Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN / RESUME

“PANDANGAN BERBASIS SUMBERDAYA: RESOURCE-BASED VIEW”

A. PENDAHULUAN:
Dunia bisnis yang semakin berdaya saing (kompetitif) banyak industri
yang bersaing untuk maju dan mengungguli para pesaingannya. Dalam
dinamika kompetisi pastinya ada yang menang dan ada yang kalah, yang mana
setiap industri di tuntut untuk menciptakan keunggulan tersendiri dari segi
produk maupun jasa yang dihasilkan.
Di Indonesia banyak industri yang saat ini sedang mengalami
perkembangan tetapi masih relatif lamban, kondisi seperti ini menyebabkan
negara sulit untuk bersaing dengan negara tetangga maupun negara luar negeri
lainnya. Namun ada satu hal yang menjadikan Indonesia mampu bertahan
disaat krisis ekonomi serta negara maju dan berkembang mengalami
penurunan dari segi ekonomi adalah sektor usaha kecil dan menengah (UKM),
sektor inilah yang menopang perekonomian Indonesia pada saat itu.
Meskipun telah menjadi penopang perkonomian Indonesia saat itu, UKM
masih banyak kelemahan yang terdapat pada sektor UKM di Indonesia
terlebih lagi UKM yang berada dikota kecil dan daerah-daerah tertinggal.
Dilihat dari kondisi nyata, banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang
bergerak dalam bidang indutri yang sama akan tetapi ada yang sukses
terhadap industrinya da nada yang tidak. Melihat kondisi seperti ini maka para
ahli maka para ahli (Barney (2002); Abhayawansa et al., (2008); Fahy dan
John, (2000); serta Ferreira et al., (2011) mengemukakan sebuah teori yang
dikenal sebagai Pandangan Berbasis Sumberdaya (Resource Based View –
RBV) dan teori ini banyak diterapkan serta dipraktikkan diberbagai sektor
industri yakni dengan melihat kekuatan dan kelemahan sumberdaya internal
perusahaan untuk mencapai kemajuan dan keunggulan bersaing.
B. PEMBAHASAN:
Sumberdaya Perusahaan (Firm Resource) Sumberdaya perusahaan yang
berwujud misalnya pabrik, tanah, kendaraan, bahan baku dan mesin. maupun
tidak berwujud misalnya merk, reputasi dan keahlian, budaya perusahaan,
struktur, persepsi dan proses yang dimiliki.
Yang menjadi fokus pembahasan ini adalah sumberdaya tak berwujud
(intangible resource) yang dikenali sebagai aset yang mampu menciptakan
nilai tambah bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. Nilai
tambah dari sumberdaya tak berwujud ini sulit untuk di imitasi pesaing dan
langka untuk diperoleh. Sumberdaya tak berwujud atau aset tak berwujud ini
juga lebih dikenali sebagai modal intelektual (intellectual capital) yang terdiri
dari:  
1. Manusia – merupakan sumber dari kreativitas dan inovasi
- Pengetahuan: pengalaman dan pendidikan
- Kapabilitas: kompetensi diri
- Pengembangan: motivasi, pelatihan dan kompensasi
- Perilaku: kepuasan, loyalitas, kepemimpinan dan komunikasi
2. Struktural – pengembangan produk atau ide dan infrastruktur organisasi.
- Wewenang dan tanggungjawab
- Proses dan prosedur
- Kebijakan
3. Relasional
1.) Dengan pihak eksternal yang bisa mempengaruhi organisasi
2.) Menciptakan hubungan jangka panjang (long term)
- Pelanggan merupakan aktor paling penting karena terlibat dalam
hubungan sehari-hari ketika mereka membeli produk perusahaan.
- Pemasok merupakan pihak yang mempengaruhi stabilitas proses
produksi dan supply bahan/barang.
- Pesaing – terdiri dari siapa saja karena pesaing akan memberi nilai
tambah bagi perusahaan.
- Pemerintah – terkait dengan regulasi dan aturan pasar.
4. Karakteristik sumberdaya
- Bernilai – mendatangkan return yang lebih kepada perusahaan
- Langka – tidak banyak dimiliki oleh perusahaan lain dan tidak bersifat
sementara tapi berkelanjutan.
- Sulit ditiru – mempunyai ciri khas dan sulit ditiru untuk jangka waktu
panjang.

C. KESIMPULAN:
Dapat disimpulkan dengan melihat sumberdaya intenal yang dimiliki oleh
perusahaan, maka pandangan berbasis sumberdaya (Resource Based View –
RBV) ini sudah sangat sesuai untuk di terapkan serta dipraktikkan diberbagai
sektor industri termasuk di bidang usaha kecil dan menengah (UKM) terlebih
pada modal intelektual (intellectual capital) harus dikedepankan agar dapat
meraih kesuksesan serta keunggulan kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai