Anda di halaman 1dari 51

Chapter ( DOSEN : Dr. Edhi Asmirantho,MM.,SE.

)
15

Power Point Authors :


Susan Coomer Galbreath, Ph.D.,CPA, Charles W. Caldwell, D.B.A.,CMA, Jon A. Booker, Ph.D.,CPA,CIA. Cynthia J. Rooney, Ph.D.,CPA
Dr. Edhi Asmirantho, MM.,SE.

212.Edhi As.078 1
BATAS ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
Perbedaan dalam metode akuntansi antara beberapa
perusahaan – perusahaan membuat perbandingan sulit

Kita menggunakan Kita menggunakan


212.Edhi As.078 metode LIFO untuk metode biaya rata-rata
2
untuk nilai persediaan
nilai persediaan
BATAS ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
Analist harus melihat ratio

Trend Mengubah
Industri Perubahan

Mengubah Selera
Teknologi Kosumen

Faktor
Ekonomi
212.Edhi As.078 3
Laporan dalam Komparative
dan Bentuk Common Size

1. Dollar dan Persentase


Sebagian laporan mengubah laporan
keuangan sedikit
arti dari sendiri,
arti dari nomor – 2. Laporan Common –
nomor dapat size
mempertinggi
gambaran
perbandingan
3. Ratio
212.Edhi As.078 4
ANALISIS HORIZONTAL

Perhitungan dalam mengubah


jumlah dollar
Mengubah Tahun Tahun
Dollar = Sekarang - dasar

Jumlah dollar dari


tahun terakhir yag
akan datang
212.Edhi As.078
tahun dasar5
ANALISIS HORIZONTAL

 PERHITUNGAN MENGUBAH PERSENTASE

Mengubah
X 100 %
Persentase

212.Edhi As.078

% 6
 Trend Persentase

Trend Persentase keadaan


beberapa tahun data
keuangan dalam syarat –
syarat dari tahun dasar
sama dengan 100 persen

212.Edhi As.078 7
ANALISIS TREND

212.Edhi As.078 8
LAPORAN COMMON SIZE

 Analisis vertikal fokus pada hubungan penjumlahan bagian-


bagian laporan keuangan yang diberi point dalam waktu.
Laporan keuangan common size adalah analisis vertikal
dalam masing-masing bagian laporan keuangan
menyatakan persentase.

212.Edhi As.078 9
PERSENTASE GROSS MARGIN

Persentase laba kotor adalah perbandingan antara jumlah laba kotor dengan penjualanya pada
periode yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauhmana perolehan laba kotor nya, ukuran
ini sangat penting diperhatikan karena ukuran ini mempengaruhi kebijakan-kebijakan biaya yang
lebih rinci.
Juga menjelaskan berapa banyak yang dapat dikeluarkan untuk beban umum dan
administrasi,iklan pemasaran,riset dan pengembangan,dengan tetap mencapai profitabilitas
akhir yang memuaskan. Formulanya sebagai berikut :

Gross Margin
Persentase Gross Margin = ------------------- x 100%
Sales
212.Edhi As.078 10
Leverage Keuangan
 Leverage keuangan hasil dari perbedaan antara
tingkat pengembalian perusahaan pendapatan dari
investasi dalam asset dan tingkat pengembalian
perusahaan harus membayar kreditor
Return on Fixed rate of
Positive
investment in > return on = financial
assets borrowed
leverage
funds

Return on Fixed rate of Negative


investment in < return on = financial
assets borrowed leverage
funds
212.Edhi As.078 11
Published Source that Provide
Compative Ratio Data

212.Edhi As.078 12
TECHNICAL ANALYSIS VS FUNDAMENTALS ANALYSIS

Pengertian : TECHNICAL ANALYSIS


Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga
dan tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari
grafik dari aksi pasar di masa lalu dengan mempertimbangkan harga
pasar instrumen dan minat atas instrumen tersebut
Analisis Teknikal (Technical Analysis) menggunakan chart, trend line,
indikator seperti : Moving Average, Moving Average Convergence
Divergence (MACD), Relative Strenght Index (RSI), Bolinger Band,
Fibbonaci, Camarilla, Pivot point, pattern/pola candlestick dan
Analisis matematis lainnya untuk mempelajari peluang pasar.

212.Edhi As.078 13
NEXT (LANJUTAN)
Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal
aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham.
Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik
harga menurut opini individual masing-masing pengguna. Oleh karena itu dasar pengambilan keputusan
transaksi biasanya juga ditentukan berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu
grafik. Mengingat sifat-nya yang sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak mengandung seni/art
dari pada unsur ilmiahnya. Demikian juga halnya, bahwa menurut masing-masing penggunanya ana-lisis
ini juga spesifik untuk tiap-tiap sekuritas. Kelompok analis ini dapat digolongkan ke dalam penganalisis
garis gerak harga dan penganalisis pola.

Analisis Teknikal Modern


Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician. Penggunanya percaya bah-wa tren dan sinyal
aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik yang di-tentukan atau diindikasikan dari
perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terha-dap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat
sifatnya yang bersifat kuantitatif, maka meto-de ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya
dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Faktor lain yang menguntungkan dari analisis teknikal
modern ini adalah bah-wa indikatornya bisa diprogram secara otomatis dengan menggunakan bantuan
komputer. Secara garis besar, indikator-indikator teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam in-
dikator pengikut tren (trend following indicator) dan indikator oscillator.
212.Edhi As.078 14
FUNDAMENTALS ANALYSIS
Pengertian : FUNDAMENTAL ANALYSIS
Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan.
Definisi. Analisis Fundamental adalah analisis yang didasarkan pada situasi
dan kondisi ekonomi, politik dan keamanan secara global dan juga tiap-
tiap negara yang mengeluarkan Index Saham.
Prinsip. Analisis fundamental membutuhkan kelihaian seni tersendiri untuk
memperhitungkan penting tidaknya suatu informasi menjadi faktor yang
akan berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar suatu mata uang.

212.Edhi As.078 15
NEXT (LANJUTAN)
Berikut adalah prinsip-prinsip analisis fundamental :
a) Reaksi Berantai : Semakin besar dampak berantai suatu informasi, maka akan semakin
besar pengaruhnya terhadap nilai sebuah index perusahaan.
b) Jarak Informasi : Semakin dekat sebuah informasi dengan suatu index saham, maka akan
semakin besar pengaruh informasi tersebut. Misalnya, informasi yang berasal dari dalam
negeri Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibandingkan informasi dari
luar negeri.
c) Sumber Berita : Semakin resmi sumber berita tersebut, maka akan semakin kuat
pengaruhnya terhadap nilai suatu index saham.
d) Jenis Berita : Berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu negara
dibanding berita lainnya, seperti politik, sosial maupun budaya.
Prosedur. Segala informasi hingga hal-hal yang tidak rasional harus dikumpulkan, guna
dijadikan alat untuk memprediksi pergerakan suatu index saham. Pada intinya, informasi
tersebut akan mempengaruhi supply dan demand atas index saham suatu negara.
Metode. Dalam melakukan metode analisis fundamental adalah dengan terus-menerus
mengupdate informasi yang ada. Mengenai media informasi tersebut tergantung,
ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk trading index saham, informasi ini
akan selalu tersedia.
212.Edhi As.078 16
Sifat Berita Fundamental dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:

1) Berita Permintaan Bersifat Bullish


Bullish berasal dari kata „bull‟ (sapi jantan), sifat tersebut
menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan
turun namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi jantan
menanduk musuhnya yaitu, menanduk kemudian dilemparkan
keatas).
Contoh berita yang bersifat bullish dari media cetak : - Cuaca
buruk/storm/unfavourable. - 3–6 conseccutive (berturut-turut)
days up/firmer (menguat). - Triggered Buying, Bottom
side/bottom out, Buying Power, dll.

212.Edhi As.078 17
212.Edhi As.078 18
NEXT (LANJUTAN)

2) Berita Penawaran/Supply bersifat BEARISH


Bearish berasal dari kata „bear‟ (beruang), sifat tersebut menggambarkan
gerakan harga pasar yang terlihat seolah-olah akan naik namun
sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan beruang mencengkeram
mangsanya, yaitu mengangkat lalu dibanting).

Contoh berita bersifat Bearish dari media cetak : - Cuaca baik/favourable,


3-6 consecutive days down/easier (melemah). - Lack of Demand
(Kekurangan Permintaan). - Triggered Selling, Topside capped (Puncak
sudah tercapai), Harvesting. - Selling Power, Ample of stock (Stok
melimpah),dll.

212.Edhi As.078 19
212.Edhi As.078 20
Keuntungan Analisis Fundamental :
- Dapat menentukan harga secara global.
- Pada kasus tertentu efektif untuk short term trading.
- Penentu trend jangka panjang (long term).

Kelemahan Analisis Fundamental :


- Tidak bisa menentukan secara cepat.
- Memakan banyak waktu.
- Subyektif, terlalu banyak asumsi dan sumber yang dipakai.

Perbedaan :
212.Edhi As.078 21
Sudut Pandang Analisis Teknikal Analisis Fundamental
Mulai Analisis Pendekatan Chart (Grafik) Berita Keuangan (Financial Statement) mencoba menentukan nilai
Perusahaan.
Seorang tekhnikal analis percaya bahwa semua informasi yang Dalam hal keuangan, analis berusaha untuk mengukur nilai intrinsik
mereka butuhkan tentang saham dapat ditemukan hanya dalam perusahaan. Contoh yang bisa dipakai untuk pendekatan ini,
grafik tersebut. Seorang tekhnikal trader, di sisi lain, percaya misalnya untuk membuat keputusan investasi – jika harga
bahwa tidak ada alasan untuk menganalisa fundamental perdagangan saham di bawah nilai intrinsiknya,maka hal ini berarti
perusahaan karena semua dihitung dalam harga saham. adalah investasi yang baik.

Kerangka Waktu analisis teknikal dapat digunakan pada jangka waktu beberapa Analisis fundamental mengambil pendekatan yang relatif cukup
minggu, hari atau bahkan menit panjang dalam menganalisis pasar. sering melihat data dalam
beberapa tahun.
Secara umum digunakan untuk perdagangan, seorang trader jika membeli digunakan untuk melakukan investasi. Investor membeli sebuah
sebuah aset yang mereka percaya bahwa mereka dapat menjual aset yang mereka percaya kalau nilainya akan naik,
kepada orang lain dengan harga yang lebih besar

Kritik analisis berakar pada teori akademis – khususnya hipotesis Sementara sebagian besar analis Wall Street fokus pada sisi
pasar efisien (EMH). Teori ini mengatakan bahwa harga pasar fundamental
selalu yang benar
Kelemahan memerlukan banyak data untuk menunjang akuratnya prediksi butuh waktu untuk memperoleh informasi, seringkali bersifat
dan juga sangat bergantung pada kemampuan membaca chart subyektif karena melibatkan banyak pendapat orang, lebih cocok
pada seorang trader. Padahal setiap trader memiliki metode diterapkan pada long
yang berlainan dan masing-masing yang belum tentu cocok term period trading, dan sulit diterapkan pada pasar yang tidak
diterapkan satu sama lain. efisien.

Bisakah Kedua tekhnik ini beberapa tekhnikal trader akan mempertimbangkan fundamental beberapa analis fundamental juga menggunakan tekhnikal analisa
Digunakan Bersamaan? juga untuk menambah keakuratan dari signal tekhnikal mereka. untuk mengetahui waktu terbaik untuk open posisi. Walaupun
misal signal yang dihasilkan dari tekhnikal analisa mengatakan perbedaan antara kedua pendekatan analisa ini bagaikan air dan
jual, di sisi lain trader juga mempertimbangkan berita-berita minyak, banyak trader membuktikan mereka dapat meraih
penting/ berita kunci yang keluar pada hari itu kesuksesan yang cukup memuaskan dengan mengkombinasikan
212.Edhi As.078 22
kedua tekhnik ini
KINERJA KEUANGAN ( FINANCIAL PERFORMANCE )
 Kinerja (Performance) adalah unjuk kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam melakukan pekerjaannya
dalam organisasi / institusi sesuai tugas dan tanggungjawab yang diemban dari pimpinan / atasan secara
efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan. (Edhi Asmirantho,2013)

 Pelaporan Kinerja (Performance Reporting) adalah merupakan pelaporan yang membandingkan hasil actual
dengan jumlah yang telah dianggarkan / distandarkan.

 Penilaian Kinerja (Performance Evaluating) adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian Organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran , standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya

 Kinerja Keuangan (Financial Performance) ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam
bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan periode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja keuangan
periode masa lalu, anggaran neraca dan laba-rugi dan rata-rata kinerja perusahaan sejenis.
 Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di atas
perusahaan
212.Edhi As.078 pesaingnya, atau diatas rata-rata perusahaan sejenis 23
NEXT ( lanjutan )

 Kinerja Keuangan (Financial Performance) adalah suatu prestasi yang


dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Bisa terlihat dalam
perubahan- perubahan pada laporan keuangan ( Financial Statement )
yang terdiri dari Laporan Neraca, Laporan Laba-rugi, Laporan Perubahan
Modal dan Laporan Arus Kas.

212.Edhi As.078 24
Ukuran Kinerja Keuangan
 Beberapa Ukuran Kinerja keuangan yang sering digunakan dengan Analisis
Ratio : ( Edhi Asmirantho, 2013 )
1) Likuiditas (Liquidity) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi (hutang jangka pendek).
2) Solvabilitas (Solvability) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila suatu saat
perusahaan dilikuidasi.
3) Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan
semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.
4) Aktivitas (Activity), menugukur seberapa efektif & efisien perusahaan
menggunakan sumberdayanya / mengelola asetnya dengan baik.
212.Edhi As.078 25
NEXT ( lanjutan )
5) Rasio pertumbuhan (Growth Ratio), mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya didalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
6) Rasio Nilai Pasar ( Market Value Ratio), mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan
nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini merupakan ukuran yang paling
lengkap tentang prestasi perusahaan, karena mencerminkan rasio risiko (Risk Ratio) dan rasio
pengembalian (Return Ratio). Rasio penilaian pasar sangat penting oleh karena rasio tersebut
berkaitan langsung dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham.
7) Analisis Economic Value Added (EVA).
8) Analisis Market Value Added (MVA).
9) Analisis Dupont
10) Z-score (Altman). Pada tahun 1968, Edward.I Altman memberikan formula yang berfungsi untuk
memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan.Altman melalui percobaannya dengan
mengambil sampel terhadap perusahaan yang telah mengalami kebangkrutan bahwa rasio
keuangan tertentu mempunyai “predictive power” dibanding yang lainnya dalam meramalkan
kesulitan
212.Edhi As.078
keuangan (financial distress) dan kebangkrutan. Altman telah26menemukan lima rasio
keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan yang dikenal dengan
Z-Score.
Formulasi ( Rumus ) Ukuran Kinerja Keuangan

Liqudity Ratio
1) Current Ratio (CR) = Current Assets : Current
Liabilities
2) Quick Ratio or Acid Test Ratio (QR) = (Current
Assets – Inventory) : Current Liabilities.
3) Cash Ratio (cr) = (Cash + Marketable Securities)
: Current Liabilities

212.Edhi As.078 27
NEXT ( lanjutan )
Solvability Ratio
1) Debt to Assets Ratio (DAR) = Total Debt : Total Assets or
2) Debt Ratio (DR) = Total Liabilities : Total Assets
3) Debt to Equity Ratio (DER) = Total Debt : Total Equity
4) Interest Coverage (INCO) = EBIT : Interest or
5) Time Interest Earned Ratio (TIER) = Earning before
interest and tax : Interest Charge
6) Long Term Debt to Equity ratio (LTDE) = Long term debt
: Equity
212.Edhi As.078 28
NEXT ( lanjutan )

Activity Ratio
1) Inventory Turnover (INTO) = Cost of Goods Sold : Inventory Average
2) Receivable Turnover (RETO) = Net Sales on Credit : Average
Receivable
3) Total Asset Turnover (TATO) = Net Sales : Total Assets
4) Fixed Assets Turnover (FATO) = Net Sales : Net Fixed Assets
5) Average Day’s Inventory ( ADI ) = (Average Inventory x 365) : Cost of
Goods Sold
6) Working Capital Turnover (WCTO) = Net Sales : ( Current Assets –
Current Liabilities )
212.Edhi As.078 29
NEXT ( lanjutan )

Konsep Modal Kerja ( Working Capital Concept ) terdapat 3 jenis konsep


:
 Quantitative Gross Working Capital (GWC) = Total Current
Assets
 Qualitative Net Working Capital (NWC) = Total Current
Assets – Total Current Liabilities
 Functional Dana yang dialokasikan untuk memperoleh :
Current Income ( Pendapatan saat ini ) dan Future Income ( Pendapatan
masa yang akan datang )

212.Edhi As.078 30
NEXT ( lanjutan )
Pofitability Ratio
1) Gross profit margin (GPM) = Gross profit : Net sales
2) Operating profit margin (OPM) = Earning before interest and tax : Net sales
3) Net profit margin (NPM) = Earning after tax : Net sales
4) Return on Equity (ROE) = Earning after tax : Equity
5) Return on Assets (ROA) = Earning after tax : Total Assets
6) Return on Investment (ROI) = Earning after tax : Average Total Assets
7) Dividen Payout Ratio (DPR) = Divident per share : Earning per Share

212.Edhi As.078 31
EVA Analysis
EVA (Economic Value Added) merupakan nilai tambah ekonomis yang dihasilkan
perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi perusahaan.
EVA (Economic Value Added) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja
keuangan, yaitu laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal.

EVA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan
manajerial dan kompensasi. Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan
membiayai investasi dengan net present value (NPV) yang positif karena NPV
yang positif akan memberikan value added kepada pemegang saham.

Rumus : EVA = Operating profit after taxes – Cost of all capital


212.Edhi As.078 32
Market Value Added (MVA)

MVA = Market value of equity – Equity capital supplied

MVA = Nilai pasar dari saham – Ekuitas modal yang diberikan


oleh pemegang saham

Rumus : MVA = (Saham beredar) X (Harga saham) – Total


ekuitas saham biasa

212.Edhi As.078 33
DU PONT ANALYSIS
Du Pont Analysis is designed to show which of the basic deterninants of ROE – the profit
margin on sales, the Total Assets Turnover ratio, and the use of Debt – are most in need of
improvement.
Analisis Du Pont merupakan suatu sistem yang digunakan oleh fihak manajemen untuk
menguraikan laporan keuangan perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan tersebut. Pencapaian terakhir Kinerja Keuangan (Financial Performance)
perusahaan dengan menganalisis ROE

Keterangan :
 EP = Earning Power
 TATO = Total Asset Turn Over
 NPM = Net Profit Margin
 FLM = Financial Leverage Multiplier
 212.Edhi As.078
= Rasio total aset perusahaan dibandingkan dengan stockholder
34
equity
DU PONT ANALYSIS
Rumus :
TATO = Sales / Total Asset
NPM = Net income / Sales
EP = Net Income / Total Asset
EP = TATO X NPM
ROE = NPM X TATO
ROA = EAT / TA
Modified Du Pont Analysis = ROE = ROA + FLM

212.Edhi As.078 35
PETA KONSEP : Net
DU PONT SYSTEM Income Sales (S)
(NI)

NPM
Total Cost
(TC)
Sales (S)
Earning
Power
(EP)
Sales (S)
Current
TATO Assets
(CA)
Total
Assets
(TA)
Fixed
ROE ROA FLM Assets (FA)
212.Edhi As.078 36
Z-Score (Altman)
 The bankruptcy code is designed to provide an orderly process for settling a firm’s debts
(Berk and DeMarzo, 2007, 495). Kebangkrutan diindikasi dengan adanya kesulitan keuangan
(financial distress) perusahaan yang pernah dialami sejak beberapa tahun kebelakang dan
dapat diprediksi dengan adanya analisis menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada
laporan keuangan perusahaan. Menurut Foster (1988) financial distress is used to mean
severe liquidity problems that cannot be resolved without a sizable rescaling of the entity’s
operations or stucture.
 Altman et. all, (1977, 31) we also find that the zeta model outperform alternative
bankruptcy classification strategies in term of expected cost criteria utilizing prior
probabilities and explicit cost of error
 Z-Score merupakan alat untuk mengetahui tingkat kebangkrutan perusahaan.Model awal Z-
Score menggunakan sampel perusahaan public dan manufaktur. Pada tahun 1990-an, Altman
membuat Z-Score versi baru, yaitu Z’-Score dan Z”-Score. Ada perubahan sampel yang
dilakukan.Dalam analisisnya Altman menggunakan beberapa rasio yang bisa menggambarkan
tingkat kebangkrutan. Daftar rasio yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah berikut
ini: (Edhi Asmirantho, 2013,276)
212.Edhi As.078 37
Z-Score (Altman)
Tabel
Perkembangan Model Z-Score Altman
Service , Non Public , Public
Firm Manufacture & Public Non Public ( Private )

X Z-Score (Original) Z‟-Score (Revision) Z”-Score (Modified)

(1) (2) (3)

X1 Working Capital / Total Asset Working Capital / Total Asset Working Capital / Total Asset

X2 Retained Earning / Total Asset Retained Earning / Total Asset Retained Earning / Total Asset

X3 EBIT / Total Asset EBIT / Total Asset EBIT / Total Asset

X4 Market Value of Equity / Book Book Value of Equity / Book Value of Book Value of Equity / Book Value of
Value of Debt Debt Debt
X5 Sales / Total Asset Sales / Total Asset --
212.Edhi As.078 38
Z-Score (Altman)
Tabel
Ukuran Kondisi Kebangkrutan

Tidak Bangkrut Daerah Kelabu


Model Z Score Altman Bangkrut

(1) Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3+ 0,6 X4 + 1,0 X5  2,99 1,81 – 2,99 < 1,81

(2) Z = 0,171 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3+ 0,420 X4 + 0,998 X5  2,90 1,23 – 2,90 < 1,23

(3) Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3+ 1,05 X4  2,60 1,10 – 2,60 < 1,10

212.Edhi As.078 39
NEXT ( lanjutan )

 Model Z Score Original


Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3+ 0,6 X4 + 1,0 X5
 Model Z Score Revision
Z = 0,171 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3+ 0,420 X4 + 0,998 X5
 Model Z Score Modified
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3+ 1,05 X4

212.Edhi As.078 40
Pengertian : EVA (Economic Value Added)
EVA atau nilai tambah ekonomi adalah perbedaan laba usaha bersih setelah pajak (NOPAT) dan
beban modal untuk periode tersebut (yaitu, produk dari biaya modal perusahaan dan modal
yang diinvestasikan pada awal periode).
Menurut James L Grant dalam bukunya“Foundations of Economic Value Added” (2003, 4),
menyatakan bahwa :
 EVA is defined as the difference between the firm’s net operating profit after tax (NOPAT)
and its weighted-average dollar cost of capital. As a result, EVA differs from traditional
accounting measures of corporate profit including, EBIT (earnings before interest and
taxes), EBITDA (EBIT plus depreciation and amortization), net income, and even NOPAT
because it fully accounts for the firm’s overall capital costs. This analytical difference is
important to the firm’s owners because the EVA metric is net of both the direct cost of
debt capital and the indirect cost of equity capital—as reflected in the shareholders’
required return on common stock.

212.Edhi As.078 41
NEXT ( lanjutan )
Menurut Zvi Bodie, Alex Kane and Alan J. Marcus dalam bukunya Essentials of Investments (2008,
458) menyatakan bahwa: Economic Value Added (EVA) is the spread between ROA and the cost
of capital multiplied by the capital invested in the firm.
Menurut Michael C. Ehrhardt and Eugene F Brigham dalam bukunya “Financial Management Theory
and Practice” (2011, 68) menyatakan bahwa : Economic Value Added is an estimate of a
business’s true economic profit for the year, and it differs sharply from accounting profit. EVA
represents the residual income that remains after the cost of all capital, including equity
capital, has been deducted, whereas accounting profit is determined without imposing a charge
for equity capital.
Sedangkan menurut Asmirantho (2013) EVA adalah residual income setelah semua penyedia modal
diberi kompensasi sesuai dengan tingkat return yang disyaratkan. EVA dihitung dengan
mengurangkan laba operasi (net operating after tax, NOPAT) dengan biaya modal, baik biaya
modal hutang (cost of debt) maupun biaya ekuitas (cost of equity).Apabila perbedaan tersebut
positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini biasanya akan direspons oleh
meningkatnya harga saham. Demikian pula sebaliknya, apabila EVA negatif, berarti perusahaan
mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan di respons dengan penurunan harga saham.
212.Edhi As.078 42
NEXT ( lanjutan )
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Economic
Value Added (EVA) adalah laba usaha (Operating profits) yang
dikurangi dengan biaya seluruh modal (Capital) yang dipakai
sehingga menghasilkan pendapatan (Earnings). EVA merupakan
tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. Perbedaan
utama pengukuran laba antara akuntansi dengan EVA adalah laba
bersih versi akuntansi hanya memperhitungkan biaya modal dari
hutang (cost of debt) dan tidak memperhitungkan biaya modal
dari ekuitas (cost of equity). Laba ekonomis memperhitungkan
kedua-duanya, baik cost of debt maupun cost of equity

212.Edhi As.078 43
NEXT ( lanjutan )
Perhitungan EVA (Economic Value Added)
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghitung EVA adalah sebagai
berikut:
1) Menghitung biaya hutang (cost of debt) atau Kd
 Biaya Hutang atau cost of debt adalah biaya yang ditanggung perusahaan
karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Biaya
hutang adalah salah satu komponen dalam menghitung biaya modal rata-
rata tertimbang. .Biaya hutang yang digunakan untuk kalkulasi biaya
modal rata-rata tertimbang adalah biaya hutang setelah pajak. Rumus dari
biaya hutang setelah pajak adalah sebagai

 Kd = Kd* x (1-T) Beban bunga


 Kd = -------------------------
 Jlh. Hutang jk. Panjang
212.Edhi As.078 44
2) Menghitung Biaya Ekuitas (cost of equity) atau Ke
Cost of equity mencerminkan tingkat hasil (return) yang dituntut oleh
pemegang saham. Cost of equity tidak dapat diobservasi secara langsung.
Oleh karena itu perlu metode khusus untuk menentukannya. Terdapat dua
metode yang umum digunakan, yaitu:
a) Dividend Discount Model (DDM)
b) Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Model pertama bertumpu pada arus kas yang timbul dari pembayaran dividen,
sedangkan model kedua bertumpu pada pergerakan harga saham yang
diamati relatif terhadap portfolio saham. Model yang popular digunakan
adalah model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pengembangan
perhitungan biaya ekuitas lebih banyak bertumpu pada model CAPM. Hal ini
bukan berarti bahwa model tersebut bebas dari kelemahan, akan tetapi
lebih pada penggunaannya yang lebih intuitif dan praktis dibanding model
yang lain. Rumus dasar biaya ekuitas dengan metode CAPM adalah sebagai
berikut:
Ke = Rf + β (Rm-Rf)
212.Edhi As.078 45
Kd : Biaya hutang setelah pajak
Kd*: Biaya hutang sebelum pajak
T : Tarif Pajak perusahaan bersangkutan
Ke : Biaya ekuitas
Rf : Tingkat pengembalian bebas risiko
β : Beta (risiko) saham
Rm: Tingkat pengembalian pasar

IHSGt : IHSG pada akhir bulan t


IHSGt-1 : IHSG pada akhir bulan t-1

Ri : Tingkat pengembalian individual


Pt : Harga pada akhir bulan t
Pt-1 : Harga pada akhir bulan t-1

212.Edhi As.078 46
Rumus :
IHSG t -- ( IHSG t-1 )
RM = --------------------------- RM = Tingkat Return Pasar , data di
IHSG t-1 peroleh dari IHSG setiap bulan.

P t -- ( P t-1 )
Ri = ---------------------- RI = Tingkat Return Individual (saham)
P t-1 data diperoleh dari harga saham
setiap bln. Kurun waktu
ditetapkan.

212.Edhi As.078 47
EVA = NOPAT – [ Cost of Capital x Capital Employed ]
NOPAT = EBIT (1-T)
NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga
NOPAT = EBIT – Beban Pajak

212.Edhi As.078 48
Rumus : Return Saham dan Pertumbuhan Aktiva

Rumus : Stock Return Rumus : Assets Growth

P (t) _ P (t-1) Total Asset (t) _ Total Asset (t-1)


Assets Growth = ------------------------------------------
SR = -------------------
Total Asset (t-1)
P (t-1)
Keterangan :
Total Assets (t) = total seluruh aset tahun berjalan
Total Assets (t-1) = total aset tahun sebelumnya.
212.Edhi As.078 49
Rumus : Pertumbuhan Penjualan dan Laba Bersih

Rumus : Sales Growth Rumus : EAT Growth

Sales (t) _ Sales (t-1) EAT (t) _ EAT (t-1)


Sales Growth = ----------------------------- EAT Growth = --------------------------
Sales (t-1) EAT (t-1)

Keterangan : Keterangan :
Total Sales (t) = total seluruh Sales tahun berjalan Total EAT (t) = total seluruh EAT tahun berjalan
Total Sales (t-1) = total Sales tahun sebelumnya. Total EAT (t-1) = total EAT tahun sebelumnya.
212.Edhi As.078 50
Dosen : Dr.Edhi Asmirantho,MM.,SE.

Akhir BAB 15

terima kasih

212.Edhi As.078 51

Anda mungkin juga menyukai