Anda di halaman 1dari 31

ASET NIRWUJUD

Oleh : Heri Wijaya,S.Farm.,M.Si.,Apt


PENDAHULUAN
 25 tahun terakhir terjadi revolusi korporasi yang bersifat
mendasar
 Industri yang sebelumnya bertumpu pada asset wujud
fisik menjadi tergantung pada asset nirwujud
 Aset nirwujud dan pengelolaannya yang efektif
merupakan sumber keunggulan kompetitif yang
sustainable
 Dalam perusahaan modern asset nirwujud adalah asset
yang paling bernilai,hal ini dapat dilihat pada
perkembangan investasi di amerika
FAKTA
 Amerika serikat
1. Tahun 1982 = setiap US$ 100 yang di investasikan
pada saham manufaktur dan pertambangan di amerika
rata-rata US$62,3 digunakan untuk aset wujud
(tanah,pabrik,mesin,peralatan)
2. Tahun 1992 = hanya US$ 37,9 untuk setiap US$ 100
yang digunakan untuk aset wujud
3. Tahun 1999 = menjadi 16%
ADA 4 BENTUK (DAUM,2003)
 Current Assets= asset yang dapat dikonsumsi atau dijual
dalam waktu 1tahun
 Fixed Assets = pabrik, peralatan, property

 Investment= saham yang ada dipasar modal

 Intangible Assets = asset nirwujud yang bersifat non fisik


tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan
MENURUT
DAUM

Asset nirwujud = Intellectual Capital


MENURUT STEWART (1997)
Intellectual capital (IC) terdiri dari 3 bentuk terpisah
1. Human Capital (HC) = skill, talents, knowledge, bakat

2. Structural Capital (STC) = suatu


prosedur,norma,sistem,aturan yg ada di dlm organisasi
yang memungkinkan human kapital dapat secara
efektif utk menciptakan nilai
3. Customer Capital (CC) = nilai hubungan perusahaan
dengan konsumen
Oleh edvisson dan malone (1997) ditambah dengan
Partner Capital (lebih cocok di aplikasikan pada
perusahaan farmasi)
 Sumber daya nirwujud sulit untuk dikodifikasi serta sulit
diperdagangkan
 Sumber daya nirwujud sulit untuk diperoleh dengan cara
akuisisi atau replikasi Karena terakumulasi dalam
perusahaan
 Sukar dipahami dan ditiru oleh pesaing
HUMAN CAPITAL
 Dalam knowledge based economy semuanya dimulai
dari manusia, Karena manusia yang memiliki ide dan
pengetahuan
 Merupakan sumber inovasi dan pembaharuan karena ide-
ide yang baru dan baik diciptakan/dihasilkan oleh
manusia
 Manusia yang menemukan produk2 baru, menemukan
cara efektif untuk mengurangi biaya, dll
 Kapabilitas individual manusia baik pekerja/buruh
maupun manager yang memiliki
knowledge,skil,kompetensi dan pengalaman sangat sukar
ditiru pesaing
LANJUTAN
 Tidak semua aset personil,pekerja dan manager
diperhitungkan sebagai human capital kalua tidak
memberikan kontribusi kepada kapabilitas perusahaan
yang dapat membuat perbedaan di pasar
 Hanya individu yang memiliki kapabilitas dan memiliki
value/nilai yang besar yang dapat digunakan dan
menyatu dalam operasi perusahaan serta menciptakan
nilai yang dikategorika sebagai HC
PERUSAHAAN SKANDIA (SWEDIA)
Membagi human capital menjadi 3 sub komponen:
1. Values = keinginan yang karena itu merupakan tujuan
dan akhir dari kegiatan/transaksi, berfungsi sebagai
filter
2. Competensi = profesional, sosial dan komersial

kompetensi profesional = kemampuan manusia


untuk berbuat produktif
kompetensi komersial = kemampuan untuk
bekerja sama dengan customer dan partner
eksternal lainnya dalam penciptaan nilai
3. Relationship
STRUCTURAL CAPITAL
 Dihasilkan melalui institusionasi knowledge

Menurut bontis (1998)


Mengkonversikan HC menjadi IC

STC = aspek informal kehidupan organisasi (Cultural


Dimension)
KULTUR
Komponen kognitif :
1. Nilai (core values) = prinsip-prinsip yang menjadi
pertimbangan karyawan dalam mengambil keputusan
ttg apa yg penting bagi perusahaan
2. Kepercayaan/keyakinan (belief) = cara pandang
mengenai apa yang benar dan apa yang salah
3. Norma = operating rules yang menjadi determinan apa
yang dpt diterima oleh semua karyawan
 Maksimasi nilai karyawan sebagai asset intelektual
memerlukan kultur yang mempromosikan partisipasi
individual mereka dan fasilitasi pembelajaran individual
maupun organisasional, menciptakan knowledge baru
dan aplikasinya serta kemauan untuk saling berbagi
knowledge
PERAN KUNCI KULTUR
Untuk mempromosikan
1. Manajemen pengetahuan

2. Kreativitas

3. Manajemen partisipatif

4. Kepemimpinan
ORGANISASI BERHASIL DALAM
KONTEKS KULTUR
1. Organisasi harus proaktif ≠ reaktif
2. Organisasi mesti mempengaruhi dan mengelola
lingkungan ≠ beradaptasi
3. Organisasi harus menjadi pragmatis ≠ idealistik
4. Organisasi harus berorientasi ke masa depan ≠ masa
kini /masa lalu
5. Organisasi mesti menerima keberagaman ≠ uniformitas
6. Organisasi harus berorientasi relasi ≠ tugas
7. Organisasi mesti menerima konektivitas eksternal
untuk mempromosikan integrasi internal
KOTLER DAN HESKETT (1992)
Perusahaaan dengan kultur kuat

- Level ROI
- Pertumbuhan income bersih

- Perubahan harga saham yang lebih baik

* Analisis = Mempunyai level kinerja rata-rata yang lebih


tinggi
MANURUT PABLOS (2004)
 Idiosyncratic structural capital (nilai rendah, tinggi
keunikan) = mempunyai kekuatan untuk membedakan
perusahaan dengan pesaing
 Core structural kapital (tinggi nilai,tinggi keunikan) =
mempunyai kontribusi penting untuk menjaga posisi
persaingan perusahaan
 Compulsory structural capital ( tinggi nilai, rendah
keunikan) = dapat membantu untuk memperoleh
keunggulan kompetitif jangka panjang meskipun asset
ini bukan knowledge spesifik yang dimiliki perusahaan
CUSTOMER CAPITAL
 Nilai dari hubungan perusahaan dengan konsumen
perusahaan yang mempunyai hubungan yang baik
dengan konsumennya mempunyai peluang lebih baik
untuk mempertahankan dan dapat memperluas bisnis
dengan menjual produk baru

Menurut Fecicova (2004) konsumen menjadi kelompok:


1. Ekternal

2. Internal
 Langkah awal membagun CRC adalah memilih
konsumen yang tepat
 Jika konsumen adalah asset maka memilih dan
melakukan investasi untuk asset yang tepat akan
menghasilkan returns yang superior
 Tujuan dari kedekatan bisnis dan hubungan personal
adalah untuk membangun joint future
 Loyalitas konsumen memiliki dampak besar terhadap
kinrja keuangan perusahaan
 Akuisisi konsumen baru dalam realitasnya lebih mahal
dibandingkan dengan mepertahankan dan memelihara
konsumen yang sudah ada
 Konsumen cenderung profitable bila mereka lebih lama
dalam perusahaan
 Konsumen yang loyal dan terpuaskan akan
menghasilkan bisnis baru melalui pemberian referensi
positif oleh konsumen kepada kawan atau koleganya
ELEMEN LOYALITAS MENURUT
KROENERT (2005)
 Komitmen psikologis = hubungan emosional antara konsumen
dengan produk/perusahaan
 Referenceability = pertimbangan konsumen sendiri tentang
referensi positif untuk produk/perusahaan
 Purchase history= konsumen membeli produk secara konsisten
pada masa lalu
 Repurchase intention
 Future purchase level= rencana konsumen untuk membeli lebih
besar,kurang atau sama untuk masa yg akan datang
 Persepsi keunggulan kompetitif= persepsi konsumen bahwa
perusahaan menghasilkan produk yang memiliki keunggulan
kompetitif
 Kepuasan = bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap
produk/perusahaan
 Selain customer capital ada 2 bentuk lain yaitu: brand
capital dan public eputation capital
 Keduanya memiliki kesamaan yang merepresentasikan
capital intelektual yang melekat pada citra dan reputasi
perusahaan
BRAND
 Brand yang kuat mempunyai beberapa keunggulan
1. Menciptakan platform untuk membentuk hubungan
dengan konsumen yang berbasis individual
2. Memberikan diferensiasi kompetitif yang signifikan
3. Dapat melintasi batas2 negara
4. Dapat mempengaruhi perilaku dan sikap
CUTOMER CAPITAL BERUPA REPUTASI

Memiliki peran penting dalam keunggulan


kompetitif yang sustainable (carmeli dan
cohen,2004)
FOMBRIUN (1996)
Reputasi perusahaan adalah interelasi empat karakteristik :
1. Credibility

2. Reliability (tahan uji)

3. Responsibility (tangung jawab)

4. Trustworthiness (dapat/layak dipercaya)


PARTNER CAPITAL
Alasan perusahaan melakukan aliansi stratejik:
1. Untuk memperkuat kapasitas produksi

2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam internal


struktur mereka dan lingkungan ekstrenal
3. Untuk memperoleh keunggulan kompetitif =
meningkatkan profit
4. Untuk memperoleh peluang bisnis di masa depan
output nilai yang lebih besar
IMPLIKASI ALIANSI STRATEJIK
 Secara legal = masing2 tetap independen
 Pembagian keuntungan dan kontrol manajemen terhadap
kinerja kegiatan yang telah disepakati
 Melanjutkan kontribusi dalam satu atau lebih area
stratejik termasuk teknologi dan produk
CONTOH ALIANSI STRATEJIK
 Smithkline/beecham
 Marion/merrel

 Bristol-bayer/sqibb

 Rhone-pulec/rore
PERAN ASET NIRWUJUD PADA KINERJA
PERUSAHAAN FARMASI
 Perusahaan dengan aset nirwujud kuat/besar memiliki
kinerja yang superior
 Perusahaan dengan aset nirwujud lemah/kecil memiliki
kinerja rendah karena lemahnya daya saing yang dimiliki

* Aset nirwujud lebih sulit ditiru karena akumulasi


memerlukan waktu yang lebih lama
1. Structural capital memiliki peran yang sangat penting
terkait dengan kinerja perusahaan
2. Structural capital lemah perushaan pangsa pasar
kecil kinerja perusahaan rendah tidak dapat
mengkonversi aset nirwujud menjadi intellectual capital
3. Perusahaan pangsa pasar kecil pengaruh partner
capital tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.
ADA 2 FAKTOR PENYEBAB
 Kelemahan pada komplementaritas sumber daya
 Kelemahan pada kompatibilitas kultur dan sistem operasi
di antara mitra aliansi

Anda mungkin juga menyukai