BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional sebagai upaya meningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pemerintah melalui Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
pembangunan berkelanjutan sebagai agenda pembangunan global baru
yang merupakan indikator tercapainya pembangunan kesehatan secara
menyeluruh. Salah satu tujuan SDGs sebagai upaya tercapainya indikator
peningkatan derajat kesehatan yang baik yaitu mengurangi sepertiga
kematian akibat penyakit tidak menular (Ermalena, 2017).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang akan dilakukan adalah : untuk
mengetahui ada tidaknya adakah pengaruhdiet rendah glukosa pasien
diabetes mellitus terhadap kemampuan kognitif pasien diabetes mellitus
anggota prolanis di Puskesmas Geyer 1.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasidiet rendah glukosa pasien diabetes mellitus
anggota prolanis di Puskesmas Geyer 1 pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi
b. Mengidentifikasi kemampuan kognitif pasien diabetes mellitus
anggota prolanis di Puskesmas Geyer 1 pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi
c. Menganalisa pengaruhdiet rendah glukosa pasien diabetes mellitus
terhadap kemampuan kognitif pasien diabetes mellitus anggota
6
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai peneliti berharap penelitian ini dapat
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dan
pengalaman dalam melakukan penelitian.
2. Institusi Puskesmas Geyer
Hasil penelitian nanti dapat menjadi bahan masukan dalam
perencanaandiet diabetes mellitus.
3. Institusi Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan bacaan, menambah wawasan bagi mahasiswa
tenaga kesehatan khususnya UNIVERSITASMUHAMMADIYAH KUDUS
untuk pengembangan ilmu dalam melakukan penanganan fungsi kognitif
pasien diabetes mellitus khususnya dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Pasien
Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pasien mengenai manfaatdiet rendah glukosa pasien diabetes mellitus.
E. Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1 Phitri dan Hubungan Desain penelitian Ada hubungan antara
Widiyanin antara tingkat menggunakan cross motivasi pasien
gsih pengetahuan sectional design diabetes mellitus
(2013) dan sikap Dengan di ikuti 51 dengan kepatuhan
penderita responden . menjalankan
diabetes program diet di
mellitus dengan RSUD semarang
kepatuhan diet dengan p value 0.015
diabetes
mellitus
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Diabetes Mellitus
1. Definisi Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah kondisi dimana mengalami gangguan
keseimbangan antara transportasi gula dalam sel, gula yang disimpan
dihati, dan gula yang dikeluarkan dari hati (Tandra, 2017).
Menurut Efendi (2019) Diabetes Mellitus adalah adanya defisiensi
insulin absolute atau relative dan gangguan funsi insluin.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena tubuh tidak dapat
secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam darah sehingga
menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Hal tersebut juga disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin yang progresif dilator belakangi oleh resistensi
insulin.
2. Klasifikasi Diabetes mellitus
Menurut Tandra (2017), ada 3 jenis penyakit diabtes mellitus
yaitu :
a. DM tipe 1
DM tipe 1 adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya
rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau langerhans pangkreas. DM tipe 1 dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
b. DM tipe 2
DM tipe 2 merupakan tipe DM yang terjadi bukan desebabkan
oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan
kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,
termasuk yang menyebabkan disfungsi sel beta, gangguan
pengeluaran hormon insulin, resistensi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi sel jaringan, utamanya pada hati menjadi
kurang peka terhadap insulin, serta penekanan pada penyerapan
glukosa oleh otot lurik, yang meningkat sekresi gula darah oleh hati.
8
9
c. DM Gastasional
Penyakit diabetes mellitus yang terjadi pada kehamilan,
melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran
hormon insulin yang tidak cukup, mengikuti cirri-ciri DM tipe 2
dibeberapa kasus. DM tipe 3 terjadi selama kehamilan dan dapat
sembuh setelah melahirkan. DM ini dapat merusak kesehatan janin
dan ibu, dan sekitar 20-50% dari perempuan penderita dapat
bertahan hidup. Kemudian DM ini terjadi disekitas 2-5% dari semua
kehamilan.
3. Tanda dan Gejala Diabetes mellitus
Menurut Susilo dan Wulan dari (2011), tanda dan gejala DM
adalah :
a. Banyak kencing (polyuria)
b. Gampang haus dan banyak minum (polydipsia)
c. Gampang lapar dan sering makan (polyphagia)
d. Gampang lelah dan banyak mengantuk
e. Penglihatan kabur
f. Sering pusing dan mual
g. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
h. Berat badan menurun
i. Sering kesemutan dan gatal – gatal pada tangan dan kaki
j. Riwayat DM dalam keluarga
k. Infeksi kulit dan kaki serasa di potong – potong
l. Mati rasa atau sakit pada anggota tubuh bagian bawah
m. Cepat emosi
n. Mual – mual dan muntah
4. Faktor penyebab Diabetes mellitus
Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin yang berfungsi
memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak.
Akibatnya glukosa bertumpuk didalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya
diekskresi lewat kemih tanpa digunakan. Kelebihan glukosa terlihat dalam
urine dan dapat ditentukan dengan beberapa pemeriksaan urine atau
dalam darah. Menurut Syamsiyah N, (2017) Berikut ini faktor yang dapat
menyebabkan seseorang beresiko terkena diabetes:
10
a. Faktor keturunan
Seseorang yang memiliki keluarga terkena diabetes melitus berisiko
dua sampai enam kali lipat terkena diabetes melitus juga. Terdapat
pendapat lain yang mengatakan jika kedua orangtuanya menderita
diabetes melitus maka semua anaknya akan menderita diabetes
melitus. Namun, jika hanya salah satu orangtua saja atau
kakek/nenek yang merupakan penderita diabetes melitus maka
kemungkinan besar 50% dari anak-anaknya akan menderita diabetes
melitus.
b. Usia
Resiko terkena diabetes melitus akan meningkat dengan
bertambahnya usia terutama pada usia lebih dari 45 tahun. Diabetes
melitus sering kali ditemukan pada masyarakat dengan usia yang
sudah tua karena pada usia tersebut, fungsi tubuh secara fisiologis
makin menurun dan terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin
sehingga kemampuan fungsi tubuh mengendalikan glukosa darah
yang tinggi kurang optimal.
c. Obesitas
Obesitas ini, banyak lemak yang tertimbun di dalam sel sehingga
insulin tidak mampu membawa glukosa masuk ke dalam sel-sel
tersebut. Semakin tinggi obesitas maka akan semakin banyak
berisiko terkena diabetes melitus.
d. Kurangnya aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik dan berat badan yang berlebih merupakan
faktor yang paling utama dalam peningkatan kejadian diabetes
melitus diseluruh dunia.
e. Stres
Orang yang mengalami stres umumnya akan sulit tidur, nafsu
makannya meningkat, depresi, lemas dan tekanan darahnya turun.
Saat stres, hormon kortisol akan diproduksi. Hormon ini kemudian
yang mengakibatkan penyebab kejadian diabetes melitus.
11
3) Penyuluhan
Salah satu penyebab kegagalan dalam pencapaian
tujuan pengobatan diabetes adalah tidak disiplinnya pasien
terhadap program pengobatan yang telah ditentukan.
Penelitian terhadap pasien diabetes, di dapatkan 80%
menyuntikkan insulin dengan cara yang tidak tepat, 58%
memakai dosis yang salah, dan 75% tidak mengikuti diet yang
dianjurkan. Untuk mengatasi ketidak disiplinnan pasien
tersebut, penyuluhan terhadap pasien dan keluarganya mutlak
diperlukan.
4) Pemantauan kadar gula darah sendiri/skrining
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik dan
memerlukan pengobatan jangka panjang, sehingga pasien
dan keluarganya harus dapat melakukan pemantauan sendiri
kadar glukosa darahnya di rumah. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk PKGS adalah dengan pemantauan reduksi
urin, pemantaun glukosa darah, dan pemantauan komplikasi
serta cara mengatasinya
B. Fungsi kognitif
1. Pengertian purunan fungsi kognitif
Penurunan fungsi kognitif adalah suatu sindroma penurunan
kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi
dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.(Asosiasi Alzheimer Indonesia, 2013).
Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa mudah-lupa (forgetfulness)
yaitu bentuk gangguan kognitif yang paling ringan; gangguan ini
diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia berusia 50-59 tahun,
meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase
ini seseorang masih bisa berfungsi normal kendati mulai sulit mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari; tidak jarang ditemukan pada
orang setengah baya.5 Jika penduduk berusia lebih dari 60 tahun di
Indonesia berjumlah 7% dari seluruh penduduk, maka keluhan mudah-
lupa tersebut diderita oleh setidaknya 3% populasi di Indonesia. Mudah-
14
lupa ini bisa berlanjut menjadi Gangguan Kognitif Ringan (Mild Cognitive
Impairment-MCI) sampai ke Demensia sebagai bentuk klinis yang paling
berat (Wreksoatmodjo, 2014).
2) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan
bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
e. Serat
1) Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari
kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat
yang tinggi serat.
2) Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari
berbagai sumber bahan makanan.
f. Pemanis alternatif
Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas
aman (Accepted Daily Intake/ADI). Pemanis alternatif dikelompokkan
menjadi pemanis berkalori yang perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosaalkohol
dan fruktosa. Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol. Pemanis tak berkalori termasuk:
aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, neotame.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori penderita diabetes
mellitus
Menurut Hasdianah (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan kalori pada penderita diabetes melitus antara lain:
a. Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pria sebesar 30 kal/kg BB dan wanita sebesar 25
kal/kg BB.
b. Umur
Diabetesi di atas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi yaitu usia 40-59
tahun dikurangi 5%, usia 60-69 tahun dikurangi 10%, dan lebih 70
tahun dikurangi 20%
c. Aktivitas Fisik
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intenssitas aktivitas
fisik. Aktivitas ringan ditambahkan 20%, aktivitas sedang
ditambahkan 30%, dan aktivitas berat dapat ditambahkan 50%.
d. Berat Badan
23
H. Kerangka teori
3. Penyakit penyerta
4. Umur
5.Tingkat stress
Aspek-aspek fungsi kognitif 1. penyerta
1. Orientasi
2. Atensi
3. Bahasa
4. Memori
5. Visuospasial
6. Fungsi eksekutif
7. kalkulasi
Diteliti :
Berhubungan/tidak diteliti :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu
dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
independen (variabel bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan
variabel lain dan Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain, variabel terikat adalah faktor yang
diamati dan diukur untukmenentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh
dari variabel bebas (Nursalam,2012). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan:
1. Variabel bebas adalahdiet rendah glukosa.
B. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara
kedua variabel, variabel bebas dan terikat (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis
terbagi dalam 2 tipe:
1. Hipotesis nol (Ho) yang berarti tidak ada pengaruhdiet rendah glukosa
pasien diabetes mellitus terhadap kemampuan kognitif pasien diabetes
mellitus anggota prolanis di Puskesmas Geyer 1
2. Hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan adanya pengaruhdiet rendah
glukosa pasien diabetes mellitus terhadap kemampuan kognitif pasien
diabetes mellitus anggota prolanis di Puskesmas Geyer 1
C. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmojo, 2010).
Berdasarkan pola pemikiran diatas maka kerangka konsep
penelitian pengaruhdiet rendah glukosa pasien diabetes mellitus terhadap
kemampuan kognitif pasien diabetes mellitus anggota prolanis di Puskesmas
27
Geyer 1.
I0 Ii Yi : Io : Ii
Ko ki Y2 : Ko: Ki
Nb:
I0 dan Ko : kemampuan kognitif pasien diabetes mellitus pre
Ii : kemampuan kognitif setelahdiet rendah glukosa
Ki : kemampuan kognitif post tanpa perlakuan
X : perlakuandiet rendah glukosa
O : tanpa perlakuan
Y : Hasil output
28
N
n= 2
N ( d ) +1
34
n= 2
34 ( 0.05 ) + 1
n = 31.33
dari perhitungan tersebut dapat diperoleh minimla sampel
penelitian adalah sejumlah 32 responden. Dari jumlah tersebut dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 15 responden untuk kelompok intervensi dan
15 responden untuk kelompok kontrol. Dalam pemilihan sampel terdapat
juga kriteria inklusi dan eklusi uang dapat dijadikan batasan-batasan
dalam pemilihan sampel. Untuk kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Penderita diabetes mellitus yang bersedia menjadi responden
penelitian
2) Penderita diabetes mellitus yang tinggal bersama keluarga
3) Penderita diabetes mellitus yang kooperatif
b. Kriteria Eksklusi
1) Penderita diabetes mellitus yang tidak hadir saat program
prolanis
2) Penderita diabetes mellitus dengan kondisi pengawasan
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia.
Jakarta: EGC, 44-54.2011
Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia:
Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC. 2014
Aprahamian I. et al. The Clock Drawing Test. A Review of its accuracy in
screening for Dementia. Dementia & Neuropsychologia. 2014
Bilous. Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Jakarta : Bumi Medik. 2012
Bustan. Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Jakarta : Rineka
Cipta. 2015
Brunner and Suddath. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC. 2013
Dahlan. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam. Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. 2010.
Ermalena. Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia. 2017
Efendi. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2019
Hidayat. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan.Jakarta.Salemba
medika. 2017
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan.
Kualitatif). Jakarta: GP Press.. 2013
Lestari. Hidup Sehat Tanpa Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Monce Publisher.
2012
Nursalam. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jilid I.
Jakarta : Salemba Medika.2012
Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.2010
Phitri dan Widiyaningsih. Hubungan Antara Sikap dan Pengetahuan Penderita
Diabetes Melitus dengan kepatuhan Diabetes Mellitus di RSUD Am.
Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. 2013
Perkeni. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, Jakarta. 2015
35
Kepada,
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Puskesmas Geyer 1
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nuryati
Nim : 112019030629
Peneliti ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
calon responden. Kerahasiaan serta informasi yang akan diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia
menjadi responden, maka saudara diperbolehkan menolak menjadi responden
penelitian. Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon untuk dapat
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
Hormat saya,
Nuryati
37
Nim : 112019030629
Persetujuan ini saya berikan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
manapun. Saya telah diberikan penjelasan mengenai penelitian dan saya telah
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan menjawab semua pertanyaan
dengan sejujur-jujurnya.
(…………………………………)
38
Nilai Nilai
Tes maks.
Item
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), 5 ---
(lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 3 ---
1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai
1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. 5 ---
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik
kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan 2 ---
( pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau 1 ---
tetapi ”
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan 3 ---
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah 1 ---
tangan kiri anda”
39
LAMPIRAN
5. Prosedur /
langkah –
langkah 1. Anamnesa
Menanyakan sering keringat dingin.
Menanyakan apakah kadang terasa gemetar.
Menanyakan sering pusing-pusing dan mata
berkunang-kunang.
Menanyakan ulu hati terasa perih.
Menanyakan kebiasaan makan sehari-hari.
Membiarkan penderita bercerita.
Mencatat dalam buku register.
2. Therapi
Menerangkan caradiet 3 x makanan pokok dan 3x
makanan selingan.
Bahan makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak boleh
Membatasi penggunaan karbohidrat.
Menghindari gula pasir dan gula merah.
Jenis sayuran yang diperbolehkan.
41
6. Evaluasi