Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

SELULITIS
A. Pengertian
Selulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan. Tempat yang
paling sering terkena adalah ekstremitas, tetapi juga dapat terjadi di kulit kepala, kepala, dan
leher (Cecily, Lynn Betz., 2014).
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang pada orang-orang
dengan imunitas normal, biasanya disebabkan oleh Streptococcus pyrogenes (Graham &
Robin., 2015).
B. Penyebab Dan Faktor Prediposisi
Organisme penyebab selulitis adalah Staphylococcus aureus, streptokokus grup A, dan
Streptococcus pneumoniae (Cecily, Lynn Betz., 214). Organisme penyebab bisa masuk ke
dalam kulit melalui lecet-lecet ringan atau retakan kulit pada jari kaki yang terkena tinea
pedis, dan pada banyak kasus, ulkus pada tungkai merupakan pintu masuk bakteri. Faktor
predisposisi yang sering adalah edema tungkai, dan selulitis banyak didapatkan pada orang
tua yang sering mengalami edema tungkai yang berasal dari jantung, vena dan limfe (Graham
& Robin., 2015).
Rosfanty, (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang memperparah resiko dari
perkembangan selulitis, antara lain :
1. Usia
2. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
3.  Diabetes mellitus
4.  Cacar dan ruam saraf
5.  Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
6.  Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
7.  Penggunaan steroid kronik
8. Gigitan & sengat serangga, hewan, atau gigitan manusia
9. Penyalahgunaan obat dan alcohol
10. Malnutrisi
C. Manifestasi Klinik
Tempat infeksi ditandai dengan pembengkakan dengan batas tidak tegas disertai nyeri tekan
dan hangat. Infeksi dapat meluas ke jaringan yang lebih dalam atau menyebar secara sistemik.
1. Reaksi lokal
a. Lesi dengan batas tidak jelas
b. Area selulit biasanya nyeri, merah, dan hangat
c. Jaringan mengeras
2. Reaksi sistemik
a. Demam
b. Malaise menggigil
c. Garis merah sepanjang jalur drainase limfatik
d. Kelenjar getah bening membesar dan nyeri
D. Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan epidermis kulit menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Selulitis biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri pada luka, luka bakar, atau infeksi kulit lainnya, terutama oleh Streptococcus grup A
dan Staphylococcus aureus, tetapi dapat pula timbul pada pejamu (host) dengan tanggap imun
yang lemah (immunodeficiency) atau menyertai erisipelas. Penyakit ini cenderung menyebar
ke rongga jaringan dan dataran cekung karena pelepasan sejumlah besar hialuronidase yang
memecahkan zat dasar polisakarida. Selain itu juga terjadi fibrinolitik yang mencernakan
barier fibrin dan lesitinase yang menghancurkan membran sel oleh bakteri.
Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang
dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat. Selulitis yang tidak
berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, streptokokus lain atau
Stafilokokus aureus
E. PENATALAKSANAAN
1) Pada pengobatan umum kasus selulitis, faktor hygiene perorangan dan lingkungan harus
diperhatikan.
2) Sistemik
Berbagai obat dapat digunakan sebagai pengobatan selulitis
Penisilin G prokain dan semisintetiknya
a) Penisilin G prokain
Dosisnya 1,2 juta/ hari, I.M. Dosis anak 10000 unit/kgBB/hari. Penisilin merupakan obat
pilihan (drug of choice), walaupun di rumah sakit kota-kota besr perlu dipertimbangkan
kemungkinan adanya resistensi. Obat ini tidak dipakai lagi karena tidak praktis, diberikan
IM dengan dosis tinggi, dan semakin sering terjadi syok anafilaktik.
b) Ampisilin
Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan. Dosis anak 50-100 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 4 dosis.
c)  Amoksisilin
Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Kelebihannya lebih praktis karena dapat diberikan setelah makan. Juga cepat absorbsi
dibandingkan dengan ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
d) Golongan obat penisilin resisten-penisilinase
Yang termasuk golongan obat ini, contohnya: oksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis
kloksasilin 3 x 250 mg/hari sebelum makan. Dosis flukloksasilin untuk anak-anak adalah
6,25-11,25 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
3) Topikal
Bermacam-macam obat topikal dapat digunakan untuk pengboatan selulitis. Obat topical anti
mikrobial hendaknya yang tidak dipakai secara sistemik agar kelak tidak terjadi resistensi dan
hipersensitivitas, contohnya ialah basitrasin, neomisin, dan mupirosin. Neomisin juga
berkhasiat untuk kuman negatif-gram. Neomisin, yang di negeri barat dikatakan sering
menyebabkan sensitisasi, jarang ditemukan. Teramisin dan kloramfenikol tidak begitu efektif,
banyak digunakan karena harganya murah. Obat-obat tersebut digunakan sebagai salap atau
krim.
4) Pada kasus yang berat, dengan kematian jaringan 30 % (necrotizing fasciitis) serta
memiliki gangguan medis lainnya, hal yang harus dilakukan adalah operasi pengangkatan
pada jaringan yang mati ditambah terapi antibiotik secara infuse, pengangkatan kulit,
jaringan, dan otot dalam jumlah yang banyak, dan dalam beberapa kasus, tangan atau kaki
yang terkena harus diamputasi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata
sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
b. BUN level
c. Kreatinin level
d. Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
e. Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas pada daerah penampakan
luka namun sangat membantu pada area abses atau terdapat bula.
f. Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita belum memenuhi beberapa
kriteria; seperti area kulit yang terkena kecil, tidak terasa sakit, tidak ada tanda sistemik
(demam, dingin, dehidrasi, takipnea, takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor resiko.
2. Pemeriksaan Imaging
a. Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak lengkap (seperti kriteria
yang telah disebutkan)
b. CT (Computed Tomography)
Baik Plain-film Radiography maupun CT keduanya dapat digunakan saat tata klinis
menyarankan subjucent osteomyelitis.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada diagnosis infeksi selulitis
akut yang parah, mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis
dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.
G. Pengkajian Fokus
a. Biodata
Berisikan nama,tempat tangal lahir,jenis kelamin,umur,alamat,suku bangsa, dan penyakit ini
dapat menyerang segala usia namun lebih sering menyerang usia lanjut.
b. Keluhan utama
Pasien merasakan demam,malaise,nyeri sendi dan menggigil.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan badanya demam,malaise,disertai dengan nyeri sendi dan menggigil dan
terjadi pada area yang robek pada kulit biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini apakah pasien alkoholisme dan
malnutrisi
e. Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang mengalami sekit yang sama sebelumnya,apakah keluarga ada riwayat
penyakit DM, dan malnutrisi
f. Kebiasaan sehari-hari
Biasanya selulitis ini timbul pada pasien yang higine atau kebersihanya jelek
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Cukup baik
2) Kesadaran         : composmetis, lemah, pucat
3) TTV                    : biasanya meningkat karena adanya proses infeksi
4) Kepala               : rambut bersih tidak ada luka
5) Mata                  : Konjungtiva anemis,skela tidak ikterik
6) Hidung        : tidak ada polip,hidung bersih
7) Leher       : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada       :
• I         : datar,simetris umumnya tidak ada kelainan
• Pa      : ictus cordis tidak tampak
• Pe      : sonor tidak ada kelainan
• A        : tidak ada whezing ronchi
9) Abdomen                    :
• I   : supel datar tidak ada distensi abdomen
• Pa : tidak ada nyeri tekan
• Pe : tidak ada kelainan atau tympani
• A : bising usus normal atau tidak ada kelainan
10) Ekstremitas bawah : Adakah luka pada ekstremitas serta oedem
11) Ekstremitas atas      : Adakah luka pada ekstremitas serta oedem
12) Genetalia          : tidak ada kelainan
13) Integumen         : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu
daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak
seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa
ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang
bisa pecah.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan  rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
3. Resiko  infeksi

I. Perencanaan Keperawatan
1. Gangguan  rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
Tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam nyeri klien berkurang
atau terkontrol
KH
- Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
- Klien dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri,
Pergerakan klien bertambah luas.
- Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.
- S: 36-37,5 °C, N: 60 – 100 x /menit T : 130/80 mmHg RR 18-20 x/menit
Intervensi
a. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat nyeri
b. Pertahankan ekstrimitas yang dipengaruhi      dalam   posisi      yang ditemukan
c. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifan
d. Ubah   posisi   sesering   mungkin,   pertahankan   garis   tubuh   untuk menccegah
penekanan dan kelelahan.
e. Bantuan   dan   ajarkan   penanganan   terhadap   nyeri,   penggunaan imajinasi,
f. Relaksasi dan lannya
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
Tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam tidak terjadi kerusakan
integritas kulit atau integritas kulit membaik
KH
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
Intervensi
a. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
b. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
c. Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
d. Cegah kontaminasi feses dan urin
e. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
f. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

3. Resiko  infeksi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam klien tidak terjadi
infeksi
KH
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
Intervensi
a. Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka
b. Bersihkan luka dengan normal salin
b. Rawat luka dengan konsep steril
c. Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
d. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tanda dan gejala dari
infeksiKolaborasi pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep Bronkopneumonia
    Askep Bronkopneumonia
    Dokumen6 halaman
    Askep Bronkopneumonia
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI HEMODIALISA
    OPTIMASI HEMODIALISA
    Dokumen8 halaman
    OPTIMASI HEMODIALISA
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Askep Perawatan Luka
    Askep Perawatan Luka
    Dokumen9 halaman
    Askep Perawatan Luka
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Peb Icu
    Asuhan Peb Icu
    Dokumen8 halaman
    Asuhan Peb Icu
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP Bronchopneumonia
    LP Bronchopneumonia
    Dokumen8 halaman
    LP Bronchopneumonia
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • SNH Laporan
    SNH Laporan
    Dokumen12 halaman
    SNH Laporan
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP Halusinasi
    LP Halusinasi
    Dokumen15 halaman
    LP Halusinasi
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Resum Jiwa
    Resum Jiwa
    Dokumen6 halaman
    Resum Jiwa
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP Selulitis
    LP Selulitis
    Dokumen6 halaman
    LP Selulitis
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • DHF Laporan
    DHF Laporan
    Dokumen10 halaman
    DHF Laporan
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP Halusinasi
    LP Halusinasi
    Dokumen15 halaman
    LP Halusinasi
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • STROKE PASIEN
    STROKE PASIEN
    Dokumen11 halaman
    STROKE PASIEN
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Askep SNH
    Askep SNH
    Dokumen11 halaman
    Askep SNH
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Askep Halusinasi
    Askep Halusinasi
    Dokumen10 halaman
    Askep Halusinasi
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak DHF
    Askep Anak DHF
    Dokumen9 halaman
    Askep Anak DHF
    arizal febrino
    Belum ada peringkat
  • PERAWATAN BBLR
    PERAWATAN BBLR
    Dokumen5 halaman
    PERAWATAN BBLR
    arizal febrino
    Belum ada peringkat
  • Sap BBLR
    Sap BBLR
    Dokumen9 halaman
    Sap BBLR
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP SNH
    LP SNH
    Dokumen10 halaman
    LP SNH
    Airin Teratai
    0% (1)
  • LP SNH
    LP SNH
    Dokumen10 halaman
    LP SNH
    Airin Teratai
    0% (1)
  • LP SNH
    LP SNH
    Dokumen10 halaman
    LP SNH
    Airin Teratai
    0% (1)
  • Askep Neonatus Hipoglikemi
    Askep Neonatus Hipoglikemi
    Dokumen8 halaman
    Askep Neonatus Hipoglikemi
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Askep Gerontik Susmiati DM
    Askep Gerontik Susmiati DM
    Dokumen13 halaman
    Askep Gerontik Susmiati DM
    Yuli Ratnanti
    Belum ada peringkat
  • Askep SNH
    Askep SNH
    Dokumen11 halaman
    Askep SNH
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Pijat Bayi
    Pijat Bayi
    Dokumen7 halaman
    Pijat Bayi
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen6 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen11 halaman
    LP DM
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • LP Hiperbilirubin
    LP Hiperbilirubin
    Dokumen13 halaman
    LP Hiperbilirubin
    Airin Teratai
    Belum ada peringkat
  • Diare Anak
    Diare Anak
    Dokumen9 halaman
    Diare Anak
    Teratai tiga
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Anak
    Diare Akut Anak
    Dokumen14 halaman
    Diare Akut Anak
    Teratai tiga
    Belum ada peringkat