Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERKEMBANGAN NEONATUS

Miftah Andini1, Riri Novayelinda2, Gamya Tri Utami3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: miftahandini11@gmail.com

Abstract

This study aims to analize the effect of baby massage for neonates development. This study used quasy experimental design
with non-equivalent control group which is devided into experimental and control group. Purposive sampling method was used
in this study. Total sample of this study was 30 first born neonates aged 2 weeks. The instrument in this research was
observational which is adopted from DDST II. Fifteen neonates as experiment group have been given massage therapy for 2
weeks and will be observed for their development after 4 weeks of aged. The data were analyzed by using Mann Whitney and
Wilcoxon test. Mann-Whitney test showed that there was a significant difference of neonates development between experiment
and control group with p value 0,000. Wilcoxon test showed the median of development before massage was 5,00 and after
massage was 9,00 with p value 0.001. It means that baby massage has an effect on neonates development. Based on this study,
it is recommended for using baby massage as one of nursing intervention to increase neonates development.

Keywords: baby massage, development

PENDAHULUAN
Periode neonatus adalah periode bayi lahir individu untuk beradaptasi dengan
sampai 27 atau 28 hari (Wong, Hockenberry, lingkungannya (Potter & Perry, 2005).
Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008). Pada Dalam perkembangannya, neonatus memiliki
masa neonatus, terjadi proses penyesuaian 4 aspek perkembangan yaitu, motorik kasar,
dengan kehidupan di luar rahim dan hampir motorik halus, personal sosial, dan bahasa.
sedikit perubahan dalam pertumbuhan fisiknya Perkembangan yang termasuk pada aspek
(Supartini, 2004). motorik kasar adalah mengangkat kepala.
Kemampuan orang tua dalam memenuhi Perkembangan pada aspek motorik halus
kebutuhan dasar dan memberikan stimulus diantaranya mengikuti ke garis tengah, dan
sensorik-motorik mutlak diperlukan untuk mengikuti lewat garis tengah. Perkembangan
pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Hal pada aspek personal sosial diantaranya menatap
ini disebabkan karena neonatus masih muka, membalas senyum pemeriksa, dan
bergantung secara total pada lingkungan, tersenyum spontan. Perkembangan pada aspek
terutama keluarga sebagai lingkungan pertama bahasa diantaranya bereaksi terhadap bel,
dalam kehidupannya (Supartini, 2004). bersuara, dan PHQJHOXDUNDQ VXDUD ³RRR DDKK´
Stimulasi yang dilakukan pada neonatus Dalam memenuhi perkembangannya tersebut,
adalah stimulasi taktil, yaitu berupa diperlukan rangsangan atau stimulasi (Wong,
menggendong, membelai, memeluk, dan Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz,
menjaganya agar tetap hangat (Wong, 2008). Salah satu bentuk stimulasi yang umum
Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, dilakukan untuk neonatus adalah stimulasi taktil
2008). Pentingnya stimulasi pada masa neonatus dalam bentuk pijat, fleksi ekstensi, dan posisi
karena sensasi sentuhan adalah yang paling (Benneth & Guralnick, 1991). Pijat atau
berkembang pada saat lahir, karena sensasi ini sentuhan (touch) merupakan hal yang paling
telah berfungsi sejak dalam kandungan sebelum mendasar yang berhubungan dengan kulit
sensasi lain berkembang (Supartini, 2004). manusia untuk mendapatkan rasa aman, nyaman
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya dan dicintai. Sentuhan merupakan hal pertama
kemampuan, keterampilan, dan fungsi tubuh yang dirasakan oleh neonatus bahkan sebelum
yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik neonatus lahir. Sentuhan berdampak positif bagi
kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta pertumbuhan dan perkembangan neonatus
sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki (Field, 2004).

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 1


Pijat bayi memiliki banyak manfaat antara tahu bagaimana cara melakukan pijat bayi, tidak
lain, pijat bayi dapat mengurangi perilaku stress tahu manfaat pijat bayi, dan juga takut terjadi
pada bayi prematur (Hernandes, Diego & Field, masalah dengan bayinya jika salah memijat
2007). Selain itu, pijat bayi juga bermanfaat (Jenny, 2006). Stimulasi yang kurang dalam
untuk meningkatkan bounding and attachment masa-masa awal kehidupan anak akan
antara ibu dan bayi (Sari, 2013), meningkatkan mengerdilkan perkembangan emosional, sosial,
berat badan (Daniati, 2010), serta meningkatkan fisik dan kognitif (Black, dkk, 2008).
kuantitas tidur bayi (Hayati, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
Manfaat lain pijat bayi adalah meningkatkan dilakukan oleh peneliti kepada 5 orang ibu yang
perkembangan psikomotor dan perkembangan mempunyai bayi yang berusia kurang lebih 5
mentalnya. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian bulan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya.
yang dilakukan oleh Procianoy, Mendes dan Hasil wawancara yang peneliti dapatkan adalah
Selveira (2009) tentang Massage therapy 3 dari 5 ibu mengatakan pernah melakukan pijat
improves neurodevelopment outcome at two terhadap bayinya yang dilakukan oleh tukang
years corrected age for very low birth weight urut. Semua Ibu yang memberikan pijat terhadap
infants. Bayi yang baru lahir dengan berat lahir bayinya mengatakan bahwa mereka merasakan
antara kurang lebih 750 gram dan kurang lebih perkembangan bayinya lebih cepat yaitu bayinya
1500 gram dengan usia kehamilan kurang dari sudah bisa membalikkan badannya pada usia 4
32 minggu secara acak ditugaskan kepada ibu bulan. Berdasarkan fenomena di atas peneliti
untuk melakukan terapi pijat. Pemberian terapi tertarik untuk meneliti dan mengetahui
pijat dilakukan selama bayi tersebut dirawat di ³3HQJDUXK 3LMDW %D\L terhadap Perkembangan
Rumah Sakit kemudian dievaluasi pada usia 2 1HRQDWXV´
tahun dan didapatkan hasil terjadinya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan perkembangan psikomotor dan pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan
peningkatan perkembangan Penelitian lainnya neonatus.
dilakukan oleh Lee (2005) tentang The effect of
infant massage on weight gain, physiological METODE PENELITIAN
and behavioral responses in premature infants. Penelitian ini menggunakan metode Quasy
Pemijatan dilakukan pada kelompok eksperimen Eksperiment dengan pretest dan posttest control
sebanyak 2 kali sehari selama 10 hari, group design. Penelitian dilaksanakan di wilayah
didapatkan hasil pada kelompok eksperimen kota Pekanbaru, dengan pengambilan sampel di
terjadi peningkatan yang signifikan pada vagal Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi
tone, aktifitas motorik dan berat badan. Pekanbaru. Populasi pada penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Kachoosangy berjumlah 33 orang yang didapatkan data dari
dan Aliabadi (2011) tentang pengaruh stimulasi rekam medik di ruangan kebidanan Rumah Sakit
taktil-kinestetik terhadap perkembangan motorik Petala Bumi selama 2 bulan yaitu bulan
pada bayi berat lahir rendah, dan didapatkan Desember dan Januari pada tahun 2013-2014.
hasil bahwa bayi yang mendapatkan stimulasi Teknik pengambilan sampel menggunakan
taktil-kinestetik sebanyak 3 kali sehari selama 10 teknik non probability sampling yaitu jenis
hari menunjukkan peningkatan perkembangan teknik purposive sampling. Teknik penetapan
motorik, yang signifikan dibandingkan dengan sampel dengan cara menyeleksi sampel diantara
kelompok kontrol. Penelitian lain yang populasi sesuai dengan kehendak peneliti yang
dilakukan oleh Hernandez, Diego dan Field sesuai dengan kriteria masalah penelitian (Wood
(2007), bayi prematur yang diberi pijat 3 x 15 & Haber, 2006). Didapatkan sebanyak 30 orang
menit sehari selama 5 hari menunjukkan perilaku responden yang dibagi menjadi 2 kelompok
stres lebih sedikit dan kurang aktivitas dari hari yaitu 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok
pertama sampai hari terakhir penelitian. Hal eksperimen.
tersebut berarti, pijat bayi dapat menenangkan Setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi
atau mengurangi stress pada bayi prematur. peneliti dan asisten peneliti langsung meminta
Masalah yang terjadi saat ini, sebagian besar inform consent dan melakukan proses
ibu yang telah melahirkan tidak melakukan pijat pengumpulan data dengan cara membuat kontrak
terhadap bayinya. Penyebabnya karena tidak tempat terlebih dahulu. Sebelum neonatus
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 2
berusia 2 minggu peneliti dan asisten peneliti orang tua melakukan intervensi pijat bayi selama
datang ke rumah responden, kemudian peneliti 2 minggu dan pada saat neonatus berusia 4
dan asisten peneliti menjelaskan serta minggu. Peneliti dan asisten peneliti juga
mengajarkan tentang prosedur pijat bayi pada mengobservasi orang tua dalam melakukan
kelompok eksperimen selama lebih kurang 30 pemijatan kepada bayinya melalui lembar check
menit. Penjelasan tentang prosedur pijat bayi list. Lembar check list tersebut peneliti dan
dilakukan dengan menggunakan lembar balik asisten peneliti minta setiap datang ke rumah
dan leaflet. Demonstrasi pijat bayi dilakukan responden, sebagai bukti bahwa orang tua
oleh peneliti dan asisten peneliti dengan responden memang benar-benar melakukan
menggunakan boneka bayi, sedangkan ibu intervensi pijat bayi. Sedangkan pada kelompok
langsung mendemonstrasikan kepada bayinya. kontrol setelah 2 minggu penelitian, peneliti dan
Setelah mengajarkan orang tua responden asisten peneliti kembali mengukur
tentang pelaksanaan pijat bayi, peneliti dan perkembangan neonatus dan memberikan
asisten peneliti melakukan pengkuran langsung penjelasan dan mengajarkan pijat bayi pada
kepada responden, yaitu mengukur orang tua responden dengan menggunakan
perkembangan neonatus pada saat neonatus media lembar balik dan leaflet.
berusia 2 minggu dengan menggunakan alat ukur Analisis yang digunakan pada penelitian ini
yang diadaptasi dari DDST II. adalah dengan menggunakan uji Mann-Whitney
Pada kelompok kontrol, peneliti dan asisten dan Wilcoxon.
peneliti tidak memberikan penjelasan dan
mengajarkan tentang prosedur pijat bayi. Tetapi, HASIL PENELITIAN
perkembangan neonatus tetap diukur setelah 2 Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
minggu dengan menggunakan alat ukur yang sebagai berikut:
sama dengan kelompok eksperimen. A. Analisa Univariat
Pada tahap pelaksanaan pijat bayi Pada Hasil analisa univariat pada penelitian ini
kelompok eksperimen, saat penelitian dimulai adalah sebagai berikut:
awalnya peneliti dan asisten peneliti membuat 1. Karakteristik Responden
kontrak kepada orang tua responden bahwa Tabel 3
selama orang tua melakukan pijat terhadap Distribusi frekuensi responden dan uji
bayinya, peneliti dan asisten peneliti akan homogenitas berdasarkan jenis kelamin
mendatangi rumah responden sebanyak 2 kali pada kelompok eksperimen dan
dalam seminggu untuk mengevaluasi orang tua kelompok kontrol
responden apakah benar-benar melakukan pijat
bayi sesuai dengan prosedur. Setelah itu peneliti
dan asisten peneliti dan melakukan evaluasi dan
memantau orang tua responden dengan cara
menelepon orang tua responden.
Orang tua diminta melakukan pemijatan
kepada bayinya pada usia bayi tepat berumur 2 Tabel 3 di atas menunjukkan
minggu, selama 2 x 15 menit dalam sehari bahwa jenis kelamin responden
selama 2 minggu. Orang tua diobservasi oleh kelompok eksperimen dan kelompok
peneliti melalui lembar observasi yang orang tua kontrol adalah laki-laki (50,0%) dan
UHVSRQGHQ FKHFN OLVW ¥ VHWLDS PHODNXNDQ perempuan (50,0%). Berdasarkan
tahapan pijat bayi selama 2 minggu. Jika orang karakteristik jenis kelamin responden
tua tidak mengisi lembar observasi, responden
dieksklusi dari penelitian. setelah dilakukan uji homogenitas
Pada tahap posttest peneliti dan asisten menggunakan uji Chi-Square pada
peneliti peneliti melakukan pengukuran kembali tabel di atas didapatkan p value jenis
perkembangan neonatus pada kelompok kelamin 1,000 (p value>0,05) berarti
eksperimen dan kelompok kontrol dengan karakteristik responden pada
lembar observasi. Pengukuran perkembangan
pada kelompok eksperimen dilakukan setelah
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 3
kelompok eksperimen dan kontrol
adalah homogen. 3. Pengukuran perkembangan neonatus
Tabel 4 setelah diberikan pijat bayi (posttest)
Distribusi frekuensi responden pada kelompok kontrol dan
eksperimen.
berdasarkan usia gestasi kelahiran
pada kelompok eksperimen dan Tabel 6
kelompok kontrol Distribusi Pengukuran Perkembangan
neonatus pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen setelah
diberikan pijat (posttest)

Tabel 4 di atas menunjukkan usia Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa


gestasi kelahiran responden kelompok median perkembangan neonatus
eksperimen dan kelompok kontrol. setelah diberikan intervensi pijat pada
Kelompok usia gestasi paling banyak kelompok kontrol (7,00) dengan skor
pada kedua kelompok yaitu usia 37 minimum-maksimum (6-9), median
minggu, dengan persentase 46, 6 % pada kelompok eksperimen terjadi
pada kelompok eksperimen dan peningkatan sebesar 2 poin (9,00)
sebanyak 53,3 % pada kelompok dengan skor minimum-maksimum (6-
kontrol. 11).
2. Pengukuran perkembangan neonatus B. Analisa Bivariat
sebelum diberikan pijat bayi (pretest) Analisa bivariat digunakan untuk melihat
pada kelompok eksperimen dan perbedaan peningkatan perkembangan
kontrol neonatus pada kelompok eksperimen dan
Tabel 5 kelompok kontrol serta melihat pengaruh
Distribusi pengukuran perkembangan pijat bayi terhadap perkembangan neonatus.
neonatus pada kelompok kontrol dan Pemberian pijat bayi dikatakan ada
kelompok eksperimen sebelum pengaruh terhadap peningkatan
diberikan pijat (pretest) perkembangan neonatus jika hasil ukur
menunjukkan p value . 3HQHOLWLDQ
ini menggunakan uji Mann-Whitney dan
Wilcoxon karena data tidak berdistribusi
Tabel 5 di atas dapat dilihat normal. Berdasarkan uji homogenitas
median perkembangan neonatus sebelum diberikan intervensi (pretest) pada
sebelum diberikan intervensi pijat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
pada kelompok kontrol (5,00) dengan didapatkan p value= 0,206 (p>0,05), artinya
skor minimum-maksimum (4-6). kedua kelompok data homogen.
Sedangkan median pada kelompok Berdasarkan pengolahan data dengan
eksperimen (5,00) dengan skor menggunakan komputer diperoleh hasil
minimum-maksimum (4-7). sebagai berikut:

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 4


1. Pengaruh dilakukan pijat bayi terhadap 3. Perbedaan perkembangan neonatus
perkembangan neonatus pretest dan posttest pada kelompok
Tabel 7 eksperimen yang diberikan intervensi
Pengaruh dilakukan pijat bayi terhadap pijat bayi
perkembangan neonatus Tabel 9
Perbedaan perkembangan neonatus
pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen yang diberikan intervensi
pijat bayi.
Tabel 7 menunjukan bahwa median
perkembangan neonatus pada saat
dilakukan posttest kelompok kontrol
adalah (7,00) dengan skor minimum-
Berdasarkan tabel 9 di atas,
maksimum (6-9), sedangkan pada
didapatkan median perbedaan
kelompok eksperimen didapatkan median
perkembangan neonatus pada kelompok
(9,00) dengan skor minimum-maksimum
eksperimen pada saat pretest adalah
(6-11). Terdapat perbedaan nilai median
(5,00) dengan skor minimum-maksimum
antara kelompok kontrol dan eksperimen
(4-7), terjadi peningkatan median pada
sebesar 2 poin. Hasil uji statistik
saat posttest sebesar 4 poin dengan skor
didapatkan bahwa p value sebesar 0,000
(9,00) dengan skor minimum-maksimum
(p<0,05) ada pengaruh pijat bayi terhadap
(6-11). Hasil uji statistik didapatkan pada
perkembangan neonatus.
kelompok kontrol p value sebesar 0,001
2. Perbedaan perkembangan neonatus
pretest dan posttest pada kelompok (p<0,05) berarti adanya peningkatan yang
kontrol yang tidak diberikan intervensi signifikan antara median perkembangan
pijat bayi. neonatus sebelum dan sesudah yang tidak
Tabel 8 diberikan intervensi pijat bayi.
Perbedaan perkembangan neonatus
pretest dan posttest pada kelompok PEMBAHASAN
kontrol yang tidak diberikan intervensi 1. Karakteristik responden
pijat bayi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30
responden, didapatkan jumlah responden
berjenis kelamin laki-laki (50,0%) dan
perempuan (50,0%). Hasil observasi yang
dilakukan peneliti bahwa jumlah bayi yang
menjadi responden yang lahir antara bulan
Tabel 8 menunjukkan hasil uji statistik Maret hingga Juni diketahui bahwa persentase
didapatkan median perkembangan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan
neonatus pada kelompok kontrol pada adalah sama banyak.
saat pretest yaitu sebesar (5,00) dengan 2. Pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan
neonatus
skor minimum-maksimum (4-6), terjadi
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah
peningkatan median pada saat posttest melalui uji Mann-Whitney didapatkan p value
sebesar 2 poin yaitu dengan skor (7,00) sebesar 0,000 leELK NHFLO GDUL QLODL .
dengan skor minimum-maksimum (6-9). Berarti ada pengaruh yang signifikan pijat
Hasil analisa diperoleh p value= 0,001 bayi terhadap perkembangan neonatus. Hasil
(p<0,05), berarti ada perbedaan yang penelitian ini sejalan dengan penilitan yang
signifikan median perkembangan dilakukan oleh Procianoy, Mendes & Selveira
(2009) tentang Massage therapy improves
neonatus pada kelompok eksperimen.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 5


neurodevelopment outcome at two years baik dari otak bagian ujung dan tengah yang
corrected age for very low birth weight berfungsi sebagai pengontrol refleks, tingkat
infants, didapatkan hasil terjadinya kesadaran, dan fungsi tubuh bagian vital
peningkatan perkembangan psikomotor dan seperti respirasi dan eliminasi. Pada otak
peningkatan perkembangan mentalnya pada bagian tengah dikelilingi oleh serebrum dan
kelompok eksperimen dibandingkan korteks serebral yang mengontrol gerakan
kelompok kontrol. Penelitian ini dapat volunter, persepsi, fungsi-fungsi intelektual
disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat bayi seperti belajar, pemikiran, dan komunikasi
terhadap perkembangan neonatus. (Amstrong, 2003).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hasil observasi terhadap perkembangan
Widodo dan Herawati (2008) tentang sosial yang terjadi pada kelompok eksperimen
efektifitas massage efflurage terhadap yang diberikan stimulasi pijat bayi adalah
perkembangan gross motorik pada bayi usia ketika neonatus digendong oleh ibunya,
3-4 bulan, menyatakan bahwa pemberian neonatus menatap wajah ibu lebih lama dan
massage bayi usia 3-4 bulan dapat tersenyum spontan dibandingkan dengan
mempengaruhi dan merangsang proses kelompok kontrol. Penelitian yang dilakukan
pertumbuhan dan perkembangan gross oleh Field (2002) membuktikan bahwa bayi
motorik pada kemampuan merangkak, pull to yang mendapatkan sentuhan pijat bayi oleh
sit dan rolling. Efektifitas massage efflurage ibunya akan berpengaruh terhadap
yang dimulai dari kepala menuju ke kaki dan perkembangan sosialnya, yaitu menunjukkan
pada bagian punggung atas dan bawah sikap tersenyum dan bersuara serta tidak
(paravertebra) pada bagian tengah ke samping rewel. Ini berarti sentuhan ibu kepada bayi
akan memberikan rangsangan pada jalur-jalur akan menentukan sikap positif bagi bayi.
neuromuskuler dan merangsang myelin Penelitian lain yang dilakukan oleh Sari
(Amstrong, 2003). (2013) tentang pengaruh pijat bayi terhadap
Menurut Pamela (1993), bayi dapat Bounding and attachment menunjukkan
mengalami perkembangan jika mendapatkan bahwa didapatkan peningkatan bounding
rangsangan pada kulit yang akan memberikan attachment ibu terhadap bayi setelah di
efek nyaman dan meningkatkan intervensi pada kelompok yang melakukan
perkembangan neurologi sehingga pijat bayi, dimana penilaian bounding
perkembangan motoriknya lebih cepat. attachment dilihat dari tingkah laku ibu saat
Pemberian massage efflurage dapat menyusui anaknya. Pada awalnya ibu merasa
merangsang pertumbuhan dan perkembangan tidak rileks saat menyusui, perhatian tidak
otot dan saraf pada bayi (Adamson, 1996), terfokus pada bayi saat menyusui, terburu-
serta adanya peningkatan sirkulasi darah buru saat menyusui, setelah dilakukan pijat
sebesar 10 ± 15 % setelah diberikan pijatan bayi, ibu menjadi rileks saat menyusui,
(Andrews, 2004). Adanya aktivitas nervus perhatian terfokus pada bayi dan tidak
vagus yang akan merangsang hormon terburu-buru saat menyusui.
penyerapan pada insulin dan gastrin, dimana 3. Perbedaan perkembangan neonatus pretest
insulin berperan dalam proses metabolisme dan posttest pada kelompok kontrol dan
karbohidrat, penyimpanan glikogen, sintesa kelompok eksperimen
asam lemak yang semuanya disimpan dalam Berdasarkan hasil penelitian yang didapat
hati, lemak dan otot. Salah satu glikogen melalui uji Wilcoxon, median perkembangan
adalah untuk menghasilkan ATP yang neonatus pada kelompok kontrol saat pretest
berguna untuk kontraksi otot. Ketersediaan adalah 5,00 dan terjadi peningkatan median
ATP yang cukup pada bayi akan membuat perkembangan pada saat posttest sebesar 2
bayi lebih aktif beraktivitas sehingga dapat poin yaitu dengan skor 7,00. Sedangkan pada
mempercepat proses perkembangan kelompok eksperimen yang diberikan
motoriknya (Pamela, 1993). intervensi pijat bayi, perkembangan neonatus
Pemberian rangsangan yang baik akan pada saat pretest adalah 5,00 dan terjadi
mampu meningkatkan perkembangan. Pada peningkatan median perkembangan neonatus
saat lahir bagian yang berkembang paling pada saat posttest sebesar 4 poin dengan nilai
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 6
9,00. Median perkembangan neonatus pada 10 hari menunjukkan peningkatan
saat sebelum dilakukan intervensi pijat bayi perkembangan motorik yang signifikan
antara kelompok kontrol dan eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal
adalah sama yaitu 5,00, median tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan neonatus setelah dilakukan pemberian pijat bayi dapat mengoptimalkan
pijat bayi terdapat perbedaan 2 poin yaitu perkembangan neonatus.
pada kelompok kontrol adalah 7,00 dan pada
kelompok eksperimen adalah 9,00. KESIMPULAN
Median perkembangan neonatus sesudah Hasil uji Mann-Whitney didapatkan
dilakukan intervensi pijat bayi, baik pada median perkembangan neonatus pada
kelompok kontrol maupun kelompok kelompok kontrol setelah diberikan pijat bayi
eksperimen mengalami peningkatan. Hal ini sebesar 7,00. Setelah pemberian pijat bayi
dikarenakan setiap manusia sepanjang pada kelompok eksperimen setelah diberikan
hidupnya terus mengalami perkembangan pijat bayi sebesar 9,00. Dapat dilihat bahwa
(Pillitteri, 2003). Begitu juga pada kelompok pada kelompok eksperimen lebih tinggi 2
kontrol meskipun tidak diberi intervensi pijat poin peningkatan perkembangan neonatus
bayi, neonatus akan tetap berkembang. dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Perkembangan dipengaruhi oleh Hasil uji statistik tersebut menunjukkan p
kematangan dan latihan atau belajar, value 0,000 (p< 0,05), dapat disimpulkan
kematangan adalah proses intrinsik yang bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap
terjadi dengan sendirinya dengan potensi yang perkembangan neonatus. Pada uji Wilcoxon
ada. Menurut Gessel dalam Gunarsah (2008) didapatkan hasil median perkembangan
mengemukakan bahwa perkembangan berasal neonatus pada kelompok kontrol yang tidak
dari proses kematangan, antara kematangan diberikan intervensi pijat bayi saat pretest
dan latihan atau proses belajar terdapat adalah 5,00 dan terjadi peningkatan median
interaksi erat yang mempengaruhi sebesar 2 poin saat posttest dengan skor 7,00.
perkembangan. Perkembangan ada saat-saat Median perkembangan neonatus pretest
ketika anak siap untuk menerima sesuatu dari kelompok eksperimen yang mendapatkan
luar, kematangan dicapai untuk intervensi pijat bayi adalah 5,00 dan terjadi
disempurnakan dengan rangsangan- peningkatan median sebesar 4 poin saat
rangsangan yang tepat (Gunarsah, 2008). posttest dengan skor 9,00. Didapatkan p value
Salah satu rangsangan untuk kelompok kontrol 0,001 (p< 0,05). Hal ini
mengoptimalkan perkembangan nenonatus berarti ada perbedaan yang signifikan median
adalah rangsangan taktil yang berupa pijat perkembangan pretest-posttest kelompok
atau sentuhan (Wong, Hockenberry, Wilson, kontrol, sedangkan p value pada kelompok
Winkelstein & Schwartz, 2008). Meskipun eksperimen 0,001 (p< 0,05). Hal ini juga
antara kelompok kontrol dan kelompok berarti ada perbedaan yang signifikan median
eksperimen mengalami peningkatan, namun perkembangan neonatus pretest-posttest pada
perkembangan neonatus pada kelompok kelompok eksperimen.
eksperimen lebih tinggi peningkatan
perkembangannya. Hal ini dapat dilihat pada SARAN
nilai median perkembangan neonatus pada Peneliti memiliki beberapa saran
kelompok eksperimen sebesar 9,00 sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang telah
kelompok kontrol median perkembangan dilakukan, diantaranya bagi institusi
neonatus sebesar 7,00. Hal ini juga dibuktikan pendidikan hasil penelitian ini diharapkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh dapat memberikan informasi bagi pendidikan
Kachoosangy & Aliabadi (2011) tentang keperawatan mengenai manfaat pijat bayi.
Effect of tactile-kinesthetic stimulation on Mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat
motor development of low birth weight memberikan penyuluhan dan mengajarkan
neonates yang menyatakan bahwa didapatkan pijat bayi kepada masyarakat saat melakukan
hasil bahwa bayi yang mendapatkan stimulasi praktek lapangan. Bagi petugas kesehatan di
taktil-kinestetik sebanyak 3 kali sehari selama RSUD terutama perawat di bagian neonatus
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 7
hendaknya melakukan pijat bayi dan turut Daniati, M. (2010). Pengaruh pijat bayi terhadap
serta dalam pembinaan keluarga melakukan peningatan berat badan neonatus. Skripsi.
pijat bayi di rumah. Tindakan ini dilakukan PSIK UR. Tidak dipublikasikan.
bertujuan untuk mengoptimalkan )LHOG 7 0 ,QIDQWV¶ QHHG IRU WRXFK
perkembangan neonatus. Diperoleh tanggal 20 Juli 2014 dari
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar http://content.karger.com/ProdukteDB/pr
benar-benar melakukan tahap persiapan odukte.asp?Aktion=ShowAbstractBuch&
kepada orang tua responden dengan maksimal ArtikelNr=48156&ProduktNr=227548.
dan dengan meminimalkan kebingungan pada
saat orang tua melakukan pijat terhadap Field, T. M. (2004). Touch and massage in early
bayinya. Diharapkan juga kepada peneliti child development. USA: Johnson &
yang akan melanjutkan penelitian ini supaya Johnson Pediatric Institute.
menyamakan usia gestasi pada saat bayi
dilahirkan agar hasil penelitian tidak bias. Gunarsah, S. D., & Gunarsah, Y. S. (2008).
Psikologi perkembangan anak dan
1MiftahAndini: Mahasiswa Program Studi Ilmu remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
2Riri Novayelinda: Dosen Bidang Keilmuan Hayati. (2012). Efektifitas pijat bayi terhadap
Keperawatan Anak Program Studi Ilmu kuantitas tidur pada bayi umur 3-6 bulan.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Skripsi. PSIK UR. Tidak dipublikasikan.
3Gamya Tri Utami: Dosen Bidang Keilmuan

Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Hernandez-Reif, M., Diego, M., Field, T. (2007).
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Preterm infants show reduced stress
behaviors and activity after 5 days of
DAFTAR PUSTAKA massage therapy. Infant behav dev,
Adamson, S. (1996). Teaching baby massage to 30(24): 557-561. Diperoleh tanggal 21
new parent, complemetary therapy in Januari 2014 dari
nursing and midwifery. Missouri: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
Elsevier. /PMC2254497/pdf/nihms33982.pdf.

Andrews. J. (2004). Elite massage therapy. Kachoosangy, R. A., & Aliabadi, F. (2011).
Madison Ave: San Diego. Effect of tactile-kinesthetic stimulation
on motor development of low birth
Bennet, F. C., Guralnick, M. J. (1991). weight neonates. Iranian rehabilitation
Effectiveness of developmental journal, vol. 9. Diperoleh tanggal 22
intervention in the first five years of Life. Januari 2014 dari
Pediatrics clinics of north america-vol 38. http://irj.uswr.ac.ir/browse.php?a_code=
Diperoleh tanggal 22 Januari 2014 dari A-10-1-
http://depts.washington.edu/chdd/guralni 48&slc_lang=en&sid=1&sw=Motor+dev
ck/pdfs/Bennett_Guralnick_Effectiveness elopment.
_of_Developmental_Intervention-
DevBeh-1991.pdf. Lee, H. K. (2005). The effect of infant massage
on weight gain, physiological and
Black, M., et al. (2008). Policies to reduce behavioral responses in premature
under-nutrition include child development. infants. Journal of korean academy
Lancet, 371, 454-455. Diperoleh tanggal 19 nursing, vol. 35, 1451-1460. Diperoleh
Januari 2014 dari tanggal 22 Januari 2014 dari
http://digitalcommons.calpoly.edu/cgi/viewconte http://www.kan.or.kr/new/kor/sub3/fileda
nt.cgi?article=1000&context=psycd_fac. ta/200508/1451.pdf.
Pamela, M. E. (1993). Elements of pediatric
physiotherapy. Churchill: Livingstone.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 8


Pillitteri, A. (2003). Maternal & Child health
nursing care of the childbearing and
childrearing family. Philadelphia:
Lippincott.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).


Fundamental keperawatan. (ed. 7).
Jakarta: Salemba Medika.

Procianoy, Mendes, & Selveira. (2009). Massage


therapy improves neurodevelopment
outcome at two years corrected age for
very low birth weight infants 86 (1), 7-
11. Diperoleh tanggal 21 Januari 2014
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20
022717.

Sari, D. W. (2013). Pengaruh pijat bayi baru


lahir terhadap bounding attachment.
Skripsi. PSIK UR. Tidak dipublikasikan.

Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep


keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Widodo, A., & Herawati, I. (2008). Efektifitas


massage efflurage terhadap
perkembangan gross motoric pada bayi
usia 3-4 bulan. vol. 1, hal 67-72.
Diperoleh pada tanggal 17 Juli 2014 dari
http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/bits
tream/handle/123456789/3422/8%20EFE
KTIFITAS%20MASSAGE%20EFFLUR
AGE.pdf?sequence=1.

Wood, G., & Haber, J. (2006). Nursing research:


methods and critical appraisal for
evidence-based practice. Missouri:
Mosby Elsevier.

Wong, D. L. (2003). Pedoman klinis


keperawatan pediatrik. (ed. 4). (Monica
Ester & Sari Kurnianingsih,
Penerjemah.). Jakarta: EGC.

Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson,


D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008). Buku ajar keperawatan anak. Vol.
1. (ed 6). (A. Sutarna, N. Juniarti & H.Y
Kuncara, Penerjemah.). Jakarta: EGC.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 9

Anda mungkin juga menyukai