkap tubuh Sarita. Ia terperangah melihat sepasang mata biru


yang kosong itu. Wajah cantiknya basah oleh air mata yang belum kering.

Halbert mengangkat Sarita dan memangkunya. Dalam hati ia bersimpati pada


Sarita. Sarita terlihat dingin dan angkuh ketika ia berada di Trottanilla. Tapi
siapakah yang tahu apa yang dialaminya selama berada di Sternberg?

Tangan Sarita melingkar di leher Halbert. Kepalanya mencari kehangatan di


pundak Halbert.

„Gadis ini terlihat begitu tegar tapi sesungguhnya ia sangat rapuh,‟ pikir
Halbert. Tangan kanan Halbert mencengkeram lembut pundak Sarita –
menyalurkan kekuatan. Tangan kirinya membelai lembut kepala cantik yang
tersandar di pundaknya. Ingin sekali Halbert melindungi gadis ini. Ingin sekali
Halbert memberikan kenyamanan pada gadis ini.

Air mata Sarita mengalir turun di pipinya yang pucat.

177
Fb.me/overebook

“Jangan menangis,” Halbert menghapus air mata Sarita. Sebulir air mata jatuh
lagi dari pelupuk mata Sarita, “Jangan menangis,” Halbert mencium mata Sarita
yang basah. Hatinya terasa pedih.

“Halbert…,” lirihan lemah terlepas dari bibir Sarita yang bergetar.

Halbert mengerang. Kalau ada wanita yang mampu membiusnya, maka orang
itu adalah Sarita! Sarita benar-benar satu-satunya wanita yang bisa
membiusnya! Dan ia menjatuhkan ciumanya di bibir yang merekah itu.

Tubuh Sarita menegang. Bibirnya membeku.

Halbert mencium Sarita dengan lembut. Tidak ada nafsu dalam ciumannya.
Tidak ada keterburu-buruan. Ciumannya begitu lembut dan perlahan. Halbert
tidak tahu ciuman manis dan lembut seperti ini ada.

Rona merah merekah di wajah Sarita ketika bibirnya mulai menerima sentuhan
bibir Halbert. Tubuhnya mulai bersandar santai di antara lengan-lengan kuat
Halbert. Bibirnya terbuka menerima Halbert. Ketika Halbert melepaskan bibir
Sarita, Sarita sudah benar-benar terbuai. Tangannya memeluk erat Halbert.
Kepalanya sekali lagi mencari kehangatan di antara pundak dan leher Halbert.
Matanya terpejam rapat dan kepalanya kosong melayang.

Halbert memeluk Sarita dengan lembut. Untuk beberapa saat tidak ada yang
dilakukannya selain memeluk gadis di pangkuannya ini. Ia tidak ingin
melepaskan gadis ini. Ia ingin terus merasakan setiap gerakan lembut gadis ini.
Ia ingin terus merasakan gesekan rambutnya di lehernya. Ia ingin terus
mencium keharuman rambutnya.

178
Fb.me/overebook

Gadis ini telah menduduki banyak peringkat pertama dalam hidupnya. Ia adalah
gadis yang sanggup membiusnya, gadis yang membuatnya ingin benar-
melindungi seseorang, ia adalah gadis pertama yang membuatnya jijik pada
awalnya.

Halbert terperanjat. Apakah yang sudah dilakukannya? Ia sering


mempertanyakan pertanyaan itu pada dirinya sendiri tapi hingga saat ini ia tidak
dapat menjawabnya. Ia tidak tahu apa yang sudah ia lakukan. Akhir-akhir ini ia
sudah tidak tahu lagi apa yang tengah ia lakukan. Apa yang gadis ini lakukan
pada dirinya?

“Sarita,” sekali lagi tangan Halbert merangkum wajah Sarita.

Mata Sarita terpaku pada Halbert.

“Kembalilah ke kamarmu. Pagi ini kau tidak perlu makan bersama kami. Aku
akan menyuruh pelayan mengantar makananmu.”

Kaki Sarita bergerak menjauhi Halbert.

Halbert berdiri di sisi Sarita. Tangannya melingkari pinggang Sarita dan


berkata, “Aku akan mengantarmu.”Sarita mengangkat wajahnya menatap wajah
Halbert kemudian membiarkan Halbert mengiringnya kembali ke kamar.

®RatuBuku

179
Fb.me/overebook

Chapter 10

Sarita menatap tumpukan kertas kiriman Graham. Tangannya membolak-balik


tumpukan kertas itu tanpa satu niatpun untuk membaca surat yang ditunjukkan
padanya.

Pagi ini setelah kunjungan Chris yang mengagetkan, Sarita berdiam diri di
dalam kamar. Seperti yang dikatakan Halbert, seorang pelayan datang
mengantar makanan tak lama setelah Halbert pergi. Beberapa saat kemudian
datanglah berkas-berkas kiriman Graham bersamaan dengan surat peringatan
Graham yang terlambat.

Graham memperingatkan Sarita kemungkinan Duchess Belle mengirim orang


untuk membawanya pulang dengan paksa. Earl of Mongar tidak dapat
menerima kenyataan Sarita menghilang dari Sternberg. Ia marah besar! Calon
istri yang telah diincarnya sejak pesta Earl of Striktar – satu-satunya pesta di
mana almarhum Duke Norbert berhasil membuat Sarita muncul, menghilang. Ia
menyalahkan Duchess dan terus menerornya.

Sarita tidak mengerti mengapa hidupnya dengan mudah berubah menjadi


kekacauan setelah kematian Duke Norbert. Di Trottanilla, Earl of Mongar yang
membuntutinya. Di belakangnya terus mengincar Chris. Apakah yang ada di
depannya? Di Helsnivia?

Mengapa ia begitu mudah dikejar-kejar pria? Mengapa setiap pria melihatnya


dengan satu mata – seorang anak haram yang mau melakukan apa saja demi
harta? Ia bukan anak haram! Ia tidak punya alasan menjadi wanita ketiga seperti

180
Fb.me/overebook

ibu dalam pikiran mereka. Sekalipun ibunya adalah wanita simpanan, Sarita
tidak mau mengikuti jejak ibunya.

Owen, Dokter Danya, Jason, Earl of Mongar kemudian Chris. Siapa lagikah
yang akan mengacaukan hidupnya yang tenang?

Selama satu minggu ini Sarita berhasil menyuruh Graham menutup mulut pada
keluarga Riddick tentang keberadaannya. Selama seminggu ini hanya Graham
satu-satuya orang di Trottanilla yang tahu keberadaannya. Chris atau Duchess
Belle pasti berhasil membuka mulut Graham. Mungkin juga mereka berhasil
mengikuti perantara diinya dan Graham. Entah bagaimana caranya, mereka
telah mengetahui keberadaannya!

„Kalau keluarga Riddick tahu keberadaanku, maka hanya masalah waktulah


pria-pria itu tahu,‟ Sarita menyadari dengan horor.

Seseorang mengetuk pintu.

„Siapakah orang yang datang menemuiku malam-malam seperti ini?‟ Sarita


berpikir pucat.

Ketukan di pintu terdengar mendesak.

Saat itulah Sarita melihat sebuah sosok tinggi di balik pintu kaca menuju
serambi. Darah Sarita terkesiap. Tubuhnya membeku. Matanya melihat sosok
itu tanpa berkedip. Buku-buku tangannya yang mencengkeram tepi meja
memutih.

“Sarita, kau sudah tidur?”

181
Fb.me/overebook

Suara tegas yang telah begitu dikenalnya itu langsung membuatnya lega.

“Sarita,” Halbert memanggilnya lagi.

Sarita beranjak membuka pintu.

“Mengapa kau belum tidur?” Halbert memperhatikan Sarita yang belum


mengenakan gaun tidur.

“Saya tidak dapat tidur,” jawab Sarita. Kedatangan Chris yang mendadak telah
mengacaukan pikiran tenangnya.

Mata Halbert beralih pada tumpukan kertas di meja kecil yang dipindahkan ke
kamar Sarita pagi ini. “Kau masih mengurusi masalah Cookelt?”

Sarita mengangguk. Sesungguhnya ia berusaha tapi otaknya tidak dapat diajak


bekerja sama. Hari ini ia sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Besok
Graham tidak akan menerima pesannya. Besok ia harus menyelesaikan jatah
dua hari.

“Kau bekerja terlalu keras,” Halbert memperhatikan guratan-guratan kelelahan


di wajah Sarita, “Setiap hari aku melihatmu di Ruang Perpustakaan, berkutat
dengan kertas-kertasmu. Apakah terjadi masalah di wilayah keluarga Riddick?”

“Ya,” jawab Sarita, “Salah satu peternakan terjangkit penyakit. Saya sudah
menyuruh Chris pergi ke sana untuk meihat keadaan tapi ia menolak. Domba-
domba itu perlu segera diurus dan para peternak perlu diberi semangat. Chris
tidak mau mendengar saya. Ia hanya mau bersenang-senang. Chris sama sekali

182
Fb.me/overebook

tidak mau memahami tugas seorang Duke bukan hanya bersenang-senang tapi
melindungi rakyat dalam wilayah kekuasaannya dan menjamin kesejahteraan
mereka. Kemarin terjadi kebakaran di gudang penyimpanan gandum. Kami
kehilangan sebagian besar gandum kami tapi saya berhasil menemukan sumber
lain untuk memenuhi kebutuhan kami setidaknya untuk tiga bulan mendatang.
Saya juga harus segera membangun gudang baru.”

Halbert terperangah. “Katakan, Sarita, apa saja yang kauurusi? Sepertinya


kaulah penguasa Cookelt bukan Chris.”

Sarita tersenyum simpul. “Saya sudah mengurusi Cookelt semenjak Norbert


jatuh sakit.”

“Itulah sebabnya Duke memilihmu menjadi wali Chris?”

“Mungkin,” aku Sarita, “Duchess sama sekali tidak mau mengurusi masalah
Cookelt. Ia tidak mau kehilangan satu rambutpun karena Cookelt, katanya.
Norbert tidak mau Dorothy mengurus Cookelt dan Chris sama sekali tidak bisa
diharapkan. Yang dilakukannya tiap hari adalah bermain-main dan bersenang-
senang. Tampaknya hanya saya yang bisa dipercayai.”

“Itulah sebabnya kau tidak pernah muncul setelah Duke jatuh sakit,” gumam
Halbert.

Kalau yang dimaksud Halbert adalah pesta, ia salah. Sarita tidak pernah muncul
dalam pesta apa pun sebelum pesta Earl of Striktar. Ia adalah orang luar dalam
keluarga Riddick. Tidak ada alasan ia muncul sebagai seorang Riddick.
Sesungguhnya Duke Norbert telah beberapa kali mengajak Sarita tapi Sarita
menolak. Sarita tidak dibesarkan dalam pesta.

183
Fb.me/overebook

Dalam satu langkah Halbert berdiri di depan Sarita. “Tugasmu pasti sangat
berat,” tangannya membelai wajah Sarita. Matanya menatap Sarita dengan
semua kelembutan yang dimilikinya.

Sarita mundur – kaget oleh sensasi yang ditimbulkan oleh sentuhan Halbert,
oleh mata biru keabu-abuannya itu.

Hati Halbert sakit melihat sinar ketakutan di mata cantik Sarita. „Aku pasti
menakutinya,‟ sumpah Halbert.

Sepanjang hari ini, setelah mengantar Sarita, Halbert sama sekali tidak dapat
menyingkirkan Sarita dari kepalanya. Tangannya terus merasakan getaran tubuh
mungil itu. Di pundaknya, lehernya, ia terus merasakan gesekan rambut Sarita.
Hidungnya terus mengenang keharuman rambut Sarita. Dadanya terus
menyimpan kehangatan Sarita. Bibirnya terus mencari kelembutan dan
kemanisan bibir mungil itu.

Halbert tidak pernah merasa seperti ini pada seorang wanita mana pun! Halbert
berpikir ini pastilah sensasi setelah menjadi seorang penyelamat. Namun ketika
ia mencium kencannya hari ini, ia tahu ia merindukan tubuh Sarita di
pelukannya. Ia mencari kelembutan dan kemanisan yang sama di wanita cantik
itu tapi ia hanya merasakan kehampaan. Tangan wanita itu yang memeluknya
dengan erat dipenuhi desakan nafsu dan untuk alasan yang tidak diketahui
Halbert, untuk pertama kalinya ia merasa jijik. Halbert tidak pernah
mengecewakan kencannya tapi ia melakukannya sore ini!

“Tugas Anda lebih berat dari saya,” kata Sarita, “Sepanjang hari Anda berada di
luar.”

184
Fb.me/overebook

Halbert menarik kursi untuk dirinya sendiri. Matanya menatap Sarita dengan
frustasi. “Tidak semembosankan seperti kau,” tangan Halbert membalik-balik
kertas di meja, “Aku tidak perlu mengurusi kertas-kertas seperti ini. Tugasku
hanyalah mewakili Papa dalam berbagai pertemuan, mengunjungi beberapa
daerah untuknya.”

“Saya juga terbiasa melakukan perjalanan untuk Norbert seperti Anda,” Sarita
tersenyum, “Saya tidak suka berdiam diri di dalam rumah.”

“Aku tidak melihatnya,” mata Halbert melihat Sarita lalu beralih pada meja
tempat ia duduk sepanjang hari.

“Seseorang harus melakukannya,” Sarita memberitahu, “Sejak Norbert sakit,


saya mulai terbiasa duduk di belakang meja setiap hari.”

“Kelak ketika aku harus menghadapi tumpukan kertas-kertas seperti ini, aku
akan menyerahkannya padamu.”

“Dengan senang hati,” Sarita ikut-ikutan bercanda, “Setelah saya bisa melepas
Chris, Anda harus mengangkat saya menjadi sekretaris Anda.”

“Tentu,” sahut Halbert dan ia berpikir alangkah uniknya hubungan antara dua
manusia. Ketika ia tahu siapa Sarita, ia bersumpah tidak akan berhubungan
dengan Sarita. Pun ketika mereka pergi berduaan, mereka hanya mengucapkan
salam di depan Duke Norbert dan setelahnya berdiam diri dalam dunia masing-
masing. Sekali pun Halbert tidak pernah berpikir mereka akan berada di sini
membicarakan kewajiban mereka masing-masing seperti dua pria bersahabat!

185
Fb.me/overebook

Menambah daftar pertama Sarita, Sarita adalah wanita pertama yang pernah
berbicara masalah pekerjaan dengan Halbert. Halbert tidak pernah
membicarakan masalah pekerjaan sekalipun dengan ibunya. Bersama Ratu, ia
hanya berbicara masalah wanita dan pernikahan.

“Duke pasti berharap kau adalah putranya.”

“Ia berharap menikahi Mama,” Sarita tersenyum geli – terkenang keluh kesah
Duke Norbert setiap sehabis ia bertengkar dengan Duchess Belle.

„Tentu saja ia tidak bisa,‟ pikir Halbert, „Ia telah menikah dengan Duchess Belle
bahkan sudah mempunyai anak darinya.‟

“Katakan, Sarita, berapa usiamu,” tanya Halbert, “Aku mendengar kau pun
tidak lebih pantas menjadi wali Chris dari Chris sendiri.”

“Tentu saja. Saya hanya tiga tahun lebih tua dari Chris. Satu-satunya yang bisa
membuat saya menjadi wali Chris adalah surat wasiat Norbert.”

Halbert terkejut. “Kau tidak terlihat seperti gadis belasan tahun…”

Sarita tersenyum geli. “Pengalaman membuat seseorang menjadi lebih tua dari
usia yang sebenarnya.”

“Aku tidak melihat kau punya pengalaman lain selain menjadi wakil Duke
setelah kau kembali ke Sternberg.”

“Sejak bayi saya ikut ayah saya berpetualangan. Saya sudah melihat dunia
sebelum Anda diijinkan meninggalkan Ririvia.”

186
Fb.me/overebook

„Duke Norbert pasti sudah gila!‟ Halbert berpikir dengan tidak percaya. Ia tidak
hanya melibatkan ibu Sarita tapi juga si bayi Sarita dalam petualangan-
petualangan cintanya. Tidak heran Sarita tampak begitu paham akan pesonanya.

“Ibumu pasti adalah wanita yang mempesona.”

“Ya,” Sarita mengangguk, “Mendengar Norbert sering memujinya, ia pasti


adalah wanita yang mempesona.”

Alis mata Halbert terangkat.

“Saya tidak pernah melihatnya. Mama meninggal ketika melahirkan saya.”

„Ini artinya Sarita tidak pernah merasakan cinta kasih seorang ibu,‟ Halbert
berpikir simpati.

“Mengapa Anda mencari saya, Pangeran?” Sarita mengembalikan arah


pembicaraan yang sudah melenceng jauh ini.

Halbert teringat tujuannya menemui Sarita.

“Aku datang untuk memberitahumu beberapa hasil pembicaraanku dengan


Papa.”

Pembicaraan? Pembicaraan apa? Apakah mereka berbicara untuk


menyembunyikannya di tempat lain?

“Papa setuju untuk menempatkan prajurit untuk mengawalmu.”

187
Fb.me/overebook

Sarita terperanjat.

“Mulai besok pagi akan ada dua prajurit yang bertugas mengawalmu. Pintu
Ruang Perpustakaan akan dijaga ketat ketika kau bekerja di dalam. Kamarmu
akan dijaga prajurit ketika kau tidur. Aku juga meminta pengurus Istana untuk
menyeleksi tamumu.”

“P-Pangeran…,” Sarita tidak dapat berkata-kata.

“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan lagi. Chris juga pria-pria sepertinya
tidak akan dapat menyentuhmu.”

Bukan itu yang dikhawatirkan Sarita. Selama ini ia tidak pernah dikawal siapa
pun. Duke Norbert juga tidak pernah menyuruh orang mengawalnya secara
khusus ketika ia bepergian. Sekarang akan ada dua prajurit yang tidak
dikenalnya yang akan selalu berada di sekitarnya.

Sarita tidak menyukai ide itu tapi Halbert tidak memberinya kesempatan untuk
menolak. Sarita bahkan ragu Halbert akan menerima penolakannya.

Segera setelah menyampaikan apa yang menjadi tujuan kedatangannya, Halbert


mengucapkan selamat malam dan meninggalkan Sarita ke kamarnya melalui
pintu serambi – tanpa mendengar Sarita. Dan keesokan paginya ketika Sarita
duduk di beranda memperhatikan keramaian taman seperti biasanya, seseorang
tiba-tiba masuk.

188
Fb.me/overebook

Sarita terperanjat. Halbertpun selalu mengetuk pintu kamarnya dari mana pun ia
masuk. Siapakah gerangan orang yang memasuki kamarnya tanpa mengetuk
pintu ini?

“Rupanya Anda sudah bangun, Lady Sarita,” Sarita melihat sepasang mata
dingin pelayan tengah baya yang menjemputnya ke Ruang Makan di hari
pertama ia ada di Ririvia.

“Perkenalkan nama saya adalah Savanah. Mulai hari ini saya bertugas melayani
Anda.”

Sarita merasa dunianya sudah terjungkir balik. Keberadaan dua prajurit yang
selalu mengekornya sudah membuatnya tidak nyaman. Sekarang muncul orang
yang akan selalu melayaninya.

Segerombolan pelayan memang selalu siap melayaninya ketika ia berada di


Sternberg maupun di sini, Istana Ririvia. Namun Sarita memilih untuk
melakukan sendiri semuanya. Duke Norbert tidak pernah memaksanya dilayani.
Sarita juga berhasil meminimkan pelayanan para pelayan Istana selama ia
berada di sini. Sekarang seorang pelayan secara khusus ditunjuk untuk
melayaninya setiap saat!

Sarita harus bicara pada Halbert.

Sarita tidak yakin ia bisa berbicara dengan Halbert pagi ini di Ruang Makan.
Suasana Ruang Makan tidak jauh berbeda dari hari pertama ia berada di sini.
Ratu Kathleen masih menatapnya dingin. Raja Marshall dan Halbert masih
berbicara masalah yang tidak dipahami Sarita. Satu-satunya yang berubah
adalah Sarita sudah biasa makan di bawah mata dingin yang tidak pernah lepas

189
Fb.me/overebook

dari gerakannya. Hanya ketika ada orang lain yang bergabung dengan
merekalah, Ratu Kathleen sedikit melepaskan Sarita dari pengawasannya.

Bila ia tidak dapat berbicara dengannya di Ruang Makan, maka ia harus


mencari kesempatan lain, Sarita memutuskan.

Segera setelah memperkenalkan diri dengan singkat, Savanah membuka lemari


baju Sarita.

“Apa-apaan ini!?” pekik Savanah kaget dan ia membuka lemari yang lain.
“Apa-apaan ini, Lady Sarita!?” tanyanya histeris menunjuk gaun-gaun Sarita
yang jauh dari kata mewah. “Mengapa baju rongsokan seperti ini ada di sini!?”

“Aku datang untuk tinggal di desa bukan di Istana,” Sarita tidak suka cara
pelayan ini menyebut gaun-gaunnya.

“Ini adalah Istana, M‟lady!” pekik Savanah kian histeris, “Bukan desa!”
Savanah mengambil gaun-gaun Sarita.

“Apa yang hendak kaulakukan?” Sarita dengan panik menghentikan Savanah.

“Membuang barang rongsokan ini,” jawab Savanah santai, “Anda tidak bisa
mengenakan baju seperti ini di Istana.”

“Aku tidak punya baju lain selain ini,” Sarita berkata tegas.

Savanah menatap Sarita lekat-lekat. “Tunggulah saya di sini,” katanya dan ia


menghambur keluar.

190
Fb.me/overebook

Sarita dibuat pusing dibuatnya. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan pelayan
ini. Sebelum ia kembali dan membuat kekacauan, ia harus meninggalkan tempat
ini!

“Selamat pagi, M‟lady,” dua pria berseragam putih menyambut Sarita.

“Mau ke manakah Anda?” tanya seseorang.

Sarita melihat dua prajurit yang berdiri di sisi kanan kiri pintu kamarnya itu
dengan bingung.

“Savanah meminta Anda menantinya di dalam kamar,” kata yang lain.

Sarita menutup kembali pintu kamarnya.

Bagus! Sekarang dunianya benar-benar kacau! Sang anak haram yang miskin
sekarang dikawal seperti orang penting dan dilayani seperti seorang putri!

Tak lama kemudian Savanah kembali dengan gaun-gaun sutra yang Sarita tidak
tahu dari mana munculnya. Tanpa meminta ijin Sarita, Savanah mengeluarkan
semua isi lemari baju Sarita.

“Apa yang kaulakukan!?” Sarita menyelamatkan gaun-gaunnya sebelum


Savanah bertindak lebih jauh.

“Anda tidak bisa mengenakan baju rongsokan ini,” entah untuk yang keberapa
kalinya Savanah mengatakannya.

191
Fb.me/overebook

“Aku akan mengenakan gaun-gaun pilihanmu itu tapi kau tidak boleh
membuang gaun-gaunku,” Sarita merengkuh gaun-gaunnya penuh
perlindungan.

“Saya mengerti,” Sarita mendengar nada puas Savanah.

Untuk beberapa puluh menit ke depan Sarita tunduk pada perintah Savanah
sehingga Sarita merasa sangat bebas ketika ia menginjakkan kaki di depan
kamarnya.

“Perubahan yang cukup mencolok,” komentar Halbert yang baru keluar kamar.
Matanya memperhatikan Sarita mulai dari rambutnya yang tertata rapi dengan
model terbaru hingga gaun sutra yang membalut tubuh moleknya.

“Seorang pelayan datang membuang baju-baju saya dan memakaikan gaun ini
pada saya dengan paksa,” Sarita menggerutu.

“Pelayan?”

Savanah muncul.

Halbert terkejut. Mengapa pelayan ibunya ada di sini?

“Pangeran, apa yang Anda lakukan di sini?” Savanah berkata dengan nadanya
yang menyalahkan, “Paduka Raja dan Ratu pasti telah menanti kalian.”

Apakah ibunya khusus mengirim Savanah untuk menyelidiki hubungannya


dengan Sarita? Pikiran itu menimbulkan ide pada Halbert. Halbert melingkarkan
tangan di pinggang Sarita, menariknya mendekat, dan sebelum Sarita

192
Fb.me/overebook

mempunyai kesempatan menjauhkan diri, Halbert menjatuhkan ciuman kening


Sarita.

Sarita terperanjat. Tubuhnya memaku.

“Pangeran!” pekik Savanah memprotes, “Apa yang Anda lakukan!? Anda tidak
boleh menyentuh Lady Sarita!”

Pekikan itu menyadarkan Sarita. Ia menjauhkan diri.

“Jangan membuat Paduka menanti lebih lama lagi!” Savanah memegang tangan
Sarita dan menariknya pergi.

Sarita melihat dua prajurit yang menjaga pintu kamarnya langsung mengekor
diikuti Halbert dengan senyumnya yang aneh. Saat itulah Sarita menyadari
sebuah kejanggalan. Halbert yang merupakan Putra Mahkota Helsnivia tidak
diekor seorang prajurit pun! Ia yang hanya seorang tamu diekor dua prajurit
ditambah seorang pelayan yang tidak menyenangkan.

Ia harus bicara dengan Halbert! Sarita memutuskan untuk mengembalikan


hidup normalnya – hidup yang ia bayangkan ketika ia berada dalam kapal
menuju Magport.

®RatuBuku

“Kulihat Savanah melayanimu dengan baik,” mata Halbert melihat senampan


teh dan makanan ringan di sudut meja.

Sarita mengangkat kepalanya.

193
Fb.me/overebook

“Ia mengekang saya,” gerutu Sarita.

Setelah makan pagi yang menegangkan, Savanah menyambutnya dengan


berkas-berkas kiriman Graham. Ketika Sarita kembali ke kamarnya untuk
mengambil berkas-berkas yang ditinggalkannya di meja, ia melihat gaun-
gaunnya tertumpuk rapi di tempat tidur dan gaun-gaun sutra yang lembut dan
mewah terbaris rapi di dalam almari baju.

Prajurit menjaga ketat pintu Ruang Perpustakaan dan Savanah selalu datang dari
waktu ke waktu untuk melihat keadaannya. Kalau keberadaan mereka tidak bisa
dikatakan menganggu Sarita, maka mereka telah membuat Sarita merasa tidak
nyaman. Hal itu semakin menguatkan keinginan Sarita untuk meninggalkan
Helsnivia.

Sarita menghargai perhatian Halbert akan keamanan dan kenyamanannya


selama di Ririvia tapi ini sudah di luar batas. Yang terpenting, Chris sudah
mengetahui keberadaannya. Apa gunanya pengawal-pengawal itu kalau Sarita
tidak bisa menghentikan kecemasannya? Apa gunanya gaun-gaun mewah itu?
Sarita tidak pernah berniat tinggal lama di Helsnivia!

Ketika mengikuti Halbert, Sarita hanya berniat tinggal di Helsnivia bukan di


Istana Ririvia. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan Istana.
Pertama-tama Sarita akan berkeliling untuk melihat tanah air ibu yang tidak
pernah dikenalnya kemudian Sarita akan pergi berkelana seperti ayahnya.

Kali ini Sarita sudah memikirkan masalah keluarga Riddick. Ia akan tetap
berhubungan dengan Graham demi surat wasiat almarhum Duke Norbert. Sarita

194
Fb.me/overebook

tidak perlu khawatir seorang pun dari keluarga Riddick akan menemuinya
karena ia tidak akan menetap di satu tempat untuk jagka waktu yang lama.

Halbert tertawa geli melihat wajah cemberut Sarita. “Kau pasti tidak
menyukainya.”

Sarita tidak menjawab. Halbert pasti dapat melihat jawabannya di wajahnya.

“Aku juga tidak menyukainya,” Halbert mengakui, “Tapi ia tidaklah seburuk


itu. Ketika kau mengenalinya, kau akan menyukainya. Lagipula ia adalah
pelayan terbaik ibuku.”

Pelayan Ratu!? Sarita membelalak. Ini menjelaskan sudah tatapan matanya yang
selalu ingin mengorek isi hati Sarita. “Ia pasti dikirim Ratu untuk memata-matai
saya,” Sarita berkomentar jujur, “Ratu pasti curiga pada hubungan di antara
kita.”

“Kau tidak menyukainya?”

“Tidak,” Sarita menjawab lugas.

“Kau tidak menyukainya?” Halbert mengulang. “Setiap wanita menyukainya.”

“Saya bukan mereka,” Sarita memberitahu.

“Kau juga tidak membenciku.”

“Ya,” Sarita membenarkan, “Saya tidak punya alasan membenci Anda juga
menyukai Anda.”

195
Fb.me/overebook

Halbert tertarik.

“Anda tampan dan menarik tapi Anda bukan pria yang akan saya cintai. Saya
tidak suka pria seperti Anda.”

Halbert sudah sering mendengarnya. Dalam petualangannya, Halbert sadar ada


sebagian wanita yang tidak menyukainya. Halbert juga tahu ada sebagian
wanita yang berpura-pura membencinya. Tapi entah mengapa komentar Sarita
benar-benar mengenai dadanya, tak peduli apakah ia berpura-pura atau
bersungguh-sungguh. Halbert melihat mata Sarita yang begitu tenang seolah-
olah ia tidak menyadari kata-katanya telah melukai Halbert. “Benarkah itu?”
tangan Halbert menyeberangi meja – menengadahkan dagu Sarita.

Sarita terperanjat. Lagi-lagi sentuhan Halbert membangkitkan sesuatu dalam


dirinya. Sarita menarik mundur badannya tapi sepasang mata keabu-abuan itu
membiusnya.

Halbert membungkukkan badan ke depan – menangkap bibir Sarita. “Kau


begitu manis,” bisiknya tanpa menghentikan ciumannya.

Sejak ia mencium Sarita, ia selalu mencari-cari kemanisan seperti ini tapi ia


tidak menemukannya. Sekarang Sarita telah menyerap semua seleranya akan
wanita lain. Sore ini ia mempunyai kencan tapi setelah melihat Sarita, ia ingin
berada di sisi gadis ini untuk sisa hari ini – membantunya dengan urusan yang
menyita seluruh perhatiannya. Ingin rasanya ia menyingkirkan semua kesibukan
gadis ini sehingga ia mempunyai waktu luang untuknya.

196
Fb.me/overebook

„Ia telah mengatakannya ratusan kali,‟ pikir Sarita dengan sedih. Sarita berharap
Halbert hanya mengatakannya pada dirinya seorang.

Pikiran itu membuat Sarita diliputi ketakutan luar biasa.

Mengapa sebelumnya ia tidak menyadarinya? Halbert adalah pria yang tidak


akan ia cintai. Halbert juga pria yang paling mungkin membuatnya jatuh cinta.
Halbert adalah pria yang berpengalaman dengan wanita. Ia berbeda dengan pria-
pria sebelumnya. Halbert tahu benar bagaimana menaklukannya. Halbert
memasuki kehidupannya tepat ketika ia membutuhkan seseorang untuk
bersandar. Halbert memperlakukannya dengan lembut. Ia berpikir untuknya.
Halbert dengan segala reputasinya, tidak akan pernah tertarik apdanya. Halbert
adalah Putra Mahkota dan ia hanya anak seorang pengelana yang sebatang kara.
Seharusnya ia tahu sejak detik pertama Halbert menimbulkan sensasi dalam
dirinya melalui sentuhannya. Halbert tidak hanya membangkitkan kenangan
akan ayahnya tapi juga telah membangkitkan kerinduan akan perlindungan
seorang pria!

Halbert menyadari perubahan ekspresi Sarita dan ia melepaskan bibir Sarita.


Halbert yakin ia telah membuat takut gadis ini. Halbert melihat mata yang
ketakutan itu dengan sedih.

“Katakan, Sarita, apakah aku yang pertama?” Halbert melihat bibir yang
bergetar itu.

Sarita mengangguk. Halbert adalah pemuda pertama yang memperlakukannya


dengan penuh perhatian di luar kedua ayahnya. Ia harus pergi sebelum ia benar-
benar jatuh cinta pada orang yang tidak boleh dicintainya dan tidak akan
dicintainya ini.

197
Fb.me/overebook

“Saya perlu bicara,” Sarita merasa suaranya tertelan kepanikannya.

“Tidak sekarang,” Halbert berdiri tegak di seberang Sarita, “Aku punya janji.
Aku harus segera bersiap-siap.”

„Pasti itu adalah wanita,‟ Sarita berpikir tidak senang.

“Saya tidak akan membuat teman kencan Anda menanti Anda,” Sarita
bersikeras.

“Kita akan berbicara malam ini,” Halbert beranjak pergi. Ia tidak siap
mendengar protes Sarita atau kata-katanya yang akan menyakiti hatinya.

Sarita berdiri. Ia harus mengatakannya! “Saya ingin pergi.”

Langkah kaki Halbert terhenti. Ia menatap Sarita – berharap ia salah


mendengar.

“Saya harus pergi dari sini!” Sarita menegaskan.

“Kita akan membicarakannya malam ini,” kata Halbert dan ia bergegas keluar
sebelum Sarita mengulangi keinginannya yang mengejutkan itu.

Halbert menyumpahi dirinya sendiri. Tidak seharusnya ia melewati batas. Tidak


seharusnya ia membuat Sarita takut. Sekarang gadis itu ingin pergi.

Halbert tidak mengerti mengapa ia begitu takut melepaskan Sarita. Mungkin


gadis ini memiliki sesuatu yang menarik jiwa petualangannya. Apapun itu,

198
Fb.me/overebook

Halbert merasa ia tidak bisa melepaskan Sarita dari matanya. Sesuatu


memperingatinya. Begitu ia melepaskan perhatiannya dari gadis ini, ia tidak
akan pernah dapat menemukan gadis ini lagi. Dan untuk sebuah alasan yang
tidak diketahuinya, ia tidak ingin itu terjadi!Sarita memperhatikan kepergian
Halbert dengan putus asa. Pagi ini ia tidak bisa berbicara dengan Halbert.
Begitu selesai sarapan, Halbert pergi. Sarita tahu Halbert kadang kembali di
siang hari sebelum ia pergi lagi. Halbert tidak pernah menemuinya ketika ia
kembali di siang hari. Sekarang ia menemuinya dan Sarita melepaskan
kesempatan itu. Malam ini setelah mereka kembali ke kamar mereka masing-
masing, Sarita harus menemuinya. Ia harus berbicara dengannya!

®RatuBuku

199
Fb.me/overebook

Chapter 11

Halbert merasa sungguh konyol. Ia kabur seperti seorang prajurit kalah perang
hanya karena keinginan Sarita untuk pergi.

Sarita tidak pernah mengatakan ingin pergi sejak mereka tiba di Ririvia.
Halbertpun berpikir Sarita sudah terbiasa dengan kehidupan dalam istana.

„Kabur…,‟ pikir Halbert.

Sarita meninggalkan Hauppauge karena ia kabur dari keluarga Riddick. Pasti


kemunculan Chris membuat Sarita merasa tidak aman. Tapi untuk apa ia merasa
tidak aman? Penjagaan Istana Ririvia tidak mudah diterobos. Sekarang Sarita
juga mempunyai dua prajurit yang selalu mengawalnya ke mana pun ia pergi.
Apakah itu tidak cukup? Bila perlu Halbert akan mengatur lebih banyak orang
untuk mengawalnya.

“Pangeran! Pangeran!”

Halbert terkejut.

“Apakah kita akan tinggal di sini?” Avon bertanya, “Semua orang sudah pergi.”

Halbert melihat wanita cantik itu dengan bingung. Sesaat kemudian ia sadar ia
tengah berada di dalam teater. Sudah tidak terdengar lagi suara dari panggung
dan ketika Halbert berdiri dari tempat mereka yang tinggi. Ia melihat tempat
duduk penonton di bawah sudah kosong.

200
Fb.me/overebook

“Kita bisa pergi sekarang,” Halbert memutuskan.

“Ke mana kita akan pergi?” wanita itu langsung bergelayut manja di tangan
Halbert.

“Pulang,” jawab Halbert singkat.

Halbert mendengar keluhan Avon tapi ia tidak berkata apa-apa. Pikirannya saat
ini hanya tertuju pada Sarita.

Halbert ingat ia pernah pergi ke teater bersama Sarita. Halbert tidak ingat
pertunjukan apa yang mereka lihat. Halbert hanya ingat Sarita berkata, „Selamat
sore, Yang Mulia Pangeran,‟ ketika Duke Norbert mengantarnya ke villa ia
tinggal di Trottanilla. Setelah Duke Norbert pergi, Sarita membisu. Gadis itu
tidak mengatakan apa-apa. Di akhir pertunjukan pun, Sarita langsung berdiri.
Saat itu Halbert tidak bertanya apakah Sarita tidak menyukai penampilan yang
mereka tonton. Halbert juga tidak bertanya apakah Sarita tidak suka melihat
pertunjukan di gedung teater. Namun mendengar Avon terus menerus
mengulang kekagumannya, Halbert ingin tahu apa pendapat Sarita saat itu.

Biasanya Halbert akan dengan senang hati mendengar teman kencannya


berkomentar tentang apa pun yang menjadi pilhannya. Namun kali ini Halbert
ingin segera kembali ke Istana. Karena itu Halbert tidak membuang waktu
ketika kereta berhenti di depan rumah Avon.

Avon berbeda dengan Sarita. Ia adalah putri sah saudagar kaya di Helsnivia. Ia
juga tidak memiliki rambut pucat seperti Sarita, sebaliknya rambutnya merah
membara. Avon adalah wanita cantik tetapi kecantikannya masih kalah jauh
dari Sarita. Dengan batu permata di gaunnya dan mutiara di rambutnya yang

201
Fb.me/overebook

tertata rapi, Halbert merasa Avon lebih terlihat seperti perhiasan berjalan
daripada mempesona. Sarita yang tidak mengenakan sebutir batu perhiasanpun
sangat mempesona. Halbert ingin tahu apakah Sarita akan lebih berkilauan dari
batu-batu permata ini bila ia berdandan dengan pantas. Satu yang telah ia lihat
pagi ini, Sarita tampak semakin mempesona ketika ia berdandan.

Savanah, dengan seluruh keahliannya, berhasil mengeluarkan aura kecantikan


Sarita yang terpendam dalam kepuritannya. Kemampuan Savanah sebagai
pelayan terbaik Ratu memang tidak perlu diragukan. Bahkan Halbert yakin
Savanah pasti dapat mengeluarkan seluruh aura kecantikan Sarita sehingga
gadis itu seterang matahari dan semempesona rembulan malam.

“Apakah Anda tidak bergabung bersama kami untuk makan malam?” Avon
memecahkan lamunan Halbert lagi.

“Malam ini aku tidak dapat.”

“Sepertinya saya harus mengucapkan selamat malam saat ini juga,” Avon
tersenyum kemudian ia memejamkan mata dan mengulurkan wajahnya.

Halbert melihat bibir yang menanti ciumannya itu. Demi kekagetan Halbert
sendiri, ia meraih tangan Avon – menciumnya dan berkata, “Selamat malam,”
dan langsung masuk kereta.

Ketika kereta berjalan ke Istana, Halbert yakin Avon marah besar tapi entah
kenapa untuk saat ini Halbert tidak peduli apakah ia mengecewakan teman
kencannya. Semua itu rasanya tidak penting lagi dibandingkan dengan pikiran
Sarita akan pergi.

202
Fb.me/overebook

Pikiran Sarita bisa pergi sewaktu-waktu membuat Halbert tidak tenang. Tak
heran begitu kakinya menginjak Istana, ia langsung menuju Ruang
Perpustakaan. Ia sudah setengah berlari ketika sampai di sana.

Tiadanya dua prajurit yang berdiri di depan pintu sudah menyatakan pada
Halbert, Sarita tidak ada di sana! Dengan panik, Halbert memutar langkah
kakinya ke kamar Sarita.

„Sarita tidak ada!!‟ pikir Halbert panik ketika tidak ada prajurit di depan kamar
Sarita.

Halbert membuka dua daun pintu kamar Sarita lebar-lebar. Mata jelinya
langsung melihat koper besar Sarita di sisi tempat tidur. „Sarita akan pergi!‟ Ia
harus mencegahnya sebelum gadis itu benar-benar pergi.

Halbert membalik badannya dengan satu niat: menghentikan Sarita!

Halbert melihat Sarita keluar dari kamar yang dijaga dua prajurit. Apa yang
dilakukannya di dalam kamar ayahnya!?

“Terima kasih, Paduka,” Sarita membungkuk.

Apa yang mereka lakukan di dalam!

“Tidak, Paduka,” Sarita tersenyum, “Terima kasih banyak atas perhatian Anda.”

“Selamat malam,” Sarita membungkuk dan menutup pintu.

“Apa yang kaulakukan?”

203
Fb.me/overebook

Suara dingin Halbert membuat Sarita terperanjat.

Wajah tegang Halbert menelan Sarita bulat-bulat.

“Saya memohon Paduka untuk mengirim sesuatu pada Graham. Saya


melupakannya siang ini,” Sarita memberitahu.

Urusan Cookelt! Mengapa ia tidak pernah memikirkannya sebelumnya?


Mungkin yang diinginkan Sarita adalah pergi mengunjungi wilayah kekuasan
keluarga Riddick bukan pergi untuk selama-lamanya. Bukankah Sarita pernah
mengatakan peternakan mereka yang dilanda wabah, perlu dikunjungi?

“Tidak mudah mengurus Cookelt tanpa berada di sekitarnya.”

“Kalau kau mau, aku akan mengurus jadwalku agar kita bisa pergi ke sana,”
Halbert mengikuti langkah Sarita.

“Tidak perlu, Pangeran,” Sarita menolak halus, “Saya tidak boleh sepenuhnya
mengurus Cookelt. Chris perlu melatih dirinya sendiri.”

“Kupikir kau ingin pergi.”

“Ya, saya ingin meninggalkan Istana.”

“Mengapa kau ingin pergi?” Halbert menyumpahi dirinya sendiri telah


mengingatkan Sarita akan hal itu, “Apakah kau takut Chris akan datang lagi?
Tidak ada yang perlu kaucemaskan. Kau akan selalu dikawal.”

204
Fb.me/overebook

Benar. Sarita juga sudah memperhatikannya sepanjang hari ini. Baik Raja
Marshall, Ratu Kathleen maupun Halbert tidak selalu dikawal prajurit ketika
mereka berada di dalam Istana. Pintu kamar mereka pun tidak dijaga dua
prajurit sepertinya. Sarita sudah memperhatikan dua prajurit yang mengawalnya
pagi ini sudah diganti oleh dua orang lain yang selalu mengekornya. Pun ketika
menemui Raja Marshall!

“Kalau perlu, aku akan menambah prajurit untuk mengawalmu.”

Sarita menghentikan langkah kakinya. “Saya ingin bicara dengan Anda.”

Halbert melihat mata serius itu dengan panik. Sarita pasti ingin membicarakan
kepergiannya!

“Tidak sekarang, Sarita,” Halbert mengelak, “Sebentar lagi makan malam akan
siap.” Halbert memegang pundak Sarita. “Savanah tak lama lagi pasti akan
menemuimu di kamar. Mengapa kau tidak mempersiapkan diri?” Halbert
setengah mendorong gadis itu memasuki kamarnya.

“Pangeran, saya harus berbicara dengan Anda,” Sarita menegaskan.

“Tidak sekarang, Sarita. Savanah pasti tidak suka kau membuat Papa Mama
menantimu.”

Ya. Savanah marah-marah siang ini ketika Sarita terus menyibukkan diri
dengan kertas-kertasnya. “Anda tidak boleh membuat Paduka menunggu!”
protesnya. Sore inipun ia kembali marah-marah ketika Sarita masih di Ruang
Perpustakaan. “Apa yang Anda lakukan di sini!?” katanya tidak senang, “Sudah
waktunya Anda berhenti bekerja,” ia membuat Sarita kembali ke kamarnya.

205
Fb.me/overebook

Sepertinya Savanah juga memberi pesan pada pengawalnya untuk tidak


membiarkannya kembali ke Ruang Perpustakaan karena mereka langsung
menanyakan tujuannya ketika ia membuka pintu.

Sarita pun menurut. Malam ini setelah makan malam ia akan berbicara dengan
Halbert.

Itulah rencana Sarita tapi pada kenyataannya Halbert langsung menyibukkan


diri dengan Raja Marshall untuk membicarakan masalah kerajaan. Keesokan
harinya pun Sarita tidak dapat menemui Halbert. Halbert pergi setelah makan
pagi. Ia muncul dalam makan siang tapi ia langsung menghilang lagi sampai
waktu makan malam dan setelahnya langsung mengajak Raja Marshall
berunding.

Untuk beberapa hari setelahnya Halbert berhasil menghindari Sarita. Setiap kali
mereka bertemu, Sarita selalu berkata, “Saya perlu bicara.” Setiap kali mata
mereka bertemu, Halbert dapat melihat kebulatan tekad Sarita untuk pergi dari
Istana selama-lamanya.

Halbert tidak siap. Ia tidak mau mendengar keinginan Sarita lagi. Pikiran akan
koper Sarita yang sudah siap di sisi tempat tidur membuatnya semakin tidak
tenang. Keinginannya untuk berpetualang di sore hari menguap olehnya. Hari-
harinya lebih banyak dihabiskan di Istana – membantu ayahnya mengurus
masalah kerajaan. Ini adalah hal yang langka darinya. Sangat mustahil ia
mengambil waktu kencan hasil perundingan di antaranya dengan orang tuanya,
untuk berdiam diri di ruang kerjanya sendiri.

206
Fb.me/overebook

“Apa Sarita membuatmu malu?” tanya Raja di hari ketiga ia menetap di istana
pada sore hari. “Sarita adalah seorang pekerja keras. Ia sangat cocok mengurus
kerajaan ini. Sungguh tidak dapat dipercaya ia masih sangat belia.”

Walau tahu Sarita tidak meninggalkan Ruang Perpustakaan sebelum malam


menjelang, Halbert masih tetap tidak tenang. Setiap ada kesempatan, ia pasti
melewati Ruang Perpustakaan hanya untuk melihat apakah dua prajurit itu
masih di depan pintu. Kadang Halbert mengintip masuk tapi ia tidak pernah
menemui gadis itu secara langsung. Ia masih tidak siap!

Ratu Kathleen tampaknya tidak terlalu menyukai tingkah laku Halbert ini.

“Apa kau tidak punya pekerjaan lain!?” omelnya setelah melihat Halbert
mengintip Ruang Perpustakaan.

“Sarita ingin pergi, Mama,” Halbert membela diri.

“Sarita ingin pergi!?” Raja Marshall terperanjat, “Mau ke mana dia? Apakah ia
tidak kerasan? Apakah ia merindukan Trottanilla?”

Mata dingin Ratu Kathleen langsung menutup mulut Raja.

“Kalau ia mau pergi, ajak dia pergi!” Ratu Kathleen menatap tajam Halbert dan
berkata dengan nada-nada yang tidak pernah didengar Halbert sebelumnya. Ia
tidak pernah terlihat seperti harimau betina yang melindungi anaknya. Ratu
Kathleen adalah wanita anggun. Ia tahu bagaimana membatasi emosinya.
Sekalipun ia marah, ia tidak pernah menunjukkannya dengan jelas seperti ini.

207
Fb.me/overebook

Halbert tidak mau membantah ibunya. Kakinya segera melangkah kembali ke


Ruang Perpustakaan.

Sarita tidak mengangkat kepala kepala dari kertas-kertasnya ketika Halbert


melangkah masuk.

“Apakah semuanya lancar?” Halbert duduk di tepi meja.

Sarita menengadahkan kepalanya. “Tidak lebih baik,” ia mengakui.

“Apakah masalah peternakan itu masih belum selesai?”

“Chris sudah mengurusnya.”

“Kurasa kau memberitahuku Chris tidak mau mengurusnya.”

Sarita tersenyum licik. “Saya mengancamnya akan melepas hak saya sebagai
walinya.”

“Kau bisa melepas tugasmu?” Halbert mengulangi dengan tidak percaya. Ia


semakin sulit mempercayainya ketika melihat senyum penuh kemenangan
Sarita. Halbert tidak percaya gadis yang mulai ia kenal sebagai gadis lembut
yang manis ternyata memiliki jiwa setan. “Mengapa kau tidak melepaskannya?
Chris tidak akan mengganggumu lagi. Duchess Belle juga tidak akan
mencarimu lagi.”

“Saya tidak dapat membiarkan Duchess merusak keluarga Riddick lagi,” Sarita
berkata dengan sungguh-sungguh, “Kalau kekayaan keluarga Riddick jatuh ke

208
Fb.me/overebook

tangannya, Duchess pasti menggunakannya untuk bersenang-senang. Akhir-


akhir ini saya berpikir Duchesslah yang berada di balik kematian Norbert.”

“Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Kudengar Norbert sudah sakit-sakitan
sebelum ia sakit parah.”

“Apakah Anda tidak curiga, Pangeran, seseorang yang segar bugar di pagi hari
tiba-tiba jatuh sakit di siang hari dan keadaannya terus memburuk,” kemudian
Sarita melanjutkan, “Beberapa hari ini saya mendengar Duchess mempunyai
banyak hutang. Kekasihnya adalah seorang penjudi berat dan ia selalu
melimpahkan hutangnya pada Duchess. Sepertinya Norbert sudah lama
mengetahuinya. Karena itu ia menegaskan untuk tidak memberi Duchess
sepeserpun kekayaannya.”

“Kau mempunyai mata yang sungguh jeli, Sarita,” Halbert tidak pernah
menemukan seorang wanita pun yang bisa diajak berbicara seperti seorang pria.

“Pengalaman membentuk saya, Pangeran,” Sarita merendahkan diri.

„Benar. Sarita pasti telah lelah melihat banyak contoh dari almarhum Duke
Norbert. Karena itulah ia tidak menyukai pria sepertinya?‟ Halbert berpikir
dengan sedih.

Sarita selalu mencari-cari kesempatan untuk berbicara dengan Halbert.


Sekarang pemuda itu ada di depannya, ia tidak boleh membuang kesempatan.
“Saya perlu bicara.”

“Aku juga perlu bicara denganmu,” Halbert mendahului, “Sore ini kita akan
pergi. Aku punya pesta yang harus kuhadiri. Kau akan ikut denganku.”

209
Fb.me/overebook

Mata Sarita melebar.

“Aku sudah mengatur semuanya,” Halbert tidak berniat memberi Sarita


kesempatan untuk menolak, “Tidak ada yang perlu kaukhawatirkan. Kau hanya
perlu mempersiapkan dirimu.” Dan sebelum Sarita menyelanya, “Aku akan
menantimu sore ini.”

“Pangeran!” Sarita berdiri, “Saya,” jari Halbert telah berada di bibirnya. Sarita
mundur dengan kaget.

“Tidak ada bantahan, Sarita,” Halbert menegaskan, “Kau ingin pergi. Sekarang
aku akan membawamu pergi.”

“Benar. Tapi.”

“Kau butuh istirahat,” Halbert memotong. “Jam tujuh aku akan menjemputmu,”
ia menegaskan dan pergi tanpa mendengarkan tolakan Sarita.

„Bagus sudah!‟ pikir Sarita melihat pintu tertutup, „Sekarang si gadis miskin
akan pergi ke pesta mewah!‟

Ia selalu mencari-cari kesempatan untuk berbicara dua mata dengan Halbert.


Baru saja ia memilikinya namun Halbert tidak memberinya kesempatan. Sarita
tidak tahu kesibukan apa yang membuat Halbert tidak punya waktu untuk
berbicara dengannya walau hanya sebentar.

Sekarang Sarita lebih ingin tahu angin mana yang membuat Halbert
mengajaknya pergi.

210
Fb.me/overebook

Dalam beberapa hari terakhir ini Sarita menyadari permainan Duke. Duke
Norbert selalu membuat Sarita percaya sang Pangeranlah yang mengajaknya
pergi. Seharusnya ia mencurigainya ketika Duke Norbert selalu mengantarnya
menemui Pangeran Halbert bukan sang Pangeran yang menjemputnya. Dengan
statusnya yang begitu tinggi, Halbert pasti tidak mau mencemarkan nama
baiknya dengan berhubungan dengan si anak haram.

Sarita benar-benar ingin tahu.

Segera hal lain menjadi pikirannya: gaun pesta! Ia tidak punya gaun yang pantas
untuk pesta mewah bangsawan. Walaupun Savanah – entah dari mana –
mendapatkan gaun-gaun sutra halus yang dikenakannya belakangan ini, tidak
satu pun dari gaun-gaun itu yang cocok untuk pesta bangsawan. Sarita tidak
terlalu memikirkan gaun yan harus dikenakannya. Tapi Halbert pasti tidak suka
bila ia hanya mengenakan gaun sederhana.

Seperti yang dikatakan Halbert, tidak ada yang perlu dikhawatirkan Sarita. Tak
sampai sepuluh menit setelah kepergiannya, Savanah muncul dengan wajah
berseri-seri.

“Saya telah mendengarnya, M‟lady,” ia langsung memegang tangan Sarita,


“Anda akan pergi ke pesta Viscount Padilla bersama Pangeran.”

Viscount? Ia bukan seorang Duke atau Grand Duke.

“Anda harus bersiap-siap!” Savanah menarik Sarita berdiri.

211
Fb.me/overebook

“Bersiap-siap!? Sarita melirik jam. Dan memprotes. “Aku masih punya waktu
empat jam.”

“Anda tidak punya banyak waktu!” Savanah menegaskan.

“Aku masih punya banyak hal yang harus kuselesaikan.”

“Anda bisa menyelesaikannya besok,” Savanah menarik Sarita keluar Ruang


Perpustakaan.

Sarita melihat dua pengawalnya langsung mengekor. Wajah kaku mereka


membuat Sarita merasa ia harus mendengar perintah Savanah.

Ketiga orang inilah yang membuat Sarita tidak bisa kabur dari istana. Ini
sungguh lucu. Halbert mengundangnya sebagai tamu tapi ia tidak menyebut
selama-lamanya. Sarita ingin tahu sampai kapan ia akan menjadi tamu tawanan
di sini.

Terima kasih pada Savanah sekarang sewaktu-waktu ia siap meninggalkan


Istana. Baju-bajunya yang hendak dibuang Savanah di hari pertama ia
melayaninya sekarang sudah tersimpan rapi di koper samping tempat tidurnya.
Terima kasih pada Savanah pula dan dua pengawalnya ia tidak bisa ke mana-
mana. Mereka melayaninya dengan baik. Mereka juga mengawalnya dengan
sempurna!

Beberapa saat setelahnya Sarita mengerti mengapa Dorothy membutuhkan


waktu berjam-jam untuk bersiap-siap pergi dan masih sering membuat janjinya
menanti lama.

212
Fb.me/overebook

Savanah membongkar isi lemari baju. Ia bersama lima pelayan wanita yang
sudah menantinya di dalam kamar, mengenakan pada Sarita gaun yang ia rasa
cocok. Mereka juga telah menata rapi rambutnya tapi kemudian Savanah akan
berseru, “Tidak! Tidak! Ini tidak bagus!” dan mereka akan mengulang ritual
mereka.

Dua jam kemudian Sarita sudah ingin berteriak ketika seseorang mengetuk
pintu. Sarita yang setengah telanjang segera mengambil selimut untuk menutupi
tubuhnya. Lima pelayan itu langsung berbaris di depan Sarita – menghalangi
pandangan siapa pun itu di pintu dan Savanah beranjak membuka pintu sambil
mengomel,

“Siapa itu!? Apa mereka tidak tahu aku sibuk!?”

Konyol! Saritalah yang akan pergi ke pesta tapi Savanahlah yang sibuk! Sarita
sendiri tidak merasa pusing dengan apa yang akan dikenakannya. Duke Norbert
juga tidak memusingkannya dengan gaun pesta ketika ia pergi ke pesta Earl of
Striktar. Duke Norbert hanya tahu Sarita sudah siap dengan gaun pesta
pemberiannya. Yang lebih konyol lagi, Savanah membuatnya makan sambil
duduk diam sementara rambutnya ditata!

“Lihatlah, M‟lady!” Savanah membawa masuk sebuah kotak besar dengan mata
bersinar-sinar, “Yang Mulia Pangeran telah memilih gaun pesta untuk Anda.”

„Sempurnalah sudah!‟ Sarita mengeluh. Tampaknya Halbert benar-benar tidak


mau ia menghindar.

Savanah langsung membuka kotak itu di meja. Ia berseru kagum ketika


mengangkat baju biru muda sifon. Kainnya yang lembut jatuh dengan anggun.

213
Fb.me/overebook

Sederet kancing permata berbaris rapi sepanjang potongan dada yang rendah.
Lengannya yang bermulut lebar tidak dilapisi kain sutra biru seperti bagian
gaun yang lain.

Sarita dapat mendengar desahan kagum lima pelayan muda itu dan sesaat
kemudian ia duduk di depan meja rias dengan gaun pemberian Halbert di
badannya. Enam wanita itu sibuk menata rambutnya. Berulang kali mereka
mengganti tatanan rambutnya hingga Sarita merasa ketika mereka selesai, ia
akan kehilangan setengah rambutnya.

Sarita berpikir ritual ini akan segera selesai dengan datangnya gaun pesta
pilihan Halbert tapi rupanya ia salah. Ia masih harus duduk berdiam diri hingga
beberapa saat sebelum ketikan lain terdengar di pintu.

Sarita melirik jam. Ia yakin itu adalah Halbert. Dengan hati gembira Sarita
langsung melompat berdiri.

“Tunggu, M‟lady!”

“Pangeran Halbert sudah menantiku, Savanah,” Sarita menahan diri untuk tetap
berkata sopan.

“Dandanan Anda masih belum selesai.”

Apa yang kurang? Sarita melirik bayangan dirinya di cermin. Ia sudah


mengenakan gaun pesta pemberian Halbert. Rambut panjangnya sudah ditata
rapi selayaknya seorang Putri Kerajaan.

“Saya akan segera kembali!”

214
Fb.me/overebook

Sarita mendengar Savanah menggerutu. “Mengapa Pangeran bisa


melupakannya?” ketika ia menuju pintu.

“Pangeran pasti menanti Anda,” satu di antara pelayan itu tersenyum penuh arti
sambil mendudukkannya kembali.

“Savanah tidak akan lama,” kata yang lain.

Dan benarlah perkataan itu. Sesaat kemudian Savanah muncul dengan sebuah
kotak cantik di tangannya.

Sarita terkesiap ketika Savanah membuka kotak itu di depannya. “Savanah, dari
mana kau mendapatkannya?” ia melihat Savanah sibuk mencari-cari di antara
perhiasan-perhiasan itu dengan panik. “Aku tidak dapat mengenakannya.”

“Istana masih punya banyak perhiasan yang lebih mewah,” Savanah


memberithau dengan santai.

Ah, tentu saja sekarang ia ada di dalam Istana bukan di Hauppauge.

Savanah melepas desahan gembira ketika ia menarik sebuah kalung berlian


yang indah. Rantainya yang kecil mengelilingi leher Sarita dengan anggun.
Untaian berlian putih yang jatuh seperti air terjun kecil sepanjang rantai,
mengisi ruang kosong di antara dada dan leher Sarita. Savanah juga
menyematkan anting-anting senada di telinga Sarita. Tak lupa ia memiih
beberapa batu permata dan menyematkannya di rambut Sarita yang tergelung
rapi.

215
Fb.me/overebook

Savanah meletakkan seuntai rambut Sarita yang dibiarkannya jauh di depan


dada gadis itu. “Sempurna!” ia memuji hasil karyanya.

Sarita bergegas pergi sebelum Savanah teringat akan hal lain.

“Yang Mulia Pangeran menanti Anda di bawah,” prajurit memberitahu.

Tentu saja! Halbert selalu tidak gembira ketika Dorothy membuatnya menanti.
Mana mungkin ia akan dengan sabar menantinya di depan pintu kamar?

Sarita sangat terkejut ketika Halbert muncul dari balik tikungan.

Halbert terpesona. Tanpa satu perhiasan pun Sarita sangat mempesona.


Sekarang dengan dandanannya yang manis, gadis itu benar-benar seperti bukan
bagian dari dunia ini.

“Kau sangat cantik,” Halbert mengambil tangan Sarita dan menciumnya.

Sarita langsung melepaskan diri. “Saya pikir Anda menanti saya di bawah.”

“Aku hanya pergi untuk memeriksa kereta. Kemudian aku kembali untuk
menantimu seperti janjimu,” Halbert tidak dapat memungkiri pesona Sarita.

Pilihannya memang tepat. Ketika melihat gaun biru ini, ia merasa seperti
melihat mata Sarita. Ia sering melihat mata sebiru Sarita. Ia sering mengencani
wanita berkulit pucat dan berambut pucat seperti Sarita. Namun ia tidak pernah
melihat perpaduan yang begitu unik yang dilihatnya dari Sarita pada wanita
lain. Dengan kulitnya yang putih dan rambutnya yang pucat hingga hampir
penuh misteri, Sarita kian terlihat seperti bukan berasal dari dunia ini. Sekarang

216
Fb.me/overebook

dengan dandanannya yang begitu mempesona, Sarita terlihat bersinar seperti


seorang ratu peri.

“Kau benar-benar membuat penantianku sangat berharga.”

Sarita termangu melihat senyum lembut itu.

Halbert mengambil tangan Sarita. Tanpa memberi kesempatan kabur pada


Sarita, ia mengapit tangan gadis itu di sikunya dan membawanya pergi.Sarita
dapat merasakan pandangan orang-orang ketika mereka melintasi Hall. Sarita
percaya besok seisi Helsnivia akan membicarakan aib Istana ini. Sarita yang
biasa tidak akan mempedulikannya tapi sekarang ia bukan lagi Sarita yang dulu.
Sarita yang sekarang menyadari ancaman Halbert pada dirinya sendiri. Sarita
yang sekarang tidak mau terlibat terlalu jauh dengan sang Pangeran. Sedapat
mungkin Sarita ingin pergi tanpa meninggalkan apapun dalam dirinya!

®RatuBuku

217
Fb.me/overebook

Chapter 12

Musik terhenti ketika Pangeran memasuki Hall kediaman Viscount Padilla.

Sarita merasa pandangan tiap orang tertuju padanya ketika mereka melangkah
masuk. Ia ingin menarik tangannya dari siku Halbert tapi Halbert tidak
melepaskannya sejak ia membantunya turun dari kereta. Malah semakin ia
berusaha melepaskan diri, semakin erat apitan Halbert.

Perasaan Sarita tidak salah. Mata setiap orang di tempat itu tertuju bukan pada
sang Putra Mahkota yang terkenal namun pada gadis di sisinya yang akhir-akhir
ini menjadi pembicaraan.

Gosip telah tersebar ketika Pangeran Halbert pulang dari Helsnivia membawa
seorang gadis muda. Mereka sempat berspekulasi mengenai gadis muda ini.
Namun tiadanya kepastian dari Istana dan kebiasaan Pangeran yang tidak
berubah, gosip itu menghilang bersamaan dengan munculnya gosip lain seputar
sang Putra Mahkota yang playboy.

Akhir-akhir ini sang Pangeran tidak pernah terlihat bersama wanita cantik. Ia
tidak lagi terlihat berkeliaran di sekitar Travlienne menggandeng wanita cantik.
Perubahan tingkah laku sang pemuda incaran para gadis Helsnivia
membangkitkan gosip lama.

Mereka telah mendengar gadis muda yang dibawa pulang Pangeran adalah putri
haram almarhum Duke of Cookelt. Namun tidak seorang pun pernah
melihatnya. Mereka hanya mendengar setiap hari gadis itu mengurung diri di
Ruang Perpustakaan. Mereka yakin gadis itu pastilah seorang gadis yang cantik

218
Fb.me/overebook

jelita. Bila tidak, mana mungkin Paduka Raja dan Ratu membiarkannya tinggal
di Istana Ririvia hingga sebulan?

Sekarang, setelah sekian lama tidak terlihat bersama wanita, sang Putra
Mahkota menggandeng gadis muda.

Kulit gadis itu begitu pucat – lebih pucat dari kulit siapapun yang pernah
mereka lihat. Demikian pula dengan rambut pirangnya yang tergelung rapi di
kepalanya yang cantik. Bulu mata yang lentik melingkari sepasang mata biru
mudanya yang dalam. Perpaduan itu membuatnya terkesan berasal dari dunia
yang tidak pernah mereka lihat. Dengan gaun biru yang lembut dan
perhiasaannya yang berkilauan, gadis itu membuat mereka percaya ia adalah
ratu peri. Gadis ini begitu unik, begitu anggun, begitu cantik hingga pria wanita
tidak dapat mengalihkan pandangan mereka darinya.

Bila ada yang mengatakan gadis inilah putri sang Duke Norbert, mereka akan
percaya tanpa perlu diberi bukti.

Sarita melihat seorang pria tua berambut putih berjalan tergopoh-gopoh ke arah
mereka. Sarita yakin pria ini adalah Viscount Padilla.

“Selamat datang, Pangeran,” sambutnya, “Saya sungguh senang Anda bersedia


datang.” Matanya tidak lepas dari Sarita.

Akhirnya Halbert melepaskan tangan Sarita untuk menyambut uluran tangan


Viscount Padilla.

“Perkenalkan ini adalah Sarita Riddick, putri almarhum Duke Norbert,” Halbert
memperkenalkan.

219
Fb.me/overebook

“Senang berjumpa dengan Anda, Viscount Padilla,” Sarita membungkuk –


memberi hormat. Ia sudah tidak ingin membenarkan cara Halbert
memperkenalkan dirinya. Ia tidak ingin membenarkan ingatan Halbert akan
namanya. Seisi dunia lebih percaya ia adalah Sarita Riddick daripada Sarita
Yvonne Lloyd.

“Senang berkenalan dengan Anda, Lady Sarita,” Viscount Padilla mencium


punggung tangan Sarita. “Saya telah mendengar tentang ayah Anda. Saya turut
berduka cita,” ia menggenggam jari-jemari Sarita.

“Terima kasih,” Sarita berpikir kapankah Viscount akan berhenti mengelus


tangannya dan melepaskannya.

Rupanya bukan hanya Sarita yang mulai risih oleh sikap Viscount Padilla.
Halbert melingkarkan tangan di pinggang Sarita dan berkata, “Bila Anda
mengijinkan, saya akan membawa Sarita berdansa.”

“Tentu! Tentu!” Viscount langsung melepas Sarita. “Selamat bersenang-


senang.”

Sarita ingin melepaskan diri tapi ia tahu saat ini tempat yang paling nyaman
untuknya adalah di sisi Halbert.

Musik kembali mengalun dan orang-orang kembali berdansa ketika mereka


menuju lantai dansa. Namun Sarita tetap merasa mata mereka tidak lepas
darinya. Mereka pasti bertanya-tanya siapakah gadis asing yang bersama Putra
Mahkota mereka. Dalam waktu singkat Viscount Padilla pasti telah menyebar

220
Fb.me/overebook

kabar siapakah sang gadis asing itu dan besok semua orang akan ramai
membicarakannya.

“Sekarang bukan waktunya melamun, Sarita.”

Sarita terperanjat. Mereka sudah berdiri berhadapan dengan tangan kanan


Halbert di pinggangnya dan tangan kirinya menggenggam tangannya.

“Musik sudah mengalun,” Halbert memberitahu.

“Saya tidak bisa berdansa,” Sarita menarik mundur dirinya.

“Kalau kau ingin belajar berbohong,” tangan Halbert menariknya merapat,


“Kau sudah gagal.” Halbert ingat Sarita berdansa bersamanya dengan anggun
dalam pesta Earlf of Striktar.

“Saya hanya pernah sekali berdansa.”

“Itu adalah bersamaku,” Halbert menegaskan, “Dan aku tidak ingat kau
menginjak kakiku.”

Sarita tertawa geli. “Apakah sekarang saya harus menginjak kaki Anda?”

“Aku ingin kau meletakkan tangan di pundakku.”

Nada tegas dalam suara Halbert membuat Sarita tidak bisa membantah. Sarita
tidak berbohong. Ia baru belajar berdansa ketika Duke Norbert memaksanya
pergi ke pesta Earl Striktar. Duke Norbert adalah pasangan berlatihnya dan
Halbert adalah pria pertama yang berdansa dengannya.

221
Fb.me/overebook

“Saya baru belajar berdansa dua bulan lalu.”

“Sebagai seorang pemula kau cukup mahir,” komentar Halbert sinis.

Sarita tidak ingin berkata-kata lagi. Terserah pada Halbert apakah ia mau
percaya atau tidak.

Pesta ini berbeda dengan pesta Earl of Striktar. Earl Striktar mengadakan pesta
untuk memperkenalkan putrinya pada Halbert. Viscount Padilla mengadakan
pesta untuk dirinya sendiri. Banyak wanita yang mengantri untuk berdansa
dengan Halbert di pesta Earl Striktar. Di sini Saritalah satu-satunya pasangan
Halbert.

Sarita ingin tahu mengapa wanita-wanita Halbert bisa tahan dengan puluhan
mata yang seakan-akan ingin berkata, „Kau bukan wanita yang beruntung.
Besok Pangeran pasti pergi denganku.‟

Halbert juga merasa mata setiap orang tertuju pada Sarita. Biasanya ia akan
bangga ketika orang-orang memperhatikan gadis yang bersamanya. Hari ini ia
tidak menyukai mata-mata itu.

Sudah lama pasangan Halbert tidak diperhatikan terus-terusan seperti ini.


Kerajaan Helsnivia sudah tahu akan kebiasaan Halbert. Mereka sudah lelah
mengikuti perkembangan wanita-wanita dalam hidup Halbert. Paling-paling
mereka akan melihat siapa wanita terbaru Halbert dan setelahnya membiarkan
mereka.

“Pangeran.”

222
Fb.me/overebook

Halbert melihat Sarita.

“Bisakah Anda melonggarkan tangan Anda?” pinta Sarita, “Anda membuat saya
tidak bisa bergerak.”

Saat itulah Halbert sadar tubuh mereka sudah menempel rapat. Halbert masih
tidak berniat melepaskan Sarita. “Apakah kau sudah lelah, Sarita?” ia
meletakkan tangan di pinggang Sarita dan menggiringnya ke tepi lantai dansa.

Sarita membiarkan Halbert membawanya menjauhi puluhan mata yang


membuatnya merasa tidak nyaman.

“Aku akan mengambil minuman untukmu,” Halbert meninggalkan Sarita di sisi


jendela.

Saritapun mengalihkan perhatiannya ke luar jendela. Biarlah Halbert melakukan


apa yang disukainya. Biarlah ia berdansa dengan wanita cantik lain. Biarlah ia
melirik wanita lain. Saat ini ia hanyalah pasangan dansanya!

Namun Sarita sadar orang-orang di ruangan ini tidak tahu ia bukan satu dari
wanita-wanita Halbert. Sarita juga tidak akan membiarkan dirinya menjadi satu
di antara mereka – disayangi dan kemudian ditinggalkan ke pelukan wanita lain.

Halbert pasti telah mengetahui asal-usulnya dan ia adalah sang wanita pertama
yang dapat dijadikannya petualangan barunya. „Hanya malam ini,‟ Sarita
memutuskan. „Mungkin setelah jiwa petualangannya terpuaskan, Halbert akan
membiarkanku pergi.‟

223
Fb.me/overebook

Sarita ingin selekas mungkin meninggalkan Travlienne. Ia tidak dapat


membiarkan dirinya sendiri dalam ancaman jatuh cinta pada pria yang salah. Ia
sudah lelah berpura-pura bersikap dingin sementara hatinya, tanpa dapat
disangkalnya, terus menjerit mengharapkan kelembutan Halbert murni hanya
untuknya.

“Selamat malam.”

Sarita terperanjat.

Seorang pria berdiri di depan Sarita. Mata hijaunya menatap Sarita lekat-lekat.

“Selamat malam,” Sarita membalas.

“Perkenalkan saya adalah Gunter Elwood. Boleh saya tahu siapakah Anda,
M‟lady?”

“Saya adalah Sarita,” dan Sarita menambahkan, “Sarita Yvonne Lloyd.”

“Senang berkenalan dengan Anda, Lady Sarita,” Gunter meraih tangan Sarita
dan mencium punggung tangannya.

“Senang berkenalan dengan Anda,” Sarita membalas.

“Apakah Anda adalah wanita Pangeran Halbert?” Gunter bertanya terus terang
– membuat Sarita kaget.

224
Fb.me/overebook

“Bukan,” Sarita tersenyum, “Kami…,” Sarita terdiam. Apa sebenarnya


hubungan mereka? Mereka bukan kekasih. Itu jelas. Sekarang apakah mereka
sudah menjadi teman?

“Ia adalah wanitaku malam ini,” suara tegas Halbert memberi jawaban.

Sarita membelalak lebar.

Gunter tersenyum penuh arti. “Bila Lady Sarita adalah wanita Anda, Yang
Mulia, saya sarankan Anda untuk tidak meninggalkannya seorang diri. Apakah
Anda tidak sadar banyak pria yang sedang menunggu kesempatan untuk
merebutnya dari Anda?”

“Itu bukan urusanmu!” Halbert memandang tajam Gunter.

Tanpa berkata-kata lagi, Gunter mengundurkan diri.

Tentu saja Halbert tahu! Beberapa saat lalu orang-orang mengerumuninya


hanya untuk bertanya siapa gadis yang bersamanya dan dari mana ia berasal.
Bahkan Viscount Padilla mengulangi kekagumannya pada Sarita.

“Lady Sarita adalah gadis yang cantik. Di manakah Anda menemukannya,


Pangeran?” Dan ketika Halbert melihat Sarita, Gunter sudah ada di sana –
mencium tangan Sarita dan menatap Sarita penuh kekaguman.

Halbert tidak percaya orang-orang itu bukan hanya tertarik pada Sarita tapi juga
merebut Sarita darinya!

225
Fb.me/overebook

Halbert sadar Sarita adalah gadis yang paling mempesona yang pernah ia temui.
Sarita adalah gadis yang paling tepat untuk menjadi pendampingnya andai saja
ia bukan anak haram Duke Norbert. Ia cantik, mempesona juga cerdas.
Keterampilannya dalam mengurus sebuah wilayah tidak perlu diragukan lagi.
Cookelt tidak pernah mengalami masalah apapun selama sebulan berada di
bawah tangan dinginnya. Sarita benar-benar gadis yang cocok untuk
mendampingnya andai…

„Andai tetaplah andai! Kenyataannya ia adalah putri haram almarhum Duke of


Cookelt,‟ pikir Halbert dengan pahit.

Mengapa ia harus memikirkan ini? Sarita bukanlah satu-satunya wanita di dunia


ini. Masih banyak gadis lain yang lebih pantas menjadi Ratunya. Halbert
memang menegur dirinya sendiri seperti itu tapi ketika melihat sepasang mata
yang menatapnya itu, keyakinan Halbert goyah.

“Yang Mulia Pangeran, sampai kapankah kita akan berada di sini?” dan Sarita
cepat-cepat menambahkan, “Saya tidak keberatan untuk tinggal lebih lama.
Saya hanya berharap saya bisa segera kembali. Saya masih punya pekerjaan
yang harus segera diselesaikan. Anda pun mempunyai pekerjaan esok pagi.”

“Mengapa kau tidak langsung mengatakan kau ingin pulang!?” Halbert bertanya
kesal. Ia tidak sedang dalam suasana hati mendengar cara wanita berbicara yang
berbelit-belit.

“Apakah kita bisa pulang sekarang?” Sarita bertanya lagi dengan suara
manisnya dan senyum tidak bersalahnya.

Gadis ini benar-benar tidak memahami suasana hatinya!

226
Fb.me/overebook

“Segera!” Halbert meraih tangan Sarita dan mengajaknya berpamitan pada


Viscout Padilla.

Viscount Padilla sangat sedih mendengar keinginan mereka.

“Tinggallah lebih lama lagi, Lady Sarita,” Viscount Padilla meraih tangan
Sarita. “Pesta baru saja dimulai dan kita masih belum saling mengenal.”

„Saling mengenal apanya!?‟ Halbert ingin berteriak.

“Saya juga ingin tinggal lebih lama, Viscount Padilla,” Sarita tersenyum,
“Namun sayangnya saya harus pergi. Saya masih punya urusan besok pagi.”

Halbert membelalak. Gadis ini memang sengaja atau apa!? Sudah jelas
Viscount yang sudah beranak cucu ini tertarik padanya, ia malah mengundang.

Sarita memang punya daya tarik yang kuat. Sialnya gadis ini tidak pernah sadar
sikapnya telah memberi lampu hijau pada mereka.

“Hari sudah gelap,” Halbert menarik pinggang Sarita merapat padanya, “Aku
tidak ingin kami pulang terlalu malam.”

“Ah, benar,” Viscount masih tidak ingin melepas tangan Sarita, “Berhati-hatilah
di jalan,” mata Viscount Padilla tidak melepaskan wajah Sarita ketika ia
mencium tangannya.

“Selamat malam,” Halbert langsung membawa Sarita pergi.

227
Fb.me/overebook

“Jadi,” Sarita berkata ketika kereta mulai bergerak. “Apakah Anda selalu marah
karena kencan Anda disapa orang lain?”

Halbert membelalak. Gadis ini tahu! Dan ia masih bersikap lugu!

Tentu saja Sarita tahu. Sikap Halbert yang tiba-tiba berubah menjadi sinis sudah
menyatakan dengan jelas apa yang sedang dirasakan pemuda itu.

“Aku marah karena kau mengundang pria-pria itu mendekatimu,” Halbert


menjawab dingin, “Sekarang aku tahu mengapa Owen, Jason, Chris kemudian
Gunter mengejar-ngejarmu.”

“Apa?” Sarita balik bertanya dengan penuh rasa ingin tahu – membuat Halbert
semakin tidak mengerti watak Sarita.

“Menurutmu apa?” Halbert yakin Sarita sedang bermain teka-teki dengannya.


Halbert tidak akan terpancing dalam permainan gadis ini.

“Pasti karena status saya,” dan Sarita mendesah, “Semua orang percaya saya
adalah anak haram yang akan mengikuti jejak ibu saya.”

“Apa kau tidak sadar, Sarita?” pancing Halbert dengan tidak sabar, “Menurutmu
mengapa orang-orang di pesta Viscount Padilla terus memperhatikanmu!?”

“Karena saya adalah wanita baru Anda,” jawab Sarita polos, “Semua orang
pasti ingin tahu siapakah wanita terbaru Putra Mahkota mereka.”

“ASTAGA!!!” pekik Halbert, “Mengapa ada gadis seperti kau di dunia ini!?”

228
Fb.me/overebook

Halbert semakin membuat Sarita tidak mengerti. “Apa salah saya?”

“Kau adalah gadis yang cantik, Sarita,” Halbert mencengkeram kedua pundak
Sarita, “Apa kau tidak sadar setiap pria tergila-gila padamu karena
kecantikanmu. Bukan karena statusmu!”

“Cantik? Saya?” Sarita tidak percaya, “Saya pikir saya terlihat terlalu pucat dan
rapuh.”

Halbert menyerah. Setidaknya sekarang ia mengerti mengapa Sarita selalu


dengan tidak sadar mengundang pria-pria itu untuk mengejarnya.

Sarita semakin kebingungan ketika Halbert tiba-tiba melepaskannya dan


membuang wajah ke luar jendela. Ia yakin Halbert marah teman kencannya
didekati pria lain. Pasti harga diri yang membuat Halbert tidak mau mengakui.

Sarita tidak membantah ia merasakan secercah kegembiraan ketika menyadari


Halbert cemburu.

„Tapi besok ketika ia pergi dengan wanita lain, amarah itu akan pergi,‟ Sarita
berpikir sedih. Sarita juga menyadari ia tidak punya waktu panjang berduaan
dengan Halbert seperti ini di masa mendatang.

“Pangeran,” Sarita tidak mau melepas kesempatan langka ini. “Saya ingin
meninggalkan Istana.”

Halbert langsung merasakan bahaya mengancam. Ketika melihat Sarita,


wajahnya sudah tegang, “Kau tidak akan ke mana-mana!” ia menegaskan
dengan dingin.

229
Fb.me/overebook

“Mengapa?” Sarita mengutarakan pertanyaan yang selalu menghantuinya.

„Benar! Mengapa?‟ Halbert balik bertanya pada dirinya sendiri. Kalau dipikir-
pikir, Sarita telah banyak merepotkannya. Mulai dari memastikan tidak seorang
Riddickpun menemuinya hingga menyediakan orang khusus untuk menjadi
penghubung antara Sarita dan Graham. Tidak! Sarita tidak merepotkannya!
Tidak pernah!

Halbert sadar yang mencari-cari kerepotan itu adalah dirinya sendiri. Sejak
pertama menjadi pahlawan – tanpa ia sadari – di hadapan almarhum Duke
Norbert, ia tidak pernah melepaskan kesempatan untuk menjadi pahlawan. Ia
bebas bila Sarita pergi. Tapi entah mengapa ia benar-benar takut akan ide Sarita
pergi menghilang. Mengapa pula ia yang suka akan petualangannya mau
melibatkan diri dengan gadis ini, sang putri haram dan direpotkan olehnya?

“Aku tidak tahu.”

Sarita melihat wajah tampan itu dengan sedih. Ia pikir setelah pesta ini jiwa
petualang Halbert akan terpuaskan tapi rupanya ia salah.

“Mungkin Anda hanya ingin tidur dengan saya.”

Halbert terkejut. Tidak seorang gadis terhormatpun yang akan mengatakannya.

“Jiwa petualang Anda pasti tertarik untuk mencoba petualangan baru,” Sarita
memutuskan bila memang hanya ini yang dapat membuat Halbert
melepaskannya, ia akan melakukannya. Kenangan semalam yang manis dengan
Halbert bukanlah ide yang benar-benar buruk.

230
Fb.me/overebook

Ia tidak menyukainya tapi ia tidak akan menyesalinya.

Halbert adalah seorang pria yang tampan. Ketika ia menyentuhnya,


menciumnya, memeluknya, ia tidak merasa takut maupun jijik. Sebaliknya,
Halbert memberinya kehangatan yang telah lama dirindukannya.

„Yang menyedihkan adalah Halbert bukan tipe seorang pria yang akan
mencintai satu wanita seumur hidupnya,‟ Sarita menyadari dengan pedih.

Halbert menatap Sarita lekat-lekat. Gadis ini benar! Pasti jiwa petualangannya
yang menjadi dalang tindakannya yang tidak masuk akal ini. Pasti ia yang
bertanggung jawab atas semua kegalauannya akhir-akhir ini.

Ia tidak pernah membuat affair dengan seorang anak haram. Pasti jiwa
petualangannya ingin mencobanya. Ia pasti tertarik oleh kecantikan gadis ini
seperti ia tertarik pada berbagai macam wanita sebelumnya. Tapi gadis ini…

“Apa kau yakin?” Halbert mencondongkan tubuh ke arah Sarita.

Sarita merapat di pojok kereta dengan panik.

Penolakan gadis ini pasti telah memancing harga dirinya untuk semakin
mendekatinya.

“Apabila itu memuaskan jiwa petualangan Anda, saya akan melakukannya,”


Sarita sadar otaknya sudah siap menerima sentuhan Halbert tapi hatinya masih
belum siap. Tidak ketika ia sadar ia akan menjadi satu dari wanita-wanita
Halbert yang terlupakan setelahnya!

231
Fb.me/overebook

Sarita tidak ingin Halbert melupakannya. Sarita ingin Halbert terus


mengenangnya.

“Perkataanmu dan tindakanmu sungguh berbeda.” Halbert menjauhi Sarita.

“I-itu karena Anda mengagetkan saya.”

Halbert tidak percaya. “Apakah sekarang kau sudah siap?”

Sarita mengangguk. Namun badannya secara spontan menjauhi Halbert ketika


pemuda itu mendekat.

Halbert melingkarkan tangan di pinggang Sarita. Tangan Sarita menekan dada


Halbert untuk menjaga jarak di antara mereka.

“Apakah kau masih kaget?” Halbert mengejek.

“T-tidak,” Sarita tahu ia berbohong.

Mata Halbert menangkap bayangan seseorang di dalam kereta yang berpapasan


dengan mereka. Halbert segera melepas Sarita untuk memastikan matanya.

Kereta Duke of Vinchard menjahui Istana Ririvia.

„Apa yang dilakukan Duke Vinchard di sini?‟ Halbert bertanya-tanya.

Duke of Vinchard adalah orang yang banyak berjasa pada Helsnivia. Ia adalah
orang yang cerdas namun keras. Ia banyak membantu kakek Halbert

232
Fb.me/overebook

memajukan Helsnivia. Semua orang di Helsnivia sangat menghormatinya.


Bahkan ayahnya, Raja Kerajaan Helsnivia, selalu mendengar segala
perkataannya. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini Duke banyak
mengurung diri di kediamannya yang jauh dari ibukota.

“Ada apa, Yang Mulia?”

Halbert melihat Sarita.

Gadis ini! Pasti Saritalah yang menjadi alasannya. Bukankah Gunter, sang
penerus Duke of Vinchard, mendekati Sarita dalam pesta? Entah dari mana
Gunter mendengar Sarita. Tapi pastilah Duke Vinchard datang untuk
mengambil Sarita dari sisinya.

Halbert memeluk Sarita erat-erat. Ia tidak akan membiarkan seorang pun


merebut Sarita!

“P-pangeran,” Sarita melepaskan diri, “Kita sudah tiba.”

Seseorang membuka pintu kereta.

Halbert keluar dan membantu Sarita. “Malam ini aku akan menemuimu,”
bisiknya sebelum melepas tangan Sarita. Tidak akan seorang pun mendapatkan
Sarita sebelum ia!

Sarita lari ke dalam kamarnya dan langsung menutup pintu.

Sarita menyandarkan punggung di pintu. Halbert benar-benar membuatnya


kaget dan takut ketika ia memeluknya erat-erat dengan wajah tegang.

233
Fb.me/overebook

“Malam ini aku akan menemuimu.”

Wajah Sarita pucat pasi.

Ia benar-benar seorang pembohong besar! Mulutnya dan otaknya sudah siap


menyerahkan diri pada Halbert tapi hati dan tubuhnya masih belum siap!

Ia harus mempersiapkan diri seutuhnya sebelum Halbert datang.

®RatuBuku

Halbert melangkah masuk pintu serambi kamar Sarita yang terbuka.

“Saya sudah tahu Anda akan datang dari sana,” Sarita berjalan mendekat.

Halbert tertegun.

Sarita tampak begitu cantik, begitu menggoda dalam gaun tidur tipisnya.
Rambut pucatnya yang panjang tergerai menutupi buah dadanya yang ranum
hingga ke tubuhnya yang melekuk molek. Matanya yang lebar menatapnya
dengan lembut.

Halbert merengkuh Sarita dalam pelukannya. “Mengapa ada wanita secantik


kau?” gumamnya dan ia menjatuhkan ciumannya di bibir Sarita.

Untuk sesaat Halbert dapat merasakan penolakan Sarita. Tangannya merapatkan


tubuh Sarita ke tubuhnya sendiri. Bibirnya terus menggoda bibir yang bergetar
itu. Ketika Sarita sudah mulai tenang, ketika bibir Sarita terbuka menerima

234
Fb.me/overebook

ciumannya, Halbert menjelajahi setiap inci wajah Sarita dengan ciumannya


sementara itu tangannya menelusuri setiap lekuk tubuh moleknya.

Sarita bergetar. Ia tidak takut. Ia tidak jijik seperti ketika Jason ataupun Chris
memegangnya. Tubuhnya tergetar oleh sensasi yang tidak dikenalnya.

Halbert merasakan getaran tubuh Sarita dan ketika ia menghentikan ciumannya,


ia melihat sepasang mata biru cerah itu bersinar penuh kepasrahan.

Halbert bertanya-tanya. Inikah yang ia inginkan dari Sarita? Hanya


tubuhnyakah? Hanya satu malam yang panaskah?

Halbert menatap sepasang mata biru muda yang haus akan sensasi yang baru
dikenalkannya. Pandangannya turun ke bibir yang merekah dengan
mengundang.

Saat itulah Halbert sadar. Ia menginginkan lebih dari Sarita. Ia tidak butuh
semalam panas dengan Sarita. Ia tidak ingin tubuh gadis ini. Lebih dari semua
itu, ia menginginkan gadis ini seutuhnya! Ia menginginkan cinta Sarita!

Kenyataan itu mengagetkan dirinya hingga untuk sesaat ia tidak tahu apa yang
harus dilakukannya.

Inikah yang namanya cinta? Halbert benar-benar tidak menyukai hal yang
merepotkan ini. Karena itulah ia tidak suka terlibat dengannya. Namun ia lebih
membenci kenyataan Sarita ingin meninggalkannya. Ia tidak suka bayangan
Sarita akan pergi ke pelukan pria lain.

235
Fb.me/overebook

Ia tampan, berkuasa, kaya serta menarik tapi itu tidak cukup untuk mendapatkan
hati Sarita. Halbert tahu ia membutuhkan sesuatu yang lebih dari segala yang
telah dimilikinya. Ia membutuhkan sesuatu yang lebih dahsyat untuk
mendapatkan Sarita, gadis yang telah memikatnya dengan keacuhan,
keberanian, dan kebebasannya ini. Andai saja ia tahu apa itu, semuanya akan
lebih mudah tapi sayangnya ia tidak tahu. Apakah ini artinya ia hanya dapat
kehilangan gadis ini untuk selamanya?

Pikiran itu menakutkan Halbert. Ia bersumpah bila ia tidak bisa mendapatkan


Sarita maka tidak seorang pun akan mendapatkan Sarita. Ya, ia lebih suka
menjadi seorang bajingan daripada membiarkan Sarita jatuh ke pelukan pria
lain.
Halbert benar-benar takut. Ia tidak percaya seorang gadis bisa membuatnya
seperti ini.

Halbert memeluk Sarita dengan lembut seolah-olah ia adalah patung pasir


cantik yang akan hancur bila ia memberi tenaga lebih. Hatinya menjerit akan
cinta Sarita. Tangannya tidak ingin melepaskan gadis ini dari pelukannya.
Namun di saat yang bersamaan ia merasa putus asa. Ada jarak yang begitu lebar
di antara mereka. Namun di atas semua kenyataan pahit ini, fakta yang terpahit
adalah Sarita tidak mungkin jatuh cinta padanya!

Sarita menjauhinya. Sarita tidak tertarik padanya. Sarita menghindarinya


sedemikian rupa sehingga bila ada yang bertanya padanya seperti apakah sikap
seorang wanita yang membencinya, Halbert akan menjawab, “Lihatlah Sarita. Ia
punya segala yang dimiliki bermacam-macam wanita yang tidak menyukaiku.”

236
Fb.me/overebook

Hati Halbert menjerit pahit. Mengapa ia harus jatuh cinta pada gadis ini?
Mengapa ia tidak menyadari perasaan ini sebelumnya? Mengapa ia terus
menyalahkan jiwa petualangannya atas sikapnya akhir-akhir ini?

Seharusnya ia tahu sejak pertama mereka bertemu. Sarita adalah satu-satunya


wanita yang paling cocok menjadi ratunya. Sarita adalah wanita yang paling
berpotensial membuatnya jatuh cinta.

Ah, cinta…

Mengapa kata yang pendek ini begitu rumit?

“Sarita, sayang,” kata Halbert lembut. “Aku begitu bahagia kau mau melakukan
ini. Aku sungguh menghargainya.” Halbert menjauhkan Sarita dari pelukannya.
Matanya menatap dalam-dalam sepasang mata yang masih terbius oleh sensasi.
Betapa ia ingin memiliki gadis ini seutuhnya...

“Hari ini sudah malam. Beristirahatlah. Kau masih mempunyai banyak


pekerjaan yang harus diselesaikan,” Halbert mencium kening Sarita, “Selamat
malam,” katanya dan dengan berat hati ia melangkah ke pintu.

®RatuBuku

237
Fb.me/overebook

Chapter 13

Sarita memperhatikan Halbert berjalan di antara sekompi pengagumnya dengan


sedih. Halbert tidak akan pernah kekurangan wanita. Bahkan wanita yang telah
ditinggalkannya rela mengantri lagi hanya untuk dapat bersamanya.

Semalam setelah Halbert pergi, ia langsung berbaring di tempat tidur tapi ia


tidak dapat tidur. Tubuhnya terus mengenang Halbert. Pikirannya tidak dapat
lepas dari Halbert. Sentuhan Halbert telah membuatnya takut – takut akan
dirinya sendiri.

Ketika Halbert menyentuhnya, Sarita takut. Namun sentuhan Halbert yang


begitu lembut membuatnya tenang. Ciumannya yang begitu memabukkan
membuatnya melupakan segala ketakutannya. Hanya Tuhan yang tahu persis
apa yang membuat Halbert tiba-tiba berhenti.

Namun Sarita percaya Halbert pasti sadar betapa berbedanya dunia mereka.
Halbert pasti sadar ia, sang Putra Mahkota, tidak bisa membuat affair apapun
dengan seorang gadis biasa.

Pagi ini ketika mendengar langkah kaki Halbert, ia memutuskan ia HARUS


berbicara dengannya!

Sarita memperhatikan senyum Halbert menyambut sapaan wanita-wanita cantik


itu. Ia menyadari Halbert akan melupakannya seperti ia melupakan wanita-
wanita yang pernah melintasi petualangan cintanya. Sarita tidak menyukai itu!
Ia tidak ingin menjadi seorang dari mereka!

238
Fb.me/overebook

“Anda mendapat sambutan hangat seperti biasa,” Sarita kaget menyadari ia


masih bisa tersenyum manis.

“Mengapa kau di sini?” Halbert turun dari kudanya, “Di mana Wyatt?”

“Mari kita masuk,” Halbert memberi jalan pada Sarita.

Ah, tentu saja ia tidak mengharapkannya. Halbert pasti tidak mau terlihat
bersama si gadis miskin.

Seorang dari pengawal Sarita mengambil tali kekang kuda dan membawanya
kembali ke istal di belakang Istana.

“Apakah kau menungguku?” Halbert dengan tidak sabar mengungkapkan


luapan kegembiraannya.

Sarita mundur dengan kaget.

Halbert memperhatikan ekspresi kepanikan di wajah cantik Sarita dengan


kecewa.

Pagi ini ia meninggalkan Istana jauh lebih awal dari biasanya untuk melepaskan
segala frustasinya. Tapi ia gagal. Sedikitpun ia tidak bisa berhenti memikirkan
Sarita.

Sejak awal ia tahu gadis ini berbeda dengan wanita-wanita yang lain. Di awal
pertemuan mereka, ia memutuskan Sarita tidak akan pernah menjadi wanitanya.
Sekarang pun tidak!

239
Fb.me/overebook

Pertama ia melihatnya sebagai anak haram yang mempesona dan angkuh.


Kemudian ia melihat kerapuhannya di balik wajah cantiknya yang dingin.
Sekarang ia tahu ia bisa berbicara berbagai hal dengannya tanpa merasakan
perbedaan antara pria dan wanita.

Begitu ia melihat Sarita di pintu, ia menyadari betapa ironisnya cinta ini. Sarita
membuatnya berada dalam posisi yang membingungkan – disukai atau dibenci?
Kadang ia begitu hangat dan terbuka. Kadang ia begitu dingin dan menjauh.

Ironis! Benar-benar ironis! Mengapa ia bisa jauh cinta pada seorang gadis yang
begitu polos? Tapi inilah Sarita, bukan? Ia adalah si gadis cantik yang tidak
menyadari pesonanya sendiri. Halbert ingin tahu apakah Sarita masih akan
sedemikian acuhnya jika ia sadar akan daya tariknya.

Semalam ia benar-benar tersiksa. Butuh usaha keras untuk tidak mencium Sarita
dan mengungkapkan segala cintanya. Ia begitu merindukan Sarita, gadis yang
hanya berbatasan tembok dengannya namun jauh dari jangkauan. Ia begitu ingin
memeluk Sarita, menciumnya, mencintainya dengan segala kelembutan yang ia
tahu.

Hanya penolakan inilah yang menghentikannya.

Sarita mengikuti Halbert melintasi Hall tanpa suara.

Semalam Halbert telah membuatnya sadar ia tidak akan pernah mejadi Sarita
yang dulu lagi. Ia akan selalu merindukan sentuhan Halbert. Ia akan selalu
merindukan kehangatan pelukannya.

240
Fb.me/overebook

Sarita sadar sebelum ia benar-benar tergila-gila pada Halbert, ia harus pergi


sejauh mungkin dari pemuda ini. Halbert sudah sadar jiwa petualangannya tidak
bisa membawanya membuat affair dengan gadis biasa. Sekarang ia pasti akan
melepaskannya.

„Setelah aku pergi, akankah ia mengenangku?‟ Sarita berpikir sedih tanpa


melepaskan mata dari pemuda yang begitu tampan dan gagah ini. Tidak! Ia
tidak bisa membiarkan dirinya sendiri jatuh semakin jauh dalam pesona pemuda
yang hanya akan menyakitinya ini.

“Pangeran,” Sarita berkata perlahan namun jelas, “Hari ini saya akan
meninggalkan Istana.”

Langkah kaki Halbert langsung terhenti. Matanya menatap Sarita dengan tidak
percaya. Semalam ia baru menyadari cintanya pada gadis ini dan pagi ini gadis
ini ingin pergi meninggalkannya!

“Kau tidak akan ke mana-mana,” Halbert menegaskan.

“Saya adalah tamu Anda, bukan tawanan. Saya bisa pergi kapanpun saya mau.
Anda tidak berhak menghalangi saya.”

“Begitu inginkah kau pergi?” Wajahnya yang tegang tidak melepaskan setiap
ekspresi Sarita. “Mau pergi ke mana kau!?”

Sarita tidak bisa membiarkan pikirannya mengembara. “Ke mana pun kaki saya
melangkah.”

241
Fb.me/overebook

“Tidak, Sarita. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi,” Halbert menegaskan.


Dengan cepat ia mencari alasan tepat untuk melarang Sarita, “Kau tidak punya
tujuan. Kau tidak punya tempat berteduh.” Dan kaki Halbert melangkah cepat
menjauhi Sarita.

“Di mana langit menaungi, itulah rumah saya. Sejak kecil saya terbiasa tidur di
mana pun.”

“Tidak,” bibir Halbert berdesis menahan emosi. Inilah gadis yang menjerat
hatinya. Apa yang membuat Sarita berpikir ia akan membiarkannya pergi!?
“Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan Ririvia! Selangkahpun tidak!”
Dan ia berjalan cepat meninggalkan Sarita.

Sarita berdiri termangu. Mengapa Halbert masih tidak dapat membiarkannya


pergi? Hanya Tuhan yang tahu apa yang dimainkan jiwa petualangan pemuda
itu.

Suasana makan pagi itu lebih dingin dari biasanya. Untuk alasan yang yang
tidak diketahui Sarita, Halbert tidak dalam suasana hati senang. Ia yang
biasanya selalu mengobrol dengan ayahnya tentang urusan Helsnivia, diam
seribu bahasa.

Sarita tidak mau terlalu berspekulasi tentang sumber suasana hati Halbert. Sarita
sudah memutuskan untuk pergi dengan atau tanpa sepengetahuan Halbert. Ia
mendapat ijin dari Raja Marshall untuk meninjau gudang pangan mereka di
Travlienne. Sarita berencana untuk langsung meningalkan Ririvia setelahnya.

Tapi ketika Sarita kembali ke kamarnya, ia ragu rencananya akan berjalan


mulus.

242
Fb.me/overebook

“Saya sudah menyiapkan kereta untuk Anda,” Savanah menyambut


kedatangannya dengan senyum.

Sarita tidak tahu bagaimana Savanah tahu tentang rencana kepergiannya ke


Travlienne.

“Apakah Anda sudah siap untuk pergi” Savanah mengambil sebuah topi
untuknya dan demi kekagetan Sarita sendiri, Savanah membawa topi untuk
dirinya sendiri!

“Saya akan menemani Anda,” ia menjawab kekagetan Sarita.

Bagus! Ratu Kathleen pun tidak mau ia pergi tanpa memuaskan jiwa petualang
putra kesayangannya.

“Ke mana Anda akan pergi, M‟lady?” pengawal Sarita langsung bertanya,
“Pangeran memerintah kami untuk tidak membiarkan Anda meninggalkan
Istana.”

Tentu saja! Ia adalah sang Pangeran di tempat ini.

“Paduka Raja memberi Lady Sarita ijin untuk meninjau gudang di Travlienne.
Aku akan pergi bersamanya,” Savanah menjawab.

“Maka kami pun akan pergi bersama Anda,” kata prajurit yang lain.

Lengkaplah sudah! Mengapa ia bisa melupakan tiga petugas penjaranya ini?

243
Fb.me/overebook

“Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri.”

“Kami diperintah untuk menjaga keselamatan Anda selama Anda berada di


Helsnivia,” Savanah memberitahu.

“Pangeran memerintah kami untuk tidak meninggalkan Anda selangkah pun.”

Dan ia tidak punya suara? Sarita melihat tiga orang itu dengan putus asa.
Tampaknya ia harus memikirkan cara lain.

Sekarang Ratu Kathleen sudah campur tangan. Halbert pasti puas melihatnya
pergi tanpa meninggalkan seorang pun dari tiga petugas penjaranya.

Sarita mengikuti Savanah memasuki kereta dengan tidak senang. Apakah


Halbert akan membiarkannya pergi setelah ia membuat berita besar seperti
teman-teman kencannya yang lain?

Di dalam Ruang Tahta, Halbert memikirkan Sarita dengan putus asa. Pikirannya
sudah tidak lagi tertuju pada pembicaraan orang tuanya. Ia berniat membuka
jendela dan matanya memangkap pemandangan yang menakutkan itu.

Ia harus menghentikan Sarita!

“Mau ke mana kau!?” suara tinggi Ratu menghentikannya.

“Sarita mau pergi, Mama!”

“Kau tidak akan ke mana-mana!” Ratu menegaskan dengan suara dinginnya.

244
Fb.me/overebook

“Aku harus menghentikannya!”

“Jangan berpikir untuk menyentuhnya!” Ratu Kathleen memperingati, “Ia


bukan untukmu!”

“Ia akan pergi,” Halbert memberitahu dengan tidak sabar, “Ia tidak punya
tempat tinggal. Aku harus menghentikannya,” Halbert membuka pintu.

“BERHENTI!” seru Ratu.

Halbert terkejut. Ibunya tidak pernah berseru seperti ini padanya.

“Ia tidak akan ke mana-mana,” Ratu menatapnya dengan murka.

“Sarita tidak akan pergi ke mana-mana, Halbert,” Raja Marshall memberitahu


dengan suaranya yang sabar – berbeda dengan Ratu yang kehilangan control
melihat tingkah putranya.

“Tapi…”

“Pergi kunjungi Duke Vinchard!” perintah Ratu.

Duke of Vinchard? Ada apa dengannya? Bukankah kemarin malam ia masih


sempat mengunjungi Istana?

“Duke Vinchard jatuh sakit. Cepat kunjungi dia. Jangan membuatku malu!”

Halbert terperangah melihat wajah murka ibunya yang lembut. Mata hijau yang
menatap tajam padanya itu menyalahkannya.

245
Fb.me/overebook

“Cepat pergi!” Ratu sudah hampir berteriak karena kesalnya.

Halbert tidak membantah. Ratu yang marah seperti ini tidak dapat diajak
berunding. Ini kali pertama Halbert melihat ibunya murka seperti ini.

Halbert dapat memahami mengapa Ratu murka. Mereka tengah membicarakan


masalah kerajaan dan ia membingungkan Sarita.

Sikap ibunya sudah mulai berubah sejak Sarita menginjakkan kaki di Istana.
Ratu tentulah murka. Ia telah membawa pulang wanita. Halbert tidak pernah
melakukannya sebelumnya dan ketika ia melakukannya untuk kali pertama, ia
membawa pulang anak haram. Tentu saja Ratu Kathleen marah. Belum lagi
ditambah sikap ayahnya yang hangat. Setiap ada kesempatan Raja pasti akan
berbicara dengan Sarita. Halbert pun pernah melihat mereka tertawa bersama di
suatu siang di Ruang Perpustakaan.

Halbert tidak ingin bersitegang dengan Ratu yang akhir-akhir ini sudah panas.
Ia segera mempersiapkan diri untuk pergi ke Quadville, kediaman Duke of
Vinchard. Namun pikirannya terus tertuju pada ketakutannya akan kepergian
Sarita.

Atas dasar apa Ratu yakin Sarita tidak akan pergi ke mana-mana? Tapi Raja
yang tidak ingin Sarita pergi pun yakin. Tentu ada sesuatu yang mereka tentang
kepergian Sarita ini, yang tidak ia ketahui.

„Setidaknya Sarita tidak membawa kopernya,‟ Halbert mencoba meredakan


kepanikannya melihat koper besar Sarita masih di samping tempat tidur.

246
Fb.me/overebook

Satu jam kemudian Halbert sudah berada di Quadville.

“Selamat datang di Quadville, Pangeran,” sambut Brudce – sang Kepala Rumah


Tangga Quadville.

“Aku mendengar Duke of Vinchard jatuh sakit.”

“Istana memang cepat,” Brudce tersenyum.

“Apa yang terjadi? Kemarin malam aku melihatnya meninggalkan Istana.”

“Duke sudah tua, Yang Mulia. Sudah sewajarnya ia sakit-sakitan.”

Halbert tidak mempercayainya. Walau Duke sudah berkepala tujuh, Halbert


masih sering melihatnya pergi berkuda atau berburu. Duke of Vinchard
memang sudah tua namun jiwanya tidak pernah menua.

Brudce membawa Halbert menemui Duke of Vinchard.

Seorang pria tua yang terbaring dengan wajah lesu di tempat tidur membuat
Halbert tertegun. Sekalipun ia tidak pernah membayangkan akan melihat Duke
of Vinchard yang keras dan aktif ini terbaring tanpa daya di tempat tidur.

“Siapa? Sharonkah?” suaranya yang lemah bertanya.

“Pangeran Halbert datang menjenguk Anda, M‟lord,” Brudce memberitahu.

Halbert berdiri di sisi Duke. “Saya dengar Anda jatuh sakit. Apakah Anda sudah
merasa lebih baik?”

247
Fb.me/overebook

Duke memalingkan wajah.

Halbert melihat Brudce dengan bingung.

“Duke sedang dalam suasana hati buruk. Ia selalu seperti ini setiap kali ia sakit.
Tidak seorang pun berani mendekatinya ketika ia dalam suasana hati buruk
kecuali saya.”

Untuk seorang pria yang selalu aktif seperti Duke of Vinchard, sudah
sewajarnya ia tidak suka berdiam diri di tempat tidur.

“Apakah kau sudah memanggil Dokter?”

“Sudah, Yang Mulia.”

“Apa katanya?”

Duke hanya terkena demam biasa tapi…,” Brudce hanya mengangkat bahu
dengan pasrah.

Halbert melihat Duke. Untuk pria tua seusianya, demam biasa pun bisa
mematikan. Halbert bersimpati padanya. “Adakah yang bisa saya lakukan untuk
Anda?” Halbert memegang tangan keriput itu.

Duke sama sekali tidak menghiraukannya.

Halbert mengikuti pandangan Duke. Seketika tubuhnya membeku.

248
Fb.me/overebook

Sarita! Bagaimana lukisan Sarita biasa berada di sini!? Halbert melihat Duke
yang tampak tidak bertenaga itu. Apakah Duke datang ke Istana untuk dirinya
sendiri? Apakah ini alasan ibunya menyuruh Savanah mengawasi Sarita? Entah
bagaimana Duke mengetahui tentang Sarita. Hidup seorang diri di Kastil
Quadville yang megah tanpa istri dan anak pasti membuatnya kesepian. Halbert
sudah mendengar Duchess of Vinchard meninggal puluhan tahun lalu tanpa
meninggalkan keturunan pada Duke. Apakah kecantikan Sarita pun mempesona
Duke of Vinchard?

Halbert berdiri di bawah lukisan itu dan memperhatikannya lekat-lekat. Saat


itulah ia sadar gadis muda dalam lukisan itu bukan Sarita. Gadis itu benar-benar
mirip Sarita kecuali sepasang mata hijaunya yang menantang penuh keberanian.

Halbert terkesiap.

“Siapa dia?” ia bertanya pada Brudce.

Brudce diam membisu. Matanya melirik Duke yang terus menatap lukisan itu
dari tempat tidur lalu pada Halbert yang menatapnya dengan wajah pucat.

“Ia adalah Lady Sharon Elwood, putri Duke Vinchard.”

“Putri Duke!?” Halbert membelalak.

“Duchess hanya meninggalkan seorang putri ketika ia meninggal. Duke sangat


mencintai Lady Sharon. Namun Tuan Puteri memilih untuk pergi meninggalkan
Duke demi pria yang dicintainya.”

249
Fb.me/overebook

Penjelasan singkat itu langsung membuat Halbert menghambur keluar. “Aku


pergi dulu, Brudce. Aku akan mengirim orang untuk merawat Duke.”

Halbert yakin ia baru menemui ibu Sarita. Dapat dimengerti mengapa Duke of
Vinchard tidak merestui cinta putrinya. Menjadi wanita simpanan pria lain
bukanlah suatu hal yang bisa diterima orang seperti Duke of Vinchard.

“Di mana Sarita?” tanya Halbert begitu ia menginjakkan kaki di Istana.

“Lady Sarita belum kembali, Yang Mulia,” jawab Wyatt.

Jawaban itu membuat Halbert langsung melesat ke kamar Sarita.

Koper Sarita masih di sisi tempat tidur.

Halbert membuka isinya – memastikan Sarita tidak bermain licik dengannya.

Bagus, baju-baju Sarita masih di sana.

Tunggu dulu! Akhir-akhir ini Sarita tidak mengenakan gaun-gaun katunnya


yang kasar.

Sarita beranjak ke lemari baju Sarita.

Deretan gaun-gaun sutra Sarita yang berjajar rapi di dalam lemari membuat
Halbert lega tapi itu tidak mampu membuatnya tenang. Ia terus berjalan
mondar-mandir dari pintu ke pintu serambi.

250
Fb.me/overebook

Halbert sudah hampir meledak ketika akhirnya ia mendengar langkah-langkah


kaki ringan Sarita mendekat.

“Ke mana saja kau!?”

Sarita kaget. Pintu kamarnya terbuka bahkan sebelum ia memegang pegangan


pintu dan wajah murka Halbert menyerangnya.

“Aku pergi bicara denganmu!” Halbert menarik Sarita dengan kasar dan
menutup pintu di hadapan tiga orang yang masih belum pulih dari kaget itu.

Sarita melihat Halbert dengan bingung. Ada apa dengan pemuda ini? Apa jiwa
petualangannya sekarang menyesali kesempatan yang telah disia-siakannya
semalam?

“Ke mana saja kau!?” Halbert bertanya dengan murka.

“Saya pergi ke Travlienne,” jawab Sarita – kebingungan oleh kemurkaan


Halbert yang tidak beralasan. Dan ia menambahkan, “Paduka Raja mengijinkan
saya pergi.”

“Papa tidak ingin kau pergi,” desis Halbert, “Ia bahkan takut kau tidak betah
tinggal di Istana.”

Jadi inilah alasannya. Pantas saja akhir-akhir ini Raja Marshall selalu bertanya
apakah ia betah, apakah ia membutuhkan sesuatu.

“Saya mendapat ijin untuk meninjau gudang pangan di Travlienne untuk


referensi pembangunan gudang Cookelt yang baru.”

251
Fb.me/overebook

Kemurkaan Halbert langsung mereka oleh nama itu. Ia duduk di ranjang.

Tiba-tiba saja ia merasa kepenatan yang teramat sangat. Matanya menatap gadis
yang masih menatapnya dengan mata tidak berdosanya. Ia begitu takut
kehilangan Sarita tapi gadis ini terus menerus menyatakan ingin pergi. Mungkin
setelah kembali ke pelukan keluarganya pikiran itu akan pergi dari kepala cantik
itu.

“Siapa nama ibumu, Sarita?”

Suara lembut Halbert membuat Sarita kian kebingungan. “Saya tidak tahu,” dan
ketika melihat ekspresi wajah Halbert, ia menambahkan. “Papa tidak pernah
menyebut apapun tentang dia.”

Halbert termenung. Ini artinya Sarita benar-benar tidak tahu ia masih punya
keluarga di Helsnivia.

“Kemasi barangmu, Sarita. Kau akan tinggal di Quadville.”

Sarita membelalak. Halbert tidak mau ia pergi dan sekarang ia mengusirnya!?

“Duke of Vinchard jatuh sakit. Ia membutuhkanmu.”

“Membutuhkan saya? Mengapa?”

“Karena kau berpengalaman merawat orang sakit,” jawab Halbert – menolak


memberikan jawaban yang sebenarnya. Ia tidak mau mengatakan apa pun
mengenai temuannya ini sebelum ia membuktikan kebenarannya. “Akau

252
Fb.me/overebook

melihat kau merawat almarhum Duke Norbert dengan sangat baik. Duke
Ephraim pasti akan senang kalau kau mau merawatnya.”

Sarita melihat wajah tampan yang sekarang melembut itu. Ia tidak mengerti. Ia
tidak tahu apa yang dipikirkan petualang satu ini. Tapi Sarita tidak
menolak.Pergi ke Quadville adalah langkah pertama yang bagus untuk menjauhi
Halbert. Di Quadville tidak ada Savanah maupun dua prajurit yang selalu
mengekornya. Ia bisa memulai petualangannya dari Quadville.

®RatuBuku

253
Fb.me/overebook

Chapter 14

“Siapakah Anda?” mata jeli Brudce memperhatikan Sarita lekat-lekat.

“Saya adalah Sarita Yvonne Lloyd. Pangeran Halbert mengirim saya untuk
merawat Duke of Vinchard,” jawab Sarita sopan.

Brudce terperanjat.

Sarita yakin pria tua ini pasti tidak tahu kedatangannya.

Prajurit menurunkan koper-koper Sarita yang sudah beranak-pianak menjadi


lima koper – satu kopernya sendiri dan empat koper berisi barang-barang yang
dikemasi Savanah untuknya.

Begitu mendengar Sarita akan pergi ke Quadville, Savanah terlihat sangat


gembira hingga wajah dingin kakunya tidak dapat menutupi kegembiraannya
itu. Ia langsung mengemasi barang-barangnya dan mempersiapkan
keberangkatannya ke Quadville.

Sarita bersumpah ia melihat senyum puas Ratu Kathleen ketika mereka


berpapasan di Hall.

Si anak haram akhirnya meninggalkan Istana!

Tidak seorang pun memprotes Sarita membawa pergi gaun-gaun yang bukan
miliknya selama si anak haram tidak mencemari Istana.

254
Fb.me/overebook

Halbert pun terkesan ingin segera mengusirnya pergi. Tak sampai sepuluh menit
setelah Halbert memerintahkannya pergi, pemuda itu sudah menyiapkan kereta
kuda untuknya. Bahkan Halbert terlihat sangat gelisah ketika ia tidak segera
muncul. Mungkin hanya Raja Marshall yang tidak tega ditinggalkannya.
Berulang kali ia menyuruh Sarita kembali ke Istana bila ia tidak betah.

Tentu saja Sarita tidak akan kembali! Betah atau tidak, ia tetap akan
meninggalkan Helsnivia. Pasti karena sudah tahu pikirannya inilah, Halbert
memerintahkan prajurit untuk mengawal kepergiannya ke Quadville.

“Selamat datang, Tuan Puteri,” Brudce pulih dari kekagetannya. “Kami dengan
senang hati menyambut kedatangan Anda,” katanya hormat. “Saya adalah
Brudce, Kepala Rumah Tangga Quadville. Bila Anda membutuhkan sesuatu,
jangan ragu mengatakannya pada saya. Saya akan melakukan yang terbaik
untuk Anda.”

Sarita terperangah. Inikah cara mereka menyambut seorang gadis yang akan
menjadi perawat tuan mereka? Tampaknya Duke yang satu ini bukan orang
yang mudah dihadapi.

“Bila Anda berkenan, saya akan membawa Anda menemui Duke sementara
pelayan mempersiapkan kamar Anda.”

Ia pasti tidak tahu! Entah apa yang dipikirkan Halbert. Apa sekarang ia berpikir
untuk menyembunyikannya di sini?

“Tentu,” Sarita tersenyum, “Saya akan senang sekali bertemu dengan Duke.”

255
Fb.me/overebook

Dengan tangannya, Brudce memerintahkan pelayan untuk membawa masuk


koper-koper Sarita.

Sarita dapat melihat mata para pelayan pria itu terus memperhatikannya.
Mereka pasti berpikir perawat seperti apakah dia? Datang dengan lima koper
besar hanya untuk menjaga seorang sakit. Sarita tidak peduli. Toh bukan
semuanya miliknya.

Brudce membawa Sarita ke kamar Duke of Vinchard.

Sarita mengikuti Brudce tanpa suara.

Brudce berhenti di depan pintu kayu putih. “Duke adalah seorang yang keras. Ia
suka segalanya dilaksanakan seperti keinginannya,” Brudce memberitahu,
“Kadang kala ia menjadi sangat pemarah dan cerewet.” Brudce melihat Sarita
lekat-lekat. “Saya berharap Anda memahaminya. Bertahun-tahun ia tinggal di
sini seorang diri.”

“Saya mengerti.”

Brudce mengetuk pintu dengan perlahan.

Seseorang membuka pintu. “Ada apa, Brudce?”

Sarita terperanjat.

Pria yang membuka pintu itu juga terkejut. “Mengapa Anda ada di sini, Lady
Sarita?”

256
Fb.me/overebook

“S-saya pikir,” Sarita melihat Brudce lalu pada Gunter Elwood, pria yang baru
dikenalnya kemarin malam.

“Apakah Anda mengenal Tuan Puteri, Tuan Muda?” tanya Brudce tidak kalah
kaget.

“Ya,” jawab Gunter, “Semalam kami bertemu di pesta Viscount Padilla.”


Gunter tidak melepaskan mata dari Sarita, “Apakah yang membuat Anda
datang?”

“Pangeran mengirim saya untuk merawat Duke,” jawab Sarita. Sarita merasa
sekarang giliran mereka menjawab kebingungannya. “Mengapa Anda di sini?
Saya pikir Duke tinggal seorang diri.”

“Duke memang tinggal seorang diri,” jawab Gunter, “Aku adalah cucu
keponakannya.”

“Tuan Muda Gunter adalah penerus Duke of Vinchard,” tambah Brudce.

Sarita bertanya-tanya. Apa yang sedang direncanakan Halbert? Tidak mungkin


Halbert tidak tahu tentang ini. Apa mereka sedang bersekongkol untuk
mempermainkannya?

“Apakah kau ingin bertemu Duke?” Gunter memberi jalan, “Ia baru saja tidur.”

“Bila Anda tidak keberatan.”

“Tentu saja tidak.”

257
Fb.me/overebook

“Tuan Muda,” kata Brudce, “Bila Anda mengijinkan, saya akan menyiapkan
kamar untuk Tuan Puteri.”

“Pergilah, Brudce,” Gunter merestui, “Aku akan menemani Sarita.”

“Mari, Sarita,” Brudce meletakkan tangan di punggung Sarita dan dengan


lembut membawanya masuk. “Kau tidak keberatan aku memanggilmu Sarita,
bukan?”

“Tidak. Saya sama sekali tidak keberatan,” Sarita melangkah masuk.

“Kau bisa memanggilku Gunter,” Gunter menutup pintu dengan perlahan.

Sarita terpaku melihat seorang pria tua terbaring di tempat tidur. Sebuah
perasaan rindu muncul di dadanya. Rasanya seperti melihat Duke Norbert
terbaring di tempat tidur hanya saja ia jauh lebih tua.

“Kau tidak apa-apa, Sarita?” Gunter bertanya lembut melihat mata basah Sarita.

“Saya tidak apa-apa,” Sarita mengejap-ngejapkan matanya. “Rasanya seperti


melihat Norbert,” bisiknya.

“Aku turut berduka atas ayahmu, Sarita.”

“Terima kasih,” Sarita mendekati Duke Vinchard yang tengah tidur pulas.

“Ia masih tidur,” Gunter memberitahu.

258
Fb.me/overebook

Sarita duduk di kursi di sisi tempat tidur. Ia meraih tangan keriput Duke dan
meletakkannya di pipinya. Ah, betapa rindunya ia akan perasaan ini.

“Apakah kau mau berkeliling Quadville, Sarita?” tanya Gunter, “Aku akan
mengantarmu berkeliling.”

“Tidak,” Sarita meletakkan tangan Duke kembali di sisi tubuhnya dan melihat
Gunter, “Saya ingin berada di sini. Duke mungkin membutuhkan sesuatu jika ia
terbangun.”

Gunter tersenyum. “Kau adalah seorang perawat yang baik. Aku percaya Duke
akan menyukaimu.”

Sarita mengalihkan wajahnya kepada Duke.

“Aku harus pergi. Brudce akan memberitahumu jika kamarmu siap.”

Sarita mengangguk. “Selamat jalan.”

“Selamat siang, Sarita.”

Sarita tidak memperhatikan kepergian Gunter. Matanya kembali pada Duke


Vinchard yang membuatnya merindukan Duke Norbert.

Berhari-hari dibutuhkan Sarita untuk memulihkan rasa sedihnya. Berhari-hari ia


berjuang mengatasi kerinduannya pada Duke Norbert. Sekarang pria tua d
hadapannya ini membangkitkan kembali kerinduannya. Hanya kesibukannya
sebagai wali Chrislah yang dapat membuatnya melupakan sedih.

259
Fb.me/overebook

Tiba-tiba Sarita teringat tugas-tugasnya yang belum disentuhnya sama sekali


hari ini. Sarita ragu apakah Halbert sudah meringkasnya untuknya? Apakah
yang harus dilakukannya untuk mengirim suratnya pada Graham? Bagaimana
surat-surat Graham akan tiba di tangannya?

Sarita berdiri menuju pintu.

Tunggu dulu! Langkah kakinya terhenti di depan pintu. Ia sama sekali tidak
tahu di mana kamar barunya. Ia tidak tahu jalan kecuali jalan ke pintu masuk!

“Sharon…”

Sarita melihat tempat tidur.

“Sharon, kaukah itu?”

Mata Duke melihat ke arahnya dengan sayu.

“Sharon?”

Sarita kembali ke sisi Duke. “Ya, aku di sini,” ia berlutut di sisi Duke dan
menggenggam tangannya dengan lembut.

Ayahnya dan Duke Norbert sering seperti ini ketika mereka akan meninggal.

Duke of Vinchard tidak akan meninggal, bukan? Sarita berpikir sedih. Sarita
tidak mau melihat orang lain pergi di hadapannya.

260
Fb.me/overebook

“Sharon, kau sudah pulang,” Duke tersenyum lemah. Tangannya terulur meraih
kepala Sarita. “Kau sudah pulang, Sharon.”

Sarita melihat senyum bahagia di wajah Duke dan ia memutuskan untuk terus
bermain sebagai Sharon. “Ya, aku sudah pulang,” bisik Sarita.

Senyum di wajah Duke semakin melebar kemudian tangannya jatuh lemas.

Detak jantung Sarita terhenti. „Ia tidak mungkin mati!‟ Dengan panik ia
memeriksa nafas Duke.

Sarita langsung duduk lega di lantai ketika merasakan nafas Duke yang teratur.
Matanya mengawasi nafas Duke of Vinchard yang teratur itu. Perasaannya
kembali tenang.

Sarita meraih kursinya dan duduk mengawasi senyum di wajah Duke.

Duke Norbert juga tersenyum seperti ini ketika ia meninggal. Sarita tidak ingat
apakah ayahnya juga tersenyum ketika ia pergi meninggalkannya untuk selama-
lamanya.

Suara ketukan di pintu menyadarkan Sarita dari lamunannya.

Sarita beranjak bangkit untuk membuka pintu.

“Utusan Pangeran Halbert datang mengantar ini untuk Anda,” Brudce


menyerahkan sebuah kotak coklat pada Sarita, “Katanya ini sangat penting.”

261
Fb.me/overebook

Sarita membuka tutupnya dan ia terkesiap. Savanah rupanya melupakan kertas-


kertas kerjanya.

“Ia juga berkata setiap hari ia akan datang pada waktu biasa untuk mengantar
surat-surat Anda.”

Sarita merasa ia harus berterima kasih pada Halbert. Halbert benar-benar


memperhatikannya dalam hal satu ini. Bahkan ketika ia sudah tidak ada di
Ririvia pun, Halbert masih mengutus orang khusus untuknya.

“Tuan Puteri,” Brudce berkata hati-hati, “Saya mendengar tentang ayah Anda.
Saya turut berdua cita.”

“Terima kasih.” Ini kali kedua ia menerima bela sungkawa hari ini.

“Kamar Anda sudah hampir siap. Apakah Anda mau memeriksanya?”

Sarita melirik Duke Ephraim yang masih tidur nyenyak. “Tentu,” jawabnya.

“Ijinkan saya membawanya untuk Anda, Tuan Puteri,” Brudce mengulurkan


tangan.

“Tidak perlu. Aku sangat memerlukannya,” Sarita menolak halus, “Brudce, aku
punya satu permintaan.”

“Katakan, Tuan Puteri. Saya akan melakukan apa pun permintaan Anda.”

“Bisakah kau memindahkan sebuah meja kerja untukku ke dalam kamar Duke?”

262
Fb.me/overebook

Raut wajah Brudce jelas menyatakan ia tidak dapat memahami permintaan


Sarita tapi ia tetap berkata, “Tentu, Tuan Puteri.”

“Terima kasih, Brudce,” Sarita tersenyum, “Aku akan meletakkan kotak ini di
dalam kemudian aku akan pergi denganmu.”

“Baik, Tuan Puteri. Saya akan menanti Anda di sini.”

Sarita segera meletakkan kotak itu di sisi tempat tidur kemudian menemui
Brudce.

Brudce membawa Sarita ke kamar kedua setelah kamar Duke. “Saya


mempersiapkan kamar ini untuk mempermudah Anda,” ia membuka pintu
kamar.

Tiga orang wanita sibuk memindahkan isi koper-koper Sarita ke ruang ganti.
Dan dua orang lain sibuk merapikan tempat tidur.

Kelimanya bekerja di bawah pengawasan seorang wanita tua.

Mereka langsung berhenti mendengar langkah kaki Sarita dan menatapnya


lekat-lekat.

Sarita merasa pandangan mereka seperti berkata: inikah si perawat kaya itu?

“Oh, Tuan Puteri Sarita,” wanita tua itu menyambut Sarita dengan haru, “Saya
sungguh gembira Anda mau datang.” Wanita itu menggenggam jari Sarita erat-
erat hingga gadis itu kesakitan.

263
Fb.me/overebook

“Apa yang kalakukan di sini, Zielle?” Brudce bertanya kaget, “Bukankah aku
melarangmu ke sini?”

“Kau tidak berhak melarangku menemui Tuan Puteri,” protes Zielle.

Sarita hanya dapat berdiri dengan bingung.

“Maafkan atas gangguan kecil ini, Tuan Puteri,” Brudce berkata dengan nada
bersalahnya, “Saya sudah melarang Zielle tapi rupanya ia terlalu bersemangat
untuk menemui Anda.”

“Jangan dipikirkan,” Sarita berpikir begitu sulitkah menjaga Duke Vinchard


hingga wanita tua ini begitu bersemangat untuk menemuinya? Pasti wanita ini
adalah orang yang merawat Duke sebelum ia datang. Tak heran ia terlihat
begitu antusias.

“Zielle,” Sarita tersenyum lembut. “Mengapa kau tidak beristirahat? Aku yakin
mereka bisa mengatur kamarku.”

“Tugas saya adalah melayani Anda!” Zielle bersikeras.

Sarita heran. Beginikah cara keluarga ini memperlakukan seorang perawat? Ia


tidak pernah mendengar seorang perawat dilayani secara khusus.

Mungkinkah…

Sarita menatap lekat-lekat wajah tua itu.

264
Fb.me/overebook

Mungkinkah Ratu Kathleen memerintahkan Zielle mengawasinya? Wanita ini


terlihat berbeda dari Savanah tapi mungkin tujuan mereka sama. Apakah
sekarang Ratu Kathleen mau memastikan ia tidak akan menemui putranya lagi?

Sarita merasakan sebuah keinginan kuat untuk menulis surat pada Ratu
Kathleen menyatakan ia tidak tertarik pada Halbert dan ingin segera
menjauhinya selekas mungkin setelah Duke membaik dan sebelum ia benar-
benar jatuh cinta hanya untuk patah hati.

“Aku sungguh menghargainya namun aku di sini bukan untuk dilayani.


Keberadaanku di sini adalah untuk menjaga Duke Vinchard sesuai perintah
Pangeran Halbert.”

Zielle memperhatikan Sarita lekat-lekat hingga Sarita merasa tidak nyaman.

“Makan siang akan segera tersedia,” Brudce menarik perhatian Sarita, “Apakah
Anda ingin pelayan mengantar makanan ke kamar Duke?”

“Bila itu tidak merepotkan,” sambut Sarita, “Aku akan sangat senang bila kau
mau melakukannya.”

“Tentu, Tuan Puteri,” Brudce cepat-cepat berkata dengan hormat, “Adalah


kehormatan bagi kami untuk dapat melayani Anda.”

Sarita menyerah.

Entah apa yang mereka pikirkan. Mereka terus memperlakukannya dengan


hormat seperti memperlakukan majikannya. Apakah karena mereka tahu ia

265
Fb.me/overebook

adalah putri almarhum Duke of Cookelt? Sarita tidak tahu apa yang mereka
pikirkan. Orang-orang di Sternberg pun tidak memperlakukannya sehormat ini.

Sarita mengijinkan dirinya sendiri untuk tidak memusingkan masalah ini. Untuk
saat ini ia tahu pekerjaannya bertambah.

Ia tidak akan menyalahkan Halbert. Menjaga Duke Vinchard membawa


kepuasan tersendiri bagi Sarita sambil mengurus Cookelt.

®RatuBuku

“Halbert, di mana Sarita?” tanya Raja Marshall. “Seharian ini aku tidak
melihatnya. Apakah ia belum kembali?”

“Aku mengirimnya ke Quadville,” jawaban itu membelalakkan mata Raja.

“Ke…… Quadville,” Raja belum pulih dari kekagetannya.

“Aku memintanya menjaga Duke of Vinchard.”

“KAU GILA!??” Raja Marshall panik, “Dari sekian banyak tempat, mengapa
kau harus mengirimnya ke sana!? Apa kau.”

“Marshall!” seru Ratu tidak senang. Mata dinginnya langsung menutup mulut
Raja Marshall rapat-rapat. “Tidak ada pembicaraan tentang gadis itu!” ia
menegaskan lalu beralih pada Halbert. “Mengerti!?”

266
Fb.me/overebook

Halbert tidak mengeluarkan satu patah katapun. Ratu memang tidak menyukai
Sarita semenjak mereka bertemu tapi baru kali ini ia benar-benar
menunjukkannya.

Halbert menyadari Ratu Kathleen mempunyai alasan bagus untuk membenci


Sarita. Sarita bukan anak dari keluarga terhormat. Ia adalah anak haram.
Bagaimana ia mengharapkan ayah ibunya menerima Sarita?

Gadis itu sendiri adalah suatu masalah lain.

Jelas terlihat Sarita ingin menjauhinya. Setiap saat ia selalu berkata ingin pergi,
ingin pergi, dan ingin pergi. Sekarang ia sudah benar-benar pergi!

Halbert mendesah. Mengapa ia membuat keputusan segegabah itu? Belum


sehari ia berpisah dengan Sarita. Sekarang ia sudah begitu merindukannya.

“Aku peringatkan jangan sampai aku mendengarmu pergi ke Quadville,” Ratu


Kathleen membaca pikiran Halbert, “Jangan salahkan aku mengurungmu kalau
itu sampai terjadi,” ia mengancam serius, “Aku tidak ingin mendengar kau
berhubungan dengannya!”

Halbert tidak bersuara.

“Besok ayahmu ada pertemuan penting di Travlienne. Aku ingin kau pergi
dengannya.”

“Ya, Mama.” Saat Ratu Kathleen mulai berkata keras, tidak ada yang boleh
melawannya.

267
Fb.me/overebook

Memang orang sabar bisa menjadi sangat menakutkan ketika marah.

“Cepat habiskan makananmu dan segera tidur!” perintah Ratu, “Besok masih
banyak tugas menantimu.”

“Ya, Mama.” Mungkin kesibukan yang paling diperlukannya saat ini.


Kesibukan hingga tidak suatu saat pun tersisa untuknya memikirkan Sarita.

Halbert termenung. Mampukah dia?

®RatuBuku

Sarita memperhatikan Dokter memeriksa Duke Vinchard dengan was-was.

Sudah dua hari ini ia merawat Duke. Selama dua hari ini pula Duke tidak sadar
diri. Hanya ingauannyalah yang meyakinkan Sarita Duke masih hidup.

Kemarin Sarita sudah meminta Gunter memanggil dokter namun pria itu
mengatakan dokter keluarga mereka sedang sibuk. Baru siang inilah Gunter
muncul bersama dokter.

Dokter selesai memeriksa Duke.

Sarita dengan tidak sabar menanti dokter meringkas peralatannya.

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya Sarita.

Dokter Freddy tersenyum, “Tak diragukan lagi putri Sharon.”

268
Fb.me/overebook

“Sharon?” Sarita heran. “Siapa dia?”

“Dokter Freddy,” Gunter mengulangi pertanyaan Sarita, “Apakah Duke sudah


membaik?”

Sang dokter terkejut. “Oh ya… ya…,” katanya gugup.

Sarita melihat dua pria itu dengan bingung.

“Jangan khawatir. Keadaan Duke sudah lebih stabil,” Dokter Freddy


memberitahu, “Saya yakin dalam waktu dekat ini Duke akan sembuh seperti
semua. Anda memang seorang perawat yang baik, Lady... er… Lady…”

“Sarita Yvonne Lloyd,” Sarita menyebut namanya. “Nama salah Sarita Yvonne
Lloyd.”

“Yvonne Lloyd…,” Dokter Freddy mengulangi dengan takjub.

Sarita mulai merasa ada yang tidak beres dengan dokter ini. Semenjak ia
memasuki kamar, ia selalu terlihat seperti ini. Anehnya, Sarita sama sekali tidak
merasa jijik padanya seperti yang dirasakannya pada pria-pria di Trottanilla.
Dokter Freddy bukan terpesona olehnya. Tidak mungkin semua pria di
Helsnivia tahu akan masa silamnya. Itu tidak mungkin! Pasti ada alasan lain
yang membuatnya terbengong-bengong seperti ini.

Mungkinkah… Mungkinkah Pangeran Halbert?

269
Fb.me/overebook

Tidak! Itu mustahil! Halbert tidak mungkin melakukan ini padanya. Tapi…
mungkin juga penyebabnya adalah Halbert – hubungannya dengan sang Putra
Mahkota Helsnivia.

“Sarita,” Gunter membuyarkan lamunan Sarita, “Aku akan mengantar dokter


pulang. Aku yakin ada pasien lain yang menantinya.”

“Sebelum Anda pergi, bisakah Anda memberitahu apa yang harus saya
lakukan?”

“Anda lebih tahu dari saya,” jawab Dokter Freddy, “Kabari saya kalau Duke
sudah bangun.”

Sarita mengantar mereka sampai ke pintu.

“Mengapa Anda tidak memberitahu saya, Tuan Muda Gunter?” Sarita


mendengar Dokter Freddy bertanya pada Gunter ketika mereka menjauh.

“Aku tidak tahu, Freddy. Aku tidak yakin hubungannya dengan Sharon.”

Ini bukan kali pertama Sarita mendengar nama itu. Duke selalu memanggil
nama itu dalam ingauannya. Sarita merasa ia perlu tahu tentang Sharon dan
hubungannya dengan penyakit Duke ini.

“Sharon…”

Sarita menuju tempat tidur. “Aku di sini,” Sarita menggenggam tangan Duke.
Sesaat Sarita melihat senyum di wajah keriput Duke. Ia merasa Duke
menggenggam tangannya erat-erat.

270
Fb.me/overebook

Sarita tersenyum. Hubungan antara dua manusia memang sulit dijelaskan. Ia


baru melihat Duke Ephraim dua hari lalu namun ia merasa seperti sudah
mengenalnya sejak lama. Ia baru mendengar suara Duke Ephraim dua hari lalu
namun rasanya ia sudah lama merindukan suaranya. Baru dua hari mereka
bertemu tapi Duke sudah bukan orang asing. Sarita menyayanginya. Sarita
mencintainya sebagai keluarganya.

Sarita mendengar pintu diketuk dan sesaat kemudian Brudce masuk membawa
kirimannya dari Trottanilla.

“Terima kasih, Brudce,” Sarita beranjak dari sisi Duke, “Brudce, ada suatu hal
yang ingin aku ketahui.”

“Katakan, Tuan Puteri,” kata Brudce, “Saya akan menjawab sejauh yang saya
ketahui.”

“Siapakah Sharon?”

Brudce terkejut mendengar pertanyaan itu.

“Duke selalu memanggil namanya. Dokter Freddy juga menyebutnya. Apakah


dia adalah almarhum Duchess?”

“Ia…,” mata Brudce melirik Duke, “Saya tidak tahu. Maafkan saya, Tuan
Puteri. Saya tidak dapat menjawab pertanyaan Anda.”

Sarita merasa Brudce berbohong tapi ia tidak dapat memaksanya mengatakan


sesuatu yang tidak bisa dikatakannya.

271
Fb.me/overebook

“Tidak mengapa,” kata Sarita, “Aku akan bertanya pada yang lain.”

Sarita yakin pasti ada seseorang dalam bangunan ini yang mengenal seorang
wanita yang bernama Sharon ini. Namun ketika Sarita menanyakannya pada
setiap orang di Quadville, tidak ada yang dapat menjawab pertanyaannya itu.
Reaksi mereka semua sama dengan reaksi Brudce: takut dan tidak tahu!

Semakin sering Sarita mendapat jawaban seperti itu, semakin Sarita yakin
mereka tahu siapa Sharon yang selalu dipanggil Duke. Duke Vinchard pastilah
orang yang membuat mereka tidak berani menyebut wanita itu padanya.

Hanya satu jawaban yang berbeda yang ia dengar dari mulut Gunter namun itu
sama sekali tidak membantu. “Bagaimana aku bisa mengetahuinya? Aku tidak
setua Duke,” kata Gunter ketika Sarita bertanya. Sarita percaya pria ini pun
berbohong padanya. Ia mendengar sendiri Gunter menyebut nama Sharon pada
Dokter Freddy.

Pada akhirnya, Sarita mengambil kesimpulan Sharon adalah almarhum Duchess


yang begitu dicintai Duke sehingga dalam mimpi pun ia sering menjumpainya.
Yang terpenting, ia tidak mempunyai urusan dengan Sharon. Tugasnya saat ini
adalah merawat Duke hingga Duke sehat!

®RatuBuku

272
Fb.me/overebook

Chapter 15

“Ada apa, Sarita?” Halbert terperanjat melihat gadis itu berdiri di depan pintu
gerbang Kastil Quadville dengan mata sembab dan koper-kopernya di tanah.

Semenjak kepergian Sarita, Halbert melewati hari-harinya seperti padang pasir.

Belum seminggu Sarita berada di Quadville merawat Duke namun bertahun-


tahun rasanya bagi Halbert. Dalam hari-hari belakangan ini sikap Ratu yang
dingin sama sekali tidak berubah. Raja yang tidak menutupi kerinduannya pada
Sarita pun tidak luput dari mata dinginnya.

Berkali-kali Halbert ingin pergi ke Quadville. Hanya Ratu Kathleenlah yang


membuatnya tidak berani menginjakkan kaki di Quadville. Raja Marshall yang
selalu terlihat ingin melesat ke Quadville, juga tidak berani.

Sikapnya itulah yang membuat Halbert semakin menyadari betapa dalamnya


ketidaksukaan ibunya pada Sarita. Akhir-akhir ini Halbert merasa sikap ibunya
kepada dirinya semakin dingin. Ratu terlihat sangat marah padanya untuk suatu
alasan yang Halbert sendiri tidak ketahui hingga tidak mau berbicara dengannya
kecuali ia mempunyai keperluan penting.

Halbert hanya dapat memaklumi sikap Ratu ini. Halbert sadar dan tahu Sarita
bukan gadis yang dapat dicintainya. Sarita bukan gadis terhormat yang dapat
diterima ibunya. Ia juga telah berulang kali memperingati dirinya sendiri.
Namun semua itu tetap saja tidak ada gunanya. Ia jatuh cinta pada gadis itu!
Halbert merasa kian hari cintanya kepada Sarita kian dalam hingga ia dapat

273
Fb.me/overebook

meyakinkan dirinya sendiri tidak ada yang dapat menggantikan posisi Sarita di
hatinya.

Di suatu saat ia menyesali dirinya sendiri yang telah mengirim Sarita pergi. Di
saat lain ia berharap Duke Ephraim segera mengenali Sarita sebagai
keturunannya dan mengakuinya sehingga gadis itu tidak akan pernah berpikir
untuk meninggalkan Helsnivia.

Demi menyingkirkan kerinduannya pada Sarita, ia menyibukkan diri dengan


tugas-tugas kerajaan. Demi membunuh waktu, ia berusaha mencari informasi
tentang Sharon Elwood, satu-satunya putri Duke Vinchard. Namun tidak ada
dari satu hal itu yang berguna. Hatinya terus merindukan Sarita dan pikirannya
semakin tidak lepas dari Sarita.

Setiap ia mencari informasi tentang Sharon Elwood, seluruh jiwanya langsung


tertuju pada Sarita. Setiap ia berusaha mengalihkan pikirannya, semakin ingin ia
menemukan jejak Sharon Elwood.

Halbert yakin Sarita adalah keturunan Duke Vinchard namun ia tidak berani
mengutarakan pendapatnya ini. Ia tidak bisa bertindak gegabah hingga orang
lain mengetahui apa yang sekarang ada dalam pikirannya.

Duke of Vinchard bukan sembarang orang. Ia tidak akan suka bila gosip tiba-
tiba beredar di sekitarnya. Bila sampai ada gosip yang menyangkut dirinya,
Duke pasti segera menemukan sang sumber gosip dan membuat perhitungan
dengannya tak peduli siapa sang sumber gosip itu.

274
Fb.me/overebook

Di atas semua itu, Halbert yakin Ratu Kathleen, yang sudah tidak suka pada
Sarita, akan melakukan segala tindakan yang ia sendiri tidak berani bayangkan
namun bisa ia pastikan tidak akan ia sukai.

Halbert sadar walaupun Sarita adalah keturunan Duke Vinchard, ibunya tidak
akan menerimanya. Bagaimanapun juga Sarita adalah putri haram. Ratu
Kathleen yang menjunjung tinggi moral itu tidak akan menerima seorang anak
yang lahir di luar pernikahan menjadi menantunya. Halbert paham benar akan
hal itu.

Namun sekarang yang menjadi permasalahan terbesar baginya bukanlah Ratu


Kathleen melainkan Sharon Elwood!

Halbert tidak mengerti. Mengapa ia tidak bisa menemukan satu jejak pun dari
Sharon Elwood ini. Ia tidak dapat menemukan sebuah informasi pun mengenai
wanita ini bahkan jejak kelahirannya! Halbert tidak percaya ia tidak dapat
menemukan jejak wanita yang dilahirkan di Helsnivia ini namun itulah
kenyataannya.

Ia tidak dapat bertanya pada orang lain mengenai putri Duke Vinchard karena
hal itu akan membocorkan pendapatnya. Ia tidak dapat mengerahkan orang lain
untuk mencari jejak Sharon Elwood karena itu akan menimbulkan kecurigaan
orang lain. Namun ia juga tidak dapat menemukan sehuruf pun yang
menyebutkan Sharon Elwood pernah muncul di dunia ini.

Ada kalanya Halbert berpikir Brudce, sang Kepala Rumah Tangga Quadville
berbohong padanya. Ada kalanya pula Halbert berpikir gadis dalam lukisan itu
adalah Sarita.

275
Fb.me/overebook

Bila Sharon Elwood pernah muncul di dunia ini, setidaknya ada catatan
mengenai kelahiran wanita itu. Bila catatan itu hilang, tentu namanya tertulis
dalam silsilah keluarga Elwood. Namun ia tidak menemukan secarik kertas pun
yang menyebutkan Sharon Elwood!

Lebih mudah mempercayai Sarita adalah gadis dalam lukisan itu. Duke Norbert
tentu bangga mempunyai putri secantik dan sejelita Sarita. Sudah sewajarnya
Duke Norbert, sebagai orang tua yang mencintai putrinya, ingin memamerkan
kecantikan putrinya pada teman-temannya. Namun, mengetahui Duke Ephraim
telah lama hidup menyendiri, Duke Norbert takut Duke Vinchard akan tertarik
pada putrinya. Karena itulah ia menyuruh sang pelukis memberi goretan yang
berbeda pada lukisan itu. Duke Ephraim yang tidak mengetahui siapa gadis
dalam lukisan pemberian Duke Norbert, menamai gadis itu Sharon dan
menyebutnya sebagai putrinya.

Cerita kedua ini lebih mudah diterima oleh Halbert daripada pernyataan Brudce.

Pagi ini seorang pelayan Quadville tiba-tiba menemuinya dengan wajah panik
dan memintanya segera pergi ke Quadville. “Pangeran, segeralah pergi ke
Quadville. Duke... Duke Ephraim... ia...,” katanya dengan nafas terengah-engah.

Perkataan itu membuat Halbert langsung melesat meninggalkan Istana ke


Quadville. Dalam perjalanan hanya satu yang ada dalam pikirannya: Duke
Vinchard tidak mungkin meninggal dunia!

Air mata yang membasahi wajah pucat Sarita meruntuhkan segala


keyakinannya. Ia begitu kasihan pada gadis itu sehingga tidak tahu apa yang
harus diucapkannya. Gadis itu tampak rapuh dan tak berdaya – tepat seperti
ketika Duke Norbert meninggal dunia.

276
Fb.me/overebook

Hati Halbert ikut pilu melihat wajah sedih itu. Ia ingin membawa gadis itu ke
dalam pelukannya dan membisikkan kata-kata yang menghibur. Mengingat
penolakan Sarita di masa lalu, Halbert tidak yakin Sarita akan menyukainya.

“P-Pangeran,” bibir bergetar Sarita mendesiskan panggilan itu ketika ia berlari


memeluk Halbert.

Halbert terperanjat. Ia tidak pernah membayangkan saat seperti ini terjadi.


Sarita memeluknya!

“Oh, Sarita,” Halbert mendekap gadis itu erat-erat. Sebuah perasaan yang tidak
dapat diungkapkan, memenuhi dadanya. Kehangatan inilah yang ia cari dari
wanita-wanita lain. Perasaan inilah yang selalu menghantuinya selama berhari-
hari. Halbert sadar ia tidak ingin melepaskan Sarita. Sekarang tidak. Besok juga
tidak. Selamanya ia ingin gadis ini di sisinya!

Isak tangis Sarita membangunkan Halbert dari sensasinya.

Tiba-tiba Halbert merasakan sebuah perasaan bersalah. Ia telah berbahagia di


atas kesedihan Sarita.

“Jangan menangis, sayang,” bisik Halbert, “Kau telah menjaga Duke dengan
baik. Jangan bersedih. Duke pasti bahagia di alam sana.”

Sarita menggeleng. “Du… Duke… dia… dia… mengusirku.”

Halbert terperanjat. Bukankah Duke Vinchard meninggal dunia?

277
Fb.me/overebook

“D…dia mengatakan Papa adalah gelandangan,” Sarita mencoba menjelaskan


di antara isak tangisnya.

Halbert merasa ini akan menjadi cerita panjang. “Jelaskan perlahan-lahan


padaku di dalam, Sarita,” ia berkata lembut sambil mengangkat Sarita. Tanpa
membuang waktu, Halbert memerintahkan prajurit yang mengawalnya
menaikkan koper-koper Sarita ke dalam kereta dan membopong gadis itu ke
dalam kereta.

Sarita pun memulai ceritanya di antara sela-sela tangisnya.

Sehari setelah kedatangannya, keadaan Duke sempat memburuk namun berkat


kesigapan dan pengalaman Sarita merawat orang sakit, kesehatan Dule
berangsur-angsur membaik. Penyakit Duke bukan hanya demam biasa seperti
yang Brudce katakan di hari pertama ia berada di Quadville.

Dari hari ke hari merawat Duke, Sarita sadar sumber penyakitnya ini adalah
pikirannya atau lebih tepatnya kerinduannya pada almarhum Duchess Vinchard,
istrinya tercinta, Sharon Elwood.

Sarita sadar ada hal yang bisa ia lakukan untuk Duke dan ada hal yang tidak
dapat ia lakukan untuk Duke. Ia dapat merawat Duke dengan baik. Namun ia
tidak dapat mempertemukan Duke dengan almarhum Duchess.

Sarita percaya bila Duke bertemu Duchess maka ia akan pulih dalam kejapan
mata. Namun tidak seorang pun dapat mempertemukan mereka yang kini telah
terpisah dalam dua dunia. Saat ini yang dapat dilakukan Sarita hanyalah
berperan sebagai Sharon.

278
Fb.me/overebook

Sering ketika Duke memanggil-manggil Sharon, Sarita berpikir apakah Duke


tengah memimpikan Sharon.

Dari hari ke hari Duke semakin sering memanggil-manggil Sharon. Tak jarang
ia menggenggam erat tangan Sarita hingga Sarita tidak rela meninggalkan pria
tua yang tidak kehilangan wibawanya sekalipun ia terbaring sakit.

Semenjak Sarita berada di Quadville, hanya di malam pertama ia tidur di kamar


mewahnya yang dipersiapkan Zielle. Di hari-hari berikutnya ia melalui malam
yang panjang di sisi Duke Vinchard. Di saat terang hari, ia mengurus Cookelt di
sela-sela tugas barunya merawat Duke of Vinchard. Begitu sibuknya ia hingga
tidak ada satu waktu luangpun tersedia untuknya memikirkan Halbert.
Kesibukannya itu pula yang membuat Zielle sering marah-marah padanya.

Dalam beberapa hal Zielle lebih cerewet dari Savanah. Ia tidak pernah terlambat
memanggil Sarita untuk makan. Ia tidak pernah berhenti menyuruh Sarita
beristirahat demi kesehatannya sendiri. Ia tidak pernah melewatkan kesempatan
untuk mengurus Sarita. Ia tidak dapat membiarkan satu cacat pun dalam
penampilan Sarita.

Sikapnya yang terlalu berlebihan itu sering membuat Sarita berpikir apakah
wanita ini sadar tujuannya berada di Quadville?

Sikap Brudce dan para pelayan lainnya di Quadville juga tidak berbeda. Mereka
begitu menghormatinya. Satu patah kata darinya, maka para pelayan langsung
melakukan segala hal untuk memenuhi keinginannya. Satu perintah darinya
maka setiap orang akan melaksanakannya dengan sepenuh hati.

Sarita tidak dapat memahami cara tiap sosok di Quadville memperlakukannya.

279
Fb.me/overebook

Gunter juga sama sekali tidak membantu. Ia hanya tertawa ketika Sarita
mengeluhkan sikap mereka yang menyanjungnya sebagai Ratu itu. Hanya satu
komentar yang ia berikan, komentar yang tidak berguna dan sama sekali tidak
membantu. “Kau akan terbiasa,” katanya.

Seiring dengan membaiknya kondisi Duke, Sarita mulai terbiasa dengan


perlakuan tiap orang di Quadville.

Pagi ini adalah bukti nyata keadaan Duke Ephraim yang semakin membaik.

Seperti malam-malam sebelumnya, Sarita duduk di sisi Duke sambil


menggenggam tangannya dan memandang wajah tenang Duke. Tidak ada yang
ingin dilakukan Sarita selain menatap wajah yang menenangkan pikiran itu
hingga kantuk menyerang.

“S-siapa?”

Sarita mendengar seeorang bertanya.

“Siapa kau?”

Sarita terkejut. Matanya membelalak melihat wajah segar Duke. Ia tidak tahu
apakah Duke Vinchard sedang mengingau atau ia sudah benar-benar bangun.

Duke juga kaget melihat Sarita. “Berani-beraninya kau menampakkan mukamu


di sini!!” ujarnya geram.

Sarita kaget mendengar suara keras Duke.

280
Fb.me/overebook

“PERGI!! Di sini bukan tempatmu!” Duke menunjuk pintu.

Wajah Sarita pucat pasi. Duke Ephraim telah mengenalinya sebagai anak haram
almarhum Duke of Cookelt.

“Tidak, kau bukan Sharon,” Duke menatap tajam wajah Sarita, “Siapa kau?”

“S-saya…,” Sarita bingung. Ia sama sekali tidak dapat memahami situasi ini,
“Saya adalah Sarita Yvonne Lloyd.”

“Lloyd!?” Duke memekik keras. “Beraninya kau menginjakkan kaki di sini,


Lloyd!?”

Sadarlah Sarita Duke tidak sedang mengingau. Ia tidak mengerti apa yang
dibicarakan Duke namun ia tahu Lloyd yang dikatakan Duke adalah dirinya.

“Siapa yang memasukkan gelandangan ini ke rumahku!?” Duke membunyikan


bel dengan tidak sabar. “Brudce! Di mana dia!? Berani-beraninya mereka
memasukkan seorang gelandangan ke rumahku!? Ithnan Lloyd seorang sudah
cukup! Sekarang masih bertambah seorang gadis gelandangan!”

“P…papa? Anda mengenal Papa?” Sarita terperanjat.

“Mengenal, katamu!?” Duke mendengus, “Melihat mukanya saja aku tidak


sudi! Gelandangan seperti dia sama sekali tidak pantas untuk seorang Elwood!
Berani-beraninya dia membawa kabur Sharon. Semestinya ia sudah merasa
terhormat seorang Duke seperti aku tahu gelandangan macam dia ada di dunia.”

281
Fb.me/overebook

“Papa bukan gelandangan!” Sarita membantah. “Papa tidak pernah mengemis


pada seorang pun!” Sarita tidak dapat menerima hinaan Duke. “Walaupun kami
tidak punya uang, kami tidak akan mengemis!”

“Apa yang kautahu, anak muda? Kau tidak tahu apa yang sudah diperbuat
bajingan itu. Ia menculik Sharon dan membunuhnya demi uang.”

“TIDAK!” Sarita histeris, “Itu tidak benar! Papa tidak akan melakukannya!”

“DIA SUDAH MELAKUKANNYA!!” suara Duke pun tidak kalah keras. “Kau
pikir karena siapa sekarang aku begini!? Kau pikir siapa yang telah
menghancurkan hidupku!!?”

“Tidak…,” Sarita menggeleng, “Itu tidak benar.” Air mata menuruni wajah
pucatnya. “Papa tidak mungkin melakukan itu. Papa hanya mencintai Mama
seorang. Papa tidak pernah merebut seorang pun. Papa… Papa tidak pernah
mengkhianati Mama.”

“Omong kosong! Apa kau pikir aku akan percaya pada omongan
gelandangan!?” nampak jelas Duke tidak suka dibantah, “Brudce! Brudce! Di
mana dia!!? Mengapa dia tidak segera mengusir gelandangan ini!” Duke
membunyikan bel dengan tidak sabar. Ia sudah kehilangan batas kesabarannya
sehinga ketika Brudce muncul ia langsung menyambar,

“Ke mana saja kau!? Apa kau tuli!?”

“M-mmaafkan kelambatan saya, Yang Mulia.”

282
Fb.me/overebook

“Mengapa seorang Lloyd bisa di sini!? Jelaskan mengapa seorang gelandangan


bisa memasuki rumahku!!?”

“S-sssaya…,” Brudce melihat Sarita lalu berpaling pada Duke dengan


ketakutan.

“Usir dia! Keluarkan dia dari sini! Tidak seorang Lloyd pun boleh
menginjakkan kaki di sini!”

Atas perintah itulah sekarang Sarita menangis dalam pelukan Halbert.

Halbert tertegun. Ia hanya berpikir Duke pasti gembira dapat berkumpul lagi
dengan cucunya. Tidak sedikitpun ia berpikir mengapa ia tidak dapat
menemukan secarik kertas pun tentang Sharon Elwood. Duke Vinchard yang
kolot itu tentunya sangat menentang hubungan putrinya dan almarhum Duke
Norbert. Namun Sharon Elwood bersikukuh pada cintanya sehingga Duke
mengusirnya. Karena kemarahannya pula Duke dengan segala kekuasaannya,
menghilangkan semua bukti keberadaan Sharon Elwood. Itu pula penyebab
Sarita tidak pernah tahu ia masih mempunyai keluarga di Helsnivia.

Penjelasan ini lebih masuk akal dari semua penjelasan yang pernah
dipikirkannya.

“I-itu tidak mungkin,” isak Sarita. “Papa tidak mungkin melakukannya. Papa
tidak pernah merebut Duchess.”

Halbert ikut bersedih. Ia memeluk Sarita erat-erat dan membiarkan Sarita


meluapkan segala kesedihan dan amarahnya.

283
Fb.me/overebook

“Duke pembohong! Ia tidak mengenal Papa!” Sarita menjatuhkan tinjunya di


dada Halbert, “Dia tidak tahu siapa Papa. Bagaimana dia bisa mengatakan Papa
seperti itu!?”

Halbert membelai Sarita dengan lembut. Sekarang hanya dia seorang yang bisa
melindungi Sarita. Hanya dia yang bisa memberi Sarita tempat berlindung.

Kereta melewati pintu gerbang Istana.

Halbert mengetuk jendela kecil yang memungkinkan ia berbicara dengan kusir


kuda.

“Suruh prajurit memberitahu Wyatt hari ini aku tidak bisa melaksanakan
tugasku. Aku punya urusan penting.”

“Saya mengerti, Yang Mulia.”

Panggilan itu langsung menyadarkan Sarita.

Sarita menenangkan diri dan mengatur jalan pikirannya.

Ithnan Lloyd yang disebut Duke of Vinchard pasti bukan ayahnya. Ayahnya
hanyalah seorang pengelana miskin yang tidak mungkin mengenal seorang
Duke. Ayahnya juga tidak pernah mencintai wanita lain selain ibunya apalagi
membawa kabur seorang Duchess. Ayahnya juga bukan seorang perusak rumah
tangga orang lain. Ketika mengembara bersama ayahnya, Sarita sering
menjumpai orang yang bernama keluarga Lloyd. Tidak mungkin tidak ada
seorang dari sekian banyak Lloyd yang bernama sama dengan ayahnya. Ithnan
Lloyd yang dikenal Duke Vinchard pasti bukan Ithnan Lloyd yang ia kenal!

284
Fb.me/overebook

Mengapa ia harus bersedih? Ia tidak berencana tinggal di Quadville. Ia hanyalah


seorang perawat yang diutus Pangeran Halbert untuk merawat Duke. Ia boleh
meninggalkan Quadville ketika Duke sehat. Sekarang Dulke sudah sadar.
Dengan kemarahannya yang meluap-luap pagi ini, Sarita dapat meyakinkan diri
ia sudah tidak diperlukan di Quadville. Sekarang ia bisa meninggalkan
Quadville dan Helsnivia, seperti rencananya di awal ia menginjakkan kaki di
Quadville.

Sarita sudah benar-benar tenang ketika Halbert selesai berbicara dengan


pengawal-pengawalnya. Ia meletakkan tangan di dada Halbert dan menjauhkan
diri.

Halbert tidak menutupi kekecewaannya. Inilah Sarita, si gadis yang ia cintai. Di


suatu saat ia begitu terbuka dan pada detik kemudian tertutup. Inilah gadis yang
berhasil menjerat cintanya. Di detik ini ia memberinya kesempatan dan di detik
kemudian ia menutupnya rapat-rapat.

“Terima kasih, Pangeran,” Sarita berkata tulus. “Saya sudah tidak apa-apa.
Saya.”

“Aku akan membawamu ke sebuah tempat,” Halbert memotong. “Aku tidak


pernah membawamu berkeliling Helsnivia. Sekarang adalah waktu yang tepat
untuk menepati janjiku.”

“Janji?” Sarita bertanya-tanya. “Anda tidak pernah menjanjikan apa-apa pada


saya.”

285
Fb.me/overebook

“Engkau pasti sudah tidak ingat,” Halbert berkelat. Di saat Sarita berterima
kasih padanya, ia tahu gadis itu akan meninggalkannya. Itulah yang selalu
dilakukan Sarita padanya. Memberinya kesempatan dengan tangan terbuka
kemudian menutup diri rapat-rapat dan menjauhinya.

Tidak peduli gadis itu suka atau tidak, ia tidak akan membiarkan Sarita pergi
dari sisinya. Penyiksaaan dalam seminggu ini sudah lebih dari cukup untuk
membuktikan ketergantungannya pada Sarita.

Halbert sudah memutuskan ia akan melindungi Sarita dan dan tidak


membiarkan seorangpun mengambil Sarita dari sisinya. Ia juga tidak akan
pernah membiarkan Sarita meninggalkan sisinya. Halbert juga telah
memutuskan akan membawa Sarita pulang ke Ririvia tanpa peduli penolakan
ibunya. Ratu Kathleen harus memilih membiarkan Sarita tinggal atau ia ia pergi
bersama Sarita.

Melihat wajah tanpa dosa Sarita, Halbert sadar. Halangan terbesarnya bukan
ibunya melainkan Sarita sendiri.

Sebelum ia dapat mencegah orang lain mengambil Sarita dari sisinya, ia harus
memastikan pikiran pergi meninggalkan Helsnivia pergi dari kepala Sarita
untuk selama-lamanya.

Untuk itu Halbert bersumpah. Bila ia tidak bisa membuat Sarita jatuh cinta
padanya maka hari ini ia akan melakukan segala hal untuk membuat Sarita jatuh
cinta pada Helsnivia. Ia akan membuat Sarita tidak sanggup meninggalkan
Helsnivia selama-lamanya. Hanya bila Sarita sudah jatuh cinta pada Helsnivia,
ia mempunyai kesempatan untuk membuat Sarita jatuh cinta padanya.

286
Fb.me/overebook

Halbert yakin ia berhasil ketika sepanjang hari itu senyum gembira Sarita selalu
mengembang. Dalam hati ia bersuka cita ketika Sarita mendesah penuh
ketakjuban. Ia menyembunyikan kepuasannya ketika mata gadis itu bersinar-
sinar melihat pemandangan yang ditunjukkannya.

Pada saat yang bersamaan, Halbert berharap gadis itu bisa tersenyum bahagia
kepadanya. Sarita bisa melihatnya dengan mata yang berbinar-binar dan Sarita
tanpa henti-hentinya memujinya. Namun untuk saat ini ia sudah harus berpuas
diri dengan kondisi ini.

“Pangeran,” Sarita memutuskan ia harus mengatakan keputusannya sebelum


mereka tiba di Ririvia, “Saya benar-benar berterima kasih pada kepedulian
Anda. Sekarang Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya. Saya sudah jauh lebih
tenang. Anda bisa menurunkan saya di Travlienne.”

Mengapa gadis ini selalu ingin meninggalkannya? Halbert melihat Sarita


dengan sakit hati. “Tidak, Sarita. Kau akan pulang bersamaku.”

“Saya tidak dapat, Yang Mulia,” Sarita menolak halus, “Saya tidak dapat pulang
bersama Anda.”

“Ke mana kau akan pergi, Sarita?” Mengapa Sarita tidak pernah mau tinggal di
sisinya? “Kau tidak punya tempat tinggal. Kau tidak punya tujuan.”

“Benar,” Sarita mengakui, “Namun itu tidak berarti saya tidak bisa menemukan
tempat tinggal.”

“Ke mana kau akan pergi?”

287
Fb.me/overebook

“Malam ini saya akan menemukan tempat menginap di Travlienne kemudian


besok saya akan meninggalkan Helsnivia. Ketika Norbert meninggal dunia,
saya sudah memutuskan untuk berpetualang seperti ayah saya.”

Halbert membelalak. Inikah alasan Sarita tidak mau tinggal di sisinya? Inikah
sebab Sarita mempermainkannya? Karena Sarita ingin berpetualangan dengan
cinta seperti Duke Norbert!

“Tidak!” Halbert berkata tegas, “Kau tidak akan pergi ke mana-mana!” Ia sudah
memutuskan tidak akan membiarkan pria lain mendapatkan Sarita. “Kau akan
tinggal di Ririvia.” Ia tidak akan membiarkan Sarita melakukan petualangannya.
Ia akan melakukan segala cara untuk mencegah Sarita menemui pria lain!

“Saya sangat berterima kasih pada semua yang telah Anda lakukan untuk saya.
Namun Anda tidak mempunyai hak untuk mengatur saya,” Sarita mengingatkan
kenyataan yang Halbert sendiri pun tahu, “Saya setuju pulang bersama Anda ke
Helsnivia murni karena saya ingin menjauhi keluarga Riddick. Saya sangat
berterima kasih atas pertolongan Anda dan kepedulian Anda sehingga saya
masih tetap bisa melaksanakan tugas yang dipercayakan Norbert tanpa berada di
sekitar keluarga Riddick. Saya juga berterima kasih atas segala usaha Anda
untuk menjauhkan Chris dari saya. Tidak satu pun satu tindakan Anda yang
tidak saya hargai. Namun semua ini sudah cukup. Saya tidak bisa terus
merepotkan Anda. Anda masih mempunyai banyak hal yang perlu Anda
perhatikan. Saya juga tidak bisa terus menggantungkan diri pada kebaikan
Anda. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya lagi. Saya bukan anak kecil.
Saya telah terbiasa hidup berpetualang. Saya bisa menjaga diri.”

“Mengapa kau tidak pernah mau menetap di Istana?” akhirnya Halbert


mengutarakan pertanyaan yang mengganjal di hatinya.

288
Fb.me/overebook

“Anda tahu mengapa,” jawab Sarita tenang. Ketika berada di Ririvia, Sarita
tidak pernah merepotkan diri mengikuti perkembangan sekitarnya. Ia tidak
pernah mengikuti gosip yang berputar sekitar Istana. Namun ketika ia berada di
Quadville, Sarita mulai menyadari gosip yang berputar di sekitar dirinya dan
sang Pangeran.

Selama ia berada di Quadville, Zielle hampir tidak pernah absen dari sisinya.
Ketika ia sibuk mengurus Cookelt, Zielle akan selalu siap melayaninya dan
mengingatkan waktu. Ketika ia menjaga Duke Vinchard, Zielle akan selalu
menemaninya.

Dari wanita itulah Sarita menyadari gosip yang terus berkembang dengan
kemunculannya di Ririvia. Dari wanita itu pula ia tahu Halbert tidak berbohong.
Ia adalah wanita pertama yang dibawa Halbert pulang! Sayangnya itu bukanlah
sesuatu yang membuatnya bangga. Semakin Zielle bercerita tentang gosip
tentangnya, semakin Sarita menyadari jurang di antara mereka. Sekarang seisi
Helsnivia sudah tahu Pangeran mereka yang suka bermain wanita membawa
pulang seorang anak haram. Semua orang tahu Pangeran yang mereka cintai
memamerkan sang anak haram di pesta Viscount Padilla. Tidak seorang pun di
Helsnivia yang tidak tahu siapa Sarita Yvonne Lloyd, sang anak haram
almarhum Duke of Cookelt!

“Saya dan Anda tidak berasal dari dunia yang sama. Saya tidak pantas
menginjakkan kaki di Istana. Saya tidak cocok tinggal di Istana yang megah.”

“Siapa yang mengatakannya!? Siapa!?” sahut Halbert, “Tidak seorang pun


melarang kau tinggal di Istana. tidak seorangpun melarangmu tinggal

289
Fb.me/overebook

bersamaku. Hanya kau seoranglah yang tidak menyukainya. Hanya kau yang
melarang dirimu sendiri.”

“Anda benar,” Sarita tidak menyangkal, “Saya melarang diri saya memasuki
Istana karena saya tidak bisa mencemarkan nama Anda.”

“Omong kosong!”

Kereta berhenti. “Kita sudah tiba di Istana, Pangeran,” seseorang


mengumumkan.

“Tanpa seijinku, kau tidak akan meninggalkan Istana!” Halbert menegaskan dan
ia melesat dari kereta.

Sarita melihat kepergian Halbert dengan pasrah. Ia tidak mengerti mengapa


pemuda ini tidak mau melepaskannya.

“Yang Mulia Paduka Raja dan Ratu menanti Anda dan Lady Sarita di Ruang
Baca,” seorang pelayan menyambut kedatangan Halbert.

Sarita dapat menebak hal ini akan terjadi. Ia telah membuat sang Pangeran
meninggalkan tugas-tugasnya. Apa ia mengharapkan sambutan hangat sang
Ratu yang tidak pernah menyukainya?

Halbert tidak membuang waktu. Ia harus menegaskan pada orang tuanya bahwa
Sarita tidak akan meninggalkan Istana. Sarita akan tinggal di sisinya dengan
atau tanpa persetujuan orang tuanya.

“Ke mana saja kau!?” sambut Ratu tidak senang.

290
Fb.me/overebook

Sarita hanya berdiam diri di belakang Pangeran.

“Sarita tidak akan meninggalkan tempat ini! Ia…” Halbert terkejut melihat
Duke of Vinchard duduk di depan ibunya. Mengapa Duke ada di sini?

Sarita juga menyadari keberadaan Duke ketika Duke berdiri dari kursinya yang
memunggungi pintu. Tanpa ia sadari, ia bersembunyi di belakang Halbert.

Sesuatu membuat Halbert merasa ia harus melindungi Sarita. Ia melingkarkan


tangan di pundak Sarita dan mendekapnya erat.

“Sarita akan pulang bersama Duke Vinchard ke Quadville!” Ratu berkata


dengan suara tegasnya.

Baik Sarita maupun Halbert terperanjat.

Sarita mencengkeram kemeja Halbert erat-erat sementara Halbert mempererat


pelukannya.

Duke of Vinchard tidak melepaskan pandangannya dari Sarita. Sinar kemurkaan


yang ditunjukkannya pagi ini sudah hilang dari matanya. Sebaliknya, sebuah
sinar yang tak terbaca terlihat di sana.

“Sarita, kau tidak sebatang kara,” Raja membuka suara. “Duke of Vinchard
adalah kakekmu.”

“Ka…kek…,” Sarita melihat Raja kemudian pada Duke.

291
Fb.me/overebook

Halbert sudah mencurigai hal ini. Namun ia tetap terkejut mendengar


pernyataan ayahnya.

“Kau adalah satu-satunya keturunan Duke Vinchard,” Raja Marshall


melanjutkan dengan suaranya yang lembut, “Ibumu, Sharon Elwood adalah
putri Duke of Vinchard.”

“Sharon… Elwood…,” Sarita mengulangi dengan suara lirihnya.

“Mungkin ini terlalu mendadak bagimu. Percayalah, kami tidak


membohongimu. Kami juga mengerti engkau tidak pernah mengetahui siapa
ibumu.”

“Cukup!” Ratu memotong, “Hari sudah malam. Duke Vinchard baru sembuh. Ia
membutuhkan istirahat. Halbert, antar Duke pulang.”

“Tidak perlu, Kathleen,” untuk pertama kalinya Duke membuka suara. “Selamat
malam,” Duke berpamitan dan ia meninggalkan ruangan itu.

Sarita melihat pada Duke yang terus melangkah pergi kemudian pada Raja dan
Ratu.

“Pulanglah bersama Duke, Sarita,” Raja tersenyum.

Sarita tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Otaknya masih belum
sepenuhnya mencerna fakta yang baru saja didengarnya. Namun ia tahu saat ini
ia hanya dapat mengikuti anjuran itu.

292
Fb.me/overebook

Semenjak menemui ibu Sarita, Halbert selalu menginginkan gadis itu pulang ke
pelukan keluarganya. Namun sekarang ia tidak sanggup ditinggalkan gadis itu
lagi. Dengan berat hati, ia melepaskan Sarita. Sinar sedih dan patah hati
matanya mengikuti punggung gadis itu.

“Sekarang,” suara geram Ratu menarik perhatian Halbert, “Apa yang harus
kulakukan denganmu?”

“Aku ingin beristirahat, Mama,” Halbert tidak menunggu reaksi ibunya. Saat ini
ia hanya ingin menyendiri. Ia butuh waktu untuk menyembuhkan patah hatinya.

®RatuBuku

293
Fb.me/overebook

Chapter 16

Sarita menghabiskan makan paginya tanpa suara. Sesekali matanya mencuri


pandang pada wajah dingin Duke.

Tiga hari telah berlalu semenjak ia mengetahui Duke adalah kakeknya. Tiga
hari pula mereka hidup seatap dengan suasana yang kaku dan menegangkan
seperti ini. Mereka tidak berbicara ketika meninggalkan Istana. Mereka juga
tidak berbicara ketika tiba di Quadville. Hingga hari ini tidak seorang pun dari
mereka yang membuka pembicaraan.

Zielle sangat gembira melihat kepulangannya bersama Duke. Ia langsung


memeluknya dengan air mata terharu. Sepanjang malam itu Zielle tiada
hentinya berkata, “Akhirnya Anda pulang, Tuan Puteri. Akhirnya Anda
kembali.”

Sekarang Sarita sudah mengerti mengapa semua orang di Quadville begitu


hormat padanya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di depan castil ini.
Sarita juga tidak lagi meragukan hubungannya dengan Duke of Vinchard.

Di pagi pertama ia tinggal di Quadville sebagai cucu Duke of Vinchard, Zielle


menunjukkan lukisan diri ibunya.

Air mata Sarita langsung jatuh tanpa henti melihat wajah ibu yang tidak pernah
dilihatnya itu. “Mama,” panggilnya sambil memeluk lukisan itu erat-erat.

“Anda begitu mirip dengan Tuan Puteri Sharon. Di saat pertama melihat Anda,
saya tahu Anda adalah putri Tuan Puteri Sharon,” Zielle ikut menangis melihat

294
Fb.me/overebook

air mata Sarita. “Tidak akan ada orang yang menyangsikan Anda adalah putri
Lady Sharon Elwood, satu-satunya keturunan Duke of Vinchard.”

Selain menunjukkan lukisan ibunya, Zielle yang mengasuh ibunya sejak bayi,
juga menceritakan segala hal tentang ibunya mulai dari semasa ia kecil hingga
ia meninggalkan kekayaan dan kedudukannya demi cinta.

Sejak kecil Sharon Elwood telah menjadi pujaan banyak orang. Tua muda
mencintai semangatnya. Pria wanita mengagumi kecantikannya.
Kecantikkannya itulah yang membuatnya termahsyur baik di dalam maupun di
luar Helsnivia. Banyak pria yang meminangnya namun tidak ada yang
mendapatkan hatinya. Almarhum Duke of Cookelt adalah satu di antara pria-
pria itu.

Kisah cinta Sharon berawal dari pertemuannya dengan Ithnan Lloyd, kawan
akrab Duke Norbert. Sejak awal pertemuan mereka, Sharon Elwood telah jatuh
cinta pada sang pengelana Ithnan Lloyd. Tiada hari tanpa pembicaraan tentang
Ithnan dan petualangan-petualangannya.

Zielle telah berulang kali memperingati Sharon. Duke Vinchard tidak akan
menyukai Ithnan Lloyd, seorang pengelana miskin.

Peringatan Zielle terbukti. Duke Vinchard langsung murka ketika mengetahui


hubungan putri kesayangannya dengan seorang pengelana miskin. Semenjak itu
tiada hari mereka lalui tanpa pertengkaran. Puncaknya adalah ketika Sharon
kabur dari Quadville untuk mengikuti Ithnan.

Duke of Vinchard dibuat murka olehnya. Dengan segala pengaruhnya, ia


menghilangkan Sharon dari Helsnivia. Dengan segala kekuasaannya, ia

295
Fb.me/overebook

melarang tiap orang menyebut nama Sharon. Ia menghancurkan semua hal yang
berhubungan dengan Sharon dan tidak mengakui keberadaan Sharon. Ia juga
membuat semua orang di Helsnivia mengingkari bahwa Sharon Elwood pernah
ada di dunia ini. Ia membuat semua orang mengingkari kenyataan bahwa ia
mempunyai seorang putri.

Semua ini bukanlah hal sulit bagi Duke karena ia adalah orang yang berkuasa di
Helsnivia selain Raja. Sarita juga baru menyadari besarnya kuasa kakeknya di
Helsnivia dalam tiga hari belakangan ini.

Tidak hanya itu saja yang dilakukan Duke Vinchard. Ia menyegel kamar
Sharon. Semua lukisan diri Sharon dibuang ke gudang. Setiap pelayan dilarang
menyebut nama Sharon apalagi membicarakannya.

Hanya Brudce yang tahu Duke Ephraim menyembunyikan lukisan diri Sharon
yang paling besar di Quadville di kamarnya. Sering Duke menghabiskan waktu
menatap lukisan putri yang sangat dicintainya itu.

Duke Vinchard tidak pernah mengakuinya namun Zielle tahu Duke selalu
merindukan putrinya. Sering ia ingin mencari jejak putrinya namun harga diri
menghalanginya.

Ketika berita Pangeran Halbert pulang dari Trottanilla membawa putri haram
almarhum Duke of Cookelt, Duke Vinchard mulai mencurigai jati diri sang
putri haram ini. Beberapa orang yang pernah melihatnya mengatakan ia adalah
seorang gadis yang sangat cantik. Puncak kecurigaannya adalah ketika gadis itu
terlihat berkuda bersama Pangeran di suatu pagi. Kecantikannya dan
kemiripannya dengan Sharon Elwood tidak dapat membendung mulut tiap
orang. Akhirnya Duke of Vinchard memutuskan untuk menemui sang putri

296
Fb.me/overebook

haram itu. Sayangnya, Pangeran membawa pergi gadis itu ke pesta Viscount
Padilla.

Pertemuan Gunter dengan Sarita di pesta tersebut membawa perubahan besar


bagi Duke Vinchard. Gunter pernah melihat lukisan Sharon di dalam kamar
Duke Vinchard. Ia tidak tahu siapa gadis dalam lukisan itu namun beberapa kali
ia mendapati Duke Vinchard tengah menatap lukisan tersebut dengan wajah
sedih. Kecurigaannya bertambah kuat ketika dalam pesta itu para bangsawan
tua tiada hentinya membicarakan Sarita Yvonne Lloyd.

Selain Gunter, Viscount Padilla juga menemui Duke Vinchard untuk


mengabarkan pertemuannya dengan Sarita Yvonne Lloyd. Itulah akar jatuh
sakitnya sang Duke of Vinchard, Ephraim Elwood.

Duke meletakkan peralatan makannya dan mengusap mulut.

Sarita terperanjat ketika Duke Vinchard tiba-tiba berdiri.

Tanpa mengatakan apa-apa Duke meninggalkan ruang makan. Kepergiannya


membawa kelegaan bagi Sarita. Sarita mulai dapat menikmati makan paginya
dengan tenang.

Dalam tiga hari ini Sarita memahami kerasnya watak Duke. Sekali ia
mengatakan tidak boleh, maka tidak ada ampunan bagi orang yang
melanggarnya.

Tidak heran ayahnya tidak pernah membawanya memasuki Helsnivia. Tidak


heran pula Duke Norbert bersikeras ia hanya dapat memasuki Helsnivia bila
Pangeran Halbert membawanya.

297
Fb.me/overebook

Sarita percaya Duke pasti akan melakukan segala hal untuk melenyapkannya
dari Helsnivia sama seperti ia melenyapkan segala hal yang berhubungan
dengan ibunya.

Sarita tidak mengerti. Bila Duke Ephraim sedemikian membencinya yang


keturunan seorang pengelana miskin, mengapa ia menjemputnya pulang? Bila
Duke Ephraim sudah memaafkan ayah dan ibunya, mengapa hingga hari ini ia
tidak pernah mengajaknya berbicara,

“Kudengar perang dingin di antara kalian belum berakhir.”

Sarita melihat Gunter, sepupunya memasuki ruangan.

“Aku juga tidak menginginkannya,” Sarita murung, “Tapi aku tidak tahu harus
berkata apa pada Duke. Aku takut. Kurasa ia masih tidak dapat memaafkan
Papa Mama.”

“Yang kulihat bukan itu,” Gunter duduk di sisi Sarita, “Yang kulihat Duke
Ephraim juga takut padamu.”

“Takut padaku!?” Sarita tidak percaya.

“Aku telah mendengarnya, Sarita,” Gunter mengingatkan, “Duke telah


mengusirmu dan membuatmu menangis. Aku yakin sekarang Duke takut
melakukan kesalahan yang sama.”

“Itu tidak mungkin,” Sarita menyangkal, “Duke tahu aku tidak dapat
meninggalkan Quadville tanpa ijinnya.”

298
Fb.me/overebook

“Itulah yang membuatnya semakin takut,” Gunter menguatarakan pendapatnya,


“Ia takut terlalu mengekangmu sehingga kau meninggalkannya seperti ibumu.”

“Itu tidak mungkin. Itu…”

“Tidak ada yang perlu kaukhawatirkan,” Gunter menggenggam tangan Sarita,


“Duke mencintaimu.”

Sarita juga mengharapkannya karena ia tidak tahu ke mana ia harus pergi bila
Duke mengusirnya lagi. Ia sudah mencintai Duke. Ia sudah jatuh cinta pada
kastil ini dan… di sini ada orang yang tidak sanggup ia jauhi.

Sarita mendesah. Apa gunanya ia ditemukan. Duke tidak mengharapkan


kehadirannya. Ratu Kathleen dan seisi kerajaan tidak menerimanya.

Sarita tidak perlu seorang pun membohonginya. Sejak Duke menjemputnya,


koran-koran tidak henti-hentinya membicarakan tentang statusnya sebagai anak
haram yang dibawa pulang Pangeran Halbert kemudian diakui Duke of
Vinchard sebagai satu-satunya cucunya.

Terima kasih pada Duchess Belle. Tidak ada yang percaya ia bukan putri
almarhum Duke Norbert. Setiap orang lebih mempercayai Sharon Elwood
meninggalkan Quadville untuk menjadi istri simpanan Duke Norbert. Sekarang
satu-satunya orang yang dapat mengubah pandangan mereka itu adalah Duke of
Vinchard. Namun…

Wajah dingin Duke terlintas di benak Sarita.

299
Fb.me/overebook

Duke tidak tertarik untuk membenarkan pandangan orang-orang kepadanya.

Saat ini ia sudah cukup bersyukur Duke of Vinchard mau mengakuinya. Ia


sudah cukup puas dengan keadaan ini.

Lagipula, Sarita berpikir lanjut, apa gunanya tiap orang tahu ia adalah putri
kandung Ithnan Lloyd, seorang pengelana? Ia tetap bukan gadis yang pantas
mendampingi Pangeran Halbert.

Sarita meletakkan koran di meja dan beralih pada tugas-tugasnya sebagai wali
Chris, sang Duke baru Cookelt. Saat ini yang diperlukannya adalah
mengalihkan perhatiannya dari sang Pangeran yang memikat itu.

“Tuan Puteri.”

Sarita terkejut oleh panggilan itu.

“Anda mempunyai tamu,” pelayan itu memberitahu, “Saya telah memintanya


menanti di Ruang Tamu.”

Sarita bingung. Ini adalah kali pertamanya ia mendapatkan tamu di Quadville.

Siapakah gerangan orang itu? Apakah orang itu adalah Pangeran Halbert?

Tidak, Sarita segera menyadari. Pangeran Halbert tidak mungkin menemuinya.


Sarita mendengar Pangeran mendapatkan hukuman dari Ratu Kathleen. Demi
mencegah Pangeran kabur lagi dari tugas-tugasnya, Ratu memperketat jadwal
Pangeran.

300
Fb.me/overebook

Siapakah tamunya ini? Walau banyak orang yang ingin bertemu dengan sang
cucu Duke Vinchard, tidak seorang pun berani menemuinya. Tiap orang
menanti Duke of Vinchard memperkenalkan cucu kandungnya di muka umum.

“Akhirnya kita berjumpa lagi.”

Sarita mematung melihat Chris.

“M-mengapa kau di sini?”

“Tidak kuduga ibumu ternyata putri Duke of Vinchard. Apa kau tahu reaksi
Mama mendengar berita ini? Ia histeris!”

“Apa tujuanmu ke sini?” Sarita mencengkeram erat-erat sandaran kursi.

Chris mencermati isi ruangan itu tanpa melepaskan satu sudut pun. “Benar-
benar tidak diduga. Kau cucu seorang Duke yang berpengaruh ke di Helsnivia.”

“APA MAUMU!?” kepanikan Sarita telah menghilangkan kesabarannya.

“Mauku?” tanya Chris, “Tentu saja mendapatkanmu.”

Sarita mempererat cengkeramannya. Hanya itulah satu-satunya yang dapat


menghentikan getaran tubuhnya. “Pergi!” usir Sarita, “Pergi dari sini!”

“Oh, aku takut,” Chris merinding. Kemudian ia tertawa. “Kaupikir aku takut?”
ejeknya, “Di sini tidak ada Pangeran mata keranjang yang akan melindungimu.”

“Ka…kakek ada di sini!”

301
Fb.me/overebook

“Kaupikir aku takut pada pria tua itu?” Chris menarik Sarita ke dalam
pelukannya, “Apa yang bisa dilakukan pria tua itu padaku?”

“Lepaskan!” Sarita meronta sekuat tenaga, “Lepaskan aku!”

Chris mengabaikan Sarita dan terus mencium gadis itu. “Sekarang tidak ada
yang dapat menghentikanku.”

“TIDAK!!!” jerit Sarita. “Halbert!”

“Apa yang kaulakukan, anak muda!?” seseorang membanting Chris menjauhi


Sarita.

“Halbert…,” desis Sarita.

“Berani-beraninya kau menyentuh cucuku!?” Duke Ephraim menerjang Chris.

Sarita terperanjat melihat Duke of Vinchard.

“Siapa yang mengijinkan tangan kotormu itu menyentuh cucu kesayanganku!?”


Duke Ephraim menghajar Chris tanpa ampun.

Chris terpelanting.

“Kau masih belum pantas menyentuh Sarita!” Duke mendekati Chris yang
berusaha keras berdiri. “Kau tidak pantas untuknya!”

302
Fb.me/overebook

Duke of Vinchard benar-benar murka! Sarita sadar Duke dapat membunuh


Chris saat ini juga.

“Hentikan!” Sarita segera menghalangi Duke. “Hentikan, kakek! Jangan kau


sakiti dia!”

Tinju Duke langsung berhenti. Matanya yang murka membelalak lebar.

“Kumohon jangan kau sakiti Chris.”

“K-kau…,” desis Duke geram.

Sarita menatap Duke tanpa gentar.

“Terserah padamu!” Duke Ephraim membalikkan badan.

Tiba-tiba Sarita sadar ia telah menyakiti hati Duke. Duke telah datang untuk
menolongnya namun ia memilih untuk melindungi Chris. Hati Sarita teriris
melihat punggung yang kesepian itu.

“Maafkan aku, Kakek,” Sarita menghambur memeluk Duke Ephraim, “Maafkan


aku,” isaknya.

Duke terperanjat. Ia membalikkan badannya pada Sarita yang berlutut di lantai


sambil memeluk tubuhnya.

“Maafkan aku, kakek. Aku tidak berniat menyakitimu. Aku… aku hanya…”

303
Fb.me/overebook

Untuk pertama kalinya Duke of Vinchard tersenyum pada Sarita. “Anak


bodoh,” katanya lembut, “Aku tidak pernah menyalahkanmu. Bagaimana aku
bisa menyalahkanmu kalau aku begitu mencintaimu?”

Sarita tidak dapat membendung air mata terharunya.

“Berdirilah,” Duke membantu Sarita berdiri.

Sarita langsung memeluk Duke erat-erat. Ia merasa ia telah menemukan


rumahnya. Untuk pertama kalinya semenjak kepergian ayahnya, Sarita merasa
ia benar-benar pulang pada pelukan keluarganya.

Duke Ephraim tersenyum lembut dan memeluk Sarita erat-erat. Entah sudah
berapa lama ia tidak merasakan pelukan hangat ini. Rasanya sudah berpuluh-
puluh tahun ia tidak memeluk gadis kecilnya.

Duke bersyukur telah mendengar nasehat Zielle, sang pengasuh putri


kesayangannya.

Pagi itu setelah ia mengusir Sarita, Zielle menemuinya. Tanpa rasa gentar,
Zielle melabraknya.

“Apa yang telah Anda lakukan, Yang Mulia!?” bentak Zielle dengan suara
tingginya, “Apakah Anda sadar Anda telah mengusir satu-satunya keluarga
Anda? Anda telah mengusir Tuan Puteri Sharon sekarang Anda mengusir Tuan
Puteri Sarita. Apakah Anda ingin selamanya hidup seorang diri sampai mati!?”

“DIAM!” Duke Ephraim tidak pernah suka dibantah orang lain apalagi oleh
seorang pelayan.

304
Fb.me/overebook

“Saya tidak akan berdiam diri!” Zielle bersikeras pada pendiriannya, “Saya
telah berdiam diri ketika Anda mengusir Tuan Puteri Sharon. Saya selalu
menyesali tindakan saya. Sekarang saya tidak ingin menyesal untuk kedua
kalinya. Saya tidak akan berdiam diri melihat Anda mengusir Tuan Puteri
Sarita.”

“Diam, Zielle. Aku tidak butuh komentarmu! Aku tahu apa yang kulakukan.”

“Zielle, sebaiknya engkau tidak membuka mulut,” Brudce menasehati.

“Anda pasti akan menyesali hari ini sama seperti Anda selalu menyesali hari
Anda mengusir Tuan Puteri!” Zielle mengutuk.

“Tidak akan!” Duke membantah keras kepala, “Gadis miskin itu pasti datang
untuk meminta warisan.”

“Anda salah! Tuan Puteri Sarita tidak pernah tahu ia adalah cucu Anda.”

“OMONG KOSONG!”

“Tuan Puteri Sarita tidak pernah tahu ibunya. Tuan Puteri Sharon meninggal
ketika melahirkannya.”

Mata Duke of Vinchard langsung melebar. Kata-katanya hilang dalam


guncangan jiwanya.

“Ia tidak pernah melihat Tuan Puteri Sharon. Ia tidak pernah tahu tentang Tuan
Puteri Sharon!” Zielle menekankan. Kemudian ia memanfaatkan kediaman

305
Fb.me/overebook

Duke Ephraim untuk menceritakan semua yang ia ketahui dari Sarita sendiri.
“Di usia enam tahun, Tuan Puteri Sarita telah hidup sebatang kara. Sebelum
meninggal, Tuan Ithnan telah menghubungi almarhum Duke of Cookelt untuk
merawat putrinya. Semenjak itu Tuan Puteri Sarita tinggal bersama almarhum
Duke Norbert hingga kematian Duke Norbert. Sekarang Duke Norbert telah
tiada. Duchess Belle juga mengusirnya dari Sternberg. Ia tidak mempunyai
tempat tinggal. Ia sudah tidak mempunyai keluarga selain Anda. Apakah Anda
tega melihatnya hidup sebatang kara di dunia yang kejam ini? Apakah Anda
tega membiarkannya menggelandang tanpa tempat perlindungan yang aman?”

“Semua itu benar, Yang Mulia,” Brudce akhirnya memutuskan untuk membuka
mulut. “Tuan Puteri Sarita akan terlantar bila Anda, satu-satunya keluarga yang
ia miliki, mengusirnya.”

“Bila Anda tidak mengakuinya, siapa yang akan memberinya tempat


berlindung?” tanya Zielle, “Ia pasti mati di luar sana seperti Tuan Puteri
Sharon.”

Perkataan itu tepat mengenai titik lemah hati keras Duke Vinchard. “Sudah
terlambat,” katanya dengan suara bergetar, “Ia sudah pergi… Aku sudah
mengusirnya.”

“Tidak, Yang Mulia. Sekarang masih belum terlambat, Yang Mulia,” Brudce
memberitakan kabar yang melegakan Duke, “Pangeran Halbert menjemput
Tuan Puteri Sarita. Saya yakin Pangeran akan membawa Tuan Puteri pulang ke
Ririvia.”

Duke tidak membuang waktu untuk menjemput kembali satu-satunya cucu yang
ia miliki. Di saat pertama melihat Sarita, Duke Ephraim merasa melihat putri

306
Fb.me/overebook

kesayangannya. Ketika melihat Sarita baik-baik, ia tidak meragukan Sarita


adalah putri Sharon.

“Maafkan aku pula, Sarita,” bisik Duke, “Aku telah membuatmu hidup
menderita.” Dalam tiga hari belakangan ini ia selalu mencari kesempatan untuk
mengatakannya namun ia tidak cukup berani. Ia takut ia akan berakhir dengan
mengusir Sarita. Ia takut membuat Sarita menangis lagi. “Aku mencintaimu,
cucuku,” Duke lega dapat mengutarakan perasaan yang mengganjal di dadanya
selama hari-hari belakangan ini.

“Aku juga mencintaimu, Kakek.”

Suara lembut Sarita membawa sebuah kehangatan dalam diri Duke of Vinchard.
Kekeraskepalaan, amarah, dan harga diri yang tahun-tahun belakangan ini
mengekangnya luluh oleh suara lembut yang hangat itu. Ia benar-benar
bersyukur telah menjemput Sarita pulang.

Chris melihat dua orang yang berpelukan erat itu. Ia tidak membuang
kesempatan itu untuk kabur.

“Ke mana kau akan pergi, anak muda?” suara tegas Duke langsung
menghentikan langkah kaki Chris. “Apa kaupikir aku akan melepaskanmu
setelah semua yang kaulakukan pada Sarita?”

“Kakek…,” Sarita mencengkeram lengan Duke. Ia cemas melihat wajah Duke


kembali mengeras.

Duke menepuk tangan Sarita dan mendekati Chris.

307
Fb.me/overebook

“Sarita adalah walimu dan sebagai kakek Sarita, aku juga mempunyai
kewajiban untuk mendidikmu sebagai seorang Duke yang baik.” Mata tajam
Duke melahap Chris bulat-bulat hingga pemuda itu ketakutan. “Mulai detik ini
kau tidak akan meninggalkan Quadville tanpa seijinku!”

“K-kau tidak bisa melarangku!” Chris bergetar mulai dari kepala hingga
kakinya. “Kau tidak berhak mengaturku.”

“Siapa yang mengatakannya?” tanya Duke, “Selama walimu mengijinkan, kau


tidak akan ke mana-mana.” Duke melihat Sarita.

Sarita sadar Duke memutuskan untuk menahan Chris di Quadville bukan tanpa
alasan. Maka ia pun berkata, “Aku percaya pada Anda, Kakek.”

Chris hanya membelalak melihat Sarita kemudian pada Duke of Vinchard yang
tampak begitu puas pada keputusan wali Duke of Cookelt itu.

®RatuBuku

308
Fb.me/overebook

Chapter 17

“Chris berada di Quadville!?” suara Halbert melengking tinggi. “Mengapa itu


bisa terjadi? Mengapa Duke Vinchard membiarkannya di sana!?” ia langsung
meletakkan peralatan makannya dan menyerbu keluar.

“Mau ke mana kau!?” Ratu Kathleen berseru. “Kau tidak akan ke mana-mana
hari ini!”

Namun Halbert sudah menghilang dari pandangan.

“Anak itu,” geram Ratu, “Aku akan mengurungnya. Lihat saja!”

“Sudahlah, Kathleen,” Raja Marshall berusaha meredakan amarah istrinya,


“Kau tidak perlu mengkhawatirkan Halbert. Ia tidak akan.”

“Apa yang kautahu!?” bentak Ratu, “Apa kaupikir ia akan melepaskan


tangannya dari Sarita!? Aku akan mencincangnya kalau ia sampai berani
mendekati Sarita. Lihat saja. Aku pasti akan membunuhnya!”

Raja Marshall mendesah panjang. Istrinya lepas kendali bila menyangkut Sarita.

“Apa yang kau keluhkan!?” Ratu langsung memeloti Raja, “Apa kau tidak bisa
melakukan sesuatu selain mengeluh!?”

Raja tidak tahu apa yang bisa ia lakukan. Saat ini ia hanya tahu ia tidak bisa
melakukan apa pun untuk menghentikan putranya mendekati Sarita.

309
Fb.me/overebook

Ketika Halbert pulang bersama Sarita, ia melihat seorang pemuda yang ingin
membantu seorang gadis muda yang kesepian. Sekarang ia melihat seorang
pemuda yang tergila-gila pada Sarita.

Tidak diragukan Sarita adalah putri Sharon Elwood, gadis yang telah
mematahkan hati banyak pria dan menggemparkan Helsnivia.

®RatuBuku

“Apa hanya itu yang kau miliki, anak muda!?” bentak Duke Ephraim.

“Sial,” geram Chris.

Duke tertawa melihat Chris kelelahan. “Kau masih terlalu muda seratus tahun
untuk dapat mengalahkanku.”

Chris marah dibuatnya. “Aku tidak akan kalah dari orang tua sepertimu!” ia
menerjang.

Lagi-lagi dengan mudahnya Duke menghindari serangan Chris.

“Benar-benar tidak kusangka,” komentar Gunter.

Sarita tersenyum. Ia pun tidak menyangka kedua orang itu akan dengan cepat
menjadi akrab seperti ini. Kemarin siang Duke Ephraim tidak melewatkan
sedetik pun untuk menceramahi Chris. Chris yang dimanja oleh almarhum Duke
Norbert tidak terima perlakuan itu. Ia terus memberontak namun Duke Ephraim
bukanlah lawannya. Duke Ephraim masih menceramahi Chris ketika Sarita
memutuskan untuk tidur.

310
Fb.me/overebook

Sarita menduga Chris telah memanfaatkan malam yang sepi untuk kabur.
Karena itu pagi ini Sarita benar-benar terkejut melihat kemunculan Chris di
Ruang Makan.

Chris ingin melangsungkan serangannya kepada Sarita namun mata tajam Duke
Ephraim terus mengawasinya sehingga ia tidak mempunyai kesempatan untuk
mengusik Sarita.

Di bawah mata awas Duke, Chris mengerjakan apa yang sudah menjadi
tugasnya sebagai Duke of Cookelt. Di bawah pengawasan Duke Ephraim pula
Chris belajar tata karma yang sesuai untuk seorang Duke. Dan di bawah
kekerasan watak Duke, Chris terperangkap dalam pelajaran yang lebih ketat
dari yang pernah ia terima di Trottanilla.

Sarita sempat heran melihat Chris yang tiba-tiba berubah menjadi penurut.
Sarita tahu bukan kekerasan kakeknya yang membuat Chris tidak bisa
memberontak. Sesuatu dalam diri kakeknya, yang tidak pernah dilihatnya dari
almarhum Duke Norbert maupun guru-guru privatnyalah yang membuatnya
bertahan dalam pelajaran yang ketat ini.

Sarita baru menyadari apa yang membuat Chris tertarik pada Duke ketika
mereka mulai bermain pedang. Duke Ephraim memang orang yang keras. Ia
tidak suka melihat anak muda yang lembek namun ia juga mencintai anak
muda. Melihat Chris yang sudah bosan oleh pekerjaan yang tidak biasa ia
lakukan, Duke Ephraim memutuskan untuk melatih permainan pedang Chris.
Saat itulah Sarita melihat sinar ceria di mata Chris. Sudah lama ia tidak melihat
sinar ceria itu di mata Chris. Hanya ketika Chris masih kecil ia sering tertawa
gembira seperti ini. Chris menemukan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari

311
Fb.me/overebook

orang tuanya dalam diri Duke of Vinchard, kakeknya. Almarhum Duke Norbert
sibuk bermain wanita. Duchess Belle tidak suka menghabiskan waktu di dalam
rumah. Dorothy disibukkan oleh jadwal kencannya yang padat. Dan ia…

Ia mencintai Sarita seperti adiknya sendiri namun Duchess Belle telah


mempengaruhi Chris sehingga Chris tidak menerima kehadirannya. Setiap guru
privat yang diundang keluarga Riddick hanya tahu mereka akan mendapat
bayaran bila mereka datang tiap hari.

Walaupun Duke bersikap keras kepadanya, Chris dapat melihat kepedulian dan
kasih sayang Duke padanya. Tidak. Dalam sikap kerasnya itulah Duke
mewujudkan kasih sayangnya. Karena Duke peduli pada Chris, ia tidak ingin
Chris menjadi pemuda berandalan. Karena Duke mencintainya, Duke
menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk mendidik Chris menjadi seorang
Duke of Cookelt yang baik.

“Kakek menyukai Chris. Chris juga menyukai kakek.” Sarita merasakan


kehangatan tumbuh dalam dirinya melihat dua orang kesayangannya itu.

Seorang pelayan langsung menuang teh ke dalam gelas kosong Sarita. Dari
teras, dapat melihat Chris yang bergumul dengan ketangguhan Duke Ephraim.
Ketika mendengar mereka akan bermain pedang, Sarita memutuskan untuk
menonton.

Zielle langsung menanggapi keinginannya dengan mempersiapkan meja kursi


dan makanan ringan beserta teh dan para pelayan yang selalu siap sedia.

Gunter menatap gadis itu. “Sekarang kau percaya padaku, bukan?” ia tersenyum
penuh arti, “Duke mencintaimu.”

312
Fb.me/overebook

Sarita mengangguk. Sejak kemarin hingga hari ini Duke tidak henti-hentinya
bertanya apakah ia memerlukan sesuatu, apakah ada yang ia inginkan. Duke
Ephraim berencana mengajaknya berjalan-jalan siang ini namun Chris tidak
bisa ia tinggalkan. Sarita memaklumi keputusan Duke. Ia tidak menuntut
apapun. Ia telah mendapatkan lebih dari yang ia inginkan dari sebuah keluarga.

“Apakah engkau mempunyai keperluan dengan kakek?” Sarita ingat ia belum


menanyakan tujuan kedatangan Gunter sejak pria itu tiba beberapa saat lalu.

“Tidak ada,” jawab Gunter, “Aku datang karena mencemaskanmu.”

“Mencemaskanku?” Sarita bertanya-tanya.

Gunter tersenyum misterius. “Rupanya tidak hanya aku yang


mencemaskanmu.”

Sarita semakin kebingungan dibuatnya.

“Aku pulang dulu,” Gunter berdiri, “Sampaikan salamku pada Duke dan adik
angkatmu.”

Saat matanya mengikuti kepergian Gunter itulah Sarita melihat Halbert


mendekat dengan wajah panik.

“Sela,” Sarita kehilangan kata-katanya ketika Halbert menariknya tiba-tiba dan


memeluknya erat-erat.

“Untunglah,” katanya lega.

313
Fb.me/overebook

“P-Pangeran…,” Sarita menyadari para pelayannya melihatnya dengan penuh


ingin tahu. “Apa yang Anda lakukan?”

“Apakah kau baik-baik saja? Apa Chris melukaimu? Apa Chris bertidak kurang
ajar padamu lagi?” Halbert memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan
mendesak.

Akhirnya Sarita sadar arti senyuman Gunter. “Tidak ada yang perlu Anda
khawatirkan, Pangeran,” Sarita menenangkan pemuda itu, “Kakek
menghentikan Chris sebelum ia sempat bertindak kurang ajar pada saya. Kakek
telah memastikan Chris tidak akan mengganggu saya lagi. Lihatlah mereka.”

Halbert mengikuti pandangan Sarita. Ia tidak dapat menanggapi melihat Duke


lawan main Duke Ephraim.

“Kakek memutuskan untuk menahan Chris di sini.”

“Apa katamu!?” Halbert terpekik panik.

“Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan. Kakek tidak akan membiarkan Chris
mengganggu saya,” Sarita meyakinkan pemuda itu, “Kakek hanya ingin
mendidik Chris menjadi seorang Duke yang baik. Ia tidak ingin Chris menjadi
pemuda yang tidak berguna.”

Halbert melihat Sarita kemudian pada Duke dan Chris yang tidak menyadari
kedatangannya.

“Bersediakah Anda bergabung bersama saya, Pangeran?” Sarita bertanya sopan.

314
Fb.me/overebook

Halbert melihat kursi kosong di sisi Sarita dan langsung duduk.

Pelayan langsung mempersiapkan cangkir kosong untuk Halbert dan pelayan


yang lain menuangkan teh untuknya.

“Kulihat engkau sudah berubah.” Halbert melihat wajah gadis itu yang berseri-
seri.

Sarita tersenyum. “Saya sudah menjadi pengangguran kelas atas,” Sarita


mengakui. “Tidak ada yang bisa saya lakukan selain menghabiskan waktu untuk
melamun.” Sekarang ia sudah menjadi pengangguran kelas atas. Dengan ajaran
ketat Duke Ephraim, semua tugasnya beralih pada Chris. Sarita tentu saja tidak
menyukainya namun ia tahu cepat atau lambat Chris harus mengerjakan sendiri
pekerjaan ini.

Zielle adalah orang yang paling bersuka cita oleh keputusan Duke. Pekerjaan itu
adalah pekerjaan pria, katanya.

Belum sehari Sarita melewati saat-saat yang selalu diimpikan banyak orang
namun ia sudah bosan. Ia tidak terbiasa duduk manis melewati waktu luang
dengan para pelayan yang selalu siap melayaninya.

“Mengapa engkau tidak memberitahuku?”

Sarita terperanjat. Memberitahu apa?

“Aku bisa mengajakmu berjalan-jalan.”

315
Fb.me/overebook

Sarita tersedak.

“Tuan Puteri,” para pelayan langsung mendekatinya dengan cemas.

“Kau baik-baik saja?” Halbert langsung berlutut di depannya dengan panik.

“Tidak. Aku baik-baik saja,” Sarita berusaha meredakan batuknya.

Halbert mengambil cangkir Sarita dan menyodorkannya ke mulut Sarita.


“Minumlah” perintahnya.

“Terima kasih,” Sarita menerimanya.

Sesaat kemudian kepanikan itu mereda. Halbert duduk kembali di kursinya


dengan wajah cemberut dan para pelayan kembali ke posisi mereka masing-
masing.

“Apakah pergi denganku demikian menyebalkan?” tanya Halbert.

“T-tidak,” jawab Sarita. Tentu saja itu adalah sesuatu yang sangat
menyenangkan. Sarita dapat membayangkan Halbert tidak akan membuatnya
bosan. Halbert pasti tahu bagaimana menyenangkan hatinya karena…

„Karena ia sangat berpengalaman dengan wanita,‟ Sarita mengakui dengan


sedih. Sarita meletakkan cangkirnya dengan sedih. Ia dapat terus mengingkari
perasaannya namun ada kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan
bahwa Halbert sangat berpengalaman dalam menggaet wanita dan
mempermainkan wanita.

316
Fb.me/overebook

Sarita tidak dapat membohonginya. Halbert tahu gadis ini selalu seperti ini.
Sarita tidak akan pernah memberinya kesempatan karena ia tidak tertarik
padanya.

“Tolong siapkan jatah untuk mereka,” Sarita berkata pada pelayan yang berbaris
di belakangnya.

“Baik, Tuan Puteri.”

Halbert melihat baik Duke Ephraim maupun Chris sudah kelelahan.


“Tampaknya mereka sudah akrab.”

“Saya juga tidak menyangka mereka bisa cocok ,” Sarita mengakui. “Norbert
juga pasti tidak menyangka kakek bisa menerima putranya. Tampaknya kakek
sudah memaafkan Norbert dan Papa.”

“Norbert dan Papa?” kali ini Halbert mendengarnya dengan jelas.

“Norbert adalah orang yang mengenalkan Papa pada Mama,” Sarita


memberitahu, “Karena itu kakek juga menyalahkan Norbert.”

“Tunggu dulu, Sarita,” Halbert menghentikan gadis itu untuk menjernihkan


ganjalan di hatinya, “Apa maksudmu dengan Norbert dan Papa? Bukankah
Norbert adalah ayahmu?”

“Benar, Norbert adalah ayah saya,” Sarita membuat Halbert semakin bingung,
“Ia adalah ayah angkat saya.”

“Ayah angkat?” Halbert mengulangi.

317
Fb.me/overebook

“Benar,” Sarita membenarkan, “Semenjak Papa meninggal, Norbert menjadi


ayah angkat saya.”

“Kau… bukan putri Duke of Cookelt?” Halbert mengulangi lagi.

“Ya,” jawab Sarita singkat.

“Mengapa kau tidak pernah memberitahuku?” Halbert menuntut.

“Anda tidak pernah bertanya pada saya.”

Tiba-tiba saja Halbert merasa ia sungguh tidak berguna. Berminggu-minggu


lamanya ia pusing memikirkan status Sarita. Berhari-hari lamanya ia tersiksa
oleh status Sarita. Dan gadis ini mendiam keadaan ini! Sepertinya Sarita sengaja
melihatnya tersiksa.

Inikah cara Sarita menolaknya?

Halbert benar-benar tidak tahu ia harus bereaksi apa. Tertawa? Marah? Senang?
Sedih?

“Sejak awal saya tidak pernah menyebut saya adalah bagian dari keluarga
Riddick,” Sarita mengingatkan.

Ya, Halbert ingat gadis itu berkata, “Perkenalkan nama saya adalah Sarita
Yvonne Lloyd,” di saat pertemuan pertama mereka. Tapi, siapa yang tidak
berpikir Sarita adalah putri kandung Duke of Cookelt ketika melihat Duke
menggandeng gadis itu penuh cinta sementara putri kandungnya berada di

318
Fb.me/overebook

tempat yang sama? Siapa yang mau merepotkan diri berpikir mengapa Sarita
tidak menyebut nama keluarga Riddick?

Halbert benar-benar tidak tahu ia harus bagaimana menghadapi gadis ini.

“Sarita!” Chris berlari mendekat.

Halbert langsung berdiri di depan gadis itu.

“Rupanya Anda datang, Pangeran,” sapa Duke.

“Duduklah, Kakek,” sela Sarita, “Aku sudah meminta pelayan untuk


menyiapkan teh untuk kalian.”

Duke duduk di depan Sarita dan Chris di sisinya.

Halbert menarik kursinya mendekati Sarita dan memutuskan untuk tidak


melepaskan Chris dari matanya.

“Maaf saya tidak menyadari kedatangan Anda,” kata Duke Ephraim dan ia
bertanya, “Kapan Anda datang?

“Aku baru saja datang,” jawab Halbert, “Aku lihat kalian begitu larut dalam
permainan kalian sehingga aku memutuskan untuk menonton.”

Duke Ephraim tertawa. “Saya lihat Anda hanya ingin menemani Sarita.”

Sarita dibuat kikuk oleh reaksi Duke.

319
Fb.me/overebook

“Sarita, kakek berkata besok kita akan berjalan-jalan ke Travlienne,” Chris


memberitahu dengan penuh semangat.

“Benarkah itu?”

“Tentu saja,” Duke membenarkan, “Aku tidak akan menarik janjiku selama
Chris tidak membantahku seperti pagi ini.”

“Kau dengar itu, Chris?”

Halbert tidak menyukai perhatian Sarita pada Chris.

Duke berpaling pada Halbert, “Anda bisa ikut bila Anda berkenan, Yang
Mulia.”

“Dengan senang hati,” Halbert langsung menanggapi. Bagaimana mungkin ia


membiarkan Sarita pergi bersama Chris? Bermimpi pun Halbert tidak akan
mengijinkan!

“Sarita, Sarita,” Chris menarik perhatian Sarita, “Kakek berkata minggu depan
ia akan mengadakan pesta untuk memperkenalkanmu pada kalangan
bangsawan.”

“Pesta?” Sarita melihat kakeknya.

“Aku akan memperkenalkanmu pada semua orang,” Duke menegaskan dengan


gembira.

320
Fb.me/overebook

Sarita membelalak. “Ka… kakek,” ia ragu-ragu, “Bisakah Kakek


memikirkannya ulang?”

“Apa yang perlu dipikirkan?” tanya Duke, “Aku akan mengundang para
bangsawan juga sahabat-sahabatku. Aku juga perlu memesan baju pesta
untukmu. Menu makanan juga harus segera disiapkan.”

“Kakek,” Sarita memotong sebelum Duke larut lebih jauh lagi, “Aku tidak
menginginkan pesta itu.”

“Tidak menginginkan?” Duke terkejut, “Apa maksudmu!?” suaranya meninggi.

Sarita tidak dapat mendapatkan jawaban yang tepat. Apa pun jawabannya, Duke
yang tidak suka dibantah ini tidak akan menyukainya. “Aku tidak memerlukan
pesta apapun,” Sarita menemukan jawaban yang cukup meyakinkan, “Kakek
sudah cukup.”

“Sudah kukatakan,” Chris turun suara, “Sarita tidak akan mau. Papa juga tidak
dapat menemukan cara untuk tidak dapat membuat Sarita muncul dalam satu
pesta pun selain.”

“Pesta Earl of Striktar,” sahut Halbert sambil menatap Sarita lekat-lekat.

“Pantas saja,” gumam Duke, “Aku tidak pernah mendengar keberadaanmu di


Trottanilla.”

Halbert juga yakin bila Sarita sering muncul dalam kalangan bangsawan, Duke
of Vinchard akan dengan cepat menemukan cucunya.

321
Fb.me/overebook

Sarita menghindari sepasang mata Halbert yang membakar wajahnya itu.

“Sarita tidak tertarik pada pertemuan-pertemuan seperti itu,” Chris


memberitakan apa yang ia ketahui. “Ia lebih suka mengurung diri di rumah
membantu Papa.”

Ini adalah nilai pertama lain yang Halbert temui dari Sarita.

“Aku tidak dapat menerima alasanmu itu,” Duke memutuskan, “Pesta akan
tetap berlangsung dengan kehadiranmu.”

“Apakah Anda mengijinkan saya menjadi pasangan dansa Anda, Lady Sarita?”

Sarita terkejut mendengar pertanyaan sopan Chris. Belum sehari Duke mendidik
Chris namun pemuda itu sudah menjadi sosok yang tidak ia kenali.

“Tentu saja tidak!” Duke Ephraim menjawab untuk Sarita, “Kau tidak pantas
untuk Sarita.”

Halbert tersenyum puas mendengarnya.

“Dalam pesta itu pasti ada banyak pemuda yang lebih cocok untuk Sarita
daripada kau, anak muda.”

“Apa katamu, Kakek bangka!?” Chris berdiri dengan kesal.

“Begitukah caramu berbicara pada orang tua!?” Duke langsung naik pitam.

322
Fb.me/overebook

Sarita tertawa geli. Rupanya Chris hanya ingin mendapatkan persetujuan dari
Duke.

Mereka melihat Sarita dengan heran.

“M-ma-maaf,” Sarita berusaha keras meredakan tawanya, “Maaf. Aku tidak


berniat buruk.” Dan ia menatap lembut pada Chris. “Aku tidak sabar menanti
pengakuan kakek padamu, Chris. Norbert juga pasti ingin segera melihatmu
menjadi Duke yang gagah.”

Halbert sama sekali tidak menyukainya! Ia tidak senang Sarita bersikap begitu
lembut pada Chris. Ia tidak suka Sarita menaruh harapan pada Chris! Ia tidak
merestui!

Halbert sudah tidak peduli lagi. Sebelum ia memastikan tidak ada pria yang
mendekati Sarita, ia harus menjauhkan Chris dari Sarita. Maka dari itu,
keesokan harinya, tanpa mempedulikan protes ibunya, Halbert melesat ke
Quadville sesuai jadwal perjanjian mereka.

“Anda benar-benar tepat waktu,” komentar Sarita menyambut kedatangan sang


Pangeran yang sudah memutuskan akan menjadi pengawal pribadi Sarita.
“Duduklah. Saya yakin sebentar lagi Chris akan siap. Ia ketiduran pagi ini. Ia
sangat menantikan perjalanan hari ini sehingga semalam ia tidak tidur. Kakek
sudah memperingatinya untuk tidur awal namun rupanya Chris terlalu gembira
untuk memejamkan mata.”

Chris lagi! Chris lagi! Halbert memastikan dalam waktu singkat Sarita akan
berhenti menyebut nama pemuda ingusan itu.

323
Fb.me/overebook

Halbert memperhatikan Sarita. Tak peduli pakaian apa yang dikenakannya,


gadis ini selalu tampak memukau. Sarita tidak perlu dandanan yang mencolok
untuk mendapatkan perhatiannya. Sarita tidak perlu pakaian mewah untuk
membuatnya bersinar. Dalam hatinya Sarita adalah gadis yang paling memukau
dan bersinar. Semakin Halbert memperhatikan Sarita, semakin ia sadar ia tidak
akan menemukan Sarita kedua.

“Kau benar-benar tidak berguna, anak muda,” gerutu Duke terdengar mendekat,
“Aku tidak tahu bagaimana Norbert mendidikmu.”

“Norbert mengajariku menggaet wanita,” jawab Chris bangga.

“Memalukan!” sahut Duke. “Benar-benar memalukan! Generasi saat ini benar-


benar mencoreng muka terhormat para bangsawan. Di mana harga diri dan
kebanggaan para bangsawan saat ini!? Tiap bangsawan hanya tahu berfoya-foya
dan bermain wanita. Benar-benar memalukan!”

Teguran Duke itu tepat mengenai Halbert.

“Sudahlah, kakek,” Sarita berusaha meredakan emosi Duke, “Kita berada di sini
bukan untuk mendengar ceramah kakek. Kita akan pergi bersenang-senang.”
Sarita menggandeng tangan Duke.

“Dengar, Sarita, jangan terperangkap oleh jerat para pemuda jaman sekarang,”
Duke memperingati Sarita dengan serius, “Carilah pemuda terhormat yang
setia.”

“Aku akan mencari pemuda seperti kakek,” Sarita tersenyum sambil


menggandeng Duke menuju kereta.

324
Fb.me/overebook

Duke tertawa. “Aku khawatir kau akan menemukan pria tua.”

Halbert terpaku melihat kepergian mereka. Ia tahu mendapatkan Sarita tidak


semudah menggaet wanita-wanita lain. Namun baru saat ini ia sadar
mendapatkan cinta Sarita bukanlah satu-satunya kesulitan yang harus ia hadapi.

®RatuBuku

325
Fb.me/overebook

Chapter 18

Sarita memperhatikan keramaian di halaman Kastil Quadville dengan putus asa.


Meja-meja tertata rapi di sepanjang ruang kosong. Para wanita dan pria
bergerombol di antara meja-meja. Mereka bercanda riang sambil membawa
gelas berisi anggur. Para pelayan berjalan mondar-mandir melayani para tamu
yang diundang khusus untuk hari special ini.

Haruskah ia melakukan ini? Tidak bisakah ia menghindarinya? Tidak bisakah ia


muncul secara normal?

Mata Sarita beralih pada Duke of Vinchard yang dengan bangga memberikan
sambutan.

Sarita sadar ia tidak bisa mengubah apapun. Sejak awal ia sudah tidak
mempunyai kesempatan untuk membatalkan pesta ini.

Pesta ini memang baru berlangsung hari ini namun kesibukan Quadville sudah
dimulai semenjak Duke membuat keputusan.

“Akhirnya saat ini tiba,” Zielle dengan gembira mengumumkan.

Sarita melihat wanita tua itu. Ialah orang yang paling bersemangat memilihkan
gaun pesta untuknya. Ia pula yang paling antusias menanti saat ini.

Sarita kembali mengarahkan perhatiannya pada halaman Kastil Quadville.


Sekali lagi ia bertanya, haruskah ia muncul di bawah mata semua orang itu?

326
Fb.me/overebook

“Inilah dia cucu tercintaku, Lady Sarita Yvonne Lloyd.”

Seketika semua mata melihat ke serambi yang semester lebih tinggi dari
halaman Quadville.

Sarita pun tahu ia tidak bisa.

“Cepatlah, Tuan Puteri. Duke telah memanggil Anda,” Zielle membimbingnya


keluar dari balik tirai yang membatasi serambi menuju halaman dengan ruangan
tempat ia harus bersembunyi hingga Duke Vinchard memanggilnya.

Sarita melangkahkan kaki ke serambi. Matanya menatap para tamu dan kakinya
melangkah mantap ke arah Duke yang menatapnya dengan bangga.

Sarita bertanya-tanya apa yang ia cari dari para tamu kakeknya ini. Matanya
memandang mereka tetapi ia tidak melihat mereka. Apakah ia ingin membaca
bibir yang tengah berbisik-bisik itu? Apakah ia ingin mencari siapa yang paling
tertarik melihatnya?

Setiap pasang mata memperhatikannya lekat-lekat seolah-olah ingin menanti ia


membuat kesalahan yang memalukan.

Sayangnya Sarita akan mengecewakan para tamunya. Selama seminggu penuh


Zielle melatihnya berjalan anggun menuruni tangga serambi. Selama seminggu
Zielle memastikan ia berjalan tanpa cacat. Sarita telah menghafal setiap
langkahnya sehingga Sarita yakin walaupun dengan menutup matapun ia bisa
dengan selamat sampai di sisi Duke Vinchard.

327
Fb.me/overebook

Mulut para wanita berbisik-bisik seolah-olah ingin mencari kecacatan dalam


penampilannya hari ini.

Sayangnya pula, Sarita akan mengecewakan mereka. Zielle telah memastikan ia


menjadi bintang hari ini. Dalam seminggu penuh ini Zielle telah mencoba
berbagai macam dandanan dan gaun. Sekarang ia sudah dari telapak kaki hingga
ujung rambut tampil sempurna seperti dalam kamus Zielle. Rambutnya yang
pucat telah ditata sedemikian rupa sehingga warnanya yang pucat menonjolkan
perhiasan yang menghiasi kepalanya. Kulitnya yang pucat disembunyikan oleh
gaun biru terang yang senada dengan matanya. Setiap lipatan gaun yang dipilih
Zielle selama seminggu ini menonjolkan setiap lekukan tubuhnya.

Inilah sebabnya ia tidak pernah ingin datang ke sebuah pesta apa pun. Sarita
tidak suka cara mereka menatapnya. Ia tidak suka mendengar bisik-bisik
mereka. Ia tidak pernah menikmati menjadi tokoh utama topik pembicaraan! Ia
tidak peduli mereka menyebutkan anak haram. Ia tidak terlalu memikirkan
komentar mereka. Ia hanya membenci mereka yang suka menjelek-jelekkan
Duke Norbert dan ayahnya.

Entah mengapa ia tidak bisa lepas dari mereka. Tak peduli ke manapun ia
melangkah, omongan itu selalu mengekor. Tak peduli apapun statusnya, mata-
mata itu terus memandangnya.Tidak ada pengecualian! Tua muda, pria wanita
semua suka membuatnya menjadi tokoh utama seperti yang telah mereka
lakukan selama seminggu terakhir ini.

Koran-koran telah mengupas habis sejarah hidupnya. Bagaimana ia bisa hadir di


dunia ini, budaya-budaya yang pernah ia lihat, bahasa-bahasa yang ia kuasai,
tempat-tempat yang pernah ia kunjungi. Tidak satupun yang mereka lewatkan.

328
Fb.me/overebook

Sering ketika membaca koran-koran itu, Sarita berpikir mengapa Duke


Vinchard tidak menutup mulut mereka seperti ia melenyapkan ibunya dari muka
bumi. Sebaliknya, Sarita menyadari, semakin mereka menguliti masa lalunya,
semakin tinggi kebanggaan Duke. Sekarang Sarita berdoa setelah hari ini ia
dapat melalui hari ini dengan tenang, jauh dari para pria yang mengincarnya.

Sarita terkejut menyadari apa yang tengah ia cari. Pada saat yang bersamaan
matanya menemukan apa yang dicarinya: Pangeran Halbert!

Apa gunanya ia mencari pemuda itu? Apa gunanya ia menemukan pemuda itu?
Apa ia ingin Halbert kembali melindunginya dari para pria yang tidak ia sukai?

Halbert tersenyum bahagia. Matanya bersinar-sinar pada para wanita yang


berebut menjadi pasangan dansanya. Sarita segera mengalihkan pandangan
mata pada Duke. Dibandingkan menemaninya, Halbert tentunya lebih tertarik
menemukan teman kencan.

“Kau sangat cantik,” Duke Vinchard mengulurkan tangan menyambut Sarita,


“Aku bangga padamu.”

Sarita tersenyum. Ia meletakkan tangan di siku Duke dan membiarkan Duke


mengenalkannya kepada sahabat-sahabatnya.

“Ia benar-benar mirip Sharon,” kata seorang di antara mereka.

“Ia benar-benar seorang gadis muda yang mengagumkan,” kata yang lain.

“Kudengar kau pernah mengunjungi negara di sisi lain daratan ini. Apakah
engkau pernah ke negara timur tengah?”

329
Fb.me/overebook

“Umurmu masih kecil namun kau sudah mengunjungi banyak negara. Benar-
benar mengagumkan.”

“Kau tentu menguasai banyak bahasa.”

“Kudengar engkau menjadi wali Duke of Cookelt. Luar biasa!”

Sarita hanya tersenyum mendengar komentar mereka yang tiada hentinya itu.
Komentar-komentar mereka bukanlah hal baru baginya. Mereka hanya
mengulang isi koran.

Sarita ingin meninggalkan mereka. Namun sebagai tuan rumah, ia hanya dapat
berdoa mereka segera melepaskannya.

Setelah kerumunan sahabat-sahabatnya, Duke Vinchard membawa Sarita


kepada para bangsawan Helsnivia.

Walaupun ingin segera kabur, Sarita tetap bertahan. Tidak ada yang perlu
dikhawatirkannya selama Duke of Vinchard ada di sisinya.

“Nah, Sarita, sekarang temuilah para pemuda yang menarik perhatianmu.”

Sarita terperanjat ketika Duke melepaskannya.

“Sarita, aku akan menjadi pasanganmu. Aku akan menjadi pasanganmu,” Chris
dengan penuh semangat mengajukan diri.

330
Fb.me/overebook

“Kau tidak akan ke mana-mana, Anak Muda,” Duke Vinchard menarik tangan
Chris, “Kau akan ikut aku.”

“Lepaskan aku, tua bangka! Aku punya urusan penting.”

Tanpa mendengarkan protes Chris, Duke menarik Chris.

Akhir-akhir ini Sarita sudah terbiasa melihat pemandangan ini. Pengawasan


Duke yang ketat inilah yang membuat Sarita merasa aman sekalipun mereka
berada di bawah satu atap.

Begitu Sarita membalikkan badan, segerombolan pria sudah berada semeter di


depannya.

“Lady Sarita, senang berkenalan dengan Anda.”

“Kenalkan saya adalah…”

“Apakah Anda bersedia bersedia menjadi pasangan dansa saya?”

“Bersediakah Anda berdansa bersama saya?”

Mereka berebutan memperkenalkan diri dan menjadi pasangan dansanya.

Sarita berharap ia dapat memahami perasaan Halbert dikerumuni wanita cantik.


Sayangnya, ia bukan Halbert. Ia tidak menikmati kerumunan ini. Tanpa
disadarinya, matanya melirik Halbert yang masih bercanda dengan wanita-
wanita cantik di sisinya.

331
Fb.me/overebook

Sarita terkejut menyadari ia masih mengharapkan perlindungan Halbert. Bodoh!


Ia benar-benar bodoh! Tidakkah ia melihat Halbert tampak begitu gembira
berada di antara wanita-wanita yang memujanya?

Seorang pria melintas kerumunan itu.

Sarita tersenyum gembira. Saat ini hanya sepupunya inilah yang bisa
menjauhkan pria-pria ini. “Maaf, saya sudah punya janji,” Sarita menerobos
kerumunan itu.

“Gunter!” panggil Sarita.

Gunter terkejut melihat Sarita mendekatinya. “Mengapa kau ada di sini?”


Gunter semakin terkejut ketika Sarita meraih tangannya dan menariknya
menjauhi keramaian.

Akhirnya Gunter sadar mengapa Sarita mencarinya. Ia sudah mendengar desas-


desus tentang Sarita. Ia sudah mengetahui ketidaksukaan gadis ini menjadi
pusat perhatian. Sayangnya, ke mana pun Sarita berada, ia akan selalu menjadi
pusat perhatian.

“Duke tidak akan suka melihatku bersamamu.”

“Saat ini Kakek lebih tertarik memperkenalkan teman-temannya pada Chris,”


Sarita terus membawa Gunter menjauh.

Gunter memalingkan kepala mencari Duke of Vinchard. Seperti yang dikatakan


Sarita, Duke tengah memperkenalkan sang Duke baru Cookelt kepada

332
Fb.me/overebook

bangsawan-bangsawan penting Helsnivia. “Sepertinya ia sudah menganggap


Chris sebagai putranya.”

“Ya,” Sarita membenarkan. “Kakek sangat menyayangi Chris. Aku bahagia


Chris dapat menemukan seseorang yang ia puja.”

Gunter memperhatikan wajah tegang Sarita. “Ke mana kau akan membawaku?”

“Entahlah. Aku hanya ingin menjauhi tempat ini.”

“Besok kau akan menjadi berita utama Helsnivia,” Gunter bergurau, “Lady
Sarita Yvonne Lloyd, sang tuan rumah Quadville, meninggalkan tamu-
tamunya.”

“Aku tidak terlalu memusingkannya,” Sarita mengaku.

Tentu saja Gunter tahu. Sarita tidak pernah memusingkan gosip-gosip


tentangnya. Sarita hanya tidak menyukai cara semua pria memperlakukannya.

Gunter tidak menyalahkan Sarita. Sejak umur enam tahun Sarita telah dicap
sebagai anak haram Duke of Cookelt. Sejak masih anak-anak, gadis cantik ini
telah dipandang sebagai wanita rendahan seperti ibunya. Bertahun-tahun para
pria memperlakukannya sebagai wanita murahan yang bersedia melakukan apa
saja demi uang dan kedudukan.

“Sarita,” Gunter berhenti dan menatap lembut pada gadis muda itu, “Tidak
semua pria seburuk yang kau pikirkan.”

333
Fb.me/overebook

“Aku mengerti hal itu, namun…,” Sarita mendesah, “Tidak mudah membuat
hatiku menerimanya.” Matanya menatap langit biru. “Sering aku berpikir
mengapa hati dan otak manusia tidak bisa berjalan beriringan.”

“Kau hanya membuat semuanya menjadi rumit.”

“Mungkin…,” Sarita mengakui. “Tampaknya tidak mudah mencari seorang pria


seperti Papa.”

Gunter menyadari para pria di sekitar Sarita memperkuat pandangan gadis ini.
Almarhum Duke Norbert bukanlah seorang pria setia. Chris, yang masih muda
itu suka bermain wanita. Dan Halbert, sang Pangeran yang telah memberinya
perlindungan adalah seorang playboy kelas atas. Hanya Ithnan Elwood satu-
satunya pria setia yang Sarita kenal. Hanya Ithnan Elwood yang tetap mencintai
satu wanita sampai akhir hayatnya.

Gunter melihat puluhan pasang mata yang cemburu menatap tajam padanya.

“Ini bukan ide yang baik.”

Sarita melihat Gunter dengan bingung.

“Aku khawatir aku tidak dapat menjaga nyawaku yang berharga ini bila aku
terus bersamamu.” Gunter memutar badan Sarita.

“Apa maksudmu?” Sarita menoleh pada pria itu.

“Pangeranmu sudah datang menjemput,” Gunter mendorong Sarita.

334
Fb.me/overebook

Sarita yang tidak siap langsung terhuyung.

“Sarita!” Halbert menangkap Sarita.

Sarita terperanjat. Dadanya berdebar keras. Ia masih kaget oleh tindakan tiba-
tiba Gunter. Sedetik lalu ia merasa tubuhnya seperti ditarik bumi.

Halbert memelototi Gunter dengan tidak senang.

“Jaga dia baik-baik, Yang Mulia,” Gunter tersenyum penuh arti. “Jangan
biarkan pria lain mendekatinya.”

Halbert tidak menyukai pria ini. Ia tidak menyukainya ketika mereka bertemu di
pesta Viscount Padilla. Sekarang pun ia tidak menyukainya. Hanya karena ia
adalah penerus Duke Vinchard, ia pikir ia bisa menguasai Sarita. Hanya karena
Sarita memilihnya, ia pikir Sarita adalah miliknya.

Halbert tidak suka melihat Gunter mendekati Sarita! Ia tidak suka pria-pria yang
mendekati Sarita! Ia sudah serasa terbakar emosi melihat gerombolan pria yang
mendekati Sarita. Ia benar-benar kehilangan kendali ketika Gunter membawa
Sarita ke tempat sepi.

Sejak Duke mengumumkan pesta ini, ia sudah memutuskan tidak akan


menyerahkan Sarita pada siapa pun. Ia tidak akan membiarkan pria lain menjadi
pasangan dansa Sarita. Dia adalah pasangan dansa pertama Sarita dan yang
terakhir!

335
Fb.me/overebook

Sejak ia tiba, gerombolan wanita terus mengekor. Wanita-wanita yang


merepotkan itu telah menyulitkannya. Celoteh mereka yang tiada henti telah
membuat pria-pria lain mempunyai kesempatan untuk mendekati Sarita! Andai
bukan karena sopan santun, Halbert pasti telah meninggalkan mereka untuk
memastikan tidak seorang pria pun mendekati Sarita.

Gunter terus menjauh dengan senyum lebar di wajah tampannya.

“Kau baik-baik saja, Sarita?” Halbert bertanya cemas pada gadis di tangannya,
“Apakah kau terluka?” Ia tidak akan melepaskan Gunter kalau Sarita sampai
terluka.

“Saya baik-baik saja,” jawab Sarita sambil tersenyum manis, “Terima kasih,
Yang Mulia.”

Halbert dapat merasakan penolakan gadis itu. “Kau hanya punya satu pilihan
kalau kau ingin menjauhi mereka,” Halbert memperingati. Hanya saat inilah ia
mensyukuri ketidaksukaan Sarita pada para bangsawan mata keranjang…
sepertinya.

Sarita pun menyadari kebenaran dalam kata-kata itu. Lebih mudah menghadapi
satu penggoda wanita yang telah ia kenal daripada puluhan pria yang tidak ia
kenal.

Halbert membuka sikunya untuk Sarita.

Sebuah bunga kebahagiaan bersemi dalam hati Sarita ketika ia meletakkan


tangan di siku Halbert.

336
Fb.me/overebook

Wanita-wanita memasang mata iri pada Sarita. Halbert langsung mengabaikan


mereka ketika Sarita muncul. Halbert langsung meninggalkan mereka ketika
Sarita berjalan bersama seorang pria.

Tatapan mereka menyadarkan Sarita akan posisinya. Bunga kebahagiaan di


hatinya layu bersamanya. Ia hanyalah satu di antara wanita-wanita Halbert.

Ia tidak akan pernah menempati tempat spesial di hati Halbert. Ia tidak akan
menjadi wanita terpenting dalam hidup Halbert. Ia tidak akan pernah
mendapatkan hati Halbert.

Halbert adalah seorang petualang. Sama seperti ayahnya, Halbert tidak akan
pernah terpuaskan. Mereka adalah petualang sejati dan seorang petualang sejati
tidak pernah berhenti berpetualang.

Tidak hanya Sarita yang memperhatikan orang-orang di sekitar mereka. Halbert


juga tengah mengawasi mereka. Hanya saja ia bukan wanita-wanita cantik itu
yang ia perhatikan. Ia tengah menatap tajam pria-pria yang tidak melepaskan
mata dari Sarita.

Ia mempunyai alasan yang sama dengan Sarita untuk tidak menyukai pesta yang
diadakan Duke of Vinchard ini. Halbert tidak suka Sarita menjadi pusat
perhatian. Ia tidak suka pria-pria lain memperhatikan Sarita!

Halbert membawa Sarita ke keramaian para tamu. Ia tidak akan


menyembunyikan Sarita ke tempat sepi. Ia akan menunjukkan pada setiap orang
milik siapakah Sarita. Halbert tidak akan membuang kesempatan untuk
melenyapkan kesempatan tiap pria.

337
Fb.me/overebook

“Sarita,” seseorang memanggil, “Pada akhirnya engkau bersama Pangeran.”

“Sudah kukatakan, Sarita pasti akan bersama Pangeran lagi,” komentar Chris
tidak senang.

Sarita terperanjat. Duke Vinchard mengharapkan ia bisa mengenal pria lain


namun ia terus menempel pada Pangeran, jenis pria yang tidak disukai Duke.
Sarita menarik tangannya dari apitan Halbert.

Sebagai gantinya, Halbert meletakkan tangan di pinggang Sarita dan


menariknya merapat.

Seketika Sarita sadar ia telah membuat kesalahan.

“Selamat siang, Duke,” sapa Halbert, “Saya berharap Anda tidak keberatan saya
menemani cucu Anda sepanjang hari ini.”

Duke memperhatikan Halbert menarik Sarita merapat ke sisinya. Ia melihat


sinar mata Halbert yang mempertegas kepemilikannya atas Sarita.

Duke tersenyum dan berkata, “Tidak. Saya tidak keberatan. Sama sekali tidak”
Lalu ia berkata, “Tolong jaga Sarita, Yang Mulia.”

Sarita terperanjat.

“APA!?” protes Chris, “Bagaimana kau bisa menyerahkan Sarita pada pria mata
keranjang ini!? Dia hanya mempermainkan Sarita. Aku lebih pantas untuk
Sarita.”

338
Fb.me/overebook

Sarita juga sadar Halbert tidak serius. Ia yakin Duke Vinchard juga tahu. Pasti
karena Halbert adalah seorang Pangeran maka Duke tidak mencegah. Andai
Halbert hanya seorang bangsawan biasa, Duke pasti melakukan segala cara
untuk mencegah Halbert mendekatinya. Pasti!

“Ikut aku, Chris. Aku akan mengenalkanmu pada temanku.” Duke mengabaikan
protes itu.

“Tunggu! Apa kau tidak mendengarku, tua bangka!? Tunggu aku!” Chris
bergegas mengikuti Duke.

Sarita tertawa geli melihat mereka. Akhir-akhir ini memperhatikan kedua pria
itu adalah hobinya. Entah mengapa setiap melihat mereka, sebuah kehangatan
muncul di dadanya.

“Aku benar-benar tidak menduga mereka bisa cocok seperti ini,” entah untuk
keberapa kalinya Sarita berkomentar.

“Benar,” Halbert tidak suka mendengarnya. Ia tidak pernah suka ketika Sarita
membicarakan pria lain. Tangannya beralih mengambil tangan Sarita dan
menggenggamnya erat-erat.

Ketika melihat Halbert cemburu seperti ini, Sarita berharap kecemburuan itu
dikarenakan cinta. Sayangnya, ketika Halbert menariknya mendekat, Sarita
hanya merasakan harga diri.

Setiap pasang mata terus mengikuti Halbert yang membawa Sarita berkeliling
sambil menyatakan kepemilikkannya atas Sarita. Di antara mata-mata yang
penuh ingin tahu itu, hanya satu pasang mata yang dipenuhi amarah.

339
Fb.me/overebook

“Berani-beraninya anak itu mendekati Sarita di depan mataku!” Ratu Kathleen


tidak henti-hentinya menggerutu, “Lihat saja. Aku pasti akan memisahkan
mereka. Aku akan melakukan segala cara untuk mencegahnya mendekati
Sarita.”

Raja Marshall hanya mendesah. “Sikapmu akhir-akhir ini sudah melewati


batas.”

“Aku harus melakukan segala cara!” Ratu Kathleen bersikeras, “Aku tidak bisa
berdiam diri melihat anak itu menyentuh Sarita!”

“Halbert tidak akan senang.”

“Aku tidak peduli! Selama ia menjauhi Sarita, aku tidak peduli.”

“Sikapmu itu hanya membuat orang-orang salah sangka. Aku khawatir Sarita
sendiri berpikir kau membencinya.”

“Omong kosong!” sergah Ratu, “Sarita pasti tahu aku tidak bisa membencinya.”

Raja Marshall tidak berkomentar lebih jauh. Sejak Duke of Vinchard


mengumumkan pesta ini, ia sudah tahu putranya akan berbuat seperti ini dan
istrinya akan terus mengawasi mereka.

“Anak itu…,” tangan Ratu terkepal, “Berani-beraninya dia memeluk Sarita


seperti itu. Marshall, cepat lakukan sesuatu!”

340
Fb.me/overebook

Raja Marshall melihat Halbert mengajak Sarita berdansa. Ia yakin saat ini tidak
ada yang dapat membuat Halbert menjauhi Sarita. Raja tidak pernah melihat
putranya seperti ini. Ia tidak pernah melihat Halbert begitu berlebihan dalam
memperlakukan pasangannya. Ia yakin Halbert tidak ingin membiarkan seorang
pun merebut Sarita darinya.

“Apa yang dilakukan anak itu!? Mengapa ia membiarkan Sarita seorang diri!?
Apa dia tidak takut orang lain mendekati Sarita!?”

Raja melihat Halbert meninggalkan Sarita yang duduk di pinggir kolam ikan.

“Aku tidak bisa membiarkan ini!” Ratu memutuskan.

“Kathleen!” Raja terlambat mencegah Ratu mendekati Sarita.

Raja menyerah. Ia tidak tahu di mana istrinya menempatkan posisinya. Di suatu


saat Kathleen memisahkan Halbert dari Sarita dan di saat lain ia memerintahkan
Halbert menemani Sarita. Satu yang tidak diragukannya: cinta Kathleen pada
Sarita.

“Ke mana anak bodoh itu pergi?”

Sarita terperanjat.

Wajah Ratu menampakkan jelas perasaannya. Ia seperti siap melumat Sarita.

Sarita memaklumi wajah yang tidak sedap dipandang itu.

341
Fb.me/overebook

“Kau benar-benar mempesona,” Ratu duduk di sisi Sarita. “Tidak heran setiap
pria di tempat ini tidak dapat melepas mata darimu. Bahkan Halbert pun tidak
sanggup meninggalkanmu.”

“Maafkan saya, Yang Mulia,” Sarita sama sekali lupa ketidaksukaan Ratu
Kathleen padanya, “Saya berjanji tidak akan mendekati Pangeran lagi.”

“Khawatirnya engkau tidak dapat,” Ratu Kathleen mendesah, “Kulihat dari


waktu ke waktu Halbert semakin tertarik padamu.” Dan Ratu tertawa lepas.
“Tak diragukan lagi kau memang putri Sharon.”

Sarita terperangah. Bermimpi pun ia tidak pernah menduga ia akan melihat Ratu
yang anggun ini akan tertawa lepas seperti ini. Tanpa ia sadari, ia
menggumam,“Saya pikir Anda membenci saya.”

“Membencimu!?” Ratu Marshall terperanjat, “Bagaimana mungkin!? Engkau


adalah putri sahabat baikku!”

“Mama?” Sarita terperanjat, “Anda mengenal Mama.”

“Tidak hanya mengenalnya. Ia sudah seperti saudara bagiku.” Untuk pertama


kalinya, Ratu Marshall tersenyum lembut pada Sarita!

Sarita tidak pernah membayangkannya!

“Apakah tidak ada yang memberitahumu?” Ratu Marshall heran.

Sarita menggeleng.

342
Fb.me/overebook

“Kukira engkau sudah tahu.”

“Zielle tidak memberitahu saya.”

“Ia pasti melewatkannya,” komentar Ratu Sharon. “Namun…,” Ratu geram,


“Ithnan tidak pernah mengungkit Sharon bisa dimengerti. Bahkan Norbert juga
tidak pernah memberitahumu tentang Sharon!??”

Sarita semakin heran. “Anda juga mengenal Norbert?”

“Bagaimana mungkin aku tidak mengenal orang yang telah memperkenalkan


Sharon pada cinta sejatinya?” tanya Ratu, “Pada pria yang telah menghancurkan
hidup Sharon.”

Dari suaranya, Sarita dapat menangkap kebencian Ratu pada Duke Norbert dan
ayahnya. “Apakah… Anda membenci Papa?” Sarita bertanya hati-hati.

“Ya,” dengan mantap Ratu Kathleen menjawab, “Dia telah menghancurkan


hidup Sharon. Namun…,” tangan Ratu merangkum wajah Sarita dan dengan
matanya yang lembut ia berkata, “Ia juga telah memberikan kebahagiaan pada
Sharon. Dan ia juga memberi Sharon putri yang sangat manis.”

“Paduka Ratu…”

“Selama bertahun-tahun ini kau pasti melalui masa yang sulit.”

“Tidak, Yang Mulia. Papa telah menjaga saya dengan baik. Duke Norbert juga
menyayangi saya.”

343
Fb.me/overebook

“Aku telah mendengarnya. Namun aku sama sekali tidak pernah menduga anak
haram Duke of Cookelt yang terkenal itu adalah kau.”

Rasa bersalah meliputi Sarita. “Duchess Belle tidak menyukai saya.”

“Aku juga telah mendengarnya. Wanita itu yang pernah mengirim orang
membunuhmu itu pasti terbaring kaku di ranjang sekarang. Ia pasti tidak pernah
menyangka anak haram yang dibencinya adalah keturunan Duke of Vinchard
yang terhormat dan bukan putri kandung Norbert. Earl of Mongar juga pasti
kehabisan kata-kata.”

“Yang Mulia…,” bahkan koran-koran tidak mengetahui pembunuh kiriman


Duchess Belle juga tentang Earl of Mongar. “Mengapa Anda bisa mengetahui
banyak hal tentang saya?”

“Aku menyuruh Savanah melayanimu bukan hanya untuk mengawasimu namun


juga untuk mengenalmu lebih dalam.”

Pantas saja Savanah suka mengorek masa lalunya. Pantas saja Savanah selalu
tertarik mendengar cerita masa lalunya.

Ratu tersenyum penuh kasih sayang. “Bila kau mempunyai kesulitan atau
membutuhkan seseorang untuk berbicara, kau bisa menemuiku.”

Sarita menatap lekat-lekat Ratu.

“Kau tidak mempercayaiku juga tidak bisa disalahkan. Siapa suruh aku tidak
pernah menghiraukanmu.”

344
Fb.me/overebook

“Ti-tidak. Saya… saya…,” Ratu menggenggam tangan Sarita.

“Aku ingin kau tahu aku sudah mencintaimu sejak melihatmu. Engkau begitu
mirip dengan ibumu hingga aku sering salah mengenal. Berulang kali aku ingin
berbicara denganmu. Berulang kali aku ingin memelukmu.” Dan Ratu
melakukan kata-katanya.

Sarita terpaku. Sebuah perasaan yang tidak pernah ia rasakan menghangatkan


tubuhnya.

“Engkau bisa menganggapku sebagai ibu bila kau mau.” Lagi-lagi Ratu
memandangnya penuh kasih sayang.

“Ibu…,” gumam Sarita. Inikah perasaan dipeluk seorang ibu?

“Nah, Sarita. Selamat menikmati pestamu.” Ratu melepaskan Sarita dan


menjauhi gadis yang masih mematung itu.

“Apa yang dibicarakan Mama denganmu?”

Suara tegas itu membuat Sarita terperanjat.

“Apa yang dibicarakan Mama?” suara Halbert menuntut jawaban.

“Ti-tidak ada,” jawab Sarita. Bagaimana mungkin ia akan memberitahu Halbert


isi pembicarannya dengan sang Ratu, “Beliau tidak membicarakan apapun
dengan saya.”

345
Fb.me/overebook

Halbert memperhatikan Sarita dengan tajam. Ia tidak percaya ibunya mendekati


Sarita hanya untuk berbasa-basi. “Katakan padaku kalau ia mengatakan sesuatu
yang membuatmu tidak senang,” Halbert memutuskan untuk melepaskan Sarita
lalu ia menyodorkan gelas minuman, “Ini minumanmu.”

“Terima kasih,” tanpa ragu-ragu Sarita menghabiskan minumannya.

Halbert terperangah.

“Pangeran,” tanya Sarita kemudian, “Minuman apa ini? Minuman ini sangat
sedap.”

“Itu hanya anggur merah.”

Sarita merasa tubuhnya panas seperti terbakar dan kepalanya pening. Pandangan
matanya mengabur dan ia merasa tenaganya hilang.

“Kau baik-baik saja?” Halbert mulai khawatir melihat Sarita. “Sarita,” ia


mengulurkan tangan.

Sarita jatuh ke tangan Halbert.

“SARITA!” Gelas di tangan Sarita jatuh dan hancur berkeping-keping.

Sarita merasakan mual di perutnya. Pening di kepalanya sama sekali tidak


membantunya merasa lebih baik.

Tiba-tiba seseorang menciumnya. Sebelum Sarita menyadari apa yang terjadi


sebuah cairan mengalir dari mulut pria itu ke dalam tenggorokannya.

346
Fb.me/overebook

“Minum!” perintah Halbert.

Sarita tidak menyukai rasa minuman itu.

“Habiskan!” sekarang Halbert menyodorkan gelas ke mulutnya.

Sarita menuruti perintah itu.

“Kau benar-benar merepotkan,” Halbert memeluknya erat-erat. “Kau


membuatku kaget. Kupikir aku sudah meracunimu. Mengapa tidak kau katakan
kalau kau tidak bisa minum minuman keras!?”

Sepasang mata yang cemas itu membuat Sarita merasa bersalah.

“Berbaringlah. Kau membutuhkan istirahat,” Halbert kembali membaringkan


Sarita di atas pahanya.

Sarita melihat rimbunan hijau daun pohon. Matanya terpaku pada sinar matahari
yang berusaha menerobos ketebalan dedaunan.

Pikiran Sarita mulai berputar. Ia ingat ia duduk di pinggir kolam ikan.


Kemudian Ratu Kathleen mendekatinya dan Halbert memberinya minuman
yang membuat tubuhnya serasa terbakar. Sekarang… Sarita bingung mengapa
ia bisa berada di bawah pohon. Ia tidak ingat ada pohon di sekitar kolam ikan.
Dan mengapa…

Sarita berdiri.

347
Fb.me/overebook

“Apa yang kaulakukan!?” Halbert terperanjat. “Berbaringlah!” Halbert menahan


Sarita.

Wajah Sarita merah padam. Mengapa ia bisa berbaring di atas rumput dengan
kepalanya di paha Pangeran Halbert!?

“Apa kau pusing lagi!?” Halbert menundukkan kepala menatap Sarita dengan
cemas. Tangannya memegang dahi Sarita. “Mana yang sakit?” ia memijit
lembut kening Sarita. “Apa kau sudah merasa lebih baik?”

“Saya tidak apa-apa,” Sarita menepis tangan Halbert.


Mengapa gadis ini selalu begini? Mengapa gadis ini tidak pernah menerimanya?
Bahkan di saat ia ingin memperhatikannya?

Sarita memaksakan dirinya untuk duduk. Seketika ia sadar mereka masih berada
di halaman Quadville tempat pesta diselenggarakan.

“Kau sudah merasa lebih baik, Sarita?”

Duke of Vinchard mendekat dengan cemas.

“K-kakek!” Sarita terperanjat. Seketika ia sadar ia pasti telah membuat


keributan. “Maafkan aku, kakek. Aku pasti telah mempermalukan kakek.”
Bahkan Zielle pasti memarahinya malam ini.

Duke Vinchard hanya tertawa. “Tidak ada yang perlu kau khawatirkan.
Pangeran telah mengatasinya dengan baik. Sebelum banyak orang mengetahui,
ia telah membawamu ke tempat yang sepi ini.”

348
Fb.me/overebook

“Terima kasih, Pangeran,” Sarita tersipu-sipu.

“Sekarang aku mengerti mengapa wajahmu selalu memerah tiap kali sesudah
kau menghabiskan makan malammu,” gumam Duke Vinchard, “Aku akan
memerintahkan koki menyiapkan menu yang tidak mengandung anggur
untukmu.”

“Sarita, kau sudah sadar?” Chris gembira, “Zielle membuat minuman khusus
untukmu. Katanya kau akan merasa lebih baik setelah menghabiskannya.” Chris
mengulurkan segelas minuman pada Sarita.

“Terima kasih,” Sarita mengulurkan tangan.

Halbert mencengkeram tangan Sarita.

Sarita terperanjat.

“Berikan padaku,” Halbert merampas gelas itu dari tangan Chris.

Chris marah.

“Ikut aku,” Duke Vinchard menarik Chris sebelum pemuda itu melepaskan
amarahnya. “Aku harus segera menyuruh koki menyiapkan makanan khusus
untuk Sarita.”

Kali ini Halbert tidak sedang bermain wanita. Ia benar-benar jatuh cinta pada
Sarita. Sikapnya yang penuh perlindungan itu sudah merupakan bukti yang
cukup. Duke Vinchard tidak pernah melihat sang Pangeran yang suka bermain
wanita itu bisa menjadi seorang pencemburu seperti ini.

349
Fb.me/overebook

“Kau masih tidak percaya padaku, Kathleen?” tanya Raja. “Kali ini Halbert
serius. Ia tidak sedang bermain-main.”

Ratu Kathleen kesal. Ia tidak punya pilihan lain selain mengakui kenyataan itu.

Ketika melihat kepanikan Halbert ketika Sarita tiba-tiba pingsan, ia sadar


putranya tidak panik karena ia adalah seorang Pangeran namun karena ia
mencemaskan Sarita. Sikapnya yang penuh perlindungan itu tidak pernah
diberikannya pada wanita kencannya yang lain. Yang terutama, ia tidak pernah
melihat Halbert, sang penggoda wanita, bisa menjadi seorang pencemburu.
Tidak sekalipun ia membayangkan Halbert bisa begitu murka hanya karena
seorang pria mendekati pasangannya. Ia tidak pernah mengharapkan Halbert
bisa memandang tiap pria dengan mata yang berkata, „Gadis ini adalah milikku.
Jangan berharap seorangpun dari kalian bisa mendekatinya!‟

“Dia memang putri Sharon,” Ratu Kathleen tersenyum bangga. “Tidak. Ia lebih
mengagumkan dari Sharon. Ia melampaui Sharon! Ia tidak hanya membuat para
pria patah hati tapi juga para wanita.”

Ratu Kathleen tertawa bangga.

“Siapa sebenarnya anakmu?” Raja Marshall menyerah.

®RatuBuku

350
Fb.me/overebook

Chapter 19

“Sudah cukup, Halbert!” Ratu tidak dapat mengendalikan emosinya. “Kapan


engkau sadar kau adalah seorang Pangeran!?”

Halbert tidak menyalahkan ibunya. Kesalahan memang terletak padanya. Akhir-


akhir ini ia tidak pernah berkencan namun ia juga tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik. Ia juga tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran khusus untuk
mempersiapkannya menjadi seorang Raja.

“Kapan kau akan bangun dari mimpi-mimpimu itu!?” bentak Ratu. “Kau sudah
bukan anak kecil lagi. Bagaimana kau akan memimpin kerajaan ini kalau kau
tidak segera sadar!?”

“Aku tahu, Mama. Aku tahu!” Halbert juga tidak menginginkannya namun ia
tidak bisa menghentikan kecemasannya.

Sejak pesta itu, undangan terus berdatangan di pintu Quadville. Sejak pesta itu,
nama Sarita tidak pernah berhenti disebut. Semenjak pesta itu, ia selalu muncul
di Quadville setiap ia mempunyai waktu luang. Semenjak pesta itu, ia selalu
menyempatkan diri untuk menemui Sarita. Namun itu tidak cukup!

Setiap kali Sarita tidak berada di sisinya, kecemasan selalu menghantuinya.


Setiap Sarita berada di luar jangkauannya, ia tidak dapat menghentikan
kerinduannya pada Sarita.

Halbert tidak akan pernah merasa tenang sebelum Sarita menjadi miliknya.
Halbert sadar penyebab kecemasannya ini adalah sikap gadis yang dicintainya

351
Fb.me/overebook

itu. Ia telah melakukan segala cara untuk membuat gadis itu menerimanya
namun gadis itu selalu membuat jarak dengannya ketika ia berpikir Sarita sudah
menerimanya. Ia semua keahliannya tidak berguna. Semua daya pikatnya tidak
dapat menarik perhatian Sarita.

“Kau memikirkan Sarita?” tanya Raja Marshall.

Halbert terperanjat. Bagaimana ayahnya bisa tahu?

“Kau benar-benar jatuh cinta pada Sarita,” Ratu Kathleen tersenyum.

Dan ibunya!? Halbert membelalak.

“Sarita memang mengagumkan,” Ratu Kathleen menambahkan. “Sejak awal


aku sudah tahu Sarita pasti dapat menghentikan kebiasaan burukmu ini. Sejak
melihat Sarita aku sudah tahu hanya putri Sharon yang bisa menangkap jiwa
petualangmu itu.”

“Mama…,” Halbert kehilangan kata-katanya, “Mama sudah tahu semuanya dari


awal?”

Ratu mengangguk bangga.

“Mengapa Mama tidak memberitahuku?”

“Aku sudah memberimu petunjuk,” ujar Ratu santai.

“Mengapa Mama membiarkanku pusing sampai gila!?” Halbert tidak dapat


menerima penjelasan itu.

352
Fb.me/overebook

“Aku tidak mau kau melukai Sarita.”

Halbert membelalak.

“Sarita bukan mainanmu! Aku tidak mau kau bermain-main dengan Sarita. Ia
adalah putri sahabatku. Aku tidak mau kau melukainya.”

Halbert tidak tahu harus bereaksi apa. Ibunya ternyata lebih memihak Sarita.

“Itu salahmu sendiri,” Ratu membaca ekspresi Halbert. “Kau tidak pernah serius
berhubungan dengan wanita. Ini adalah petualangan, kau selalu berkata. Begitu
melihatnya, aku tahu Sarita adalah putri Sharon. Aku harus melindunginya. Aku
tidak bisa membiarkan seorang pun melukainya sekalipun itu adalah putraku
sendiri!”

Tiba-tiba saja semuanya menjadi jelas. Ratu memerintah Savanah melayani


Sarita bukan untuk mengawasinya tapi menjaganya. Ratu memaksanya
menemui Duke of Vinchard karena ia ingin Halbert sadar siapa ibu Sarita. Ratu
terus memperingatinya untuk menjauhi Sarita bukan karena ia tidak menyukai
status Sarita namun karena Ratu tidak ingin ia melukai Sarita!

Halbert tertawa hambar. Ibunya ternyata sama sekali tidak mempercayainya!


Selama ini ia selalu mempermainkan wanita dan sekarang ia dipermainkan oleh
ibunya sendiri. Halbert merasa sudah benar-benar gila.

“Begitu melihat Sarita, semua orang pasti tahu siapa ibunya,” kata Raja
Marshall pula, “Sarita sangat mirip dengan Sharon. Ia lebih cantik. Lebih rapuh
dari Sharon.”

353
Fb.me/overebook

“Benar,” Ratu sependapat. “Tak heran ia memang putri wanita tercantik di


Helsnivia.”

“Sejak melihatnya aku sudah tahu ia akan berhenti menjadi bahan


pembicaraan.”

Dan juga ayahnya!? Halbert membelalak lebar. Ia tidak percaya mereka


melakukan ini padanya hingga membuatnya berpikir orang yang ia hormati
tengah bermain mata dengan Sarita!

“Kau tidak perlu mencemaskan Sarita,” ujar Ratu, “Ia tidak akan mengalami
bahaya apapun seperti yang ia alami di Trottanilla.”

“Bukan itu yang aku cemaskan!?”

“Lalu apa?” tanya Raja tidak mengerti.

“Aku takut Sarita jatuh cinta pada pria lain!” Halbert mengakui.

Ratu Kathleen tersenyum penuh arti. “Tidak ada yang perlu kaucemaskan.
Sarita tidak akan jatuh cinta pada pria lain.”

“Bagaimana aku tidak cemas!?” tanya Halbert dengan nada tinggi, “Dua bulan
lamanya ia tinggal bersamaku dan selama itu ia tidak pernah tertarik padaku.
Sedikit pun tidak pernah! Sekarang setiap saat segerombolan pria mengantri di
depan pintu kamarnya. Bagaimana aku tidak cemas?”

354
Fb.me/overebook

“Kau tidak bisa mencegahnya. Ia adalah gadis tercantik di Helsnivia bahkan


mungkiin di dunia,” Ratu Kathleen menjawab dengan bangga seolah-olah Sarita
adalah putri kandungnya, “Walaupun ia lahir di luar nikah, ia tetap keturunan
keluarga terhormat. Bangsawan-bangsawan dari luar pun berdatangan untuk
melamarnya. Kudengar beberapa Pangeran negeri lain juga berencana
mengundangnya ke kerajaan mereka.”

Halbert juga menyadari ke manapun Sarita pergi, ia akan menjadi pusat


perhatian.

“Itulah yang membuatku kian tidak bisa tenang!” ujar Halbert gusar, “Di antara
mereka pasti ada yang menarik perhatian Sarita. Dalam hitungan hari pasti akan
muncul pria yang mendapatkan hati Sarita.”

“Mengapa kau tidak ikut mengantri daripada bercemas ria di sini?” tanya Raja
Marshall.

“MUSTAHIL!”

“Mengapa?” tanya Ratu Kathleen.

Halbert tidak dapat menjawab.

“Hanya dirimulah yang menghalangimu,” kata Raja Marshall.

“Omong kosong!” sergah Halbert tidak senang. “Mustahil adalah mustahil!


Bagaimanapun kau memaksanya mustahil tetaplah mustahil.”

“Mengapa?” Ratu memaksa.

355
Fb.me/overebook

“Karena Sarita lebih suka menjauhiku daripada menemaniku!” Mengapa rahasia


umum seperti ini pun mereka tidak tahu?

“Benar. Karena kau hanya tahu bermain wanita,” hina Ratu Marshall.

“Aku tidak sedang bermain-main!” Halbert marah, “Aku serius. Aku


mencintainya!”

“Kalau kau mencintainya, lakukan sesuatu yang nyata!” sahut Ratu, “Kalau
Sarita bukan mainanmu, perlakukan dia dengan serius!”

“Aku serius! Aku selalu serius terhadapnya!”

“Aku tidak melihatnya,” Raja menyela.

Halbert melihat ayahnya.

“Kulihat caramu memperlakukan Sarita sama dengan caramu memperlakukan


wanita-wanitamu yang lain,” komentar Ratu.

“Sarita bukan wanita yang akan menjadi pasanganmu hari ini dan akan kau
buang ketika kau bosan. Bukankah begitu, Halbert?” tanya Raja serius.

“Tentu saja. Aku mencintainya hingga aku hampir gila memikirkannya.”

“Apa yang kauinginkan dari Sarita?” tanya Ratu lembut.

356
Fb.me/overebook

Apa yang ia inginkan dari Sarita? Tentu saja ia ingin Sarita mencintainya. Ia
ingin Sarita hanya memikirkan dirinya. Ia ingin Sarita selalu berada di sisinya.
Ia ingin Sarita menjadi miliknya seutuhnya, jiwa dan raganya. Ia ingin Sarita
tergila-gila padanya.

“Apa kau tahu apa yang diinginkan Sarita?” tanya Ratu pula.

Apa yang diinginkan Sarita? Jawaban pertanyaan itu sudah jelas. Tanpa berpikir
pun Halbert dapat menjawab, Sarita ingin menjauhinya!

“Apa kau yakin?” Ratu membaca pikiran Halbert.

“Ia tidak mencintaiku, Mama. Ia pernah berkata aku bukan tipe pria yang akan
dicintainya?”

“Mengapa?” tanya Ratu lebih lanjut.

“Karena aku adalah seorang playboy,” Halbert mengakui dengan muram, “Aku
tidak pernah serius mencintai seorang wanita.”

“Apakah sekarang kau juga demikian?”

“Aku…” Halbert tidak tahu. Ia telah mempergunakan semua keahliannya tapi


tidak ada yang berhasil. Ia telah memperlakukan Sarita dengan berbagai macam
perlakuan yang ia ketahui namun itu juga tidak berguna. Halbert hanya tahu ia
membutuhkan sesuatu yang lebih dari semua yang ia miliki saat ini. Ia
membutuhkan sesuatu yang lebih dahsyat untuk mendapatkan cinta Sarita.

“Aku telah memanfaatkan semua yang aku ketahui,” Halbert mengakui.

357
Fb.me/overebook

“Sarita tidak pernah menganggapmu serius karena itulah,” Raja menegaskan,


“Kalau kau memang mencintai Sarita, berhentilah memperlakukannya seperti
wanita-wanita yang lain.”

Ratu menambahkan, “Kau memang pandai menghadapi wanita namun kau


benar-benar tolol dalam memperlakukan cinta sejatimu.”

Mereka benar. Ia hanya tahu memperlakukan wanita namun ia tidak tahu


bagaimana mencintai seorang wanita.

“Kau sudah berubah, Halbert,” Ratu Kathleen tersenyum penuh arti.

“Aku takut. Aku benar-benar takut, Mama,” Halbert mengakui, “Kau tidak
punya ide bagaimana Sarita merubahku.”

Ratu Kathleen tersenyum. “Dengar, anakku. Tidak sulit menaklukkan Sarita.”

Halbert tidak punya ide apa yang dibicarakan ibunya.

“Sarita benar-benar mirip Sharon. Apa yang harus kaulakukan hanyalah


menjadi dirimu sendiri. Kau sudah mempunyai sesuatu yang menarik Sarita.”

“Mama…”

“Ya, Halbert. Yang perlu kaulakukan hanyalah menjadi dirimu sendiri. Semakin
kau berusaha, semakin kacau hasilnya. Jadilah dirimu sendiri dan semuanya
akan berlangsung dengan sendirinya.”

358
Fb.me/overebook

“Mengapa Mama melakukan ini? Bukankah Mama tidak menyukai Sarita?”

“Aku?” tanya Ratu heran, “Bagaimana mungkin aku membenci putri sahabat
baikku?”

“Mama membenci Sarita. Mama tidak pernah menyapa Sarita.”

“Aku hanya tidak suka kenyataan ia adalah putri pria yang telah merebut Sharon
dariku. Tapi, karena Duke of Vinchard sudah mengakui Sarita, aku tidak punya
alasan lagi untuk membenci Ithnan, bukan?”

Halbert benar-benar kehilangan kata-katanya.

“Ini bukan ide yang buruk untuk menjadi satu keluarga dengan Sarita. Tidakkah
engkau berpendapat demikian, Marshall?” Ratu bertanya pada suaminya, “Ia
adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki.”

“Mengatakannya memang mudah,” komentar Halbert sinis.

Ratu tertawa. “Jangan khawatir. Aku percaya kau pasti berhasil. Aku yakin
Sharon juga merestuimu.”

Andai saja hal itu dapat dipercayai, Halbert tidak akan gundah seperti ini.
Sekarang Sarita sudah berada di luar jangkauannya. Setiap hari Duke of
Vinchard memperkenalkannya pada setiap orang di Helsnivia. Sudah bukan
rahasia lagi Duke membanggakan cucu satu-satunya itu.

Semua ini membuat posisi Halbert semakin sulit. Ia tidak punya alasan untuk
setiap saat berada di sisi Sarita sementara setiap saat mungkin muncul seorang

359
Fb.me/overebook

pria yang akan merebut hati Sarita. Sekarang Halbert benar-benar berharap ia
bisa membalik waktu dan mencegah pertemuan Duke of Vinchard dengan
Sarita. Namun itu akan terlalu kejam untuk Sarita, bukan?

Sekarang Halbert hanya dapat berharap reaksi Sarita pada ciumannya bukan
palsu.

“Aku bersumpah aku tidak akan membiarkan diriku jatuh cinta untuk kedua
kalinya. Ini semua sudah membuatku lebih dari tersiksa. Aku merasa setiap saat
aku akan mati.”

“Kau terdengar tragis,” komentar Ratu.

“Aku benar-benar berharap dulu aku memenuhi keinginan Duke of Cookelt.


Setidaknya sekarang aku yakin tidak akan ada yang berani mengusik Sarita.”

“Kalau kau demikian cemasnya, mengapa kau tidak langsung melamar Sarita?”
tanya Raja, “Tidak ada larangan yang menyebut kau tidak boleh melamar
Sarita.”

“Melamar Sarita?” Halbert mengulangi usul itu.

“Kau tidak pernah memikirkannya, bukan?” tebak Ratu.

Terbersit dalam benaknya pun tidak pernah.

“Kau pasti tidak pernah menyatakan cintamu pada Sarita,” Ratu menebak lagi.

360
Fb.me/overebook

“Apakah itu penting?” Halbert bertanya polos. “Aku sudah menunjukkannya


dalam sikapku.”

“Halbert... Halbert...,” desah Ratu putus asa, “Sikap yang menurutmu


membuktikan cintamu pada Sarita itu hanyalah omong kosong!” Suara Ratu
kian meninggi, “Apa yang perlihatkan itu hanyalah keinginan untuk memiliki,
keinginan untuk menguasai Sarita!”

Halbert termenung. Ia hanya ingin Sarita selalu berada di sisinya. Apakah itu
salah? Ia hanya tidak ingin pria lain mendekati Sarita. Apakah itu tidak boleh?

“Mencintai seseorang tidak selalu berarti harus memilikinya,” Raja


memberitahu dengan sabar, “Ada kalanya cinta harus mengalah. Yang terutama
adalah bagaimana kau membahagiakan cintamu.”

Membahagiakan Sarita? Halbert termenung. Selama ini ia hanya ingin


memuaskan dirinya sendiri. Dari dulu hingga kini hal itu tidak berubah. Ia
bermain-main dengan wanita hanya untuk kesenangannya sendiri. Ia
menginginkan Sarita juga karena ia tidak ingin terus bergelut dengan perasaan
yang menyiksa ini. Apakah itu yang dimaksudkan orang tuanya? Apakah ini
yang membuat Sarita tidak pernah menganggapnya serius?

Ia hanya tahu Sarita tidak mencintainya tapi ia tidak pernah tahu bagaimana
perasaan gadis itu padanya. Ia tahu Sarita ingin menjauhinya tapi ia tidak tahu
mengapa Sarita juga sering memberinya kesempatan.

“Kau tidak perlu aku memberikan pelajaran khusus, bukan?” Ratu memotong
lamunan Halbert.

361
Fb.me/overebook

Halbert terperanjat. “T-tidak, Mama. Tidak perlu. Aku tahu apa yang harus
kulakukan.”

“Lalu apalagi yang kau tunggu!?” bentak Ratu marah, “Cepat ke Quadville!
Jangan pulang sebelum kau membawa pulang Sarita!”

Halbert serta merta melesat.

Raja Marshall tersenyum. Karena Kathleen mencintai keduanya, ia bersikap


keras pada Halbert.

®RatuBuku

Sarita menutup koran.

“Anda baik-baik saja, Tuan Puteri?” tanya Zielle cemas, “Anda terlihat pucat.”

“Aku baik-baik saja,” jawab Sarita.

Zielle tidak akan pernah mengerti kegalauan hatinya ini.

“Lagi-lagi Anda dan Pangeran Halbert menjadi berita utama,” Zielle melihat
halaman terdepan koran yang baru diletakkan Sarita di meja, “Anda berdua
memang serasi.” Zielle mengambil koran itu dan membacanya dengan gembira.

Sarita ingin menyahut, “Sedikitpun tidak,” namun ia tetap menutup mulut.


Zielle tidak akan senang mendengar bantahannya ini. Zielle tidak akan pernah
memahami kegalauannya.

362
Fb.me/overebook

Ia mencintai Halbert. Sarita tidak meragukannya lagi. Semakin ia menyangkal,


semakin besar perasaan itu. Namun ia bukanlah pasangan yang cocok untuk
Halbert. Ia bukan keturunan keluarga bangsawan terhormat. Darah biru yang
mengalir dalam tubuhnya hanya setengah. Bagaimana ia bisa menyetarakan
dirinya dengan sang Pangeran yang terhormat?

“Saya dapat melihatnya,” Zielle menegaskan dengan mantap, “Pangeran sangat


mencintai Anda. Pangeran selalu cemburu pada setiap pria yang mendekati
Anda.”

Itu bukan cinta. Sarita menyangkal. Halbert tidak pernah mencintainya. Halbert
hanya ingin menemukan petualangan baru darinya.

Zielle tertawa. “Anda telah membuat banyak wanita patah hati.”

Tidak! Besok mereka pasti tertawa puas. Ketertarikan Halbert padanya hanyalah
sesaat. Bagaimanapun juga ia adalah petualang seperti ayahnya.

“Sarita juga akan membuat banyak pria patah hati bila ia tidak segera menjawab
undangan-undangan ini,” Duke Ephraim muncul membawa sekotak penuh surat
undangan yang ditujukan padanya.

Sarita sama sekali tidak memiliki keinginan untuk muncul lagi di muka umum.

Duke meletakkan kotak itu di depan Sarita.

Sarita hanya memandang tidak tertarik pada surat-surat di dalam kotak itu.

363
Fb.me/overebook

“Kalau kau tidak segera menjawab undangan mereka, besok aku akan menjadi
berita utama,” gurau Duke, “Semua orang akan mengatakan aku melarangmu
muncul.”

“Itu tidak akan terjadi,” sela Chris, “Semua orang tahu Halbert yang
pencemburu itu tidak suka Sarita didekati pria manapun.”

Bukan itu alasannya tidak ingin muncul. Ia hanya tidak menyukai pria-pria yang
selalu mendekatinya hanya untuk satu tujuan, dirinya! Andai ia mempunyai
perisai yang dapat menangkal mereka, ia mungkin akan memikirkan ulang
undangan mereka. Sayangnya, ia tidak punya. Ia juga tidak dapat terus
menggunakan Halbert sebagai perisainya. Halbert tidak dapat dipastikan hadir
dalam pesta-pesta tersebut. Halbert bukan kekasihnya, dan Halbert tidak
mencintainya. Ia juga tidak mungkin membawa pria lain dalam undangan
kencan mereka, bukan?

“Aku tidak membutuhkan mereka. Aku hanya menginginkan kakek seorang.”


Sarita memandang kakeknya dengan sedih, “Apakah kakek tidak suka?”

Duke Vinchard tertawa. “Kau memang tahu bagaimana menyenangkan hatiku.


Persis seperti Sharon.”

Tapi Chris lebih memahami Sarita. “Kalau kau mau, aku bisa menemanimu,” ia
menawarkan diri.

“Daripada menemani Sarita, kau masih punya tempat yang harus kaudatangi,”
sahut Duke Vinchard, “Jangan lupa besok kau akan pulang ke Cookelt
bersamaku!”

364
Fb.me/overebook

“Kalian akan ke Cookelt?” Sarita terperanjat, “Kapan kalian memutuskannya?


Mengapa kalian tidak memberitahuku?”

“Aku memutuskannya kemarin,” Duke Vinchard menjawab, “Chris tidak bisa


terus menerus di sini. Sewaktu-waktu ia juga perlu pulang melihat keadaan
Cookelt.”

“Aku ikut!” Sarita memutuskan.

Mereka terkejut.

“Aku perlu menemui Graham,” Sarita menjelaskan, “Graham mengabarkan


padaku keadaan Duchess tidak baik. Ia terlilit hutang besar.”

“Itu salahnya sendiri,” komentar Chris. “Siapa suruh dia mengincar hartaku.”

“Harta keluarga Riddick masih belum menjadi milikmu sepenuhnya,” Duke


Vinchard mengingatkan, “Kau masih harus menunggu beberapa tahun lagi.”

Chris mendengus kesal.

“Kapan kalian akan berangkat?” Sarita memotong pembicaraan mereka, “Aku


akan membuat janji dengan Graham. Aku juga perlu mendatangi beberapa
tempat.

“Yang Mulia, Anda berkata akan mendidik Tuan Muda Chris menjadi penerus
Duke Norbert, tapi mengapa Tuan Puteri tetap mengurus Cookelt?” Zielle
memprotes.

365
Fb.me/overebook

Pada awalnya Duke Vinchard mengawasi Chris melakukan pekerjaan Sarita


namun sekarang tidak lagi. Sarita mempercayai kakeknya namun rasa tanggung
jawab membuatnya tidak bisa menandatangani apa pun tanpa memahami duduk
persoalan. Sekarang Sarita akan mempelajari persoalan-persoalan yang dikirim
Graham lalu Duke Vinchard akan membimbing Chris membuat keputusan dan
Sarita akan melakukan pekerjaan selanjutnya. Memang lebih rumit tapi Chris
tahu apa yang tengah terjadi di wilayahnya sambil belajar mengambil langkah
bijaksana.

“Aku adalah wali Chris, Zielle,” entah berapa kali Sarita menjelaskan hal ini,
“Tidak ada hal tentang Cookelt yang tidak kuketahui sebelum Chris
mengetahuinya. Walaupun kakek telah bersedia mendidik Chris, kakek tetap
tidak mempunyai kekuasaan untuk membuat keputusan apapun.”

“Yang Mulia!” Zielle memprotes keras, “Tidak bisakah Anda melakukan


sesuatu!? Apa Anda ingin Tuan Puteri menghabiskan waktunya di belakang
meja terus menerus!?”

“Aku juga tidak dapat berbuat apa-apa, Zielle,” Duke Vinchard menyerah,
“Kalau Chris bisa sadar, Sarita tidak perlu duduk di sini.”

“Tuan Muda Chris!” Zielle mengalihkan sasaran ketidakpuasannya. “Ini semua


gara-gara Anda. Mengapa Anda terus bermain!?”

“Apa salahku?” gerutu Chris, “Yang memutuskan ini bukan aku tapi Papa.”

“Anda tidak punya waktu lagi untuk bermain!” Zielle menjewer telinga Chris.
“Cepat, Yang Mulia Duke! Kita tidak punya waktu bercanda di sini!” Ia
menarik Chris pergi.

366
Fb.me/overebook

“Lepaskan aku!” Chris memberontak, “Lepaskan tangan kotormu, Zielle!”

“Chris sudah ada kemajuan,” Sarita tersenyum.

Chris yang dulu pasti akan memaki Zielle dengan segala kata yang tidak dapat
dibayangkan Sarita. Walaupun Chris tidak sepenuhnya menjadi seorang pemuda
yang sopan, ia sudah mengalami banyak kemajuan. Zielle adalah orang yang
paling berjasa dalam hal ini.

Wanita tua itu telah menjadi pelayan di sini semenjak muda. Walaupun telah
berkeluarga dan mempunyai cucu, ia masih mencintai Quadville. Ketegasannya
pada tata krama membuatnya tidak gentar pada Chris bahkan kepada Duke of
Vinchard, majikannya. Bila Zielle melihat suatu kesalahan, maka ia tidak akan
ragu melakukan hukumannya tanpa pandang bulu.

“Semua ini berkat Zielle.”

“Untung di sini masih ada Zielle,” Duke sependapat, “Aku selalu khawatir aku
terlalu keras terhadap Chris namun Zielle lebih ketat terhadap Chris.”

“Aku lihat Chris menyukai cara kalian. Akhir-akhir ini aku selalu berpikir
mungkinkah Chris mencari keluarga seperti kalian. Kalian memang keras dan
ketat dalam mendidik Chris namun bagi Chris itu adalah bukti kalian
memperhatikannya.”

“Anak itu kurang kasih sayang.”

367
Fb.me/overebook

“Benar,” Sarita mengakui, “Duke Norbert maupun Duchess Belle selalu


menyibukkan diri dengan urusan mereka. Dorothy juga tidak tertarik menjadi
pengasuh adiknya.”

“Zielle benar.” Duke menatap Sarita lekat-lekat, “Kau terlalu mempedulikan


orang lain.”

“Apakah itu tidak boleh?”

“Aku tidak mengatakan itu salah. Aku hanya mengingatkanmu untuk


mengambil batas.”

“Maksud kakek?”

“Yang Mulia!” Zielle menampakkan kepala di pintu dengan wajah tidak senang,
“Apa yang Anda lakukan!? Kita tidak punya waktu untuk bersantai-santai!”

“Baik. Aku akan segera ke sana,” sahut Duke. Lalu ia berkata pada Sarita
sambil tersenyum, “Aku harus pergi, Sarita. Kau tahu Zielle.”

Sarita hanya termenung melihat kepergian kakeknya. Sekarang tinggallah ia


seorang diri menghadapi tumpukan pekerjaan yang belum diselesaikannya.

Sebelum ia menyentuh tumpukan itu, ia harus segera mengirim surat kepada


Graham untuk mengabarkan kedatangannya. Ia tidak ingin menganggu waktu
kerja Graham seperti yang pernah dilakukannya.

Tengah ia menulis surat, seseorang memasuki ruangan.

368
Fb.me/overebook

“Apa kalian memerlukan sesuatu?” Sarita menengadahkan kepala.

Halbert memasuki ruangan dengan aura wibawanya.

Sarita terperanjat. “Selamat siang, Pangeran. Apakah ada yang bisa saya
bantu?” ia bertanya sopan.

“Satu hal yang pasti, kau tidak bisa menyisihkan waktu untukku,” Halbert
melihat tumpukan kertas di depan Sarita. “Mengapa kau masih harus mengurusi
Cookelt?” tanyanya kemudian, “Katamu Duke Vinchard akan membimbing
Chris melakukan tugas-tugasnya.”

“Saya tetap wali Chris. Selain itu, saya tidak terbiasa menjadi pengangguran.”

“Aku sudah mengatakan kau bisa memanggilku kalau kau kesepian.”

“Saya tidak bisa. Anda adalah seorang Pangeran.”

Halbert berjalan ke sisi Sarita. “Sarita,” ia menggenggam tangan Sarita.

Sarita terpesona. Sepasang mata lembut yang tidak pernah dilihatnya itu,
mengunci pandangannya hanya ke wajah tampan yang ia rindukan.

Cinta benar-benar menakjubkan. Semenjak orang tuanya memberinya ide untuk


melamar Sarita, pikiran Halbert dipenuhi oleh hari-hari bersama Sarita.
Beberapa saat lalu ketika melihat Sarita mengerjakan tugasnya sebagai wali
Duke Cookelt, hatinya dipenuhi suatu perasaan hangat yang tidak dapat ia
utarakan. Melihat gadis ini, Halbert dapat membayangkan hari-hari mendatang
bersama Sarita di sisinya, bersama Sarita yang dengan bijaksana membantunya

369
Fb.me/overebook

mengerjakan tugasnya sebagai seorang Raja, bersama Sarita yang dengan cinta
kasihnya merawat anak-anak mereka.

Anak-anak, Halbert terkesiap. Bayangan Sarita menggendong putra-putri


mereka membuat Halbert semakin terbang tinggi.

Sarita terperangah melihat senyum bahagia Halbert.

“Oh, Tuhan,” Halbert menarik Sarita ke dalam pelukannya. Ia tidak pernah


merasakan perasaan seperti ini pada wanita manapun. Ia tidak pernah merasa
begitu bahagia hanya karena memandang seorang wanita. Ia tidak pernah
disesaki kebahagiaan seperti ini. Cinta memang menakjubkan.

Halbert membelai Sarita dan merapatkan Sarita ke pelukannya sehingga tidak


ada celah di antara mereka.

Sarita hanya terpaku. Halbert tidak pernah memperlakukannya seperti ini.


Halbert sering memeluknya tapi baru kali ini Sarita merasakan kebutuhan
Halbert. Bukan nafsu tetapi sesuatu yang lebih menggetarkan. Dari setiap
sentuhan Halbert, Sarita dapat merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya lebih
bergetar dari saat Halbert menciumnya.

“Sarita,” bisik Halbert, “Menikahlah denganku, Sarita. Menikahlah denganku.”

Mata Sarita membelalak lebar.

“Menikahlah denganku,” Halbert menatap Sarita dengan serius.

Sekarang Sarita yakin ia tidak sedang berkhayal.

370
Fb.me/overebook

“Menikahlah denganku, Sarita,” Halbert mengulangi untuk keempat kalinya,


“Aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku membutuhkanmu. Aku tidak dapat hidup
tanpamu.”

Tidak! Itu tidak mungkin! Halbert tidak mungkin melamarnya!

“Jangan bergurau, Pangeran.”

“Aku tidak bergurau, Sarita,” Halbert menegaskan. “Aku takut. Aku tidak
pernah merasakan perasaan seperti ini terhadap wanita mana pun. Aku tidak
pernah begitu takut kehilangan seorang wanita.”

Pada akhirnya semua ini hanya karena satu kata, petualangan.

“Aku mencintaimu.”

Sarita menggeleng sedih. Bahkan di saat-saat seperti inipun Halbert tahu


bagaimana merayu wanita. Sarita sadar Halbert tidak akan pernah berhenti
sebelum ia mendapatkan kepuasan itu. Sarita juga tahu ia tidak bisa terus
membiarkan Pangeran seperti ini.

“Aku serius, Sarita. Aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak pernah


merasakan perasaan ini pada setiap wanita mana pun. Aku tidak pernah gila
hanya karena memikirkan seorang wanita.”

“Cukup, Pangeran,” Sarita menjauhkan diri dan dengan tegas berkata, “Anda
boleh bercanda apapun tetapi tidak dalam hal satu ini. Anda tidak mungkin
mencintai saya.”

371
Fb.me/overebook

“Aku tidak sedang bergurau, Sarita,” Halbert menegaskan untuk sekian kalinya,
“Aku bersungguh-sungguh. Setiap kata-kataku adalah kenyataan.”

“Tidak,” Sarita menggeleng, “Saya tahu Anda tidak bersungguh-sungguh.”

“Percayalah padaku,” desak Halbert.

“Saya percaya Anda sedang bercanda.”

Halbert merasa ia mulai kehilangan kesabarannya.

“Gurauan ini tidak menyenangkan, Pangeran,” Sarita memberitahu, “Saya tidak


menyukainya.”

“Kau pikir aku bisa bercanda untuk hal seserius ini!?”

“Siapa tahu, Pangeran,” jawab Sarita tenang, “Besok atau lusa Anda akan
bertemu wanita yang jauh lebih cantik dan menarik dari saya. Saat itu Anda
pasti akan berpaling.”

Halbert geram hingga tidak bisa berkata apa-apa. Gadis ini adalah satu-satunya
orang yang memahami petualangannya. Sialnya, ia terlalu mengerti tentang jiwa
petualangannya!

“Anda sendiri pernah berkata saya bukanlah tipe wanita yang bisa membuat
Anda ingin menikah.”

372
Fb.me/overebook

“Aku memang pernah mengatakannya tetapi itu adalah dulu,” Halbert membela
diri.

“Anda juga tahu, Pangeran. Kita tidak boleh menikah.”

“Katakan alasanmu,” Halbert memerintah.

“Anda adalah keturunan keluarga terhormat sedangkan saya hanyalah putri


seorang petualang,” dan sebelum Halbert menyahut, Sarita menambahkan,
“Saya tidak pernah menerima pendidikan layak seperti Anda. Darah biru yang
mengalir dalam tubuh saya juga hanya setengah. Rakyat Helsnivia tidak akan
dapat menerima saya.”

“Omong kosong! Aku tahu tidak ada wanita yang lebih pantas dari kau.”

“Tidak, Pangeran,” Sarita menggeleng, “Ini semua hanyalah khayalan Anda.


Percayalah besok Anda akan menyesali hari ini.”

“Apa kau serius?” Halbert tidak melepaskan mata dari Sarita.

Sarita mengangguk mantap.

Halbert marah. Sekalipun ia telah melakukan suatu tindakan yang serius,


memohon seperti yang tidak pernah dilakukannya terhadap wanita manapun,
gadis ini tetap tidak mempercayainya! “Apa kau lebih tertarik menikah dengan
Marcia, pemuda kotor itu!?”

“Mengapa tidak?” Sarita menjawab jujur, “Ia jujur dan setia. Walau ia tidak
kaya, ia mempunyai cinta yang tulus pada saya.”

373
Fb.me/overebook

Bertambahlah sudah dosa Halbert.

Selama ini ia terus bermain-main dengan cinta sehingga ketika ia benar-benar


jatuh cinta, masa lalu tidak bisa lepas darinya. Kenyataan itu menyapu bersih
amarah Halbert dan menambah gumpalan putus asa dalam dirinya.

“Kau memang keras kepala, bukan?”

Sarita tidak menanggapi.

“Tidak ada yang bisa merubah keputusanmu, bukan!?”

“Percayalah Anda akan menyesali keputusan Anda ini.”

“Baik!” tegas Halbert, “Lakukan apa yang kausuka!”

Sarita memperhatikan pintu yang dibanting Halbert keras-keras. Ia yakin ia


sudah membuat keputusan yang benar untuk itu ia tidak akan mengeluarkan air
mata. Namun wajahnya telah basah sebelum ia mampu menegaskan hal itu pada
dirinya sendiri.

Andaikan Halbert tahu betapa ia mengharapkan kesungguhan kata seorang


petualang cinta.

®RatuBuku

374
Fb.me/overebook

Chapter 20

Sarita memandang keluar kereta dengan pandangan menerawang.

Walaupun Sarita memutuskan kepergiannya secara mendadak, waktu itu sudah


lebih dari cukup bagi Zielle untuk mempersiapkan semuanya. Kepergian yang
rencananya hanya terdiri dari Duke of Vinchard, Duke of Cookelt dan sang
Lady Sarita Yvonne Elwood, sekarang menjadi sebuah rombongan kecil.

Sarita duduk di dalam kereta terdepan bersama kedua Duke. Di belakang


mereka mengekor kereta berisi pelayan-pelayan yang menyertai kepergian
mereka termasuk Zielle. Dan di urutan paling belakang, kereta barang mereka
atau tepatnya barang-barang Sarita.

Sarita tidak mengerti mengapa ia harus membawa berkoper-koper pakaian dan


perhiasan ke Trottanilla. Ia pergi ke Trottanilla bukan untuk bersenang-senang.
Kepergiannya murni karena tugas sebagai wali Duke of Cookelt. Terima kasih
pada Zielle, sekarang ia lebih terlihat seperti hendak pindah ke Helsnivia.

Entah apa kata orang. Kemarin ia menolak sang Pangeran dan pagi ini ia
meninggalkan Helsnivia seperti ini.

Halbert mungkin marah. Halbert mungkin berpikir ia tengah melarikan diri.


Namun Sarita tetap berpendapat ia telah membuat keputusan yang tepat. Ia tidak
akan pernah menyesali keputusannya ini.

Andai Halbert bersungguh-sungguh. Andai itu adalah cinta sejati… Sarita


mendesah.

375
Fb.me/overebook

“Kau baik-baik saja, Sarita?” Duke Vinchard bertanya cemas.

“Sarita pasti tidak ingin ke Trottanilla,” komentar Chris, “Bukankah Sarita


datang ke Helsnivia karena ia melarikan diri dari Trottanilla.”

“Benarkah itu, Sarita?” Duke Vinchard prihatin, “Kau tidak perlu ke Trottanilla.
Aku bisa mewakilimu.”

“Tidak, Kakek,” Sarita menolak, “Aku tahu aku bisa mempercayai Kakek.
Namun aku tetap ingin ke Trottanilla. Aku ingin mengunjungi Papa dan
Norbert.”

“Ithnan?” wajah Duke Vinchard langsung berubah.

Sarita sadar sampai kapanpun nama itu tetaplah merupakan topik yang paling
sensitif bagi Duke Vinchard. Di luar dugaan Sarita, Duke bertanya, “Apakah
aku boleh menemanimu mengunjungi makam mereka, Sarita?”

“Tentu saja, Kakek. Mereka pasti akan senang dapat bertemu dengan Kakek,”
dan Sarita menambahkan dengan suara lirih, “Terutama Papa.”

Duke of Vinchard tersenyum. Telah banyak yang ia lewatkan dalam bertahun-


tahun ini dan telah banyak kesalahan yang ia lakukan. Ketika memutuskan
menjemput Sarita pulang, Duke Vinchard juga memutuskan untuk menambal
semua kekurangan itu.

Sarita kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

376
Fb.me/overebook

Kepergiannya ke Trottanilla ini bukanlah suatu kesalahan. Ia membutuhkan


waktu untuk mengusir Halbert dari pikirannya. Ia membutuhkan waktu untuk
melupakan Halbert. Ia hanya bisa melakukannya ketika Halbert tidak ada di
sisinya.

Mungkin… selama itu pula Halbert akan sadar semua perasaannya hanyalah
khayalannya semata. Semua itu hanya perasaan sesaat seperti yang selalu ia
rasakan pada wanita mana pun. Karena itu Sarita tidak pernah membuang
waktunya untuk bersenang-senang di Trottanilla.

Kedatangan Duke of Vinchard beserta sang cucu yang baru ditemukannya telah
menyebar luas sebelum mereka tiba. Mereka juga telah tahu Duke Vinchard
akan tinggal di Sternberg selama mereka berada di Trottanilla. Berkat berita
burung itu, surat undangan sudah menumpuk di Sternberg sebelum mereka tiba.

Saat melihat surat-surat itulah Sarita mengerti mengapa Zielle bersikeras


mempersiapkan gaun-gaun pesta untuknya dan berbagai macam perhiasan.

“Sekarang pandangan semua orang padamu sudah berubah,” komentar Duke


Vinchard di suatu pagi.

Benar, pandangan mereka sudah berubah. Pertama, karena ia adalah cucu


seorang Duke yang berpengaruh di Helsnivia. Kedua, karena ia adalah wali
Duke of Cookelt yang masih muda. Hanya satu hal tidak berubah. Sikap para
pria kepadanya sama sekali tidak berubah!

“Sayangnya,” ujar Zielle beberapa saat mereka tiba di Sternberg, “Duchess


Belle tidak ada.”

377
Fb.me/overebook

Menurut para pelayan Sternberg, Duchess Belle sudah menghilang sejak berita
kedatangan mereka tersebar.

“Ia pasti malu bertemu Anda,” komentar Zielle pula.

Tentu saja Sarita tidak mempercayainya. Ia tahu Duchess Belle terbelit hutang
besar sedangkan almarhum suaminya memaklumatkan penerusnya tidak boleh
memberikan sepeserpun harta keluarga Riddick padanya. Duchess tentu tidak
akan membuang harga diri hanya untuk memohon pada putranya dan sang gadis
yang dipercayainya sebagai anak haram almarhum Duke Norbert. Satu-satunya
yang bisa melepaskannya dari belitan hutang ini adalah menghilang dari muka
bumi.

Dorothy masih ada di Sternberg ketika mereka tiba. Walaupun Dorothy tidak
mengakui, sikapnya kepada Sarita telah berubah. Walaupun tidak menyukainya,
Dorothy tidak membentak ketika Sarita memanggil namanya. Walaupun wajah
kesal tidak hilang dari wajah cantiknya, Dorothy tidak memprotes ketika Sarita
memberikan sarannya.

Perubahan sikap yang paling menyolok adalah para pelayan Sternberg. Mereka
yang dulu tidak menyukai Sarita sekarang menghormati Sarita bahkan
menyanjungnya.

Sikap mereka membuat Sarita semakin sadar betapa pentingnya kedudukan,


garis keturunan, dan kekayaan di mata banyak orang. Tentu saja hal itu tidak
berarti bagi Zielle.

Seperti yang dilakukannya pada Chris, Zielle memberikan pelajaran tata krama
pada Dorothy. Tidak satu kesalahanpun ditolerirnya. Ia juga tidak mengijinkan

378
Fb.me/overebook

Dorothy bersenang-senang. Tanpa peduli protes Dorothy, ia mengatur jadwal


harian sang Lady. Sikapnya yang tegas dan tanpa takut itu membuatnya menjadi
sang pemimpin pelayan di Sternberg hanya dalam dua hari.

Sikap Zielle itu tentu saja tidak membuat Dorothy senang. Semakin ia
memberontak, semakin keras sikap Zielle. Jika Dorothy berani menggunakan
kekerasan, Zielle tidak ragu untuk melawan balik. Ketika Dorothy
mengeluarkan umpatannya, Zielle tidak takut untuk menampar gadis itu.

Sayangnya bagi Dorothy, ia tidak dapat melakukan apa-apa. Zielle adalah


pelayan Duke of Vinchard dan Zielle bukan penduduk Trottanilla.

Dorothy tidak menyukai Zielle namun ia tidak akan meninggalkan Sternberg


karena hanya inilah satu-satunya tempat ia bermalam. Selain berharga diri
tinggi seperti Duchess Belle, Dorothy juga takut hidup susah.

Dari sekian banyak tanggapan atas kedatangan Sarita ini, hanya satu orang yang
benar-benar gembira melihatnya. Graham tidak henti-hentinya mengucapkan
puji syukurnya. “Saya turut bergembira untuk Anda, Tuan Puteri. Duke Norbert
dan Tuan Ithnan pasti turut berbahagia untuk Anda. Mereka menginginkan ini
sejak lama.”

Sarita terkejut. Saat itulah ia baru tahu ternyata Graham juga telah mengetahui
asal usulnya. Graham juga tahu mengapa Duke Norbert bersikeras
memulangkannya ke Trottanilla.

Sarita merasakan kehangatan dalam hatinya. Ia tidak sebatang kara. Selalu ada
orang yang memperhatikannya, mencintainya dan melindunginya. Marcia
adalah orang yang paling terkejut dengan kedatangannya.

379
Fb.me/overebook

Berita tentangnya belum terdengar di Hauppauge sehingga pemuda itu sempat


mengira ia menikah dengan Chris yang saat itu menyertai kepergiannya dan
Duke of Vinchard. Tahu ia adalah cucu seorang Duke, sikap pemuda itu
langsung berubah. Dari tindak-tanduknya, Sarita sadar pemuda itu kikuk
padanya. Marcia tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap kepadanya. Marcia
yang telah menjadi kawan baiknya bahkan sempat melamarnya itu tidak tahu
bagaimana ia harus memperlakukan seorang gadis miskin yang tiba-tiba
menjadi cucu seorang Duke. Juga tidak sedikit penduduk Hauppauge yang
menjadi kikuk padanya.

Demi sopan santun, Duke of Vinchard menyempatkan diri memenuhi undangan


yang telah tiba di Sternberg sebelum kedatangan mereka. Duke Vinchard selalu
membawa Sarita besertanya. Mereka tahu tujuan undangan itu bukan hanya
untuk sang Duke Vinchard namun juga untuk melihat sang cucu yang pernah
menjadi anak haram almarhum Duke Norbert.

Pria-pria berebutan untuk menjadi pasangan Sarita namun gadis itu tidak rela
meninggalkan sisi Duke Vinchard. “Maaf, saya saya tidak dapat meninggalkan
sisi kakek,” katanya setiap saat.

Sikap Sarita itu membuat Duke Vinchard berkeluh kesah, “Jangan terus
menempel padaku. Pergilah bersama pria-pria itu. Pasti ada seseorang yang
menarik perhatianmu.” Dan Sarita akan menjawab, “Aku hanya ingin berada di
sisi Kakek. Apakah Kakek tidak suka?” Itu adalah sebuah jawaban yang tidak
bisa ditolak Duke Vinchard.

380
Fb.me/overebook

Rencana awal mereka, setelah menyelesaikan segala yang perlu diurus, Chris
akan ditinggalkan di Trottanilla. Namun rencana itu tidak hanya berubah
melainkan juga diperpanjang demi beberapa urusan mendadak.

Pertama, atas saran Duke Vinchard, Sarita atas nama Duke Cookelt
membereskan hutang-hutang Duchess Belle. Kedua, walaupun Sarita tidak
menginginkannya, mengeluarkan peraturan yang harus dipatuhi Dorothy untuk
dapat terus menerima kucuran dana. Ketiga, atas keinginan Chris,
mengumumkan kepada setiap bawahan Duke Cookelt bahwa sang Duke akan
tinggal di Helsnivia untuk waktu yang tak terbatas. Akibat keinginan Chris itu
pula, Sarita harus mengatur tugas setiap orang di bawah pimpinan Duke of
Cookelt. Selain itu, atas keinginan Sarita, mencari jejak Duchess Belle.

Pekerjaan terakhir inilah yang paling merepotkan dan juga memakan waktu.
Walaupun Chris menentang keinginannya ini, Sarita tetap bersikeras
menemukan Duchess Belle. Walaupun Duchess tidak pernah berbuat baik
kepadanya, Sarita tetap tidak bisa berdiam diri memikirkan Duchess yang selalu
hidup mewah itu mungkin sedang hidup sengsara. Selain Chris, Zielle juga
tidak menyukai keputusannya ini. “Untuk apa Anda mengkhawatirkan wanita
itu!? Dia sudah menghina Anda!” omelnya setiap saat. Namun Sarita tetap
bersikeras pada keputusannya ini. Sejak kecil ia tidak pernah melihat ibunya. Ia
tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Ia tidak bisa membiarkan
orang lain menyia-nyiakan ibunya. Walaupun Duchess Belle tidak pernah
melakukan tugasnya sebaga sebagai seorang ibu, Duchess Belle tetaplah ibu
Dorothy dan Chris.

Hanya Duke of Vinchard seorang yang mendukung keputusan Sarita. Bahkan


Duke Vinchard bersedia menggunakan kekuasaannya untuk membantu Sarita
dengan syarat Sarita atau siapa pun tidak boleh memaksa Duchess kembali ke

381
Fb.me/overebook

Sternberg. Apabila Duchess bersedia kembali, maka ia harus menuruti peraturan


main untuk tetap bisa tinggal di Sternberg, peraturan sama yang harus dituruti
Dorothy.

Menurut Duke Vinchard, hanya ancaman yang bisa mencegah kedua wanita itu
menghancurkan keluarga Riddick. Sebagai wali Duke Cookelt, Sarita tidak
hanya bertugas membimbing sang Duke namun juga menjaga keutuhan dan
kehormatan keluarga Riddick. Sependapat dengan kakeknya, Sarita menerima
syarat itu. Sebulan setelah pencarian dimulai, jejak Duchess Belle ditemukan di
pinggiran Trottanilla.

Seperti dugaan Sarita, Duchess tetap bergaya hidup mewah walaupun ia tidak
lagi mempunyai uang. Ia memanfaatkan kecantikannya serta gelar sebagai
seorang Duchess untuk mendapatkan yang terbaik. Sikapnya ini membuat Sarita
harus menyelesaikan persoalan baru yang ditimbulkannya selama
pengembaraannya ini. Yang tidak Sarita duga adalah kesediaan Duchess untuk
pulang dengan syarat memenuhi semua peraturan yang telah ditetapkan Sarita
atas nasehat Duke Vinchard! Tanpa komentar maupun bantahan, Duchess Belle
bersedia ditempatkan di peristirahatan keluarga Riddick yang jauh dari
keramaian bahkan dapat dibilang cukup terpencil.

Sarita menduga sebulan tanpa kemewahan yang selalu dinikmatinya membuat


Duchess pasrah. Mungkin bagi Duchess lebih baik hidup terkekang namun tetap
dilayani puluhan pelayan daripada hidup bebas namun tanpa sedikit kemewahan
pun.

Dengan ditemukannya Duchess, berakhir pulalah masa tinggal mereka di


Sternberg. Baik Duke Vinchard maupun pelayan-pelayan Quadville yang
menyertai bersemangat menanti hari kepulangan mereka. Mereka tidak pernah

382
Fb.me/overebook

meninggalkan Helsnivia untuk waktu selama ini dan mereka sudah sangat
merindukan tanah air mereka serta sanak keluarga mereka.

“Akhirnya kita akan pulang,” ujar Zielle sambil melipat gaun-gaun Sarita.
“Malam ini Anda harus segera tidur. Besok pagi-pagi kita akan meninggalkan
Sternberg,” Zielle memberi peringatan keras kepada Sarita lalu setengah
melamun ia berkata, “Rasanya sudah lama sekali saya meninggalkan Quadville.
Saya tidak sabar ingin segera memeluk cucu-cucu saya.”

Sarita hanya mengangguk.

“Mengapa jawaban Anda hanya itu?” protes Zielle, “Apakah Anda tidak ingin
pulang ke Helsnivia?” tanyanya menuntut jawaban, “Yang Mulia Duke tidak
akan setuju meninggalkan Anda di sini.”

Sarita pun tidak tahu jawaban pertanyaan itu.

“Apalagi yang Anda khawatirkan? Semua masalah di sini sudah beres.


Pembangunan gudang yang Anda rancang sudah selesai. Masalah keuangan
Cookelt sudah Anda luruskan. Wania hina itu juga sudah ditemukan? Anda
sudah tidak diperlukan lagi di sini.”

Benar. Sekarang ia bisa kembali ke Helsnivia. Hatinya terasa berat untuk


kembali ke Helsnivia.

“KAU!” Zielle tiba-tiba berseru, “Jangan masukkan gaun itu kesana! Berapa
kali harus kukatakan kalian harus memisah-misahkan gaun Tuan Puteri. Apa
yang akan kalian lakukan kalau Tuan Puteri tiba-tiba harus berganti baju di

383
Fb.me/overebook

perjalanan!? Apa kalian mau membuat Tuan Puteri menunggu kalian


membongkar muatan!?”

Sarita memalingkan kepala dari para pelayan yang sibuk meringkas barang-
barangnya di bawah pimpinan Zielle. Pikirannya kembali melayang jauh ke atas
langit biru.

Pulang ke Helsnivia…. Itu artinya ia akan bertemu dengan bertemu Halbert


lagi. Sebulan ini ia hampir tidak dapat melupakan Halbert. Beberapa hari lagi ia
akan semakin kesulitan menyingkirkan pria itu dari kepalanya.

Sarita mendesah. Ia sudah mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga ia


tidak mempunyai waktu luang namun tetap saja kepalanya tidak dapat berhenti
memikirkan Halbert. Dalam setiap pesta. Setiap menghadiri pesta, Sarita selalu
berharap Halbert juga ada di sana sehingga ia tidak perlu bersusah payah
menghindari pria yang ingin mendekatinya. Setiap ada pria yang mencoba
mendekatinya, Sarita selalu teringat wajah cemburu Halbert.

Sebagian dirinya berseru merindukan Halbert. Sebagian dirinya yang lain tidak
ingin kembali ke Helsnivia. Sarita tidak siap. Ia tidak siap kembali ke Helsnivia.
Ia tidak siap melihat Halbert bersama wanita lain. Ia tidak sanggup mendengar
berita tentang Halbert dan wanita lain.

Halbert adalah seorang pria yang tidak bisa hidup tanpa wanita. Tidak mungkin
Halbert tidak menemukan wanita baru dalam waktu sepanjang ini. Halbert tidak
mungkin masih mengatakan hal yang sama padanya.

Sebagian dari diri Sarita bergembira. Sebagian lagi bersedih.

384
Fb.me/overebook

Ketika ia kembali ke Helsnivia, wanita Halbert yang dibicarakan tiap penduduk


Helsnivia bukan lagi dirinya. Namun betapa pun ia ingin kabur dari Helsnivia,
hari itu akhirnya tiba juga.

“Selamat datang, Yang Mulia Duke, Tuan Puteri, dan Tuan Muda Chris,”
sambut Brudce bersama pelayan-pelayan Quadville yang lain.

Sarita melihat orang-orang yang berbaris rapi sambil membungkukkan badan ke


arah mereka. Ia merasa setiap orang melihatnya dengan simpati. Ia berani
bersumpah mereka sedang bersimpati pada Tuan Puteri mereka yang kini bukan
lagi wanita Halbert.

Begitu tiba di Quadville, Duke of Vinchard segera memanggil Gunter untuk


mengetahui perkembangan yang terjadi selama ia tidak ada. Chris langsung
memanfaatkan waktu untuk bermain-main di sekitar Quadville seperti
kesukaannya selama berada di Helsnivia. Para pelayan langsung berbaur dengan
pelayan yang lain untuk melepaskan rindu mereka. Dan Sarita…

Sarita bermuram diri. Ia tidak ingin menemui seorang pun. Ia tidak ingin
sanggup mereka berbicara tentang Halbert dan wanita barunya. Ia tidak ingin
mengikuti perkembangan Helsnivia Yang diinginkan Sarita saat ini hanyalah
mengurung diri dan mempersiapkan batin untuk mendengar berita petualangan
Halbert.

“Apakah kau baik-baik saja, Sarita?” Duke Vinchard bertanya khawatir saat
mereka berkumpul di Ruang Makan, “Apakah kau sakit?” Duke merujuk pada
makanan yang hampir tidak disentuh Sarita.

“Aku baik-baik saja, Kakek,” Sarita tersenyum, “Aku hanya lelah.”

385
Fb.me/overebook

“Kau sudah seperti ini sejak kita memutuskan pulang,” komentar Chris.

Sarita tidak menanggapi.

Duke berdiri dan berpaling pada Sarita, “Ikutlah aku.”

Sarita mengikuti Duke tanpa suara.

Duke Vinchard membawa Sarita ke sebuah ruangan di mana hanya ada mereka
berdua dan jauh dari pendengaran Chris yang masih duduk di Ruang Makan.

Sarita hanya memperhatikan Duke ketika Duke menutup pintu dengan perlahan.
Duke duduk di depan Sarita dan memandang lembut cucu satu-satunya itu.
“Sekarang kau bisa mengatakan semuanya padaku.”

Sarita hanya melihat Duke dengan tidak mengerti.

“Apakah aku tidak bisa kaupercayai?” Duke bertanya, lalu Duke mendesah.
“Kasihannya aku. Cucuku tidak mau berbagi denganku.”

Sarita terperanjat. Tanpa disadarinya ia telah melukai orang yang dicintainya.


“Tidak, Kakek. Aku percaya padamu. Aku senang berbagi denganmu.”

“Kau memikirkan Pangeran Halbert?” Duke bertanya langsung.

Sarita terperanjat. Lidahnya mengeras dalam mulutnya yang menutup rapat.

“Aku benar, bukan? Kau memikirkan Pangeran Halbert.”

386
Fb.me/overebook

“Ti… tidak,” Sarita menyangkal panik, “Aku tidak memikirkannya. Aku tidak
pernah memikirkannya.”

“Kau tentu sangat mencintainya.”

Lagi-lagi Sarita terperanjat. Duke Vinchard telah menebak isi hatinya.


“Maafkan aku, Kakek,” Sarita tidak berani menatap wajah kakeknya.

Duke Vinchard menglurkan tangan memegang dagu Sarita. “Aku tidak


menyalahkanmu, Sarita,” Duke tersenyum lembut sambil menatap Sarita.

Sarita terperangah.

“Apakah kau tahu mengapa aku tidak suka Chris mendekatimu? Apakah kau
tahu mengapa aku merestui hubunganmu dengan Pangeran?”

Keduanya adalah seorang pria yang selalu mempermainkan wanita. Satu-


satunya yang membuat mereka berbeda adalah…

“Aku tidak pernah mempersoalkan masalah usia,” sambung Duke.

Maka satu-satunya jawaban adalah. “Karena Pangeran Halbert adalah seorang


Pangeran dan Chris hanya seorang Duke.”

Lagi-lagi Duke Vinchard tersenyum sambil menatap lembut Sarita. “Tidak,


Sarita. Sharon sudah memberiku pelajaran. Aku tidak mempedulikan lagi
kedudukan seseorang.”

387
Fb.me/overebook

Sarita tertegun.

“Karena aku tahu Chris bukan pria yang pantas untukmu. Ia hanya tertarik
padamu. Marcia mencintaimu dengan setulus hati namun aku juga tidak akan
menyetujui hubungan kalian,” Duke membuat Sarita bertanya-tanya, “Mereka
tidak dapat memberimu kebahagiaan.” Lalu ia menggenggam erat tangan Sarita.
“Aku pernah menentang keras Sharon. Aku yang sekarang menentang keras
cucuku membuat kesalahan bodoh. Ketika Sharon meninggalkanku, aku merasa
begitu kesepian. Aku masih ingat perkataan terakhirnya sebelum
meninggalkanku. Apakah kau tahu apa itu, Sarita?”

Sarita menggeleng.

“Katanya, uang tidak dapat membeli kebahagiaan.”

Sarita hanya membisu.

“Ketika melihatmu, aku menyadari kebenaran kata-katanya. Aku memiliki


banyak uang, namun aku tidak pernah merasa bahagia. Kebahagiaanku yang
sesungguhnya tiba setelah engkau berada di sisiku.”

“Pangeran Halbert mencintaimu. Aku dapat melihat ia tidak bermain-main.”

“Itu tidak mungkin. Pangeran pernah berkata ia tidak mungkin jatuh cinta
padaku. Aku bukan gadis cantik yang menarik perhatiannya.”

“Kapankah ia mengatakan itu?”

388
Fb.me/overebook

“Ketika…,” Sarita terdiam. Ia tidak ingin mengungkit detik-detik terakhirnya


bersama Duke Norbert.

“Dia mengatakannya karena ia belum mengenalmu,” hibur Duke, “Percayalah


padaku, Sarita. Aku tidak pernah melihat Pangeran seperti ini. Aku tidak pernah
melihat seorang pria yang begitu mencintai seorang wanita.”

“Tidak. Itu tidak mungkin,” Sarita menggeleng. Sedikit pun ia tidak dapat
membiarkan harapan muncul dalam hatinya.

“Ini semua salahku,” Duke Vinchard bergumam sedih. “Andai aku


menemukanmu lebih awal, kau tidak akan seperti ini.”

Sarita terkejut. “Tidak, Kakek. Kau tidak bersalah.”

Namun Duke Vinchard meneruskan. “Norbert adalah seorang playboy. Chris


juga tidak lebih baik. Belle juga membuat keadaan lebih buruk. Halbert juga
tidak pernah serius mencintai seorang wanita,” Duke membeberkan lingkungan
Sarita tumbuh dewasa yang ia ketahui lalu membuat kesimpulan, “Karena itulah
ketika Halbert serius, kau takut.”

Takut… Sarita merenung. Mungkin Duke Vinchard benar. Ia tidak mau harapan
tumbuh dalam hatinya karena ia tahu itu hanya akan menyakitinya.

“Bagaimana kau tahu kau akan terluka kalau kau tidak mencoba?” Duke
bertanya lebih lanjut, “Bagaimana kau tahu Halbert hanya bermain-main
denganmu kalau kau tidak memberinya kesempatan?”

389
Fb.me/overebook

“Aku bukan wanita yang pantas untuknya,” Sarita memberitahukan kenyataan


pahit itu, “Ia adalah seorang pria terhormat sedangkan aku hanyalah anak
seorang petualang.”

“Lalu mengapa?” tanya Duke.

“Jelas itu tidak mungkin. Aku tidak pantas bersanding di sisi Halbert.”

“Siapa yang mengatakannya?”

“Semua…,” Sarita terdiam. Tidak ada yang mengatakannya secara langsung.

Duke tersenyum lembut. “Tampaknya kau benar-benar kelelahan. Segeralah


beristirahat, Sarita. Jangan berpikir terlalu banyak.” Duke Vinchard mencium
pipi Sarita.

Sarita terperangah. Tangannya memegang pipi yang baru saja dicium Duke
Vinchard.

“Selamat malam, Sarita.”

Sarita mengangguk dan berjalan ke kamarnya. Ciuman kasih sayang Duke telah
membiusnya.

®RatuBuku

“Sarita! Sarita!”

Sarita merasa mendengar seseorang memanggil namanya.

390
Fb.me/overebook

“Bangun Sarita, atau aku menciummu.”

“Aku masih ingin tidur, Papa,” gumam Sarita sambil membalikkan badan.

Sarita merasa tubuhnya terangkat. Detik selanjutnya sesuatu menyentuh


bibirnya. Mata Sarita membelalak lebar.

“Akhirnya kau bangun,” Halbert tersenyum gembira. “Bagaimana ciuman


selamat pagiku?”

Tanpa sadar Sarita menyentuh bibir yang baru saja bersentuhan dengan bibir
Halbert.

“Baiklah,” Halbert menyerah. Ia menyingkirkan tangan Sarita dari bibirnya.


Halbert menunduk mencium Sarita lalu tersenyum, “Sekarang segeralah
bersiap-siap. Aku akan menantimu di bawah.”

Sarita hanya menatap kepergian Halbert.

Baru saja Halbert menutup pintu ketika Zielle menerjang masuk. “Ya ampun,
Tuan Puteri. Apa yang sedang Anda lamunkan. Segeralah bersiap-siap.” Zielle
tanpa belas kasihan menarik Sarita dari tempat tidur.

Ketika pikiran Sarita kembali berjalan, ia sudah berdiri di hadapan Zielle yang
dengan gembira mengantar kepergiannya.

“Kau lebih cepat dari dugaanku,” Halbert tersenyum menatap Sarita dari atas
kudanya.

391
Fb.me/overebook

Tiba-tiba Sarita sadar. Saat ini matahari belum terbit. Saat ini adalah waktu
Halbert biasa pergi berkuda pagi. Tentu Halbert telah memanfaatkan
kekosongan pikirannya sesaat setelah bangun tidur. Namun Sarita tidak
mengerti mengapa Zielle tidak membantunya mengenakan baju berkuda.

“Saya akan segera berganti baju,” Sarita membalikkan badan.

“Tidak perlu,” Halbert membungkuk. Dalam satu gerakan, ia sudah mengangkat


Sarita ke depannya.

Sarita terperangah. Sebelum ia benar-benar menyadari apa yang telah terjadi, ia


mendengar Zielle berkata gembira, “Selamat bersenang-senang, Tuan Puteri.”
Dan mereka melaju meninggalkan Quadville.

“Ke mana kita akan pergi, Pangeran?” akhirnya Sarita mampu menguasai
dirinya.

“Ke tempat rahasia kita,” Halbert menjawab singkat.

Tempat rahasia? Apakah mereka mempunyai tempat itu?

“Tidurlah. Aku akan membangunkanmu kalau kita sudah sampai.”

Tidur? Bagaimana mungkin ia bisa tidur dalam posisi seperti ini? Ia hanya
duduk menyamping di depan Halbert. Satu-satunya hal yang dapat
mencegahnya jatuh adalah sepasang tangan yang mengendalikan kuda itu.

392
Fb.me/overebook

Mata Sarita terpaku pada tangan yang mengendalikan kuda dengan mantap itu.
Sebuah perasaan rindu merayapi hatinya. Pagi ini Halbert telah membangkitkan
kembali kenangan masa kecilnya. Halbert membangunkannya dengan cara khas
ayahnya ketika ia malas bangun. Walaupun mengucapkan kata-kata yang sama,
ayahnya tidak mencium bibirnya seperti Halbert melainkan menggelitiknya.
Itulah yang selalu dimaksud ayahnya dengan mencium. Lebih dari sepuluh
tahun lamanya ia tidak dibangunkan dengan cara itu. Sepuluh tahun lebih
lamanya ia tidak berada dalam posisi seperti ini. Sepuluh tahun telah lewat sejak
saat terakhir ayahnya memberinya tumpangan.

Sarita bersandar pada orang yang memberinya tumpangan.

Sudah lama ia tidak merasakan perasaan seperti ini. Ia rindu pada kehangatan di
punggungnya dan angin semilir yang membelai wajahnya. Sarita memejamkan
mata. Ia ingin seluruh inderanya terpusat pada indera sentuhan. Ia ingin
merekam kenangan ini di dadanya.

Ketika Sarita membuka matanya kembali, ia berada di antara kaki Halbert yang
terbuka. Tangan Halbert yang memeluknya, merapatkan jubah hangat yang
menyelimutinya. Kakinya yang terbuka memanjang sepanjang rerumputan
hijau. Kepala Halbert bersandar di atas kepalanya yang menunduk. Hembusan
nafasnya meniup rambut Sarita.

Sarita memperhatikan langit yang sudah terang. Awan-awan putih menghiasi


langit. Matahari yang sudah hampir mencapai tahta tertingginya menyinari bumi
yang dingin.

“Kau sudah bangun?” Halbert menatap wajahnya.

393
Fb.me/overebook

Sarita memperhatikan senyuman Halbert.

“Zielle benar. Kau menjadi lamban sesaat setelah bangun tidur,” ia tersenyum
geli.

Rupanya hembusan angin membuatnya tertidur. Kemarin malam ia tidak dapat


tidur. Semalam ia terus memikirkan kata-kata kakeknya dan Halbert. Walau
tidak ingin, ia tidak dapat berhenti memikirkan Halbert.

“Bagaimana? Apakah engkau merasa lebih segar?”

Sarita tidak melepaskan mata dari Halbert.

“Sekarang kau tampak lebih segar,” ia tersenyum gembira.

Ringkikan kuda mengagetkan Sarita.

Sekarang pikirannya sudah benar-benar bangun. Terakhir ia membuka mata, ia


masih berada di atas kuda Halbert. Sekarang ia sudah berada di tempat yang
tidak ia ketahui. Sarita melihat sekeliling. Ia merasa ia pernah datang ke tempat
ini.

“Apa kau lapar?” Halbert bertanya, “Zielle sudah membawakan bekal untuk
kita.”

Baru saat itulah Sarita melihat kantung yang menggantung di punggung kuda.
Punggung kuda…

394
Fb.me/overebook

Mata Sarita membelalak lebar. “Pangeran, bagaimana Anda?” Sarita tidak dapat
melanjutkan kata-katanya. Ia melihat kuda yang berdiri tegap itu lalu pada
Halbert yang masih memeluknya.

Halbert hanya melayangkan senyum misteri. Halbert lebih suka membiarkan


Sarita bertanya-tanya. Ia tidak akan memberitahu Sarita bahwa kudanya juga
terlatih untuk duduk dengan satu perintah.

“Pangeran!” Sarita menuntut jawaban.

Halbert tidak tahan lagi. Ia merengkuh Sarita ke dalam pelukannya dan


memeluknya erat-erat.

“Aku merindukanmu, Sarita. Aku sangat merindukanmu,” bisiknya.

Sebulan ini ia benar-benar menderita. Ketika mendengar Sarita meninggalkan


Helsnivia, ia panik. Ia pikir Sarita kabur karenanya. Kemudian ketika berita
kepergian Duke of Vinchard menyebar, Halbert mulai merasa lega. Sarita masih
akan kembali ke Helsnivia! Baru ketika berita kepergian Chris bersama mereka
tiba di telinganya, ia menyadari tujuan kepergian mereka.

Sebulan ini ia benar-benar menderita. Tiada detik yang dilaluinya tanpa


memikirkan Sarita. Tiada saat ia tidak merindukan gadis yang dicintainya ini.

Kemarin ia langsung melesat ke Quadville ketika kabar kepulangan mereka tiba


di telinganya. Namun Duke of Vinchard melarangnya menemui Sarita. Waktu
tidak tepat, alasannya. Mereka baru saja tiba dan Sarita membutuhkan istirahat.
Kemudian Zielle memberinya ide ini. Hanya ketika Sarita baru bangun tidur
gadis itu menjadi luar biasa penurut.

395
Fb.me/overebook

“Jangan tinggalkan aku lagi,” pinta Halbert, “Aku tidak sanggup hidup
tanpamu. Aku benar-benar mencintaimu, Sarita. Aku tidak bercanda.”

Sarita terperangah. Halbert masih mengatakan kalimat terakhir yang


didengarnya.

“Aku tidak pernah mencintai seorang wanita seperti ini, Sarita. Aku
mencintaimu dengan seluruh jiwa ragaku. Aku sangat mencintaimu.”

Air mata Sarita menetes. Sarita memeluk Halbert dan membenamkan wajahnya
dalam-dalam di kehangatan dada pria itu. Ia tidak dapat lagi membohongi
dirinya sendiri. Biarlah ia terluka. Biarlah Halbert membohonginya. Saat ini ia
hanya ingin berada di sisi Halbert. Ia ingin berada di pelukan pemuda ini.

Halbert memegang pundak Sarita dan menjauhkan gadis itu dari dadanya.
“Menikahlah denganku, Sarita,” ia menatap mata gadis itu dengan serius.

Sarita membuka mulut.

“Tidak,” Halbert mencegah. “Jangan memberi jawaban apapun. Jangan berkata


apapun sebelum aku selesai.” Lalu Halbert berdiri.

Hawa dingin langsung menusuk tubuh Sarita. Matanya mengikuti Halbert


menuju kuda yang menanti mereka.

Halbert mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung di punggung kuda dan


kembali ke sisi Sarita. “Terimalah ini,” ia mengulurkan segulung kertas.

396
Fb.me/overebook

Sarita menerimanya dengan bingung. Melalui mata Halbert, ia tahu pemuda ini
ingin ia membaca isi kertas itu. Sarita melihat gulungan kertas di tangannya lalu
kembali pada Halbert.

Halbert duduk di depan Sarita.

Sarita membuka tali yang mengikat gulungan kertas itu dengan ragu-ragu.

Halbert menanti dengan sabar hingga Sarita membuka gulungan kertas itu.

“Ini…,” suara Sarita tercekat. Matanya kembali membasah.

“Sebulan ini aku mengikuti jejak masa lalu,” Halbert menjelaskan, “Aku
menelusuri jejak ibu dan ayahmu. Aku menemukan surat nikah mereka di
sebuah gereja terpencil tempat mereka menikah.”

Ketika Sarita menolak lamarannya, Halbert telah bersumpah untuk


mendapatkan gadis itu. Sebulan terakhir ini ia tidak membuang waktu untuk
menemukan segala macam senjata yang membuat Sarita tunduk.
Kekeraskepalaan Duke Vinchard yang terkenal itu menurun pada Sarita. Untuk
menundukkan kekeraskepalaan itu cara biasa tidak cukup. Halbert tidak
kesulitan menemukan segala hal yang menyangkut Sharon Elwood dan Ithnan
Lloyd. Kali ini ia tahu ia bisa bertanya pada banyak orang. Bahkan Duke of
Vinchardpun memberinya saran. Sarita memperhatikan Halbert melalui
matanya yang berkaca-kaca.

“Aku juga telah menelusuri garis keturunan ayahmu. Ayahmu dan almarhum
Duke Norbert bukan hanya teman tetapi juga sepupu. Kakek ayahmu adalah
adik kakek buyut Chris.”

397
Fb.me/overebook

Garis keturunan Sharon Elwood tidak perlu diragukan namun Ithnan Lloyd?
Dalam sebulan ini Halbert terus bertanya-tanya mengapa Duke of Sternberg
bisa bersahabat dengan seorang pengelana miskin. Menurut Sarita, mereka telah
bersahabat sejak kecil. Dari lingkungan tempat ia dibesarkan, Norbert Riddick
tidak mempunyai kesempatan untuk berkenal dengan seorang gelandangan.
Sarita terperangah.

“Sekarang kau tidak ragu lagi, bukan?”

Sarita mengangguk. Bagaimana mungkin ia meragukan surat pernikahan asli


orang tuanya? Bagaimana mungkin ia meragukan kerja keras sang Putra
Mahkota?

“Sekarang kau tidak punya alasan untuk menolakku.”

Sarita tertegun.

“Jangan menolakku lagi, Sarita,” pinta Halbert, “Kau tahu bagaimana sakitnya
penolakan. Jangan biarkan aku merasakannya,” Halbert sudah tidak kuat untuk
tidak memeluk Sarita, “Aku benar-benar takut akan penolakanmu. Kau tidak
punya ide bagaimana tiap hari aku hidup dalam bayang-bayang ketakutan
seseorang akan merebutmu. Setiap detik aku berharap berada di sisimu.”

“Anda melakukan ini untuk gosip-gosip itu?” tanya Sarita.

“Gadis bodoh,” Halbert menatap Sarita penuh cinta, “Aku melakukannya


untukmu. Demi menundukkan kekeraskepalaanmu itu, aku rela melakukan apa
saja.”

398
Fb.me/overebook

“Oh… Halbert…,” Sarita terharu, “Aku mencintaimu.”

“Akhirnya kau mengatakannya,” gumam Halbert.

Sarita mengangkat tangannya merangkul leher Halbert.

Halbert menunduk melumat bibir Sarita. “Aku sudah tidak sabar mengikatmu
selamanya di sisiku. Aku tidak mau menanti sampai kau berubah pikiran.”

Sarita tertawa. “Saya lebih takut Anda berpaling hati.”

“Aku sudah berlabuh, Sarita. Kurasa aku sudah berlabuh semenjak aku
bertunangan denganmu di hadapan almarhum Duke of Cookelt.” Dan Halbert
melumat bibir Sarita lagi. Ia bersumpah ia tidak akan melepaskan lagi gadis
dalam pelukannya ini walaupun Sarita sendiri yang menginginkannya.

Sarita menyandarkan badan di dada Halbert. “Pangeran,” katanya, “Bisakah hari


ini kita tetap seperti ini?”

“Tidak hanya hari ini. Esok, lusa, dan seterusnya kita akan bersama,” janji
Halbert, “Aku tidak akan memberimu kesempatan untuk meninggalkanku.”

“Saya tidak akan meninggalkan Anda,” Sarita berjanji pula.

“Aku sudah tidak sabar ingin segera membawamu pulang,” Halbert meraih
tangan Sarita, “Aku tidak sabar ingin segera memasang cincin perkawinan kita
di jarimu,” ia memainkan jari manis Sarita. “Duke telah menyetujui perkawinan

399
Fb.me/overebook

kita. Aku dan dia telah memutuskan untuk segera melangsungkan pernikahan
kita.”

Sarita terperanjat.

“Jangan mengatakan padaku kau tidak ingin menikah denganku,” Halbert


memperingatkan.

Sarita tersenyum. “Bagaimana mungkin?” tanyanya, “Kalau saya terus ingin


seperti ini,” ia kembali menempelkan tubuhnya di dada Halbert.

“Oh, Sarita,” Halbert memeluk Sarita, “Andai kau tahu betapa aku takut
kehilanganmu.”

“Saya pun takut Anda akan berpaling pada wanita lain.”

“Aku rasa tak lama lagi aku akan mematahkan hati mereka. Tapi aku tak peduli.
Aku hanya peduli pada dirimu seorang.”

Sarita tersenyum. Walaupun pernikahan mereka akan membuat banyak wanita


menangis, ia tetap akan melangsungkannya karena ia tahu pernikahan ini juga
akan membawa kebahagiaan bagi banyak orang.

Ratu Kathleen adalah orang yang paling bersuka cita atas pernikahan mereka.
Senyum bahagia terus menghiasi wajah cantiknya hingga setelah mereka
menikah. “Sharon juga pasti bergembira di alam sana,” bisiknya terharu ketika
keduanya saling bertukar janji perkawinan.

400
Fb.me/overebook

Raja mengangguk – mengamini pernyataan itu. Ia tidak pernah membayangkan


hari ini akan datang tapi hari ini akhirnya terwujud juga. Sang petualang cinta
itu akhirnya melabuhkan diri pada pujaannya.

END

Terima kasih pada para pihak-pihak yang telah mempublikasi karya-


karya saya. Tanpa Anda karya saya tidak akan mencapai kalangan yang
lebih luas dari blog Imaginative Wonderland saya.
Bila Anda berniat mempublikasi karya saya, hubungi saya di
sherls.astrella@gmail.com. Saya dengan senang hati akan bekerja sama
dengan Anda untuk mencapai kaum pembaca yang lebih luas.
Cheers,
Sherls

401

Anda mungkin juga menyukai