Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilham Kertarajasa Adi Buwono

NPM : 1806219715

Kelas : Hukum Perbankan – Reguler

1. Merujuk pada Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) pada pasal 20 angka 1
disebutkan pengertian akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak
atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu. Rukun
akad terdiri atas pihak-pihak yang berakad, objek akad, tujuan pokok akad, dan
kesepakatan, hal ini merujuk pada pasal 22 KHES. Syarat dari rukun akad sendiri
terdapat dalam pasal 23-25 KHES, yaitu yang pertama adalah orang yang berakad harus
cakap hukum, berakal, dan tamyiz. Yang kedua objek akad harus suci, bermanfaat, milik
sempurna dan dapat diserahterimakan. Yang ketiga akad bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan pengembangan usaha masing-masing pihak yang mengadakan
akad. Yang terakhir kesepakatan dapat dilakukan dengan jelas, baik secara lisan, tulisan,
dan/atau perbuatan. Lahirnya akad apabila terpenuhinya rukun dan syarat-syaratmya, hal
ini merujuk pada pasal 28 ayat (1) KHES. Merujuk pada pasal 48 KHES, akad berakhir
saat sudah sesuai dengan maksud dan tujuan akad. Selain itu, akad dapat
dibatalkan/fasad, yaitu akad yang terpenuhi rukun dan syaratnya namun terdapat segi
atau hal lain yang merusak akad tersebut karena pertimbanagan maslahat, merujuk pada
pasal 28 ayat (2) KHES. Selain itu pula akad bakal demi hukum apabila terdapat
kekurangan rukun dan/atau syarat-syaratnya, merujuk pada pasal 28 ayat (3) KHES.
2. Merujuk kepada pasal 19 Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
(yang selanjutnya disingkat UU Perbankan Syariah), terdapat 9 jenis akad yaitu
 Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Wadi’ah.
 Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Mudharabah.
 Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Mudharabah, Akad
Musyarakah.
 Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah, Akad Salam, Akad
Istishna.
 Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad Qardh.
 Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan Akad Ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik.
 Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad Hawalah.
3. Soalnya sama kek minggu lalu
4. Soalnya sama kek minggu lalu
5. Merujuk Pada pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/22/PBI/2004 tentang Bank
Perkreditan Rakyat, menyebutkan bahwa BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh
(a) warga negara Indonesia, (b) badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga
Negara Indonesia, (c) Pemerintah Daerah, atau (d) dua pihak atau lebih sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c.
6. Soalnya sama kek minggu lalu

Anda mungkin juga menyukai