Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI SERAT OPTIK


UNIT IV: PERHITUNGAN LINK BUDGET MENGGUNAKAN
OPTISYSTEM

DISUSUN OLEH :
Ilham Adha Sulaeman
15101083

Partner Praktikum: 1. Haris Fadilah (13101082)


2. Laksmita Intan Pertiwi (14101085)
3. Muhammad Arif Sy (14101086)

Tanggal Praktikum: 9 Mei 2018


Asisten Praktikum: 1. Nizam Khoirunnidzom (14101104)
2. Fildza Amalia Zhafira (14101053)

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2018
UNIT IV
PERHITUNGAN LINK BUDGET MENGGUNAKAN OPTISYSTEM

I. DASAR TEORI
Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua
parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx sampai
Rx melalui media transmisi. Dalam hal ini perhitungan dengan media
transmisi Wifi. Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu
jaringan yang menggunakan media transmisi berbagai macam. Link budget
ini dihitung berdasarkan jarak antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx).
Link budget juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan Rx
misal gedung atau pepohonan. Link budget juga dihitung dengan melihat
spesifikasi yang ada pada antenna.[1]
Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang
dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau
sama dengan level daya threshold  (RSL ≥ Rth). Tujuannya untuk menjaga
keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan
di receiver. Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi
suatu kanal wireless adalah sebagai berikut :[2]
a. Lingkungan Propagasi
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio.
Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi
oleh noise  dan interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi,
dimana semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar.
Parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi
propagasi, fading, delay spread, noise, dan interferensi.
b. Rugi-rugi Propagasi
Dalam lingkungan radio, konfigurasi alam yang tidak beraturan,
bangunan, dan perubahan cuaca membuat perhitungan rugi-rugi
propagasi sulit. Kombinasi statistik dan teori elektromagnetik
membantu meramalkan rugi-rugi propagasi dengan lebih teliti.
c. Fading
Fading adalah fluktuasi amplituda sinyal. Fading margin adalah level
daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih antara
daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas
penerima. Nilai fading margin biasanya sama dengan peluang level
fading yang terjadi., yang nilainya tergantung pada kondisi lingkungan
dan sistem yang digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem
bekerja dengan baik sebesar 15 dBm.
d. Noise
Noise dihasilkan dari proses alami seperti petir, noise thermal pada
sistem penerima, dll. Disisi lain sinyal transmisi yang mengganggu
dan tidak diinginkan dikelompokkan sebagai interferensi.
Optisystem adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan
untuk melakukan simulasi suatu jaringan fiber optik mulai dari sentral
sampai end-user, selain itu Optisystem juga mendukung untuk pengukuran
jaringan seperti Power Link Budget dan Rise Time Budget. Power Budget
adalah jumlah hilangnya aliran data (dari transmitter ke receiver) yang
masih dapat di toleransi jumlahnya. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1.
Power budget disebabkan oleh fiber loss dan splice loss. Untuk
mendapatkan nilai power budget maka dilakukan penghitungan loss dari
pengiriman cahaya melalui transmitter menuju receiver.[3]

Gambar 1.1 Power Budget[3]


II. HASIL DATA
A. Gambar Rangkaian Link Sistem Komunikasi Serat Optik pada Sisi
Transceiver.

Gambar 2.1 Gambar Simulasi Link Sistem pada Sisi Transceiver


B. Gambar Rangkaian Link Sistem Komunikasi Serat Optik pada Sisi
Connector.

Gambar 2.2 Gambar Simulasi Link Sistem pada Sisi Connector


C. Gambar Rangkaian Link Sistem Komunikasi Serat Optik pada Sisi
Receiver.

Gambar 2.3 Gambar Simulasi Link Sistem pada Sisi Receiver


D. BERAnalyzer

Gambar 2.4 Gambar hasil BER analyzer


E. Hasil Daya Input dan Terima

Gambar 2.5 Hasil Daya Input dan Terima


F. Penjelasan Komponen yang Digunakan Dalam Simulasi Link
Sistem Komunikasi Serat Optik
1. CW Laser Penjelasan : Laser merupakan
masukan untuk sumber optik
dalam laser ini menggunakan
frekuensi 193.1 THz.

2. Mach-Zehnder Modulator Penjelasan : Berfungsi untuk


menumpangkan sinyal-sinyal
informasi berupa pulsa-pulsa
cahaya ke dalam sinyal
pembawa (carrier) agar dapat
ditransmisikan ke tujuan.
3. Pseudo- Random Bit Penjelasan : Untuk membuat
data random

Sequence Generator

4. NRZ Penjelasan : Mengkonfersi


data menjadi tipe coding NRZ
Pulse Generator

5. Penjelasan : Untuk
menampilkan gelombang

Oscilloscope Visualizer keluaran dari perangkat NRZ


Pulse Generator

6. Optical Spectrum Analyzer Penjelasan : Untuk


menampilkan hasil keluaran
perangkat Mach-Zehnder
Modulator dalam kawasan
frekuensi.

7. Optical Power Meter Penjelasan : Untuk mengukur


daya keluaran dari perangkat
Mach-Zehnder Modulator.

8. Connector Insertion Loss Penjelasan : Penghubung


bagian transmitter dengan
media optik dengan nilai 0.5
dB.
9. Optical Fiber Lenght Penjelasan : Panjang kabel
serat optik sejauh 60 km

10. Redaman Splice Attenuation Penjelasan : Memberikan


nilai redaman splice sebesar
2.4 dB

11. Margin System Attenuation Penjelasan : Link loss sebesar


6 dB yang digunakan untuk
menghitung link budget dalam
jaringan fiber optik.

12. Connector 1 Insertion Loss Penjelasan : Penghubung


bagian receiver dengan media
optik dengan nilai insertion
loss 0.5dB.

13. Photodetector APD Penjelasan : Sebagai


penerima sinyal optik dari
connector.

14. Low Pass Bessel Filter Penjelasan : Filter yang


Cutoff Frequency meloloskan frekuensi terendah
dengan nilai cutoff frequensi
0.75*bit rate Hz.
15. 3R Regenerator Penjelasan : Berfunsgi untuk
memisahkan sinyal asli, sinyal
carrier dan sinyal termodulasi.

16. Electrical Power Meter Penjelasan : Berfungsi untuk


Visualzer mengukur daya disisi elektris,
dari keluaran 3R Generator.

17. BER Analyzer Penjelasan : Berfungsi untuk


mendekteksi bit error pada
sinyal.

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada kesempatan pratikum sistem komunikasi serat optik ini
membahas tentang perhitungan link budget menggunakan aplikasi
optisystem. Fungsi Optisystem itu sendiri digunakan untuk melakukan
simulasi suatu jaringan fiber optik mulai dari sentral sampai end-user, selain
itu Optisystem juga mendukung untuk pengukuran jaringan seperti Power
Link Budget  dan Rise Time Budget. Optisystem merupakan sebuah software
yang didesain untuk merencanakan, menguji, dan mensimulasikan hampir
semua jenis jaringan serat optik. Software ini dikembangkan oleh
perusahaan bernama Optiwave Company. Optisystem diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan penelitian para ilmuwan, insinyur telekomunikasi
optik, system integrator, mahasiswa dan berbagai pengguna lainnya. Pada
software ini terdapat sebuah library yang didalamnya terdapat banyak jenis
perangkat yang bisa kita gunakan misalnya alat ukur Optical Power Meter
(OPM) untuk melihat loss di setiap poin, Optical Time Domain Reflector
(OTDR) untuk mengidentifikasi fault location atau mendiagnosa dari
keseluruhan serat optik apabila ada sambungan atau konektor pada saat
instalasi yang kurang baik, dan masih banyak lagi perangkat yang lain.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuat road-map
mulai dari sentral (dalam hal ini berarti OLT). Pada software optisystem
tidak disediakan perangkat OLT secara implisit, tapi kita bisa menggunakan
perangkat Optical Transmitter sebagai penggantinya yang menyerupai
fungsi dari OLT itu sendiri. Buka di folder Default -> Transmitter Library
-> Optical Transmitter -> Optical Transmitter, lalu drag and drop ke
lembar projectnya.
Perancangan yang dibuat di OptiSystem, sumber optik adalah CW
Laser sebagai sinyal carrier dan Bit Sequence Generator menggunakan tipe
'User Defined' sehingga bisa kita atur, selanjutnya bit kode yang dikirim
akan di-coding menggunakan NRZ Pulse Generator. Selanjutnya sinyal info
dimodulasi dengan sinyal carrier menggunakan Mach-Zehnder Modulator.
Mach-Zehnder Modulator berfungsi sebagai modulator sinyal yang
menghasilkan sinyal optik. Sinyal selanjutnya dikirim via serat optik sejauh
50 Km yang kemudian diterima oleh Optical Receiver. Optical Receiver
merupakan sub-system dari photodetector APD filter Bessel dan 3R
Regenerator.
Berdasarkan simulasi rangkaian praktikum, untuk format modulasi
RZ (Return-to-Zero). Pada sisi receiver terdapat Photodetector APD
(Avalanche Photo Diode). Untuk pengukuran di sisi modulator, dipasang
Optical Spectrum Analyzer dan Optical Power Meter.
Cara agar mengetahui bahwa perancangan kita sudah berjalan
dengan baik atau tidak? Yaitu pasangkan perangkat BER Analyzer (Default
-> Visualizer Library -> Electrical) untuk mengecek nilai BER dan Q-
Factor, atau Optical Power Meter (Default -> Visualizer Library ->
Optical) untuk mengetahui besaran power/daya yang diterima.
Ketentuannya adalah nilai BER tidak boleh lebih besar dari 1x10^-9
(BER <= 1x10^-9), sedangkan Q-factor harus lebih dari 6 (Q >= 6). Untuk
power tidak ada kriteria/acuan khusus melainkan harus disesuaikan dengan
responsivitas perangkat penerima (receiver).
BER Analyzer digunakan untuk mengetahui performansi dari
modulator. Performansi dapat kita lihat dari eye diagram yang menunjukkan
sinyal informasi yang dibawa oleh bit '1' dan '0'.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Sinyal yang dipisahkan oleh 3R regenerator diantaranya, sinyal asli,
sinyal carrier, dan sinyal termodulasi.
2. Pseude-Random Bit Sequence Generator berfungsi sebagai pengirim
sinyal berbentuk bit 0 dan 1.
3. Alat ukur yang digunakan pada sisi optis diantaranya, optical power
meter dan optical spectrum analyzer
B. SARAN
1. Perhatikan komponen apa saja yang akan digunakan dalam
pembuatan rangkaian ini.
2. Teliti dalam penempatan connector, agar rangkaian berhasil
disimulasi.
3. Ikuti step by step sesuai dengan arahan dari asisten pratikum.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Alqossam86, Link Budget, 2014. [Online]. Available:
https://wiwidkurniandi.wordpress.com/2014/10/03/link-budget/. [Accessed 14
Mei 2018].

[2] L. S. D. T. S. T. Purwokerto, Simulasi Menggunakan Aplikasi Optisystem


V7.0, pp. 1-13.

[3] Barry, Crisp J. 2015. "Sebuah Pengantar Serat Optik Edisi Ketiga". Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai