Handoyo DW
Production
Distribution Consumption
Lingkungan bisnis
Demografi
Ekonomi
Budaya
Pemasok
Pemerintah
Perusahaan
Pelanggan Alam
Pesaing Lembaga
Keuangan
Politik
Teknologi
BISNIS ?
memperoleh keuntungan.
pemerintah/-swasta)
dan bangsa.
MASALAH MUNCUL BILA ORANG BERUSAHA
SENDIRI :
Bekerja dengan jam kerja yang lama, siang dan malam
mengikuti pelatihan,
membaca buku.
dan sebagainya.
1) Pekerja / Karyawan.
Para pekerja menginginkan adanya imbalan berupa upah
atau gaji yang layak dari hasil kerja mereka. Sementara
manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi yang
ditunjukkan oleh omzet pnjualan dan laba.
2) Dewan Komisaris.melakukan
ke direksi
pengawasan sesuai anggaran dan ngasih nasihat
Capital
Management
Materials
Skill
Human Resource
Elemen-elemen Bisnis
Elemen-elemen bisnis yang dijelaskan di atas kemudian diolah dan diproses
oleh lembaga bisnis atau perusahaan melalui berbagai cara dengan pemanfaatan
teknologi produksi yang memadai guna menghasilkan barang dan jasa untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karena bisnis itu menghasilkan barang dan
jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat, maka bisnis juga dikatakan sebagai
sebuah sistem (business system). Kata sistem di sini menunjukkan adanya saling
keterkaitan antara bisnis dan unsur-unsur mayarakat lainnya. Setiap tindakan dalam
bisnis juga berhubungan dengan sistem politik, politik, sistem ekonomi, dan sistem
hukum.
Bisnis itu sendiri dapat dilihat sebagai suatu sistem total (keseluruhan) yang
terdiri dari sub sistem yang lebih kecil seperti industri. Setiap industri terdiri dari
banyak perusahaan yang besar dan produknya bervariasi. Sementara setiap
perusahaan mempunyai beberapa subsistem seperti produksi, pemasaran, SDM, dan
keuangan. Bila digambarkan, maka sistem bisnis itu tampak seperti gambar di bawah
ini.
Production
Distribution Consumption
a. Aktivitas Produksi
Produksi dapatlah didefinsi sebagai setiap kegiatan yang menghasilkan barang
atau jasa. Dalam pengertian sehari-hari, aktivitas produksi ini sering dianggap
sinonim dengan pembuatan barang-barang. Hal ini berarti bahwa sebuah bisnis
dijalankan untuk membuat barang atau jasa yang dibutuhkan oleh manusia atau
konsumen. Perusahaan dapat memilih tiga alternatif jenis produk barang atau jasa
yang dihasilkan, yaitu produk primer, produk sekunder, dan produk tersier.
b. Aktivitas Distribusi
Aktivitas distribusi merupakan kegiatan bisnis yang melakukan fungsi
pemindahan barang dan jasa dari suatu tempat yang lainnya. Istilah distribusi dalam
kegiatan pemasaran biasa disebut dengan saluran distribusi (distribution of channel),
yaitu aktivitas yang menyalurkan barang dan jasa dari perusahaan ke lokasi-lokasi
penampungan (distributor) baik yang berada dalam satu wilayah maupun antar
wilayah.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa salah satu fungsi bisnis adalah
melakukan pemindahan tempat (place utility). Jika barang dan jasa dibiarkan berada
di perusahaan maka keberadaan dari barang dan jasa tersebut kurang memiliki nilai
ekonomis. Barang dan jasa harus dipindahkan ke suatu tempat yang memungkinkan
konsumen dapat menikmati melalui proses pertukaran (transaksi) sehingga barang
dan jasa tersebut memiliki nilai ekonomis.
Salah satu bentuk bisnis yang melakukan aktivitas distribusi ini adalah bisnis
di bidang jasa kargo. Bisnis semacam itu saat ini sangat menjanjikan mengingat
banyak perusahaan yang lebih menyukai menggunakan jasa tersebut karena lebih
efisien dan praktis dengan tingkat risiko yang kecil. Perusahaan jasa kargo pada
hakekatnya adalah melayani jasa pemindahan dari tampat penampungan (gudang
penyimpanan) ke tempat tujuan tertentu yang ditentukan oleh pemilik barang.
c. Aktivitas Konsumsi
Aktivitas konsumsi mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
menciptakan permintaan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Kemampuan
tersebut biasanya diukur dari seberapa besar penjualan (selling) yang diperoleh
perusahaan. Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan, hal itu menunjukkan
semakin besar konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa yang ditawarkan,
sehingga dapat dikatakan perusahaan telah melakukan aktivitas konsumsi yang sangat
baik.
Untuk meningkatkan konsumsi terhadap barang dan jasa yang ditawarkan,
peran aktivitas produksi dan distribusi sangatlah membantu. Apabila barang dan jasa
yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dan memenuhi selera masyarakat, maka
konsumsi tentu akan tercipta dengan sendirinya.
Tingkat konsumsi yang sangat tinggi hanya dapat dipertahankan apabila
pembeli memiliki daya beli terhadap produk yang ditawarkan. Hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan siap untuk dikonsumsikan. Pendapat seseorang
yang akan didistribusikan pada pengeluaran-pengeluaran lainnya, seperti kewajiban
membayar pajak, bayar sewa bangunan dan menabung.
LINGKUNGAN BISNIS
Setiap perusahaan, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil akan
berinteraksi dengan lingkungan di mana perusahaan tersebut berada. Lingkungan itu
sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan yang begitu cepat. Dengan demikian
perusahaan yang bisa bertahan hidup adalah perusahaan yang bisa menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan.
Keberhasilan perusahaan untuk bertahan dan berkembang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik yang bisa dikontrol oleh perusahaan maupun yang tidak. Oleh
karena itu, prestasi perusahaan merupakan fungsi dari variabel yang bisa dikontrol seperti
strategi dan lingkungan perusahaan sebagai variabel kontrol (Kim & Lim, 1986).
Para ahli mengelompokkan lingkungan perusahaan ke dalam dua jenis, yaitu
lingkungan langsung dan lingkungan tidak langsung. Porter (1980) mengemukakan
bahwa lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan eksternal
dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal tebagi dalam dua kategori, yaitu
lingkungan umum dan lingkungan industri, sementara itu lingkungan internal merupakan
aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Lingkungan umum meliputi faktor-faktor
politik, ekonomi, sosial, dan teknologi; lingkungan industri meliputi aspek-aspek yang
terdapat dalam konsep strategi bersaing (competitive strategy) yang meliputi aspek
hambatan masuk, aspek daya tawar pemasok, aspek daya tawar beli, aspek ketersediaan
barang substitusi dan aspek persaingan dalam industri; lingkungan internal perusahaan
meliputi aspek keuangan, SDM, pemasaran, operasional dan aspek perusahaan.
Lingkungan bisnis tersebut dapat dipengaruhi seluruh aspek bisnis baik pada tingkat
perusahaan maupun individual.
Komponen apa saja yang termasuk dalam lingkungan eksternal dan umum dapat
dilihat pada gambar di bawah ini (Perusahaan dan Lingkungannya) :
Demografi
Ekonomi
Budaya
Pemasok
Pemerintah
Perusahaan
Pelanggan Alam
Pesaing Lembaga
Keuangan
Politik
Teknologi
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan yang berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kinerja perusahaan dan hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh
lingkungan tersebut. Komponen-komponen dari lingkungan umum tersebut meliputi
demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.
a. Demografi. Isu-isu penting yang perlu diamati oleh perusahaan dalam lingkungan
demografi itu antara lain adalah perubahan tentang struktur umur penduduk,
permasalahan jenis kelamin (gender), ras, peluang kerja dan pengangguran, serta
masalah-masalah yang menyangkut urbanisasi.
b. Ekonomi. Lingkungan ekonomi yang mempengaruhi prestasi kerja dari suatu
perusahaan meliputi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan
masyarakat, perubahan selera dan pola pengeluaran konsumen yang diakibatkan
dari perubahan pendapatan.
c. Alam. Sumber daya alam memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Ketersediaan bahan-bahan akan menjamin kelancaran kerja dari
perusahaan. Sebaliknya, perusahaan tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik
kalau bahan-bahan yang diperlukan tidak tersedia.
d. Teknologi. Lingkungan teknologi merupakan yang dapat menciptakan produk dan
pasar baru. Teknologi yang canggih akan dapat menciptakan daya saing yang kuat
bagi perusahaan yang pada akhirnya akan mengubah cara kerja perusahaan.
Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik
di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis.
e. Politik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sering kali bermuatan
politis. Kebijakan tertentu biasanya berlawanan arah dengan misi dan tujuan
perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang diuntungkan dari kebijakan politik
tersebut, dan ada pula perusahaan yang dirugikan bahkan menjadi mati karena
kebijakan yang dibuat tersebut bermuatan politis.
f. Sosial dan Budaya. Seperti yang tlah dikemukakan sebelumnya, bahwa kehidupan
perusahaan tidak terlepas dari dinamika lingkungan di sekitarnya. Masyarakat dan
budaya merupakan kekuatan yang secara umum mempengaruhi kehidupan
perusahaan yang tercermin dari persepsi, nilai-nilai kemasyarakatan dan agama,
perilaku dan kepercayaan. Manajer-manajer harus menyesuaikan praktik mereka
dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah di mana mereka bekerja dan
berada.
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan-perubahan
sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantispasi oleh perusahaan.
Aspek kondisi sosial misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari
orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, serta kondisi kultural, ekologis,
demografis, religius, pendidikan, dan etnis.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam
perusahaan itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan internal
berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah perusahaan.
Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal tersebut mliputi; pekerja, dewan
komisaris, dan pemegang saham.
Tom Peters dan Robert Waterman (dalam, Pearce and Robinson, 1996),
mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang digunakan untuk menjelaskan kinerja dari
sebuah perusahaan. Kerangka itu memberikan visualisasi yang bermanfaat mengenai
komponen kunci yang harus diperhatikan para manajer atau pengbisnis dalam
menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Gambar di bawah menampilkan komponen
-komponen dalam lingkungan internal yang dikembangkan oleh Tom Peters dan Robert
waterman.
Strategi
Struktur Sistem
Nilai bersama
(Kultur)
Staf (management)
Sumber: Pearce and Robinson (1996), Strategic Management, Ricard D, Irwin, Inc.
a. Struktur
Struktur membantu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kunci perusahaan dan cara
kegiatan-kegiatan itu dikoordinasikan untuk mecapai tujuan perusahaan.
Menyesuaikan struktur dengan strategi menrupakan tugas fundamental para
pemilik dan manajer perusahaan.
b. Strategi
Strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dasar jangka panjang dan
sasaran sebuah perusahaan, dan penerimaan dari serangkaian tindakan serta
alokasi dari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan
perusahaan (Robins: 1990). Penerapan strategi-strategi yang efektif akan
menjamin tercapainya tujuan perusahaan yang efektif pula.
c. Sistem
Motivasi dan pengendalian personil manajerial dalam pelaksanaan strategi
dilakukan mekanisme atau sistem imbalan perusahaan yang meliputi kompensasi,
kenaikan gaji, bonus, opsi saham, proposi, demosi, penghargaan, pujian, kritik,
tanggung jawab, norma kelompok, penilaian prestasi, ketegangan, dan ketakutan.
Mengikuti pedoman-pedoman untuk menyusun struktur sistem imbalan yang
efektif akan dapat menjamin suksesnya implementasi strategi.
d. Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan dan kultur perusahaan merupakan fenomena yang saling
bergantung. Setiap aspek (style) dari kepemimpinan pada akhirnya dapat
membantu membentuk kultur perusahaan. Sebaliknya, kultur perusahaan yang
sudah ada dapat sangat mempengaruhi efektivitas seorang pemimpin.
e. Staf dan karyawan
Karyawan merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga
yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara pekerja dan
pemimpin memiliki kepentingan-kepentingan tersendiri. Para pekerja
menginginkan adanya imbalannya berupa upah atau gaji yang layak dari hasil
kerja mereka. Sementara pmimpin menginginkan adanya kinerja yang tinggi yang
ditunjukkan oleh besarnya omzet penjualan dan laba. Pertentangan dua
kpentingan ini sering kali menimbulkan konflik di dalam perusahaan.
f. Budaya perusahaan
Selain memberikan identitas pada perusahaan, budaya perusahaan juga dapat
menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bahkan komitmen yang melebihi tujuan pribadinya sendiri. Karyawan akan
memberikan komitmennya kepada keyakinan dan nilai-nilai itu sebagai keyakinan
dan nilai-nilai pribadinya.
Variabel-variabel lingkungan yang telah diuraikan di atas tentunya memberikan pengaruh
secara bersamaan terhadap cara kerja dari perusahaan. Yang menjadi permasalahan
sekarang ini adalah bagaimana bentuk bengaruh dari lingkungan itu terhadap perusahaan
dan bagaimana strategi manajemen dalam menghadapi perubahan lingkungan itu. Dengan
memahami dan mengkaji kedua permasalahan tersebut diharapkan nantinya manajemen
dapat bekerja mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Ketidakpastian
Moderat (1)
Sederhana Ketidakpastian
Rendah
Tingkat homogenitas
Ketidakpastian Ketidakpastian
Moderat (2) Tinggi
Kompleksitas
Etika bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara
ideal pengaturan pengaturan dan pengelolaan bisnis memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara universal secara ekonomi / sosial, dan pengetrapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich, 1998: 4).
Meningkatnya persaingan antara kelompok bisnis menjadikan masing-masing
pelaku bisnis meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan keunggulan bersaing (
competitive advantage) agar tetap bertahan (survive) dan meningkatkan kinerja
perusahaan (performance corporate) secara keseluruhan. Batasan-batasan sumber daya,
baik sumber daya alam (SDA), modal, manusia, teknologi, dan batas-batas etika yang
disepakati.
Pengelolaan perusahaan yang dibatasi oleh ketersediaan sumber daya menuntut
perilaku perusahaan (corporate behavior) yang dapat membangun etika dalam berbisnis.
Sebagai contoh, dalam meningkatkan penjualan, perilaku perusahaan terhadap pelanggan
atau konsumen tampak pada upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertinggi nilai guna
yang dipersepsi konsumen (perceive use value) dan memperendah yang dipersepsi (
perceive price) terhadap produk yang ditawarkan, seperti terlihat dalam aktivitas
pemasaran terutama periklanan (advertising) dan promosi penjualan (sales promotion).
Perubahan-perubahan besar dalam praktik pengelolaan bisnis dewasa ini
menyebabkan perhatian terhadap etika bisnis (business ethic) semakin penting.
Chandra.R (1995: 20) mengamati sekurang-kurangnya terdapat enam perubahan besar di
dunia bisnis, terutama di indonesia dalam tiga dekade terakhir ini. Keenam perubahan
yang mempengaruhi berbagai faktor ini diduga membuat etika menjadi persoalan yang
mendasar, yakni sebagai berikut:
a. Perkembangan di lingkungan nasional secara umum.
b. Perkembangan di lingkungan nasional akibat intervensi atau bimbingan
pemerintah.
c. Perkembangan di lingkungan global / internasional.
d. Perubahan tuntutan konsumen bagi perusahaan.
e. Perkembangan hubungan pemasok-perusahaan.
f. Perkembangan tuntutan agar perusahaan menjalankan fungsi sosial lebih baik.
Tindakan individual
Kode Perusahaan
Kode Industri
Legislasi