A. TATA NAMA
a. Penamaan benzena monosubstitusi diawali dengan menuliskan substituen diikuti
dengan nama benzena sebagai nama induk.
b. Penamaan benzena disubstitusi diawali dengan penulisan angka di depan substituen
diikuti dengan nama benzena sebagai nama induk.
c. Penamaan benzena trisubstitusi diawali dengan angka di depan substituen lalu nama
benzena sebagai nama induk. Penomoran substituent sesuai dengan urutan prioritas
gugus fungsi.
d. Apabila suatu cincin benzena terikat pada sebuah rantai karbon yang sangat panjang
atau pada rantai induk yang penting, benzena dianggap sesuai substituen. Cincin
tersebut dinamakan gugus fenil.
e. Penamaan benzena polisubstitusi mengikuti aturan prioritas gugus. Jika salah satu
substituen memberikan nama khusus sebagai senyawa turuna benzena, maka diberi
nama turunan senyawa benzena tersebut. Substituen lainnya tinggal mengikuti dengan
nomor urut.
B. ISOMER
Isomer Benzena (C6H6)
Isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama, tetapi memiliki susunan
atom yang berbeda. Sedangkan Benzena adalah suatu senyawa organik dengan rumus
kimia C6H6.
Senyawa–senyawa lain yang memiliki rumus C6H6 ini kita kenal sebagai isomer
benzena.
Benzena terdiri dari enam atom karbon dengan satu atom hidrogen yang menempel
pada atom karbonnya. Dengan kata lain, benzena terdiri atas enam gugus CH. Oleh
karena itu isomer benzena yang memiliki enam gugus CH disebut isomer valensi
(Gutman & Potgieter, 1994: 222).
Gutman & Potgieter (1994: 222) menjelaskan bahwa hidrokarbon yang memiliki rumus
molekul CnHm akan memiliki r = (2n + 2 – m)/2 cincin dan atau ikatan rangkap. Hal
ini berarti spesi C6H6 dapat berupa:
• Empat cincin tanpa ikatan rangkap
• Tiga cincin dan satu ikatan rangkap dua
• Dua cincin dengan dua ikatan rangkap dua
• Dua cincin dengan satu ikatan rangkap tiga
• Satu cincin dengan tiga ikatan rangkap dua
• Satu cincin dengan satu ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga
• Asiklik dengan empat ikatan rangkap dua
• Asiklik dengan dua ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga
• Asiklik dengan dua ikatan rangkap tiga.
Isomer C6H6 yang sangat banyak jumlah, meskipun isomer valensi benzena hanya
sedikit, memberikan peluang pada proses pembelajaran benzena untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam menetapkan struktur yang tepat.
Kemampuan ini melibatkan kerja dan sikap ilmiah. Sebagaimana yang dikehendaki
dalam proses belajar mengajar kimia, belajar tidak hanya memberikan produk ilmiah
akan tetapi juga prosesnya.
2. Meta (m)
Yaitu digunakan untuk menggambarkan suatu molekul dengan substituen
berada pada posisi 1 dan 3 pada suatu senyawa aromatik.
3. Para (p)
Yaitu digunakan untuk menggambarkan suatu molekul dengan substituen
berada pada posisi 1 dan 4 pada suatu senyawa aromatik.
C. SIFAT-SIFAT BENZENA
Benzena memiliki beberapa sifat yang dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Sifat Kimia Benzena
Beracun/bersifat karsinogenik
Paparan benzena pada manusia menyebabkan gejala
neurologis,memengaruhi jumlah sumsum tulang belakang dan menyebabkan
anemia aplastik,pendarahan,juga kerusakan sistem kekebalan tubuh. Paparan
benzena yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kanker pada manusia
seperti kanker limfatik&hematopoietik,leukimia, dan multiple myloma.
Mudah terbakar
Benzena adalah hidrokarbon yang mana hidrokarbon adalah salah satu jenis
zat yang mudah terbakar. Benzena juga menguap dengan cepat pada suhu
kamar yang artinya uap disekitar cairan aslinya cenderung campuran kaya
hidrokarbon dan oksigen hal ini lah yang membuat benzena mudah terbakar.
D. PROSES PEMBUATAN BENZENA
Ada beberapa cara/teknik untuk pembuatan benzena, yakni :