Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Dalam Bentuk:

PENDAMPINGAN BIMBINGAN DAN PEMBINAAN PENYULUHAN AGAMA ISLAM


DI TPQ “AL-HIDAYAH” DUSUN KETAWANG DESA KARANGGENENG KECAMATAN
KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

Oleh:
ABD. HADI, SH.,MH
NIY : 2012.127.054

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT (INSUD)


LAMONGAN JAWA TIMUR

Semester Gasal
Tahun Akademik: 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرمحن الرحيم‬

.‫ أشهد أن الإله االهللا وأشهد أن حممدا رسول هللا‬.‫احلمد هلل رب العاملني‬


:‫ أما بعد‬.‫اللهم صل وسلم على سيدان حممد وعلي اله واصحابه أمجعني‬

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT., yang karena hnaya rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan Pengabdian pada
Masyarakat ini. Kemudian shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW., keluarga, sahaby-sahabat serta orang-orang yang mengikutinya
hingga akhir zaman.

Syukur al-Hamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya semata, maka akhirnya penyusunan laporan Pengabdian pada Masyarakat dalam
bentuk: “Pendampingan dan Penyuluhan Agama Islam di TPQ Al-Hidayah” Dusun Ketawang
Desa Karanggeneng Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan.

Sebuah kenyataan yang harus diakui oleh penyusun, bahwasanya terselenggaranya


kegiatan penyusunan laporan ini—sehingga menjadi salah satu laporan Pengabdian pada
Masyarat, mustahil bisa terlaksana dengan maksimal tanpa adanya kerja sama dengan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penyusun
menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., MM., M.Pd.I. selaku Rektor Institut Pesantren Sunan
Drajat (INSUD) Lamongan, yang telah memberi kesempatan penyusun untuk
melakukan penyusunan dan fasilitas pendukungnya
2. Drs Nur Salim S.H., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Muhyiddin, MA, selaku
Ketua Prodi Hukum Tata Negara / Syiyasah Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan, yang telah memberi izin pada penyusun untuk membuat penyusunan,
dengan segala hormat dan terima kasih penyusun sampaikan.

2
3. Rasa hormat, dan ta’dhim serta terima kasih pula yang sebesar-besanya kepada kedua
orang tuaku; Ayahanda Khusnan (Alm) dan Ibundaku Hj. Sofini, yang senantiasa
memberikan do’a dan restunya demi selesainya penyusunan ini, dengan segala
hormat serta bakti yang tulus penyusun haturkan.
4. Istriku yang tercinta Dr. Hj. Siti Afiyah, SH.,MH.., Anak-anakku yang tersayang dan
tercinta: Muhammad Khusnul Hidayat, dan Ni’matul Hidayah juga seluruh keluarga
serta semua pihak yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, pengertian,
memotivasi dengan segala kasih-sayang dan kesabarannya sehingga penyusunan ini
dapat terselesaikan
5. Dan seluruh civitas akademik Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan,
terima kasih atas dorongan dan kerjasamanya selama dalam penyusunan laporan
pengadian pada Masyarakat tersebut.
Mengenai penyusunan laporan Pengabdian pada Masyarakat ini, penyusun menyadari
masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penyusun harapkan demi perbaikan, penyempurnaan karya ini selanjutnya. Semoga
penyusunan ini bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT, penyusun memohon ampun dan berserah diri kepada-Nya.

Lamongan, 31 Desember 2020

Penulis,

Abd. Hadi , S.H., M.H

3
ABSTRAKSI
Abd. Hadi, SH.,MH, 2020/2021 : “ Pendampingan Bimbingan dan Pembinaan
Penyuluhan Agama Islam di TPQ “ Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng
Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan ”

Kata Kunci: Pendampingan, Penyuluhan, Agama Islam

Kita sering jumpai, jika ada kegiatan berkumpul-kumpul atau sekedar nongkrong (jagong
/ jandon ngopi) dan lain-lain, yang sudah terbiasa dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya—namun kondisi seperti itu sangat berbeda dengan keadaan masyarakat atau
warga Dusun Ketawang desa Karanggeneng dewasa ini setelah adanya wadah
“Pendampingan Bimbingan dan Pembinaan Penyuluhan Agama Islam di TPQ “ Al-Hidayah”
Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan”
mampu menjadi teladan bagi masyarakat dan generasi mudanya—sebab bahwa di sela-sela
kesibukan para warga dan kondisi yang capek karena habis aktivitas seharian, mereka
khusunya Orang Tua mau menyempatkan dan mampu menyisihkan waktu untuk
mengantarkan anaknya datang ke Madrasah Diniyah / TPQ, bahkan anak-anaknya biasa
membaca Al-Qur’an sekaligus merupakan Bimbingan dan Penyuluhan gama Islam—kegiatan
ini tentunya membuat hati mereka lebih tenang karena juga sebagai sarana memperbanyak
ibadah kepada Allah SWT sekaligus yang terpenting adalah memohon kepada Allah SWT agar
do’a yang dipanjatkan tersebut melalui putra-putinya agar dapat diberkahi dan ijabahi oleh
Allah SWT.
Lebih dari itu, diharapkan semoga kegiatan Pendapingan dan Penyuluhan Agama
Islam ini dapat memberi motivasi spiritual, kesadaran dan menghormati adanya perbedaan
pemahaman dan pengalaman yang ada di tengah masyarakat. Proses dakwah tersebut
mengandung kegiatan yang diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan sikap, gaya
hidup, pola berfikir serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan ajaran dan syariat agama
Islam.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
“Pendampingan Bimbingan dan Pembinaan Penyuluhan Agama Islam di TPQ “ Al-
Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kecamatan Karanggeneng Kabupaten
Lamongan” saat ini memang sangat banyak sekali hikmahnya bagi masyarakat, antara
lain:
1. Dengan adanya kegiatan ini, bisa digunakan sebagai jembatan untuk menumbuh-
kembangkan bakat putra putrid dudun Ketawang untuk memahami Agama Islam dan
Khususnya Baca Al-Qur’an.
2. Dan yang paling penting, adalah dengan mengikuti jam’iyah TPQ berarti mereka sudah
menjalankan ibadah, dengan demikian mereka sudah berusaha mancari dan
mendapatkan pahala yang banyak
3. Sebagai sarana mendekatkan diri dan beribadah pada Allah SWT
4. Juga sebagai ajang untuk mencari ilmu—sebab ilmu merupakan bekal hidup bahagia di
dunia dan akhirat.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan Rahmat bagi kita semua dan

mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai penjelas dan pembimbing untuk memahami

isi Al-qur’an sehingga menjadi petunjuk bagi umat manusia. Semoga Allah SWT

mencurahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat membuka

mata hati kita untuk senantiasa menerima kebenaran secara hakiki.

Kesempurnaan agama Islam merupakan kesepakatan umat Islam semuanya,

karena memang telah dinyatakan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, yang artinya:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama Islam bagi kalian, dan telah Aku

sempurnakan nikmat-Ku atas kalian serta Aku ridha Islam menjadi agama kalian.”

(QS: Al-Maidah: 3)

Bahkan Juga Rasulullah SAW bersabda:

ِ َّ‫ي ٌء يُقَ ِربُ مِ نَ ْال َجنَّ ِة َويُبَا ِعدُ مِ نَ الن‬


‫ار إِالَّ قَدْ بُيِنَ لَكُ ْم‬ ْ ‫ش‬
َ ‫ِي‬
َ ‫َما بَق‬
Artinya: “Tidak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al-Jannah
(surga) dan menjauhkan dari An-Naar (neraka) kecuali telah
dijelaskan kepada kalian semuanya.” (H.R Ath-Thabrani)

Ayat dan hadits di atas menjelaskan suatu landasan yang agung yaitu bahwa

Islam telah sempurna, tidak butuh ditambah dan dikurangi lagi. Tidak ada suatu ibadah,

baik perkataan maupun perbuatan melainkan semuanya telah dijelaskan oleh Rasulullah

SAW.

5
Suatu ketika Rasulullah SAW mendengar berita tentang pernyataan tiga orang,

yang pertama menyatakan: “Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam”,

yang kedua menyatakan: “Saya akan bershaum (puasa) dan tidak akan berbuka”, yang

ketiga menyatakan: “Saya tidak akan menikah”, maka Rasulullah SAW menegur

mereka, seraya berkata: “Apa urusan mereka dengan menyatakan seperti itu? Padahal

saya juga bershaum dan saya pun berbuka, saya shalat dan saya pula tidur, dan saya

menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah golonganku.”

(Muttafaqun alaihi)

Sebagaimana sudah banyak kita ketahui bersama , jika pendidikan Agama

adalah merupakan pondasi bagi kehidupan manusia, sebagaimana yang sudah sudah

biasa dilakukan masyarakat pada umunya. Terlebih lagi, masyarakat Dusun Ketawang

Desa Karanggeneng, Namun kali ini masyarakat atau warga Dusun Ketawang Desa

Karanggeneng mampu menjadi putra-putinya sebagai generasi penerusnya.

Di sela-sela kesibukan para warga dan kondisi yang capek karena habis aktivitas

seharian, mereka mau dan mampu menyisihkan waktu untuk bersilahturahim datang ke

rumah-rumah tetengganya, setidaknya dengan seminggu sekali untuk membaca dzikir,

tahlilan dan membaca do’a-do’a istighotsah, seminggu sekali yaitu pada hari Ahad sore

diadakan Siswa-Siswi Madrasah Diniyah bersama dengan para Orang tua / wali dari

Santri Madrasah Diniyah, insya Allah kegiatan ini membuat hati mereka lebih tenang

karena juga sebagai sarana memperbanyak ibadah kepada Allah SWT sekaligus yang

terpenting adalah memohon kepada Allah SWT agar do’a yang dipanjatkan tersebut

melalui istighotsah dan tahlil dapat di ijabahi oleh Allah SWT.

Kegiatan istighotsah dan tahlil yang rutin dilaksanakan setiap seminggu sekali

yaitu pada hari Ahad sore diadakan Siswa-Siswi Madrasah Diniyah bersama dengan

6
para Orang tua / wali dari Santri Madrasah Diniyah Dusun Ketawang Desa

Karanggeneng yang tergabung dalam Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” ini insyaAllah

akan mendatangkan rahmat yang melimpah, ketenangan, kedamaian pada mereka.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya sebagai berikut: Dari

Al-Aghorr Abi Muslim, ia berkata; Aku menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al

Khudzri, keduanya menyaksikan bahwa Nabi SAW bersabda : “Tidaklah berkumpul

suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah melainkan para malaikat mengelilingi

mereka, rahmat tercurah pada mereka, ketenangan turun atas mereka, dan Allah

memuji mereka dihadapan makhluk yang ada di sisi-Nya”.(HR. Muslim)

Sementaara dalam Hadits shohih (Al Bukhori) bahwasannya Nabi Muhammad

SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki banyak malaikat yang selalu bepergian

di muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir

kepada Allah, maka mereka memanggil: “Silahkan sampaikan hajat kalian”.

Dua hadits inilah, setidaknya yang menjadi dasar sekaligus motifasi warga

berkumpul untuk melakukan istighotsah dan bertahlil bersama-sama dengan harapan

mendapat rahmat, ketenangan, kedamaian dan hajat atau do’a-do’a mereka akan

diijabahi “dikabulkan” oleh Allah SWT

Di sisi lain, di samping kegiatan tersebut berupa istighotsah dan tahlil, terdapat

juga kegiatan yang paling fenomenal pada kelompok Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”

ini, yakni adanya Kegiatan Penyuluhan Agama Islam Seminggu Sekali yang diisi

oleh ustadz-ustadz dari luar Desa / Pengurus Thoreqoh Al-Khidmah Cabang Lamongan

yang saling bergantian , dengan materi penyuluhan yang berbeda setiap pertemuannya.

Sehingga dengan demikian, masyarakat yang mengkuti kegiatan ini

memperoleh benyak keuntungan, antara lain, pahala bacaan dzikir, istighosah, tahlil,

7
bahkan tidak kalah pentingnya adalah manfaat dan hikmah dari adanya Majelis Ilmu

yang dikemas dengan kegiatan Penyuluhan Agama Islam tersebut. Kegiatan ini

dilakukan oleh masyarakat Dusun Ketawang Desa Karanggeneng yang bergabung pada

kelompok Madrasah Diniyah“Al-Hidayah, karena mengacu pada nash-nash al-Qur’an

maupun Al-hadits, antara lain:

- Dalil Menuntut Ilmu dari Al-Qur'an:

1. ‫ب ِزدْنِي ع ِْلما‬ِ ‫َو قُ ْل َر‬


Artinya: "….. dan katakanlah olehmu - Wahai tuhanku, tambahkanlah untukku
ilmu”. (Q.S: Thoha: 114)

2. ‫اْل َ ْل َباب‬
ْ ‫قُ ْل ه َْل َي ْستَ ِوي الَّذِينَ َي ْعلَ ُمونَ َوالَّذِينَ ال َي ْعلَ ُمونَ ِإنَّ َما َيتَذَ َّك ُر أُولُو‬
Artinya; “Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang
mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S Az-
Zumar: 9)

َ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا مِ ْنكُ ْم َو الَّذِينَ أُوت ُوا ْالع ِْل َم دَ َر‬
3. ‫جات‬ َّ ‫َي ْرفَ ِع‬
Artinya: “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian
serta orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat (Al Mujadaah:
11)

- Dalil Menuntut Ilmu dari Al-Hadits

ْ ‫ى كُ ِل ُم‬
1. ‫سلِم‬ َ ‫طلَبُ الع ِْل ِم فَ ِر ْي‬
َ ٌ ‫ضة‬
ْ َ‫عل‬ َ
Artinya: "Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim" (H.R. Ibnu
Majah)

2. ‫ِين‬ َّ ْ‫َم ْن ي ُِرد‬


ِ ‫َّللاُ بِ ِه َخيْرا يُف َِق ْههُ فِي الد‬
Artinya: “Siapa saja yang alloh kehendaki baginya kebaikan maka ia akan
difahamkan dalam masalah agama" (H.R. Bukhari & Muslim)

3. ‫ أو ولد‬،‫ أو علم ينتفع به‬،‫ إال من صدقة جارية‬:‫إذا مات اإلنسان انقطع عنه عمله إال من ثالثة‬
‫صالح يدعو له‬
Artinya: "Jika seorang anak Adam (manusia) meninggal, maka seluruh
amalannya terputus kecuali dari tiga hal; Shedekah jariah, ilmu yang
bermanfaat dan anak sholih yang senantiasa mendoakannya" (H.R.
Muslim)

ِ ‫ط ِريقا مِ ْن طُ ُر‬
4. ‫ق ا ْل َجنَّ ِة‬ َ ‫َّللاُ بِ ِه‬ َ ‫طلُبُ فِي ِه ع ِْلما‬
َّ ‫س َّه َل‬ ْ َ‫ط ِريقا ي‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫َم ْن‬

8
Artinya: “Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga” (H.R. Ibnu
Majah & Abu Dawud)

B. Indentifikasi Kegiatan

Dewasa ini, masih banyak masyarakat yang masih mensia-siakan waktunya

hanya untuk sekedar duduk-duduk yang tiada makna. Padahal kita tahu, bahwa

tidaklah Allah SWT menciptkan jin dan manusia tiada lain adalah hanya untuk

beridah kepada-Nya. Oleh karena itu, untuk menjembatani agar masyarakat tidak

mensia-siakan hidupnya hanya untuk nongkrong, maka diperlukan sebuah wadah

atau kelompok “jami’yah” dzikir sebagai sarana masyarakat guna meperbanyak

ibadah pada Allah SWT dengan bentuk kegiatan istighotash dan tahlil

sebagaimana yang ada pada Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang

Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng Lamongan

Selanjutnya, di sisi lainnya, banyak juga masyarakat awam yang kurang

memahami bahkah mengerti tentang ajaran-ajaran agama Islam, hal ini dikarenakan

keterbatasan biaya dan ekonomi masyarakat saat itu untuk mecari ilmu di lembaga-

lembaga pendidikan formnal atau pondok-pondok Pesantern. Perilaku-perilaku

kegamaan masyarakat saat ini—yang penting dalam benak masyarakat adalah

sudah dilakukan tanpa memperhatikan apakah itu sah atau tidak, sesuai rukun atau

tidak, bahkan yang lebih mengkuatirkan adalah bayak perbuatan masyarakat yang

tidak mempertimbangkan halal atau haram, baik apa buruk. Hal ini bisa terjadi

desebabkan faktor pengetahuan dan ilmu agama Islam masyarakat yang kurang

memadahi.

9
Untuk mencari alternatif solusi pemecahan masalah di atas, maka diadakan

Penyuluhan Agma Islam pada masyarakat yang tergabung di Madrasah

Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng

Lamongan.

C. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan Penyuluhan Agama Islam ini bertujuan untuk menambah

wawasan keagamaan “khususnya tentang materi-materi ke-Islaman”, agar supaya

jama’ah dalam hidup bermasyarakat dan beragama mau mendasarinya dengan ilmu

agama. Jika ini terjadi, maka harapanya adalah perbuatan-perbuatan yang

dilakukaan oleh masyarakat tersebut bisa sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Terlibih lagi tema yang disampaikan pada Pemyuluan Agama Islam ini sangat

bergam topiknya.

Bahkan, Penyuluhan Agama Islam ini juga diharapkan dapat menyampaikan

ajaran agama sesuai dengan perkembangan dan taraf hidup masyarakat Dusun

Ketawang Desa Karanggenengn tergabung dalam Madrasah Diniyah“Al-

Hidayah”. Lebih dari itu, Penyuluhan Agama Islam dapat memberi motivasi

spiritual, kesadaran dan menghormati adanya perbedaan pemahaman dan

pengalaman yang ada di tengah masyarakat. Proses dakwah tersebut mengandung

kegiatan yang diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan sikap, gaya

hidup, pola berfikir serta meningkatkan kesadaran masyarakat.

10
D. Metode dan teknik Penyuluhan Agama Islam di Madrasah Diniyah
“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng
Lamongan

1. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam.

Secara umum dan luas, program pemberdayaan perempuan adalah

meliputi segala usaha untuk yang dilakukan untuk memberikan kemampuan

atau kekuatan pada perempuan untuk dapat menjadi perempuan yang mandiri

dengan potensi yang ada pada diri mereka. Dalam upaya memberikan

bimbingan diperlukan metode yang sesuai, agar dapat mengembalikan motivasi

dan dapat memecahkan masalah.

Dalam suatu bimbingan metode langsung (Direct metode) menjadi

bagian yang sangat penting, karena metode ini terkait dengan bagaimana

seorang pembimbing atau penyuluh menyampaikan materi, memberikan

pemahaman kepada yang dibimbing. Keberhasilan pembimbing dapat dinilai

dari segi metode yang digunakan tepat atau tidak, jamaah dapat memahami

materi penyuluhan atau tidak. Inilah fungsi dari metode bimbingan dan

penyuluhan agama Islam yang diterapkan Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”

Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng Lamongan, antara

lain sebagai berikut:

a. Metode Ceramah dan Dialogis

Pelaksanaan Penyuluhan Agama Islam, dalam metode ceramah ini

adalah mula-mula penyuluh memberikan pengajaian “ceramah” agama Islam

terlebih dahulu sesuai dengan topik dan tema yang sudah ditentukan oleh

pengurus Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa

11
Karanggeneng Kec. Karanggeneng Lamongan, sehingga jama’ah bisa

mendegarkan, menyimak, dan mendalami meteri secara utuh dan

komprehenship.

Selanjutnya, metode diologis ini terkandung maksud seorang

penyuluh berdialog secara langsung dengan jama’ah tentang masalah yang

dihadapi, pembimbing memberikan penjelasan melalui materi-materi

pengetahuan agama yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi

oleh jama’ah. Karena pada dasarnya seorang penyuluh harus membekali diri

dengan ketrampilan dan penguasaan persoalan yang dihadapi obyek atau

sasaran penyuluhan.

Sehingga pada tahap selanjutnya, penyuluh mampu menjadi teman

kerja untuk membantu menyelesaikan persoalan agama islam yang dihadapi.

Maka langkah selanjutnya akan lebih mudah melakukan pembinaan yang

sistematis dan berkelanjutan (continue), pendampingan ini dilakukan tidak

hanya satu atau dua kali akan tetapi dilihat dari permasalahannya sehingga

dapat diukur tingkat penyelesaiannya.

b. Metode Persuasif

Metode yang dimaksud adalah upaya menjalin hubungan baik

dengan jamaah, memahami kondisi jamaah. Metode ini diaplikasikan

dengan sikap empati dan simpati antar sesama anggota jama’ah. Metode ini

merupakan penentu dari proses selanjutnya, apabila jama’ah sudah menaruh

kepercayaan kepada pembimbing maka pembimbing akan mudah

memahami karakter, sifat dan sikap jama’ah yang perlu diperbaiki. Jama’ah

12
juga akan terdorong untuk menceritakan dan mengungkapkan apa yang

masih menjadi persoalan yang dihadapi secara terbuka. Maka secara

psikologis permasalahan yang dihadapi terasa sedikit berkurang.

c. Metode Pengawasan

Metode pengawasan yang dimaksud yaitu melakukan pengawasan

terhadap jama’ah terkait dengan serangkaian kegiatan kerja yang dilakukan

selama pengajian dan pembinaan berlangsung. Tidak terkecuali pengawasan

juga dilakukan di luar kegiatan pembinaan. Hal ini dimaksudkan untuk

memantau atau mengamati adanya perkembangan sikap dan perilaku

jama’ah yang lebih baik dengan pemberian bimbingan dalam pengajaran

agama melalui pemberian materi-materi ke-Islaman dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Teknik Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam.

Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan

mengambil pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok dan pendekatan

secara individual. Dalam penerapan teknik bimbingan dan penyuluhan tersebut

di atas, pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama Islam di Madrasah

Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec.

Karanggeneng Lamongan dengan menggunakan tahapan kegiatan bimbingan

dan penyuluhan agama Islam sebagai berikut:

a. Pembacaan Istighotsah.

Secara teknis kegiatan diawali dengan pembacaan istighotsah.

Istighotsah sebagai sarana bagi umat Islam untuk memintak pertolongan

13
dan perlindungan kepada Allah SWT. Pada zaman sekarang ini manusia

mengalami permasalahan yang kompleks, misalnya: masalah kriminalitas,

pembunuhan mutilasi dan lain sebagainya dapat dilihat di lingkungan

maupun berita nasional saat ini. Hal ini menunjukkan manusia mengalami

krisis moral dan kurangnya iman. Dengan pembacaan istighotasah oleh

jama’ah diharapkan agar jama’ah mampu menghidupkan nilai-nilai yang

terkandung di dalam al-Qur‟an sehingga jama’ah dapat

mengimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat

mempertebal iman dan membentengi diri dari perbuatan maksiat sehingga

dapat membentuk masyarakat yang Islami.

b. Pembacaan Tahlil.

Kegiatan yang kedua yaitu pembacaan Tahlil atau dzikir dengan

kalimat-kalimat thoyyibah, hal ini akan memotivasi Siswa atau Santri serta

pata Ustadz dan Ustadzah dan juga para wali murid untuk mengingatkan

akan keagungan, kemahakuasaan Allah SWT seklaigus unutuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT

c. Pembacaan Shalawat .

Kegiatan yang ketiga yaitu pembacaan Shalawat Nabi. Hal ini

dimaksudkan agar dapat memotivasi atau mendorong manusia akan

kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan

(Uswatun hasanah) bagi umat Islam. Dengan menjalankan sunah-sunah

Nabi dan meneladani perilaku Rasulullah SAW yang tercermin dalam sifat

wajib Rasul SAW yaitu: Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.

14
d. Penyampaian Materi Penyuluhan dan Pengajaran Agama.

Kegiatan yang keempat adalah penyampaian materi penyuluhan dan

pengajaran agama. penyampaian materi adalah segala sesuatu yang

disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau

teknologi. Materi penyuluhan yang baik dalam penyuluhan adalah yang

sesuai dengan kebutuhan sasaran penyuluhan, dapat memecahkan masalah

yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan.

Penyampaian materi penyuluhan (Mauidzah Hasanah) dalam hal ini

diartikan sebagai ungkapan yang mengandung bimbingan, pendidikan,

pengajaran, kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif yang

dapat dijadikan pedoman kehidupan agar mendapatkan keselamatan dan

kebahagiaan dunia dan akhirat. Pengajaran agama adalah penanaman moral

dan memberi pengetahuan tentang agama kepada sasaran dakwah atau

penyuluhan. Dengan pengajaran dan pendidikan agama yang dilakukan di

di Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng

Kec. Karanggeneng Lamongan diharapkan dapat membentengi diri dari

pengaruh negatif globalisasi dan perkembangan teknologi yang telah

berkembang pada saat ini.

e. Konsultasi.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari suatu

masalah, untuk memberikan solusi pemecahan masalah dan menjawab

permasalahan penyuluh memberikan dan menyediakan pembinaan secara

berkala, menyediakan waktu yang tidak terbatas dengan hanya

15
berkonsultasi pada saat pengajian berlangsung tetapi dapat berkonsultasi

melalui via SMS, telepon atau datang langsung ke rumah untuk meminta

jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi.

E. Fokus Materi Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam di Madrasah


Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec.
Karanggeneng Lamongan

Materi adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan,

yang menyangkut ilmu agama Islam. Materi penyuluhan yang baik dalam

penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran penyuluhan, dapat

memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. Dalam hal

ini materi bimbingan penyuluhan agama Islam meliputi:

1. Materi Aqidah.

Materi aqidah yang disampaikan berkaitan dengan Iman, Islam, Ihsan.

Ciri-ciri orang yang beriman, Islam dalam berperilaku, iman dan takwa kepada

Allah SWT.

2. Materi Ibadah / Syariah.

Materi ibadah / syariah disampaikan berkaitan dengan masalah-masalah

fiqih, syari’at, dan hukum Islam kontemporer, seperti tentang zakat, thoharoh,

sholat. puasa, makanan halal dan haram, bunga bank, dan lain-lain—sekaligus

dengan menunjukkan dan mengupas dasar-dasar hukumnya baik secara naqliyah

maupun aqliyah

16
3. Materi akhlak

Materi akhlak yang disampaikan dengan masksud agar supayah jama’ah

mengetahui akan pentingnya akhlak yang muliah, baik dengan dengan Khaliq

maupun sesama manusia. Dan juga kadang-kanga untuk mendukung materi

akhlaq ini juga akan diceritkan sejarah serta kisah-kisah teladan yang tercermin

pada Nabi Muhammad SAW yang patut diteladani oleh umat Islam. adanya

kisah-kisah bijak dimaksudkan sebagai Ibrah untuk menggugah orang agar mau

bersyukur atas nikmat Allah SWT, mengakui adanya sang Khaliq serta berbuat

baik untuk dirinya dan orang banyak.

17
BAB II

JAM’IYAH DZIKIR, TAHLIL


DAN ISTIGHOTSAH “AL-HIDAYAH”

A. Sejarah Singkat Jam’iyah

Di Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng Lamongan,

saat ini sedang marak mengadakan tahlil, yang dikemas dalam bentuk kegiatan

dzikir, istighotash, tahlilan, kirim do’a dan lain-lain. Kegiatan tersebut diikuti oleh

masyarakat dengan maksud ibadah dan syi’ar Islam.

Di Dusun Ketawang Desa Karanggeneng, sebenarnya kegiatan jam’iyah

dzikir semacam ini baru-baru saja muncul. Selama ini belum pernah ada kegiatan

tersebut. kegiatan tersebut muncul atas usulan seorang pemuda yang ingin

mengirim do’a kepada orang tuanya yang sudah meninggal, ia juga ingin mengajak

tetangganya berbuat hal yang sama, agar ketika do’a diamini banyak orang

insyaAllah cepat terkabul.

Sebelum adanya kegiatan istighotsah dan tahlil keliling, banyak sekali

kegiatan-kegiatan masyarakat yang kurang bermanfaat, bahkan tidak jarang para

pemuda dan masyarakat membuat kegiatan yang meresahkan warga sekitar, seperti

kegiatan cangkruk, remi, judi, minum-minuman keras dan ramai-ramai sehingga

mengganggu ketentraman warga, sampai akhirnya muncullah ide kegiatan

melakukan istighotsah dan tahlil.

Selanjutnya melalui seorang tokoh, seluruh kepala rumah tangga

dikumpulkan dan diajak berembug (musyawarah) membuat kegiatan yang positif

tersebut—yang tidak merugikan orang lain, dan sangat menguntungkan bagi yang

mau melakukannya baik dunia maupun akhiratnya. Kemudian mayoritas warga

18
mengusulkan membuat jam’iyah istighotsah dan tahlil, usul tersebut sangat

disambut baik oleh semua warga masyarakat, akhirnya disepakati dan terbentuklah

Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”, dan kegiatan tersebut dilaksanakan semiggu

sekali, tepatnya setiap malam Jum’at sehabis sholat isya’, yakni pukul 19.30 WIB.

B. Bentuk-bentuk Kegiatan Jam’iyah

1. Istighotsah dan Tahlil Keliling

Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” Dusun Ketawang Desa Karanggeneng

Kec. Karanggeneng Kabupaten Lamongan, yang bediri pada bulan Mei tanggal

15 tahun 2001 kegiatan jam’iyah di madrasah Diniyah ini dikemas dengan

kegiatan istighotsah dan tahlil keliling. Untuk merangsang kedatangan anggota

agar giat hadir dalam kegiatan tersebut, setiap pertemuan ini juga digunakan

untuk menabung agar bisa ziarah kubur ke makam waliyullah—sehingga

keuntungan yang didapat bukan cuma keuntungan ukhrowy sekaligus

duniawinya juga.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa selain kegiatan istighotsah,

tahlil dan pengajian “ceramah” agama rutin (malam Jum’at Legi), dalam

perkumpulan jam’iyah ini juga ada iuran wajib dan tabungan. Iuran wajib ini

digunakan untuk menyelenggarakan acara peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

ataupun umum (PHBN), seperti peringatan maulid Nabi Muhammad, Nuzulul

Qur’an, peringatan serta lomba-lomba Agustusan dan lain-lain—yang mana

dalam acara PHBI selalu mendatangkan ulama’ besar dari luar kota—

terkandung maksud agar para anggota jam’iyah istighotsah dan tahlil keliling

yang tergabung dalam Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”, mendapatkan siraman

19
rohani dan pelajaran-pelajaran tentang agama Islam serta mau melaksanakan

ubudiyah-ubudiyah lainnya dengan hati yang ikhlas.

Di luar itu, ternyata ketika kelompok jam’iyah ini akan menyelenggarakan

peringatan-peringatan hari besar Islam, sebelum pentas dibuat terlihat semangat

mereka dalam bergotong-royong, tanpa disuruh mereka sudah mendatangi

tempat pentas dengan membawa peralatan masing-masing siap untuk bekerja

bersama, selain itu para ibu juga sudah siap membawa pisau dan peralatan dapur

lainnya untuk bersama-sama memasak di dapur.

Tidak ketinggalan anak-anak juga ikut berpartisipasi meramaikan

peringatan dengan ikut bergotong-royong menyapu halaman, hal itu sudah

menjadi tradisi bersama, mereka berpedoman bahwa kelompok jam’iyah adalah

milik bersama jadi setiap ada pengajian agama maka segala kekurangan

ditopang bersama, gotong-royong dikerjakan bersama, kurang lebih juga

ditanggung bersama sehingga kerukunan warga bisa tercipta dan mereka merasa

bahagia.

Selain itu, ada juga sistem tabungan, tiap minggu mereka diwajibkan

menabung sebesar seribu rupiah, setelah akhir periode (akhir tahun) ketika uang

tabungan sudah terkumpul banyak maka anggota kelompok jam’iyah pergi

berwisata rohani ke makam wali songo dan wali-wali lainnya, hal itu sudah

berjalan hampir sembilan tahun.

2. Penyuluhan Agama Islam

20
Maksud Penyuluhan Agama Islam dalam Madrasah DiniyahAl-Hidayah

ini adalah Penyuluhan Agama Islam yang dilaksanakan pada setiap Malam

Jum’at Legi, setelah selesai melakukan ritual istighotsah dan tahlil, kemudian

diteruskan dengan ceramah agama oleh ustadz-ustadz yang saling bergantian

(jadwal dan tema terlampir)—dan dilaksanakn rutin setiap satu bulan sekali.

Penyuluhan ini perlu diadakan dikarenakan kegiatan istighotsah dan tahlil

keliling ini bukan hanya murni sekedar dzikir dan berdo’a pada Allah SWT

semata, melainkan juga diharapkan menjadi Majelis Ilmu. Sebab penting bagi

setiap insan untuk menuntut ilmu. Karena dengan memiliki ilmu banyak hal

yang bisa kita dapati baik itu urusan dunia maupun akhirat.

Belajar atau menuntut ilmu mempunyai peranan penting dalam kehidupan.

Dengan menuntut ilmu orang menjadi pandai, ia akan mengetahui terhadap

segala sesuatu yang dipelajarinya. Tanpa menuntut ilmu orang tidak akan

mengetahui sesuatu apapun. Di samping belajar dapat untuk menambah ilmu

pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar juga dinilai sebagai ibadah

kepada Allah SWT. Orang yang belajar sungguh-sungguh disertai niat ikhlas, ia

akan memperoleh pahala yang banyak. Belajar juga dinilai sebagai perbuatan

yang dapat mendatangkan ampunan dari Allah SWT.

Orang yang belajar dengan niat ikhlas kepada Allah SWT akan diampuni

dosanya. Bahkan yang paling penting dengan adanya majelis ta’lim orang akan

bertambah ilmu agamanya dan semakin kuat imanya pula. Di sisi lain, orang

yang mau menuntut ilmu ini dihargai sebagai jihad fi sabililah yaitu pahalanya

sama dengan orang yang pergi berperang dijalan Allah SWT untuk membela

kebenaran agama Islam.

21
Bahkan, maksud kegiatan Penyuluhaan Agama Islam dalam sebuah

majelis dzikir sangatlah banyak, di antaranya menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan, saling mengingatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT,

membentuk keakraban sesama peserta jama’ah, menghilangkan kebodohan

dengan menghadirkan Tanya Jawab setelah ceramah agama, membiasakan

telinga dan hati kita untuk belajar menerima dan mau mendengarkan wejangan-

wejangan, karena ketika hati seseorang sudah tidak mau menerima nasehat

orang lain, maka hati kita akan mengeras, dan amarah akan mudah melebur

dalam hati, rasa iri, dengki dan hasud akan mudah menghampiri hati kita, dan

keadaan seperti itu sangat membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Penyuluhan Agama Islam ini rutin baik mingguan ( tiap Minggu Sore )

maupun sebulan sekali (pas malam Ahad Legi), dengan maksud dan tujuan

untuk mengingatkan para jama’ah agar tidak bosan-bosan berbuat baik, karena

perbuatan maksiat yang terjadi di sekitar kita tidak hanya sekali atau dua kali

saja dilakukan. Tetapi berulang-ulang sehingga kita butuh taushiyah sebagai

recharge untuk terus mengingatkan kebaikan agar jama’ah semakin bertambah

ilmunya, bertambah imannya kepada Allah SWT, dan bahkan yang paling

peting banyak ibadah serta mendekatkan diri pada Allah SWT.

22
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Realisasi Kegiatan

Berawal dari rasa kekhawatiran yang ada ditengah-tengah masyarakat karena

adanya kegiatan yang kurang bermanfaat bagi mereka maupun generasi penerus,

muncullah pemikiran diadakannya kegiatan istighotsah, tahlil keliling dan

Penyuluhan Agama Islam yang insyaAllah sangat bermanfaat bagi warga Dusun

Ketawang Desa Karanggeneng. Kegiatan ini terbetuk sejak Tahun 2008, selama ini

kegiatan sudah berjalan dengan lancar, baik dan istiqomah.

Al-hamdulillah dengan berjalannya waktu, usia Madrasah Diniyah“Al-

Hidayah” sekarang memasuki tahun yang kesembilan. Besar harapan semoga

jam’iyah ini akan terus bertahan sampai kapanpun. Jamiyah ini biasanya digelar

seminggu sekali setiap Malam Jum’at sehabis sholat Isya’ dengan bergantian setiap

minggunya di rumah-rumah anggota jam’iyah dengan berdasarkan undian yang ke

luar.

Selanjutnya, untuk setiap bulannya sehabis melakukan istighotsah dan tahlil,

diteruskan dengan kegiatan Penyuluhan Agama Islam dengan cara pengajian

“ceramah” agama rutin yang dibimmbing atau disampaikan langsung oleh

pengasuh dan pengurus Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” yang lain. Dan ini

dilakukan bertepatan pada malam Ahad Legi dengan tema atau materi yang

berganti-ganti setiap bulannya.

23
B. Obyek dan Sasaran Kegiatan

Kegiatan Penyuluhan Agama Islam ini diikuti oleh bapak atau ibu warga

Ketawang. Awalnya Kegiatan ini hanya diikuti oleh sekelompok, tepatnya hanya

satu dusun saja, namun semakin lama kegiatan berlangsung ternyata banyak warga

yang melirik dan berminat untuk bergabung dalam kelompok Madrasah

Diniyah“Al-Hidayah” ini, dengan terus istiqomah, warga yang semakin banyak

hingga berjumlah, lama-kelamaan bertambah menjadi kurang lebih 100 orang

setiap kegiatan bulanan khusunya

Belum lagi. ketika jami’yah mengadakan peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW atau peringatan Nuzulul Qur’an, maka obyek dan sasaran

kegiatan Penyuluhan Agama Islam ini adalah seluruh masyarakat Dusun Ketawang

Desa Karanggeneng yang terdiri dari 6 RT bahkan se Desa Karanggeneg dan

Warga Desa sekitar, semua hadir sekaligus ikut membantu mensukseskan acara

tersebut bahkan ada yang relah mengeluarkan uang, buah-buahan, ikan, rajungan,

seekor kambing, dan lain sebagainya. Padahal mereka bukanlah termasuk Siswa

atau Santri Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”.

24
BAB IV

HASIL KEGIATAN

A. Istighotsah dan Tahlil

Telah kita maklumi bersama bahwa acara istighotash dan tahlilan merupakan

upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh keumunan masyarakat Islam

untuk memperingati hari kematian. Secara bersama-sama, berkumpul sanak

keluarga, handai taulan, beserta masyarakat sekitarnya, membaca beberapa ayat Al-

qur’an, dzikir-dzikir, dan disertai do’a-do’a tertentu untuk dikirimkan kepada si

mayit. Karena dari sekian materi bacaannya terdapat kalimat tahlil yang diulang-

ulang (ratusan kali bahkan ada yang sampai ribuan kali), maka acara tersebut

dikenal dengan istilah “Tahlilan”.

Kegiatan istighotsah dan tahlil keliling saat ini sedang gencar dilakukan oleh

warga Dusun Ketawang Desa Karanggeneng yang tergabung dalam Madrasah

Diniyah“Al-Hidayah”, kegiatan tersebut sangat fenomenal sekali dan sedikit

menggelitik pikiran kita untuk membahasnya, diakui oleh berbagai kalangan

masyarakat, jika kegiatan tersebut memang sangat banyak sekali hasilnya, salah

satunya dengan adanya kegiatan jam’iyah istighotsah dan tahlil keliling ini juga

bisa digunakan sebagai jembatan untuk menumbuh-kembangkan kerukunan warga,

gotong-royong, tolong-menolong, terciptanya sistem kekeluargaan antar anggota

warga, membangun ukhuwah Islamiyah dan solidaritas yang kokoh, sekaligus

sebagai sarana masyarakat mendekatkan diri kepada Allah SWT,

Tidak lepas pula, dalam acara tersebut terdapat penjamuan yang disajikan

pada tiap kali acara diselenggarakan. Model penyajian hidangan biasanya selalu

25
variatif, tergantung adat yang berjalan di tempat tersebut. Namun pada dasarnya

menu hidangan “lebih dari sekedarnya” cenderung mirip menu hidangan yang tidak

ada unsur kemeriahan. Sehingga acara tersebut terkesan syukuran kecil-kecilan,

yang secara tidak langsung mengajari dan membiasakan masyarakat untuk gemar

melakukan shodoqoh, infaq, zakat, dan lain sebagainya

B. Penyuluhan Agama Islam

Masyarakat atau manusia dapat terpengaruh oleh keteladanan, baik pengaruh

positif maupun negatif. Apabila pengaruh buruk yang berkembang di masyarakat,

maka pengaruh buruknya akan mengantarkan manusia kepada keburukan dan

kerusakan. Sedangkan apabila keteladanan baik yang berkembang di masyarakat,

maka pengaruh baiknya akan mengantarkan masyarakat pada kejayaan dan

kebaikan. Oleh karena itu Islam menganjurkan umatnya agar menebar kebaikan di

tengah-tengah masyarakat dengan melakukan amar ma’ruf dan juga menjaga

masyarakat dari kerusakan dan keburukan dengan jalan nahi mungkar sehingga

stabilitas masyarakat dapat dipertahankan. Tentunya untuk menkaver semuanya itu,

maka penyuluhan agamas islam benar-benar dibutuhkannya.

Hasil dari kegiatan penyuluhan agamas islam rutin, yang sudah berlangsung

sudah bertahun-bertahun dalaksanakan Madrasah Diniyah“Al-Hidayah”, ternyata

banyak masyarakat umum yang hadir akhirnya juga berkeinginan membikin

kelompok-kelompok jama’ah sendiri atas nama lingkungan RT-nya. Dengan

demikian, bahwa kegiatan penyuluhan agamas islam yang dilakukan ini menuai

hasil yang sangat positif bagi masyarakat pada umumnya.

26
Karena dengan adanya kegiatan-kegiatan Islami seperti istighotsah dan tahlil

keliling yang dikemas dengan Penyuluhan Agama Islam tentuntanya ini sudah

semestinya membuat hati masyarakat lebih tenang dan bahagia, karena dengan

mengikuti jam’iyah berarti mereka sudah menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Dengan demikian, mereka juga mendapatkan pahala—sehingga dapat ditarik

benang merah, bahwa dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat:

1. Lebih sering sholat berjama’ah di musholla-musholla dan masjid

2. Gemar infaq dan shodaqoh

3. Suka silaturrohim sesama warga

4. Gemar mengikuti majelis-majelis ta’lim yang ada di Desa

5. Mereka lebih bermoral dan agamis

6. Suka tolong-menolong

7. Sosialnya sangat tinggi

8. Lebih berakhlaq dan memiliki rasa tawaddlu’

9. dan lain sebagainya

27
BAB V

KESIMPULAN

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan istighotasah, tahlil dan Penyuluhan Agama Islam yang dilakukan oleh

Madrasah Diniyah“Al-Hidayah” saat ini memang sangat banyak sekali hikmahnya

bagi masyarakat, antara lain:

1. Dengan adanya kegiatan ini, bisa digunakan sebagai jembatan untuk

menumbuh-kembangkan kerukunan warga, saling tolong-menolong, saling

kekeluargaan, membangun ukhuwah Islamiyah dan solidaritas yang kokoh.

2. Dan yang paling penting, adalah dengan mengikuti jam’iyah berarti mereka

sudah menjalankan ibadah, dengan demikian mereka sudah berusaha mancari

dan mendapatkan pahala yang banyak

3. Sebagai sarana mendekatkan diri dan beribadah pada Allah SWT

4. Juga sebagai ajang untuk mencari ilmu—sebab ilmu merupakan bekal hidup

bahagia di dunia dan akhirat.

28
TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ( TPQ )
“ AL-HIDAYAH “
KETAWANG – KARANGGENENG – LAMONGAN
Sekretariat : Rt.01 Rw.04 Ketawang Karanggeneng Lamongan Telp./ HP. 081330488134 – 081553347660 Email :
abd.hadi55@Yahoo.com

SUSUNAN PENGURUS TPQ AL-HIDAYAH


Dusun Ketawang Desa Karanggeneng Kecamatan Karanggeneng
------------------------------------------------------------------------------------
Pelindung : Kepala Desa Karanggeneng
Pembina : Indarto ( Kepala dusun Ketawang )
Penasehat : 1. H. Moh. Fatkhur
2. H. Sulani, S.Pd
3. H. Suparto

Ketua : Drs. H. Abd. Hadi, SH., MH


Wakil Ketua :1.Mardiyono
2. Ngatmuji
Sekretaris : Moh. Taviv, S.Pd.
Wakil Sekretaris : Listono, S.Pd.
Bendahara : Dr. Dra. Hj. Siti Afiyah, SH.,MH.
Wakil Bendahara : Moh. Sholeh

Devisi-Devisi :
1. Bagian Peribadatan :1. Sholihun, S.Pd
2. Imam Syafi’i
2. Penggalian Dana :1. H. Suyikno
2. Sulikin
3. Pemeliharaan Bangunan :1. Dwi Prasetyo
2. Kusno
4. Pendidikan Remaja :1. Abdul Manan
2. Bagas

29
TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ( TPQ )
“ AL-HIDAYAH “
KETAWANG – KARANGGENENG – LAMONGAN
Sekretariat : Rt.01 Rw.04 Ketawang Karanggeneng Lamongan Telp./ HP. 081330488134 – 081553347660 Email :
abd.hadi55@Yahoo.com

SUSUNAN DEWAN GURU MADIN dan TPQ AL-HIDAYAH


Dusun Ketawang Desa karanggeneng Kecamatan Karanggeneng
------------------------------------------------------------------------------------

NO NAMgA L/P Tgl. Lahir Pend Jabatan


1 Moh. Taviv, S.Pd. L 18-02-1965 S-1 Kepala Madin

2 Listono, S.Pd., M.Pd L 29-06-1983 S-2 Kepala TPQ

3 Qoni’ah, S.Pd P 06-02-1973 S-1 Guru Tetap

4 Maghfiroh, S.Pd.I P 04-11-1970 S-1 Guru Tetap

5 Ahmad Sholeh L 13-05-1968 PGA Guru Tetap

6 Hj. Muniroh P 25-03-1971 SMA Guru Tetap

7 Ifatu Zuninah, S.Pd.I P 02-03-1987 S-1 Guru Tetap

8 Anis Nur Laila, S.Pd. P 07-06-1977 S-1 Guru Tatap

9 Barrotun Nasihah,S.Pd.I P 16-10-1986 S-1 Guru Tetap

10 Siti Rif’atul Hasanah, S.Pd.I P 30-05-1990 S-1 Guru Tetap

11 Anita Rahmawati, S.Pd. P 03-07-1992 S-1 Guru Tetap

12 Nurdyaningseh P 30-01-1977 SMA Tenaga Admin

30
FOTO USTADZAH DAN TPQ “ AL-HIDAYAH “

31
FOTO KEPALA TPQ DAN SISWA SISWI AL-HIDAYAH

32
FOTO KEGIATAN PENGAJIAN RUTIN TPQ AL-HIDAYAH

33

Anda mungkin juga menyukai