Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR AUDIT OPERASIONAL

KHUSUSNYA UNTUK TELLER YANG


DILAKUKAN OLEH AUDITOR INTERNAL PADA
BANK CENTRAL ASIA KELAPA GADING VILLA

Disusun Oleh:
Ikma Yosiana Putri 1911070330
Dzaky Fadlurrahman Zainuddin 1911070331
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................2
1.1. Profil Perusahaan.......................................................................................................2
1.1.1. Informasi Umum (Kantor Pusat)....................................................................2
1.1.2. Visi dan Misi...................................................................................................3
1.1.3. Sturktur Organisasi Bagian Internal Audit.....................................................3
1.2. Latar Belakang Penulisan...........................................................................................5
1.3. Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.4. Tujuan.........................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1. Pengertian Teller.........................................................................................................6
2.2. Fungsi Teller...............................................................................................................6
2.3. Tugas Teller................................................................................................................7
2.4. Ketentuan Pemerintah atau Bank Indonesia..............................................................7
2.5. Aspek Pengendalian Intern pada Teller Bank BCA....................................................8
2.6. Prosedur Audit Operasional pada Bank BCA.............................................................8
2.6.1. Tahap Persiapan Audit..................................................................................8
2.6.2. Tahap Pelaksanaan Penugasan Audit..........................................................8
2.6.3. Tahap Pelaporan Audit..................................................................................9
2.6.4. Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit...................................................................9
2.7. Analisa Risiko pada Teller........................................................................................10
2.8. Hambatan..................................................................................................................11
2.9. Audit Program...........................................................................................................11

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2. Saran.........................................................................................................................12

Daftar Isi |
PENDAHULUAN

I.1. Profil Perusahaan

I.1.1. Informasi Umum (Kantor Pusat)


PT Bank Central Asia Tbk atau disebut juga BCA, berdiri pada tanggal 10 Oktober 1955.
Bidang usaha dari perusahaan ini adalah perbankan dengan akta pendirian perusahaan No.
38 dan akta notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955, disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955. Saham-
saham BCA dimiliki oleh PT Dwimuria Investama Andalan 54,94% dan Masyarakat 45,06%.
Dengan kode saham BBCA, entitas tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 31 Mei 2000. Dengan modal dasar sebesar Rp 5.500.000.000.000 atau sekitar
88.000.000.000 lembar saham, dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp
1.540.938.125.000 atau sekitar 24.655.010.000 lembar saham. Kantor yang berpusat di
Menara BCA, Grand Indonesia Jl. M.H Thamrin No.1, Jakarta ini memiliki 1.256 cabang,
17.928 ATM dan ratusan ribu mesin EDC. Entitas anak milik BCA ada sekitar 10 perusahaan.

I.1.2. Visi dan Misi


Visi Bank BCA adalah Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai
pilar penting perekonomian Indonesia. Serta misi Bank BCA adalah membangun institusi
yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis
dan perseorangan, memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah dan meningkatkan nilai
francais serta nilai stakeholder BCA.

I.1.3. Sturktur Organisasi Bagian Internal Audit


Gambar 1.1 Struktur Organisasi Umum

Sumber: Internal Perusahaan

Bab 1 - Pendahuluan | 3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Divisi Audit Internal

Sumber: Internal Perusahaan

I.1.3.1. Unit Audit Internal

Divisi Audit Internal dibentuk untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
operasional BCA melalui kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting) yang
independen dan objektif. Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal melakukan
penilaian atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal,
dan tata kelola, serta memberikan konsultasi bagi pihak internal BCA yang membutuhkan.
Sejalan dengan berlakunya PeraturanOtoritas JasaKeuangan (POJK) Nomor
18/POJK.03/2014 perihal Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan,DivisiAudit Internal juga melaksanakan fungsi audit intern terintegrasi untuk
mendukung penerapan tata kelola terintegrasi bagi konglomerasi keuangan BCA.

I.1.3.2. Ruang Lingkup Audit Internal

Ruang lingkup audit internal meliputi kegiatan segenap Kantor Cabang, Kantor Wilayah,
Divisi, Satuan Kerja dan Unit Bisnis di Kantor Pusat, Perusahaan Anak, serta kegiatan BCA
yang dialihdayakan kepada pihak ketiga (outsourced).

I.1.3.3. Standar Pelaksanaan Divisi Audit Internal (Pedoman Audit Internal)

Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman pada Manual Audit Internal dan Piagam Audit
Internal sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor 074A/SK/ DIR/2012
tanggal 30 April 2012 yang disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank (SPFAIB) dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Audit Internal dari Otoritas Jasa Keuangan. Sebagai acuan ke arah
global best practices, Divisi Audit Internal juga menggunakan standar dan kode etik yang
diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) serta Information System Audit &
Control Association (ISACA). Efektivitas pelaksanaan fungsi audit internal dan kepatuhannya
terhadap (SPFAIB) dikaji ulang oleh pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 (tiga) tahun.Kaji ulang terakhir oleh pihak eksternal terlaksana akhir tahun
2016

Bab 1 – Pendahuluan | 4
I.1.3.4. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal

1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit tahunan berbasis risiko dan melaporkan
realisasinya.
2. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko (risk management), pengendalian
internal (internal control) dan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan
dan efektivitasnya.
3. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang
diperiksa.
5. Melaksanakan investigasi/pemeriksaan khusus berdasarkan permintaan Dewan
Komisaris, Komite Audit, Direksi, unit kerja atau adanya indikasi tertentu.
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan
auditee atas rekomendasi hasil audit.
7. Berperan sebagai konsultan bagi pihak internal BCA yang membutuhkan, terutama yang
menyangkut ruang lingkup tugas audit internal.
8. Memantau efektivitas fungsi audit internal di masingmasing perusahaan anak dalam
rangka melaksanakan fungsi audit intern terintegrasi. 9. Menyusun program untuk
mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan

I.2. Latar Belakang Penulisan

Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara


yaitu lembaga perantara keuangan. Di era globalisasi ini persaingan antar dunia perbankan
semakin ketat. Persaingan antar perbankan di indonesia menjadikan kondisi internal
perusahaan menjadi salah satu faktor yang diperhatikan. Dalam hal ini, selain kondisi
manajerial, kondisi operasional juga harus diperhatikan.
Salah satu bagian yang perlu diperhatikan dari sisi operasional adalah Teller, karena
bagian ini menjadi patokan suatu bank, apakah bank tersebut dipercaya masayarakat atau
tidak.
Dalam kegiatan operasionalnya, seorang petugas Teller harus melakukan perkerjaanya
sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan itu. Dalam kegiatan sehari2, selalu ada saja
masalah dalam kegiatan operasional tersebut / tidak sesuai dengan SOP perusahaan, seperti
contoh saja seorang teller tidak melakukan konfirmasi pada transaksi nasabah yang
berjumlah besar.
Untuk memastikan bahwa SOP perusahaan tersebut berjalan dengan baik sekaligus
memberikan perbaikan atas segala kesalahan kesalahan yang tidak diharapkan untuk
menunjang efektvitas, maka perusahaan harus melakukan suatu kegiatan. Salah satu
kegiatan yang dilakukan agar semuanya berlangsung dengan baik adalah dengan cara audit
operasional.

I.3. Rumusan Masalah

Bagaimana proses audit operasional khususnya untuk teller yang dilakukan oleh internal
Bank Central Asia (BCA) Kelapa Gading Villa ?

I.4. Tujuan

Bab 1 – Pendahuluan | 5
Mengetahui proses audit operasional khususnya untuk teller yang dilakukan oleh
internal Bank Central Asia (BCA) Kelapa Gading Villa

Bab 1 – Pendahuluan | 6
BAB II
PEMBAHASAN

Internal Audit memiliki peran yang sangat strategis, Auditor berfungsi melindungi pihak
yang berkepentingan dengan menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan
keputusan, baik bagi pihak luar perusahaan maupun bagi manajemen dalam mendukung
pertanggung jawaban kepada pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan keuangan
tidak mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya Efektifitas kinerja audit internal
merupakan tindakan dari suatu rencana yang telah disusun secara matang atau bisa
dikatakan penerapan sesuatu yang telah dirancang dan dibuat secara matang. Ada pun
pelaksanaan audit di BCA KCP Kelapa Gading Villa sendiri Auditing dilaksanakan kurang
lebih 3 bulan sekali datang mengunjungi untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi,
dengan ketentuan sesuai jadwal tanggal yang tidak ditentukan oleh pihak auditor internal.
Jadi internal audit datang ke seluruh cabang yang ada di lingkungan BCA Kelapa Gading
tanpa adanya pemeberitahuan terlebih dahulu, agar teller tanpa ada persiapan.

II.1. Pengertian Teller

Teller adalah petugas Bank yang bekerja di Front liner dan melakukan transaksi
langsung dengan nasabah dalam bentuk penerimaan maupun penarikan baik berupa
transaksi non tunai maupun tunai dan di akhir hari melakukan pembukuan ke dalam sistem
Bank. Teller merupakan petugas Bank yang akan bertanggung jawab untuk segala sesuatu
mengenai transaksi di Bank seperti menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan
jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat kemudian tanda tangan pengesahan
kasir diperlukan sebagai tandasah suatu dokumen transaksi pada lembaga keuangan.
Sebagai Frontline, Teller mendukung pengembangan bisnis bank dengan memberikan
pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai “Standar Pelayanan Teller”.
Karena berada di Frontline yang nantinya akan langsung bertemu dengan nasabah, Teller
wajib dan harus menjaga kerapihan dan kebersihan counter Teller.
Pekerjaan Teller digolongkan sebagai pekerjaan pokok karena melalui pekerjaan
tersebut terdapat interaksi awal antara Bank dengan nasabah atau konsumen perbankan
untuk melakukan penyetoran atau penarikan tunai maupun non tunai dan aktivitas tertentu
Bank. Pekerjaan Teller juga berkaitan erat dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan
manajemen resiko Bank melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan Anti Money
Laundering dan perlindungan terhadap hak dan kepentingan nasabah. Dengan demikian,
apabila pekerjaan tersebut tidak ada, kegiatan Bank akan sangat terganggu atau tidak sesuai
dengan terlaksananya sebagaimana mestinya.

II.2. Fungsi Teller

Teller berfungsi sebagai seseorang yang memberikan jasa layanan kepada nasabah
Bank dalam melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pemindahbukuan atau
penyetoran non tunai baik mata uang rupiah maupun valuta asing.

Bab 2 – Pembahasan | 7
II.3. Tugas Teller

Teller memiliki tugas-tugas sebagai berikut:


a. Memproses/melaksanakan transaksi tunai dan non tunai termasuk warkat-warkat sesuai
batas wewenang.
b. Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai/bank notes dan warkat berharga.
c. Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi.
d. Melaksanakan pembukuan dan validasi dengan benar.
e. Menjamin kerahasian password milik sendiri dan tidak melakukan sharing password
dengan pegawai lainnya.
f. Menjaga keamanan, kebersihan, dan ketertiban pemakaian terminal komputer dan
counter(meja kerja teller)
g. Melaksanakan penukaran uang lusuh ke cabang koordinator/pooling
cash/Bank Indonesia
h. Menjaga keamanan dan kerahasian kartu specimen atau tanda tangan nasabah
i. Melakukan verifikasi transaksi dilihat dari hasil validasi laporan transaksi teller.
j. Meyakini keaslian dan keabsaha tanda tangan nasabah pada warkat bank (bilyet giro
atau cek) dan slip transaksi penarikan antar cabang.
k. Memeriksa identitas nasabah dengan benar.
l. Melakukan verifikasi dan mennandatangani warkat transaksi.
m. Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke cabang coordinator/pooling cash
atau nasabah.

II.4. Ketentuan Pemerintah atau Bank Indonesia

1. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 3/238/UPPB/PbB tanggal 29 Mei 1967 dan
SEBI Nomor 7/1/UPPB/ tanggal 15 April 1974. Kedua ketentuan ini menekankan pada
masalah pemberantasan uang kertas palsu, oleh karna itu para direksi bank diminta
mengadakan langkah sebagai berikut :
a. Meningkatkan ketelitian para kasir atau teller dalam memeriksa penyetoran uang
kertas oleh nasabah.
b. Uang kertas yang sudah diteliti dan akan disetorkan ke bank pemerintah diberi pita
pengikat yang masing-masing dibubuhi paraf dan cap bank yang bersangkutan.
2. Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur perihal batas waktu penutupan kas serta
tata cara penyetoran dan penarikan uang di Bank Indonesia
a. Mengenai limit saldo kas untuk setiap teller, limit saldo kas kecil, limit saldo
percabang/capem/kantor kas. Jumlah limit ini seharusnya ditetapkan dengan surat
ketetapan bank dan untuk limit setiap penugasan dinyatakan juga dalam uraian
jabatan.
b. Penutupan asuransi atas saldo kas di teller, khasanah dan cash in transit. Bukti polis
sebagai pegangan harus ada di kantor bank yang bersangkutan.
c. Limit transaksi masing-masing teller, head teller dan cash officer. Hal ini juga harus
ditegaskan dalam surat keputusan bank dan dalam uraian jabatan masing-masing
petugas.
d. Kebijakan mengenai selisih kas. Kebijakan ini ditetapkan secara khusus dan juga
harus tertulis sehingga ada acuan yang menjadi pegangan semua pihak. Biasanya
juga mengacu pada jumlah tertentu yang dapat ditolerir dan kebijakan bila terjadi hal-
hal yang diluar jangkauan tersebut.

Bab 2 – Pembahasan | 8
e. Kebijakan mengenai uang rusak atau lusuh (Bad Money). Kebijakan ini meliputi
penerimaan, penyimpanan, dan setorannya ke Bank Indonesia.

II.5. Aspek Pengendalian Intern pada Teller Bank BCA

a. Menjadikan Karyawan Kompeten dan Dapat Dipercaya,


Petugas teller biasanya wanita yang berusia muda dan berwajah cantic. Selain itu harus
memiliki keahlian tertentu dan memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh Bank BCA
dengan melewati serangkaian test dan interview. Teller juga harus selalu dilatih sesuai
dengan perkembangan bank dengan mengikuti perkembangan zaman yang ada seperti
contoh harus menguasai digital di era perkembangan digital masa kini. Teller harus
mengerti jenis jenis produk, jasa, dan transaksi yang diberikan oleh bank dan diwajibkan
harus jujur dan dapat dipercaya.
b. Memisahkan Tugas secara Memadai Khusus
Dalam hal tugas dan wewenangnya teller hanya boleh memproses transaksi kas, dan
tidak dibenarkan untuk menyetujui pembukaan rekening atau melakukan tugas atau
fungsi akuntansi lainnya
c. Prosedur Otorisasi yang Wajar
1. Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
2. Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
3. Teller secara pribadi tidak dibenarkan menerima kuasa dalam bentuk apapun dari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
4. Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang berharga dalam bentuk
apapun ataupun dokumen-dokumen penting nasabah.
d. Dokumen dan Catatan yang Cukup
Setiap setoran atau penarikan tunai harus dihitung dan dicocokkan dengan bukti setoran
atau penarikan. Setiap bukti setoran atau penarikan harus diberi cap identifikasi teller
yang memproses. Setiap transaksi harus dibukukan dengan baik dan dilengkapi dengan
bukti pendukung seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (Daftar Persediaan Uang
Tunai berdasarkan kopurs atau masing-masing pecahan).

II.6. Prosedur Audit Operasional pada Bank BCA

II.6.1. Tahap Persiapan Audit

Dalam pemeriksaan audit kas dan teller dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yang
melakukan audit berasal dari pihak internal yang menangani beberapa cabang. Proses Audit
ini dilakukan dengan cara memberitahukan kepada Branch Manager melalui surat
pemberitahuan. Persiapan audit yang dijalankana pada Bank BCA Kelapa Gading Villa telah
memadai dimana sebelum melakukan pemeriksaan tim Audit Internal terlebih dahulu
menerima surat penugasan untuk melakukan pemeriksaan kegiatan operasional, kemudian
menyampaikan surat pemberitahuan tersebut kepada BCA Kelapa Gading Villa bahwa akan
dilakukan pemeriksaan (audit) sehingga segala sesuatu yang diperlukan untuk kepentingan
audit telah dilaksanakan

II.6.2. Tahap Pelaksanaan Penugasan Audit

Bab 2 – Pembahasan | 9
Teller adalaah seorang petugas pada bank yang berfungsi untuk melayanai nasabah
dalam hal transaksi keuangan perbankan kapada semua nasabah.Tugas secara umum yaitu
menangani, membantu, dan memberikan solusi bagi semua nasabah yang ingin melakukan
transaksi perbankan termasuk di dalamnya nanti memberikan jasa layanan uang tunai.
Dalam pelaksanaannya audit internal harus memperhatikan beberapa prosedur antara lain:
a. Pastikan seorang teller berpenampilan yang sopan dan rapi
b. Teller memiliki kinerja yang baik
c. Bersifat sopan dan ramah dalam bekerja maupun dalam melayani nasabah
d. Memastikan apakah seorang teller terampil, jujur, dan bertanggung jawab dalam
menjalani setiap pekerjannya
e. Memastikan bahwa teller memiliki wewenang yang cukup
f. Memastikan seorang teller selalu mengecek kesamaan jumlah uang yang ada di system
dengan uang laci
g. Memastikan seorang teller tersebut selalu mengecek keabsahan warkat menggunakan
filter dan lampu UV dan mencocokkan tanda tangan dalam setiap transaksi yang
dilakukannya.
h. Mengecek seorang teller bahwa setiap transaksi yang dilakukan yang diatas wewenang
teller warkat selalu dimintakan persetujuan head teller
i. Mengecek apakah seorang teller selalu membuat berita acara penyimpanan duplikat
kunci
j. Mengecek apakah seorang teller selalu melakukan penyerahan atau pengambilan uang
dari khasanah harus diawasi oleh head teller dan menggunakan register permintaan dan
penyerahan kas
k. Mengecek pembukuan uang antara teller dan dari atau ke khasanah telah sesuai.
l. Mengecek seluruh transaksi tunai pada mutasi harian telah didukung dengan bukti yang
sah

II.6.3. Tahap Pelaporan Audit

Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegitan audit, sebelum Laporan Hasil
Pemeriksaan dibuat, hasil temuan dalam pemeriksaan dibuat dalam bentuk ikhtisar hasil
audit yang didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan cabang, kegiatan ini dinamakan
discuss dimana pada saat discuss auditor akan mengkonfirmasikan penugasan audit yang
telah diperoleh, mendengarkan tanggapan atau komentar dari auditee mengenai temuan
audit dan juga menerima komitmen dari pimpinan BCA Kelapa Gading Villa untuk
menyelesaikan atau tindak lanjut dari temuan tersebut. Setelah discuss dilakukan, salah
seorang auditor internal membuat konsep laporan yang kemudian direview oleh pimpinan
cabang, agar diperoleh keyakinan bahwa laporan tersebut telah lengkap dan benar, dimana
laporan tersebut telah dibuat sesuai dengan informasi mengenai temuan audit yang
dilakukan dan sesuai dengan fakta. Setelah review atas konsep laporan, kemudian auditor
internal membuat Laporan Hasil Pemeriksaan operasional cabang. Kemudian laporan
ditandatangani atau disetujui dan dikirim ke unit kerja yang diperiksa yaitu Bank BCA Kelapa
Gading Villa untuk dapat diketahui dan ditindaklanjuti dan ditembuskan ke tim audit kantor
pusat. Pelaporan audit yang yang dijalankan internal audit Bank BCA telah memandai,
dimana pelaporan ini merupakan tahap akhir, hasil temuan audit diskusikan terlebih dahulu
dengan pimpinan cabang, agar diperoleh keyakinan telah lengkap dan benar sesuai dengan
hasil temuan dan fakta. Sikap dari Satuan Pengendalian Intern (SPI) ini terhadap temuan dari
audit yang berdasarkan penelitian audit dari segi sebab dan akibatnya maka sikap yang

Bab 2 – Pembahasan | 10
diambil terhadap temuan hasil audit.

II.6.4. Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit


Auditor internal operasional Bank BCA Kelapa Gading Villa dalam melaksanakan audit
operasional terhadap kegiatan kas dan dana tidak hanya melakukan pemeriksaan dan
melaporkan temuan yang telah diperolehnya, melainkan juga melakukan pengawasan tindak
lanjut cabang atas rekomendasi yang telah diberikan, auditor interna lmelakukan
pengecekkan terhadap tindak lanjut dari Bank BCA Kelapa Gading Villa untuk melihat sejauh
mana hasil audit tersebut telah ditindaklanjuti, apakah perbaikan telah dilakukan dengan
tuntas oleh auditee, masih dalam prosesataukah belum diselesaikan sama sekali. Auditor
internal memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan
tindaklanjut perbaikan yang telah dilakukan auditee meliputi:
1. Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut Pemantauan ini dilakukan Bank BCA Kantor
Pusat untuk mengetahui perkembangan dan mengigat Bank BCA Kelapa gading
VillaTengah bila belum dapat menyelesaikan komitmen perbaikan menjelang atau
sampai batas waktu yang dijanjikan pada exit meeting yang telah diadakan sebelumnya.
2. Analisis kecukupan tindak lanjut Dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut,
dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan Bank
BCA Kelapa Gading Villa, apakah perbaikan telah dengan tuntas dilakukan oleh auditee,
masih dalam proses ataukah belum diselesaikan sama sekali. Selain itu, analisis ini juga
digunakan untuk mengetahui hambatan yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak
dapat dilakukan sebagaimana mestinya.
Pelaporan tindak lanjut Perbaikan-perbaikan yang dilakukan Bank BCA Kelapa gading
Villa atas temuan yang diperoleh pada pemeriksaan dilaporkan dalam bentuk Laporan Tindak
Lanjut Hasil Audit dalam bentuk berita acara dan dikrimkan tim temuan audit. Dalamhal ini
Auditor Internal yang ditunjuk membuat Laporan hasil pemeriksaan merespon Laporan
Tindak Lanjut Hasil Audit yang dikirimkan oleh Bank Cabang Kelapa Gading Villa tersebut
dengan menganalisa kecukupan perbaikan yang telah dilakukan. Dalam hal ini Bank BCA
Kelapa Gading Villa telah tepat waktu melakukan perbaikan yang telah ditetapkan pada exit
meeting.
Laporan Hasil Pemeriksaan yang ditelti dari catatan, informasi, bukti dan dokumen
lainya termasuk surat menyurat dari mulai proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pelaporan dan monitoring hasil audit yang diketahui oleh pimpinan Bank BCA Kelapa Gading
Villa yang dokumentasinya dapat berupa hard copy, soft copy. Tindak lanjut hasil audit yang
dilaksanakan pada Bank Tengah telah memandai dimana sebelumnya auditor internal
memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut
perbaikan yang telah dilakukan auditee meliputi, pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut,
analisis kecukupan tindak lanjut, pelaporan tindak lanjut. Dari hasil pembahasan, dapat
diketahui bahwa pelaksanaan audit operasional pada Bank BCA Kelapa gading Villa Telah
sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 1/6PBI/1999 tanggal 20 Desember 1999
tentang penugasan direktur kepatuhan dan penerapan pelaksanaan fungsi audit intern bank
umum, dimana dapat dilhat dalam pelaksanaan audit operasional hanya memiliki 4 tahap
yaitu:
1. Persiapan audit
2. Pelaksanaan audit
3. Pelaporan audit
4. Tindak lanjut hasil audit

Bab 2 – Pembahasan | 11
II.7. Analisa Risiko pada Teller

Terdapat beberapa resiko yang ada di bagian teller antaralain:


1. Risiko terjadinya kelebihan dan atau kekurangan uang pembayaran ke nasabah. Dalam
transaksi tunai sehari-hari ada kemungkinan terjadi kekurangan pembayaran kepada
nasabah. Apabila segera diketahui sebelum nasabah meninggalkan counter maka
permasalahan ini bisa segera diselesaikan. Namun bila nasabah telah meninggalkan
counter teller maka hal ini akan mengakibatkan masalah bagi kedua belah pihak.
Karenanya nasabah perlu selalu diingatkan untuk menghitung uangnya sebelum
meninggalkan counter teller.
2. Risiko kelebihan dan atau kekurangan penerimaan setoran nasabah. Penjelasan untuk
risiko ini sama halnya dengan yang diatas, namun yang membedakan adalah pada saat
menerima setoran dari nasabah
3. Risiko kelebihan dan atau kekurangan penerimaan dari bank lain. Dalam penerimaan
setoran dari bank lain, mungkin juga bisa terjadi kekurangan. Untuk itu pengawasan
ganda sangat dibutuhkan.
4. Risiko dalam penemuan uang palsu. Uang rupiah yang diduga palsu adalah uang rupiah
yang diragukan keasliannya karena ciri-ciri pada uang tersebut dianggap bukan
merupakan ciri-ciri yang asli. Sehubungan dengan hanya Bank Indonesia (BI) yang
berhak menentukan asli atau tidaknya uang rupiah, maka uang palsu yang
5. Risiko karena teller salah membukukan penarikan atau penyetoran. Hal ini mungkin
terjadi karena salah melihat pada nomor rekening atau salah melihat nomor cek
nasabah.
6. Risiko kesalahan dalam verifikasi warkat atau kelalaian petugas sehingga terbayarkan
warkatwarkat yang seharusnya tidak atau belum boleh dibayarkan. Misalnya cek di cross,
ternyata dibayar oleh teller secara tunai.
7. Risiko karena sikap dan cara pelayanan yang kurang baik atau kurang memuaskan
terhadap nasabah. Permasalahan pelayanan dari petugas bank saat ini sangat menjadi
perhatian masyarakat. Oleh karena itu, bukan hanya kemampuan teknis perbankan saja
yang patut dimiliki teller, tetapi juga menyangkut masalah service excellence.
8. Risiko terjadi komplain nasabah, baik langsung ke bank maupun melalui media massa

II.8. Hambatan

Hambatan yang timbul pada Audit Kas dan Teller Pada saat pelaksanaan penugasan
audit juga memiliki hambatan yang dialami, yaitu:
1. Kegagalan sistem, apabila terjadi pemadamaan listrik, maka sistem yang dibutuhkan
untuk operasional terhambat.
2. Kekurangan pada data pendukung atau bukti pada transaksi pada saat pemeriksaan
audit.

II.9. Audit Program

Alternatif solusi pada audit bagian Teller dilihat dari hambatan tersebut terdapat
alternative penyelesaiannya :
1. Pada saat mengalami kegagalan sistem, seorang IT segera untuk memperbaiki sehingga
aktivitas dapat berjalan dengan baik kembali. Dan juga KCP telah menyediakan genset
pribadi menjaga apabila terjadi lampu mati.

Bab 2 – Pembahasan | 12
2. Melakukan Cross Checking atau pengecekan ulang dilakukan setiap bulannya.

Bab 2 – Pembahasan | 13
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pelaksanaan audit operasional


pada Bank BCA Kelapa Gading Villa telah melakukan beberapa tahap dapat dilihat dari:
1. Persiapan audit yang dijalankan telah memadai dimana sebelum melakukan
pemeriksaan bagian teller tim audit internal Bank BCA Kelapa Gading Villa terlebih
dahulu menerima surat penugasan untuk melakukan pemeriksaan kegiatan Operasional.
2. Pelaksanaan Audit operasional dibagian teller telah memadai, dimana dapat diketahui
bahwa untuk setiap bagian terdiri dari kas dan ada teller, sehingga pelaksanaan audit
yang diperlukan telah dilakukan oleh tim audit internal (PIC).
3. Pelaporan Audit merupakan tahap akhir dalam kegitan audit, hasil temuan audit
didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan cabang agar diperoleh keyakinan telah
lengkap dan benar sesuai dengan hasil temuan dan fakta, sebelum hasil temuan dibuat
dalam bentuk iktisar (discuss).
4. Kendala yang dihadapi oleh Auditor yaitu pada saat pelaksanaan audit, seorang auditor
mengalami hambatan pada sistem dan data pendukung atau bukti pada saat
pemeriksaan audit. Dampak yang dihadapi oleh auditor apabila mengalami hambatan,
auditor tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disisi lain auditor
memberi penilaian yang buruk bagi kantor cabang yang diperiksa apabila data
pendukungnya tidak ada kemudian sistem yang dibutuhkan untuk operasional terhambat.

III.2. Saran

1. Dan solusinya dari kendala atau hambatan tersebut adalah pada saat mengalami
kegagalan sistem, seorang IT segera untuk memperbaiki sehingga aktivitas dapat
berjalan dengan baik kembali dan juga KCP telah menyediakan genset pribadi menjaga
apabila terjadi lampu mati. Kemudian apabila kekurangan data pendukung atau bukti
maka segera dilakukan cross checking atau pengecekan ulang setiap bulannya.
2. Melakukan Cross Checking, pada cross checking atau pengecekan ulang disini
mengecek kembali data-data yang dibutuhkan atau data-data pendukung yang telah
diploeg secara berurutan oleh teller, baik data slip setoran maupun slip tarikan dan
voucher. Melakukan cross checking ini sebaiknya dilakukan harian kemudian data yang
telah diperiksa disimpan dengan baik agar supaya pada saat audit dadakan dapat
ditampilkan.

Bab 3 – Penutup | 14
DAFTAR PUSTAKA

Aren, A. Alvin, Elder, J. Randal, Beasley,S. Mark. 2008. Audit and Assurance Servie An
Integrated Approach. 12 Edition, Upper Sadel River, New Jersey, pearson Education
International

Astasari, Vani. 2011. Perencanaan Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektifitas


Kegiatan Prekreditan (Study Kasus pada Bank Negeri Cabang Utama Padang). Padang
:Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Memahami Audit Intern Bank. Edisi Pertama . Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang sebagian besar risiko-risiko bank
bersumber dari kegiatan operasional.

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/6410

https://media.neliti.com/media/publications/184101-ID-pengaruh-internal-audit-dan
pencegahan-f.pdf

https://www.bca.co.id/tentang-bca/tata-kelola-perusahaan/struktur-organisasi

Daftar Pustaka| 15

Anda mungkin juga menyukai