TINJAUAN PUSTAKA
tunggal tidak jenuh, mempunyai nama lain benzol, cyclohexatrene, phenyl hydride,
atau coal naphta. Secara alamiah, benzena terbentuk dalam minyak mentah pada
tingkat 4 g/l, senyawa ini merupakan suatu cairan tak berwarna, mudah menguap
dengan bau yang khas. Cairan ini mendidih pada suhu 80,1 oC, sangat mudah
terbakar dan uapnya sangat mudah meledak. Benzena dihasilkan melalui distilasi
Benzena di udara sebagian besar berada dalam fase uap dengan lamanya
waktu tinggal bervariasi antara satu hari dan dua minggu tergantung pada
lingkungan, iklim dan konsentrasi polutan lainnya. Reaksi dengan radikal hidroksil
adalah sarana degradasi yang paling penting, dengan laju konstan 1,2 × 10−12 cm3
5
6
molecule − 1.s − 1 pada 298 K. Benzena sedikit larut dalam air dan biasanya
dicampur dengan aseton, kloroform, dietil eter, etanol dan larut dalam karbon
Tabel 2.1 berikut ini menunjukkan beberapa sifak fisika dan kimia dari
senyawa benzena.
konsentrasi rendah di Lingkungan. Bahan ini digunakan sebagai salah satu bahan
mentah dan pelarut dalam produksi senyawa aromatik seperti fenol, nitrobenzena,
7
benzena yaitu sebanyak 52% dari total permintaan benzena pada tahun 2008 dan
styrene, polistiren dan berbagai kopolimer stirena, lateks dan resin. Penggunaan
fenol, selain itu benzena juga digunakan untuk membuat intermediet kimia:
nitrobenzena, zat antara untuk anilin dan produk lainnya (7%); alkylbenzena,
Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang penggunaanya cukup luas
Penduduk yang tinggal di kota dan daerah industri umumnya terpapar benzena lebih
benzena lebih tinggi biasanya tinggal di dekat pengisian bahan bakar kendaraan,
kilang minyak, tempat pembuangan limbah dan pabrik petrokimia. Sumber utama
benzena di lingkungan berasal dari penguapan bensin yaitu sebesar 1-5% benzena.
pewarna, percetakan dan asap dari proses pembakaran. Pada industri percetakan,
8
benzena dapat berasal dari tabung tinta, silinder pada alat perctakan yang tidak
tertutup, tempat keluarnya kertas, jaringan kertas, corong tempat pengisian tinta ,
tertentu dan bahan polimerik seperti vinyl, lantai karet, karpet nilon dan karpet yang
ditemukan dalam furnitur kayu lapis, fiberglass, perekat lantai, cat, panel kayu, dan
thinner. Oleh karena itu, bangunan baru atau ruangan yang baru didekorasi ulang
dikaitkan dengan konsentrasi tinggi benzena dari bahan furnitur (Hodgson & Levin,
2013).
1. Absorbsi benzena
selain itu dapat melaui mulut (per oral) dan kontak langsung dengan kulit
(perkutan). Benzena yang masuk kedalam tubuh secara inhalasi akan diabsorbsi
dalam paru-paru dan akan masuk kedalam pembuluh darah sebelum akhirnya
inhalasi, benzena diabsorbsi tubuh sebesar 70-80% pada lima menit pertama, dan
pada satu jam berikutnya sebesar 20-60% kemudian melalui paparan per oral
absorbsi benzena adalah sekitar 98% dan melalui kontak kulit benzena di absorbsi
2. Distribusi benzena
(lebih larut dengan minyak) maka benzena banyak terakumulasi di jaringan kaya
lemak terutama sumsum tulang dan jaringan lemak. Kadar benzena pada jaringan
lemak, urin, dan sumsum tulang 20 kali lebih banyak dibandingkan dalam darah
dan dalam otot kadarnya lebih tinggi 1-3 kali dari dalam darah. Pada manusia
benzena menembus blood brain barrier dan plasenta sehingga benzena dapat
ditemukan di otak dan darah plasenta dalam jumlah yang lebih besar atau sama
dengan yang ada dalam darah ibu. RBC mengandung kadar benzena dua kali lebih
3. Metabolisme benzena
monooksigenase (CYP2E1) di hati. Ada tiga jalur utama dimana benzena oksida
dimetabolisme lebih lanjut; (1) Melalui serangkaian reaksi kerusakan cincin untuk
membentuk fenol. Fenol dapat diekskresikan dalam urin secara langsung atau dapat
dioksidasi lagi oleh enzim CYP2E1 menjadi katekol atau hidrokuinon. Katekol dan
Semua senyawa fenolik dapat membentuk konjugat (glucuronides atau sulfat) dan
4. Eliminasi benzena
khususnya konjugasi phenol (Glucuronic dan Sulphuric acid) dan asam fenil
Eliminasi benzena secara non enzimatik dapat melalui ekshalasi dalam bentuk yang
sebesar 8-17% (Agency for Toxic Substances and Disease Registry, 2014).
11
Paparan ringan benzena dapat mengiritasi kulit, mata dan saluran pernafasan.
Paparan akut benzena dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat dan aritmia.
dapat menyebabkan kelainan di berbagai sistem organ yang terjadi segera setelah
benzena pada sistem saraf pusat, mekanisme anastetik benzena pada sistem saraf
pusat dengan menginduksi eksitasi yang diikuti oleh depresi dan jika paparan
(Mityanand, 2015).
ginjal. Toksisitas benzena sebagian besar disebabkan oleh generasi radikal oksigen
melalui sitokrom P450. Metabolit larut air dari benzena yang terbentuk di hati
kematian pada paparan akut terutama oleh sifat anestetiknya (tahanan pernapasan)
atau sifat sensitisasi miokardial (aritmia fatal). Anak-anak tidak selalu merespons
terhadap bahan kimia dengan cara yang sama seperti orang dewasa. Selain itu, anak-
anak dari berbagai usia (misalnya, fetus, bayi, balita, anak-anak) mungkin memiliki
tanggapan yang berbeda terhadap paparan bahan kimia tertentu dengan demikian,
Secara umum gejala toksisitas CNS muncul segera setelah inhalasi benzena
dosis tinggi (3000 ppm selama 5 menit) dan 30-60 menit setelah tertelan. Efek
12
ringan dari paparan benzena dapat terjadi sakit kepala, pusing, kebingungan,
nausea, jalan tak seimbang, dan penglihatan kabur. Efek yang lebih berat yaitu
kembali dengan cepat setelah paparan dihilangkan. Paparan akut benzena uap dapat
pernapasan. Aspirasi paru-paru dari muntahan beracun atau cairan benzena yang
tertelan dapat menyebabkan radang hemoragik berat pada paru-paru. (Agency for
Paparan konsentrasi yang sangat tinggi (lebih dari 1.000 ppm) dari benzena
dapat menurunkan treshold otot jantung terhadap efek epinefrin, yang berakibat
pada aritmia seperti fibrilasi ventrikel. Efek ini biasanya reversibel jika pemaparan
diakhiri. Benzena dapat menyebabkan iritasi kulit sehingga akan menurunkan kulit,
terutama setelah kontak yang lama atau berulang dengan cairan. Secara lokal,
benzena dapat menghasilkan eritema, sensasi terbakar, dan dalam kasus yang lebih
parah, edema dan bahkan melepuh. Karena luas permukaannya yang lebih besar:
rasio berat badan, anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap racun
yang diserap melalui kulit. Pada saluran pencernaan Jika tertelan, benzena dapat
mengiritasi perut, menyebabkan mual, muntah, dan diare. Dosis oral yang
konsentrasi uap benzena dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi mata dan
penglihatan kabur. Ketika terkena mata, benzena dapat menyebabkan rasa sakit
13
terbakar dan peluruhan permukaan mata (Agency for Toxic Substances and Disease
Registry, 2014).
Efek toksik benzena yang utama adalah depresi sumsum tulang yang dapat
dalam periode yang lama dapat menimbulkan efek yang berbahaya terhadap sel
darah dengan cara merusak produksi sel darah normal dan menyebabkan penurunan
komponen darah. Penurunan sel darah akibat paparan benzena akan menyebabkan
yang hebat. Namun produksi sel darah dapat kembali normal jika paparan benzena
dihentikan pada depresi sumsum tulang yang ringan. Paparan benzena yang berat
senyawa yang bersifat karsinogen terhadap manusia. Studi yang dilakukan oleh
lain yang dilakukan di U.S National Cancer Institute pada pekerja yang terpapar
metode kohort dari 35.805 subjek kontrol dibandingkan dengan 74.497 pekerja
aplastik.
14
bahwa paparan benzena pada dosis 100 mg/kg secara signifikan berdampak pada
penurunan jumlah WBC dan RBC kelompok tikus yang terpapar. Beberapa
penelitian lain yang terkait dengan pengaruh paparan benzena terhadap sel darah
(ppm)
2010)
oksidasi benzena menjadi benzena oksida terutama dikatalisis pada tingkat paparan
yang tinggi oleh enzim sitokrom-P450 (CYP2E1) di hati. Namun enzim CYP2F1
dan CYP2A13 yang keduanya sangat aktif dalam paru-paru manusia merupakan
enzim metabolisme berkapasitas rendah dan berkadar tinggi yang baru-baru ini
dilaporkan aktif di tingkat benzena <1 ppm sehingga menunjukkan bahwa paru-
paru merupakan organ tempat benzena dimetabolisme dalam dosis rendah. Benzena
oksida secara spontan disusun kembali menjadi fenol (PH), dan sisanya dihidrolisis
benzenatriol melalui katalisis CYP2E1selain itu fenol di dalam sumsum tulang akan
perubahan hematopoesis dengan cara apoptosis sel bakal pluripotent yang belum
terjadi penurunan RBC, WBC dan PLT yang dapat menyebabkan anemia aplastik
yang ditandai dengan pansitopenia. Paparan terus menerus akan memberikan efek
Setelah manusia lahir, sumsum tulang memegang peranan sebagai tempat sel
darah terbentuk. Semua sel darah berasal dari sel induk yang bersifat pluripotent
disebut Hematopoetic Stem Cell (HSC). Sel induk akan berdeferensiasi menjadi dua
bentuk stem sel yaitu sel bakal myeoloid dan sel bakal limfoid. Sel bakal limfoid
dari sel darah diantaranya: (1) megakariosit berdeferensiasi menjadi platelet, (2)
komponen sel darah matur hasil deferensiasi dari sel induk tersebut akan
17
Red Blood Cell (RBC) merupakan komponen yang sangat penting bagi tubuh,
sel ini berbentuk lempengan bikonkaf yang dibentuk di sumsum tulang. RBC akan
selama kurang lebih 120 hari. Jumlah normal RBC pada pria dan wanita berbeda,
pada pria jumlahnya mencapai kurang lebih 5,4 juta/µl dan wanita 4,8 juta/µl. RBC
sirkulasi. Setiap milimeter darah mengandung sekitar 5 miliar RBC yang secara
klinis dilaporkan dalam hitung seliidarah merah sebagai lima juta per milimeter
kubik (mm3). RBC normal berbentuk bikonkaf tanpa inti dengan bagian tengah
lebih tipis dari bagian tepi. Setiap RBC memiliki diameter sekitar 7,5 µm, dan tebal
hemoglobin. Bentuk khas ini ikut berperan, melalui dua cara, terhadap efisiensi
RBC melakukan fungsi mereka untuk mengangkut oksigen dalam darah (Ramon,
2007).
White Blood Cell (WBC) merupakan unit sistem pertahanan tubuh manusia.
mengeliminasi sel abnormal atau benda asing yang berpotensi merusak sel tubuh
normal. Normal jumlah WBC dalam tubuh manusia sekitar 5.000-11.000 /µl.
Terdapat dua jenis WBC yaitu granulosit dan agranulosit dengan jumlah terbanyak
Platelet adalah fragmen sel anukleat kecil yang bersirkulasi dalam darah dan
dalam bentuk tidak aktif dan akan diaktifkan hanya ketika pembuluh darah
Diameter platelet dewasa adalah 2-3 μm dan hidup selama 5-9 hari. Sekitar 2/3 dari
platelet beredar dalam darah dan 1/3 disimpan dalam limpa. Jumlah platelet normal
menghasilkan 5000-10000 platelet, dan rata-rata orang dewasa yang sehat dapat
menghasilkan 1011 platelet per hari. Platelet yang tua akan dihancurkan melalui
fagositosis di limpa dan hati (sel Kupffer) (Ghoshal & Bhattacharyya, 2014).
bisitopenia) pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan.primer pada sumsum
tulang dalam bentuk aplasia atau hipoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi atau
jenis sel darah diantaranya RBC, WBC, dan platelet dalam darah. Keadaan ini
lain seperti jenis obat-obatan dan bahan kimia tertentu juga dapat menyebabkan
20
anemia aplastik. Penyakit ini dibagi berdasarkan penyebabnya menjadi tipe primer
(kongenital atau didapat) atau sekunder. Tabel 2.3 berikut ini menunjukkan
3. Mekanisme imunologik
melalui pajanan zat-zat yang disebut zat myeolotoxic seperti obat-obatan dan zat
kimia. Beberapa zat sudah diperkirakan dapat merusak sumsum tulang yang terkait
pada dosis, misalnya obat anti tumor, benzena dan kloramfenikol (Kumar, et al.,
penting dalam menopang produksi HSC adalah lingkungan mikro sumsum tulang.
dengan antigen yang dipresentasikan ke CD8 + sel T oleh Antigen Precenting Cell
(APC) menyebabkan aktivasi dan proliferasi sel limfosit T sitotoksik yang berperan
penting dalam dekstruksi sumsum tulang dengan menginduksi apoptosis HSC. Sel
menginduksi apoptosis HSC melalui interaksi dengan reseptor pada HSC. Defisit
homeostasis imun, HSC tidak dapat berkembang dengan baik, dan sel T yang aktif
tidak dapat ditekan. Sel B yang meningkat akan menghasilkan auto antibbodi
terhadap HSC. Adipocytes (AC) meningkat dan Pericytes (PC) menurun sehingga
2018).
Penyakit ini dapat muncul secara perlahan atau akut dengan gejala klinis
semua usia dengan insiden puncak sekitar usia 30 tahun. Anemia yang dijumpai
kadar Hb <7 g/dl. Sindrom anemia mulai ringan sampai berat seperti pusing, sakit
kepala, lemas, lesu, dan pucat. Keadaan leukopenia pada penderita anemia aplastik
dapat dengan mudah terjadi infeksi, terutama pada mulut dan tenggorokan yang
ditandai dengan ulserasi pada mulut atau tenggorok selulitis leher, sepsis, febris
atau syok septik. Plateletopenia yang terjadi dapat bervariasi dari ringan sampai
sangat berat, munculnya dapat berupa perdarahan kulit seperti ptekie dan ekimosis.
perlu dibedakan dari penyebab lain pansitopenia. Kriteria diagnosis anemia aplastik
2. WBC kurang dari 3,5 x 109 /L atau neutrophil kurang dari 1,5 x 109/L
gambaran serupa. Kelainan kualitatif sel dan perubahan sitogenetik klonal lebih
mielodisplasia, atau AML pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat terjadi
bahkan pada pasien yang berespons baik terhadap terapi imunosupresif (Hoffbrand