25 49 2 PB
25 49 2 PB
1. Pendahuluan
Perusahaan dagang secara umum dapat didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan mem-
beli barang dari pihak atau perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Secara umum persediaan
merupakan barang dagangan yang dibeli dari perusahaan lain, kemudian disimpan untuk dijual kembali dalam operasi nor-
mal perusahaan atau diproses terlebih dahulu kemudian baru dijual, sehingga perusahaan selalu memberi perhatian yang
besar terhadap persediaan.
Persediaan memiliki arti penting dan berperan sangat penting bagi perusahaan, baik perusahaan perdagangan maupun
perusahaan industri. Pada umumnya, setiap perusahaan yang bergerak di bidang dagang, manufaktur maupun jasa bertujuan
untuk mendapatkan laba. Salah satu sumber daya yang memegang peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan ada-
lah persediaan. Persediaan sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan karena mempunyai nilai yang cukup besar ser-
ta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi perencanaan. Pengendalian persediaan merupakan salah satu
kegiatan penting untuk mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Tanpa adanya persediaan, perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan penjualan. Penjualan barang dagang secara otom-
atis akan terpengaruh atas tersedianya barang dagangan atau persediaan barang dagangan. Jika barang tidak tersedia berupa
bentuk, merk, jenis, mutu, serta jumlah yang diinginkan pelanggan atau konsumen, maka penjualan akan mengalami
penurunan. Karena kekurangan jumlah persediaan barang dagangan juga dapat menyebabkan konsumen beralih ke perus-
ahaan lain yang menjual barang sejenis. Oleh karena itu, persediaan sangat perlu dijaga untuk kelangsungan kegiatan perus-
ahaan yang bersangkutan.
Perusahaan yang tidak matang analisanya dalam persediaan barang dagang biasanya total biaya persediaan yang harus
dikeluarkan lebih besar bila dibandingkan dengan total biaya persediaan barang dagang yang dihitung menurut First In First
Out (FIFO), Last In First Out (LIFO) atau Average. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode First In First Out (FIFO), Last
In First Out (LIFO) atau Average dapat meningkatkan efisiensi persediaan barang dagang dalam perusahaan.
Persaingan antar perusahaan semakin tajam sehingga menyebabkan berbagai masalah bagi perusahaan. Sistem persedi-
aan diartikan sabagai serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat
CONTACT: Nikke Yudha K.P., nikkeyudha.ny@gmail.com, Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda 18
Journal of Indonesian Science Economic Research (JISER) 19
Vol 2, No 3, June 2020
ISSN 2686-0074 (online)
Available online at http://journalindonesia.org/index.php/JISER
persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Agar ba-
rang dagang dapat terjual dipasaran maka perusahaan harus mampu menyusun strategi untuk mencapai tujuan perusahaan
demi memperoleh laba yang diinginkan. Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan
barang dagang. Namun, apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan barang dagang, hal ini
akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan
barang dagang yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan persediaan barang dagang.
Sejalan dengan hal tersebut maka setiap pengusaha berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka usaha
memaksimalkan laba dengan meningkatkan penjualan yang didukung dengan persediaan barang dagang yang mencukupi.
PT. Indogrosir Samarinda merupakan pusat dagang yang menjual produk makanan dan non-makanan secara lengkap
dibawah satu atap sehingga kita dapat melihat aktivitas pasar secara lengkap hanya pada satu tempat. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk meneliti penilaian persediaan beras yang tepat untuk meningkatkan perolehan laba pada PT Indogrosir Sa-
marinda.
PT Indogrosir Samarinda juga menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan persediaan barang dagang, salah
satunya berupa beras. Karena pada dasarnya, beras adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus di beli oleh konsumen.
Dengan minimnya persediaan beras di PT. Indogrosir Samarinda maka hal ini juga dapat mempengaruhi efektifitas laba pada
perusahaan PT. Indogrosir Samarinda.
Persediaan beras yang ada pada PT Indogrosir Samarinda pun terkadang mengalami kekosongan, hal ini sering terjadi
pada Bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Kekosongan persediaan beras disebabkan distributor yang tidak mampu
memenuhi permintaan PT Indogrosir Samarinda, sehingga permintaan konsumen juga tidak bisa terpenuhi dengan maksi-
mal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian penilaian persediaan beras terhadap perolehan
laba pada PT. Indogrosir Samarinda.
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penilaian persediaan beras
dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO) menghasilkan perolehan laba lebih besar dibandingkan dengan
menggunakan metode Last In First Out (LIFO) maupun metode Average?
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan pada PT. Indogrosir Samarinda sebuah perusahaan dagang perkulakan yang
berlokasi di Jln. AW. Syahranie No. 51 Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian
ini difokuskan pada penilaian persediaan berdasarkan metode FIFO, LIFO dan Average dan kontribusinya terhadap perolehan laba.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Metode Penilaian Persediaan First In First Out (FIFO)
Menurut Eddy Herjanto (2010:263), cara menghitung persediaan dengan metode First In First Out (FIFO) adalah sebagai
berikut :
Xxx
Persediaan awal
Pembelian xxx +
Tersedia untuk dijual Xxx
Penjualan xxx -
Persediaan akhir Xxx
2. Metode Penilaian Persediaan Last In First Out (LIFO)
Menurut Eddy Herjanto (2010:263), cara menghitung persediaan dengan metode Last In First Out (LIFO) adalah sebagai
berikut :
Xxx
Persediaan awal
Pembelian xxx +
Tersedia untuk dijual Xxx
Penjualan xxx -
Persediaan akhir Xxx
3. Metode Penilaian Persediaan Average
Menurut Hery (2015:242), cara menghitung persediaan dengan metode Average adalah sebagai berikut :
Jumlah Biaya Persediaan Awal Xxx
Biaya Pembelian Periode Berjalan xxx :
Nilai Persediaan Average per unit Xxx
4. Perhitungan Laba
Metode FIFO LIFO Average
Penjualan ……………. ……………. …………….
Persediaan Awal ……………. ……………. …………….
Pembelian ……………. ……………. …………….
Barang Tersedia Dijual ……………. ……………. …………….
Persediaan Akhir ……………. ……………. …………….
Harga Pokok Penjualan ……………. ……………. …………….
Laba ……………. ……………. …………….
Sumber : Yamit dalam Lau Elfreda Aplonia (2019:28)
Tabel 2 Kuantitas Pembelian dan Penjualan Beras pada PT. Indogrosir Samarinda
Bulan Januari sampai dengan Juni 2020
Bulan/ Pembelian Penjualan Bulan/ Pembelian Penjualan
Tanggal (kg) (kg Tanggal (Kg) (Kg)
Januari Februari
1 Pa 1000 - 3 10.000 1.500
4 - 550 5 - 2.020
10 - 200 6 - 1.070
11 6.500 - 9 - 960
15 - 1.250 11 - 2.850
18 - 1.200 13 - 1.070
23 - 1.050 16 13.000 2.035
24 - 3.000 20 - 2.015
26 7.500 1.100 23 - 1.550
27 - 940 25 - 1.240
29 - 1.180 26 - 1.500
31 - 2.530 27 - 2.200
28 - 2.150
Mei Juni
3 - 1.000 2 - 1.500
4 - 1.020 4 - 1.200
6 - 1.040 7 - 1.800
8 - 1.500 8 - 1.250
9 11.000 1.270 11 11.000 2.080
11 - 2.500 12 - 3.000
13 - 1.025 15 - 2.025
15 - 1.035 21 - 1.420
16 - 1.800 22 - 1.300
19 - 1.600 25 - 1.200
23 - 1.450 28 12.000 1.450
26 12.000 2.700 29 - 2.690
29 - 1.500 30 - 1.650
30 1.850
31 1.200
Januari 15,000 11,500 172,500,000 13,000 11,500 149,500,000 2,000 11,500 23,000,000
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa Perusahaan lebih tepat jika menggunakan Metode First
In First Out (FIFO) dibandingkan dengan Metode Last In First Out (LIFO) maupun Metode Average dalam menghitung nilai
persediaan, karena nilai persediaan akhir menggunakan Metode First In First Out (FIFO) lebih besar dibandingkan dengan
Metode Last In First Out (LIFO) maupun Metode Average. Metode First In First Out (FIFO) akan memberikan harga pokok
penjualan yang lebih rendah daripada Metode Last In First Out (LIFO) maupun Metode Average, sehingga dengan
menggunakan Metode First In First Out (FIFO) akan memberikan laba yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan
Metode Last In First Out (LIFO) maupun Metode Average.
5. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk PT. Indogrosir Samarinda adalah sebagai berikut sebaiknya perusahaan
PT Indogrosir Samarinda mempertahankan dalam penggunaan metode FIFO, LIFO maupun Average karena masing-masing
metode memiliki efesiensi dalam persediaan barang dagang. Untuk keperluan internal, metode biaya average adalah yang
paling sering digunakan karena meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat fluktuasi dalam harga, sehingga mem-
berikan estimasi biaya yang lebih stabil untuk pekerjaan di masa mendatang. Untuk keperluan eksternal, metode LIFO adalah
yang paling populer karena keuntungan yang akan diperoleh dari penghematan adanya kenaikkan harga. Untuk barang da-
gang yang mudah kadaluarsa seperti makanan, perusahaan lebih baik menggunakan metode FIFO karena di nilai dapat
meminimalkan kerugian rusak kemasan produk yang akan dijual, metode FIFO juga akan menghasilkan laba yang lebih besar
dibandingkan dengan metode LIFO maupun metode Average. Sedangkan bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti perse-
diaan barang dagang menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), diharapkan dengan metode tersebut dapat
memaksimalkan stok agar tidak menumpuk ataupun terjadi kekosongan pada perusahaan dagang.
References
[1] Herjanto, Eddy. 2010. Manajemen Operasi. Jakarta : Gramedia
[2] Herjanto, Eddy. 2013. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : Grasindo
[3] Hery. 2015. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta : Universitas Indonesia
[4] Hidayat, Herlin. 2019. Menjadi Manajer Operasi (Manufaktur dan Jasa). Jakarta : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
[5] Lau Elfreda Aplonia, 2019.Analisis Pengukuran dan Persediaan dan Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan, Dedikasi, Jurnal Ilmiah
Sosial, Hukum dan Budaya, Volume 20 No 1. Mei, LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
[6] Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Nonkeuangan. Jakarta : Erlangga
[7] Samryn, L.M. 2012. Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Edisi Pertama. Kencana : Katalog Dalam
Terbitan
[8] Simatupang, Fredy Saparius Putra. 2017. Analisis Metode Penilaian Persediaan Untuk Mencapai Laba Yang Optimal Pada Perusahaan
OSI Electronic Manufacturing. Riau : Universitas Kepulauan Riau
Stevenson, W.J., Chuong, S.C. 2014. Manajemen Operasi Perspektif Asia Edisi Sembilan. Jakarta : Salemba Empat