Anda di halaman 1dari 14

Muhamad Hanif Firdaus

04166731
Teknik Pangan
1. Peta konsep modul 1 dan 2

GAS

GAS GAS
IDEAL NYATA
Persamaan Persamaan
Persamaan Gas Virial Beattle- Bridgeman Persamaan Van
Ideal Hukum Gas Ideal: Der Waals

PV = nRT pada 1 Hukum Boyle Pencairan Gas Isoterm Gas Keadaan Kritis
atm, T 25⁰C Nyata gas Van Der Waals
Hukum Charles
Hukum Gay Hukum Temperature
Lussac Berthelot Hukum Keadaan
Boyle
Sehubungan
Hukum Avogadro
Persamaan Gas Ideal

2.buat Tabel untuk menjelaskan hukum-hukum gas ideal. Tabel itu terdiri dari siapa
penemu, bagaimana bunyi hukum itu apa kelebihan dan kekurangan masing-masing
hukum itu;

Penemu Bunyi/isi hukum Kekurangan Kelebihan


Robert Boyle (Hukum “Apabila suhu gas yang 1. Hukum Boyle, hukum
berada dalam ruang Charles dan hukum Gay-
Boyle)
tertutup dijaga konstan, Lussac memberikan hasil
maka tekanan gas yang akurat apabila
berbanding terbalik tekanan dan massa jenis
dengan volumenya”. gas tidak terlalu besar. Di
samping itu, ketiga
Secara sistematis, hukum tersebut juga
pernyataan tersebut dapat
hanya berlaku untuk gas
dituliskan:
yang suhunya tidak
P ∞ 1/V, untuk P.V =
mendekati titik didih.
konstan atau:
P 1 .V 1 = P 2 .V 2
Jacques Charles “Apabila tekanan gas 2. Berdasarkan
(Hukum Charles) yang berada dalam
ruang tertutup dijaga kenyataan ini, bisa
konstan, maka volume disimpulkan bahwa
hukum Boyle, hukum
gas berbanding lurus
Charles dan hukum Gay-
dengan Lussac tidak bisa
diterapkan untuk semua
suhu kondisi gas. Karena tidak
mutlaknya.” bisa berlaku untuk semua
kondisi gas ril, maka kita
memerlukan konsep Gas
Secara matematis,
Ideal alias gas sempurna.
pernyataan tersebut
dapat dituliskan: 3. Dalam menyelesaikan
V∞T soal-soal hukum gas,
Josep Louis Gay- “Apabila volume gas suhu harus dinyatakan
Lussac (Hukum Gay yang berada pada ruang dalam skala Kelvin.
Apabila tekanan gas
Lussac) tertutup dijaga konstan,
masih berupa tekanan
maka tekanan gas ukur, ubah terlebih
berbanding lurus dengan dahulu menjadi tekanan
suhu mutlaknya”. absolut. Tekanan
absolut
Pernyataan tersebut = tekanan atmosfir +
tekanan ukur.
dikenal dengan Hukum
Gay Lussac. Secara
matematis dapat
dituliskan:
P∞T
Amedeo Avogadro “ apabila volume yang
(Hukum Avogadro) ditempati oleh gas ideal
berbanding lurus dengan
jumlah molekul gas yang
ada dalam wadah.”

Hal ini
menghasilkan volume
molar gas, yang
pada STP (273.15 K, 1
atm) adalah sekitar
22.4 L. Hubungan ini
dinyatakan oleh
❑V1 V2
❑ n1 = n 2

Persamaan Gas Didapat dengan


Ideal/Hukum Gas menggabungkan Hukum
Boyle, Hukum Charles,
Gabungan dan Hukum Gay-Lussac.
(Boyle,Charles,Gay Persamaan ini
Lussac) menunjukkan hubungan
antara tekanan, volume,
dan suhu bagi gas dengan
massa (kuantitas) tetap:
PV=nRT=NkT

3.dari sumber-sumber di internet coba cari contoh-contoh penerapan dalam


perhitungan: hukum Gay-Lussac; Hukum Charles, Hukum Boyle, Hukum Avogadro,
persamaan gas ideal, dan hukum Dalton;

1. Hukum Gay-Lussac
Tentukan banyaknya volume gas hidrogen yang bereaksi dengan 16 liter gas oksigen dan
menghasilkan uap air.
jawab
untuk menentukan perbandingan volume kita harus mencari perbandingan koefisien gas dalam
reakasi.
H2(g) + O2(g) → H2O(g) (kita setarakan reaksi)
2 H2 + O2 → 2 H2O (setara)
dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien 2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
jika kita punya gas oksigen 16 liter, maka volume hidrogen yang diperlukan
2/1 x 16 = 32 liter gas hidrogen.

2. Hukum Charles
Sejumlah gas ideal berada diruang tertutup mula-mula bersuhu 27 oC supaya tekanannya menjadi 4
kali semula maka suhu ruang tersebut adalah
Diketahui: P1= 1 atm
P2= 4atm
T1= 27oC + 273 = 300 K
Ditanya: T2 ????

V1= V2
T1

T2

1 = 4
300 T2
T2 =300 .
4

T2 = 1200 – 273
= 927 O K

3. Hukum Boyle

Sebuah ruangan tertutup terdapat gas didalamnya dengan volume 200 mL. Jika tekanan ruangan
tersebut adalah 60 cmHg, maka hitunglah tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 mL?
Pembahasan:
Diketahui:
V1 = 200 mL
V2 = 150 mL
P1 = 60 cmHg
Ditanyakan: P2 =…?
Jawaban:

P1 . V1 = P2 . V2
60 cmHg . 200 mL = P2 . 150 mL
P2 = 1200 cmHg/15
P2 = 80 cmHg

4. Hukum Avogardo
Jika 5 liter gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama jumlah molekulnya 3n, maka tentukan:
Volume gas CO2 yang mengandung 6n buah molekul CO2
Jumlah molekul dari 15 liter gas oksigen
Jawab:
Volume CO2
⇔ Volume CO2 = (jumlah molekul CO2/jumlah molekul H2) × volume H2
⇔ Volume CO2 = (6n/3n) × 5 liter
⇔ Volume CO2 = 10 liter
Jumlah molekul O2
⇔ Jumlah molekul O2 = (volume O2/volume H2) × jumlah molekul H2
⇔ Jumlah molekul O2 = (15/5) × 3n
⇔ Jumlah molekul O2 = 9n buah molekul

5. Persamaan gas ideal


Volume oksigen (O2) 5 liter bertekanan 2 x 105Pa memiliki massa 16 gram. Jika R = 8,31 J/mol.K,
berapakah suhu helium tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 16 gram
Mr O2= Ar O x 2 = 32
P = 2 x 105Pa
R = 8,31 J/mol.K
V = 5 liter = 5 x 10-3 m3
Ditanya: T … ?
Jawab:
n = M/Mr = 16/32
sehingga
P.V=n.R.T
T = P.V/n.R
T = (2 x 105)(5x 10-3)/(0,5)(8,31)
T = 2,406 x 102K

6. Hukum Dalton
Karbon dapat bergabung denganhidrogen dengan perbandingan 3 : 1 membentuk gas
metana berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada
metana ?
Solusi :
C:H=3:1
Maka massa H = 1/3 x 900 gram
= 300 gram.
4. dari modul dan sumber lain coba buat matriks untuk membandingan persamaan: Virial, Beattie-
Bridgeman, dan Berthelot

Persamaan Berhelot
Persamaan ini berlaku pada gas dengan temperatur rendah (≤ 1 atm), yaitu:
Pc = tekanan kritis (tekanan pada titik kritis) dan Tc = temperatur kritis (temperatur pada titik kritis). P, V, n, R, T adalah besaran yang sama seperti pada hukum gas ideal biasa. Persama

Persamaan Beattie-Bridgeman
Dalam persamaan ini terdapat lima konstanta. Persamaan Beattie-Bridgeman ini terdiri atas dua persamaan, persamaan pertama untuk mencari nilai tekanan (P), sedangkan p

persamaan keadaan virial merupakan Suatu persamaan yang


dapat menggambarkan perilaku gas pada tekanan tinggi. Adanya persamaan virial ini karena pada persamaan gas Van Der Waals tidak dapat menggambarkan perilaku gas pada tekanan tinggi. Persamaan virial dikembangkan o
PV = RT (1+ + + + …..)
(1.39)
dengan B, C, D, …. adalah koefisien virial kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Koefisien-koefisien tersebut ternyata merupakan fungsi temperatur dan bergantung pada jenis gas. Dalam bentuk lain
PV = RT (1+ B`P + C`P2 +D`P3 +….)
(1.40)
dengan B’, C’, D’, dan seterusnya merupakan fungsi temperatur.

5. apa yang dimaksud dengan istilah pencairan gas, isoterm gas nyata, dan tabiat gas nyata?;

 Pencairan gas adalah proses perubahan fasa dari gas menjadi cair/proses penurunan
suhu gas dengan cara pendinginan dan expansi pada suhu rendah dengan tekanan di
bawah 1 atm.
 Isoterm gas nyata adalah jika hubungan tekanan-volume untuk gas nyata diukur pada
berbagai temperatur, maka akan diperoleh grafik 3.5, pada temperatur tinggi, isoterm
sangat mirip gas ideal sedangkan pada temperatur rendah menunjukan hal yang
berbeda, adanya daerah datar/horisontal pada temperatur rendah memerlukan
perhatian lebih.
 Tabiat gas nyata adalah sifat-sifat gas nyata yaitu A. Volume molekul gas nyata tidak dapat
diabaikan, B. Terdapat gaya tarik-menarik antara molekul-molekul gas terutama jika
tekanan diperbesar atau volum diperkecil, C. Adanya interaksi atau gaya tarik-menarik antar
molekul gas nyata yang sangat kuat, menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan
tekanan ke
dinding menjadi kecil, lebi kecil daripada gas ideal, D. Memenuhi persamaan P + (n2a/V2) (V-
nb) = nRT.

6.dari sumber di internet, coba cari dan terangkan contoh penerapan persamaan Van der
Waals dalam perhitungan; perhitungan tetapan Van der Waals dengan menggunakan
data kritik; dan penerapan hukum keadaan untuk mengevaluasi temperatur Boyle;

Satu kg mol gas berada dalam sebuah ruang pada suhu dengan tekanan bar.
Hitunglah volume dalam / gas dengan menggunakan persamaan Van der Waals untuk gas yang
tidak ideal:

, Yang dalam hal ini bar / ), bar


/( ) dan / . Bandingkan hasilnya dengan volume yang dihitung dengan
persamaan gas ideal . Gunakan metode Newton-Raphson untuk menghitung nilai . (Petunjuk:
Persamaan Van der Waals di atas ditulis sebagai:

. Tentukan terlebih dahulu turunan terhadap .

Jawaban :

Pertama-tama kita membuat plot grafik dari terlebih dahulu.

Kita susun persamaan tersebut yaitu :

dengan nilai-nilai parameter , , , , dan ,


sehingga persamaannya menjadi:

Dengan menggunakan software maple 13,0 dari waterloo kita dapat membuat plot grafiknya yaitu :
Plot Grafik persamaan gas Van Der Waals
Dari grafik diatas kita dapat menentukan tebakan awal kita . Sekarang kita akan menyelesaikan

persamaan dengan menggunakan metode

Newton-Rapshon dengan Rumus .

terlebih dahulu kita mencari turunan dari fungsi diatas yaitu

Dengan tebakan awal kita terapkan dalam rumus


erikut adalah plot solusi persamaan Van Der Waals dengan 5 kali iterasi :

Plot Grafik Solusi persamaan Van Der Waals dengan metode Newton-Raphson
Setelah melakukan 5 kali iterasi maka didapatkan akar-akar persamaannya yaitu : .
jadi dapat di simpulkan bahwa . atau dengan kata lain bahwa volume gas tersebut
adalah /

Jika kita bandingkan dengan menggunakan persamaan gas ideal yaitu maka kita dapatkan volume

gas tersebut adalah

7.jelaskan istilah-istilah berikut dengan contoh yang jelas yang diambil dari sumber lain
di internet: sistem dan keragamannya, istilah lingkungan, batas dan keragamannya,
variabel termodinamika dan sifat-sifatnya, sifat-sifat fungsi keadaan;

 Sistem adalah benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan
menjadi pusat perhatian.

Jenis-jenis sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi
antara sistem dan lingkungannya, yaitu :
1) Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan
motor bakar.
Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan
bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem
terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat
permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga
disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah
 Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif
bila keluar dari sistem
 Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif
bila diberikan (masuk) kedalam sistem.
2) Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak
terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa
yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik
dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem
tersebut.
Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung,
namun volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak
(moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem
tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon
tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam
balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada sistem
(Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena
sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu
konstan) maka sistem ini disebut control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
 Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
 Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding
diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat mencapai suhu
yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak
memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding diatermik
adalah dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang
singkat (cepat).
3) Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel
keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas,
konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari
koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain.
 Lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut
 Batas adalah daerah yang memisahkan dari
lingkungan macam – macam batas:
- Dinding pejal, yaitu dinding yang bentuk dan posisinya tetap
- Dinding impermiabel, yaitu dinding yang tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran materi
- Dinding permeabel, yaitu dinding yang memungkinan terjadinya pertukaran materi
dan konsekuensinya juga energi
- Dinding adiabatik, yaitu dinding yang tetap mempertahankan energi jika tidak
dikenai gaya dari luar (termos)
- Dinding diatermik, yaitu dinding yang saat dipertahankan pejal/ tetap akan
mencegah transfer materi tetapi dapat dilewati energi.
 Beberapa variable penting yang ditunjukkan, yaitu: tekanan, temperatur, volume
spesifik, energi dalam dan entalpi.

A. Temperatur
Panas dan dingin suatu benda dapat dirasakan dengan mudah dengan indra manusia.
Namun, indra manusia sangatlah relatif dan terbatas. Sebagai contoh panasnya air mungkin
dirasankan hangat oleh sebagian orang dan sangat panas bagi sebagian orang lainnya. Di sisi
lain indra manusia tidak dapat digunakan untuk panas yang ekstrem contoh suhu api,
knalpot, dll. Oleha karena itu variabel temperatur dibutuhkan agar memudahkan untuk
menunjukkan seberapa panas atau dingin sustu benda.

B. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai besarnya perbandingan antara gaya yang bekerja dengan luas
permukaan dimana gaya tersebut bekerja.

C. Volume spesifik
Volume spesifik (v) adalah besaran yang menunjukkan volume setiap satu satuan massa.
Besaran ini merupakan kebalikan dari rapat jenis (ρ).

D. Energi dalam spesifik


Energi dalam spesifik adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar "energi dalam"
suatu zat setiap satu satuan massanya. Energi dalam itu sendiri adalah besarnya energi
kinetik molekul zat tersebut. Secara teori molekul zat akan selalu bergerak jika
temperatunya di atas 0 K sehingga memiliki energi kinetik. Seperti halnya konsep energi
secara umum, energi dalam memiliki sifat relatif pada acuan tertentu. Namun yang dapat
diketahui adalah selisih energi antara dua keadaan yang berbeda.

E. Entalpi spesifik
Entalpi adalah besaran yang menunjukkan energi kalor total yang dimiliki suatu zat pada
keadaan tertentu. Besarnya entalpi merupakan penjumlahan dari energi dalam dalam dan
perkalian tekanan dan volumenya. Sedangkan entalpi spesifik adalah besarnya entalpi setiap
satu satuan massanya.

 Sifat-sifat dari sistem dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu intensif (intensive) dan
ekstensif (extensive).
Sifat intensif adalah sifat dari sistem yang bergantung pada massa, seperti : suhu, tekanan
dan rapat massa (density).
Sifat ekstensif adalah sifat sistem yang tidak –hanya- bergantung pada massa, tapi
bergantung pada ukuran sistem.
Total massa, total momentum, total volume adalah beberapa contoh dari sifat ekstensif.
Cara mudah untuk menentukan sebuah sifat sistem termasuk intensif atau ekstensif adalah
dengan membagi sistem kedalam beberapa bagian, apabila sifat itu berubah nilainya, maka
sifat itu termasuk ke dalam sifat intensif. Sedangkan apabila nilai dari sifat itu berubah, maka
sifat itu termasuk ke dalam sifat ekstensif.

8. cari di internet pembuktian secara matematis beberapa fungsi keadaan;

Entropi adalah suatu fungsi keadaan yang secara matematis didefinisikan


sebagai, dS = δqrev / T.................................................................(30)
dalam ungkapan ini δqrev ialah kalor yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan secara
reversibel. Karena dS merupakan diferensial total, maka perubahan entropi yang terjadi dalam
setiap proses atau reaksi diberikan oleh,
dS = S2 – S1.................................................................................(31)
dengan S1 dan S2 berturut-turut ialah entropi sistem dalam keadaan awal dan akhir.
C. PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTROPI
a. Pada proses fisis
1) Proses yang tidak disertai dengan pengubahan fasa.
2) Proses pengubahan fasa secara revorsibel
3) Proses pengubahan fasa secara tak-reversibel
b. Perubahan entropi pada reaksi kimia

D. PERUMUSAN HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA


Menurut hukum ini : Semua proses atau reaksi yang terjadi di alam semesta, selalu disertai
dengan peningkatan entropi. Jika ∆Sas ialah perubahan entropi yang terjadi di alam semesta,
maka bagi setiap proses spontan berlaku, ∆Sas > 0.
Dengan memandang alam semesta itu sebagai sistem dan lingkungan, maka dapat pula dikatakan
bahwa untuk semua proses spontan berlaku,
∆Ssistem + ∆Slingkungan > 0.................................................................(32)
dengan ∆Ssistem ialah perubahan entropi sistem dan ∆Slingkungan ialah perubahan entropi
lingkungan.

1. Perubahan Entropi Sebagai Persyaratan Kesetimbangan


Telah diuraikan bahwa setiap proses yang berlangsung secara spontan dalam sistem tersekat
selalu disertai dengan peningkatan entropi. Bila entropi sistem mencapai harga yang maksimum,
maka entropi tidak akan dapat berubah lagi dan bila ∆S = 0, keadaan ini akan tercapai apabila
proses berjalan reversibel atau apabila sistem mencapai kesetimbangan. Jadi bagi setiap
perubahan dalam ‘sistem tersekat’ berlaku:
∆S ≥ 0.....................................................................................(33)
dengan tanda > untuk proses spontan dan tanda = untuk reversibel dan sistem dalam
kesetimbangan.

2. Kebergantungan Entropi pada Temperatur


Entropi reaksi (S) bergantung pada suhu. Kebergantungan ini dapat diturunkan sebagai berikut:
α A + β B → γ C + δD
∆S = γ SC + δ SD – α SA- β SB
diferensiasi terhadap suhu pada tekanan tetap memberikan,
dS = δqrev / T = dH / T = Cp dT / T

maka [∂S/∂T]p = Cp dT /T...............................................................(34)


ungkapan di atas dapat diubah menjadi,
[∂ (∆S) /∂T]p = ∆Cp /T..............................................................(35)
jika pada kurun suhu tertentu Cp , tidak banyak bergantung pada temperatur, sehingga dapat
dianggap tetap, maka persamaan (35) dapat diintegrasi menjadi,
∆S2 – ∆S1 = ∆Cp ln (T2/T1)................................................................(36)
dengan ∆S1 dan ∆S2 berturut-turut ialah perubahan entropi pada suhu T1 dan T2
9.jelaskan dengan contoh dari internet, hal-hal berikut: kerja (w) dan kalor sebagai
fungsi jalannya proses; proses: isotermik, isobarik, isokhorik, siklis, reversible; dan

“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W,
maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.

Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan
fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang bisa merubah
keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem
melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.

Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor
pada lingkungan. Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke
dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang
terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.

Rumus Hukum Termodinamika 1

Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = ∆U+W

Dengan ketentuan, jika:


Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan
usaha W(-) → sistem dikenai
usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam

ΔU = Q − W

Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)

Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0
10. buat Tabel dengan contoh untuk membedakan hukum 1, 2, 3, dan ke 0 termodinamika

Hukum Termodinamika 0 "Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan


termal dengan sistem ketiga, maka mereka
berada dalam kesetimbangan termal satu sama
lain"
Hukum Temodinamika 1 "Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja."

Rumus/Persamaan 1 Termodinamika:
Q = W + ∆U
dimana:
Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)
W = energi/usaha (J)
∆U = perubahan energi (J)
Hukum Termodinamika 2 "Kalor mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya."
Hukum Termodinamika 3 "Suatu sistem yang mencapai temperatur nol
absolut, semua prosesnya akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum."
"Entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol."

Anda mungkin juga menyukai