TAWANGHARJO
Oleh :
NIM: 16.02.11.66
1
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ka.Prodi S1 Keperawatan
Ns.Sutrisno,M.Kep
NIDN: 06.211275.01
3
Ns.Rahmawati,M.Kes
Mengetahui,
Ka.Prodi S1 Keperawatan
Ns.Sutrisno,M.Kep
NIDN: 06.211275.01
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi penelitian yang berjudul
dapat diselesaikan sehingga bisa diujikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
banyak kendala sehingga dengan bantuan beberapa pihak skripsi penelitian ini
dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
6. Bapak, Ibu, dan keuarga saya, yang selalu memberikan dukungan, kasih
sayang dan perhatiannya yang sangat luar biasa, serta memberikan doa,
pendidikan.
ini.
8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Pada teknis penulisan maupun materi untuk itu kritik serta saran yang
skripsi penelitian ini penulis mohon maaf karena kesalahan adalah milik kami
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................7
E. Penelitian Terkait...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang masalah
kesehatan dan kecerdasan (Proverawati dan Erna, 2010). Masalah gizi yang
sering terjadi pada Baduta antara lain adalah masalah gizi kurang (BB/U),
Stunting (TB/U), gizi lebih atau obesitas dan kurang vitamin A (Natalia dkk,
terdapat 22.2% atau 150,8 juta balita didunia yang mengalami kejadian balita
pendek atau biasa disebut dengan stunting. Pada tahun 2017, lebih dari
setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari
proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) (WHO, 2018). Untuk
mencapai 29,9 persen, angka tersebut menurun jika dibandingkan dari tahun
2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak maksimal diderita
oleh sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia. Pada
1
2
lingkungan yang buruk. Kondisi stunting pada anak dapat dicegah dengan
cara meningkatkan status gizi ibunya pada masa remaja dan wanita subur,
pemberian makanan bayi dan anak yang tepat, serta meningkatkan akses air
bersih dan sanitasi yang memadai, imunisasi dan pengobatan untuk penyakit
pedesaan, rumah tangga miskin atau ibu yang pendidikan rendah. Misalnya,
di 66 survei nasional dari LMIC dari tahun 2005, prevalensi stunting pada
anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak memiliki pendidikan sebesar 38,7%
sedangkan dengan prevalensi anak stunting yang lahir dari ibu yang
Masalah stunting dapat menjadi masalah yang fatal bagi anak jika
tidak diatasi dengan baik. Dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah
3
tubuh. Dari hasil penelitian hasil penelitian Sari (2016), rata-rata energi pada
kognitif baik serta dari hasil analisis statistik uji chi-square nya dinyatakan
kurang 18,333 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak stunting.
sebelum kelahiran seperti gizi ibu selama kehamilan dan faktor setelah
kelahiran seperti ASI eksklusif, asupan gizi anak saat masa pertumbuhan,
lainnya yang berkolaborasi pada level dan tingkat tertentu sehingga pada
anak, semakin lama anak-anak disusui, semakin cepat mereka tumbuh baik
pada kedua dan tahun ketiga kehidupan (Nova dan Afrianti, 2018). Penelitian
Wahdah (2012) anak yang tidak mendapatkan ASI secara ekslusif beresiko
menderita Stunting dua kali lebih besar dari anak yang diberikan ASI.
4
didapatkan balita tidak ASI eksklusif sebanyak 87,8% dan 12,2% balita yang
mendapatkan ASI eksklusif, dari hasil uji statistik diperoleh nilai (p<0,05)
eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Dinkes Kota
Palembang.
sisanya 33,3% batita mengalami stunting, sedangkan dari 25 ibu batita yang
lain yang dilakukan oleh Murti (2018) menyatakan terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan kejadia stunting di Desa
cakupan ASI eksklusif ini di Indonesia hanya sebesar 41,9% pada tahun 2015
(Kemenkes RI., 2016). Dan pada tahun 2016, persentase bayi mendapat ASI
umur 0-5 bulan berdasarkan kelompok umur ada sebesar 54%. Sedangkan
5
tahun 2017, bayi mendapat ASI eksklusif sesuai umurnya sebesar 46,7%
Bayi yang wajib diberi ASI saja adalah bayi yang baru lahir sampai
dengan usia 6 bulan tanpa diberikan makanna tambahan lain, namun setelah
yang tidak adekuat, dalam hal ini adalah memberikan makanan pendamping
ASI (MP ASI). MP ASI yang diberikan terlambat bisa mengakibatkan bayi
mengalami kekurangan zat besi oleh karena tidak mendapat cukup zat gii.
Terhambatnya pertumbuhan pada anak akibat kurangnya asupan zat besi pada
masa balita tersebut apabila berlangsung dalam waktu yang cukup lama
bila ASI tidak mencukupi maka MP ASI dapat diberikan paling dini pada usia
4 bulan (17 minggu) dengan menilai kesiapan oromotor seorang bayi untuk
ASI untuk menjamin perkembangan kasanah kassa pada bayi, namun dengan
dapat diberikan mengaju pada rekomendasi asupan harian natrium. Gula juga
Stunting dibulan maret sejumlah 8 bayi. Dari data tersebut terdiri dari 5 bayi
sangat pendek dan pendek sejumlah 19 bayi. Data tersebut yang menjadi
B. Rumusan masalah
Berdasarkan masalah yang ditemukan maka rumuasan masalah adalah
bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, riwayat pemberian ASI, dan
pemberian MP-ASI dengan kejadian Stunting di wilayah kerja Puskesmas
Tawangharjo
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, riwayat
pemberian ASI, dan pemberian MP-ASI dengan kejadian Stunting di
wilayah kerja Puskesmas Tawangharjo
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan orang tua dengan
kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas
Tawangharjo
7
2. Manfaat Praktis
tentang stunting.
c. Bagi Peneliti
E. Penelitian terkait
N Peneliti Var Var Desain Populasi Hasil dan perbedaan
o Independen depende
n
Sri Pemberian Kejadia Korelasi Populasi yaitu 73,1%. Ada
Indrawati ASI n dengan desain sejumlah hubungan pemberian
Stunting cross sectional 191 ibu ASI eksklusif dengan
balita kejadian stunting
pada balita 2-3 tahun
ρ-value (0,000< 0,05)
perbedaan terdapat
pada waktu, tempat
dan variabel
penelitian
Syahban Faktor resiko Kejadia Jenis penelitian Populasi 1. Anak yang
dini n yang akan 194 anak memiliki riwayat
stunting dilakukan Infeksi
merupakan merupakan faktor
penelitian risiko terhadap
observasional kejadian stunting
dengan lebih besar 9 kali
menggunakan lipat
metode dibandingkan
penelitian dengan anak yang
kuantitatif, tidak memiliki
jenis deskriptif riwayat infeksi
analitik dan dengan p=0,001
desain case 10.
control 2. Anak yang
memiliki tingkat
kecukupan energi
yang rendah
bukan merupakan
faktor risiko
kejadian stunting
dengan nilai p=1
3. Anak yang
memiliki tingkat
kecukupan
protein yang
rendah
merupakan faktor
risiko kejadian
stunting lebih
besar 4 kali lipat
dibandingkan
dengan anak yang
memiliki tingkat
kecukupan
proteinnya
terpenuhi dengan
nilai p=0,015
perbedaan
terdapat pada
9
waktu, tempat
dan variabel
penelitian
Nur Tinggi Kejadia Korelasi Populasi 1. Tidak ada
Hadibah badandan n dengan desain sejumlah hubungan tinggi
riwayat Stunting cross sectional 97 anak badan dengan
pemberian kejadian stunting
MP-ASI dengan p value
0.788
2. Ada hubungan
riwayat
pemberian MP-
ASI
dengankejadian
stunting dengan p
value 0.012
perbedaan terdapat
pada waktu, tempat
dan variabel
penelitian
Murti Pengetahuan kejadian Korelasi Populasi Terdapat hubungan
ibu tentang stunting dengan desaign 40 balita tingkat
gizi case control pengetahuan ibu
tentang gizi balita
dengan kejadian
stunting dengan p
value 0.001
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
1. Stunting
a. Pengertian Stunting
yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup
gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting adalah status gizi
yang didasarkan pada indeks BB/U atau TB/U dimana dalam standar
langsung dan cepat. Kekurangan gizi ini bisa terjadi mulai dari masa
lebih pendek dari ukuran tinggi badan normal untuk anak seusianya.
karena status gizi ibu buruk selama kehamilan, pola makan yang
2012).
b. Faktor penyebab
pada bayi yang baru lahir adalah dengan cara memberikan ASI
eklusif. Hal ini dapat dilakukan mulai dari bayi lahir dan sampai
infeksi.
59 bulan
Pendamping – Air Susu Ibu dan yang paling bagus adalah air
5) Status gizi
status gizi ibu hamil karena bayi berat lahir rendah merupakan
dari panjang badan bayi, hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di Kendal.
6) Status ekonomi
berkualitas.
badannya,
1) Pertumbuhan melambat
4) Usia 8-10 tahun nanti anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
d. Dampak stunting
panjang dari stunting yaitu postur tubuh yang tidak optimal saat
16
postur tubuh
jantung, stroke, diabetes atapun gagal ginjal. Hasil riset World Bank
Transmigrasi, 2017).
2. Tingkat pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
b. Tingkat pengetahuan
1) Tahu (know)
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah tingkat pengetahuan yang
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
ada.
1) Faktor internal
a) Tingkat pendidikan
b) Pekerjaan
c) Umur
bekerja
d) Informasi
2) Eksternal
a) Faktor Lingkungan
b) Sosial budaya
3. MP-ASI
ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia
perubahan dari asupan susu menuju ke makanan semi padat. Hal ini
Bertiani, 2015).
diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI
harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk sari buah, buah
umumnya bayi telah siap dengan makanan padat pada usai ini
(Chomaria, 2013).
23
sebagai berikut:
anak
dengan tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi
terjangkau.
pada makanan .
Proverawati, (2010)adalah :
lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh : bubur susu, bubur
25
lain-lain.
dengan banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, bubur
agar bayi memaksanya untuk makan, ajak bayi untuk bicara, dan
pertambahan usianya, yaitu 2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan
dan 3-4 kali sehari pada usia 9-24 bulan dengan tambahan
4. ASI
a. Definisi
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
hanya perlu diberikan ASI saja atau dikenal dengan sebutan ASI
27
saja pada bayi 0-6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan lain
seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
1) Reflek Prolaktin
(Depkes RI,2005)
c. Fisiologi menyusui
masih terhambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua
inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusui lebih dini, terjadi
sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua reflek yang penting dalam
1) Reflek Prolaktin
cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas yang sangat
d. Komposisi ASI
1) Kolostrom
mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir
2) ASI Peralihan
3) ASI Matur
dipanaskan.ASI pada fase ini yang keluar pertama kali atau pada 5
yaitu:
semakin meningkat.
aman bagi bayi bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang
kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100ml/
semakin efektif dan terus menerus meningkat pada 10-14 hari setelah
melahirkan.
menurun. Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
33
kandungan nutrisi ibu. ASI yang dibutuhkan oleh bayi sesuai tingkat
seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, ibu
Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-
kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber
yang berumur enam bulan, yang hanya diberi ASI (Sunar, 2009)
alergi. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih
ASI eksklusif
tinggi 1,5-4,5 poin pada bayi yang diberi ASI selama 8 bulan
formula
hari sampai satu tahun akibat selain kelainan bawaan atau tumor
berbahaya dan 7.740 bayi yang masih hidup pada usia satu tahun.
dengan ASI dan durasi dampak reaksinya. Bayi yang tidak pernah
ASI secara parsial memiliki risiko meninggal akibat diare 4,2 kali
anak-anak di Brazil.
Amerika, 400 bayi meninggal per tahun akibat muntah diare. Tiga
bayi sehat yang lahir cukup umur dan punya akses pada fasilitas
selama 6 bulan.
38
berakibat pada gizi buruk karena asupan yang kurang pada bayi.
Secara tidak langsung, kurang gizi juga akan terjadi jika anak
2007) yaitu :
1) Makanan
2) Ketenangan Jiwa
4) Perawatan payudara
5) Fisiologi
air susu.
B. Kerangka teori
Penyebab stunting
1) Pola asuh orang tua
2) Tingkat pengetahuan dan
2) Tingkat Pengetahuan
Pendidikan orang tua
3)
3) Pemberian
Pemberian ASIASIdan
danMP-ASI
MP-ASI
Stunting
4) Faktor gizi buruk
5) Status gizi
6) Status ekonomi
7) Kurangnya akses air bersih dan
sanitasi Tanda gejala stunting
1) Pertumbuhan melambat
2) Wajah tampak lebih
mudah dari balita
seusianya
3) Pertumbuha gigi
terlambat
4) Usia 8-10 tahun nanti
anak menjadi lebih
pendiam, tidak banyak
melakukan kontak mata
terhadap orang di
sekitarnya
Dampak stunting
1. tingkat kecerdasan yang
tidak maksimal,
2. rentan terhadap penyakit
3. memiliki postur tubuh
yang tidak ideal
4. memiliki penurunan
kemampuan kognitif,
5. risiko menurunnya
tingkat produktivitas
: Berhubungan
: Diteliti
C. Hipotesis
Stunting”
Stunting”
D. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian
1. Populasi
tertentu yang diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja
tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
2. Sampel
sejumlah 38 anak. Namun Peneliti juga mengacu pada kriteria inklusi dan
a. Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
September 2020.
E. Definisi Operasional
1
46
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi (Sujarweni,
Tawangharjo.
Tawangharjo
pemberian MP-ASI
Puskesmas Tawangharjo.
48
Instrument adalah alat yang digunakan dalam waktu penelitian yang biasanya
1. Kuesioner
a. Uji validitas
indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
b. Uji reliabilitas
a. Editing
bahkan terlupakan.
b. Coding
data.
c. Tabulating
setiap data.
d. Processing/entry
e. Cleaning
1) Analisa Univariat.
Usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua.
2) Analisa Bivariat
adalah korelasi Rank Spearman jika skala dari 2 variabel adalah skala
nominal-nominal. Atau jika satu skala nominal dan satu skala ordinal
penelitian. Jika p value lebih besar dari derajat (α) 0,05 maka
I. Etika Penelitian
1. Prinsip manfaat
a. Subjek berhak untuk ikut atau tidak ikut menjadi responden atau
partisipan penelitian.
3. Prinsip keadilan
responden.
DAFTAR PUSTAKA
Basmat, Bahar dan Jus’a, (2012). Hubungan asupan seng, vitamin A, zat besi dan
kejadian pada balita (24-59 bulan ) dan kejadian stunting. Universitas Esa
Unggul
Ernawati, dkk (2013). Pengaruh asupan protein ibu hamil dan panjang badang
bayi lahir terhadap kejadian stunting pada anak usia 12 bulan di Kabupaten
Bogor.
Fikriana (2017). Hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada
Hanum (2019). Pola asuh makan, perkembangan bahasa dan kognitif anak balita
stunting dan normal dikelurahan Sumur Batu. Jurnal gizi dan pangan
Proverawati dan Erna (2016). Berat badan lahir rendah (BBLR). Yogyakarta:
Nuha medika
Universitas Diponegoro
Sari (2016). Gambaran status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sentolo 1
Nova (2018). Hubungan antara riwayat pemberian ASI Ekslusif dengan stunting
55
Terati (2013). Studi determinan kejadian stunting pada anak balita di wilayah
tentang gizi balita dengan kejadia stunting di Desa Singakerta Gianjar Bali
pada anak usia 6-23 bulan. Jurnal gizi dan dietetic Indonesia.
Wiyogowati (2012). Kejadian stunting pada anak berumur dibawah lima tahun di
Kepada,
Yth. Calon Responden Penelitian
Di wilayah kerja Puskesmas Tawangharjo
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Nim :
Adalah mahasiswi jurusan S1 Keperawatan Universitas AN NUR
Purwodadi yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Riwayat Pemberian Asi, Dan Pemberian Mp-Asi Dengan Kejadian
Stunting Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangharjo”.
Peneliti ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
responden. Kerahasiaan serta informasi yang akan diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia
menjadi responden, maka saudara diperbolehkan menolak menjadi responden
penelitian. Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon untuk dapat
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
Hormat saya,
Persetujuan ini saya berikan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
manapun. Saya telah diberikan penjelasan mengenai penelitian dan saya telah
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan menjawab semua pertanyaan
dengan sejujur-jujurnya.
Purwodadi, Agustus 2020
Responden
(…………………………………)
58
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 ASI wajib diberikan sejak anak lahir
2 ASI wajib diberikan sampai anak usia 6
bulan
3 Pemberian ASI yang baik akan membuat
pertumbuhan bayi menjadi lebih baik
4 Anak stunting merupakan anak yang lahir
kerdil atau berat badan dan tinggi badan
dibawah normal
5 Stunting dapat dicegah dengan kecukupan
nutrisi
6 Tumbuh pendek, tubuh kurus, perut
buncit meruakan cirri-ciri anak dengan
stunting
7 Makanan pendamping ASI merupakan
makanan tambahan yang diberikan bayi
setelah berusia 6 bulan sampai bayi
berusia 24 bulan
8 Tujuan pemberian makanan pendamping
ASI untuk melengkapi zat gizi yang sudah
berkurang
9 Makanan pendamping ASI bertujuan
untuk menggantikan ASI
10 Pemberian makanan pada bayi sebelum
bayi berusia > 6 bulan dapat berpengaruh
pada pencernaan
59
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Asi Diberikan Saat Baru Lahir Sampai
Berusia 6 Bulan
2 Ibu memberikan cairan berwarna kuning
(kolostrum) saat bayi lahir
3 Saat ibu lahir, ibu membiarkan anaknya
dengan naluri sendiri menyusu dalam1
jam pertama setelah lahir
4 Ibu memberikan ASI tanpa makanan
pendamping ASI sampai berusia 6 bulan
5 ASI diberikan ibu sampai anak berusia 2
tahun
6 Ibu sering memijatpayudara untuk
memperlancar produksi ASI
7 Ibu menyiapkan ASI saat sebelum
meninggalkan bayi untuk pergi keluar
rumah
8 Selama pemberian ASI anak sering diare
9 Selama pemberian ASI anak sering
demam
10 Sebelum bekerja IBU akan menyiapkan
ASI untuk disimpan di Kulkas
NO PERNYATAAN YA TIDAK
60
1. TB anak :
2. BB anak :
3. IMT anak :
61
4. SD anak :
kelamin