Obat Tetes Hidung Oxypro
Obat Tetes Hidung Oxypro
Dosen Pengajar :
Apt. Tyssa M. S.Farm ,M.Farm
Kelompok 4
Nama Kelompok:
Azzahra Jothi Prilia (180901005)
Dian Surya Pangestika (180901017)
Leoriska (180901018)
Fahri Dwi Aldila (180901008)
A. Tujuan Praktikum
1. Memahami dan mampu melakukan pembuatan sediaan steril dengan teknik aseptis.
2. Memahami dan mampu membuat sediaan tetes hidung oxymethazolin
B. Dasar Teori
PRAFORMULASI
Bahan Tambahan
Benzilkonium Klorida
Pemerian Benzalkonium klorida terjadi sebagai putih atau kekuningan-putih
bubuk amorf, gel tebal, atau serpihan agar-agar. Ini higroskopis, sabun
untuk disentuh, dan memiliki bau aromatik yang ringan dan rasa sangat
pahit.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter; sangat larut dalam aseton, etanol (95%),
methanol, propanol, dan air. Encer solusi dari benzalkonium klorida
busa ketika terguncang, memiliki tegangan permukaan rendah dan
memiliki deterjen dan sifat pengemulsi.
Konsentrasi 0,01-0,02%
Stabilitas Benzalkonium klorida adalah higroskopis dan dapat dipengaruhi oleh
cahaya, udaha dan logam
Inkompabilitas Kompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas,
fluorescein, hidrogen peroksida, hypromellose, (9) iodida, kaolin,
lanolin, nitrat, surfaktan nonionik di tinggi konsentrasi, permanganates,
protein, salisilat, garam perak, sabun, sulfonamid, tartrat, seng oksida,
seng sulfat, beberapa campuran karet, dan beberapa campuran plastik.
Kegunaan Antimikroba
Na2EDTA
Nama lain Disodium EDTA; disodium ethylenediaminetetraacetate; edathamil
disodium; edetate disodium; edetic acid, disodium salt.
Rumus molekul C10H14 N2 Na2O8
Berat molekul 336,2
pKa dan pH pH 4.3–4.7
Pemerian Dinatrium edetat terjadi sebagai kristal putih, tidak berbau bubuk dengan
rasa sedikit asam.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; sedikit larut dalam etanol
(95%); larut 1 bagian dalam 11 bagian air.
Stabilitas -
Inkompabilitas Dinatrium edetat berperilaku sebagai asam lemah, menggusur karbon
dioksida dari karbonat dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen.
Hal ini tidak sesuai dengan oksidator kuat, basa kuat, ion logam, dan
paduan logam.
Konsentrasi 0,005 – 0,1 %
Kegunaan Agen penghelat
Natrium Metabisulfit
Nama lain Disodium disulfite; disodium pyrosulfite; disulfurous acid, disodium
salt; E223; natrii disulfis; sodium acid sulfite; sodium pyrosulfite.
Rumus molekul Na2S2O5
Berat molekul 190,1
Konsentrasi 0,01 – 1,0 %
Pemerian Natrium metabisulfit terjadi sebagai tidak berwarna, Kristal prismatik
atau sebagai putih untuk krim putih bubuk kristal yang memiliki bau
sulfur dioksida dan asam, rasa garam. Natrium metabisulfit mengkristal
dari air sebagai hidrat mengandung tujuh molekul air.
Kelarutan Larut dalam etanol (95%), bebas larut dalam gliserin, larut dalam 1,9 air
dan 1,2 air pada suhu 100°C
Inkompabilitas Natrium metabisulfit bereaksi dengan simpatomimetik dan lainnya obat
yang orto atau para-hydroxybenzyl turunan alkohol untuk membentuk
turunan asam sulfonat memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas
farmakologi. Obat yang paling penting tunduk inaktivasi ini adalah
epinefrin (adrenalin) dan turunannya. Selain itu, natrium metabisulfit
tidak sesuai dengan kloramfenikol
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan Antioksidan
Natrium Borat
Nama lain Disodium tetraborate decahydrate
Rumus molekul Na2B4O.10H2O
Berat molekul 381,37
Pemerian Sodium borat terjadi sebagai putih, keras kristal, butiran, atau bubuk
kristal. Hal ini tidak berbau dan efflorescent.
Kelarutan 1 di 1 gliserin; 1 di 1 air mendidih; 1 di 16 dari air; praktis tidak larut
dalam etanol (95%), etanol (99,5%), dan dietil eter.
pH 9.0 – 9.6
Inkompabilitas Sodium borat kompatibel dengan asam dan dengan logam dan garam
alkaloid.
Kegunaan Agen alkalizing; pengawet antimikroba; agen penyangga; desinfektan;
agen pengemulsi; menstabilkan agen.
Metil Selulosa
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH
Inkompabilitas
Kegunaan
NaCl
Pemerian Hablur berbentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa
asin (Depkes RI, 1995).
Ukuran Partikel Ukuran partikel NaCl 30 µm dalam bentuk serbuk (Rowe et al,2009).
Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih;
larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol (Depkes RI, 1995).
Stabilitas Terhadap cahaya NaCl tidak stabil, sehingga penyimpanan di tempat
yang terlindung cahaya (McEvoy, 2002).
Inkompabilitas Fase air dari cairan natrium klorida bersifat korosif terhadap besi. NaCl
juga bereaksi membentuk endapan dengan garam perak, timbal, dan
merkuri. NaCl merupakan oksidator kuat yang membebaskan klorin dari
larutan asam natrium klorida. Kelarutan pengawet antimikroba
metilparaben menurun dalam larutan natrium klorida dan viskositas gel
karbomer dan larutan hidroksietil selulosa atau hidroksipropil selulosa
berkurang dengan penambahan natrium klorida (Roweet al 2009).
Penyimpanan NaCl padat stabil dan harus disimpan dalam wadah yang tertutup dan di
tempat yang sejuk dan kering (Roweet al ., 2009). Hindari dari
pembekuan (McEvoy, 2002)
Bahan Tambahan
1. Benzalkonium Klorida
a. Untuk formulasi hidung dan telinga, benzalkonium klorida digunakan
konsentrasi 0.002–0.02% w/v (excipient:61).
b. Pengawet antimikroba digunakan untuk pengawet sama dengan obat mata
(Ansel : 576)
c. Dua bahan pengawet kationik utama yang biasa digunakan dalam larutan
mata dan suspensi yaitu benzalkonium klorida dan benzetonium klorida.
2. Metil Selulosa
a. Metil selulosa digunakan untuk menaikkan viskositas sehingga dapat
membantu menahan obat pada jaringan sehingga menambah efektivitas
terapinya (Ansel:552).
b. Metil selulosa untuk menambah viskositas dan meningkatkan mengurangi
rasa efek sakit pada larutan (Scoville:250)
c. Tetes hidung harus dibuat isotonik dengan cairan hidung menggunakan
natrium klorida, dan viskositas juga dapat diubah dengan menggunakan
turunan selulosa jika diperlukan (Aulton:320)
3. Dapar Fosfat
a. Preparat berair paling banyak dipakai pada hidung yang mampat, dibuat
isotonis terhadap cairan hidung didapar untuk menjaga stabilitas obat
sedangkan pH normal cairan hidung diperkirakan sekitar 5,5-6,5 dan
ditambahkan sesuai kebutuhan.(ansel:571)
b. Dapar fosfat untuk obat tetes hidung (pH 6,5) dapat digunakan dan dibuat
seperti tersebut dibawah ini (scoville’s: 228)
NaH2PO4. 0,560 g
Na2HPO4. 0,284 g
NaCl 0,5 g
Benzalkonium klorida 1 : 10000
Air steril secukupnya 100 ml
c. Penggunaan dapar adalah mengendalikan pH produk formulasi dan optimisasi
sifat fisikokimia sediaan. Penggunaan dapar dapat mengurangi iritasi pada
daerah aplikasi (FASTrack, 9).
DOKUMEN PRODUKSI
Perhitungan Dapar
Target pH =6
[ garam ]
pH = pKa + log
[ asam ]
[ garam ]
6 = 7,2 + log
[ asam ]
[ garam ]
log = -1,2
[ asam ]
[ garam ]
= - antilog 1,2
[ asam ]
[ garam ]
= 0,063
[ asam ]
C = [asam fosfat] + [garam fosfat]
0,164 = [asam fosfat] + 0,063 [asam fosfat]
(1 + 0,063) [asam fosfat] = 0,164
0,164
[asam fosfat] = = 0,154 M
1,063
[garam fosfat] = [asam fosfat] 0,063
= 0,154 x 0,063
= 0,0097 M
[asam fosfat] = 0,154 M %b/v = 18,48 gr/L
gr = M x BM x L = 18,48 gr/1000 ml
= 0,154 x 119,98 x 1 = 1,848 gr/100 ml
= 18,48 gr = 1,848 %
(NaH2PO4 ) %b/v = 1,38 gr/L
= 1,38 gr/1000 ml
[garam fosfat] = 0,0097 M = 0,138 gr/100 ml
gr = M x BM x L = 0,138 %
= 0,0097 x 142,14 x 1 (Na2HPO4)
= 1,38 gr
Perhitungan Tonisitas
Nama Bahan Konsentrasi (%) Ekuivalen Tonisitas (%)
Oxylometazolin HCl 0,05 0,12 0,05 x 0,12 = 0,006
Benzalkonium klorida 0,01 0,09 0,01 x 0,09 = 0,0009
Na2HPO4 0,138 0,24 0,138 x 0,24 = 0,03312
NaH2PO4 1,848 0,16 1,848 x 0,16 = 0,29568
Jumlah 0,3357
NaCl = 0,576
0,52 – (0,3357)
W =
0,576
= 0,3199 g/100ml (hipotonis jadi membutuhkan penambahan NaCl)
Untuk 15 ml :
0,3199 g
NaCl yang ditambahkan ditambahkan = x 15 ml
100 ml
= 0,048 g / 15 ml
= 0,064 g / 20 ml
Penimbangan
Nama bahan Dibutuhkan Ditimbang Paraf
Oxylometazolin HCl 0,007 g 0,01 g
Benzalkonium klorida 0,0015 g 0,002 g
Na2HPO4 0,0207 g 0,0276 g
NaH2PO4 0,2772 g 0,3696 g
Metil solulosa 0,15 g 0,2 g
NaCl 0,048 g 0,064 g
Aqua pro inj 15 ml 20 ml
Cara Kerja
DOKUMEN QC
Uji Sediaan
Cara Kerja
NaCl dan karbon aktif ditimbang sesuai bobot yang dibutuhkan NaCl dilarutkan dalam WFI
di atas penangas air, dijaga suhu larutannya tetap 60°C lalu diaduk perlahan hingga larut
Dicek pH larutan dengan menggunakan pH stick (pH yang diharapkan 6,7- 7,3). karbon aktif
ditambahkan ke dalam campuran lalu diaduk perlahan dan didiamkan selama 15 menit.
Larutan disaring dengan kertas saring Whatmann (0,22 mm), dilakukan pengulangan 3 kali
atau lebih hingga diperoleh larutan yang jernih injeksi yang telah disaring dituangkan ke
dalam 3 wadah plastik injeksi masing – masing volume 10 mL injeksi diberikan dikemas dan
disterilisasi dengan oven pada suhu 170°C selama 1 jam, kemudian diberi etiket, brosur dan
dimasukkan ke dalam kemasan sekunder. Sediaan steril infus
Interpretasi Hasil
Uji Organoleptis
Dilakukan dengan pengamatan secara visual dari sediaan injeksi Normal Salin yang meliputi
warna, bau dan penampilan fisik sediaan.Larutan untuk injeksi suspensi harus jernih dan
praktis bebas partikel
Uji Kejernihan Larutan
Penetapan kejernihan larutan menggunakan taung reaksi alas datar diameter 15 mm hingga
25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral.Masukkan kedalam dua
tabung reaksi masing-masing zat uji dan air atau pelarut yang digunakan hingga volume
larutan dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm. Bandingkan kedua isi tabung dengan
latar belakang hitam.Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang berdifusi, tegak lurus
kearah bawah tabung. Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air
atau pelarut yang digunakan bila diamati dibawah kondisi seperti tersebut diatas
Uji Bahan Partikulat dalam Injeksi
Larutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan
parenteral, harus bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan secara visual.
Bahan partikulat merupakan zat asing, tidak larut dan melayang, kecuali gelembung gas yang
tanpa disengaja ada dalam larutan parenteral.
Uji Kebocoran
Wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan, dimasukkan kedalam
larutan metilen blue 0,1%. Jika ada wadah yang bocor maka larutan metilen blue akan masuk
kedalam karena perubahan tekanan luar dan didalam wadah tersebut sehingga larutan dalam
wadah akan berwarna biru. Atau dapat pula dilakukan uji pada wadah injeksi dengan cara
sediaan dibalikkan dan diletakkan kertas saring dibawahnya. Sediaan memenuhi syarat jika
larutan dalam wadah tidak menjadi biru dan kertas saring tidak menjadi basah
Uji penetapan pH (FI IV, hlm. 1039)
pH yang baik adalah kapasitas dapar yang dimilikinya memungkinkan penyimpanan lama
dan darah dapat menyesuaikan diri. Dapat dinyatakan memenuhi syarat uji pH sediaan infus
harus masuk pada rentang pH yakni 7,35-7,45. Jika sediaan cairan infus pH-nya diatas 7
dapat menimbulkan terjadinya nekrosis (rusaknya sel jaringan) dan hemilisa. Bila pH sediaan
dibawah 3, jaringan akan mengalami rasa sakit atau iritasi
Cara pengujian pH:
a. Dengan pH meter:
Diperiksa elektroda dan jembatan garam.
Dikalibrasi pH meter, bila sel ektroda dan sel beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel
dengan sedikit larutan uji
Dibaca harga pH
b. Kertas indikator:
Dituang sedikit sediaan infuse dalam gelas ukur
Diambil kertas indicator dan masukkan kertas lakmus dalam infus
Ditunggu adanya perubahan, kemudian sesuaikan perubahan warna dengan tabel indikator.
KESIMPULAN
Sediaan injeksi suspensi hidrokortison asetat dibuat dengan menggunakan proses aseptis,
semua bahan atau campuran bahan disterilisasi terlebih dahulu sebelum dicampurkan
dibawah LAF. Pembuatan dilakukan dengan tetap menjaga setiap proses agar meminimalkan
terjadinya kontaminasi.
Pembuatan injeksi suspensi hidrokortison asetat 2,5 % digunakan bahan aktif hidrokortison
asetat yang disterilisasi dengan menggunakan oven. Bahan tambahan NaCl, polisorbat dan
benzil alkohol yang juga disterilisasi dengan menggunakan oven, serta CMC-Na dalam
aquadest yang disterilisasi dengan menggunakan autoklaf.
LAMPIRAN
Brosur
Tetes Hidung
Oxymetazoline HCl
KOMPOSISI:
Tiap 15 ml mengandung
Oxymetazoline HCl 0,05%
NaH2PO4. 0,560 %
Na2HPO4. 0,284 %
Benzalkonium klorida 0,01 %
Metil Selulosa 1%
NaCl 0,567 %
INDIKASI:
Mengatasi radang sehingga mengurangi penyumbatan pada mukosa
membran.
EFEK SAMPING:
rasa nyeri, rasa terbakar, rasa kering di mukosa hidung, bersin, sakit kepala,
insomnia dan palpitasi.
ATURAN PAKAI
1 kali 1 botol
JALUR PEMBERIAN:
Tetes Hidung
CARA PENYIMPANAN:
Simpan di tempat yang kering dan sejuk
Hindarkan dari panas dan sinar matahari langsung
KEMASAN:
Botol Kaca 15 ml
DiproduksiOleh:
PT. Sehat Selalu
Jakarta - Indonesia
Etiket
Komposisi :
Tiap 15 ml mengandung
OXYPRO
Oxymetazoline HCl 0,05%
NaH2PO4.0,560 %
Na2HPO4.0,284 %
Benzalkonium klorida 0,01 %
Metil Selulosa 1 %
NaCl 0,567 %
Tetes Hidung
Isi : 1 botol @15 ml
Mengatasi radang sehingga mengurangi penyumbatan
pada mukosa membrane
KETERANGAN LEBIH LENGKAP LIHAT
Diproduksioleh : BROSUR
PT. SEHAT SELALU
JAKARTA - INDONESIA No. Reg: DKL 1630211249A1
No. Batch : MF6490011
Exp Date: 20/12/2024
Dus
TETES HIDUNG
Indonesia
Jakarta –
OXYPRO
SELALU
PT.SEHAT
OXYPRO®