Anda di halaman 1dari 4

1.

Anamnesis

IDENTITAS PASIEN

Nama                           : Tono

Umur                           : 20 bulan

Jenis Kelamin              : Laki-laki

Nama Ayah                 : Bp. M

Pekerjaan Ayah           : Wiraswasta

Nama Ayah                 : Ny. K

Pekerjaan Ayah           : Ibu Rumah Tangga

Agama                         : Kristen

Alamat                        : Malalayang

ANAMNESIS

Alloanamnesis diperoleh dari ibu.

A.    Keluhan Utama : Anak usia 20 bulan belum bisa bicara dan berjalan dengan lancar.

B.     Riwayat Penyakit Sekarang :

Orang tua pasien merasa pada usia 20 bulan anak bicara dan berjalan dengan lancar, anak
bisa mengeluarkan suara mengoceh, namun belum bisa berbicara jelas seperti memanggil
papa-mama, bisa memegang sendok saat makan tapi belum bisa makan sendiri.

Apakah ada keluhan lain seperti batuk, pilek, panas, diare, dll?

C.    Riwayat Penyakit Dahulu :

Apakah anak pernah mengalami trauma?

Apakah anak pernah mengalami kejang demam atau sakit sebelumnya?

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah dikeluarga ada yang mengalami sakit serupa? 

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Bagaimana kesehatan ayah dan ibu?


E.     Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal

Apakah ibu rajin memeriksakan kesehatan dan melakukan ANC secara teratur?

Apakah ibu pernah mengalami sakit berat saat kehamilan?

Apakah obat-obatan yang perlu ibu konsumsi selama kehamilan?

F.     Riwayat Kelahiran :

Bagaimana proses kelahiran bayi? Pervaginam atau SC?

G. Riwayat Postnatal

Bagaimana riwayat imunisasi dan monitoring perkembangan anak sebelumnya? Apakah ibu
rajin memonitoring perkembangan anak ke pusat pelayanan kesehatan?

Bagaimana riwayat makan dan minum anak?

7. Edukasi dan Pencegahan

 Sebelum Menikah
Dalam UU Perkawinan disebutkan bahwa seorang wanita sebaiknya menikah setelah
berusia 21 tahun dan seorang laki-laki setelah usia 24 tahun. Hal ini pasti sudah
dipertimbangkan sebagai usia yang matang baik secara fisik, psikis, maupun ekonomi.
Sebelum menikah seorang wanita harus menjaga kesehatannya dengan makan
makanan bergizi, menghindari rokok dan alkohol, pantang seks bebas dan
sebangsanya, serta jika memiliki hewan peliharaan dirawat dan divaksinasi secara
teratur. Sebelum menikah, disarankan seorang wanita melakukan premarital screening
(periksa kesehatan) terutama periksa lab darah untuk penyakit TORCH.
 Setelah Menikah
Setelah menikah, perlu diingat bahwa usia 20 tahun hingga 30 tahun adalah masa
yang aman untuk melahirkan. Sebelum menikah sebaiknya sudah mendapatkan
imunisasi TT 1 x.
 Setelah Hamil
Supaya janin selama dikandung dapat tumbuh dengan baik, harus dijaga agar setiap
kelainan dapat diketahui sedini mungkin. Upayakan menghindari kemungkinan
timbulnya masalah dalam kehamilan melalui pemeriksaan 5 T : Timbang badan,
Tekanan darah, Tinggi dasar rahim (fundus uteri ), Tablet besi 90 butir selama hamil,
Tetanus. Dan dianjurkan selama kehamilan ibu memeriksakan kesehatan secara
teratur dan melakukan ante-natal care.

 Saat Persalinan
Saat persalinan mendapat perhatian mengingat beberapa kelainan tumbuh kembang
didapat karena trauma lahir (pertolongan terlambat, persalinan lama, bayi tidak segera
dirawat semestinya, dsb.
 Pasca Persalinan
Perlu diperhatikan gizi anak, karena maanna memegang peranan penting dalam
tumbuh kembang pada anak. Pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dan juga
oemberian PASI. Kesehatan anak juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh
orang tua, yaitu dengan membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk
memonitoring pertumbuhan anak dengan KMS. Selain memonitoring pertumbuhan
anak, penting juga melengkapi pemberian imunisasi. Memberikan perhatian dan kasih
sayang merupakan stimulasi yang penting bagi anak, misalnya bercakap-cakap dan
bermain bersama anak. Perumahan, sanitasi dan lingkungan keluarga juga mendukung
perkembangan dan pertumbuhan pada anak.

Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan umum,


perlu data / laporan atau keluhan orang tua dan pemeriksaan deteksi dini atau skrining
perkembangan pada anak. Pemeriksaan skrining perkembangan penting dilakukan dan harus
dilakukan dengan menggunakan alat skrining perkembangan yang benar. Dengan mengetahui
secara dini, maka dapat dicari penyebab keterlambatannya dan segera dilakukan intervensi
yang tepat.

Secara umum, orang tua sebaiknya mengenal tanda bahaya (red flags) perkembangan anak
yang sederhana seperti yang tercantum di bawah ini. Jika orang tua menemukan salah satu
tanda bahaya di bawah ini, sebaiknya jangan menunda dan segeralah memeriksakan buah
hatinya ke tenaga kesehatan terdekat.

Tanda bahaya perkembangan motor kasar

1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian
kiri dan kanan.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6
bulan
3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol

Tanda bahaya gangguan motor halus

1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan


2. Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun
3. Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan
setelah usia 14 bulan
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten

Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)

1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu


benda pada usia 20 bulan
2. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
3. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan

Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)


1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat
dipanggil tidak selalu member respons
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan
orang lain pada usia 20 bulan
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan

Tanda bahaya gangguan sosio-emosional

1. 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain


2. 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
3. 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
4. 15 bulan: belum ada kata
5. 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
6. 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
7. Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi

Tanda bahaya gangguan kognitif

1. 2 bulan: kurangnya fixation


2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
3. 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
4. 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
5. 24 bulan: belum ada kata berarti
6. 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata

Anak dengan gangguan perkembangan umum tidak selalu mengalami retardasi mental di
kemudian hari. Pencegahan selalu lebih baik sebelum terlambat, namun jika sudah terjadi
mengacuhkan anak tidak menyelesaikan masalah. Dibutuhkan kesabaran dan kasih saying
untuk merawat dan menjaga anak dengan kelainan tumbuh kembang, namun peneliitian
menunjukkan bahwa anak berkelainan yang tumbuh di lingkungan asah, asih, asuh yang
hangat akan menunjukkan kemajuan luar biasa dan kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai