Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KEJELASAN

SASARAN ANGGARAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA


INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan)
THE INFLUENCE OF INTERNAL SYSTEM CONTROL, BUDGET
TARGETS CLARITY AND ACCOUNTIBILITY ON GOVERNMENT
PERFORMANCE
(Empirical Study at Technical Implementation Unit of Ministry of
Environment and Forestry)

Disususn Oleh:
ADELINA TRISNA APRILIANI
20160420100

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KEJELASAN
SASARAN ANGGARAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan)
THE INFLUENCE OF INTERNAL SYSTEM CONTROL, BUDGET
TARGETS CLARITY AND ACCOUNTIBILITY ON GOVERNMENT
PERFORMANCE
(Empirical Study at Technical Implementation Unit of Ministry of
Environment and Forestry)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
ADELINA TRISNA APRILIANI
20160420100
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KEJELASAN
SASARAN ANGGARAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan)
THE INFLUENCE OF INTERNAL SYSTEM CONTROL, BUDGET
TARGETS CLARITY AND ACCOUNTIBILITY ON GOVERNMENT
PERFORMANCE
(Empirical Study at Technical Implementation Unit of Ministry of
Environment and Forestry)

Diajukan Oleh:
ADELINA TRISNA APRILIANI
20160420100

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing


Pembimbing

Dr. Harjanti Widiastuti, S.E., M.Si., AK Tanggal 15 Maret 2021


NIDN.0016067301
PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama : Adelina Trisna Apriliani
Nomor Mahasiswa : 20160420100

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN

AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi

Empiris pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,15 Maret 2021

Adelina Trisna Apriliani

MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadalah: 11)

“Ilmu itu lebih baik dari pada harta,

Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu hakim sedangkan harta

dikenai hukum.

Harta bisa berkurang karena penggunaan,sedangkan ilmu akan bertambah bila

digunakan”. (Ali Bin Abu Talib)

HALAMAN PERSEMBAHAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah,

Dari lubuk hati yang terdalam Adel ucapkan terima kasih kepada Allah SWT,

karena izin dan rahmat-Nya, Alhamdulillah Adel mampu menyelesaikan skripsii ini.

Tidak lupa Adel panjatkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang memberikan

syafaatnya.

Terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah bekerja keras, mendoakan Adel,

memberikan perhatian dan selalu menjadi pengingat ketika Adel merasa ingin

menyerah, dan maaf karena selalu merepotkan, maaf karena belum bisa

membanggakan, maaf karena belum bisa menjadi yang terbaik.

Terima kasih untuk Mba Nana, saudari perempuanku tercinta yang selalu

support aku untuk nmenyelesaikan skripsi ini. Dek Rio, adikku tersayang,semangat y

acari universitasnya,terima kasih udah mau direpotin. Dan tidak lupa keponakan aku,

Dek Hilal,ngerjain skripsi sambal momong Hilal, hahaha. Makasih ya dek udah jadi

penghiburnya tante. Terima kasih atas doa dan harapan yang tidak kalian sebutkan

secara langsung tapi aku percaya keberhasilan sekarang tidak lepas juga dari doa kalian.

Terima kasih untuk Ibu Harjanti selaku dosen pembimbing saya yang selalu

memberikan saya saran, arahan, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.

Terima kasih ibu selalu bersabara membimbing saya dan selalu memberikan semangat.

Dan tidak lupa saya berterima kasih juga kepada Bapak/Ibu dosen Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya untuk

kemudian saya praktekkan dalam dunia pekerjaan.

Terima kasih untuk sahabat selama perkuliahan. Si koplak Rissa dan Indri

partner bonceng tiga aku kalau berangkat kuliah dan juga memberi tumpangan

kontrakan buat aku istirahat karena aku ngelaju hikss, si Amel yang rajin suka kasih

catatan makul untuk aku yang males nyatet haha. Cacak dan Naf teman se dps aku, yang

selalu ku tanya-tanyain kaya pegawai sensus haha terima kasih kalian selalu respon WA

aku. Raesiana, teman kuliah dan SMA,makasih banyak ngritik aku ya, pedes tenan

omonganmu wkwk yowes rapopo dalam rangka merubah aku lebih baik ya hahaha.

Terima kasih untuk teman KKN aku, KKN 068. Mutia, Niken, Nurma, Fizzah,,

Fadil, Ikhsan, Edo, Akbar ama yang terakhir si takut hantu, Zaid hahahaha. Maaf ya

Zaid dan Nurma, aku sering jahilin kalian berdua yang penakut abis hahaha. Fadil dan

Akbar makasih udah bantuin aku selama KKN pas aku sakit Tifus kalian jadi penghibur

buat aku,sayang banget huhu. Edo si royal soal jajanan, aku jadi melembung hahaha.

Mutia, I love you so much,partner rebutan space Kasur wkwk,teman curhat,teman saat

aku patah hati. Aku memang tidak punya banyak teman,namun aku punya teman yang

benar benar menyayangi aku. Ya Allah, terima kasih sudah hadirkan mereka semua

dihidup aku.

Terima kasih pada pihak UPT KLHK yang sudah membantu pengisian

kuesionerku. Mba Agnes I lop yu pollll mbak hahaha. Dan seluruh pegawai UPT terima
kasih atas partisipasinya dalam mengisi kuesioner. Semoga Allah membalas segala

kebaikan kalian. Aamiin.

Ini bagian terfavorit. Terimakasih untuk diriku sendiri yang sampai sekarang

tidak pernah menyalahkan diri sendiri untuk hal buruk yang terjadi, karena terus

percaya bahwa semua akan berjalan samapai tujuan meskipun harus berhenti sejenak.

Terimakasih sudah mau berjuang mengerjakan skripsi ini.


INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Sistem Pengendalian

Internal, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi

Pemerintah pada Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. Subjek dari penelitian ini adalah kepala balai yang memimpin masing-

masing UPT beserta pegawai Tata Usaha (TU). Dalam penelitian ini sampel berjumlah

72 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jenis data

yang digunakan adalah data primer, yang didapat dengan meneybarkan kuesioner. Alat

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan program SPSS 15.0.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sistem Pengendalian Internal dan

Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh posistif terhadap Kinerja Pemerintah. Namun,

Akuntabilitas tidak berepengaruh terhadap Kinerja Pemerintah.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Internal, ,Kejelasan Sasaran Anggaran,

Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah.


ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of the internal control system, clarity of

budget targets and accountability on the performance of government agencies in the

technical implementation unit at the Ministry of Environment and Forestry. The subject

of this research is the head of the center who leads each UPT and its administrative

staff (TU). In this study, a sample of 72 respondents selected using purposive sampling

method. The type of data used is primary data, which is obtained by spreading out a

questionnaire. The analytical tool used is multiple regression analysis with the SPSS

15.0 program.

The results of this study indicate that the Internal Control System and Clarity of

Budget Objectives have a positive effect on Government Performance. However,

Accountability has no effect on Government Performance.

Keywords: Internal Control System, Clarity of Budget Targets, Accountability and

Government Performance.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan

rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal,

Kejelasan Sasaran Anggaran dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah

(Studi Empiris pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat

mengetahui pengaruh dari sistem pengendalian internal, kejelasan sasaran anggaran dan

akuntabilitas terhadap kinerja dari instansi pemerintah sehingga dapat memberikan ide

pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah

memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis

menyelesaikan studi.

2. Ibu Dr. Harjanti Widiastuti, S.E., M.Si., AK, yang dengan penuh kesabaran telah

memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Ayah dan Ibu serta saudara-saudara yang senantiasa memberikan dorongan dan

perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.


4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritk, saran, dan pengembangan

penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 15 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, kinerja instansi

pemerintah merupakan gambaran tingkat pencapaian keberhasilan maupun

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan instansi pemerintah dalam ajang

penjabaran dari visi maupun misi dari instansi pemerintah sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan. Hampir semua instansi pemerintahan

dituntut untuk memiliki kinerja yang baik karena seiring adanya konsep otonomi

daerah dan penetapan peraturan perundangundangan terkait pengelolaan

pemerintahan (Bharata, 2015).

Pelaksanaan kinerja instansi yang baik harus mengarah pada terciptanya

good governance. Ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama ini

dipercaya sebagai penyelenggara urusan publik menimbulkan terciptanya

konsep good governance ini (Ibrahim,2015). Permasalahan yang selalu melekat

pada kinerja pemerintah yakni adanya kinerja pelayanan publik yang buruk.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 merupakan undang-

undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah,dimana undang-undang ini

merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Hal ini

dilakukan untuk menyempurnakan undang-undang sebelumnya, untuk


mengikuti perkembangan zaman. Dalam pasal nomor 11 ayat ke (3) pada

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ini dijelaskan bahwa ada dua urusan

pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah,yaitu urusan

pemerintahan bersifat wajib dan urusan pemerintah yang bersifat pilihan. Contoh

dari urusan pemerintahan yang bersifat wajib adalah

di bidang kesehatan dan pendidikan, sedangkan urusan pemerintahan yang

bersifat pilihan yaitu pertanian dan kehutanan.

Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unit

pelaksana teknis dibawah naungan Direktorat Jenderal Kehutanan yang

membidangi konservasi sumber daya alam dan ekosistem, yang mengelola

Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah

yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unit pelaksana teknis dinas daerah

provinsi atau kabupaten/kota yang mengelola Taman Hutan Raya dan atau yang

diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan.

Kinerja dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),

merupakan representasi dari kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) kementerian

yang tersebar diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonsia (NKRI),

hal tersebut diindikasikan dengan alokasi anggaran UPT di daerah, yang

mencapai 95%, dari total anggaran (Ditjen PDASHL,2020).

Saat ini KLHK mempunyai 13 Direktorat Jenderal.dan mempunyai 115

UPT,  dalam studi kasus ini dipilih unit pelaksana teknis pada Direktorat

Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL)


yang mempunyai sebanyak 36 UPT, terdiri dart 34 UPT Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) yang tersebar di seluruh

provinsi di Indonesia dan 2 UPT Balai Perbenihan Tanam Hutan (BPTH) yang

berada di Palembang dan Makassar.

Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung (Ditjen PDASHL) merupakan Direktorat Jenderal yg penting karena

pada tahun 2020 memperoleh alokasi anggaran terbesar diantara 13 Direktorat

jenderal pada Kementrian   Lingkungan Hidup dan kehutanan, yaitu sebesar

2.206.093.714.000 atau 28,99% dari total anggaran Kementrian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan demikian kinerja dari UPT Ditjen

PDASHL sangat erat hubungannya dengan kinerja KLHK.

Diketahui bahwa hasil Audit laporan keuangan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang dilakukan oleh Badan

Pemeriksaan Keuangan (BPK) bahwa secara umum baik dengan mendapatkan

opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) selama 3 tahun berturut-turut (2017,

2018, 2019), namun demikian dari Laporan kinerja Ditjen PDASHL 2018,

diketahui bahwa indeks kinerja Ditjen PDASHL mengalami fluktuasi pada

periode 2015-2018, bahkan mengalami penurunan pada tahun 2018, fenomena

ini menarik bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja Ditjen PDASHL.

Kinerja didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai dari

pelaksanaankegiatan dengan tujuan untuk mencapai sasaran, tujuan, misi dan


visi organisasi. Oleh karena itu perlu adanya pengukuran kinerja yang digunakan

sebagai bahan evaluasi, hal ini dilakukan dengan menilai kemajuan pekerjaan

dengan membandingan hasil kerja dan rencana kerja, efisiensi sumber daya

dalam menciptakan output berkualitas dan tindakan pencapaian tujuan secara

efektif. Dalam Al-Quran Allah SWT telah berfirman tentang perintah

untuk melakukan peningkatan kinerja, yakni:

ِ ‫ستُ َردُّونَ إِلَ ٰى عَالِ ِم ا ْل َغ ْي‬


‫ب‬ َ ‫سولُهُ َوا ْل ُمؤْ ِمنُونَ ۖ َو‬ َ َ‫ُك ْنتُ ْم َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
ُ ‫سيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َر‬

‫ش َها َد ِة فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما تَ ْع َملُون‬


َّ ‫َوال‬

Artinya : Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah akan


melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan” (QS. At-Taubah:105).
Dari Ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap manusia

hendaknya melakukan tugas dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta

memperhatikan apa yang telah diperbuat karena setiap pekerjaan akan dimintai

pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Berdasarkan hal tersebut maka

pemerintah dalam melakukan tugas yang diemban baiknya melakukan tugas dan

pekerjaan dengan sebaik – baiknya.

Sistem Pengendalian Intern (SPI), adalah proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan

seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan


keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan,menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 mengenai Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah (SPIP). Adapun 5 (lima) unsur dalam sistem pengendalian

internal pemerintah yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan

pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan pengendalian intern.

Sistem pengendalian internal merupakan hal yang penting bagi sebuah

instansi karena dengan adanya sistem pengendalian internal ini, segala aktivitas

yang terjadi di dalam instansi dapat terkendalikan sehingga dapat mencapai visi

dan misi yang telah dirancang. Selain agar segala aktivitas dapat terkontrol,

dengan adanya sistem pengendalian internal instansi mampu melakukan evaluasi

terhadap hasil kinerja,sehingga dapat mengetahui apa saja hal yang dapat

ditingkatkan agar kinerja semakin maksimal.

Menurut penelitian dari Tolley, (2019) yang dilakukan di SKPD

Kabupaten Sigi, dan dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian

internal berpengaruh terhadap kinerja di SKPD Kabupaten Sigi. Ada juga

penelitian dari Indrayani, (2017) yang melakukan penelitian di SKPD Kabupaten

Gianyar,dan menujukkan hasil yang sama,yaitu sistem pengendalian internal

berpengaruh terhadap kinerja instansi. Namun berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan Narsih, (2016) dan Sunny (2018), justru sebaliknya, bahwa

sistem pengendalian internal tidak mempengaruhi kinerja intansi.

Faktor selanjutnya yang bisa mempengaruhi kinerja dari instansi

pemerintah yaitu kejelasan sasaran anggaran yang telah dirancang. Kejelasan


sasaran anggaran ini digunakan untuk menilai apakah anggaran ditetapkan

secara jelas agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Diharapkan

dengan adanya kejelasan sasaran anggaran ini mampu memotivasi pemimpin

maupun pegawai dibawahnya untuk bertanggung jawab atas pekerjaanya agar

sasaran anggarannya tercapai,dan kinerja dari instansi membaik.

Penelitian sebelumnya mengenai kejelasan sasaran anggaran yang diteliti

oleh Fitrawati, (2017) dilakukan di SKPD Kabupaten Parigi, mengungkapkan

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja instansi

pemerintah. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Cahyani (2015) dan Paramitha (2016) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja

instansi pemerintah. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Herawaty, (2011) yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran

anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja instansi pemerintah.

Faktor terakhir yaitu akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan hal yang

penting,karena akuntabiltas adalah sebuah konsep yang melekat pada sikap

tanggungg jawab pada diri seseorang,terutama pada instansi pemerintah.

Akuntabilitas dapat berpengaruh terhadap kinerja dari UPT karena disini para

pegawai mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan pada masyarakat,dan

mempunyai tanggung jawab kepada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan maupun yang kepada pihak yang lebih berwenang seperti presiden.
Menurut Saputra, (2014), Ariabima, (2018) dan Riswanto (2016)

menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan

Ibrahim, (2015) dan Hakim, (2018) menyatakan bahwa akuntabilitas tidak

berpengaruh terhadap kinerja instansi pemerintah.

Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Sistem pengendalian Internal,Kejelasan Sasaran Anggaran,dan

Akuntabilitas terhadap kinerja Instansi Pemerintah (studi kasus pada Unit

Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)”. Penelitian

ini dilakukan karena adanya variasi kinerja di UPT yang tentu hal ini dapat

menghambat penilaian kinerja dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan ,karena UPT merupakan alat pihak kementerian untuk menjalankan

kewajibannya terhadap presiden. Penelitian ini juga dilakukan karena terdapat

ketidakkonsistenan pada penelitian-penelitian terdahulu dan mengingat bahwa

sektor kehutanan juga merupakan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan,

penulis tertarik mengambil melakukan penelitian di sektor kehutanan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Indrayani (2017) dengan judul

“Pengaruh Komitmen Organisasi,Kejelasan Sasaran Anggaran,dan Efektivitas

Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas Kinerja Organisasi Publik (Studi

Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar”). Perbedaan

dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengganti variabel komitmen

organisasi menjadi variabel akuntabilitas,karena akuntabilitas dirasa mampu

mempengaruhi kinerja dari UPT KLHK, karena dari data yang diperoleh,kinerja
dari KLHK mengalami fluktuasi padahal hasil dari audit dinyatakan WTP

(Wajar Tanpa Pengecualian). Perbedaan selanjutnya yaitu pengambilan data

berada di unit pelaksana teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menjadi dasar penelitian,maka dapat

dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut;

1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap

kinerja di Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan?

2. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap Unit

Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan?

3. Apakah akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja Unit

Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis apakah sistem pengendalian internal

berpengaruh positif terhadap Unit Pelaksana Teknis Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2. Untuk menguji dan menganalisis apakah kejelasan sasaran anggaran

berpengaruh positif terhadap kinerja instansi,khususnya pada Unit

Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.


3. Untuk menguji dan menganalisis apakah akuntabilitas berpengaruh

positif terhadap kinerja instansi,khususnya pada Unit Pelaksana Teknis

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun

manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini yakni:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu mengkonfirmasi teori Stewardship bahwa

sistem pengendalian internal, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas

dapat mempengaruhi kinerja dari instansi, memberikan tambahan bukti

empiris mengenai riset kinerja instansi pemerintah, dan tambahan referensi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan positif dan bahan

evaluasi dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan karena

tugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu

membantu memperbaiki bentang alam aliran sungai untuk meningkatkan

produktivitas bagi masyarakat.

b. Bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (KLHK)

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan positif dan bahan

evaluasi dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan karena


tugas dari unit pelaksana teknis (UPT) yaitu membantu Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam memperbaiki bentang

alam aliran sungai sehingga KLHK dapat bekerja secara optimal untuk

meningkatkan produktivitas bagi masyarakat.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Stewardship (Teori Pelayanan)

Teori stewardship adalah teori yang didesain untuk menjelaskan bahwa

manajer tidak mementingkan kepentingan individu melainkan lebih ditujukan

untuk kepentingan organisasi (Danaldson,1989) dan (Davis, 1991). Teori

stewardship menunjukkan adanya relasi yang kuat antara kepuasan pemilik dan

kesuksesan organisasi, sehingga steward akan memaksimalkan kesuksesan

organisasi dengan kinerjanya, sehingga dengan demikian utilitas akan maksimal

(Raharjo, 2007).

Dalam organisasi sektor publik, unit pelaksana teknis selaku steward

memiliki fungsi pengelolaan sumber daya dan masyarakat selaku principal

adalah sebagai pemilik sumber daya. Organisasi sektor publik memiliki tujuan

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu unit pelaksana

teknis selaku steward akan menjalankan fungsinya dalam pengelolaan sumber

daya dan akan berusaha secara maksimal dalam menjalankan kewajiban, yakni

dengan memberikan pelayanan yang baik dan dapat memberikan

pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Implikasi teori stewardship dalam penelitian ini menggambarkan bahwa

unit pelaksana teknis sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya, memberikan

pelayanan yang baik, dapat mempertanggungjawabkan apa yang diamanahkan

kepadanya, serta melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingan


masyarakat dengan melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan tepat demi

mensejahterakan masyarakat (principal). Jika tujuan dari unit pelaksana teknis

yakni mensejahterakan rakyat tercapai maka masyarakat selaku principal akan

merasa puas dengan kinerja dari unit pelaksana teknis sehingga, kinerja unit

pelaksana teknis dapat dikatakan baik dan mumpuni.

B. Kinerja

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, kinerja instansi

pemerintah merupakan gambaran tingkat pencapaian keberhasilan maupun

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan instansi pemerintah dalam ajang

penjabaran dari visi maupun misi dari instansi pemerintah sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan.

Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai

oleh individu atau organiasi dalam satu periode Afrida, (2013). Kinerja dapat

dilakukan dan mencapai tujuannya dengan kegiatan-kegiatan seperti

perencanaan, pengawasan, koordinasi dan evaluasi.

Penilaian kinerja suatu instansi sangat penting untuk meningkatkan pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat

seberapa keberhasilan yang dicapai oleh instansi dalam melakukan pelayanan

publik, karena sektor publik berorientasi pada pelayanan masyarakat. Penilaian

kinerja juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dalam satu periode dan

diperbaiki pada periode selanjutnya.


C. Sistem Pengendalian Internal

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern (SPI),

adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Adapun 5 (lima) unsur dalam sistem

pengendalian internal pemerintah menurut COSO (2013), yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan penegndalian merupakan peraturan dan tindakan yang

mampu mengidentifikasi tindakan secara menyeluruh dari menejemen

puncak mengenai pengendalian internal.

2. Penilaian Risiko

Pengendalian internal mampu memberikan suatu penilaian risiko yang

kemungkinan akan terjadi pada organisai, baik dari internal atau

eksternal organisasi.

3. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian merupakan tindakan yang dapat memastikan

bahwa tindakan dan perilaku yang dibutuhkan guna untuk mengatasi

risiko dalam pencapaian sasaran organisasi.

4. Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi merupakan sistem yang digunakan dalam

proses pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan atas suatu transaksi untuk

menjaga akuntabilitas.

5. Pemantauan Pengendalian Internal

Pemantauan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memantau dan

mengetahui apakah pengendalian yang dilakukan sudah berjalan dan

diperbaiki sesuai kondisi yang terjadi.

Sistem pengendalian internal merupakan hal yang penting bagi sebuah

instansi karena dengan adanya sistem pengendalian internal ini, segala aktivitas

yang terjadi di dalam instansi dapat terkendalikan sehingga dapat mencapai visi

dan misi yang telah dirancang. Selain agar segala aktivitas dapat terkontrol,

dengan adanya sistem pengendalian internal instansi mampu melakukan evaluasi

terhadap hasil kinerja,sehingga dapat mengetahui apa saja hal yang dapat

ditingkatkan agar kinerja semakin maksimal.

D. Kejelasan Sasasran Anggaran

Adanya sasaran anggaran yang jelas memudahkan suatu organisasi untuk

menyusun target-target anggarannya. Menurut Kenis (1979) kejelasan sasaran

anggaran merupakan luasnya sasaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik

agar pihak-pihak yang bertanggungjawab mengerti apa yang akan dicapai dalam

sasaran anggaran tersebut. Instansi pemerintah pasti diwajibkan untuk menyusun

rencana anggaran yang disusun dalam format Rancangan Kerja dan Anggaran
(RAK). Instansi diharuskan untuk menyediakan informasi yang jelas tentang

tujuan, sasaran serta korelasi antara besaran anggaran yang akan diterima

dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari

kegiatan yang dianggarkan.

E. Akuntabilitas

Akuntabilitas menurut Undang-undang No.22 tahun 1999 mewajibkan

setiap rencana dan perealisasiannya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

publik karena publik yang berhak mengetahui dan rakyat merupakan pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan undang-undang. Akuntabilitas

merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang yang

mendapatkan amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, memberikan

laporan dan mengungkapkan semua aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada pihak yang yang memberikan amanah yang memiliki

hak untuk meminta pertanggungjawaban (Putra, 2013).Menurut Martha, (2014),

ada dua macam akuntabilitas yakni akuntabilitas horizontal dan vertical.

Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

kepada kekuasaan yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban pemerintah

daerah pada pemerintah pusat. Sedangkan akuntabilitas vertikal adalah

pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat.


F. Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Instansi

Pemerintah

Sistem Pengendalian Internal merupakan faktor penting dalam

pelaksanaan tata kelola pemerintahan agar berjalan dengan baik. Sistem

pengendalian internal yang diterapkan di instansi pemerintah disebut SPIP

(Sistem Pengendalian Internal Pemerintah). Landasan hukum yang menaungi

SPIP yaitu Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008,dimana dalam peraturan

itu dinyatakan bahwa sistem pengendalian intern yang dimaksud yaitu proses

yang menekankan pada kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk bersama-sama mencapai

tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien.

Dalam kaitannya dengan teori Stewarship,dimana sistem pengendalian

internal ini dapat memengaruhi kinerja dari instansi. Hal ini disebabkan

karena dalam prinsip teori Stewardship yaitu steward berusaha

memaksimalkan kinerja dari organisasinya,oleh karena itu steward

membutuhkan semacam tindakan manajemen untuk mengendalikan

organisasi agar kinerja dari organisasi dapat maksimal dan tujuan dari

organisasi. Sebagai contoh,apabila lingkungan pengendalian baik, maka pegawai

menjadi tidak leluasa untuk melakukan tindakan penyelewangan. Penilaian risiko

juga sangat diperlukan karena ketika risiko dapat diidentifikasi maka akan

meminimalisir kecurangan yang akan terjadi. Seperti adanya rotasi pegawai,

pemisahan tanggungjawab dan evaluasi kinerja maka akan lebih mengurangi


terjadinya kecurangan. Kemudian,sistem pengendalian internal ini berbanding

lurus dengan terlaksana dengan baiknya sebuah kinerja,dimana apabila

sistem pengendalian internal ini dinyatakan baik,maka kinerja organisasi

akan menjadi baik juga,dan begitu pula dengan sebaliknya.

Menurut penelitian dari Tolley, (2019), yang melakukan penelitian di

SKPD Kabupaten Sigi, mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif

antara sistem pengendalian internal terhadap kinerja instansi pemerintah. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin kuat sistem pengendalian intenal sebuah

instansi maka semakin baik kinerja dari instansi tersebut. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian dari Indrayani (2018) dan Pujiono, (2016).

Berdasarkan penjelasan teori dan penelitian terdahulu,dapat disimpulkan

bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kinerja dari

instansi pemerintah karena dengan adanya sistem pengendalian internal,para

pegawai instansi memiliki semacam aturan untuk memudahkan mereka

dalam melaksanakan tugasnya,sehingga kinerja dari instansi menjadi baik.

Begitupun dengan sebaliknya. Apabila sistem pengendalian internal tidak

dipatuhi,maka kinerja dari instansi terancam tidak membaik. Dari uraian

maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

H1: Sistem Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja

Instansi Pemerintah

2. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Instansi


Pemerintah
Menurut Kenis, (1979) kejelasan sasaran anggaran merupakan sebuah
proses penilaian apakah anggaran yang ditetapkan sudah jelas agar anggaran
tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran anggaran tersebut. Kemudian sasaran anggaran yang
jelas mampu mengontrol karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga
kinerja dari instansi menjadi baik dan tercapai visi dan misinya.
Bila dikaitkan dengan teori Stewardship, kepala instansi yang
mementingkan kepentingan kesuksesan dari instansi agar dapat melayani
masyarakat dengan baik, akan melakuan berbagai perencaanan / program
untuk dilaksanakan agar segala aktivitas dalam instansi berjalan dengan baik.
Dengan adanya perencanaan, diharapkan semua anggota instansi mengerti
apa yang harus dikerjakan agar kinerja mereka baik dan juga instansi dapat
melayani masyarakat dengan baik. Penelitian terdahulu dilakukan oleh
Fitrawati, (2017), kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja
instansi pemerintah,dimana penelitian ini dilakukan di SKPD Kabupaten
Parigi . Penetapan sasaran anggaran yang jelas merupakan hal yang penting
karena dengan sasaran anggaran yang jelas maka program yang sudah
dibentuk sesuai visi dan misi dapat terlaksana dengan baik
Hasil penelitian dari Fitrawati, (2017) ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Cahyani, (2015),yang meneliti pengaruh
kejelasan sasaran anggaran di pemerintah kota Denpasar, dengan kesimpulan
bahwa adanya pengaruh kejelasan sasaran terhadap kinerja dari pemerintah
kota Denpasar. Penelitian Cahyani ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Paramitha, (2016), dengan sampel SKPD Kabupaten
Tabanan.
Berdasarkan penjelasan teori dan penelitian terdahulu,dapat disimpulkan
bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja dari
instansi pemerintah karena dengan adanya sasaran anggaran yang jelas,maka
hal tersebut mampu membantu pegawai dalam melakukan pekerjaannya
untuk mencapai tujuan instansi. Apabila sasaran anggaran tersebut tidak
dimengerti oleh para pegawai,maka kinerja dari instansi akan terhambat
karena tidak adanya transparansi anggaran kepada para pegawai. Dari uraian
maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap Kinerja
Instansi Pemerintah.

3. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut Mardiasmo (2009), akuntabilitas adalah kewajiban pemegang

amanah (agen) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principle) yang memiliki

hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung-jawaban tersebut.

Akuntabilitas ini sangat penting untuk ditanamkan pada diri karyawan (agen)

karena mampu memotivasi karyawan untuk melakukan tugas dan dapat

mempertanggungjawabkannya,sehingga instansi dapat terkoordinasi dengan

baik. Sebagai contohnya, pemahaman karyawan tentang akuntabilitas

mendorong kinerja instansi. Dengan pemahaman akuntabilitas yang baik,

setiap kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan pegawai akan

didokumentasikan, dicatat, dilaporkan sehingga dapat digunakan untuk

evaluasi dan perbaikan kinerja.

Hal ini sejalan dengan Teori Stewardship dimana masyarakat yang

memberikan wewenang atau amanah kepada pemerintah untuk melakukan

semua tanggungjawab untuk memimpin dan membuat pemerintahan menjadi

baik .Pemerintah melaksanakan kegiatan untuk kepentingan masyarakat dan


pemerintahan, maka wajib melakukan pertanggungjawaban dengan

memberikan paparan yang jelas kepada masyarakat luas.

Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saputra, (2014),

di SKPD Kabupaten Bandung menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh

positif terhadap kinerja,terutama pada kinerja instansi pemerintah. Penelitian

yang dilakukan oleh Saputra konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ariabima, (2018) di pemerintah kota Tegal dan penelitian dari

Riswanto, (2016) di pemerintah daerah Kabupaten Jember.

Berdasarkan penjelasan teori dan penelitian terdahulu,maka dapat

disimpulkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja karena

dengan adanya akuntabilitas,para pegawai dapat mempertanggungjawabkan

pekerjaan mereka kepada pemimpin,sehingga pemimpin dapat mengontrol

kinerja dari para pegawai dan kinerja dari instansi dapat membaik karena

adanya koordinasi yang baik antara pegawai dengan pemimpin instansi. Dari

uraian maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

H3: Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja Instansi Pemerintah


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh hubungan variabel independen,

yakni Sistem Pengendalian Internal, Kejelasan Sasaran Anggaran,dan

Akuntabilitas dengan variabel dependen, yakni Kinerja Instansi Pemerintah.

Objek penelitian adalah UPT KLHK, dengan subyek penelitian pejabat di

linkungan UPT KLHK yang terlibat dalam penyusunan anggaran

B. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling, dimana teknik menentukan sampel berdasarkan tujuan,

maksud, serta pertimbangan tertentu sehingga dapat merepresentasikan data

yang sesungguhnya. Adapun kriteria responden yang akan dituju yaitu kepala

balai dan kepala sub bagian Tata Usaha, dimana kepala balai dianggap pihak

yang mengatur segala aktivitas yang terjadi di UPT,sedangkan kepala sub bagian

Tata Usaha menjadi bagian yang mengurus segala keperluan untuk menunjang

terlaksanakannya program yang dilaksanakan oleh pihak dari Unit Pelaksana

Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun kriteria


pegawai yang akan dijadikan responden,yaitu minimal bekerja selama 2 tahun,

karena dianggap telah mengerti mekanisme kinerja dari UPT.

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif dengan jenis data

primer dalam bentuk penilaian responden mengenai SPI,kejelasan sasaran

anggaran,akuntabilitas dan kinerja di UPT, dimana data tersebut diperoleh

langsung dari sumber penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian kali

ini yakni kuesioner dengan beberapa butir pertanyaan yang mengacu pada

perihal sistem pengendalian internal,kejelasan sasaran anggaran dan

akuntabilitas.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yakni

menggunakan kuesioner yang disampaikan secara langsung kepada responden

yang sudah ditentukan pada kriteria responden. Teknik pengisian kuesioner pada

penelitian ini dilakukan dengan memilih tingkat kesetujuan ataupun

ketidaksetujuan atas jawaban pernyataan yang diberikan sebelumnya. Skala

pengukuran yang digunakan dalam kuisioner ini menggunakan model skala

likert 1 sampai 5 point, mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), Netral

(3), setuju (4), hingga sangat setuju (5).

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini, yakni variabel independen dan

variabel dependen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen atau dapat didefinisikan sebagai variabel yang dijelaskan

maupun diduga sebagai akibat. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

kinerja dari UPT . Kinerja merupakan suatu capaian yang diperoleh

organisasi dalam satu periode sesuai dengan tujuan. Agar kinerja sesuai

dengan tujuan, maka perlu dilakukannya perencanaan, pengkoordinasian,

pengawasan, dan evaluasi. Penilaian kinerja sangatlah penting untuk

mengetahui apakah kinerja sudah berjalan dengan maksimal atau belum.

Penilaian ini untuk dilakukan evaluasi agar kinerja dapat diperbaiki dan

menjadi lebih baik.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh

Putri,(2013). Kuisioner ini terdiri dari 8 pertanyaan dengan indikator yang

terdiri dari perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,

pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan. Pengukuran pada

variabel dependen menggunakan 5 skala likert yang terdiri dari Sangat

Setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Netral (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), dan

Sangat Tidak Setuju (skor 1). Skor yang tinggi pada skala mengindikasikan
bahwa kinerja dari UPT memiliki pencapaian yang baik, sedangkan nilai

yang rendah pada skala likert mengidentifikasi semakin buruknya capaian

kinerja UPT.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang akan memengaruhi

keberadaan variabel dependen. Variabel ini juga dapat dikatakan sebagai

sebab dari pengaruh variabel dependen. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini yakni sistem pengendalian internal,kejelasan

sasaran anggaran dan akuntabilitas.

a) Sistem Pengendalian Internal

Menurut Arens (2008) pengendalian internal adalah sebuah kebijakan

yang dirancang untuk membantu manajemen merancang strategi

untuk mencapai tujuan organisasi dengan membentuk struktur

pengendalian internal. Kuisioner yang digunakan untuk menguji

sistem pengendalian internal dari instansi ini adalah kuisioner yang

telah dikembangkan oleh Sunny,(2018).

Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan indikator yang

terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan

pengendalian internal.Pengukuran pada variabel dependen

menggunakan 5 skala likert yang terdiri dari Sangat Setuju (skor 5),

Setuju (skor 4), Netral (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), dan Sangat
Tidak Setuju (skor 1). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka

menunjukkan bahwa semakin baik sistem pengendalian internal,

sedangkan rendah skor menunjukan buruknya sistem pengendalian

internal terhadap kinerja UPT.

b) Kejelasan Sasaran Anggaran

Kejelasan sasaran anggaran merupakan proses penilaian apakah

anggaran ditetapkan secara jelas agar anggaran tersebut dapat

dimengerti oleh pelaksana yang bertanggung jawab.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Sunny,(2018).

Kuesioner ini terdiri dari tujuh pernyataan mengenai tujuan, kinerja,

sasaran, jangka waktu, sasarann prioritas, tingkat kesulitan,

koordinasi. Pengukuran pada variabel dependen menggunakan 5

skala likert yang terdiri dari Sangat Setuju (skor 5), Setuju (skor 4),

Netral (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), dan Sangat Tidak Setuju (skor

1). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka menunjukkan bahwa

semakin baik kejelasan sasaran anggaran pada UPT, sedangkan

rendah skor menunjukkan kejelasan sasaran anggaran belum baik.

c) Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan suatu cara untuk

mempertanggungjawabkan apa yang telah dianggarkan dan

bagaimana dalam merealisasikannya. Akuntabilitas perlu untuk

memberikan informasi kepada mayarakat mengenai aktivitas dan

kegiatan yang telah dilaksanakan.

Variabel akuntabilitas akan diukur dengan menggunakan

kuisioner yang telah dikembangkan oleh Sunny, (2018).

Kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyan dengan indikator yang

terdiri dari akuntabilitas kebijakan, akuntabilitas program, dan

akuntabilitas hukum. Pengukuran pada variabel dependen

menggunakan 5 skala likert yang terdiri dari Sangat Setuju (skor 5),

Setuju (skor 4), Netral (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), dan Sangat

Tidak Setuju (skor 1). Semakin tinggi skor maka menunjukkan

bahwa semakin baik akuntabilitas, sedangkan atau rendah skor

menunjukan rendahnya akuntabilitas UPT.

E. Uji Instrumen Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan menunjukkan sejauh mana alat ukur kuesioner yang

digunakan dalam penelitian dapat dikatakan tepat atau valid. Kuisioner dapat

dikatakan valid jika pernyataan yang ada dalam kuisioner tersebut dapat

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dengan kuisioner (Nazarudin &


Basuki, 2016). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis

faktor dengan melihat KaiserMeyer Olkin Measure of Sampling Adequacy

(KMO MSA) dengan ketentuan bahwa suatu instrument dapat dikatakan

valid apabila nilai KMO > dari 0,5 dan memiliki nilai faktor loading > 0,5.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengukur jawaban dari responden dari

pernyataan kuesioner dengan melihat apakah jawaban dari kuisioner dapat

dikatakan handal atau reliabel jika jawaban responden stabil atau konsisten

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan cara

mengukur dari nilai cronbach’s alpha. Syarat dapat dikatakan handal dan

reliabel apabila pernyataan dengan nilai alpha lebih dari 0,70 (Nazaruddin

and Basuki 2015).

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terjadi

ketidaksamaan varians dari nilai residual satu ke pengamatan yang lain. Uji

ini akan memberikan makna akan model regresi yang baik ditandai dengan

adanya persamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

bersifat tetap. Uji glejser merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat gejala heteroskedastisitas pada suatu model regresi atau

tidak. Pengujian ini menyatakan bahwa suatu model regresi dapat dikatakan

bebas heteroskedastisitas apabila nilai signifikan lebih besar dari nilai 0,05

(Nazaruddin and Basuki 2015).

4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi atau

hubungan yang tinggi antara variabelvariabel independen dalam suatu model

regresi linier berganda (Nazaruddin and Basuki 2015). Ketika terdapat

hubungan antar variabel-variabel independen yang tinggi, maka hal tersebut

dapat mengganggu terkait hubungan antara variabel independen terhadap

variabel dependen. Uji mutikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai

variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Data penelitian dapat

dikatakan tidak mengandung gejala multikolinearitas apabila memiliki nilai

tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data


1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi umum

mengenai gambaran data yang diolah sebelumnya beserta karakteristik

responden dengan informasi rinci mengenai nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata, jumlah responden, standar deviasi, dan lain-lain

berdasarkan instrumen variabel (kuisioner) yang telah diisi oleh

responden. Analisis ini disajikan dengan membuat tabel-tabel. Pada

umumnya analisis statistik deskriptif menggambarkan profil data sampel

sebelum dilakukan pengujian kualitas data lainnya dan pengujian

hipotesis.

a) Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Analisis regresi berganda adalah alat analisis yang berguna

untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen (Nazaruddin & Basuki,2015). Model ini

akan menguji apakah terdapat pengaruh antara sistem pengendalian

internal (X1) ,kejelasan sasaran anggaran (X2),dan akuntabilitas (X3)

terhadap kinerja instansi pemerintah (Y). Aplikasi yang digunakan

dalam penelitian ini untuk mengolah data yakni dengan

menggunakan aplikasi SPSS. Persamaan analisis regresi berganda

adalah sebagai berikut:

Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+e

Keterangan:

Y = Kinerja instansi pemerintah

α = Konstanta β = Koefisien

e = Error

XI = Sistem pengendalian internal

X2 = Kejelasan sasran anggaran

X3 = Akuntabilitas

2. Uji Koefisien Determinan (Adjusted R2 )

Uji ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen dan proporsi variasi


dari variabel independen lainnya. Untuk mengetahui hasilnya dapat

dilihat dari perolehan nilai Adjusted R Square yang berkisar pada angka

0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka R Square semakin lemah

hubungan kedua atau lebih variabel independen tersebut.

3. Uji Nilai F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-

sama antara variabel independen terhadap variabel. Bila hasil uji

menghasilkan nilai sig f < alpha 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa

terdapat pengaruh secara bersama-sama antara sistem pengendalian

internal, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas terhadap kinerja

UPT.

4. Uji Nilai t

Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh dari tiap variabel

independen terhadap variabel dependen (Nazarudin dan Basuki, 2015).

Suatu hipotesis dapat dinyatakan diterima apabila memenuhi kriteria

yang sudah ditentukan, yaitu:

1) Nilai sig lebih kecil dari nilai alpha 0,05 ( sig < alpha 0,05)

2) Koefisien regresi searah dengan hipotesis


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang tersebar di seluruh provinsi di

Indonesia. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diberikan

secara langsung kepada responden pada UPT Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan. Kriteria responden penelitian ini berupa kepala Balai dan kepala

sub Tata Usaha (TU) karena dalam instansi pemerintah seperti UPT KLHK dua

began tersebut bertanggung jawab penuh atas kondisi internal instansi,

Pengumpulan data primer menggunakan kuisoner yang dibuat melalui google

form. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 1 September sampai 10

September 2020. UPT KLHK yang tersebar diseluruh Indonesia berjumlah 36

UPT, namun peneliti hanya mampu mengumpulkan kuesioner dari 34 UPT

dengan masing-masing UPT mengisi 2 kuesioner. Proses dalam penyebaran


kuesioner yaitu memberikan langsung kepada pihak-pihak yang terkait di

masing-masing UPT melalui link kuesioner yang dibuat dalam google form lalu

disebarkan melalui email masing-masing kantor UPT. Kuesioner yang

seharusnya terisi yaitu 72 kuesioner tetapi yang terisi hanya 67 kuesioner,dalam

artian sejumlah 5 orang tidak mengisi.

Berikut ini adalah rincian atau gambaran dari data jumlah kuesioner yang

berhasil disebar :

Tabel 4.1
Tingkat Pengambilan Kuisioner

Data Klasifikasi Jumlah

Jumlah kuesioner yang seharusnya 72


terisi

Jumlah kuesioner yang kembali 67

Response rate 93,05 %

Total kuesioner yang dapat diolah 67

Sumber: Data Primer yang diolah,2019

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kuesioner yang

seharusnya terisi adalah 72. Kuesioner yang kembali sebanyak 67, dan semua

dapat diolah, Response rate dari keseluruhan kuesioner yang disebar sebesar

93,05% .

1. Analisis Karakteristik
Analisis karakteristik responden berkaitan dengan gambaran indentitas dari

masing-masing responden. Karakteristik responden di dalam penelitian ini

meliputi: jenis kelamin, pendidikan, jabatan, lama bekerja, dan ada atau tidak

adanya ukuran kinerja yang diterapkan dalam instansi. Berikut ini

merupakan hasil penyebaran frekuensi karakteristik responden :

Tabel 4.2
Data Statistik Karakteristik Responden

Profil Kategori Jumlah Presentase

Jenis Kelamin Laki-Laki 47 70%

Perempuan 20 30%

Total 67 100%

Tingkat SMA 0 0%

Pendidikan D3 3 4%

SI 12 18%
Terakhir
S2 49 73%

S3 4 6%

Total 67 100%

Jabatan Kepala Balai 34 51%

Kasubag TU 33 49%

Total 67 100%
Lama Bekerja < 20 tahun 33 49%

20-30 tahun 20 30%

> 30 tahun 14 21%

Total 67 100%

Ukuran Ada 67 100%

Kinerja Tidak Ada 0 0

Total 67 100%

Sumber: Data primer yang diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 47 responden (70%) sedangkan responden perempuan

berjumlah 20 (30%). Responden dengan pendidikan terakhir yang paling

banyak yaitu berpendidikan strata 2 (S2) dengan jumlah 49 responden

(73%). Responden dengan pendidikan terakhir paling sedikit yaitu D3

sebanyak 3 responden (4%), disini dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan pegawai di lingkungan UPT tinggi. Dari tabel tersebut terdapat

jumlah pegawai dengan jangka waktu bekerja paling dominan yaitu kurang

dari 20 tahun (49%). Dan yang terakhir,semua instansi UPT KLHK memiliki

pengukur kinerja,agar segala kegiatan internal instansi dapat terkontrol.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui gambaran gambaran

dari variabel yang diteliti seperti nilai min, max, mean dan standar devia
Tabel 4.
Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Teoritis Aktual Keteranga
n
Kisara Mea Kisara Mea Std.
n n n n Devias
i
Kinerja UPT 8 8-40 24 25-40 33,9 3,851 Tinggi
6
Sistem 1 19-95 57 50-95 79,7 9,399 Tinggi
Pengendalia 9 5
n Internal
Kejelasan 7 7-35 21 22-35 30,9 3,140 Tinggi
Sasaran 6
Anggaran
Akuntabilita 9 9-45 27 28-45 38,7 4,150 Tinggi
s 5
Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Tabel 4.3 merupakan hasil uji statistik deskriptif berdasarkan jawaban

responden, hasil uji tersebut menunjukkan nilai mean aktual seluruh variabel

dependen dan independen lebih tinggi daripada nilai mean teoritis, sehingga

kinerja, sistem pengendalian internal, kejelasan sasaran anggaran dan

akuntabilitas UPT KLHK memiliki rata-rata yang tinggi.

2. Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan analisi faktor dengan melihat

Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) dengan

ketentuan bahwa suatu instrument dikatakan valid apabila nilai KMO > dari

0,5 dan nilai faktor loading 0,5. Berikut hasil pengujian dengan

menggunakan program SPSS 15:

a. Kinerja UPT
Hasil uji validitas variabel kinerja disajikan pada tabel 4.4 sebagai

berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja UPT

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,874


Adequacy.

Pengukur KO1 0,879 Valid


Variabel
KO2 0,916 Valid
Kinerja UPT
KO3 0,875 Valid

KO4 0,860 Valid

KO5 0,847 Valid

KO6 0,889 Valid

KO7 0,658 Valid

KO8 0,909 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Tabel 4.4 menunjukkan keseluruhan variabel kinerja UPT memiliki nilai

KMO sebesar 0,874 > 0,5. Seluruh butir pernyataan dari variabel kinerja

(KO) masing-masing memiliki nilai faktor loading lebih besar dari 0,5

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dikatakan valid

dan layak digunakan sebagai alat ukur.

b. Sistem Pengendalian Internal


Hasil uji validitas variabel sistem pengendalian internal disajikan pada

tabel 4.5 sebagai berikut

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Internal

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,858


Adequacy.

SP1 0,795 Valid

SP2 0,852 Valid

SP3 0,832 Valid

SP4 0,810 Valid


Pengukur SP5 0,898 Valid
Variabel Sistem
Pengendalian SP6 0,825 Valid
Internal SP7 0,901 Valid

SP8 0,834 Valid

SP9 0,841 Valid

SP10 0,903 Valid

SP11 0,902 Valid

SP12 0,881 Valid

SP13 0,831 Valid

SP14 0,810 Valid

SP15 0,871 Valid

SP16 0,913 Valid

SP17 0,827 Valid

SP18 0,840 Valid

SP19 0,885 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah,2020


Tabel 4.5 menunjukkan keseluruhan variabel sistem pengendalian

internal memiliki nilai KMO sebesar 0,858 > 0,5. Seluruh butir pernyataan

dari variabel sistem pengendalian internal (SP) masing-masing memiliki

nilai faktor loading lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa

seluruh item pernyataan dikatakan valid dan layak digunakan sebagai alat

ukur.

c. Kejelasan Sasaran Anggaran

Hasil uji validitas variabel kejelasan sasaran anggaran disajikan pada

tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,800


Adequacy.

Pengukur KS1 0,839 Valid


Variabel
KS2 0,792 Valid
Kejelasan
Sasaran KS3 0,788 Valid
Anggaran
KS4 0,795 Valid

KS5 0,786 Valid

KS6 0,818 Valid

KS7 0,781 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan keseluruhan variabel kejelasan

sasaran anggaran memiliki nilai KMO sebesar 0,800 > 0,5. Seluruh butir

pernyataan dari variabel kejelasan sasaran anggaran (KS) masing-masing


memiliki nilai faktor loading lebih besar dari 0,5, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dikatakan valid dan layak

digunakan sebagai alat ukur.

d. Akuntabilitas

Hasil uji validitas variabel akuntabilitas disajikan pada tabel 4.7 sebagai

berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,860


Adequacy.

Pengukur AK1 0,841 Valid


Variabel
AK2 0,854 Valid
Akuntabilitas
AK3 0,889 Valid

AK4 0,870 Valid

AK5 0,826 Valid

AK6 0,894 Valid

AK7 0,846 Valid

AK8 0,812 Valid

AK9 0,888 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan keseluruhan variabel akuntabilitas

memiliki nilai KMO sebesar 0,860 > 0,5. Seluruh butir pernyataan dari

variabel akuntabilitas (AK) masing-masing memiliki nilai faktor loading


lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item

pernyataan dikatakan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur.

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian.

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Hasil

dari uji reliabilitas terhadap data penelitian ini disajikan pada Tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Standar Kesimpulan


Alpha Reliabel

KO 0,834 0,70 Reliabel

SP 0,949 0,70 Reliabel

KS 0,866 0,70 Reliabel

AK 0,887 0,70 Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha untuk

variabel kinerja instansi sebesar 0,834, sistem pengendalian internal sebesar

0,949, kejelasan sasaran anggaran sebesar 0,866 dan akuntabilitas sebesar

0,887. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa pertanyaan yang ada

dalam kuesioner ini reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas untuk melihat apakah pada model regresi, variabel

penganggu atau residual mempunyai data berdistribusi normal atau tidak

dan juga merupakan asumsi asumsi bahwa setiap variabel berdistribusi

normal Penelitian uji normalitas menggunakan Kolmogorov Sminirnov

dengan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) > alpha 0,05. Hasil uji

normalitas disajikan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One -Sample N Kolmogorovsmirno Nilai Keterangan
Kolmogorov- v Sig.
smirnov Test
67 0,923 0,361 Berdistribusi
dengan Normal

Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig.2-tailed)

yaitu sebesar 0,361, dalam artian lebih besar dari alpha 0,5. Karena nilai

sig lebih besar dari nilai alpha 0,05maka dapat disimpulkann data

berdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas yang baik seharusnya tidak terjadi korlasi antar

variabel independen. Suatu uji regresi dikatakan bebas multikolinieritas

jika memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 yang dilihat dari

hasil uji berganda. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel

4.10 berikut ini

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Nilai VIF Kesimpulan


Toleranc
e

Sistem 0,434 2,306 Bebas


Pengendalian Multikolinieritas
Internal

Kejelasan 0,337 2,968 Bebas


Sasaran Multikolinieritas
Anggaran

Akuntabilitas 0,380 2,632 Bebas


Multikolinieritas

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada masing-masing

variabel independent memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Dengan demikian dapat

disimpulkan pada masing masing variabel independen tidak terjadi

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas untuk menunjukkan bahwa dalam uji

regresi tidak terjadi kesamaan variance untuk semua pengamatan atau

terdapat pengaruh perubahan variabel bebas dengan nilai mutlak

residual. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji

Glejser dengan meregresi uji absolut residual dengan variabel bebas yang

digunakan nilai Sig > alpha 0,05. Untuk melihat hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11
Uji Heteroskedastisitas

Variabel Nilai sign Keterangan

Sistem 0,219 Tidak terjadi


Pengendalian heteroskedastisitas
Internal

Kejelasan 0,518 Tidak terjadi


Sasasran heteroskedastisitas
Anggaran

Akuntabilitas 0,068 Tidak terjadi


heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas diketahui bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai sig > 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada masing-masing variabel

independen.
d. Uji Hipotesis

Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis
Model Unstandardized Unstandardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

(Constant) 8,062 3,51


2,297 0,025
0

Sistem 0,213 0,05


Pengendalia 5 0,520 3,896 0,000
n Internal

Kejelasan 0,378
0,18
Sasaran 0,309 2,036 0,046
6
Anggaran

Akuntabilita - 0,13 -
-0,079 0,584
s 0,073 2 0,550

Adjusted R2 0,489

F hitung 22,069

P value (sig) 0,000

Sumber: Data Primer yang diolah,2020

a. Uji Koefesien Determinasi (Adjusted R2 )


Tabel 4.12 menunjukkan nilai adjusted R square adalah sebesar 0,489. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian internal, kejelasan sasaran

anggaran dan akuntabilitas dapat menjelaskan variabel kinerja UPT sebesar

48,9%. Sisanya sebesar 51,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada

dalam penelitian ini.

b. Uji Koefisien Simultan (Uji-F)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa bahwa signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian

internal, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas secara bersamasama

berpengaruh terhadap kinerja UPT.

c. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal,

kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas terhadap kinerja UPT. Syarat

diterimanya hipotesis apabila nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,05) dan

memiliki koefisien beta bernilai positif.

1) Uji Hipotesis 1

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari

pengaruh sistem pengendalian internal terhadap kinerja UPT adalah

0,000 dengan nilai koefisien beta 0,213. Hal ini menunjukkan bahwa H1
diterima karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 dan dapat dikatakan bahwa

sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kinerja UPT.

2) Uji Hipotesis 2

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari

pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja UPT adalah 0,046

dengan nilai koefisien beta 0,378. Hal ini menunjukkan bahwa H2

diterima karena nilai signifikasi 0,046 < 0,05 dan dapat dikatakan bahwa

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja UPT.

3) Uji Hipotesis 3

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari

pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja UPT lebih dari 0,05, yaitu 0,584.

Hal ini menunjukkan bahwa H3 ditolak karena nilai signifikansi 0,584 >

0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh

terhadap kinerja UPT.

d. Pembahasan

1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja UPT KLHK

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis pertama dengan nilai signifikansi

0,000 < 0,05 dan nilai koefisien beta sebesar 0,213, yang menunjukkan

bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja dari UPT


KLHK, artinya semakin kuat sistem pengendalian internal, maka kinerja dari

UPT KLHK akan semakin meningkat.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori stewardship, dimana kepala

dari UPT sebagai manajer melakukan rancangan sistem pengendalian agar

kinerja dari instansi berjalan dengan baik, sehingga tujuan dari instansi

tercapai. Dimulai dari lingkungan pengendalian yang baik,akan mencegah

terjadinya tindakan fraud yang akan merugikan instansi. Kemudian penilaian

risiko,agar instansi dapat mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Setelah melakukan penilaian risiko,maka dilakukan tindakan untuk

mengatasi risiko bilamana risiko itu terjadi. Dengan penanganan risiko yang

baik,maka kinerja dari instansi akan baik pula,sehingga tercapai tujuannya.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Tolley (2019) yang menyatakan

bahwa sistem pengendalian internal memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja yang menurutnya jika instansi memiliki sistem pengendalian internal

yang baik maka instansi akan bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan

organisasi. Penelitian yang dilakukan Fadli (2018) dan Pujiono (2016) juga

menghasilkan hasil yang sama, yaitu sistem pengendalian internal

berpengaruh positif terhadap kinerja instansi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian

internal yang diterapkan oleh UPT KLHK sudah berjalan dengan baik.

Sistem pengendalian internal menjadi salah satu faktor yang berperan besar

dalam organisasi, karena kegiatan pengendalian dari sisi internal terdiri dari
review atau penilaian terhadap kinerja instansi pemerintah yang

bersangkutan. Sistem pengendalian intern dinilai mampu membenahi kinerja

pemerintah agar instansi mampu mengetahui aliran dana publik yang

digunakan. Dengan demikian, sistem pengendalian internal juga mampu

meningkatkan kinerja dari instansi, sehingga masyarakat dapat mengambil

manfaat dari output yang dihasilkan dari instansi tersebut.

2. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja UPT KLHK

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis pertama dengan nilai sig 0,046 < 0,05

dan nilai koefisien beta sebesar 0,378 , yang menunjukkan bahwa kejelasan

sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja dari UPT KLHK, artinya

semakin jelas sasaran anggaran maka akan meningkatkan kinerja UPT.

Teori stewardship mengemukakan bahwa seorang manajer akan

memenitingkan kepentingan tujuan perusahaan,dan teori ini sejalan dengan

hasil penelitian. Sasaran anggaran harus jelas dikarenakan sasaran anggaran

yang jelas dapat mempermudah pelaksana atau anggota organisasi untuk

mempertanggungjawabkan kewajibannya,sehingga tujuan dari organisasi

atau instansi dapat tercapai secara optimal

Hal ini dapat disimpulkan bahwa sasaran anggaran yang telah dirancang

oleh UPT KLHK sudah diuraikan secara jelas sehingga karyawan mampu

melaksanakan tugas dengan terarah. Hasil dari penelitian ini didukung oleh

penelitian dari Fitrawati (2017) dan Anjarwati (2012) yang menyatakan

bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja, namun


tidak dengan penelitian yang dilakukan oleh Amril (2014), yang justru

menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap

kinerja..

3. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja UPT KLHK

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis ketiga dengan nilai signifikansi lebih

dari 0,05 menunjukkan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap

kinerja dari UPT KLHK. Hal ini dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas di

dalam UPT KLHK sudah tinggi, namun belum mampu menaikkan kinerja.

Menurut Martha, (2014) ada dua jenis akuntabilitas, yaitu akuntabilitas

horizontal dan vertikal. Berdasarkan jawaban responden, dimana UPT sudah

memenuhi akuntabilitas horizontal,yaitu pertanggungjawaban UPT terhadap

kekuasaan yang berwenang, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan,sedangkan akuntabilitas vertikal belum maksimal,sehingga

masyarakat belum merasakan manfaat dari program yang telah dibentuk oleh

UPT,padahal kepuasan masyarakat atas pelayanan UPT sangatlah penting.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ibrahim, (2015) dan Hakim, (2018) yang menyatakan bahwa akuntabilitas

tidak berpengaruh terhadap kinerja dari instansi.

Akuntabilitas dikatakan baik apabila mampu memberikan

pertanggungjawaban mengenai keuangan maupun kinerja pemerintahan pada

masyarakat, kemudian masyarakat dapat mengambil manfaat dan dapat

menilai apakah kinerja instansi tergolong baik atau tidak. Dari hasil
penelitian ini akuntabilitas belum mampu menaikkan kinerja di UPT KLHK

karena program yang dirancang belum efektif sehingga belum dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Sistem

Pengendalian Internal, Kejelasan Anggaran, dan Akuntabilitas terhadap

kinerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Daersah Aliran Sungai pada

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berikut hasil penelitiannya:

1. Sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kinerja

Unit Pelaksana Teknis (UPT), semakin baik sistem pengendalian

internal dalam suatu UPT maka akan semakin baik pula kinerja UPT

tersebut.
2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja

Unit Pelaksama Teknis (UPT), semakin jelas sasaran anggaran bagi

manajemen UPT, akan semakin terarah pegawai dalam

melaksanakan tugas, kinerja UPT tersebut semakin membaik.

3. Akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kinerja Satuan Kerja Unit

Pelaksana Teknis (UPT).

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada

Direktorat jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

(PDASHL) khususnya pemerintah daerah terkait peningkatan kinerja pada

UPT. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal

berpengaruh terhadap kinerja UPT, sehingga dengan sistem pengendalian

internal yang ada sudah cukup baik dan secara signifikan telah

meningkatkan kinerja. Dalam upaya lebih meningkatkan kinerja UPT,

sistem pengendalian internal perlu terus dipertahankan, bahkan apabila

mungkin ditingkatkan, perlunya dilakukan identifikasi risiko pada setiap

tingkatan dan dilakukan secara terus menerus sesuai perubahan kondisi

lingkungan kerja.

Variabel yang tidak berpengaruh terhadap kinerja UPT adalah

akuntabilitas, diharapkan dapat memperbaiki variabel terkait. Akuntabilitas

harusnya memastikann bahwa program yang dilaksanakan memberikan


manfaat bagi masyarakat dan mendapat respon yang positif dari

masyarakat.

Adanya penelitan ini diharapkan membantu dalam mempertimbangkan

beberapa hal untuk pengambilan keputusan dalam meningkatkan kinerja

UPT

C. Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data

tanpa menggunakan wawancara langsung.

2. Keterbatasan lingkup penelitian sehingga hanya dapat digeneralisasi


untuk dirjen PDASHL, tidak dapat digeneralisasi ke KLHK.
D. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Agar satuan kerja UPT Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai dan Hutan Lindung, Kementrian Lingkungan Hidup,

mempertahankan bahkan meningkatkan sistem pengawasan internal dan

kejelasan sasaran anggaran untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Sedangkan untuk akuntabilitas disarankan agar melakukan survey atau

jajak pendapat publik tentang tingkat kepuasan layanan kepada

masyarakat.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa variabel

lain yang memengaruhi kinerja, agar dapat dimanfaatkan dalam upaya

meningkatkan kinerja organisasi atau satuan kerja,motivasi kerja


contohnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi dengan

wawancara baik internal satuan kerja, maupun para pihak yang terkait

dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja agar mendapatkan hasil

yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ariabima, N. (2018). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.

Bharata, R. W. (2015). Pengaruh Akuntabilitas Dan Transparansi Terhadap KInerja Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari.

Cahyani, N. M. (2015). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Pada
Akuntabilitas Kinerja .

Donaldson, L. J. (1991, 1 16). "Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Governance and Shareholder Returns”.
Australian Journal of Management, pp. 49-61.

Fitrawati, A. K. (2017). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah .

Hakim, S. (2018). Pengaruh Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Akuntabilitas Publik,
Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Bantul.

Herawaty, N. (2011). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,Pengendalian Akuntansi,Dan Sistem Pelaporan


Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi . ISSN 0852-8349, 31-36.

Ibrahim, P. S. (2015). Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja,Transparansi,Akuntabilitas dan Pengawasan Internal


Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI. Jurnal Tekun, Vol 6.

Indrayani, L. F. (2017). Pengaruh Komitmen Organisasi, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Efektivitas Pengendalian
Internal Terhadap Akuntabilitas Kinerja Organisasi Publik (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Gianyar).

(2019). Laporan Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta: Biro Perencanaan.

Made Arie Wahyuni, L. P. (2017). Pengaruh Komitmen Organisasi ,Kejelasan Sasaran Anggaran dan Efektivitas
Pengendalian Internal terhadap Akuntabilitas Kinerja Organisasi Publik. e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha.

Mahsun, M. (2002). Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama (Cetakan Ke). Yogyakarta: BPFE Universitas
Gadjah Mada.

Muh Ikbal A, F. A. (2017). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian Intern terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Survei Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Parigi
Moutong. Katalogis.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep,Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat.
Narsih. (2016). Pengaruh Desentralisasi, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Satuan Perangkat Daerah.

Nazaruddin I, &. B. (2015). Analisis Statistik Dengan SPSS (Edisi Pert) . Yogyakarta: Danisa Media.

Paramitha, I. A. (2016). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik Dan
Sistem Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja .

Peraturan Pemerintah Pemerintah No. 24 Tahun 2005. (n.d.).

Pujiono, Slamet, D., Sukarno, H., & Puspitasari, N. (2016). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Di Provinsi Maluku Utara). Jurnal
Bisnis dan Manajemen, 10(1); 68-81.

Putra , D. (2013). Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Satuan Kinerja Perangkat Daerah. Jurnal Akuntansi.

Putri, G. Y. (2013). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Sistem Pengendalian Pemerintah Terhadap Kinerja
Manajerial SKPD (Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Jurnal Akuntansi.

QS. AT-Taubah:105. (n.d.).

Riswanto, N. (2016). Pengaruh Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja
Pemerintah Derah Kbupaten Jember .

Saputra, D. S., Darwanis, & Abdulllah, S. (2104). Pengaruh Transparansi,Akuntabilitas dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Pada Pemda Kabupaten Aceh). Jurnal Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol.3 No.2.

Sunny, H. H. (2018). Pengaruh Komitmen Organisasi,Akuntabilitas Publik,Sistem Pengendalian Internal


Pemerintah,Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Pemerintah.

Tolley, S. S., Ridwan, & Kasim, M. Y. (2019). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kinerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sigi.

(n.d.). www.menlhk.go.id.
LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Penelitian

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth

Bapak/Ibu Kepala Balai (Terlampir)

Di Tempat.

Dengan hormat,

Untuk memenuhi sebagian persyaratan penyelesaian pendidikan Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,saya memerlukan beberapa
informasi sebagai bahan penulisan skripsi yang berjudul,”Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal,Kejelasan Sasaran Anggaran dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Studi
Kasus Pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)”.

Sehubungan dengan itu,saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini sesuai
dengan petunjuk yang ada pada kuesioner. Kuesioner ini didesain untuk mengukur pengaruh sistem
pengendalian internal.kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas ditempat Bapak/Ibu bekerja. Untuk
mengisi kuesioner,silahkan klik link berikut:https://forms.gle/uZwKz4J77YJwhx2f9. Apabila ada hal
yang perlu mendapatkan klarifikasi,dapat menghubungi kami melalui email:adelinatrisna@gmail.com.
Kami mengharapkan masing-masing instansi dapat mengisi 2 (dua) kuesioner,yaitu Kepala Balai dan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

Seluruh informasi yang diperoleh dari kuesioner ini hanya akan saya gunakan untuk keperluan
penelitian saya dan saya akan menjaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.

Atas ketersediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini,saya
ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 20 Juli 2020


Adelina Trisna Apriliani

Lampiran.

Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

Daftar Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

1. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Krueng Aceh

2. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Asahan Barumun

3. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Wampu Sei Ular

4. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Indragiri Rokan

5. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Agam Kuantan

6. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Sei Jang Duriangkang

7. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Ketahun

8. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Baturusa Cerucuk

9. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Batanghari

10. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musa

11. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung

12. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Citarum- Ciliwung

13. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Cimanuk Cintanduy

14. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo

15. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Solo

16. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Pemali Jratun

17. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barantas Sampean
18. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Unda Anyar

19. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Dodokan Moyosari

20. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Benain Noelmina

21. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kapuas

22. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito

23. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kahayan

24. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Mahakam Berau

25. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tondano

26. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Palu Poso

27. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Sampara

28. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Bone Bolango

29. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Jeneberang Saddang

30. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Lariang Mamasa

31. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Waehapu Batu Merah

32. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Ake Malamo

33. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Remu Ransiki

34. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Memberamo

35. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah I

36. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah II

Yogyakarta, 20 Juli 2020

Adelina Trisna Apriliani


Lampiran II. Kuesioner Penelitian

IDENTITAS RESPONDEN

Untuk setiap pertanyaan berikut, mohon beri tanda chek list (v) pada salah satu kotak yang

mewakili identitas diri Bapak/Ibu/Saudara/i.

1. Nama :

2. Jenis Kelamin: Laki-Laki Perempuan

3. Pendidikan: SMA S1

Diploma S2

S3
4. Jabatan:
5. Unit Kerja:
6. Lama Menjabat:
7. Lama Bekerja:
8. Jumlah Pegawai di Unit:
9. Ukuran Kinerja dalam Organisasi: Ada
Tidak Ada

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Dimohon dengan hormat Bapak/Ibu/Sdr/I untuk memberikan

tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut, dengan memilih skala

yang tersedia dengan cara memberikan tanda centang (klik) pada jawaban yang dianggap sesuai. Jika
menurut Bapak/Ibu/Sdr/I tidak ada jawaban yang sesuai, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang
mendekati. Tiap pernyataan hanya diperbolehkan satu jawaban dengan keterangan skala sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS),apabila dari pernyataan sama sekali belum terlaksana.

2. Tidak Setuju (TS),apabila dari pernyataan dibawah 50% sudah terlaksana.

3. Netral (N),apabaila 50% dari pernyataan sudah terlaksana.


4. Setuju (S),apabila diatas 50% dari pernyataan sudah terlaksana.

5. Sangat Setuju (SS),apabila pernyataan sudah 100% terlaksana.

Bagian A : Kinerja pada UPT

No Pertanyaan STS TS N S SS
a. Perencanaan
1 Saya merasa telah melakukan penentuan tujuan,
kebijakan rencana seperti penjadwalan kerja,
penyusunan
anggaran dan penyusunan program.
b. Investigasi
2 Saya merasa telah melakukan pengumpulan dan
penyiapan informasi yang biasanya berbentuk
catatan laporan.
c. Pengkoordinasian
3 Saya merasa telah melakukan tukar menukar
informasi dalam organisasi untuk
mengkoordinasikan dan menyesuaikan laporan.
d. Evaluasi
4 Saya merasa telah mengevaluasi dan menilai
rencana kerja, laporan kinerja maupun kerja yang
diamati pada unit/sub unit saya.
e. Pengawasan
5 Saya merasa telah mengarahkan,memimpin dan
mengembangkan para bawahan yang ada pada
unit/sub unit saya.
f. Pengaturan Staf
6 Saya merasa telah mengelola/mengatur pegawai
pada sub/sub unit saya.

g. Negosiasi
7 Saya merasa telah melakukan kontrak untuk
barang/jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unit saya
dengan pihak luar.
h. Perwakilan
8 Saya merasa telah mewakilkan organisasi saya
untuk berhubungan dengan pihak lain diluar
organisasi
Bagian B: Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

No Pertanyaan STS TS N S SS
a. Lingkungan Pengendalian
1 Saya merasa aturan perilaku sudah diterapkan
kepada seluruh tingkatan pimpinan dan pegawai.
2 Saya merasa pimpinan UPT sudah menganalisis
tugas yang dilaksanakan dan memberikan
pertimbangan dan pengawasan.
3 Saya merasa pelaksanaan kepemimpinan sudah
kondusif di lingkungan memiliki sikap positif dan
responsif
terhadap pelaksanaan pelaporan program dan
kegiatan.
4 Saya merasa pimpinan secara berkala sudah
mengevaluasi struktur organisasi diperlukan
sebagai respon atas lingkugan berubah-ubah sesuai
kebutuhan
organisasi.
b. Penilaian Resiko
5 Saya merasa risiko pelaksanaan program dan
kegiatan sudah diidentifikasi di tiap tingkatan.
6 Saya merasa risiko yang ditimbulkan atas program
dan kegiatan memiliki pengaruh dan menuntut
perhatian pimpinan.
7 Saya merasa pimpinan mengantisipasi timbulnya
risiko akibat perubahanekonomi,peraturan,kegiatan
atau kondisi lainnya dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran.
8 Saya merasa pimpinan sudah melakukananalisis
resiko secara lengkap dan menyeluruh tentang
dampak pelaksanaan program dan kegiatan.
c. Aktivitas Pengendalian
9 Saya merasa pimpinan sudah mengidentifikasi
kegiatan pengendalian yang diperlukan untuk
menangani resiko.
10 Saya merasa pimpinan instansi sudah terlibat dalam
penyusunan rencana strategis dan rencana kerja
tahunan.
11 Saya merasa pencatatan sudah dilaksanakan di
seluruh siklus transaksi mencakup otorisasi,
pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi dalam
pencatatan ikhtisar.
12 Saya merasa kegiatan pengendalian secara berkala
sudah dievaluasi untuk memastikan kegiatan
tersebut sesuai dan berfungsi sebagaimana
mestinya.
d. Informasi dan Komunikasi
13 Saya merasa informasi sudah disediakan tepat
waktu, memungkinkan untuk dilakukan tindakan
korektif secara tepat.
No Pertanyaan STS TS N S SS
14 Saya merasa tugas yang dibebankan pada pegawai
sudah dikomunikasikan dengan jelas dan dimengerti
pengendalian internalnya.
15 Saya merasa pegawai sudah memiliki saluran
komunikasi informasi ke atas selain melalui atasan
langsung.
16 Saya merasa sikap perilaku yang bisa atau tidak,
sudah dikomunikasikan secara jelas kepada
pegawai.
e. Pemantauan Pengendalian Intern
17 Saya merasa pemantauan oleh UPT sudah
mencakup identifikasi kegiatan dan sistem
pendukung pencapaian misi.
18 Saya merasa pimpinan sudah menindaklanjuti
rekomendasi temuan dari aparat pengawas internal.
19 Saya merasa pimpinan sudah mereviw dan
mengevaluasi temuan yang menunjukkan adanya
kelemahan dan perlu perbaikan.
20 Saya merasa pimpinan sudah menetapkan tindakan
yang memadai untuk menindak lanjuti rekomendasi
temuan dengan tepat.

Bagian C : Kejelasan Sasaran Anggaran


No Pertanyaan STS TS N S SS
a. Tujuan
1 Saya memahami persis apa yang harus saya
lakukan dalam pekerjaan saya.
b. Kinerja
2 Saya memahami bagaimana kinerja saya diukur.
c. Sasaran
3 Saya memiliki sasaran yang jelas yang membantu
saya dalam melakukan pekerjaan.
d. Jangka Waktu
4 Saya mempunyai batas waktu untuk mencapai
sasaran pekerjaan.
e. Sasaran Prioritas
5 Jika saya mempunyai lebih dari satu sasaran
untuk dicapai, saya mengetahui mana yang paling
penting dan yang kurang penting.
f. Tingkat Kesulitan
6 Sasaran dalam pekerjaan saya cukup menantang,
tetapi layak (tidak terlalu mudah maupun sulit).
g. Koordinasi
7 Dalam instansi ini, tim bekerja sama untuk
mencapai sasaran.
Bagian D : Akuntabilitas

No Pertanyaan STS TS N S SS
a. Akuntabilitas Kebijakan
1 Saya merasa pelaksanaan kebijakan telah
dipertanggungjawabkan Kementerian kepada UPT
dan masyarakat luas.
2 Saya merasa anggaran yang dirancang dan
ditetapkan Kementerian bersama Presiden telah
sesuai dengan realisasinya bagi kepentingan
publik.
b. Akuntabilitas Program
3 Saya merasa program-program anggaran telah
dirancang dengan mempertimbangkan prinsip
efisiensi bahwa dana masyarakat menghasilkan
output maksimal.
4 Saya merasa program-program anggaran telah
dirancang dengan mempertimbangkan prinsip
efektifitas bahwa penggunaan anggaran mencapai
target atau tujuan kepentingan publik.
5 Saya merasa pelaksanaan program-program
APBN telah benar-benar dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat.

No Pertanyaan STS TS N S SS
c. Akuntabilitas Proses
6 Saya merasa anggaran yang diusulkan telah
mencerminkan visi,misi,tujuan,sasaran,dan hasil
yang ditetapkan.
7 Saya merasa pengalokasian dana anggaran telah
mengikuti proses-proses dan prosedur yang
berlaku.
d. Akuntabilitas Hukum
8 Saya merasa penggunaan dana anggaran telah
didasarkan atas hukum dan peraturan yang berlaku.
9 Saya merasa audit kepatuhan telah dilakukan agar
setiap penggunaan dana dilandasi peraturan dan
hukum yang berlaku.
Lampiran III. Data Kuesioner

1. Variabel Kinerja Organisasi/Instansi

TOTAL
KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO
4 3 4 4 4 4 3 4 30
4 4 5 5 4 5 5 2 34
5 4 4 4 4 4 3 1 29
4 4 4 3 4 4 4 1 28
5 4 4 4 4 4 4 5 34
3 4 2 3 3 5 3 5 28
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 3 31
5 4 4 4 4 5 5 4 35
5 4 4 4 4 4 4 2 31
4 4 4 4 4 4 3 3 30
5 5 4 4 4 5 4 4 35
5 5 5 5 5 5 5 3 38
5 5 5 5 5 5 3 4 37
5 5 5 5 5 5 4 3 37
5 5 4 5 5 4 5 2 35
4 4 4 4 4 4 4 3 31
5 5 5 4 4 4 5 3 35
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 4 4 5 5 5 5 4 37
4 4 4 4 4 5 4 4 33
5 5 5 5 5 4 5 5 39
4 4 4 4 4 4 4 3 31
4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 5 5 5 5 5 5 5 40
4 4 4 4 4 5 5 3 33
5 4 5 4 4 4 4 3 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 5 5 5 5 5 5 3 38
5 5 4 5 4 4 4 4 35
5 5 5 4 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 4 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 4 5 5 5 5 3 36
4 4 5 4 5 5 5 4 36
5 5 5 5 5 5 4 4 38
SP1 SP2 SP3 SP4 5SP5 SP6 4 SP7 5
SP8 SP9 5SP10 SP114 SP12 5
SP13 SP14 5 SP15 4
SP16 SP17 37SP18 SP19 TOTAL SP
4 4 4 44 4 43 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 32
4 4 4 75
4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 82
4 4 3 34 4 44 4 4 4 45 3 4 4 4 5 4 53 3 3 4 34
4 4 4 71
4 4 3 44 4 44 4 4 4 44 4 4 4 3 4 4 44 4 2 4 4
30 4 4 74
4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 82
3 1 3 35 2 42 2 4 3 35 2 5 2 2 5 3 53 3 5 2 38
5 3 3 50
4 4 4 4 4
4 34 4
3 4 4
2 4
3 4 4
4 4
44 4
2 4 4
25 4 4 76
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 69
5 4 4 55 5 45 5 4 5 54 4 5 5 5 5 5 54 4 4 5 36
5 5 5 90
4 4 4 2 2
4 4 3 4
5 4
5 44 2
4
4 4
4
5
4
5 3
3
5 4
3
2
3
5 4
4
243 2
3
4 4
3
4
35
4
4
4
4
4
66
69
5 5 4 45 4 54 4 4 4 44 4 5 4 4 5 4 44 4 4 4 36
4 4 4 78
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 91
5 5 5 5
4 5
45 5
4 5 5
4 5
4 5 5
4 5
55 5
4 5
33
5 5 5 95
5 5 5 54 5 35 5 3 5 52 4 3 4 5 4 5 44 5 2 4 25
5 5 5 91
4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 89
4 4 3 25 4 54 2 5 2 35 3 5 3 3 5 3 43 3 5 3 39
2 3 3 57
4 4 5 45 4 54 5 5 4 45 5 5 4 4 5 4 43 4 5 4 39
5 5 4 80
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
5 4 5 45 4 54 4 5 4 55 4 5 4 4 5 4 34 4 5 4 38
5 5 5 82
4 4 4 44 4 54 4 4 4 45 4 5 4 4 5 4 54 4 4 4 4
37 4 4 76
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 88
4 4 3 44 4 34 4 3 4 42 4 3 4 4 4 4 44 4 2 4 25
4 4 4 75
4 4 4 4 4
5 5 5 5
4 5
4 45 4
5
4 4
5
4
5
4 3
5
3 4
5
4
5
4 4
5
445 4
5
2 4
5
3
29
5
3
5
3
5
72
95
4 4 4 44 5 45 4 4 4 54 5 4 5 5 4 5 45 5 4 5 32
5 5 5 89
5 5 5 4 4
3 4 4 3
5 4
4 54 4
3
4 5
3
5
4
3 5
3
3 5
3
4
3
4 4
4
334 5
4
3 4
4
5
29
5
5
5
5
4
87
71
5 5 5 55 5 45 5 4 5 54 5 5 5 5 4 5 55 5 3 5 34
5 5 5 95
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
4 4 4 44 4 44 4 4 4 54 4 3 4 3 3 4 44 4 3 4 29
5 5 5 79
5 4 5 45 4 44 4 4 4 45 4 5 4 3 5 4 14 5 4 4 33
5 5 4 80
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 94
5 4 1 54 4 44 4 4 4 45 3 4 4 4 4 4 33 4 3 4 31
5 5 5 76
4 4 4 55 5 44 5 5 5 44 5 4 5 4 5 4 43 4 4 5 5
35 4 5 84
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 79
4 4 4 45 4 55 4 4 5 55 5 5 4 4 5 4 43 4 4 4 37
5 5 4 81
4 4 4 4 4
5 44 4
4 4 4
5 4
5 4 4
5 4
44 4
3 4 5
35 5 4 78
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 79
4 4 2 44 4 44 4 4 4 44 3 4 3 4 4 3 42 4 2 2 30
4 4 2 65
4 5 5 4 5
5 4 3 4
5 4
4 54 5
4
4 5
3
5
5
4 5
4
4 4
4
4
4
4 5
4
453 5
4
4 5
4
5
33
5
5
5
4
5
90
78
5 5 4 45 4 54 4 5 4 45 4 5 4 4 5 4 35 4 4 4 37
5 5 5 82
4 4 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 79
4 4 5 5
4 5
45 5
4 5 5
4 4
4 5 4
4 4
43 4
4 4
32
5 5 5 86
4 4 4 45 4 55 4 5 4 55 4 5 4 4 5 4 54 4 5 4 40
4 4 4 78
5 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 78
5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 88
5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 88
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 93
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 90
5 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 77
4 4 3 2. Variabel Sistem Pengendalian Internal
4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 76
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 67
1 1 4 4 4 4 2 3 5 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 64
3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 68
5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 84
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 71
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 76
5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 82
5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 89
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 73
4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 81
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 81
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 93
3. Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran
TOTAL
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS
4 3 3 4 3 3 3 23
5 4 5 5 5 5 5 34
4 4 4 4 4 4 5 29
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 4 4 4 4 4 30
5 3 5 3 5 2 5 28
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 5 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 4 28
3 3 3 3 3 3 4 22
4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 5 5 5 4 5 33
5 5 5 5 5 4 5 34
5 5 5 5 5 4 5 34
5 5 4 5 5 5 5 34
4 4 4 3 3 4 4 26
5 5 5 5 4 5 5 34
5 5 5 5 5 5 5 35
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 5 5 5 5 35
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 4 5 34
5 4 4 5 4 4 5 31
5 5 4 4 4 3 5 30
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 4 4 33
5 5 5 5 4 5 5 34
5 4 4 5 4 2 5 29
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 4 5 5 4 4 32
5 4 5 4 5 5 5 33
5 5 5 5 4 4 5 33
5 5 5 4 4 3 5 31
4 4 4 5 5 4 5 31
5 5 5 5 5 4 5 34
4 4 4 4 4 3 4 27
5 5 5 5 5 4 4 33
5 5 5 4 4 3 4 30
5 4 5 5 5 4 4 32
5 5 5 5 5 4 5 34
5 5 5 5 5 5 5 35
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 4 4 3 4 30
5 5 5 4 4 4 5 32
5 5 5 4 4 4 5 32
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 4 4 3 4 30
5 5 5 4 5 5 5 34
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 4 4 5 5 2 30
4 4 4 4 4 4 5 29
5 5 5 5 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 5 29
4 4 4 5 5 3 4 29
5 5 5 4 4 4 4 31
5 5 5 5 5 3 5 33
4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 5 5 4 5 34
3 4 4 4 4 3 4 26
5 5 5 5 5 5 5 35

4. Variabel Akuntabilitas

TOTAL
AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 AK7 AK8 AK9 AK
3 3 3 3 4 3 3 3 3 28
4 3 4 5 5 5 5 5 5 41
4 3 3 3 3 3 4 4 4 31
4 4 4 4 2 4 4 4 4 34
5 4 4 4 4 5 5 5 5 41
5 5 4 5 5 3 5 5 4 41
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 4 4 4 3 4 4 4 4 34
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 4 4 4 3 4 4 4 4 36
3 3 4 4 3 4 4 4 4 33
4 4 4 5 5 4 4 4 4 38
5 4 5 5 3 5 5 5 5 42
5 5 5 5 2 5 5 5 5 42
2 4 5 5 3 5 5 5 5 39
4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
3 3 3 4 3 4 4 4 4 32
5 5 5 5 3 5 4 5 5 42
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 5 3 5 5 5 5 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 3 3 3 4 3 3 4 4 31
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 5 5 3 4 4 5 5 41
5 4 5 5 4 4 4 4 5 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 5 4 5 5 5 41
4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 5 5 5 4 5 5 5 44
5 4 5 4 3 4 3 5 5 38
4 4 5 5 4 4 4 5 5 40
4 3 4 4 3 4 5 5 5 37
4 4 5 4 4 4 5 5 5 40
4 4 5 5 3 5 5 5 5 41
4 4 4 4 3 3 4 4 4 34
5 4 4 4 4 4 5 5 4 39
5 4 4 4 4 4 5 5 5 40
5 5 5 4 4 5 5 5 5 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 5 5 4 5 5 5 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 5 5 5 40
5 4 5 4 5 4 5 5 5 42
5 4 5 4 5 4 5 5 5 42
5 5 5 5 3 5 5 5 5 43
4 4 4 4 4 4 5 5 4 38
5 4 4 4 4 4 5 5 5 40
4 4 4 4 5 4 5 5 5 40
4 4 4 4 3 4 4 4 4 35
4 3 4 3 4 3 3 4 4 32
4 4 4 4 2 4 4 4 4 34
4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
4 5 4 5 5 5 4 4 5 41
4 4 4 4 3 3 4 4 4 34
4 4 4 4 3 5 5 5 5 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 4 4 3 3 3 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 3 4 4 3 3 5 5 5 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

Lampiran IV. Output SPSS

1. Uji Validitas
a. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Instansi
Correlations

TOTAL_K
KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 O
KO1 Pearson . . . . .
1 .102 .290(*) .682(**)
Correlation 578(**) 579(**) 516(**) 630(**) 415(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .412 .017 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO2 Pearson . . . . . .
1 .139 .803(**)
Correlation 578(**) 640(**) 692(**) 692(**) 485(**) 448(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .262 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO3 Pearson . . . . . .
1 .265(*) .764(**)
Correlation 579(**) 640(**) 650(**) 616(**) 389(**) 320(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .030 .008 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO4 Pearson . . . . . .
1 .130 .818(**)
Correlation 516(**) 692(**) 650(**) 769(**) 519(**) 418(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .294 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO5 Pearson . . . . . .
1 .198 .864(**)
Correlation 630(**) 692(**) 616(**) 769(**) 639(**) 456(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .107 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO6 Pearson . . . . . .
1 .155 .698(**)
Correlation 415(**) 485(**) 389(**) 519(**) 639(**) 460(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .211 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO7 Pearson
.102 .139 .265(*) .130 .198 .155 1 .052 .384(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) .412 .262 .030 .294 .107 .211 .675 .001
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
KO8 Pearson . . . . .
.290(*) .052 1 .661(**)
Correlation 448(**) 320(**) 418(**) 456(**) 460(**)
Sig. (2-tailed) .017 .000 .008 .000 .000 .000 .675 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
TOTAL Pearson . . . . . . . .
1
_KO Correlation 682(**) 803(**) 764(**) 818(**) 864(**) 698(**) 384(**) 661(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Internal


Correlations

SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7


SP1 Pearson Correlation 1 .717(**) .283(*) .454(**) .346(**) .340(**) .51
Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .004 .005
N 67 67 67 67 67 67
SP2 Pearson Correlation .717(**) 1 .446(**) .456(**) .585(**) .493(**) .58
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP3 Pearson Correlation .283(*) .446(**) 1 .419(**) .460(**) .391(**) .39
Sig. (2-tailed) .020 .000 .000 .000 .001
N 67 67 67 67 67 67
SP4 Pearson Correlation .454(**) .456(**) .419(**) 1 .729(**) .434(**) .73
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP5 Pearson Correlation .346(**) .585(**) .460(**) .729(**) 1 .581(**) .69
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP6 Pearson Correlation .340(**) .493(**) .391(**) .434(**) .581(**) 1 .63
Sig. (2-tailed) .005 .000 .001 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP7 Pearson Correlation .510(**) .586(**) .399(**) .731(**) .696(**) .638(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP8 Pearson Correlation .483(**) .540(**) .512(**) .682(**) .538(**) .614(**) .74
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP9 Pearson Correlation .382(**) .368(**) .486(**) .496(**) .414(**) .511(**) .37
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP10 Pearson Correlation .327(**) .453(**) .478(**) .522(**) .587(**) .492(**) .46
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP11 Pearson Correlation .436(**) .548(**) .489(**) .665(**) .668(**) .560(**) .55
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP12 Pearson Correlation .397(**) .446(**) .375(**) .712(**) .672(**) .582(**) .62
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP13 Pearson Correlation .531(**) .513(**) .418(**) .580(**) .553(**) .513(**) .63
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP14 Pearson Correlation .335(**) .455(**) .487(**) .334(**) .355(**) .189
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .006 .003 .126
N 67 67 67 67 67 67
SP15 Pearson Correlation .424(**) .527(**) .509(**) .667(**) .699(**) .472(**) .53
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP16 Pearson Correlation .375(**) .496(**) .556(**) .636(**) .633(**) .487(**) .56
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP17 Pearson Correlation .612(**) .382(**) .273(*) .452(**) .291(*) .295(*) .47
Sig. (2-tailed) .000 .001 .026 .000 .017 .016
N 67 67 67 67 67 67
SP18 Pearson Correlation .484(**) .456(**) .284(*) .475(**) .506(**) .434(**) .46
Sig. (2-tailed) .000 .000 .020 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
SP19 Pearson Correlation .549(**) .425(**) .402(**) .589(**) .507(**) .488(**) .47
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
TOTAL_SP Pearson Correlation .655(**) .721(**) .639(**) .794(**) .778(**) .683(**) .77
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

c. Hasil Uji Validitas Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran

Correlations

TOTAL
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 _KS
KS1 Pearson 1 . . . . .280(*) . .824(**)
Correlation 743(**) 797(**) 580(**) 579(**) 459(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .022 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS2 Pearson . . . . . .
1 .793(**)
Correlation 743(**) 702(**) 563(**) 457(**) 408(**) 348(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .004 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS3 Pearson . . . . . .
1 .839(**)
Correlation 797(**) 702(**) 523(**) 601(**) 315(**) 563(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS4 Pearson . . . . . .
1 .797(**)
Correlation 580(**) 563(**) 523(**) 665(**) 413(**) 479(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS5 Pearson . . . . . .
1 .772(**)
Correlation 579(**) 457(**) 601(**) 665(**) 419(**) 378(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS6 Pearson . . . .
.280(*) 1 .221 .610(**)
Correlation 408(**) 315(**) 413(**) 419(**)
Sig. (2-tailed) .022 .001 .009 .001 .000 .073 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
KS7 Pearson . . . . .
.221 1 .650(**)
Correlation 459(**) 348(**) 563(**) 479(**) 378(**)
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .002 .073 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
TOTAL Pearson . . . . . . .
1
_KS Correlation 824(**) 793(**) 839(**) 797(**) 772(**) 610(**) 650(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

d. Uji Validitas Variabel Akuntabilitas

Correlations
TOTA
AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 AK7 AK8 AK9 L_AK
AK1 Pearson 1 . . . . . . . . .
Correlation 581(** 540(** 383(** 331(** 438(** 547(** 486(**
311(*) 692(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .010 .006 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK2 Pearson . . . . . . .
. .
Correlation 581(** 1 673(** 695(** 600(** 436(** 449(** 458(**
311(*) 778(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK3 Pearson . . . . . . .
.
Correlation 540(** 673(** 1 721(** .166 630(** 494(** 631(** 657(**
804(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .179 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK4 Pearson . . . . . . .
. .
Correlation 383(** 695(** 721(** 1 731(** 537(** 542(** 566(**
273(*) 805(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .025 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK5 Pearson . . . . . . .
.166 1 .202
Correlation 311(*) 311(*) 273(*) 305(*) 256(*) 246(*) 508(**)
Sig. (2-tailed) .010 .010 .179 .025 .101 .012 .037 .045 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK6 Pearson . . . . . . .
.
Correlation 331(** 600(** 630(** 731(** .202 1 574(** 545(** 601(**
769(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .101 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK7 Pearson . . . . . . .
. .
Correlation 438(** 436(** 494(** 537(** 574(** 1 780(** 629(**
305(*) 764(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .012 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK8 Pearson . . . . . . .
. .
Correlation 547(** 449(** 631(** 542(** 545(** 780(** 1 785(**
256(*) 804(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .037 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
AK9 Pearson . . . . . . .
. .
Correlation 486(** 458(** 657(** 566(** 601(** 629(** 785(** 1
246(*) 787(**)
) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .045 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
TOTA Pearson . . . . . . . . .
L_AK Correlation 692(** 778(** 804(** 805(** 508(** 769(** 764(** 804(** 787(** 1
) ) ) ) ) ) ) ) )
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 67 67 67 67 67 67 67 67 67 67
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1. Uji Reliabilitas
a. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Instansi
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.834 8

b. Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Internal


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.949 19

c. Uji Realibilitas Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.866 7

d. Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.887 9

2. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


TOTAL_KO 67 25 40 33.96 3.851
TOTAL_SP 67 50 95 79.75 9.399
TOTAL_KS 67 22 35 30.96 3.140
TOTAL_AK 67 28 45 38.75 4.150
Valid N (listwise) 67

3. Uji Asumsi Klasik


a. Hasil Uji Normlitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual
N 67
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 2.68916784
Most Extreme Absolute .113
Differences Positive .063
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .923
Asymp. Sig. (2-tailed) .361
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error


1 (Constant) 8.062 3.510 2.297 .025
TOTAL_SP .213 .055 .520 3.896 .000 .434 2.306
TOTAL_KS .378 .186 .309 2.036 .046 .337 2.968
TOTAL_AK -.073 .132 -.079 -.550 .584 .380 2.632
a Dependent Variable: TOTAL_KO

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error


1 (Constant) 1.677 2.356 .712 .479
TOTAL_SP -.046 .037 -.230 -1.243 .219 .434 2.306
TOTAL_KS -.081 .125 -.137 -.649 .518 .337 2.968
TOTAL_AK .165 .089 .368 1.857 .068 .380 2.632
a Dependent Variable: ABS_RES

4. Uji Regresi Berganda

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .716(a) .512 .489 2.752

a Predictors: (Constant), TOTAL_AK, TOTAL_SP, TOTAL_KS


b Dependent Variable: TOTAL_KO

b. Hasil Uji Signifikansi Simultan ( Uji F)


ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 501.579 3 167.193 22.069 .000(a)
Residual 477.287 63 7.576
Total 978.866 66
a Predictors: (Constant), TOTAL_AK, TOTAL_SP, TOTAL_KS
b Dependent Variable: TOTAL_KO

c. Hasil Uji Parsial (Uji T)


Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error


1 (Constant) 8.062 3.510 2.297 .025
TOTAL_SP .213 .055 .520 3.896 .000 .434 2.306
TOTAL_KS .378 .186 .309 2.036 .046 .337 2.968
TOTAL_AK -.073 .132 -.079 -.550 .584 .380 2.632
a Dependent Variable: TOTAL_KO

Anda mungkin juga menyukai