Tugas Audit - 1511070330 & 1511070331
Tugas Audit - 1511070330 & 1511070331
Disusun Oleh:
Ikma Yosiana Putri 1911070330
Dzaky Fadlurrahman Zainuddin 1911070331
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................2
1.1. Profil Perusahaan.......................................................................................................2
1.1.1. Informasi Umum (Kantor Pusat)....................................................................2
1.1.2. Visi dan Misi...................................................................................................3
1.1.3. Sturktur Organisasi Bagian Internal Audit.....................................................3
1.2. Latar Belakang Penulisan...........................................................................................5
1.3. Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.4. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1. Pengertian Teller.........................................................................................................6
2.2. Fungsi Teller...............................................................................................................6
2.3. Tugas Teller................................................................................................................7
2.4. Ketentuan Pemerintah atau Bank Indonesia..............................................................7
2.5. Aspek Pengendalian Intern pada Teller Bank BCA....................................................8
2.6. Prosedur Audit Operasional pada Bank BCA.............................................................8
2.6.1. Tahap Persiapan Audit..................................................................................8
2.6.2. Tahap Pelaksanaan Penugasan Audit..........................................................8
2.6.3. Tahap Pelaporan Audit..................................................................................9
2.6.4. Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit...................................................................9
2.7. Analisa Risiko pada Teller........................................................................................10
2.8. Hambatan..................................................................................................................11
2.9. Audit Program...........................................................................................................11
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2. Saran.........................................................................................................................12
Daftar Isi |
PENDAHULUAN
Bab 1 - Pendahuluan | 3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Divisi Audit Internal
Divisi Audit Internal dibentuk untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
operasional BCA melalui kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting) yang
independen dan objektif. Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal melakukan
penilaian atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal,
dan tata kelola, serta memberikan konsultasi bagi pihak internal BCA yang membutuhkan.
Sejalan dengan berlakunya PeraturanOtoritas JasaKeuangan (POJK) Nomor
18/POJK.03/2014 perihal Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan,DivisiAudit Internal juga melaksanakan fungsi audit intern terintegrasi untuk
mendukung penerapan tata kelola terintegrasi bagi konglomerasi keuangan BCA.
Ruang lingkup audit internal meliputi kegiatan segenap Kantor Cabang, Kantor Wilayah,
Divisi, Satuan Kerja dan Unit Bisnis di Kantor Pusat, Perusahaan Anak, serta kegiatan BCA
yang dialihdayakan kepada pihak ketiga (outsourced).
Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman pada Manual Audit Internal dan Piagam Audit
Internal sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor 074A/SK/ DIR/2012
tanggal 30 April 2012 yang disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank (SPFAIB) dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Audit Internal dari Otoritas Jasa Keuangan. Sebagai acuan ke arah
global best practices, Divisi Audit Internal juga menggunakan standar dan kode etik yang
diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) serta Information System Audit &
Control Association (ISACA). Efektivitas pelaksanaan fungsi audit internal dan kepatuhannya
terhadap (SPFAIB) dikaji ulang oleh pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 (tiga) tahun.Kaji ulang terakhir oleh pihak eksternal terlaksana akhir tahun
2016
Bab 1 – Pendahuluan | 4
I.1.3.4. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal
1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit tahunan berbasis risiko dan melaporkan
realisasinya.
2. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko (risk management), pengendalian
internal (internal control) dan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan
dan efektivitasnya.
3. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang
diperiksa.
5. Melaksanakan investigasi/pemeriksaan khusus berdasarkan permintaan Dewan
Komisaris, Komite Audit, Direksi, unit kerja atau adanya indikasi tertentu.
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan
auditee atas rekomendasi hasil audit.
7. Berperan sebagai konsultan bagi pihak internal BCA yang membutuhkan, terutama yang
menyangkut ruang lingkup tugas audit internal.
8. Memantau efektivitas fungsi audit internal di masingmasing perusahaan anak dalam
rangka melaksanakan fungsi audit intern terintegrasi. 9. Menyusun program untuk
mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan
Bagaimana proses audit operasional khususnya untuk teller yang dilakukan oleh internal
Bank Central Asia (BCA) Kelapa Gading Villa ?
I.4. Tujuan
Bab 1 – Pendahuluan | 5
Mengetahui proses audit operasional khususnya untuk teller yang dilakukan oleh
internal Bank Central Asia (BCA) Kelapa Gading Villa
Bab 1 – Pendahuluan | 6
BAB II
PEMBAHASAN
Internal Audit memiliki peran yang sangat strategis, Auditor berfungsi melindungi pihak
yang berkepentingan dengan menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan
keputusan, baik bagi pihak luar perusahaan maupun bagi manajemen dalam mendukung
pertanggung jawaban kepada pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan keuangan
tidak mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya Efektifitas kinerja audit internal
merupakan tindakan dari suatu rencana yang telah disusun secara matang atau bisa
dikatakan penerapan sesuatu yang telah dirancang dan dibuat secara matang. Ada pun
pelaksanaan audit di BCA KCP Kelapa Gading Villa sendiri Auditing dilaksanakan kurang
lebih 3 bulan sekali datang mengunjungi untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi,
dengan ketentuan sesuai jadwal tanggal yang tidak ditentukan oleh pihak auditor internal.
Jadi internal audit datang ke seluruh cabang yang ada di lingkungan BCA Kelapa Gading
tanpa adanya pemeberitahuan terlebih dahulu, agar teller tanpa ada persiapan.
Teller adalah petugas Bank yang bekerja di Front liner dan melakukan transaksi
langsung dengan nasabah dalam bentuk penerimaan maupun penarikan baik berupa
transaksi non tunai maupun tunai dan di akhir hari melakukan pembukuan ke dalam sistem
Bank. Teller merupakan petugas Bank yang akan bertanggung jawab untuk segala sesuatu
mengenai transaksi di Bank seperti menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan
jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat kemudian tanda tangan pengesahan
kasir diperlukan sebagai tandasah suatu dokumen transaksi pada lembaga keuangan.
Sebagai Frontline, Teller mendukung pengembangan bisnis bank dengan memberikan
pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai “Standar Pelayanan Teller”.
Karena berada di Frontline yang nantinya akan langsung bertemu dengan nasabah, Teller
wajib dan harus menjaga kerapihan dan kebersihan counter Teller.
Pekerjaan Teller digolongkan sebagai pekerjaan pokok karena melalui pekerjaan
tersebut terdapat interaksi awal antara Bank dengan nasabah atau konsumen perbankan
untuk melakukan penyetoran atau penarikan tunai maupun non tunai dan aktivitas tertentu
Bank. Pekerjaan Teller juga berkaitan erat dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan
manajemen resiko Bank melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan Anti Money
Laundering dan perlindungan terhadap hak dan kepentingan nasabah. Dengan demikian,
apabila pekerjaan tersebut tidak ada, kegiatan Bank akan sangat terganggu atau tidak sesuai
dengan terlaksananya sebagaimana mestinya.
Teller berfungsi sebagai seseorang yang memberikan jasa layanan kepada nasabah
Bank dalam melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pemindahbukuan atau
penyetoran non tunai baik mata uang rupiah maupun valuta asing.
Bab 2 – Pembahasan | 7
II.3. Tugas Teller
1. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 3/238/UPPB/PbB tanggal 29 Mei 1967 dan
SEBI Nomor 7/1/UPPB/ tanggal 15 April 1974. Kedua ketentuan ini menekankan pada
masalah pemberantasan uang kertas palsu, oleh karna itu para direksi bank diminta
mengadakan langkah sebagai berikut :
a. Meningkatkan ketelitian para kasir atau teller dalam memeriksa penyetoran uang
kertas oleh nasabah.
b. Uang kertas yang sudah diteliti dan akan disetorkan ke bank pemerintah diberi pita
pengikat yang masing-masing dibubuhi paraf dan cap bank yang bersangkutan.
2. Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur perihal batas waktu penutupan kas serta
tata cara penyetoran dan penarikan uang di Bank Indonesia
a. Mengenai limit saldo kas untuk setiap teller, limit saldo kas kecil, limit saldo
percabang/capem/kantor kas. Jumlah limit ini seharusnya ditetapkan dengan surat
ketetapan bank dan untuk limit setiap penugasan dinyatakan juga dalam uraian
jabatan.
b. Penutupan asuransi atas saldo kas di teller, khasanah dan cash in transit. Bukti polis
sebagai pegangan harus ada di kantor bank yang bersangkutan.
c. Limit transaksi masing-masing teller, head teller dan cash officer. Hal ini juga harus
ditegaskan dalam surat keputusan bank dan dalam uraian jabatan masing-masing
petugas.
d. Kebijakan mengenai selisih kas. Kebijakan ini ditetapkan secara khusus dan juga
harus tertulis sehingga ada acuan yang menjadi pegangan semua pihak. Biasanya
juga mengacu pada jumlah tertentu yang dapat ditolerir dan kebijakan bila terjadi hal-
hal yang diluar jangkauan tersebut.
Bab 2 – Pembahasan | 8
e. Kebijakan mengenai uang rusak atau lusuh (Bad Money). Kebijakan ini meliputi
penerimaan, penyimpanan, dan setorannya ke Bank Indonesia.
Dalam pemeriksaan audit kas dan teller dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yang
melakukan audit berasal dari pihak internal yang menangani beberapa cabang. Proses Audit
ini dilakukan dengan cara memberitahukan kepada Branch Manager melalui surat
pemberitahuan. Persiapan audit yang dijalankana pada Bank BCA Kelapa Gading Villa telah
memadai dimana sebelum melakukan pemeriksaan tim Audit Internal terlebih dahulu
menerima surat penugasan untuk melakukan pemeriksaan kegiatan operasional, kemudian
menyampaikan surat pemberitahuan tersebut kepada BCA Kelapa Gading Villa bahwa akan
dilakukan pemeriksaan (audit) sehingga segala sesuatu yang diperlukan untuk kepentingan
audit telah dilaksanakan
Bab 2 – Pembahasan | 9
Teller adalaah seorang petugas pada bank yang berfungsi untuk melayanai nasabah
dalam hal transaksi keuangan perbankan kapada semua nasabah.Tugas secara umum yaitu
menangani, membantu, dan memberikan solusi bagi semua nasabah yang ingin melakukan
transaksi perbankan termasuk di dalamnya nanti memberikan jasa layanan uang tunai.
Dalam pelaksanaannya audit internal harus memperhatikan beberapa prosedur antara lain:
a. Pastikan seorang teller berpenampilan yang sopan dan rapi
b. Teller memiliki kinerja yang baik
c. Bersifat sopan dan ramah dalam bekerja maupun dalam melayani nasabah
d. Memastikan apakah seorang teller terampil, jujur, dan bertanggung jawab dalam
menjalani setiap pekerjannya
e. Memastikan bahwa teller memiliki wewenang yang cukup
f. Memastikan seorang teller selalu mengecek kesamaan jumlah uang yang ada di system
dengan uang laci
g. Memastikan seorang teller tersebut selalu mengecek keabsahan warkat menggunakan
filter dan lampu UV dan mencocokkan tanda tangan dalam setiap transaksi yang
dilakukannya.
h. Mengecek seorang teller bahwa setiap transaksi yang dilakukan yang diatas wewenang
teller warkat selalu dimintakan persetujuan head teller
i. Mengecek apakah seorang teller selalu membuat berita acara penyimpanan duplikat
kunci
j. Mengecek apakah seorang teller selalu melakukan penyerahan atau pengambilan uang
dari khasanah harus diawasi oleh head teller dan menggunakan register permintaan dan
penyerahan kas
k. Mengecek pembukuan uang antara teller dan dari atau ke khasanah telah sesuai.
l. Mengecek seluruh transaksi tunai pada mutasi harian telah didukung dengan bukti yang
sah
Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegitan audit, sebelum Laporan Hasil
Pemeriksaan dibuat, hasil temuan dalam pemeriksaan dibuat dalam bentuk ikhtisar hasil
audit yang didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan cabang, kegiatan ini dinamakan
discuss dimana pada saat discuss auditor akan mengkonfirmasikan penugasan audit yang
telah diperoleh, mendengarkan tanggapan atau komentar dari auditee mengenai temuan
audit dan juga menerima komitmen dari pimpinan BCA Kelapa Gading Villa untuk
menyelesaikan atau tindak lanjut dari temuan tersebut. Setelah discuss dilakukan, salah
seorang auditor internal membuat konsep laporan yang kemudian direview oleh pimpinan
cabang, agar diperoleh keyakinan bahwa laporan tersebut telah lengkap dan benar, dimana
laporan tersebut telah dibuat sesuai dengan informasi mengenai temuan audit yang
dilakukan dan sesuai dengan fakta. Setelah review atas konsep laporan, kemudian auditor
internal membuat Laporan Hasil Pemeriksaan operasional cabang. Kemudian laporan
ditandatangani atau disetujui dan dikirim ke unit kerja yang diperiksa yaitu Bank BCA Kelapa
Gading Villa untuk dapat diketahui dan ditindaklanjuti dan ditembuskan ke tim audit kantor
pusat. Pelaporan audit yang yang dijalankan internal audit Bank BCA telah memandai,
dimana pelaporan ini merupakan tahap akhir, hasil temuan audit diskusikan terlebih dahulu
dengan pimpinan cabang, agar diperoleh keyakinan telah lengkap dan benar sesuai dengan
hasil temuan dan fakta. Sikap dari Satuan Pengendalian Intern (SPI) ini terhadap temuan dari
audit yang berdasarkan penelitian audit dari segi sebab dan akibatnya maka sikap yang
Bab 2 – Pembahasan | 10
diambil terhadap temuan hasil audit.
Bab 2 – Pembahasan | 11
II.7. Analisa Risiko pada Teller
II.8. Hambatan
Hambatan yang timbul pada Audit Kas dan Teller Pada saat pelaksanaan penugasan
audit juga memiliki hambatan yang dialami, yaitu:
1. Kegagalan sistem, apabila terjadi pemadamaan listrik, maka sistem yang dibutuhkan
untuk operasional terhambat.
2. Kekurangan pada data pendukung atau bukti pada transaksi pada saat pemeriksaan
audit.
Alternatif solusi pada audit bagian Teller dilihat dari hambatan tersebut terdapat
alternative penyelesaiannya :
1. Pada saat mengalami kegagalan sistem, seorang IT segera untuk memperbaiki sehingga
aktivitas dapat berjalan dengan baik kembali. Dan juga KCP telah menyediakan genset
pribadi menjaga apabila terjadi lampu mati.
Bab 2 – Pembahasan | 12
2. Melakukan Cross Checking atau pengecekan ulang dilakukan setiap bulannya.
Bab 2 – Pembahasan | 13
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
1. Dan solusinya dari kendala atau hambatan tersebut adalah pada saat mengalami
kegagalan sistem, seorang IT segera untuk memperbaiki sehingga aktivitas dapat
berjalan dengan baik kembali dan juga KCP telah menyediakan genset pribadi menjaga
apabila terjadi lampu mati. Kemudian apabila kekurangan data pendukung atau bukti
maka segera dilakukan cross checking atau pengecekan ulang setiap bulannya.
2. Melakukan Cross Checking, pada cross checking atau pengecekan ulang disini
mengecek kembali data-data yang dibutuhkan atau data-data pendukung yang telah
diploeg secara berurutan oleh teller, baik data slip setoran maupun slip tarikan dan
voucher. Melakukan cross checking ini sebaiknya dilakukan harian kemudian data yang
telah diperiksa disimpan dengan baik agar supaya pada saat audit dadakan dapat
ditampilkan.
Bab 3 – Penutup | 14
DAFTAR PUSTAKA
Aren, A. Alvin, Elder, J. Randal, Beasley,S. Mark. 2008. Audit and Assurance Servie An
Integrated Approach. 12 Edition, Upper Sadel River, New Jersey, pearson Education
International
Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Memahami Audit Intern Bank. Edisi Pertama . Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang sebagian besar risiko-risiko bank
bersumber dari kegiatan operasional.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/6410
https://media.neliti.com/media/publications/184101-ID-pengaruh-internal-audit-dan
pencegahan-f.pdf
https://www.bca.co.id/tentang-bca/tata-kelola-perusahaan/struktur-organisasi
Daftar Pustaka| 15