Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR PENYEBAB PENGANGGURAN DAN STRATEGI

PENANGANAN PERMASALAHAN PENGANGGURAN


PADA DESA BOJONGCAE, CIBADAK LEBAK
PROVINSI BANTEN
Sugianto1, Yul Tito Permadhy2
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UPN “Veteran” Jakarta
Jalan RS. Fatmawati, Pondok Labu Cilandak Jakarta-12450, Indonesia
Email : sugiantosemm@yahoo.com1 , madhyyul@yahoo.com2

ABSTRAK

Pembangunan nasional adalah upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur,
kompetitif, maju dan sejahtera. Salah satu kendala dalam proses pembangunan adalah banyaknya
jumlah pengangguran di suatu daerah, desa Bojongcae adalah salah satu desa di provinsi Banten
dengan total pengangguran 530 orang. Tingginya tingkat pengangguran akan menjadi hambatan
dalam proses pembangunan dan pertumbuhan desa Bojongcae, karena berkurangnya jumlah
pendapatan asli daerah dan rendahnya produktivitas sumber daya manusia di desa. Jadi dalam
penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang menyebabkan tingginya pengangguran serta strategi
yang diambil untuk mengatasi masalah pengangguran. Metode yang digunakan adalah metode
campuran (kuantitatif & kualitatif), dengan melakukan analisis SWOT untuk strategi menghadapi
masalah pengangguran dan analisis deskriptif data untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan masalah pengangguran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal-hal yang dapat
menyebabkan pengangguran diklasifikasikan menjadi indikator variabel, yaitu: pendidikan,
keterampilan, upah dan informasi.

Kata Kunci : Pembangunan Desa, Ekonomi, Pengangguran

ABSTRACT

National development is an effort to create a just, prosperous, competitive, advanced and


prosperous society. One obstacle in the development process is the large number of unemployed
people in an area, Bojongcae village is one of the villages in Banten province with a total
unemployment of 530 people. The high level of unemployment will be an obstacle in the process of
development and growth of the Bojongcae village, due to the reduced number of original regional
revenues and low productivity of human resources in the village. So in this study will look at the
factors that cause high unemployment as well as strategies taken to address the unemployment
problem. The method used is the mix method (quantitative & qualitative), by conducting a SWOT
analysis for strategies to deal with the problem of unemployment and descriptive analysis of data to
find out the factors that can cause unemployment problems. The results show that things that can
cause unemployment are classified into variable indicators, namely: education, skills, wages and
information.

Keynote: Village development, Economy, Unemployment.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 54


1. PENDAHULUAN adalah 2 Km, sedangkan jarak Desa ke
ibukota kabupaten adalah 8 Km. Kawasan
Pembangunan nasional menggerakan persawahan di Desa Bojongcae sebesar 94 Ha
pembangunan ekonomi suatu negara dengan dan desa ini memiliki 210 m ketinggian dari
mengelola berbagai sumber daya yang ada permukaan laut. Jumlah penduduk desa
dan membentuk suatu pola kemitraan untuk Bojongcae sampai dengan tahun 2017 adalah
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru 3.524 jiwa, dengan kepadatan penduduk
dan merangsang perkembangan kegiatan sebesar 1.874 jiwa/km2 Adapun profesi
ekonomi dalam daerah tersebut. Terjadinya penduduknya adalah : petani, buruh tani,
pembangunan di suatu negara atau daerah nelayan, buruh nelayan, PNS, home industri,
ditandai dengan beberapa aktivitas berdagang dan jasa-jasa lainnya. Desa
perekonomian seperti meningkatnya Bojongcae merupakan desa yang tergolong
produktivitas dan meningkatnya pendapatan dengan tinggat pengangguran yang tinggi.
per kapita penduduk sehingga terjadi Adapun penduduk yang berusia kerja
perbaikan tingkat kesejahteraan (Kuncoro, berjumlah 1.121 orang, namun penduduk
2004). yang terdaftar sebagai pekerja hanya
Salah satu ciri pembangunan yaitu berjumlah 591 orang, sehingga masih
terjadinya ledakan penduduk, seperti halnya terdapat pengangguran sebanyak 530 orang
di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada desa ini (BPS Cibadak, 2018).
berdasarkan data Badan Pusat Statistika Tingginya tingkat pengangguran
(BPS) bulan Desember tahun 2018, maka akan menjadi penghambat dalam
berjumlah 265 juta jiwa, akan tetapi proses pembangunan dan pertumbuhan desa,
mengingat terbatasnya sumber-sumber sebab berkurangnya jumlah penerimaan asli
produksi di satu sisi dan di sisi lain daerah dan rendahnya produktifitas sumber
keterbatasan kemampuan pemerintah daya manusia pada desa tersebut, maka
dikaitkan dengan jumlah penduduk yang berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
demikian besar menjadikan tidak tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
tertampungnya seluruh angkatan kerja di faktor-faktor yang menyebabkan tingginya
dalam dunia usaha/ pekerjaan. Kondisi inilah angka pengangguran serta strategi yang
yang menjadi pemicu terjadinya dilakukan guna menangani permasalahan
pengangguran dan celakanya setiap tahun pengangguran pada desa Bojongcae, dengan
jumlah angka pengangguran terus mengalami mengangkat judul penelitian tentang “Faktor
peningkatan, karena setiap tejadinya Penyebab Pengangguran dan Strategi
peningkatan jumlah angkatan kerja tidak Penanganan Permasalahan Pengangguran
diimbangi dengan perluasan dan daya Pada Desa Bojongcae, Kecamatan Cibadak,
tampung lapangan pekerjaan (Sugiyanto, Kabupaten Lebak , Banten”
2006).
Berdasarkan data BPS bulan Agustus 2. METODOLOGI
2018, provinsi Banten merupakan provinsi
dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Penelitian ini menggunakan metode
tertinggi se-Indonesia. BPS mencatat bahwa pendekatan empiris, metode ini menjelaskan
TPT daerah ini ada di angka 8,52 persen, penelitian secara umum-khusus dan semua
angka ini bahkan lebih besar dari rata-rata ilmu pada metode ini berasal dari pemakaian
TPT nasional sebesar 5,34 persen dan juga intelektual yang dibangun di atas
lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Barat kemampuan argumentasi secara logika, juga
sebesar 8,17 persen, DKI Jakarta 6,24 menyatakan bahwa ilmu yang valid adalah
persen, dan Papua Barat di angka 6,30 persen merupakan abstraksi, simplikasi atau
(BPS Banten, 2018). idealisasi dari realitas dan terbukti koheren
Desa Bojongcae merupakan salah satu dengan sistem logikanya (Ahmad &
desa yang terdapat di Kecamatan Cibadak, Afifuddin, 2009 ).
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Desa Populasi penelitian adalah para kepala
Bojongcae merupakan wilayah dataran keluarga yang memiliki anggota keluarga
rendah yang terletak di luar kawasan yang menganggur, tokoh masyarakat, dan
perhutanan. Luas Desa Bojongcae adalah pejabat terkait di Desa Bojongcae, dengan
188 Ha, jarak desa ke wilayah kecamatan menggunakan sampel penelitian untuk satu

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 55


Rukun Tetangga ( RT) pada setiap desa akan jumlah penduduk. Output per kapita adalah
diambil 8 responden dan untuk jumlah RT output total di bagi jumlah penduduk. Jadi
pada Desa Bojongcae sebanyak 13 RT, proses kenaikan output per kapita, tidak dapat
sehingga jumlah keseluruhan sampel tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat
responden 104 orang. Adapun penarikan apa yang terjadi dengan output total di satu
sampel penelitian ini adalah dengan pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak.
menggunakan purposive sampling method, Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang
dimana sampel dipilih dengan dasar tertentu lengkap haruslah dapat menjelaskan apa yang
sesuai dengan tujuan penelitian (Ahmad & terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi
Afifuddin, 2009 ) dengan jumlah penduduk, karena dengan
Penelitian ini menggunakan teknik hanya mengkaitkan kedua aspek tersebut
analis kuantitatif dan kualitatif (mix method) maka perkembangan output per kapita dapat
yang fokus pada kondisi lapangan dan dijelaskan juga.
masyarakat yang sesuai wilayah penelitian, Aspek yang ketiga dari definisi
Metode penelitian ini lebih suka pertumbuhan ekonomi adalah perspektif
menggunakan teknik analisis mendalam ( in- waktu jangka panjang. Kenaikan output per
depth analysis ), yaitu mengkaji masalah kapita selama satu atau dua tahun, yang
secara kasus perkasus karena metodologi kemudian diikuti dengan penurunan output
kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu per kapita bukan merupakan pertumbuhan
akan berbeda dengan sifat dari masalah ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan
lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan tumbuh apabila kenaikan output per kapita
suatu generalisasi tetapi pemahaman secara berada dalam jangka waktu yang cukup lama
mendalam terhadap suatu masalah (10, 20, atau 50 tahun, bahkan lebih lama
(Sugiyono, 2012). lagi). Tentu saja dapat terjadi bahwa pada
Digunakannya analisis kuantitatif suatu tahun tertentu, output per kapita
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat merosot (misalnya, gagal panen), tetapi,
menyebabkan terjadinya pengangguran pada apabila selama jangka waktu yang cukup
Desa Bojongcae, dan digunakannya analisis panjang tersebut output per kapita
kualitatif saat pengambilan data primer untuk menunjukkan kecenderungan yang jelas
mengetahui strategi dalam penanganan mengalami kenaikan, maka dapat dikatakan
permasalahan pengangguran dengan metode telah terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna
analisis SWOT. perspektif jangka panjang ini dapat pula
dilihat dari segi lain (Chalid, 2012).
3. LANDASAN TEORI Sementara itu di pihak lain,
pembangunan mengandung arti yang lebih
a. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan luas. Peningkatan produksi memang
Ekonomi merupakan satu ciri pokok dalam proses
Pertumbuhan ekonomi secara singkat pembangunan. Di dalamnya, selain segi
diartikan sebagai proses kenaikan output per peningkatan produksi secara kuantitatif,
kapita dalam jangka panjang. Tekanannya proses pembangunan juga mencakup
dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu proses, perubahan pada komposisi produksi,
peningkatan output per kapita dan dalam perubahan pada pola penggunaan (alokasi)
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sumber daya produksi (productive resources)
adalah suatu proses, bukan suatu gambaran di antara sektor-sektor kegiatan ekonomi,
ekonomi pada suatu saat (one shoot). Di sini perubahan pada pola pembagian (distribusi)
dapat dilihat adanya aspek dinamis dari suatu kekayaan dan pendapatan di antara berbagai
perekonomian, yaitu melihat perekonomian golongan pelaku ekonomi, perubahan pada
sebagai sesuatu yang berkembang atau kerangka kelembagaan (institutional
berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya framework) dalam kehidupan masyarakat
pada perubahan atau perkembangan itu secara menyeluruh. Satu hal yang amat
sendiri (Budiono, 1992: 1)1 . Pertumbuhan penting dalam proses pembangunan adalah
ekonomi berkaitan dengan kenaikan output semakin meluasnya kesempatan kerja yang
per kapita. Dalam hal ini, terdapat dua sisi bersifat produktif (productive employment).
yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total Pembangunan ekonomi seharusnya
Gross Domestik Product (GDP) dan sisi mensyaratkan partisipasi aktif semua anggota

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 56


masyarakat yang mampu untuk berperan Pengangguran menunjukkan sumber daya
serta dalam proses ekonomi ke dalam yang terbuang. Para pengangguran memiliki
kegiatan yang bersifat produktif. Kegiatan potensi untuk memberikan kontribusi pada
ekonomi yang produktif mengandung pendapatan nasional, tetapi mereka tidak
berbagai dampak positif, di antaranya adalah dapat melakukannya. Pencarian pekerjaan
menambah pendapatan nyata bagi sebagian yang cocok dengan keahlian mereka adalah
besar penduduk. Penambahan pendapatan ini menggembirakan jika pencarian itu berakhir,
dapat meningkatkan daya konsumsi dan orang- orang yang menuggu pekerjaan di
penduduk secara kuantitatif maupun perusahaan yang membayar upah di atas
kualitatif. Lebih jauh lagi, peningkatan keseimbangan merasa senang ketika
pendapatan ini dapat mengurangi lowongan terbuka (Sukirno, 2013)
ketimpangan dalam distribusi pendapatan di Dalam penelitian ini peneliti
antara berbagai golongan dalam masyarakat. merancang penelitian dengan mengetahui
Dengan demikian, pengertian tentang terlebih dahulu faktor-faktor yang dapat
pembangunan ekonomi selain mencakup menyebabkan terjadinya pengangguran pada
juga perubahan kuantitatif pada produksi dan desa Bojongcae dengan metode penelitian
pendapatan, juga perubahan kualitatif dalam kualitatif, serta memberikan strategi yang
susunan masyarakat secara menyeluruh. dapat menangani permasalahan
Pembangunan merupakan suatu pengangguran tersebut melalui analisis
transformasi, dalam arti perubahan struktural, SWOT ( Strengths, Weaknesses,
yaitu perubahan pada struktur ekonomi Opportunities, and Threats).
masyarakat yang meliputi perubahan pada
perimbangan-perimbangan keadaan yang 4. HASIL DAN LUARAN YANG
melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan DICAPAI
susunan ekonomi (Chalid, 2012).
a. Keadaan Pengangguran di Desa
b. Teori Pengangguran Bojongcae, Cibadak Lebak Banten
Pengangguran adalah suatu keadaan Pengangguran menjadi salah satu isu
di mana seseorang yang tergolong dalam penting dalam pembangunan suatu negara,
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan baik di negara-negara berkembang maupun
tetapi belum dapat memperolehnya. di negara-negara maju. Masalah
Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak pengangguran di negara berkembang, seperti
secara aktif mencari pekerjaan tidak Indonesia, sekarang ini sudah sangat besar
tergolong sebagai penganggur. karena menyangkut jutaan jiwa dan sangat
Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh kompleks pengaruhnya terhadap kinerja
tidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal pembangunan. Persoalan pengangguran
ini menunjukkan jumlah tenaga kerja yang bukan hanya menyangkut masalah ekonomi,
ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja melainkan juga masalah sosial. Dampak-
yang diminta (Mankiw, 2013). dampak yang ditimbulkannya akan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berpengaruh terhadap pelaksanaan
dalam indikator ketenagakerjaan, pembangunan nasional baik dalam jangka
pengangguran merupakan penduduk yang pendek maupun jangka panjang, adapun
tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan damak yang ditimbulkan adalah : pendapatan
atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru nasional dan pendapatan per kapita
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan masyarakat menjadi redah, produktifitas dan
karena sudah diterima bekerja tetapi belum upah tenaga kerja rendah. pemborosan
mulai bekerja (Sukirno, 2013). sumber daya dan potensi yang ada, dan
Dalam standar pengertian yang sudah kurangnya modal dalam suatu negara
ditentukan secara internasional, yang (Arsyad, 2010).
dimaksudkan pengangguran adalah Pada Desa Bojongcae terdapat
seseorang yang sudah digolongkan dalam penduduk yang berusia kerja berjumlah 1.121
angkatan kerja, yang secara aktif sedang orang, namun penduduk yang terdaftar
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah sebagai pekerja hanya berjumlah 591 orang,
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh sehingga masih terdapat pengangguran
pekerjaan yang diinginkannya. sebanyak 530 orang pada desa ini, adapun

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 57


profesi atau pekerjaan penduduk Desa umbia ), selain itu terdapat warga yang
Bojongcae adalah : petani, buruh tani, membentuk kelompok kerajinan, seperti :
nelayan, buruh nelayan, PNS, home industri, 5 kelompok usaha kerajinan dari kayu, 3
berdagang dan jasa-jasa lainnya. Desa
kelompok kerajinan anyaman, 1
Bojongcae merupakan desa yang tergolong
dengan tinggat pengangguran yang tinggi, kelompok kerajinan gabah, 1 kelompok
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia kerajinan kain tenun, dan 6 kelompok
ternyata tidak memadai atau tidak sesuai kerajinan makanan.
dengan jumlah tenaga kerja yang ada, serta b) Usaha pemerintah desa / kepala desa saat
terdapat beberapa faktor lainnya yang dapat ini sedang mengadakan pelatihan bagi
menyebabkan tingginya angka pengangguran warga-warga yang berstatusnya
pada Desa Bojongcae, yang dijelaskan dalam pengangguran, adapun jenis-jenis
oprasional variabel penelitian seperti pelatihan tersebut adalah : pelatihan
dibawah ini, dan data diperoleh dari hasil pembuatan atap dari daun tirai bagi pria
wawancara para aparat desa (BPS Cibadak, dan pelatihan pembuatan kripik pisang,
2018). singkong dan jamur untuk para ibu-ibu.
Pelatihan ini dikoordinatori oleh anggota
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya PKK di desa bojongcae, namun sampai
Pengangguran saat ini kesulitan yang ditemukan adalah
1) Pendidikan semangat warga yang tidak konsisten
a) Pada Desa Bojongcae rata-rata tingkat dalam menjalankan pelatihan tersebut,
pendidikan terakhir warga adalah tamatan para warga beralasan karena harus
SMP minimnya tingkat pendidikan mengurus keluarga ataupun ingin mencari
terakhri pada warga membuat warga pekerjaan lain saja yang langsung
dibayarkan upahnya.
menjadi kesulitan untuk mencari
c) Ditemukan pesaing antar warga untuk
lapangan pekerjaan karena kemampuan setiap keterampilan, pesaing yang ada
dan pengetahuan yang minim. adalah sesama warga ataupun dari desa-
b) Kualitas Pendidikan yang ada tercermin desa lainnya yang telah memiliki SDM
dari banyaknya sekolah atau tempat yang memiliki kemampuan dan semangat
pendidikan dan sarana-prasarana yang lebih dari desa bojongcae, pendidikan
tersedia. Karena jumlah Sekolah yang yang minim membuat warga sulit untuk
terdapat di desa ini tidak lah banyak, bersemangat mengikuti pelatihan
sehingga warga kesulitan untuk keterampilan yang disediakan oleh kepala
mengakses pendidikan, selain itu jarak desa.
yang tersedia terlalu jauh dari beberapa 3) Upah
rumah warga, sehingga warga menjadi a) Besarnya upah yang didapat jika para
malas untuk menempuh pendidikan, warga bekerja sebagai petani atau buruh
selain itu fasilitas yang terdapat di tani hanya bersekitar 300 – 500 ribu per
sekolah-sekolah pada desa ini juga sangat
bulannya, namun jika ada musim panen
sederhana, sehingga kurang
membangkinkan semangat belajar siswa maka upah bisa diberikan lebih
c) Jenis pendidikan yang terdapat pada desa b) Tetapi tidak semua petani atau buruh tani
ini adalah pendidikan formal, seperti mendapatkan upah rutin setiap bulannya,
sekolah dasar. Hanya terdapat 2 sekolah karena ada beberapa juragan tanah /
dasar pada desa ini pemodal yang memberikannya per 3
d) Jarak antara tempat tinggal dan sekolah bulan taupun per 6 bulan sekali.
menjadi permasalahan bagi warga untuk
c) Permasalahan upah menjadikan warga
mengakses pendidikan, selain itu tidak
tersedianya transportasi umum pada desa ingin mencari pekerjaan diluar desa,
ini. namun dikarenakan keterbatasan
2) Keterampilan pengetahun sehingga membuat mereka
a) Bagi beberapa warga yang memiliki pun sulit untuk mendapatkan pekerjaan
keterampilan lebih mereka memilik untuk tersebut.
berwirausaha dalam bidang peternakan ( 4) Informasi

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 58


a) Tidak adanya informasi untuk mencari memperkejakan para pengangguran yang ada
pekerjaan sesuai kemampuan atau di desa bojongcae.
keterampilan yang warga miliki, sehingga 4) Treath
Banyaknya pengangguran akan
warga cenderung untuk tetap tinggal di
menghambat proses pembangunan desa, jika
desa mengikuti jejak orang tua yang aparat desa tidak memperdulikan keadaan ini
berprofesi sebagai petani, buruh tani, maka desa akan kehilangan produktifitas
pedagang ataupun pembantu rumah perekonomian di desa. Lahan-lahan
tangga. perkebunan yang kosong harus dapat
b) Akses informasi yang minim, sehingga ditanamani kembali utanaman yang memiliki
menyebabkan angka penganguuran desa nilai jual yang tinggi.
bojongcae meningkat. Diharapkan
c. Hasil Uji Statistik Faktor-Faktor Yang
pemerintah desa setempat lebih Dapat Menyebabkan Pengangguran Di
mengarahkan warga yang berstatus Desa Bojongcae.
pengangguran untuk dapt memperoleh Pengangguran sangat berpengaruh
pekerjaan dan membangkitkan motovasi terhadap perekonomian dan sosial
mereka untuk bekerja guna memperbaiki masyarakat suatu negara. Pertumbuhan
keadaan perekonomian keluarga ekonomi yang menurun dan juga tingkat
kesejahteraan masyarakat yang menurun
b. Analisis SWOT merupakan pengaruh dari adanya
pengangguran. Pengangguran akan
Berikut Analisi Swot Potensi Desa menurunkan daya beli masyarakat dengan
Bojongcae turunnya pendapatan maka menurunkan daya
1) Strengths beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang
Desa ini berhasil melakukan pembinaan turun akan menyebabkan turunnya
kegiatan karang taruna dan kelompok PKK permintaan barang/jasa dan komponen
melalui terciptanya organisasi yang aktif ini konsumsi dari PDB juga turun. Ini artinya
dapat membantu desa dalam melakukan perekonomian di negara tersebut menurun.
pembangunan desa. Sektor pertanian yang Pengangguran juga menurunkan jumlah
unggul dapat memberikan kontribusi transaksi ekonomi, yang berarti menurunkan
terhadap peningkatan penerimaan PDRB pajak pendapatan dan pajak dari transaksi
kabupaten Banten, adapun produk hasil ekonomi. Jadi, semakin tinggi jumlah
produksi pertanian yang terdapat di desa ini pengangguran maka pajak dari masyarakat
berupa padi dan palawija. dan penerimaan pemerintah juga turun,
2) Weaknesses sehingga pengeluaran pemerintah ikut turun,
Kurangnya fasilitas pendidikan, akses dan dampaknya pada PDB yang juga
jalan yang tidak memadai dan tidak adanya menurun. Secara tidak langsung menganggur
transportasi umum. Pemerintah desa kurang adalah kondisi tidak terpakainya sumber daya
mampu memaksimalkan penjualan tanaman yang dimiliki oleh masyarakat. Keadaan
durian, karena tanaman durian merupakan menganggur menyebabkan para tenaga kerja
tanaman unggul di desa bojongcae harusnya kehilangan pengalaman atau penurunan
bisa berinovasi dalam penjualan, serta keterampilan yang dimilikinya. Semakin
pemerintah desa harus dapat memanfaatkan lama menganggur semakin banyak juga
sumberdaya manusia yang berusia produktif kehilangan pengalaman dan keterampilan
agar dapat mengolah hasil bumi ataupun seseorang (Firdhania & Muslihatinningsih,
bekerja pada bidang yang lainnya. 2017).
3) Opportunity Dalam penelitian ini akan melihat
Masyarakat yang berusia produktif permasalahan tentang faktor-faktor yang
jika diberikan pelatihan formal maupun dapat menyebabkan pengangguran yang
informal, akan menjadi SDM yang dapat dilihat dari aspek pendidikan, keterampilan,
menjadi roda penggerak perekonomian, upah dan informasi. Maka dalam
beberapa lahan pertanian dan perkebunan pembahasan penelitian ini akan disajikan
dapat dimaksimalkan penjualannya guna hasil analisis uji statistik data tentang hal-hal
mendapat penghasilan desa dan yang dapat menyebabkan pengangguran di

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 59


desa Bojongcae, adapun data yang diperoleh
tim peneliti merupakan dari hasil penilaian
warga desa bojongcae dalam bentuk
kuisioner.

d. Hasil Deskriptif Data Responden


Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut
Pendidikan Terakhir
P3
Karakteristik Responden Menurut Total
Pendidikan Terakhir

38
SD / Tidak tamat SD
SLTP 60
SLTA 6
Jumlah 104

e. Hasil Deskriptif Data Kuisioner


Peneliti menggunakan kuisioner P4
sebagai bentuk penilaian atas penyebab
terjadinya permasalahan pengangguran yang
ada di Desa Bojongcae. Adapaun pertanyaan
tersebut berdasarkan aspek ; pendidikan,
keterampilan, upah dan informasi, dengan
kategori pilihan sebagai berikut ; 1) Tidak
Sesuai, 2) Kurang Sesuai, 3) Cukup Sesuai,
4) Sangat Sesuai.

P5

P1

P6

P2
P7

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 60


Berdasarkan gambar 2 dapat
diketahui bawah untuk pertanyaan pertama
atau P1 tentang kurun waktu responden yang
telah menajdi pengangguran, banyak
responden yang menjawab telah menjadi
pengangguran lebih dari satu tahun, hal ini
dikarenakan masih kesulitan untuk mencari
pekerjaan. Untuk pertanyaan kedua atau P2
tentang kesesuaian pendidikan dengan
pekerjaan sebelumnya, banyak responden
menjawab tidak sesuai. Hal ini dikarenakan
P8
pendidikan trakhir yang mereka miliki hanya
sampai dengan taman SLTA, warga berharap
memiliki pendidikan yang jauh lebih baik,
agar mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dengan pendidikannya. Untuk pertanyaan
ketiga atau P3 tentang cara responden
mencukupi kebutuhan hidupnya selama
menjadi pengangguran, banyak responden
menjawab dengan cara sumbangan keluarga.
P9 Banyak dari mereka yang menganggur dan
akhirnya memilih hidup bersama dengan
orang tua atau keluarga terdekat, agar
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Untuk
pertanyaan keempat atau P4 tentang
penyebab responden menjadi pengangguran,
banyak responden menjawab dikarenakan
terlalu banyaknya pesaing dalam mencari
kerja, pesaing itu bukan hanya warga desa
cibadak itu sendiri, melainkan warga warga
desa lain yang juga mencari kerja dan
P10 memiliki keterampilan atau kemampunya
yang lebih pandai dari mereka. Untuk
pertanyaan kelima atau P5 tentang
kemudahan responden untuk memperoleh
pekerjaan di desa tempat mereka tinggal,
banyak responden menjawab kurang begitu
mudah untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut, hal ini dikarenakan lahan pekerjaan
yang tersedia hanyalah petani, buruh tani,
bengkel dan pedagang kelontongan,
sementara jika terjadinya musim kemarau
P11
atau sulitnya peraian maka responden yang
sebelumnya bekerja sebagai petani ataupun
buruh tani akan menganggur karena lahan
pertanian sedang tidak bisa digarap,
sementara responden yang bekerja sebagai
pegawai bengkel dan pedagang kelontongan
merasa usaha mereka tidak lagi ramai,
sehingga mereka harus menutup usaha atau
berhenti bekerja, dan keterampilan yang
mereka miliki pun sangat terbatas, sehingga
mereka kurang begitu mudah untuk
P12
mendapatkan pekerjaan lainnya.
Gambar 1. Histogram Kuisioner

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 61


Untuk pertanyaan keenam atau P6 membuka pabrik atau tempat usaha agar
tentang keterampilan formal ataupun dapat mengurangi jumlah pengangguran,
informal yang diadakan di desa, banyak banyak responden menjawab mereka
responden menjawab setidaknya dalam menginginkan adanya bantuan pihak lain
setahun mereka pernah mengikuti 2x untuk menyediakan lapangan pekerjaan agar
pelatihan, baik itu yang diadakan oleh pihak mereka berhenti menjadi pengangguran,
kecamatan maupun pihak kelurahan. Untuk sebab selama ini responden berharap
pertanyaan ketujuh atau P7 tentang nilai upah pemerintah setempat atau pemerintah pusat
sebai penentu mencari pekerjaan, banyak Kabupaten Lebak dapat menyediakaannya,
responden yang menjawab sangat setuju, namun sampai saat ini harapan itu belum juga
responden berharap setiap pekerjaan yang terwujud.
mereka miliki akan mendapatkan upah yang
dapat mencukupi kebutuhan mereka sehari- e. Hasil Uji Normalitas dan Validitas
hari, kadang responden tak sungkan untuk
menolak pekerjaan yang ditawarkan jika Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
mereka rasa upah yang ditawarkan begitu One-Sample Kolmogorov-
rendah. Untuk pertanyaan kedelapan atau P8 Smirnov Test
tentang keahlian informal maupun formal
yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan Unstandardized
N 104
pasar tenaga kerja, banyak responden
Normal Parameters* .000000
menjawab setuju, responden merasa Mean
kemampuan yang mereka miliki sesuai Std. Deviation .52633772
dengan pasar tenaga kerja saat ini, namun Most Extreme Differences .074
karena banyaknya saingan dan kurangnya Absolute
Positive .074
lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga Negative -.073
membuat responden tetap menjadi Kolmogorov-Smirnov Z 1.306
pengangguran. Untuk pertanyaan kesembilan Asymp.Sig. (2-tailed) .066
atau P9 tentang kepedulian pemerintah
terhadap keadaan pengangguran di desa Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan
tersebut, banyak responden menjawab bahwa Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari standar
pemerintah masih kurang perduli terhadap kepercayaan 95%, maka data terbukti
keadaan tersebut, hal ini disebabkan para terdistribusi normal.
responden merasa pemerintah pusat /
pemerintah Kabupaten Lebak belum Tabel 3. Hasil Uji Validitas
menyediakan lapangan pekerjaan yang
pekerjanya khusus untuk wilayah Kabupaten
Lebak saja. Untuk pertanyaan kesepuluh atau
P10 tentang bantuan pemerintah setempat
untuk para pengangguran, banyak responden
menjawab tidak ada, selama ini responren
merasa pemerintah pusat tidak memberikan
bantuan berupa uang untuk keadaan mereka
yang menganggur. Untuk pertanyaan
kesebelas atau P11 tentang fasilitas
pendidikan yang tersedia di desa guna
menunjang responden mencari pekerjaan,
banyak responden menjawab bahwa fasilitas
pendidikan yang tersedia di desa kurang
menjadi penunjang para warga menempuh
pendidikan sehingga responden sangat
merasa kurang pendidikan dan kesulitas
untuk mencari pekerjaan, dan yang terakhir Berdasarkan tabel hasil uji validitas
untuk pertanyaan keduabelas atau P12 di atas, dapat diketahui bahwa data
tentang keinginan responden untuk adanya terbukti valid dengan tingkatan data valid
investor asing maupun dalam negeri yang berdasarkan Pearson kategori, yaitu untuk
valid sempurna dengan besar 1.0, valid kuat

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 62


sebesar 0.70-0.90,valid dalam kategori Devanto, & Putu. (2011). Kebijakan Upah
menengah sebesar 0.40-0.60, valid lemah Minimum Unruk Perekonomian
0.10-0.30, dan tidak valid sebesar 0. Yang Berkeadilan: Tinjauan UUD
1945. Jurnal Fakultas Ekonomi dan
5. KESIMPULAN Bisnis . Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang ,
Simpulan : faktor penyebab Vol. 05. No. 02. .
terjadinya pengangguran salah satunya dari Firdhania, R., & Muslihatinningsih, F.
sisi pendidikan, tidak memiliki keterampilan (2017). Faktor-Faktor yang
yang memadai, lapangan kerja yang minim Mempengaruhi Tingkat
pada daerah tersebut dan keterbatasan Pengangguran di Kabupaten
menerima informasi. Jember. e-Journal Ekonomi Bisnis
Saran : Pemerintah harus menambah dan Akuntansi, Volume IV (1) : 117-
sarana dan prasarana dalam bidang 121.
pendidikan, memotivasi diri sendiri untuk Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan
mengembangkan kualitas SDM nya, perlu Pembangunan Daerah. Jakarta:
adanya pendampingan untuk meningkatkan Erlangga.
keterampilan masyarakat di desa tersebut, Mahalli, K. (2018). Kesempatan Kerja dan
dapat menciptakan lapangan kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi Kota
bekerja sama kepada investor. Medan. WAHANA HIJAU Jurnal
Perencanaan & Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA Wilayah, Vol.3, No.3.
Mankiw, G. (2013). Teori Makroekonomi.
Setiyawati, A., & Hamzah, A. (2006). Jakarta : Erlangga.
Analisis Pengaruh Pad, Dau, Dak, Nopirin. (2010). Pengantar Ilmu Ekonomi
Dan Belanja Pembangunan Makro & Mikro. Yogyakarta:
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, BPFE.
Kemiskinan, Dan Pengangguran: Prints, D. (2000). Hukum Ketenagakerjaan
Pendekatan Analisis Jalur . Jurnal Indonesia. Bandung: PT. Citra
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Aditya Bakti.
, Vol.4, No. 2, hal. 211-228. Ramdhan, D. A., Setyadi, D., & Wijaya, A.
Adriyanto, R. (2013). Analisis Faktor-faktor (2017). Faktor-faktor yang
Yang Mempengaruhi Penyerapan mempengaruhi tingkat
Tenaga Kerja Pada Industri Kecil pengangguran dan kemiskinan di
(Studi Kasus Pada Industri Krupuk kota samarinda . Jurnal Inovasi ,
Pambak di Kelurahan Bangsal, Volume 13 nomor 1.
Kecamatan Bangsal, Kabupaten Sugiyanto. (2006). Implikasi Pengangguran
Mojokerto) . Jurnal Ekonomi dan Terhadap Pembangunan Nasional
Bisnis Universitas Brawijaya Serta Strategi Pemecahannya.
Malang , Volime 2, nomor 2. Jurnal Unimus, Vol.2, No.2.
Ahmad, B., & Afifuddin. (2009 ). Metodologi Sukirno, S. (2013). Makroekonomi : Teori
Penelitian Kualitatif . Bandung: Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Pustaka Setia. Grafindo Persada.
Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta: STIM YKPN .
Badan, P. (2018). Cibadak Dalam Angka
2018. Kecamatan Cibadak .
Badan, P. (2018). Laporan Akhir Tahun
Banten 2018. Banten.
Chalid, P. (2012). Pertumbuhan Ekonomi.
Yogyakarta: PBFE.
Damanik, S. (2006). Outsourcing &
Perjanjian Kerja menurut UU.
No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Bandung: LDDS.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 63

Anda mungkin juga menyukai